BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi … · 2017. 8. 11. · 38 BAB IV . HASIL...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi … · 2017. 8. 11. · 38 BAB IV . HASIL...
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata
pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran yang berpusat pada guru. Guru banyak
menggunakan metode ceramah. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung hampir 70%
guru mendominasi pembicaraan. Guru tidak pernah melibatkan siswa dalam pemberian contoh
pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Hal
ini membuat siswa pasif selama proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa, dari 22 siswa yang hadir hanya ada 4 orang siswa yang berani
menjawab pertanyaan dari guru. Metode tanya jawab tersebut siswa diharapkan semakin
memahami isi pelajaran.
Alat peraga dapat membantu menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan
dapat meningkatkan hasil belajar. Namun pada kenyataannya, selama proses belajar mengajar
guru tidak menggunakan alat peraga. Setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran
hasil evaluasi masih jauh dari harapan. Siswa dinyatakan tuntas jika hasil belajar skornya sama
atau di atas 70. Jika siswa belum mencapai skor 70 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Hasil
belajar siswa pada pra siklus yaitu skor tertinggi 80, skor terendah 50. Rata-rata yang diperoleh
mencapai 65,68. Skor rata-rata 65,68 jika mengacu pada sekolah dengan KKM 62 sudah tuntas,
akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan KKM 70. Ketuntasan hasil belajar IPS pada pra
siklus dapat dilihat pada tabel 4.1
Kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPS semester 2 tahun 2013/2014. Data
hasil ulangan IPS dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
39
Tabel 4.1
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus
N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 50-59 4 18,18% Tidak Tuntas
2 60-69 10 45,45% Tidak Tuntas
3 70-79 6 27,27% Tuntas
4 80-89 2 9,10% Tuntas
5 90-100 - 0%
JUMLAH 22 100%
Nilai Rata-rata 65,68
Nilai maks. 80
Nilai min. 50
Tuntas 8
Tidak Tuntas 14
Prosentase Ketuntasan 36%
Prosentase Ketidaktuntasan 64%
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS dapat dikatakan
hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai
antara 50-59 frekuensinya ada 4 dengan Persentase 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa,
60-69 frekuensinya ada 10 dengan Persentase 45,45% dari jumlah keseluruhan siswa, skor
nilai antara 70-79 frekuensinya ada 6 dengan Persentase 27,27% dari jumlah keseluruhan
siswa, dan skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9,10% dari
jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 90-100 frekuensinya 0 dengan persentase 0%.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
40
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai Pra
Siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus
No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
1 < 70 Tidak Tuntas 14 64%
2 ≥ 70 Tuntas 8 36%
Jumlah 22 100%
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum
maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Terdapat 14 (64%) siswa yang tidak tuntas
dalam pembelajaran sesuai dengan KKM dan terdapat 8 (36%) siswa yang tuntas dalam
pembelajaran IPS. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dilihat pada distribusi
frekuensi diagram lingkaran pada gambar 4.4.
0
2
4
6
8
10
12
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
JUMLAH SISWA
41
Gambar 4.4
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada
Pra Siklus
Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari KKM dengan presentase 64% . Sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal dengan presentase 36%.
Minat Belajar siswa pada Pra Siklus. Rentang skor minat dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Rentang Skor Minat Belajar Siswa Pra Siklus
No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase
1 64-75 Sangat Minat 0 0%
2 52-63 Minat 11 50%
3 40-51 Cukup Minat 10 45,45%
4 28-39 Kurang Minat 1 4,55%
5 di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0%
JUMLAH 22 100%
64%
36%
< 70 Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
42
Dari tabel 4.5 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat
sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 1 siswa dengan
Persentase 4,55% dan kategori cukup minat frekuensinya 10 siswa dengan Persentase 45,45%.
Kategori minat sebanyak 11 siswa dengan Persentase 50%. Kategori sangat minat yaitu 0 siswa
dengan Persentase 0%. Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram 4.6 sebagai
berikut:
Gambar 4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar Pra Siklus
4.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I
Pertemuan pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan KD 2.1 Mengenal aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumberdaya alam dan potensi lain di daerahnya. Dalam siklus I
ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran,
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di
lingkungan setempat dan macam-macam potensi daerah dengan menggunakan pendekatan
Inkuiri adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis
0
2
4
6
8
10
12
Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat
43
mengklasifikasikan masalah, membuat kesimpulan dan presentasi. Dipersiapkan juga media
yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain LKS, gambar-gambar potensi alam, gambar
bentuk kegiatan ekonomi, dan alat tulis, perangkat evaluasi yang meliputi butir-butir soal, lembar
angket minat belajar siswa, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan 1
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 berlangsung pada pukul 07.00-
08.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bentuk kegiatan ekonomi. Menyiapkan
LKS dan menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi
selama proses pembelajaran, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang
akan diisi oleh observer dan angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada
saat awal pembelajaran guru mengucapkan salam , mengkondisikan siswa siap menerima
pelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan menyanyikan lagu kring-kring ada
sepeda.Kegiatan selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa tentang pemanfaatan sepeda
termasuk dalam jenis kegiatan ekonomi. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
yaitu pendekatan inkuiri.
Kegiatan inti guru memberikan teks materi jenis kegiatan ekonomi. Siswa menyimak
materi melalui teks yang diterima. Setelah siswa selesai menyimak teks materi jenis kegiatan
ekonomi . Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan memberikan LKS pada setiap
kelompok. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan ekonomi yang ada di
masyarakat. Siswa membuat catatan kegiatan ekonomi tersebut terjadi di mana. Siswa secara
berkelompok merumuskan masalah sertaa hipotesis kegiatan ekonomi. Guru membantu kegiatan
merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis dengan memberikan pernyataan dengan
jawaban ya atau tidak. Hasil kerja kelompok dibacakan perwakilan anggota kelompok.
44
Kegiatan penutup, guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari.
Guru menjelaskan runtutan pembelajaran dalam pendekatan Inkuiri. Namun, Siswa
terkadang kurang mau mengeluarkan pendapatnya. Dari kelemahan pertemuan pertama maka
pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru
mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah
memberikan batasan waktu pada tiap kegiatan dan lebih merata dalam melempar pertanyaan.
Minat siswa dalam bertanya,mengemukakan pendapat,mengulang kembali hasil diskusi perlu
ditingkatkan.
b. Pertemuan 2
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 April 2014 pada pukul 07.00 WIB.
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar macam-macam potensi daerah,
menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama
proses belajar mengajar, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang diisi
oleh observer dan lembar angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada
saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran, menyampaikan apersepsi dan tujuaan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru
mendemonstrasikan gambar macam potensi alam. Kemudian dilanjutkan dengan guru membagi
LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok tentang macam-macam
potensi daerah.
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini masih sama dengan pertemuan
pertama. Setelah selesai mengerjakan, setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang lain diperbolehkan memberikan
tambahan maupun sanggahan. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan hasil diskusi dan dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi siklus I.
45
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama
oleh semua siswa, penghargaan terhadap siswa masih kurang. Pada saat diskusi guru hanya
cenderung di kelompok tertentu saja belum menyeluruh. Dari kelemahan dalam pembelajaran
pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi
tersebut diantaranya adalah berikan kesimpulan bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu
ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah.
Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya
jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran,
ajak semua siswa melakukan refleksi.
1.2.3 Hasil Observasi
Hasil observasi/ pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan minat belajar
siswa pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada
lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 18 item terdiri dari pendahuluan, tahap Inkuiri
dan penutup, pada lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6) sejumlah 15 item.
Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan minat belajar siswa dapat dilihat pada
penjelasan berikut:
a. Pertemuan pertama
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan
pembelajaran tersedia RPP, menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran aktif, membantu siswa membangun pemahaman sendiri,
memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.
Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik
sehingga memudahkan interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah
kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik,
umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian oleh
guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama
siswa dan pengelolaan waktu belum sempurna. Guru belum sepenuhnya membimbing siswa
dalam setiap kelompok.
46
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan
selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru kelas mengenai
kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah untuk
memberikan kesimpulan bersama-sama siswa, pengelolaan waktu perlu direncanakan dengan
baik dan guru lebih menyeluruh dalam membibing siswa. Keaktifan siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa
pada pembelajaran.
b. Pertemuan Kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan
pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, kegiatan menggambarkan pembelajaran
siswa aktif dan minat belajar siswa pada pelajaran IPS meningkat. Kemudian pada awal
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan
terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik,
ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian
perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap
pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan minat
belajar siswa (lampiran 6), minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah meningkat,
pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan
apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif
bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok. Pada akhir kegiatan siswa bersama guru
menyimpulkan pembelajaran.
1.2.4 Hasil Analisis Data Siklus I
Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD N Ringin Harjo 01 diperoleh dengan mengadakan
tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua. Dari hasil tes tersebut diketahui
terjadi peningkatan hasil belajar IPS. Hasil belajar disajikan pada tabel daftar nilai IPS ,
dan berikut disajikan pada tabel 4.7.
47
Tabel 4.7
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS pada Siklus 1
N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 50-59 2 9,10% Tidak Tuntas
2 60-69 2 9,10% Tidak Tuntas
3 70-79 2 9,10% Tuntas
4 80-89 9 40,90% Tuntas
5 90-100 7 31,80% Tuntas
JUMLAH 22 100%
Nilai Rata-rata 80,90
Nilai maks. 95
Nilai min. 55
Tuntas 18
Tidak Tuntas 4
Prosentase Ketuntasan 82%
Prosentase Ketidaktuntasan 18%
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS pada siklus 1 telah
meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran
yaitu mencapai KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya
ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 2
dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79
frekuensinya ada 2 dengan Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor
nilai antara 80-89 frekuensinya ada 9 dengan persentase 40,90% dari jumlah keseluruhan
siswa, skor nilai 90-100 frekuensinya 7 dengan persentase 31,80%. Berdasarkan tabel 4.7
dapat digambarkan dalam diagram4.8 sebagai berikut:
48
Gambar 4.8 Diagram Perolehan Hasil Belajar IPS pada Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai
siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I
Skor Kriteria Frekuensi Persentase
< 70 Tidak Tuntas 4 18%
≥ 70 Tuntas 18 82 %
Jumlah 22 100 %
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri ada
peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai <70
terdapat 4 siswa dengan persentase 18% dan skor nilai ≥70 terdapat 18 siswa dengan persentase
82%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18
siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.9 dapat dilihat pada distribusi frekuensi
diagram lingkaran pada gambar 4.10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
JUMLAH SISWA
49
Gambar 4.10
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada
Siklus 1
Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari KKM dengan presentase 18%. Sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal dengan presentase 82%.
Minat Belajar siswa juga mengalami peningkatan. Rentang skor minat dapat dilihat pada
tabel 4.11
Tabel 4.11
Rentang Skor Minat Belajar Siswa Siklus 1
No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase
1 64-75 Sangat Minat 7 31,82%
2 52-63 Minat 12 54,55%
3 40-51 Cukup Minat 3 13,63%
4 28-39 Kurang Minat 0 0%
5 di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0%
JUMLAH 22 100%
18%
82%
< 70 Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
50
Dari tabel 4.11 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat
sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 0 siswa dengan
Persentase 0% dan kategori cukup minat frekuensinya 3 siswa dengan Persentase 13,63%.
Kategori minat sebanyak 12 siswa dengan Persentase 54,55%. Kategori sangat minat yaitu 7
siswa dengan Persentase 31,82%. Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan dalam diagram 4.12
sebagai berikut:
Gambar 4.12 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siklus 1
4.2.5 Refleksi Siklus I
Kegiatan yang dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan pertama dan kedua adalah mengadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui pendekatan inkuiri. Dari
diskusi ini terbukti dengan pendekatan inkuiri siswa lebih aktif selama proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa juga meningkat. Penggunaan pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang
efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan semua siswa
tergolong dalam klasifikasi minat belajar dan hasil belajar meningkat. Namun masih ada
kekurangan yang harus diperbaiki diantaranya :
0
2
4
6
8
10
12
14
Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat
51
Hasil dari observasi yang diperoleh pada perencanaan pembelajaran pertemuan pertama
yaitu guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif.
Kemudian pada pendekatan pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran membantu
siswa membangun pemahaman mereka sendiri. Suasana yang aktif sudah diciptakan guru dengan
memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat dalam merumuskan masalah,
mengidentifikasi masalah dan merumuskan hipotesis melalui diskusi kelompok. Pada
manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik,
namun waktu belum dikelola dengan baik. Selanjutnya pada kegiatan menyimak,
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis juga dipantau
dengan baik. Sedangkan hasil dari lembar observasi siswa pada pertemuan pertama yaitu: pada
kegiatan awal siswa aktif dalam menanggapi apersepsi, dan siswa serius mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan inti siswa
menyimak materi yang disajikan guru dengan baik. Selain itu, siswa aktif berdiskusi dalam
mengidentifikasi masalah, bersemangat dalam merumuskan masalah serta hipotesis. Pada
kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.
Kelemahan dalam pembelajaran pada siklus I ini adalah pada saat kegiatan menyimak
masih terlihat siswa yang bergurau dengan teman. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada
pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut adalah guru meningkatkan
minat siswa dalam menyimak materi.
Diketahui hasil pengamatan dari guru kelas pada siklus I maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat
tinggi yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data melalui diskusi, membuat kesimpulan, merekomendasikan,
membuat laporan dan mempresentasikan.
2. Pada saat kegiatan awal pembelajaran penyampaian apersepsi dan tujuan
pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan
kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.
52
3. Siswa menemukan masalah serta jawaban dari diskusi kelompok.
4. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh teman dalam
satu kelompok.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan Pendekatan Inkuiri belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga keterampilan kerjasama siswa masih kurang.
2. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar mengajar.
3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal terutama dalam bertanya
dan mengemukakan pendapat.
4. Adanya siswa yang belum menghargai pendapat siswa lain.
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap
kegiatan yang dilaksanakan siswa.
2. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
3. Perlu dilakukan peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama
mendorong siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
4. Memberikan pengarahan pada siswa
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Dalam siklus 2 terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
4.3.1 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran,
meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang manfaat potensi di daerah dalam
kegiatan ekonomi dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri, media yang digunakan dalam
pembelajaran ini antara lain LKS, gambar-gambar pemanfaatan potensi daerah, dan alat tulis,
perangkat evaluasi yang meliputi butir-butir soal, lembar angket minat belajar siswa, serta
lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini
dibuat untuk dua kali pertemuan.
53
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 pada pukul 07.00-08.10 WIB.
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar-gambar pemanfaatan potensi alam seperti
pertanian, perkebunan, peternkan, dan perikanan. Menyiapkan LKS, menyiapkan kamera yang
akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses pembelajaran, RPP, dan
buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru yang diisi oleh observer dan angket minat
belajar siswa yang akan diisi oleh siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan
salam , menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan
Pendekatan Inkuiri. Pada kegiatan inti, guru melakukan demonstrasi dengan gambar-gambar
pemanfaatan potensi daerah.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi LKS tentang pemanfaatan potensi alam.
Siswa mencari berbagai contoh pemanfaatan potensi alam dari gambar yang diamati. Setelah
siswa selesai mengerjakan LKS, siswa perwakilan dari kelompok maju ke depan
mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok yang lain dapat memberikan sanggahan maupun
menambahkan hasil presentasi kelompok lain. Sampai semua kelompok mendapat giliran maju
ke depan mempresentasikan hasil diskusi. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal
yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan di kelas.
b. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan hari Kamis, 24 April 2014 pada pukul 07.00-08.10 WIB.
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, seperti alat peraga seperti gambar pemanfaatan potensi alam, menyiapkan LKS,
menyiapkan soal evaluasi, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar, RPP, dan buku pembelajaran, lembar observasi
untuk guru yang akan diisi oleh observer dan angket minat belajar siswa yang akan diisi oleh
siswa sendiri. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran, menyampaikan apersepsi dan tujuaan pembelajaran. Pada
54
kegiatan inti, guru mendemonstrasikan gambar potensi alam dan pemanfaatannya. Kemudian
dilanjutkan dengan guru membagi LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara
kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini masih sama dengan pertemuan
pertama setiap kelompok mencari kegiatan ekonomi sesuai potensi daerah seperti perdagangan,
perindustrian, peternakan dan perikanan. Setelah selesai mengerjakan siswa perwakilan
kelompok diminta untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan maupun sanggahan dari hasil diskusi
kelompok lain. Sampai semua kelompok mendapat giliran maju ke depan mempresentasikan
hasil diskusi. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil diskusi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan membagikan soal
evaluasi siklus II.
4.3.3 Hasil Observasi
Hasil observasi/ pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan minat belajar
siswa pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada
lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 18 item terdiri dari pendahuluan, tahap Inkuiri
dan penutup, pada lembar pengamatan minat belajar siswa (lampiran 6) sejumlah 15 item.
Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan minat belajar siswa dapat dilihat pada
penjelasan berikut:
c. Pertemuan pertama
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan
pembelajaran tersedia RPP, menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran aktif, membantu siswa membangun pemahaman sendiri,
memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.
Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik
sehingga memudahkan interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah
kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik,
umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian oleh
55
guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum dilakukan bersama
siswa dan pengelolaan waktu belum sempurna.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan
selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru kelas mengenai
kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah untuk
memberikan kesimpulan bersama-sama siswa dan pengelolaan waktu perlu direncanakan dengan
baik. Keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan
tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran.
d. Pertemuan Kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan
pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, kegiatan menggambarkan pembelajaran
siswa aktif dan minat belajar siswa pada pelajaran IPS meningkat. Kemudian pada awal
pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan
terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik,
ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian
perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap
pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan minat
belajar siswa (lampiran 6), minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah meningkat,
pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan
apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif
bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, setiap kelompok antusias dalam mengikuti
permainan, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan
kesimpulan sendiri.
4.3.4 Hasil Analisis Data Siklus II
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Pendekatan Inkuiri yang terdiri
dari 2 pertemuan pada siklus 2 dan diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada tabel
4.13
56
Tabel 4.13
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS pada Siklus 2
N0 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 50-59 0 0% Tidak Tuntas
2 60-69 2 9,10% Tidak Tuntas
3 70-79 1 4,54% Tuntas
4 80-89 5 22,73% Tuntas
5 90-100 14 63,63% Tuntas
JUMLAH 22 100%
Nilai Rata-rata 88,18
Nilai maks. 100
Nilai min. 65
Tuntas 20
Tidak Tuntas 2
Prosentase Ketuntasan 91%
Prosentase Ketidaktuntasan 9%
Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPS pada siklus 1 telah
meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran
yaitu mencapai KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya
ada 0 dengan Persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 2 dengan
Persentase 9,10% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada
1 dengan Persentase 4,54% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80-89
frekuensinya ada 5 dengan persentase 22,73% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai 90-
100 frekuensinya 14 dengan persentase 63,63%. Berdasarkan tabel 4.13 dapat digambarkan
dalam diagram 4.14 sebagai berikut:
57
Gambar 4.14 Diagram Perolehan Hasil Belajar IPS Pada Siklus 2
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai
siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus 2
Skor Kriteria Frekuensi Persentase
< 70 Tidak Tuntas 2 9 %
≥ 70 Tuntas 20 91%
Jumlah 22 100 %
Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri ada
peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada siklus I, untuk skor nilai < 70
terdapat 2 siswa dengan presentase 9% dan skor nilai ≥ 70 terdapat 20 siswa dengan persentase
91%. Jadi dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20
siswa dari jumlah keseluruhan 22 siswa dengan rata-rata 88,18 nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 65.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.15 dapat dilihat pada distribusi frekuensi
diagram lingkaran pada gambar 4.16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
JUMLAH SISWA
58
Gambar 4.16
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada
Siklus 2
Berdasarkan pada gambar 4.16 kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Inkuiri siswa yang belum tuntas atau di bawah KKM sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%
sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 20 siswa dengan persentase 91% yang
berarti indikator kinerja penelitian pada siklus 2 telah tercapai dengan baik.
Minat Belajar siswa juga mengalami peningkatan. Rentang skor minat dapat dilihat pada
tabel 4.17
Tabel 4.17
Rentang Skor Minat Siswa Pada Siklus II
No Rentang Skor Keterangan Frekuensi Presentase
1 64-75 Sangat Minat 17 77,27%
2 52-63 Minat 5 22,73%
3 40-51 Cukup Minat 0 0%
4 28-39 Kurang Minat 0 0%
5 Skor di bawah 27 Sangat Kurang Minat 0 0%
JUMLAH 22 100%
9%
91%
< 70 Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
59
Dari tabel 4.17 dapat diketahui frekuensi yang pada kategori sangat kurang minat
sebanyak 0 siswa dengan Persentase 0%, kategori kurang minat sebanyak 0 siswa dengan
Persentase 0% dan kategori cukup minat frekuensinya 0 siswa dengan Persentase 0%. Kategori
minat sebanyak 5 siswa dengan Persentase 22,73%. Kategori sangat minat yaitu 17 siswa dengan
Persentase 77,27%. Berdasarkan tabel 4.17 dapat digambarkan dalam diagram 4.18 sebagai
berikut:
Gambar 4.18 Diagram Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Siklus 2
4.3.5 Refleksi Siklus II
Hasil dari observasi yang diperoleh pada perencanaan pembelajaran Siklus II pertemuan
pertama dan kedua yaitu guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran
mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melalui kegiatan diskusi kelompok.
Kemudian pada pendekatan pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran membantu
siswa membangun pemahaman mereka sendiri. Suasana yang aktif sudah diciptakan guru dengan
memberikan kesempatan siswa berdiskusi kelompok mengungkapkan pendapat dalam
merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan
membuat kesimpulan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan
dipersiapkan dengan baik dan waktu sudah dikelola dengan baik. Selanjutnya dalam kegiatan
menyimak, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis juga
dipantau dengan baik. Sedangkan hasil dari lembar observasi siswa yaitu: pada kegiatan awal siswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sangat Minat Minat Cukup Minat Kurang Minat Sangat Kurang Minat
60
aktif dalam menanggapi apersepsi, dan siswa serius mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Dalam kegiatan inti siswa menyimak materi yang disajikan guru
dengan baik. Selain itu siswa aktif dalam mengidentifikasi masalah, bersemangat dalam merumuskan
masalah serta hipotesis. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan
guru.
Kelemahan dalam pembelajaran pada siklus I ini diantaranya pada saat membimbing siswa
berdiskusi dalam merumuskan masalah dan hipotesis, guru kurang memantau secara menyeluruh
sehingga siswa kurang teliti dalam merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis, dan masih
terdapat beberapa siswa yang bergurau dengan temannya. Diketahui hasil pengamatan tentang
bagaimana pembelajaran menggunaan Pendekatan Inkuiri dalam penerapannya masih banyak
kekurangan yang terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru kurang memantau diskusi siswa,
siswa saat melakukan diskusi cenderung berbicara dengan teman dan membicarakan hal yang
lain diluar materi pembelajaran. Dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa sangat berminat, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu
pembelajaran, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan
guru yang perlu diperbaiki misalnya ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada
setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.
Berikut rincian refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 adalah sebagai
berikut :
A. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
4. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran
5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat
6. Siswa melakukan refleksi bersama guru.
B. Kekurangan
1. Hambatan
- Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh guru
61
2. Penyelesaian
- Guru harus membatasi waktu untuk mengerjakan LKS, dan diskusi kelompok,
agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya siswa dapat berkonsentrasi
dengan tenang dan dapat mengerjakan degan benar.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam menggunakan
Pendekatan Inkuiri pada mata pelajaran IPS khususnya materi sifat-sifat bangun ruan di kelas IV
SD Negeri Ringin Harjo 01 Tahun 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel
4.19 distribusi perbandingan skor ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
Tabel 4.19
Distribusi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus 2
No Ketuntas
an
Belajar
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuen
Si
Presen
tase
Freku
ensi
Presen
tase
Freku
ensi
Presen
Tase
1 Tidak
Tuntas
14 64% 4 18% 2 9%
2 Tuntas 8 36% 18 82% 20 91%
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
Dari tabel 4.19 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran IPS terbukti untuk klarifikasi tuntas, pada pra siklus ada 8 siswa yang tuntas dan 14
siswa yang tidak tuntas, dengan skor tertinggi 80, skor terendah 50, skor rata-rata 65,68. Pada
siklus 1 terdapat 18 siswa yang tuntas, dan 4 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 95,
skor terendah 55, skor rata-rata 80,90. Pada siklus 2 terdapat 2 siswa yang tidak tuntas, 20 siswa
lainnya telah tuntas dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 65, skor rata-rata 88,18. Hal ini
62
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Pendekatan Inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar.
Untuk perbandingan nilai skor maksimal pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Gambar 4.20
menyajikan perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2.
Gambar 4.20
Grafik Perbandingan Skor Maksimal Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1, dan
Siklus 2
Dari gambar 4.20 dapat dilihat bahwa skor maksimal mengalami peningkatan yang
signifikan dari Pra Siklus 80, naik menjadi 95 pada Siklus 1 dan 100 pada Siklus 2.
Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh kenaikan skor
minimal pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2. Berarti dalam penelitian ini penggunaan
Pendekatan Inkuiri sangat berpengaruh terhadap kenaikan nilai siswa. Gambar 4.21 menyajikan
tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.
80
95100
0
20
40
60
80
100
120
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
63
Gambar 4.21
Grafik Perbandingan Skor Minimal Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1, dan
Siklus 2
Dilihat dari gambar 4.21 ada kenaikan skor minimal dari Pra Siklus 50, 55 pada Siklus 1
dan 65 pada siklus 2.
Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus 1
dan Siklus 2. Gambar 4.22 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra Siklus,
Siklus 1, dan Siklus 2.
Gambar 4.22
Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2
5055
65
0
10
20
30
40
50
60
70
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
65.68
80.988.18
0
20
40
60
80
100
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
64
Dari gambar 4.22 dapat dilihat kenaikan skor rata-rata dari Pra Siklus 65,68, Siklus 1naik
menjadi 80,90 dan pada Siklus 2 naik menjadi 88,18.
4.4.2 Minat Belajar Siswa
Berikut ini dapat dilihat tabel hasil pengisian angket minat siswa sebelum
tindakan, siklus I dan siklus 2 serta rekapitulasi pengelompokkan skor motivasi dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Minat Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Sangat
Kurang
Minat
0 0% 0 0% 0 0%
Kurang
Minat
1 50% 0 0% 0 0%
Cukup
Minat
10 45,45% 3 13,63% 0 0%
Minat 11 4,55% 12 54,55% 5 22,73%
Sangat
Minat
0 0% 7 31,82% 17 77,27%
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
Dari tabel 4.23 dapat diketahui pada Pra siklus yang mendapat kategori sangat kurang
minat 0 dengan presentase 0%, kurang minat 1 siswa dengan presentase 50%, cukup minat
sebanyak 10 siswa dengan presentase 45,45%, minat sebanyak 11 dengan presentase 4,55%,
sangat minat 0 siswa dengan presentase 0%. pada siklus I frekuensi siswa yang mendapatkan
kategori cukup minat sebanyak 3 siswa dengan presentase 13,63%, kategori minat sebanyak 12
siswa dengan presentase 54,55% dan sangat minat sebanyak 7 siswa dengan persentase 31,82%.
Sedangkan Pada siklus 2 frekuensi siswa yang mendapatkan kategori minat sebanyak 5 siswa
65
dengan presentase 22,73% dan sangat minat sebanyak 17 siswa dengan persentase 77,27%. Hal
ini menunjukkan bahwa minat setelah tindakan siklus I dan Siklus 2 menjadi lebih baik
dibandingkan sebelum diberi tindakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Dapat dilihat
adanya peningkatan minat siswa dalam setiap siklusnya, pada siklus I dengan persentase 31,82%
dari keseluruhan jumlah siswa, dan pada siklus II dengan persentase 77,27% dari keseluruhan
jumlah siswa. Grafik 2.24 peningkatan motivasi siswa dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.24 Diagram Peningkatan Minat Siswa
Perolehan skor minat siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
cukup minat Pra Siklus 10 pada siklus 1 sebanyak 3 siswa dan pada siklus II sebanyak 0 siswa.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1 Pembahasan Siklus 1
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri
Ringin Harjo 01 terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan
pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri, dengan skor rata-rata 65,68 sebelum diadakan
penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 80 dengan skor
tertinggi 95 dan skor terendah 55. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan KKM 70
tuntas 80% dengan tingkat keberhasilan 82% (18) dari jumlah siswa sebanyak 22 siswa, dan
pada Siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada yang belum tuntas
dengan presentase 18% (4) siswa.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sangat Kurang Minat
Kurang Minat
Cukup Minat
Minat Sangat Minat
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
66
Minat belajar siswa pada siklus 1 siswa yang berminat 12 dengan presantese 54,55% dan
sangat berminat sebanyak 7 siswa dengan presentase 31,82%.
4.5.2 Pembahasan Siklus 2
Pada siklus 2 penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di
siklus 1. Pada penelitian siklus 1 ketuntasan hasil belajar sebesar 82% dan skor rata-rata 80,90
dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 55. Pada Siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat
menjadi 91% dan skor rata-rata meningkat menjadi 88,18 dengan skor tertinggi 100 dan skor
terendah 65. Pada siklus 2 terdapat 2 siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan kedua siswa
ini selalu mengganggu temannya pada saat diskusi kelompok. Pada saat kelompok lain
membacakan mereka berdua juga kurang menghargai temannya.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa dalam
pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran cukup besar. Siswa
lebih aktif mengikuti proses pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru lebih
berani mengemukakan pendapat, dapat dilihat Minat belajar siswa pada siklus 2 meningkat
siswa yang sangat berminat menjadi 17 siswa dengan presentase 77,27.
Setelah dilakukan Siklus 1 dan Siklus 2 dengan Siklus 1sebanyak 2 kali pertemuan dan
Siklus 2 sebanyak 2 kali pertemuan, dapat membuat siswa lebih paham dalam pembelajaran IPS
dengan materi pokok “Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Daerah”.
4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Pada kondisi pra siklus hanya sebanyak 36% siswa telah mengalami ketuntasan dengan
skor rata-rata 65,68 dan skor terendah 50, skor tertinggi 80. Setelah diadakan tindakan penelitian
melalui Pendekatan Inkuiri pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu sebanyak
82% siswa mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 80,90 skor terendah 55, skor tertinggi 95.
Walaupun sudah terjadi peningkatan namun masih dilakukan tindakan pada sikklus 2. Pada
tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 91% siswa mengalami
ketuntasan hasil belajar, dengan skor rata-rata 88,18, skor tertinggi 100 dan skor terendah 65.
67
Dengan demikian perbandingan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus 2
mengalami peningkatan yang signifikan.
Minat Belajar siswa setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 melalui
Pendekatan Inkuiri terjadi peningkatan minat belajar siswa yaitu sebanyak 54,55% siswa
berminat dan 31,82% sangat berminat. Pada tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan sebanyak
22,73% berminat dan 77,27% sangat berminat dalam pembelajaran. Dengan demikian
perbandingan tingkat minat belajar siswa dari siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa, hal ini
disebabkan karena dalam pembelajaran Inkuiri siswa langsung diajak untuk mengidentifikasi
masalah secara berkelompok, selanjutnya stiap kelompok diminta untuk merumuskan hipotesis,
merekomendasikan jawaban. Hal ini akan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
Apabila siswa mengikuti langkah-langkah Inkuiri dengan baik maka hasil belajar dan minat
belajar siswa akan meningkat.
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti yaitu pembelajaran dengan menerapkan
Pendekatan Inkuiri maka hasil belajar dan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 4
SDN Ringin Harjo 01 Semester II Tahun 2013/2014 meningkat.