BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah...

28
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subyek penelitian kelas 5. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 12 orang. SDN Rejowinangun Utara 03 terletak di desa Paten Jurang Kota Magelang. Lokasi SD ini ada di tengah kota, namun berada di dalam kampung, sangat padat pemukiman penduduk. Kondisi bangunan di SD ini sudah cukup bagus dan bersih. Perpustakaan juga cukup bagus dan luas. Namun fasilitas pembelajaran masih tergolong minim, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran, belum terdapat ruang multimedia. Tenaga pengajar di SD Rejowinangun Utara 03 ini terdiri dari guru kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan setiap kelas diampu 1 guru, juga terdapat tenaga pengajar agama 1 guru, serta guru olahraga 1 guru. 4.2 Hasil penelitian 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 dengan jumlah siswa 12 pada mata pelajaran IPA yaitu dengan melihat hasil nilai ulangan semseter 1 didapati bahwa hasil belajar IPA siswa sebanyak 7 siswa ( 58,33%) nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM. Untuk KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah sebesar ≥ 65. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03

Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013 dengan subyek

penelitian kelas 5. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 12 orang. SDN Rejowinangun

Utara 03 terletak di desa Paten Jurang Kota Magelang. Lokasi SD ini ada di

tengah kota, namun berada di dalam kampung, sangat padat pemukiman

penduduk. Kondisi bangunan di SD ini sudah cukup bagus dan bersih.

Perpustakaan juga cukup bagus dan luas. Namun fasilitas pembelajaran masih

tergolong minim, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran, belum terdapat ruang

multimedia. Tenaga pengajar di SD Rejowinangun Utara 03 ini terdiri dari guru

kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan setiap kelas diampu 1 guru, juga terdapat

tenaga pengajar agama 1 guru, serta guru olahraga 1 guru.

4.2 Hasil penelitian

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03

dengan jumlah siswa 12 pada mata pelajaran IPA yaitu dengan melihat hasil nilai

ulangan semseter 1 didapati bahwa hasil belajar IPA siswa sebanyak 7 siswa (

58,33%) nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM. Untuk KKM yang

ditentukan oleh pihak sekolah adalah sebesar ≥ 65. Data hasil belajar siswa

kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

32

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa IPA Prasiklus

No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan

1. < 50 - - Belum tuntas

2. 50 – 54 2 16,66 % Belum tuntas

3. 55 – 59 2 16,66 % Belum tuntas

4. 60 – 64 3 25 % Belum tuntas

5. 65 – 69 - - Belum tuntas

6. 70 – 74 1 8,33% Tuntas

7. 75 – 79 - Tuntas

8. 80 – 84 2 16,66% Tuntas

9. 85 – 89 2 16,66% Tuntas

10. 90 – 94 - - Tuntas

11. 95 – 100 - - Tuntas

Jumlah 12 100 %

Rata- Rata 65,83

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

KKM ≤ 65

Dari data pada tabel 4.1, terlihat bahwa perbandingan siswa yang

mencapai KKM adalah 5 siswa atau 41,66 % dan siswa yang belum mencapai

KKM berjumlah 7 siswa atau 58,33% siswa dengan uraian siswa yang mendapat

nilai antara 50 – 54 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 55 – 59

sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 60 – 64 sebanyak 2 siswa,

siswa yang mendapat nilai antara 70 – 74 sebanyak 1 siswa, siswa yang mendapat

nilai antara 75 – 79 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapat nilai antara 85 – 89

sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata kelas 50,91, dengan perolehan terendah yaitu 50

dan tertinggi 85. Mengacu pada KKM ≥ 65 maka presentase keseluruhan siswa

yang mencapai ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel

berikut ini :

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

33

Tabel 4.2

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus

Nilai Jumlah Siswa Presentase ( %) Keterangan

< 65 7 58,3 % Belum Tuntas

≥ 65 5 41,7 % Tuntas

Jumlah 12 100%

Rata- Rata 65,83

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 60

Presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Rejowinangun

Utara 03 Kota Magelang sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai kurang dari KKM ≥ 65 sebanyak 5 siswa atau 33,2% dari total

keseluruhan siswa. Berikut ini adalah diagram lingkaran prosentase ketuntasan

hasil belajar sebelum tindakan.

Gambar 4.1

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Berdasarkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, maka dalam

penelitian di SDN Rejowinangun Utara 03 ini digunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan rancangan seperti diuraikan di dalam bab

sebelumnya guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam

dua siklus dan disetiap siklus terdapat dua kali pertemuan.

Tuntas

Belum Tuntas

58,2 % 41,5%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

34

4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus 1 terbagi dalam dua kali pertemuan dengan

rincian sebagai berikut :

4.2.2.1. Pertemuan 1

A. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan hal- hal sebagai

berikut:

1. Merancang RPP yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

3. Mempersiapkan lembar diskusi kelompok, lembar kuis individu, dan

lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru dan siswa.

B. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai pengajar

merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahap perencanaan ke

dalam pembelajaran. Deskripsi pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus I

adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar antara lain

memulai pembelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam,

menanyakan kondisi peserta didik. Dilanjutkan dengan melakukan kegiatan

apersepsi yaitu menunjukkan magnet kepada siswa, serta bertanya

fungsinya. Semua jawaban siswa ditampung dan kemudian pengajar

menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran

hari ini tentang pengelompokan benda magnetis dan non magnetis beserta

contohnya.

2. Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi tentang

memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

Dilanjutkan tanya jawab antar guru dan siswa tentang pengelompokan

benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, lalu siswa diminta

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

35

menyebutkan contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari.

Lalu kegiatan selanjutnya adalah guru membagi kelompok besar yang terdiri

dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan

kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 1

siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.

Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar terjadi interaksi yang heterogen

antara anggota kelompok yang berbeda- beda tingkat kemampuan

akademik, dan gender seperti yang tertera dalam komponen model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pada kegiatan pembagian kelompok ini ternyata siswa masih

canggung dengan model pembelajaran ini, masih sering bertanya kepada

guru, dan akibatnya adalah terjadi keributan kecil antara siswa, ditambah

lagi keributan siswa yang disatukan dengan siswa lain yang bukan pilihan

mereka sendiri.

Setelah siswa dibagi kelompok kemudian guru membagikan bahan

diskusi kelompok tentang benda- benda yang bersifat magnetis dan non

magnetis serta penggunaan magnet dalam kehidupan sehari- hari . Dalam

kegiatan diskusi kelompok ini juga belum terjadi kerjasama dan interaksi

yang positif antar anggota kelompok untuk menyelesaikan bahan diskusi.

Penyebabnya adalah seperti pada waktu kegiatan pembagian kelompok,

siswa belum terbiasa bekerja sama dengan teman yang bukan pilihannya

sendiri. Alhasil yang terjadi adalah siswa yang berbeda kelompok malah

asyik mengobrol sendiri.

Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada waktu

memilih anggota kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas juga terjadi sedikit keributan, karena siswa masih merasa

canggung dan malu untuk mewakili kelompoknya. Kemudian dilanjutkan

dengan membuat kesimpulan antara guru dan siswa tentang materi yang

telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

36

pemberian kuis kepada siswa yang dikerjakan secara inidividu. Kuis

individual digunakan untuk menentukan skor kemajuan tiap siswa dengan

ketentuan skor awal yang telah ditentukan dari nilai semester 1. Kemudian

dari nilai kuis yang diberikan oleh guru dapat diketahui nilai kemajuan

individu siswa. Skor kemajuan kelompok ditentukan dari perkembangan

nilai kelompok siklus pertama pertemuan pertama dan siklus pertama

pertemuan kedua yang masing- masing dijumlahkan dan dibagi dengan

jumlah anggota kelompok. Dari hasil pembagian tersebut didapat rata- rata

nilai tiap kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi akan

mendapatkan penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada pertemuan

selanjutnya

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil

pembelajaran tentang materi pengelompokan benda magnetis dan non

magnetis beserta contohnya. Kemudian guru menutup pembelajaran

pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil pengamatan

berdasarkan lembar observasi.

C. Pengamatan/ Observasi

Pada kegiatan observasi, yang diamati adalah hasil pengamatan berdasarkan

lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer

pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil

pengamatan berdasarkan lembar observasi.

1) Hasil Analisis Observasi Guru

Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan pertama dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut ini.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

37

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan ke-1

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 2,5,6,7,10,14,17,20,25 9 9

2 8,13,16,19,22,24,32 7 14

3 4,12,27,28,30,33 6 18

4 3,1,9,11,15,18,21,23,26,29,31 11 44

Jumlah 85

Dari data hasil observasi lembar observasi guru pada tabel 4.3 kemudian

dihitung skor yang diperoleh menggunakan tabel kriteria skor lembar observasi

guru pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Kriteria Skor Lembar Observasi Guru

No Skor Kualifikasi

1 113 – 132 A

2 97 – 112 B

3 81 – 96 C

4 < 81 D

Pada tabel 4.3 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh adalah 85.

Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor 85 dikualifikasikan mendapat nilai C.

Aktivitas guru dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain dalam

hal memeriksa kesiapan siswa belum terlaksana, guru belum mengoptimalkan

kerjasama siswa di dalam kelompok seperti memotivasi dan mengarahkan untuk

menyelesaikan tugas kelompok.

2) Analisis Hasil Observasi Siswa

Berikut ini adalah hasil analisis dari lembar observasi siswa yang

dilakukan oleh observer pada siklus I pertemuan pertama. Berdasarkan observasi

yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus I

diperoleh data hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

38

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan ke-1

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 7,11,15,17 4 4

2 2,3,4,5,6,13 6 12

3 1,8,9,10,14,18,19 7 21

4 12,16,20,21,22,23 6 24

Jumlah 61

Data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.5 kemudian dianalisis

hasil penskorannya dengan menggunakan tabel kriteria penskoran lembar

observasi siswa pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Kriteria Skor Lembar Observasi Siswa

No Skor Kualifikasi

1 32 – 92 A

2 70 – 82 B

3 47 – 69 C

4 24 – 46 D

5 23 – 35 E

Dari data pada tabel 4.6 diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh

berjumlah 60. Kemudian jumlah skor tersebut jika dilihat dari tabel kriteria skor

lembar observasi siswa pada tabel 4.6 masuk dalam kualifikasi nilai C. Aktivitas

siswa dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan antara lain yaitu siswa

masih ribut sendiri ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

D. Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dinilai masih banyak

kekurangan jika dilihat dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

Berdasarkan hasil diskusi pengajar dengan observer, kekurangan tersebut antara

lain : a) siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

yang menuntut siswa untuk belajar di dalam kelompok, b) siswa masih terlihat

asyik sendiri bermain dengan siswa lain yang berbeda kelompok, c) guru dalam

pembelajaran kurang dapat mengarahkan siswa bekerja dalam kelompok .

Berdasarkan hasil analisis hasil observasi guru dan siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru kelas berdiskusi untuk

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

39

menentukan solusi guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Adapun solusi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Siswa dibimbing lagi untuk dapat bekerja dalam kelompoknya, serta

melakukan pendekatan tentang kesulitan yang dihadapi siswa agar dapat

dipecahkan.

2. Memberikan penguatan terhadap siswa tentang konsep STAD agar siswa

mudah dalam mengikuti pembelajaran dan bekerja sama di dalam

kelompoknya.

4.2.2.2. Pertemuan Kedua

A. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti kembali mempersiapkan pembelajaran

dengan mengacu pada refleksi pertemuan pertama. Persiapan untuk pembelajaran

pertemuan kedua antara lain :

1. Merancang RPP yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya.

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

3. Mempersiapkan lembar diskusi kelompok, lembar kuis individu, soal

evaluasi dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru dan

siswa.

B. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai pengajar

merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahap perencanaan ke

dalam pembelajaran. Deskripsi pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus kedua

adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar antara lain

memulai pembelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam,

menanyakan kondisi peserta didik. Dilanjutkan dengan melakukan

kegiatan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab tentang materi

sebelumnya. Semua jawaban siswa ditampung dan kemudian pengajar

menginformasikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

40

hari ini tentang gaya gravitasi bumi dan membandingkan gerak benda

dalam permukaan yang berbeda.

2. Kegiatan Inti

Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi tentang

memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

Dilanjutkan tanya jawab antara guru dan siswa gaya gravitasi bumi, dan

siswa diminta menyebutkan manfaat gaya gravitasi dalam kehidupan

sehari- hari. Lalu kegiatan selanjutnya adalah guru kembali membagi

kelompok besar yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri

dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri dari 1 siswa

berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa

berkemampuan rendah. Pembagian kelompok ini dimaksudkan agar terjadi

interaksi yang heterogen antara anggota kelompok yang berbeda- beda

tingkat kemampuan akademik, dan gender seperti yang tertera dalam

komponen model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pada kegiatan pembagian kelompok ini sudah lebih kondusif

suasananya daripada pertemuan pertama. Namun masih ada 1 atau 2 siswa

yang membuat gaduh.

Setelah siswa dibagi kelompok kemudian guru membagikan bahan

diskusi kelompok tentang akibat dari tidak adanya daya gravitasi bumi.

Dalam kegiatan diskusi kelompok ini sudah mulai terjadi kerjasama dan

interaksi yang positif antar anggota kelompok untuk menyelesaikan bahan

diskusi. Siswa diminta mampu menyebutkan minimal 3 cara pembuatan

magnet, mampu menyebutkan akibat jika tidak ada gaya gravitasi bumi.

Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada waktu

memilih anggota kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas masih terjadi sedikit keributan, karena siswa masih merasa

canggung dan malu untuk mewakili kelompoknya. Kemudian dilanjutkan

dengan membuat kesimpulan antara guru dan siswa tentang materi yang

telah dipresentasikan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

41

menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Langkah selanjutnya adalah

pemberian kuis kepada siswa yang dikerjakan secara inidividu. Kuis

individual digunakan untuk menentukan skor kemajuan tiap siswa dengan

ketentuan skor awal yang telah ditentukan dari nilai ulangan IPA terakhir.

Skor kemajuan kelompok ditentukan dari perkembangan nilai kelompok

siklus pertama pertemuan pertama dan siklus pertama pertemuan kedua

yang masing- masing dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota

kelompok. Dari hasil pembagian tersebut didapat rata- rata nilai tiap

kelompok. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi akan

mendapatkan penghargaan berupa hadiah yang diberikan pada pertemuan

selanjutnya.

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil

pembelajaran tentang materi gaya gravitasi bumi dan membandingkan

gerak benda dalam permukaan yang berbeda. Kemudian guru menutup

pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah pemaparan hasil

pengamatan berdasarkan lembar observasi.

C. Pengamatan/ Observasi

Pada kegiatan observasi, yang diamati adalah hasil pengamatan

berdasarkan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai

observer pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama. Berikut ini adalah

pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi.

1) Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan Kedua

Hasil observasi data hasil belajar siswa pada pertemuan kedua siklus I

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

42

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I Pertemuan Kedua

No Nilai Jumlah

Siswa Presentasi (%) Keterangan

1 < 50 - - -

2 50 – 54 1 8,33 % Belum Tuntas

3 55 – 59 1 8,33 % Belum Tuntas

4 60 – 64 2 16,66% Belum Tuntas

5 65 - 69 1 8,33 % Tuntas

6 70 - 74 1 8,33 % Tuntas

7 75 - 79 1 8,33 % Tuntas

8 80 - 84 3 25% Tuntas

9 85 - 89 2 16,66% Tuntas

10 90 - 94 -

11 95 - 100 -

Jumlah Siswa 12

Rata- Rata 67,33 %

Nilai tertinggi 86

Nilai terendah 53

KKM 65

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar pertemuan kedua siklus I dapat

disimpulkan bahwa dari 12 siswa yang hadir dalam pembelajaran IPA di kelas 5

SDN Rejowinangun Utara 03 diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai

rentang < 50, 50-54, 55-59, 60-64 berjumlah 4 siswa. Sedangkan untuk siswa

yang mendapatkan nilai 65-100 berjumlah 8 siswa. Sedangkan ketuntasan hasil

belajar pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan

< 65 4 33,3% Belum tuntas

8 66,7% Tuntas

Jumlah Siswa 12 100%

Rata- rata 67,33

Nilai tertinggi 86

Nilai terendah 53

KKM

Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus

I didapatkan data bahwa dari 12 siswa yang mengerjakan soal tes evaluasi, siswa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

43

yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4

siswa atau 33,3 % sedangkan untuk siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal sebanyak 8 siswa atau 66,7 % dengan rata- rata kelas mencapai 67,33.

Jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum melaksanakan model kooperatif

tipe STAD terjadi kenaikan jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu semula 5

siswa sedangkan pada siklus 1 ini yang memenuhi KKM berjumlah 8 siswa. Rata-

rata kelas pun meningkat dari yang semula sebesar 65,83% sedangkan pada

pembelajaran siklus I menjadi 67,33 atau meningkat sebanyak 1,5 poin. Untuk

lebih jelas lagi dapat dilihat diagram ketuntasan hasil belajar siklus I pada gambar

4.2

Gambar 4.2

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar siklus I maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada pembelajaran IPA di kelas 5 SDN Rejowinangun Utara 03 dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan jumlah siswa yang tuntas

KKM. Meskipun demikian penelitian tidak berhenti pada siklus I, karena siklus I

belum memenuhi indikator kinerja yang telah dipaparkan pada bab III yaitu

sebesar 80% dari jumlah siswa yang hadir mendapatkan nilai memenuhi KKM,

untuk menguatkan hasil belajar siswa akan dilanjutkan pada pembelajaran pada

siklus II.

2) Hasil Analisis Lembar Observasi Guru

Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan kedua dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut ini.

Tuntas

66,7%

33,3%

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

44

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan ke-2

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 7,13,18,22 4 4

2 3,14,16,17,19,20,25 7 14

3 9,5,10,12,24,26,28,29,30 9 27

4 1,2,4,6,8,11,15,21,23,27,31,32,33 13 52

Jumlah 92

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan data bahwa jumlah skor yang diperoleh

adalah 97. Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor 97 dikualifikasikan

mendapatkan nilai B. Pada pertemuan kedua siklus I hasil penskoran lembar

observasi guru dapat disimpulkan mengalami peningkatan sebesar 12 poin dari

yang semula 85 poin menjadi 97 poin. Hal ini menunjukkan bahwa pada

pembelajaran pertemuan kedua siklus I sudah lebih baik dari pembelajaran

pertemuan pertama siklus I. Akan tetapi pembelajaran pada pertemuan kedua

masih terdapat kekurangan antara lain guru kurang mengkaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupan sehari- hari.

3) Hasil Analisis Lembar Observasi Siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa

pada pertemuan kedua siklus I diperoleh data hasil observasi yang dapat dilihat

pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-2

Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 - - -

2 5,7,8,15,22 5 10

3 1,2,3,4,10,13,17,20,23 9 27

4 6,9,11,12,14,16,18,19,21 9 36

Jumlah 73

Dari data tabel 4.10 diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh

berjumlah 73. Kemudian skor tersebut jika dilihat dari tabel kriteria skor lembar

observasi siswa pada tabel 4.6 termasuk dalam kualifikasi nilai B. Jika

dibandingkan dengan skor perolehan lembar observasi siswa pada pertemuan

pertama siklus I sebesar 61, dapat disimpulkan bahwa skor lembar observasi

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

45

siklus II mengalami peningkatan sebesar 12 poin. Akan tetapi pada aktivitas siswa

pertemuan kedua siklus I juga masih terdapat kekurangan antara lain siswa masih

kurang aktif bertanya, dan masih terdapat siswa yang sering mengobrol pada saat

pembelajaran sedang berlangsung, namun pada pertemuan kedua ini siswa sudah

mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran.

D. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I hasil belajarnya sudah

mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil prasiklus. Hasil belajar

prasiklus diketahui jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM sebesar 65

sebanyak 41,7% dari jumlah total siswa 12 siswa, sedangkan pada siklus I jumlah

siswa yang nilainya memenuhi KKM adalah sebanyak 66,7% dari jumlah total

siswa yang hadir sebanyak 12 siswa. Akan tetapi pembelajaran pada siklus I ini

belum mencapai kriteria yang ditentukan yaitu sebesar 80% karena ketuntasan

belajar baru 66,7%.

Berdasarkan hasil diskusi observer, dalam pembelajaran pertemuan kedua

dinilai sudah lebih baik dibandingkan pertemuan I. Guru mulai bisa menciptakan

pembelajaran yang menarik, serta menciptakan situasi yang kondusif, guru

mampu mengarahkan siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya.

Dari hasil refleksi ini akan digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki

pembelajaran pada siklus selanjutnya. Perbaikan pembelajaran ini dimaksudkan

agar hasil belajar siswa memenuhi target KKM 65 sebesar 80% dari total siswa

yang hadir pada waktu pembelajaran.

Adapun hasil diskusi antar guru dan peneliti untuk menentukan solusi guna

memperbaiki pembelajaran selanjutnya adalah guru harus tetap mempunyai

strategi untuk membuat kelas tetap kondusif, serta mampu membimbing siswa

agar lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran.

4.2.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan

mempertimbangkan hasil dari pembelajaran siklus I guna memperoleh hasil yang

lebih baik lagi. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus

II.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

46

4.2.3.1. Pertemuan pertama

A. Perencanaan

Berdasarkan hasil diskusi antara observer dengan peneliti, maka dalam

tahap siklus ke II ini peneliti mempersiapkan kembali RPP, alat dan bahan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, serta alat- alat pengumpulan data yang telah

direvisi guna mendapatkan hasil yang lebih baik dari siklus I.

B. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti yang berperan sebagai observer

merealisasikan segala sesuatu yang telah dibuat guna diserahkan kepada guru

selaku pengajar. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan pada siklus II.

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal yang dilakukan pengajar antara lain memulai

pelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan

kondisi peserta didik, setelah itu guru mengumumkan hasil penilaian

kelompok dari hasil mengerjakan kuis individual dan memberi hadiah

kepada kelompok yang mendapatkan poin paling tinggi. Dilanjutkan

dengan melakukan kegiatan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa untuk

melihat bantalan sepatunya, apakah bergerigi ataukah halus, dan guru

bertanya apakah fungsi dari bantalan tersebut. Pengajar menampung

jawaban dari beberapa siswa, lalu guru menginformasikan tujuan

pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran hari ini tentang

membandingkan gerak benda pada dua permukaan yang berbeda.

2. Kegiatan inti

Guru memberikan penjelasan singkat tentang gaya gesek.

Dilanjutkan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang bagaimana cara

memperbesar atau memperkecil gaya gesek. Kegiatan selanjutnya adalah

guru kembali membagi kelompok dengan anggota yang berbeda dengan

siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan siswa untuk

bergabung dan bekerja sama dnegan teman yang berbeda lagi. Siswa

dibagi kedalam kelompok besar yaitu 1 kelompok terdiri dari 4 siswa

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

47

dalam satu kelompok yang terdiri dari 1 siswa yang berkemampuan tinggi,

1 siswa yang berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah.

Berbeda dengan pembagian kelompok yang terjadi pada siklus I,

pada siklus II siswa nampak lebih bisa menerima anggota kelompok yang

telah ditentukan oleh guru. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut

siswa bekerja sama dalam kelompok yang anggotanya telah ditentukan.

Setelah siswa dibagi dalam kelompok, kemudian guru membagikan

bahan diskusi kelompok tentang manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa terlihat antusias

dalam menyelesaikan bahan diskusi kelompok. Guru pun lebih aktif lagi

dalam membimbing siswa bekerja di dalam kelompok.

Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pada waktu

memilih perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

kelompok tidak lagi saling melemparkan siapa yang akan maju untuk

membacakan hasil diskusi, akan tetapi para siswa saling berebut untuk

maju membacakan hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang

belum dipahami.

Langkah selanjutnya adalah pemberian kuas kepada siswa yang

dikerjakan secara indivdu. Skor awal dari kuis individu pada siklus kedua

telah diperbarui lagi berdasarkan hasil skor siklus pertama.

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil

pembelajaran tentang materi gaya gesek. Kemudian guru menutup

pembelajaran dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas.

C. Pengamatan/ Observasi

Pada kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran pertama siklus II, yang

diamati adalah hasil pengamatan lembar observasi yang dilakukan oleh guru yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

48

bertindak sebagai observer pelaksanaan pembelajaran siklus II. Berikut ini adalah

pemaparan hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi guru dan siswa.

1) Analisisi Hasil Observasi Guru

Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan pertama siklus II

dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke-1

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 13,14 2 2

2 2,7,10,21,27,30 6 12

3 1,3,5,9,11,16,18,20,23,25,28,31,32,33 14 42

4 4,6,8,12,15, 17,19,22,24,26,29 11 44

Jumlah 100

Berdasarkan tabel 4.11 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh

adalah 100. Apabila dilihat dari tabel 4.4 maka skor perolehan sebesar 103

dikualifikasikan menjadi nilai B. Aktivitas guru dalam pembelajaran masih

terdapat kekurangan yaitu guru masih kurang mengaitkan materi dengan

keseharian siswa.

2) Analisis Hasil Observasi Siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas siswa

pada pertemuan pertama siklus II diperoleh data hasil observasi yang dapat dilihat

pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan ke-1

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 - - -

2 3,4 2 2

3 5,6,11,12,15,17,18,22 8 24

4 1,2,7,8,9,10,13,14,16, 19,20,21,23 13 52

Jumlah 78

Data hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 4.12 dianalisis hasil

penskorannyadengan menggunakan tabel kriteria penskoran lembar observasi

pada tabel 4.6. Diketahui bahwa skor yang diperoleh sebesar 78 poin. Skor

tersebut bila dilihat dari tabel kriteria skor lembar observasi siswa termasuk

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

49

kualifikasi nilai B. Aktivitas siswa masih ada kekurangan yaitu siswa masih

kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran.

D. Refleksi

Berdasarkan analisis hasil lembar observasi siswa dan guru yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada pertemuan pertama

siklus II ini masih terdapat kekurangan. Kekurangan yang ada antara lain alokasi

waktu melebihi waktu yang ditentukan. Siswa kurang fokus dalam kegiatan

belajar. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru guna memecahkan

masalah tersebut, solusinya adalah guru lebih tegas dalam menentukan batas

diskusi kelompok, pengajar lebih mengemas dengan menarik lagi

pembelajarannya agar siswa tidak bosan.

4.2.3.2 Pertemuan Kedua

A. Perencanaan

Berdasarkan hasil diskusi antara observer dengan peneliti, maka dalam

tahap perencanaan ini peneliti kembali membuat RPP, alat dan bahan ajar yang

mendukung pembelajaran, menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan

untuk menilai kegiatan siswa dan guru.

B. Pelaksanaan

Berikut ini adalah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus

II:

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal yang dilakukan pengajar antara lain memulai

pelajaran dengan memimpin doa, mengucapkan salam, menanyakan kondisi

peserta didik, setelah itu guru mengumumkan hasil penilaian kelompok dari

hasil mengerjakan kuis individual dan memberi hadiah kepada kelompok

yang mendapatkan poin paling tinggi. Dilanjutkan dengan melakukan

kegiatan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa pernahkah menimba sumur

dengan dan tanpa katrol , dan guru bertanya adakah perbedaannya. Pengajar

menampung jawaban dari beberapa siswa, lalu guru menginformasikan

tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran hari ini tentang

pesawat sederhana.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

50

2. Kegiatan inti

Guru memberikan penjelasan singkat tentang pesawat sederhana.

Dilanjutkan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang jenis- jenis

pesawat sederhana. Kegiatan selanjutnya adalah guru kembali membagi

kelompok dengan anggota dalam satu kelompok yang berbeda dengan

anggota kelompok pada siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memberi

kesempatan siswa untuk bergabung dan bekerja sama dnegan teman yang

berbeda lagi. Siswa dibagi kedalam kelompok besar dimana 1 kelompok

terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari 1 siswa yang

berkemampuan tinggi, 1 siswa yang berkemampuan sedang, dan 2 siswa

berkemampuan rendah.

Berbeda dengan pembagian kelompok yang terjadi pada siklus I, pada siklus

II siswa nampak lebih bisa menerima anggota kelompok yang telah

ditentukan oleh guru. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mulai terbiasa

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut siswa

bekerja sama dalam kelompok yang anggotanya telah ditentukan.

Setelah siswa dibagi dalam kelompok, kemudian guru membagikan

bahan diskusi kelompok tentang manfaat pesawat sederhana dalam

kehidupan sehari- hari. Siswa terlihat antusias dalam menyelesaikan bahan

diskusi kelompok. Guru pun lebih aktif lagi dalam membimbing siswa

bekerja di dalam kelompok.

Tahap berikutnya adalah perwakilan masing- masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pada waktu

memilih perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi,

anggota kelompok tidak lagi saling melemparkan siapa yang akan maju

untuk membacakan hasil diskusi, akan tetapi para siswa saling berebut

untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusi kelompok mereka.

Guru meberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang

belum dipahami.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

51

Langkah selanjutnya adalah pemberian kuas kepada siswa yang

dikerjakan secara indivdu. Skor awal dari kuis individu pada siklus kedua

telah diperbarui lagi berdasarkan hasil skor siklus pertama.

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa secara bersama- sama menyimpulkan hasil

pembelajaran tentang pesawat sederhana. Kemudian guru menutup

pembelajaran dengan doa bersama dipimpin oleh ketua kelas.

C. Observasi

Pada kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran kedua siklus II, yang

diamati adalah hasil belajar siswa dan hasil pengamatan berdasarkan lembar

observasi yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai observer pelaksanaan

pembelajaran siklus II. Berikut ini pemaparan hasil belajar siswa dan hasil

pengamatan berdasarkan lembar observasi guru dan siswa.

1) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Hasil observasi hasil belajar siswa pada kahir siklus II dengan menerpakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini

Tabel 4.13

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan

< 59 - - -

60 – 64 1 8,33 % Belum tuntas

65 – 69 2 16,66 % Tuntas

70 – 74 3 25 % Tuntas

75 – 79 2 16,66 % Tuntas

80 – 84 2 16,66 % Tuntas

85 – 89 2 16,66 % Tuntas

90 – 94 - - -

95 - 100 - - -

Jumlah 12 100 %

Rata- rata 75,33

Nilai tertinggi 86

Nilai terendah 63

KKM 65

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar siklus II dapat disimpulkan

bahwa dari 21 siswa yang hadir dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SDN R

ejowinangun Utara 03 diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai dalam

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

52

rentang 60-64 hanya ada 1, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai 65-

100 berjumlah 11 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut.

Tabel 4.14

Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan

< 65 1 8,3% Belum tuntas

11 91,7 % Tuntas

Jumlah 12 100 %

Rata- rata 75,33

Nlai tertinggi 86

Nilai terendah 63

KKM

Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa

pada siklus II diperoleh data bahwa dari 12 siswa yang mengerjakan tes evaluasi

hanya ada 1 siswa yang tidak memenuhi KKM, sedangkan untuk siswa yang

mendapat nilai diatas KKM ada 11 anak atau 91,7 % dengan rata- rata kelas

mencapai 75,33. Jika dibandingkan dengan nilai siklus I terjadi kenaikan jumlah

siswa yang memenuhi KKM yaitu semula 8 siswa menjadi 11 siswa pada siklus

ke II. Rata- rata kelaspun meningkat dari 67,33 pada siklus I menjadi 75,33 pada

siklus II atau meningkat sebanyak 8 poin. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat di

diagram ketuntasan hasil belajar siklus II pada gambar 4.3

Gambar 4.3

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Tuntas; 91,60%

Belum tuntas; 8,33%

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

53

Berdasarkan data hasil siklus II maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA

kelas 5 di SDN Rejowinangun Utara 03 dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dan meningkatkan jumlah siswa yang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal. Pembelajaran pada siklus II ini dinyatakan berhasil karena siswa yang

tidak memenuhi KKM hanya 1 dan 11 lainnya mendapat nilai diatas KKM atau

91,6 % dimana telah memenuhi kinerja yang ditetapkan sebanyak 80% dari

jumlah siswa yang memenuhi KKM .

2) Analisis Hasil Observasi Guru

Hasil analisis lembar observasi guru pada pertemuan kedua dapat dilihat

pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan ke-2

Skor Aktivitas Frekuens

i

Jumlah

1 - - -

2 12,13,16 3 6

3 2,3,4,6,7,10,14,17,21,25,27,28,29,32,33 15 45

4 1,5,8,9,11,15,18,19,20,22,23,24,26,30,31 15 60

Jumlah 111

Berdasarkan tabel 4.15 didapat data bahwa jumlah skor yang diperoleh

adalah 111. Apabila dianalisis menurut tabel 4.4 yaitu tabel kriteria skor lembar

observasi guru maka skor perolehan 111 dikualifikasikan mendapat nilai B. Pada

pertemuan kedua siklus II dari hasil penskoran lembar observasi guru dapat

disimpulkan mengalami peningkatan point dari yang semula pada siklus II

pertemuan pertama 100 point menjadi 111 pada pertemuan kedua. Hal ini

menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua siklus II lebih baik dari pertemuan

pertama siklus II.

3) Analisis Lembar Observasi Siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada pertemuan ke-2

siklus ke II diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel 4.16.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

54

Tabel 4.16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke-2

Skor Aktivitas Frekuensi Jumlah

1 - - -

2 5 1 1

3 1,4,6,7,15 5 15

4 2,3,8,9,10,11,12,13,14,16,17,1

8,19,20,21,22,23

17 68

Jumlah 84

Dari data tabel 4.16 diketahui jumlah skor yang diperoleh 84 point.

Kemudian jika skor tersebut dinilai menggunakan lembar observasi siswa pada

tabel 4.6 termasuk dalam kualifikasi nilai A. Jika dibandingkan dengan skor

perolehan lembar pertemuan pertama siklus II sebesar 81 poin, dapat disimpulkan

terjadi peningkatan dalam siklus II pertemuan kedua sebanyak 4 poin.

D. Refleksi

Berdasarkan data hasil belajar siklus I dan siklus II, telah terjadi

peningkatan. Pada siklus I siswa yang telah memenuhi KKM sebanyak

66,7% dari jumlah total 12 siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang

memenuhi KKM sebanyak 91,6% dari jumlah 12 siswa. Berdasarkan data hasil

belajar pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang memenuhi KKM

telah mampu melampaui target indikator kerja sejumlah 80%, karena jumlah

siswa yang memenuhi KKM pada siklus II ini adalah 91,6%. Oleh karena jumlah

siswa yang memenuhi KKM telah melebihi indikator kerja, penelitian ini

dihentikan hanya sampai siklus II.

4.3 Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran siklus I dan siklus II dapat

ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini tabel rekapitulasi hasil

belajar siswa mulai dari kondisi awal, siklus I, siklus II dalam tabel 4.17

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

55

Tabel 4.17

Presentase Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No Kategori

Ketuntasan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jml Persentase

(%)

Jml Presentase

(%)

Jml Presentase

(%)

1 Tuntas 5 41,7% 8 66,7% 11 91,7%

2 Belum tuntas 7 58,3% 4 33,3% 1 8,33%

3 Jumlah

Siswa

12 12 12

4 Rata- Rata

kelas

63,8

3

67,3

3

75,3

3

5 Nilai

Tertinggi

85 86 86

6 Nilai

Terendah

60 53 63

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil belajar pada tabel 4.17 terlihat adanya

peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada saat kondisi awal

tercatat dari 12 siswa terdapat 7 siswa yang belum tuntas dengan presentase

58,3%, kemudian pada siklus II terdapat 4 dari 12 siswa yang belum tuntas

dengan presentase 33,3%, berlanjut ke siklus II tercatat hasil belajar siswa yang

tidak tuntas ada 1 dari 12 siswa dengan presentase 8,33%. Hal ini membuktikan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA di SDN

Rejowinangun Utara 03 meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelas lagi

dapat dilihat perbandingan hasil ketuntasan siswa pada gambar 4.4.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

56

Gambar 4.4

Diagram Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II

4.4 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kabupaten

Magelang pada kelas 5 dalam mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 12.

Berdasarkan observasi di SDN Rejowinangun Utara 03 Magelang ditemukan

berbagai permasalahan pembelajaran, antara lain peserta didik kurang aktif dalam

pembelajaran, para pengajar yang kurang bervariatif dalam menjelaskan pelajaran

kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru, setelah siswa

diminta mengerjakan soal yang diberikan guru atau mengerjakan soal-soal di

LKS. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa, dapat dibuktikan

dengan hasil nilai tes semester ganjil pada mata pelajaran IPA masih banyak

peserta didik yang belum memenuhi KKM yaitu . Dari 12 siswa terdapat 7

siswa atau 58,3% siswa yang belum memenuhi KKM dengan nilai rata- rata kelas

63,83.

Berdasarkan hasil observasi tersebut maka diperlukan adanya

pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat,

berpikir kritis, dan juga menanamkan tentang bekerja sama dalam kelompok, agar

siswa mampu membelajarkan satu sama lain. Kemudian dilaksanakanlah

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 41,70% 66,70% 91,70%

Tidak tuntas 58,30% 33,30% 8,33%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

pe

rse

nta

se s

isw

a

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

57

penelitian ini di dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok siswa saling

membantu dan juga memotivasi di dalam kelompoknya serta saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal. Dalam hal

ini guru berperan sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya

proses belajar. Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah meningkatkan kecakapan individu dan kelompok, menghilangkan

prasangka buruk terhadap teman sebaya.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap akhir siklus dalam

penelitian ini diberikan evaluasi agar dapat mengukur peningkatan hasil belajar

siswa. Dalam pembelajaran siklus I tercatat bahwa dari 12 orang siswa sebanyak 4

siswa atau 33,3% belum mencapai KKM, dan sejumlah 8 siswa telah mencapai

KKM atau 66,7% dengan rata- rata kelas 67,33. Bila dilihat dari kondisi awal jelas

terlihat peningkatannya, hasil dari siklus I mengalami peningkatan sejumlah siswa

yang nilainya memenuhi KKM yaitu jika dipersentasikan sebesar 8,4%.

Peningkatan ini dirasa masih belum optimal dan belum sesuai dengan kinerja

yang ditetapkan yaitu 80%.

Adapun faktor penyebab belum tercapainya hasil belajar yang optimal

adalah siswa dan guru belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

ini. Biasanya siswa menetukan anggota kelompoknya sendiri sesuai dengan

rutinitas dan kenyamanannya, pada model pembelajaran ini siswa dituntut untuk

mendapatkan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Hal ini mengakibatkan

kerja sama di dalam kelompok belum maksimal.

Gurupun dinilai masih kurang memahami tata cara pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini, guru belum bsia mengoptimalkan kerja siswa di dalam

kelompok, mengatur waktu agar tidak melebihi waktu yang ditentukan. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang berkonsentrasi dan saling berbicara dengan

kelompok yang lainnya.

Pembelajaran dilanjutkan dengan siklus II. Dalam siklus ini terjadi

peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 12 siswa tercatat nilai dari

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal adalah kondisi dimana kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Berdasarkan hasil

58

siswa yang memenuhi KKM sebanyak 11 atau 91,7% dengan rata- rata kelas

75,33. Pada siklus II ini hanya ada 1 siswa yang belum memenuhi KKM.

Dari data hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

mata pelajaran IPA terbukti dapat meningkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai paham apa yang harus

mereka lakukan, komunikasi dan kerjasama sudah mulai terbentuk dan terlatih,

gurupun semakin handal dalam mengarahkan siswa, mengatur waktu serta

memotivasi siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya. Hal ini sejalan

dengan isi dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikemukakan oleh

Robert Slavin yaitu menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Fatul Qodir (2009) yaitu meningkatkan hasil belajar IPS

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Devision (STAD) pada kelas V SD Negeri Kiyaran 1 Cangkringan Sleman. Hasil

penelitian ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat dari adanya

peningkatan hasil belajar IPS pada siklus 1 sebesar 8,05 ( dari kondisi awal 60,14

menjadi 68,57) dengan peningkatan sebesar 24% ( dari kondisi awal 38% menjadi

62%) kemudian siklus II meningkat sebesar 10,19 ( siklus I 68,57 menjadi 78,76)

dengan peningkatan presentase ketuntasannya sebesar 33% (siklus I 62% menjadi

95%).

Berdasarkan perolehan nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN

Rejowinangun Utara 03 kota Magelang dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran, terutama

pembelajaran IPA karena model ini mendorong siswa untuk membangun

kerjasama antara kelompok, saling memberikan motivasi dan penguatan dalam

memahami penjelasan dari guru.