BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

19
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Kalibeji 01 sangat nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasarana di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga dan sumber-sumber lain (buku) sudah sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Siswa SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang berjumlah 248 anak yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru. Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada siswa kelas 5 Semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebanyak 20 siswa dengan rincian 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi “Peristiwa alam beserta dampaknyadengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Kegiatan ini terdiri dari 2 tahap siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 3 kali pertemuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar sehingga

suasana di SDN Kalibeji 01 sangat nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan

umum. Sarana dan prasarana di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga

dan sumber-sumber lain (buku) sudah sangat menunjang dalam proses

pembelajaran.

Siswa SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

berjumlah 248 anak yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6

dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh

guru kelas sebanyak 6 guru.

Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang pada siswa kelas 5 Semester 2 tahun pelajaran

2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN

Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebanyak 20 siswa dengan

rincian 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi “Peristiwa alam

beserta dampaknya” dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu

model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Kegiatan ini

terdiri dari 2 tahap siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 3 kali

pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 3 kali pertemuan. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut

51

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu penulis

melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa

sertahambatan-hambatan yang dialami siswa pada proses belajar mengajar

terutama pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan pada mata pelajaran IPA materi

peristiwa alam beserta dampaknya, ternyata hasilnya kurang memuaskan. Dugaan

sementara guru kurang memanfaatkan media yang tersedia dan selalu

menggunaka ceramah yang konvensional, sehingga berdampak pada hasil belajar

IPA siswa. Ketika hasil nilai ulangan IPA semester II sebelum diadakan proses

pembelajaran diperoleh hasil rata-rata 64.55. Hal ini membuktikan bahwa selama

ini konsep yang diterima siswa tentang pokok bahasan peristiwa alam beserta

dampaknya belum tercapai. Oleh karena itu, penulis meminta bantuan kepada

guru kelas untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran

IPA yang telah dilaksanakan.

Siswa masih kurang menguasai konsep yang diberikan oleh guru meskipun

sudah di jelaskan berkali-kali dan di adakan tanya jawab, sehingga guru harus

berusaha memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

yang baru yaitu menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two

Stay Two Stray) dan mengganti model pembelajaran yang lama agar pembahasan

tentang materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat dikuasai oleh siswa

dengan baik sehingga hasil belajar IPA siswa pada mata pelajaran IPA dapat

meningkat. Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA.

Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

52

Tabel 4.1

Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra siklus

Nilai

Pra Siklus

Keterangan

Jumlah

Siswa

Persentase

60 - 64 5 25 % Tidak Tuntas

65 - 69 3 15 % Tuntas

70 - 74 1 5 % Tuntas

75 - 79 11 55 % Tuntas

Jumlah 20 100 % Tuntas

Ketuntasan 15 75 %

Tidak Tuntas 5 25 %

Tabel 4.1 menerangkan bahwa pembelajaran belum efektif dengan

banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya, sebanyak 5 orang siswa

dari 20 siswa belum memenuhi KKM. Sebanyak 15 orang siswa dari 20 siswa

sudah memenuhi KKM. Secara terperinci dapat di jelaskan bahwa:

Nilai 60-64 sebanyak 5 siswa dengan persentase 25%, nilai 65-69 sebanyak

3 siswa dengan presentase 15%, nilai 70-74 sebanyak 1 siswa dengan persentase

5%, nilai 75-79 sebanyak 11 siswa dengan persentase 55%. Sehingga penulis

merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan

hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan “Peristiwa Alam Beserta Dampaknya”.

Untuk lebih memperjelas dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Nilai Frekuensi Keterangan Persentase

≥ 65 15 Tuntas 75%

< 65 5 Tidak Tuntas 25%

Jumlah 20 100%

Tabel 4.2 menerangkan bahwa nilai pra siklus, menunjukkan bahwa hasil

belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 20 anak masih ada

53

5 anak atau 25% yang belum mencapai ketuntasan dan baru ada 15 siswa atau

75% siswa yang sudah tuntas KKM yaitu ≥65.

Hasil belajar pada tabel 4.2 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan (pra siklus)

Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum dilakukan

tindakan adalah 25% jumlah keseluruhan siswa belum tuntas, ada 75% jumlah

siswa yang sudah tuntas.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA. Pertama

Guru dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

masih menggunakan metode atau model yang konvensional (ceramah), dan hanya

terfokus pada buku paket. Model yang di gunakan oleh guru tersebut dapat

menyebabkan Siswa kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.

Suasana kelas menjadi ramai menyebabkan siswa tidak fokus dalam kegiatan

pembelajaran terutama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Dengan

kondisi seperti pada gambar 4.1 dengan ketuntasan hanya 75%, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan kerja sama antar guru kelas 5

SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan pihak sekolah

setempat. Sesuai dengan rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua

Tamu (Two Stay Two Stray). Pada penelitian ini, penulis merancang dua siklus,

dalam satu siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.

25%

75%

Persentase ketuntasan pra siklus

Tidak Tuntas

Tuntas

54

4.2.2 Deskripsi Siklus I

4.2.2.1 Perencanaan

Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD

Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada kondisi awal,

penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melaksanaan siklus I. Dalam

siklus I ada 3 kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai

kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan

pada saat mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga,

menyiapkan soal tes dan lembar observasi. Lembar observasi di lakukan oleh

observer setiap pertemuan ketiga per siklus. Lembar observasi bertujuan untuk

mengamati kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Hasil observasi tersebut akan

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya, terlampir.

4.2.2.2 Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas 5

SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa

sebanyak 20 anak. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP yang

telah dibuat sehingga kekurangan pada pembelajaran prasiklus tidak akan terulang

pada siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 24 Maret 2014, pertemuan

kedua tanggal 25 Maret 2014, dan pertemuan ketiga pada tanggal 26 Maret 2014.

1. Pertemuan pertama siklus I

Pada pertemuan pertama guru sudah dimulai dari salam pembuka, guru

sudah mengucapkan salam kepada siswa, doa, absensi siswa, guru sudah

melakukan apersepsi dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta

memberi motivasi kepada siswa tentang materi “Peristiwa Alam Beserta

Dampaknya” yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran

Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sebelum mulai melaksanakan

proses belajar mengajar berlangsung, guru membentuk kelompok kecil yakni

setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

55

Guru memberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit. Kemudian

setiap kelompok memilih dua teman untuk menyampaikan materi ke kelompok

lain, sedangkan dua anak tinggal di kelompoknya untuk menerima tamu yang

akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru mengontrol

siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi, setiap kelompok

menyampaikan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain

menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas.

Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama

siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di

mengerti, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, selanjutnya guru

memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Pertemuan Kedua siklus I

Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru sudah

memulai dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa tentang

materi “Peristiwa Alam Beserta Dampaknya” yang akan dipelajari. Masuk pada

kegiatan inti. Guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan

yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah gambar dan guru melakukan

tanya jawab tentang gambar tersebut. siswa dibagi dalam kelompok kecil

dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.

Guru membagikan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan

membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok dan menjelaskan cara

kerjanya. Siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan guru membimbing

jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya yang sudah disediakan guru. Pada kegiatan kofirmasi.

Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil diskusi yang telah

disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan masukkan terhadap

hasil diskusi siswa. Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan

siswa menarik simpulan tentang peristiwa alam beserta dampaknya.

56

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-

hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum

hasil pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada

berapa bencana alam yang ada di indonesia. Kemudian siswa diminta

mengerjakan tugas di buku LKS sebagai tugas rumah. Setelah itu

pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.

3. Pertemuan Ketiga siklus I

Pada pertemuan kali ini lebih difokuskan pada evaluasi tetapi tetap saja guru

masih mengulang sedikit pelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuaan

kedua sebelumnya. Pada pra pembelajaran guru menata kursi dan meja serapi

mungkin dan memberikan jarak antara meja yang satu dengan meja yang

lainnya. Hal ini dilakukan agar pada saat mengerjakan evaluasi siswa bisa

lebih mudah bergerak dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (mencontek). Pada kegiatan awal pertemuan ketiga ini diawali

dengan salam dan berdoa. Sebelum masuk pada materi, guru mengingatkan

pelajaran pada pertemuan yang lalu.

Masuk pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab

tentang nateri yang lalu dan membahas LKS yang diminta siswa mengerjakan

sebagai tugas rumah. Guru menunjukan gambar kepada siswa (bencana alam

yang terjadi di indonesia).

Guru menjelaskan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan

membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru

membimbing jalannya diskusi dan siswa mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

dari hasil kerja kelompoknya. Dan siswa di berikan kesempatan untuk

bertanya tentang materi yang kurang dipahami. Pada kegiatan akhir

pembelajaran guru memberikan evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa

tentang materi yang telah disampaikan. Jumlah soal untuk evalusi ialah 25 soal

dan berbentuk pilihan ganda. Pembelajaran di akhiri dengan salam penutup.

57

Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya

pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan

tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif

diperoleh data nilai siswa, nampak pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I

Rentang Nilai Frekuensi Persentase

62 - 66 4 20 %

67 - 71 5 25 %

72 - 76 6 30 %

77 - 81 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Ketuntasan 16 80%

Tidak Tuntas 4 20%

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel 4.3 terlihat

jelas perbandingannya bahwa table 4.3 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat

nilai 65 ke atas berjumlah 80% atau 16 siswa, yang mendapat nilai dibawah 65

berjumlah 20% atau 4 siswa.

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Nilai Frekuensi Keterangan Persentase

≥ 65 16 Tuntas 80%

< 65 4 Tidak Tuntas 20%

Jumlah 20 100%

Tabel 4.4 menunjukan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM

65 sebanyak 4.4 siswa. Dengan demikian ada 4 siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM 65 ada 16

siswa.

Berdasarkan analisis tentang ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat

diketahui dari jumlah siswa kelas 5 sebanyank 20 siswa, yang sudah tuntas 80%

58

atau 16 siswa, dan yang belum tuntas 20% atau 4 siswa. Perbandingan antara yang

sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada gambar diagram 4.2 berikut

ini.

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus I

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan

hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir dan hasil observasi

kinerja siswa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk

merencakan tindakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan

pada siklus II.

4.2.2.3 Pengamatan

Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk merencanakan

tindakan pada siklus II. Pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa

kekurangan-kekurangan seperti pada data hasil observasi kinerja guru. Data hasil

observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini.

Table 4.5

Hasil Observasi Kinerja Guru dan Siswa Siklus I

Observasi Siklus Total Skor Kriteria

Guru 1 43 Baik

Siswa 1 49 Baik

Jumlah skor hasil kinerja peneliti pada siklus I yaitu berjumlah 43.

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran siklus I menunjukan hasil

20%

80%

Persentase ketuntasan siklus I

Tidak Tuntas

Tuntas

59

yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat dilihat

pada tabel 4.5. Jumlah skor hasil kinerja siswa pada siklus I yaitu berjumlah 49.

Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam pembelajaran siklus I menunjukan

hasil yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat

dilihat pada tabel 4.5.

4.2.2.4 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus I dapat

dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan

sesudah tindakan siklus I.

Hubungan dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukan perbandingan pada

tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus I

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tuntas 15 75 % 16 80 %

Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 %

Jumlah 20 100 % 20 100 %

Nilai Tertinggi 75 80

Nilai Terendah 50 52

Nilai Rata-Rata 64,55 70,05

Berdasarkan data hasil belajar IPA pada siswa terlihat bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA di kelas 5. Oleh

karena itu nilai rata-rata kelas pun meningkat. Walaupun sudah terjadi

peningkatan, namun hasil belajar IPA pada siswa belum maksimal karena target

keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 85%. Hal ini dilihat dari hasil

belajar IPA siklus I hanya mencapai ketuntasan 80%.

Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan

kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat sebagai

berikut. Guru masih belum mengondisikan siswa yang membuat keributan di

60

kelas, guru masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami masalah,

guru masih belum memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi, guru

masih belum membentuk kelompok siswa secara heterogen serta guru masih

belum menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam

kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two

Stray).

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran siklus I segala kekurangan yang

terjadi akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II, perbaikan itu di antaranya:

Guru akan mengondisikan siswa yang membuat keributan di kelas, guru

memperhatikan kelompok yang mengalami masalah, memberikan motivasi agar

siswa aktif dalam berdiskusi, membentuk kelompok siswa secara heterogen, serta

menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam

kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two

Stray).

4.2.3 Deskripsi Siklus II

4.2.3.1 Perencanaan

Siklus II terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 2, 5 dan 7

April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, penulis telah

melakukan diskusi dengan observer, dan guru kelas 5 SD, untuk melaksanakan

model pembelajaran lebih baik dari siklus pertama, sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik. Pertama guru mempersiapkan rencana

pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 materi tentang

peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Perencanaan awal hampir sama dengan

siklus I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru menggunakan model

Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray).

Perencanaan yang dilakukan telah mampu menjadi pedoman yang sistematis

dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan

merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi,

sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

61

4.2.3.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah sesuai dengan yang

direncanakan, sebelumnya penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk

melanjutkan dengan pelaksanaan siklus II. Dalam siklus II ada 3 kali pertemuan

kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru

menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media belajar, menyiapkan soal tes.

1. Pertemuan pertama siklus II

Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru memulai

dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian menyampaikan

tujuan pembelajaran serta memberi motivasi kepada siswa tentang materi

“peristiwa alam yang terjadi di indonesia” yang akan dipelajari. Guru menjelaskan

tentang model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) yang

akan digunakan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru sudah

membentuk kelompok kecil yakni setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan

kelompok diberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit.

Kemudian setiap kelompok memilih dua siswa untuk menyampaikan materi

ke kelompok lain, sedangkan dua siswa tinggal di kelompoknya untuk menerima

tamu yang akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru

mengontrol siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi,

masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok

lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas.

Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama

siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di

mengerti, setelah itu guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran,

selanjutnya guru sudah memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan

mengucapkan salam.

62

2. Pertemuan Kedua siklus II

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam dan

berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan memberikan apersepsi

kepada siswa. Masuk pada kegiatan inti, guru membahas tugas rumah yang

diberikan pada pertemuan yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah

gambar Tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan guru melakukan tanya

jawab tentang gambar. Guru membagikan gambar tentang peristiwa alam yang

yang terjadi di indonesia dan membagikan lembar kerja kelompok pada setiap

kelompok dan menjelaskan cara kerjanya.

Masuk pada kegiatan siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan

guru membimbing jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan menempelkan gambar yang

disediakan guru di papan tulis. Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil

diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan

masukkan terhadap hasil diskusi siswa.

Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan siswa

menarik simpulan tentang peristiwa alam yang ada di indonesia. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum hasil

pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran

yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada berapa peristiwa

alam yang terjadi di indonesia. Kemudian siswa diminta mengerjakan tugas di

buku LKS sebagai tugas rumah. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.

3. Pertemuan Ketiga siklus II

Sebelum mulai belajar guru memulai dengan berdoa, absen, guru

menanyakan kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran, dan memberikan

apresepsi”anak-anak siapa yang tahu apa dampak dari peristiwa alam?”.Pada

kegiatan inti, guru memberikan pertanyaan sebelum memulai pelajaran, guru

membagi siawa dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam kelompok

untuk mendiskusikan tentang peristiwa alam yang dapat dicegah dan tidak dapat

63

dicegah, guru menjelaskan apa yang harus dikerjakan siswa. Setiap kelompok

diberi kesempatan untuk menjelaskan/mempersentasikan hasil diskusinya kepada

siswa yang berbeda kelompok, dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk

memberikan pertanyaan. Setelah presentasi selesai, guru menyimpulkan

ide/pendapat dari siswa agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam materi yang

telah dipelajari saat itu. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami, guru dan siswa membuat

simpulan bersama, siswa mengerjakan tugas evaluasi, selanjutnya guru memberi

penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya

pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan

tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif

diperoleh data nilai siswa, hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.7

berikut ini.

Tabel 4.7

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II

Rentang Nilai Frekuensi Persentase

64 - 68 2 10 %

69 - 73 - -

74 - 78 5 25 %

79 - 83 3 15 %

84 - 88 4 20 %

89 - 94 6 30 %

Jumlah 20 100 %

Ketuntasan 18% 90 %

Tidak Tuntas 2% 10 %

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam table 4.7 terlihat jelas

perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak 18

siswa atau 90%.

64

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Nilai Frekuensi Keterangan Persentase

≥65 18 Tuntas 90 %

<65 2 Tidak Tuntas 10 %

Jumlah 20 100%

Berdasarkan data dari tabel 4.8 yang menjadi subyek penelitian ada 20

siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau sudah tuntas KKM ada 18 anak atau

90%.

Jika dilihat dari data nilai siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-

rata dari siklus I ke siklus II yaitu 70,05 menjadi 80,15. Sedangkan ketuntasan

hasil belajar IPA pada siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 80% ke 90%. Hal itu

membuktikan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa

dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan analisis siklus II pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran

seperti pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus II

4.2.3.3 Pengamatan

Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi dan evaluasi untuk

merencanakan tindakan pada siklus berikutnya (jika ada). Data hasil observasi

kinerja peneliti siklus II dapat dilihat pada tabel. Data hasil observasi kinerja guru

siklus I dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini.

10%

90%

Persentase ketuntasan siklus II

Tidak Tuntas

Tuntas

65

Tabel 4.9

Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

Observasi Siklus Total Skor Kriteria

Guru 2 55 Sangat Baik

Siswa 2 58 Sangat Baik

Jumlah skor hasil kinerja guru pada siklus II yaitu berjumlah 55.

Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam pembelajaran siklus II menunjukan

hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9 jika dianalisis berdasarkan data hasil

pengamatan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9. Jumlah skor hasil kinerja siswa

pada siklus II yaitu berjumlah 58. Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam

pembelajaran siklus II menunjukan hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9

tersebut jika dianalisis berdasarkan data hasil pengamatan siklus II dapat dilihat

pada tabel 4.9.

4.2.3.4 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus II dapat dilihat

adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah

tindakan siklus II.

Berdasarkan data perolehan nilai tes ada peningkatan hasil belajar IPA pada

siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 65 ke atas

sebanyak 17 siswa. Setelah siklus II naik menjadi 19 siswa.

Hubungan dengan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat ditunjukan

perbandingan pada table 4.12 berikut ini.

66

Tabel 4.10

Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus II

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tuntas 15 75 % 16 80 % 18 90%

Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 % 2 10%

Jumlah 20 100 % 20 100 % 20 100%

Nilai Tertinggi 75 80 92

Nilai Terendah 50 52 64

Nilai Rata-Rata 64,55 70,05 84,15

Dari tabel 4.10 dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar IPA pada siswa

di setiap siklus. Pada kondisi prasiklus, dari 20 siswa masih ada 5 siswa atau 25%

yang belum tuntas belajarnya dan 15 siswa atau 75% siswa sudah tuntas

belajarnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, terjadi peningkatan

hasil belajar IPA pada siswa yaitu dari 20 siswa sudah ada 16 siswa atau 80%

yang sudah tuntas dan tinggal 4 siswa atau 20% yang belum tuntas.

Melihat hasil belajar IPA pada siswa siklus I yang masih belum memenuhi

indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 85% atau minimal 18 siswa sudah

tuntas KKM, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar

IPA pada siswa setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan

ketuntasan hasil belajar IPA. Dari 20 siswa sudah ada 18 siswa atau 90% yang

sudah memperoleh nilai ≥65. Belum tuntas 2 siswa atau 10% dapat di lihat dari

hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-latihan yang dilakukan oleh sekolah.

Menurut penuturan guru kelas 5, siswa tersebut masih tergolong anak yang perlu

penanganan khusus dan seharusnya bersekolah di sekolah khusus untuk

menangani anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata. Jadi

peningkatan proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar yang optimal. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan

pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan

67

lagi. Berdasarkan data-data yang terlihat bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa, khususnya mata pelajaran IPA di

kelas 5.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat

dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua

Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD

Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun

pelajaran 2013/2014. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang Peristiwa alam yang

terjadi di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dari hasil belajar IPA pra siklus yang baru ada 15 siswa

atau 75 % yang tuntas KKM dengan nilai rata-rata 64,55 mengalami peningkatan

setelah dilaksanakan tindakan di kelas itu.

Pada siklus I terdapat 16 siswa atau 80 % yang telah mencapai ketuntasan

KKM dengan nilai rata-rata 70,05. Untuk mencapai target ketuntasan sesuai

indikator kinerja dalam penelitian ini, maka dilakukan tindakan pada siklus II.

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, pencapaian kriteria ketuntasan minimal

meningkat menjadi 18 siswa atau 90 % dengan nilai rata-rata 84,15. Belum tuntas

2 siswa atau 10% dapat di lihat dari hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-

latihan yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas 5, siswa

tersebut masih tergolong anak yang perlu penanganan khusus dan seharusnya

bersekolah di sekolah khusus untuk menangani anak yang mempunyai

kemampuan di bawah rata-rata.

Berdasarkan lembar observasi guru, guru mengalami peningkatan dalam

melaksanakan proses mengajar di kelas. Pada siklus I, guru baru memperoleh skor

43 dengan kriteria “baik” meningkat menjadi 55 dengan kriteria “sangat baik”.

Berdasarkan lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPA

pada materi peristiwa alam beserta dampaknya, siswa menjadi semangat dan

68

antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dari siklus I yang baru mencapai skor

aktivitas dengan jumlah 49 dengan kriteria “baik” mengalami peningkatan setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menjadi 58 dengan kriteria “sangat baik”. Hal

ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan

peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklus.

Dengan demikian hipotesis tindakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapt

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013-2014, telah

terbukti yaitu dalam penelitian yang dilakukan pada akhir siklus siswa yang telah

mencapai KKM mencapai 90% dengan rata-rata nilai kelas 84,15%.

Hasil belajar IPA pada siswa dapat tercapai apabila guru dalam

menyampaikan pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar,

tetapi siswa dijadikan sebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two

Stay Two Stray) hasil belajar IPA pada siswa dapat meningkat karena proses

pembelajaran tidak monoton sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti

pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Suasana positif

yang timbul memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pembelajaran

IPA dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa merasa lebih termotivasi

untuk belajar dan berfikir.

Dengan demikian, model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay

Two Stray) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN

Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran

2013-2014. Penerapan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay

Two Stray) terbukti dapat membuat siswa lebih semangat dan antusias karena

mereka belajar melalui pengalaman langsung yang berkesan sehingga banyak

informasi yang mereka dapatkan saat melakukan penyelidikan dalam kelompok

kecil.