BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar sehingga
suasana di SDN Kalibeji 01 sangat nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan
umum. Sarana dan prasarana di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga
dan sumber-sumber lain (buku) sudah sangat menunjang dalam proses
pembelajaran.
Siswa SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
berjumlah 248 anak yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh
guru kelas sebanyak 6 guru.
Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada siswa kelas 5 Semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN
Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebanyak 20 siswa dengan
rincian 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi “Peristiwa alam
beserta dampaknya” dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu
model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). Kegiatan ini
terdiri dari 2 tahap siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 3 kali
pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 3 kali pertemuan. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut
51
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu penulis
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik siswa
sertahambatan-hambatan yang dialami siswa pada proses belajar mengajar
terutama pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan pada mata pelajaran IPA materi
peristiwa alam beserta dampaknya, ternyata hasilnya kurang memuaskan. Dugaan
sementara guru kurang memanfaatkan media yang tersedia dan selalu
menggunaka ceramah yang konvensional, sehingga berdampak pada hasil belajar
IPA siswa. Ketika hasil nilai ulangan IPA semester II sebelum diadakan proses
pembelajaran diperoleh hasil rata-rata 64.55. Hal ini membuktikan bahwa selama
ini konsep yang diterima siswa tentang pokok bahasan peristiwa alam beserta
dampaknya belum tercapai. Oleh karena itu, penulis meminta bantuan kepada
guru kelas untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran
IPA yang telah dilaksanakan.
Siswa masih kurang menguasai konsep yang diberikan oleh guru meskipun
sudah di jelaskan berkali-kali dan di adakan tanya jawab, sehingga guru harus
berusaha memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang baru yaitu menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Stay Two Stray) dan mengganti model pembelajaran yang lama agar pembahasan
tentang materi peristiwa alam beserta dampaknya dapat dikuasai oleh siswa
dengan baik sehingga hasil belajar IPA siswa pada mata pelajaran IPA dapat
meningkat. Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran IPA.
Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
52
Tabel 4.1
Rekapitulasi Perolehan Nilai Pra siklus
Nilai
Pra Siklus
Keterangan
Jumlah
Siswa
Persentase
60 - 64 5 25 % Tidak Tuntas
65 - 69 3 15 % Tuntas
70 - 74 1 5 % Tuntas
75 - 79 11 55 % Tuntas
Jumlah 20 100 % Tuntas
Ketuntasan 15 75 %
Tidak Tuntas 5 25 %
Tabel 4.1 menerangkan bahwa pembelajaran belum efektif dengan
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya, sebanyak 5 orang siswa
dari 20 siswa belum memenuhi KKM. Sebanyak 15 orang siswa dari 20 siswa
sudah memenuhi KKM. Secara terperinci dapat di jelaskan bahwa:
Nilai 60-64 sebanyak 5 siswa dengan persentase 25%, nilai 65-69 sebanyak
3 siswa dengan presentase 15%, nilai 70-74 sebanyak 1 siswa dengan persentase
5%, nilai 75-79 sebanyak 11 siswa dengan persentase 55%. Sehingga penulis
merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan
hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan “Peristiwa Alam Beserta Dampaknya”.
Untuk lebih memperjelas dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Nilai Frekuensi Keterangan Persentase
≥ 65 15 Tuntas 75%
< 65 5 Tidak Tuntas 25%
Jumlah 20 100%
Tabel 4.2 menerangkan bahwa nilai pra siklus, menunjukkan bahwa hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 20 anak masih ada
53
5 anak atau 25% yang belum mencapai ketuntasan dan baru ada 15 siswa atau
75% siswa yang sudah tuntas KKM yaitu ≥65.
Hasil belajar pada tabel 4.2 bila disajikan dalam bentuk diagram lingkaran
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan (pra siklus)
Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum dilakukan
tindakan adalah 25% jumlah keseluruhan siswa belum tuntas, ada 75% jumlah
siswa yang sudah tuntas.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA. Pertama
Guru dalam menyampaikan sebuah materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
masih menggunakan metode atau model yang konvensional (ceramah), dan hanya
terfokus pada buku paket. Model yang di gunakan oleh guru tersebut dapat
menyebabkan Siswa kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.
Suasana kelas menjadi ramai menyebabkan siswa tidak fokus dalam kegiatan
pembelajaran terutama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Dengan
kondisi seperti pada gambar 4.1 dengan ketuntasan hanya 75%, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan kerja sama antar guru kelas 5
SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan pihak sekolah
setempat. Sesuai dengan rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran Dua Tinggal Dua
Tamu (Two Stay Two Stray). Pada penelitian ini, penulis merancang dua siklus,
dalam satu siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
25%
75%
Persentase ketuntasan pra siklus
Tidak Tuntas
Tuntas
54
4.2.2 Deskripsi Siklus I
4.2.2.1 Perencanaan
Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD
Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada kondisi awal,
penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melaksanaan siklus I. Dalam
siklus I ada 3 kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai
kegiatan belajar mengajar guru menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan
pada saat mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga,
menyiapkan soal tes dan lembar observasi. Lembar observasi di lakukan oleh
observer setiap pertemuan ketiga per siklus. Lembar observasi bertujuan untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Hasil observasi tersebut akan
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya, terlampir.
4.2.2.2 Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas 5
SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa
sebanyak 20 anak. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP yang
telah dibuat sehingga kekurangan pada pembelajaran prasiklus tidak akan terulang
pada siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 24 Maret 2014, pertemuan
kedua tanggal 25 Maret 2014, dan pertemuan ketiga pada tanggal 26 Maret 2014.
1. Pertemuan pertama siklus I
Pada pertemuan pertama guru sudah dimulai dari salam pembuka, guru
sudah mengucapkan salam kepada siswa, doa, absensi siswa, guru sudah
melakukan apersepsi dan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memberi motivasi kepada siswa tentang materi “Peristiwa Alam Beserta
Dampaknya” yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran
Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sebelum mulai melaksanakan
proses belajar mengajar berlangsung, guru membentuk kelompok kecil yakni
setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
55
Guru memberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit. Kemudian
setiap kelompok memilih dua teman untuk menyampaikan materi ke kelompok
lain, sedangkan dua anak tinggal di kelompoknya untuk menerima tamu yang
akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru mengontrol
siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi, setiap kelompok
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas kepada kelompok lain, kelompok lain
menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas.
Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama
siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di
mengerti, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, selanjutnya guru
memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua siklus I
Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru sudah
memulai dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa tentang
materi “Peristiwa Alam Beserta Dampaknya” yang akan dipelajari. Masuk pada
kegiatan inti. Guru membahas tugas rumah yang diberikan pada pertemuan
yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah gambar dan guru melakukan
tanya jawab tentang gambar tersebut. siswa dibagi dalam kelompok kecil
dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.
Guru membagikan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan
membagikan lembar kerja kelompok pada setiap kelompok dan menjelaskan cara
kerjanya. Siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan guru membimbing
jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya yang sudah disediakan guru. Pada kegiatan kofirmasi.
Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil diskusi yang telah
disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan masukkan terhadap
hasil diskusi siswa. Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan
siswa menarik simpulan tentang peristiwa alam beserta dampaknya.
56
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum
hasil pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada
berapa bencana alam yang ada di indonesia. Kemudian siswa diminta
mengerjakan tugas di buku LKS sebagai tugas rumah. Setelah itu
pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga siklus I
Pada pertemuan kali ini lebih difokuskan pada evaluasi tetapi tetap saja guru
masih mengulang sedikit pelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuaan
kedua sebelumnya. Pada pra pembelajaran guru menata kursi dan meja serapi
mungkin dan memberikan jarak antara meja yang satu dengan meja yang
lainnya. Hal ini dilakukan agar pada saat mengerjakan evaluasi siswa bisa
lebih mudah bergerak dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (mencontek). Pada kegiatan awal pertemuan ketiga ini diawali
dengan salam dan berdoa. Sebelum masuk pada materi, guru mengingatkan
pelajaran pada pertemuan yang lalu.
Masuk pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab
tentang nateri yang lalu dan membahas LKS yang diminta siswa mengerjakan
sebagai tugas rumah. Guru menunjukan gambar kepada siswa (bencana alam
yang terjadi di indonesia).
Guru menjelaskan materi tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan
membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru
membimbing jalannya diskusi dan siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
dari hasil kerja kelompoknya. Dan siswa di berikan kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang kurang dipahami. Pada kegiatan akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa
tentang materi yang telah disampaikan. Jumlah soal untuk evalusi ialah 25 soal
dan berbentuk pilihan ganda. Pembelajaran di akhiri dengan salam penutup.
57
Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya
pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan
tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif
diperoleh data nilai siswa, nampak pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Persentase
62 - 66 4 20 %
67 - 71 5 25 %
72 - 76 6 30 %
77 - 81 5 25 %
Jumlah 20 100 %
Ketuntasan 16 80%
Tidak Tuntas 4 20%
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel 4.3 terlihat
jelas perbandingannya bahwa table 4.3 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat
nilai 65 ke atas berjumlah 80% atau 16 siswa, yang mendapat nilai dibawah 65
berjumlah 20% atau 4 siswa.
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Nilai Frekuensi Keterangan Persentase
≥ 65 16 Tuntas 80%
< 65 4 Tidak Tuntas 20%
Jumlah 20 100%
Tabel 4.4 menunjukan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM
65 sebanyak 4.4 siswa. Dengan demikian ada 4 siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar minimal. Sedangkan yang sudah mencapai KKM 65 ada 16
siswa.
Berdasarkan analisis tentang ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas 5 sebanyank 20 siswa, yang sudah tuntas 80%
58
atau 16 siswa, dan yang belum tuntas 20% atau 4 siswa. Perbandingan antara yang
sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada gambar diagram 4.2 berikut
ini.
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus I
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan
hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir dan hasil observasi
kinerja siswa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk
merencakan tindakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan
pada siklus II.
4.2.2.3 Pengamatan
Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk merencanakan
tindakan pada siklus II. Pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa
kekurangan-kekurangan seperti pada data hasil observasi kinerja guru. Data hasil
observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini.
Table 4.5
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Siswa Siklus I
Observasi Siklus Total Skor Kriteria
Guru 1 43 Baik
Siswa 1 49 Baik
Jumlah skor hasil kinerja peneliti pada siklus I yaitu berjumlah 43.
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran siklus I menunjukan hasil
20%
80%
Persentase ketuntasan siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
59
yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat dilihat
pada tabel 4.5. Jumlah skor hasil kinerja siswa pada siklus I yaitu berjumlah 49.
Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam pembelajaran siklus I menunjukan
hasil yang baik. Bedasarkan tabel 4.5 jika dianalisis data hasil pengamatan dapat
dilihat pada tabel 4.5.
4.2.2.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus I dapat
dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan
sesudah tindakan siklus I.
Hubungan dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukan perbandingan pada
tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus I
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tuntas 15 75 % 16 80 %
Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 %
Jumlah 20 100 % 20 100 %
Nilai Tertinggi 75 80
Nilai Terendah 50 52
Nilai Rata-Rata 64,55 70,05
Berdasarkan data hasil belajar IPA pada siswa terlihat bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA di kelas 5. Oleh
karena itu nilai rata-rata kelas pun meningkat. Walaupun sudah terjadi
peningkatan, namun hasil belajar IPA pada siswa belum maksimal karena target
keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 85%. Hal ini dilihat dari hasil
belajar IPA siklus I hanya mencapai ketuntasan 80%.
Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat sebagai
berikut. Guru masih belum mengondisikan siswa yang membuat keributan di
60
kelas, guru masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami masalah,
guru masih belum memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi, guru
masih belum membentuk kelompok siswa secara heterogen serta guru masih
belum menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam
kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two
Stray).
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran siklus I segala kekurangan yang
terjadi akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II, perbaikan itu di antaranya:
Guru akan mengondisikan siswa yang membuat keributan di kelas, guru
memperhatikan kelompok yang mengalami masalah, memberikan motivasi agar
siswa aktif dalam berdiskusi, membentuk kelompok siswa secara heterogen, serta
menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam
kelompok dengan mengunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two
Stray).
4.2.3 Deskripsi Siklus II
4.2.3.1 Perencanaan
Siklus II terdiri dari 3 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 2, 5 dan 7
April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, penulis telah
melakukan diskusi dengan observer, dan guru kelas 5 SD, untuk melaksanakan
model pembelajaran lebih baik dari siklus pertama, sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik. Pertama guru mempersiapkan rencana
pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 materi tentang
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Perencanaan awal hampir sama dengan
siklus I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru menggunakan model
Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray).
Perencanaan yang dilakukan telah mampu menjadi pedoman yang sistematis
dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan
merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi,
sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
61
4.2.3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah sesuai dengan yang
direncanakan, sebelumnya penulis melakukan diskusi dengan guru kelas untuk
melanjutkan dengan pelaksanaan siklus II. Dalam siklus II ada 3 kali pertemuan
kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru
menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan pada saat mengajar yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media belajar, menyiapkan soal tes.
1. Pertemuan pertama siklus II
Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan pertama guru memulai
dari salam pembuka, doa, absensi siswa, apersepsi dan kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran serta memberi motivasi kepada siswa tentang materi
“peristiwa alam yang terjadi di indonesia” yang akan dipelajari. Guru menjelaskan
tentang model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) yang
akan digunakan selama proses belajara mengajar berlangsung, guru sudah
membentuk kelompok kecil yakni setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan
kelompok diberi materi ajar untuk di pelajari selama 15 menit.
Kemudian setiap kelompok memilih dua siswa untuk menyampaikan materi
ke kelompok lain, sedangkan dua siswa tinggal di kelompoknya untuk menerima
tamu yang akan menyampaikan materi pembelajaran ke kelompoknya, guru
mengontrol siswa dalam berdiskusi, setelah selesai menyampaikan materi,
masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok
lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di depan kelas.
Guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok, kemudian guru bersama
siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan akhir guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di
mengerti, setelah itu guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran,
selanjutnya guru sudah memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan
mengucapkan salam.
62
2. Pertemuan Kedua siklus II
Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam dan
berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan memberikan apersepsi
kepada siswa. Masuk pada kegiatan inti, guru membahas tugas rumah yang
diberikan pada pertemuan yang lalu, kemudian guru menunjukan sebuah
gambar Tentang peristiwa alam beserta dampaknya dan guru melakukan tanya
jawab tentang gambar. Guru membagikan gambar tentang peristiwa alam yang
yang terjadi di indonesia dan membagikan lembar kerja kelompok pada setiap
kelompok dan menjelaskan cara kerjanya.
Masuk pada kegiatan siswa bekerja pada kelompok masing-masing dan
guru membimbing jalannya diskusi. Kemudian beberapa kelompok siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan menempelkan gambar yang
disediakan guru di papan tulis. Kegiatan ini dimulai dengan guru membahas hasil
diskusi yang telah disampaikan oleh setiap kelompok dan guru memberikan
masukkan terhadap hasil diskusi siswa.
Kegiatan akhir pada pertemuan ini guru bersama-sama dengan siswa
menarik simpulan tentang peristiwa alam yang ada di indonesia. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas dari materi yang telah dipelajari dan siswa merangkum hasil
pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran
yang telah dilakukan dengan menanyakan kepada siswa ada berapa peristiwa
alam yang terjadi di indonesia. Kemudian siswa diminta mengerjakan tugas di
buku LKS sebagai tugas rumah. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
3. Pertemuan Ketiga siklus II
Sebelum mulai belajar guru memulai dengan berdoa, absen, guru
menanyakan kesiapan anak dalam mengikuti pembelajaran, dan memberikan
apresepsi”anak-anak siapa yang tahu apa dampak dari peristiwa alam?”.Pada
kegiatan inti, guru memberikan pertanyaan sebelum memulai pelajaran, guru
membagi siawa dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang dalam kelompok
untuk mendiskusikan tentang peristiwa alam yang dapat dicegah dan tidak dapat
63
dicegah, guru menjelaskan apa yang harus dikerjakan siswa. Setiap kelompok
diberi kesempatan untuk menjelaskan/mempersentasikan hasil diskusinya kepada
siswa yang berbeda kelompok, dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk
memberikan pertanyaan. Setelah presentasi selesai, guru menyimpulkan
ide/pendapat dari siswa agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam materi yang
telah dipelajari saat itu. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami, guru dan siswa membuat
simpulan bersama, siswa mengerjakan tugas evaluasi, selanjutnya guru memberi
penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
Selama proses belajar mengajar berlangsung, observer mengawasi jalanya
pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pengawasan
tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar IPA berupa nilai tes formatif
diperoleh data nilai siswa, hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.7
berikut ini.
Tabel 4.7
Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II
Rentang Nilai Frekuensi Persentase
64 - 68 2 10 %
69 - 73 - -
74 - 78 5 25 %
79 - 83 3 15 %
84 - 88 4 20 %
89 - 94 6 30 %
Jumlah 20 100 %
Ketuntasan 18% 90 %
Tidak Tuntas 2% 10 %
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam table 4.7 terlihat jelas
perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas sebanyak 18
siswa atau 90%.
64
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Nilai Frekuensi Keterangan Persentase
≥65 18 Tuntas 90 %
<65 2 Tidak Tuntas 10 %
Jumlah 20 100%
Berdasarkan data dari tabel 4.8 yang menjadi subyek penelitian ada 20
siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau sudah tuntas KKM ada 18 anak atau
90%.
Jika dilihat dari data nilai siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-
rata dari siklus I ke siklus II yaitu 70,05 menjadi 80,15. Sedangkan ketuntasan
hasil belajar IPA pada siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 80% ke 90%. Hal itu
membuktikan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa
dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan analisis siklus II pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran
seperti pada gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Siklus II
4.2.3.3 Pengamatan
Hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi dan evaluasi untuk
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya (jika ada). Data hasil observasi
kinerja peneliti siklus II dapat dilihat pada tabel. Data hasil observasi kinerja guru
siklus I dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini.
10%
90%
Persentase ketuntasan siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
65
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Observasi Siklus Total Skor Kriteria
Guru 2 55 Sangat Baik
Siswa 2 58 Sangat Baik
Jumlah skor hasil kinerja guru pada siklus II yaitu berjumlah 55.
Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam pembelajaran siklus II menunjukan
hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9 jika dianalisis berdasarkan data hasil
pengamatan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9. Jumlah skor hasil kinerja siswa
pada siklus II yaitu berjumlah 58. Pengamatan terhadap kinerja penelitian dalam
pembelajaran siklus II menunjukan hasil yang sangat baik. Bedasarkan tabel 4.9
tersebut jika dianalisis berdasarkan data hasil pengamatan siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.9.
4.2.3.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus II dapat dilihat
adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah
tindakan siklus II.
Berdasarkan data perolehan nilai tes ada peningkatan hasil belajar IPA pada
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 65 ke atas
sebanyak 17 siswa. Setelah siklus II naik menjadi 19 siswa.
Hubungan dengan ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa dapat ditunjukan
perbandingan pada table 4.12 berikut ini.
66
Tabel 4.10
Perbandingan Hasil Belajar IPA Pra Siklus ke Siklus II
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tuntas 15 75 % 16 80 % 18 90%
Tidak Tuntas 5 25 % 4 20 % 2 10%
Jumlah 20 100 % 20 100 % 20 100%
Nilai Tertinggi 75 80 92
Nilai Terendah 50 52 64
Nilai Rata-Rata 64,55 70,05 84,15
Dari tabel 4.10 dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar IPA pada siswa
di setiap siklus. Pada kondisi prasiklus, dari 20 siswa masih ada 5 siswa atau 25%
yang belum tuntas belajarnya dan 15 siswa atau 75% siswa sudah tuntas
belajarnya. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, terjadi peningkatan
hasil belajar IPA pada siswa yaitu dari 20 siswa sudah ada 16 siswa atau 80%
yang sudah tuntas dan tinggal 4 siswa atau 20% yang belum tuntas.
Melihat hasil belajar IPA pada siswa siklus I yang masih belum memenuhi
indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 85% atau minimal 18 siswa sudah
tuntas KKM, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar
IPA pada siswa setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan
ketuntasan hasil belajar IPA. Dari 20 siswa sudah ada 18 siswa atau 90% yang
sudah memperoleh nilai ≥65. Belum tuntas 2 siswa atau 10% dapat di lihat dari
hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-latihan yang dilakukan oleh sekolah.
Menurut penuturan guru kelas 5, siswa tersebut masih tergolong anak yang perlu
penanganan khusus dan seharusnya bersekolah di sekolah khusus untuk
menangani anak yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata. Jadi
peningkatan proses pembelajaran yang berkualitas masih perlu dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar yang optimal. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan
pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan
67
lagi. Berdasarkan data-data yang terlihat bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa, khususnya mata pelajaran IPA di
kelas 5.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Dua Tinggal Dua
Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SD
Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2013/2014. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang Peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia.
Hal ini dibuktikan dari hasil belajar IPA pra siklus yang baru ada 15 siswa
atau 75 % yang tuntas KKM dengan nilai rata-rata 64,55 mengalami peningkatan
setelah dilaksanakan tindakan di kelas itu.
Pada siklus I terdapat 16 siswa atau 80 % yang telah mencapai ketuntasan
KKM dengan nilai rata-rata 70,05. Untuk mencapai target ketuntasan sesuai
indikator kinerja dalam penelitian ini, maka dilakukan tindakan pada siklus II.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, pencapaian kriteria ketuntasan minimal
meningkat menjadi 18 siswa atau 90 % dengan nilai rata-rata 84,15. Belum tuntas
2 siswa atau 10% dapat di lihat dari hasil tes IQ dan ulangan sekolah serta latihan-
latihan yang dilakukan oleh sekolah. Menurut penuturan guru kelas 5, siswa
tersebut masih tergolong anak yang perlu penanganan khusus dan seharusnya
bersekolah di sekolah khusus untuk menangani anak yang mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata.
Berdasarkan lembar observasi guru, guru mengalami peningkatan dalam
melaksanakan proses mengajar di kelas. Pada siklus I, guru baru memperoleh skor
43 dengan kriteria “baik” meningkat menjadi 55 dengan kriteria “sangat baik”.
Berdasarkan lembar observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPA
pada materi peristiwa alam beserta dampaknya, siswa menjadi semangat dan
68
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dari siklus I yang baru mencapai skor
aktivitas dengan jumlah 49 dengan kriteria “baik” mengalami peningkatan setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus 2 menjadi 58 dengan kriteria “sangat baik”. Hal
ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan
peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklus.
Dengan demikian hipotesis tindakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapt
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kalibeji 01 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013-2014, telah
terbukti yaitu dalam penelitian yang dilakukan pada akhir siklus siswa yang telah
mencapai KKM mencapai 90% dengan rata-rata nilai kelas 84,15%.
Hasil belajar IPA pada siswa dapat tercapai apabila guru dalam
menyampaikan pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar,
tetapi siswa dijadikan sebagai subyek, sehingga siswa bisa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Stay Two Stray) hasil belajar IPA pada siswa dapat meningkat karena proses
pembelajaran tidak monoton sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Suasana positif
yang timbul memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pembelajaran
IPA dalam kegiatan yang menyenangkan sehingga siswa merasa lebih termotivasi
untuk belajar dan berfikir.
Dengan demikian, model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay
Two Stray) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN
Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2013-2014. Penerapan model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay
Two Stray) terbukti dapat membuat siswa lebih semangat dan antusias karena
mereka belajar melalui pengalaman langsung yang berkesan sehingga banyak
informasi yang mereka dapatkan saat melakukan penyelidikan dalam kelompok
kecil.