SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/34188/1/3211413021maria.pdf · Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ......
Transcript of SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/34188/1/3211413021maria.pdf · Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ......
i
DAYA LAYAN TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
SEMENTARA DI KECAMATAN AMBARAWA TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Saint
(S.Si)
Oleh :
Galih Ondy Saefudin
NIM : 3211413021
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
ii
iii
iv
v
SARI
Ondy, Galih. 2018. Daya Layan Tempat Penampungan Sampah Sementara di
Kecamatan Ambarawa. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr.Erni Suharini, M.Si dan Ariyani
Indrayati, S.Si., M.Sc
Kata Kunci: persebaran, daya tampung, volume sampah
Kecamatan Ambarawa merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Semarang yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat,
sehingga menyebabkan tingkat konsumsi barang dan jasa yang semakin
meningkat, bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan
jumlah produksi sampah rumah tangga. Bertambahnya sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat maka pemerintah dituntut untuk menyediakan fasilitas
penampungan sampah. Perhitungan jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat di
Kecamatan Ambarawa dengan jumlah fasilitas pelayanan persampahan digunakan
guna menganalisis efektifitas daya layan TPS terhadap jumlah penduduk di
Kecamatan Ambarawa.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu
metode observasi, kuesioner, dan dokumentasi data sekunder. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan hasil
perhitungan efektifitas daya layan tempat penampungan sampah sementara di
Kecamatan Ambarawa.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah timbulan sampah di Kecamatan
Ambarawa sebesar 1,714 liter/orang/hari dengan jumlah penduduk Kecamatan
Ambarawa sebanyak 62.025jiwa. Total timbulan sampah yang ada di Kecamatan
Ambarawa dari sampah rumah tangga sebesar 106.310,85 liter/hari jika di
konversikan ke mingguan sebesar 744.175,95 liter/minggu, dikarenakan
pelayanan dari dinas terkait untuk masing-masing TPS 1 kali dalam 1 minggu.
Kapasitas tampungan 19 TPS yang ada di Kecamatan Ambarawa adalah sebesar
130.000 liter perminggu. Volume tampungan tersebut tidak dapat menampung
keseluruhan sampah yang dihasilkan penduduk di Kecamatan Ambarawa. Jumlah
sampah yang tidak dapat terlayani sebanyak 614.175,95 liter/minggu.
Saran dari penelitian ini adalah perlu menambah fasilitas TPS di
Kecamatan Ambarawa atau menambah frekuensi pengambilan guna mengurangi
tumpukan sampah di TPS yang sudah ada.
vi
ABSTRACT
Ondy, Galih. 2018. Services for Temporary Waste Shelter in Ambarawa District.
Thesis, Department of Geography, Faculty of Social Sciences, Semarang State
University. Advisor Dr. Erni Suharini, M.Sc and Ariyani Indrayati, S.Si., M.Sc.
Keywords: distribution, capacity, volume of waste
Ambarawa Subdistrict is one of the sub-districts in Semarang Regency
which is experiencing rapid population growth, causing the level of consumption
of goods and services to increase, increasing the level of public consumption is
directly proportional to the amount of household waste production. The increasing
amount of garbage produced by the community means that the government is
required to provide garbage collection facilities. The calculation of the amount of
waste produced by the community in Ambarawa Subdistrict with the number of
solid waste service facilities was used to analyze the effectiveness of TPS service
capacity for the population in Ambarawa District.
This study uses several methods of data collection, namely the method of
observation, questionnaires, and documentation of secondary data. The data
analysis technique uses quantitative descriptive analysis to describe the results of
calculating the service effectiveness of trash shelters in Ambarawa District.
The results showed the amount of waste generation in Ambarawa
Subdistrict was 1,714 liters / person / day with a population of 62,025 people in
Ambarawa Subdistrict. The total waste generation in Ambarawa Subdistrict from
household waste is 106,310.85 liters / day if it is converted to weekly by
744,175.95 liters / week, because the services from related agencies for each
polling station 1 time in 1 week. The storage capacity of 19 polling stations in
Ambarawa District is 130,000 liters per week. The volume of the reservoir cannot
accommodate the entire garbage produced by residents in Ambarawa District. The
amount of garbage that cannot be served is 614,175.95 liters / week.
Suggestions from this study are the need to add TPS facilities in
Ambarawa Subdistrict or increase the retrieval frequency in order to reduce the
garbage piles at existing TPS.
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
� Kemenangan yang terbaik bukan karena kita telah mengalahkan orang lain
melainkan kemenangan terbaik apabila telah lebih baik dari kita yang
sebelumnya. (Ade Rai)
� Tunjukilah kami pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka. (Al-Fatihah: 6-7)
� Manusia yang belum pernah mengalami penderitaan tidak akan pernah
mengalami kebahagiaan. (Kahlil Gibran)
� Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain, dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al
Insyirah:6-8)
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur terhadap Allah
SWT atas segala karunia-Nya skripsi ini
kupersembahkan kepada:
� Almamater.
� Bapak, Ibu, dan adik yang telah memberikan
doa, cinta, kasih sayang, perhatian, restu,
dukungan, serta pengorbanan sehingga saya
dapat menyelesaikan studi dengan baik.
� Teman-teman seperjuangan Geografi
angkatan 2013.
� Rekan penelitian yang telah menguatkan,
membantu serta membersamai dalam
penyelesaian skripsi ini.
viii
PRAKATA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga skripsi dengan judul “Daya Layan Tempat Penampungan Sampah
Sementara di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018” dapat diselesaikan dengan
lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang yang telah membantu memberikan izin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang dan sebagai dosen wali yang telah
memberikan saran dan masukan selama penulis menyelesaikan studi dan telah
menyediakan fasilitas selama pembelajaran di Jurusan Geografi Universitas
Negeri Semarang.
3. Dr.Erni Suharini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ariyani Indrayati, S.Si., M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
ix
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi yang telah memberi bekal
ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menempuh studi.
6. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan dorongan dan do’a serta
mengarahkan penulis agar selalu mengerjakan sesuatu yang baik.
7. Seluruh teman-teman Geografi angkatan 2013 yang telah memberikan
dukungannya selama penulis menempuh studi.
8. Teman seperjuangan selama kuliah dan KKN 2016, terimakasih atas kata-kata
indah yang menguatkan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi
segenap pihak yang membutuhkan.
Semarang, 22 Januari 2018
Penyusun,
Galih Ondy Saefudin
NIM. 3211413021
x
DAFTAR ISI
Halaman
Skripsi ...................................................................................................................... i
Pengesahan Kelulusan ............................................ Error! Bookmark not defined.
Pernyataan .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Sari ......................................................................................................................... iv
Abstract .................................................................................................................. vi
Daftar Isi.................................................................................................................. x
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
4.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
4.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
4.7 Batasan Istilah .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ...................... 10
2.1. Deskripsi Teoritis ................................................................................... 10
2.1.1 Sampah ......................................................................................................... 10
2.1.2 Tempat Sampah Sementara ....................................................................... 13
2.1.3 Pusat Pelayanan ............................................................................................. 14
2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 19
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 27
3.1 Lokasi ..................................................................................................... 27
3.2 Populasi .................................................................................................. 27
xi
3.3 Sampel .................................................................................................... 27
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 29
3.4.1 Studi Dokumentasi........................................................................................ 30
3.4.2 Observasi Lapangan dan Survey................................................................. 30
3.4.3 Alat Pengumpul dan Pengolah Data ........................................................... 32
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
3.5.1 Timbulan Sampah ....................................................................................... 33
3.5.3 Daya Layan .................................................................................................. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 36
4.1.1. Letak Astronomis .......................................................................................... 36
4.1.2. Letak Administratif ....................................................................................... 36
4.1.3. Kondisi Topografi ......................................................................................... 38
4.1.4. Kondisi Demografis ...................................................................................... 39
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 41
4.2.1. Daya Tampung TPS ................................................................................... 41
4.2.2. Profil Responden ........................................................................................... 47
4.2.3. Hasil Angket Pengelolaan Sampah............................................................. 47
4.2.4. Volume Sampah .......................................................................................... 51
4.2.5. Daya Layan .................................................................................................. 54
4.3. Pembahasan ............................................................................................ 55
4.3.1 Daya Tampung dan Volume Sampah di Kecamatan Ambarawa .......... 55
4.3.2 Daya Layan .................................................................................................. 56
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 59
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 59
4.2 Saran ....................................................................................................... 60
xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
Lampiran ............................................................................................................... 64
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................................... 19
Tabel 3.3 Data yang Digunakan ................................................................................ 30
Tabel 4.1. Kondisi Topografi Kecamatan Ambarawa Tahun 2017 ........................ 38
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga Menurut Desa/Kelurahan
kecamatan Ambarawa........................................................................... 40
Tabel 4.1 Daya Tampung TPS Kecamatan Ambarawa ............................................ 44
Tabel 4.2 Rentan Umur Responden Kecamatan Ambarawa Tahun 2018 ............ 47
Tabel 4.3 Jenis Sampah yang Dihasilkan ................................................................... 48
Tabel 4.4 Perwadahan Sampah .................................................................................... 49
Tabel 4.2 Volume Sampah Rumah Tangga ............................................................. 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................. 26
Gambar 4.1 Peta Daerah Penelitian ........................................................................ 37
Gambar 4.2.1 Tempat Penampungan Sampah Sementara .....................................41
Gambar 4.2.1 TPS Berbentuk Bangunan Permanen ..............................................42
Gambar 4.2.1 TPS Berbentuk Bak Non Permanen ................................................43
Gambar 4.2.1 Peta Sebaran TPS Kecamatan Ambarawa Tahun 2018.................. 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbingan Skripsi
Lampiran 2. Surat Izin Observasi
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4. Instrumen Wawancara
Lampiran 5. Jumlah TPS di Kecamatan Ambarawa Tahun 2017
Lampiran 6. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Ambarawa
Lampiran 7. Data Timbulan Sampah Perkapita di Kecamatan Ambarawa Tahun
2018
Lampiran 8. Data Pengelolaan Sampah di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018
Lampiran 9. Data Sampah yang di Hasilkan di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018
Lampiran 10. Data Persepsi Responden di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018
Lampiran 11. Data Pengangkutan sampah di Kabupaten Semarang Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110o14`54,75”
sampai dengan 110o39`3” Bujur Timur dan 7
o3`57” sampai dengan 7
o30`
Lintang Selatan. Luas administrasi Kabupaten Semarang memiliki luas
wilayah seluas 95.020.674 Ha, dengan jumlah 19 kecamatan. Pada
penelitian ini berada pada Kecamatan Ambarawa yang memiliki jumlah
penduduk sebanyak 62.025 jiwa pada tahun 2016 (Kabupaten Semarang
Dalam Angka, 2016).
Pertambahan penduduk di suatu wilayah menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tertentu dan mengakibatkan
meningkatnya pemenuhan kebutuhan penduduk dalam berbagai hal yang
mampu mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat, seperti halnya
memberikan pengaruh pada bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik
produksi sampah yang dihasilkan semakin beragam seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu (Reksohadiprodjo,
1997:93). Semakin bertambahnya tingkat konsumtif masyarakat maka
semakin tinggi pula sampah yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.
Sampah menjadi permasalahan yang cukup pelik di bumi ini yang perlu di
tindak lanjuti, dikarenakan setiap hari manusia menghasilkan sampah dan
dibuang, baik itu di tempat sampah, maupun tidak pada tempat yang sudah
di sediakan. Sampah merupakan sisa aktifitas dari manusia dan hewan yang
2
berbentuk zat padat dan dibuang. Sampah terbagi atas beberapa pambagian
yaitu: sampah organik, sampah anorganik, sampah debu residu, sampah
jalanan dan sampah konstruksi yang dibuang menimbulkan banyak masalah
(Pituyo, 2007:1 dalam Afriyandi Hidayat, 2016).
Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
terpakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan
lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Notoatmojo, 2003 dalam Jayanti Nigiana P.P). Besarnya sampah
yang dihasilkan dalam suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah
penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang, maka semakin besar
volume sampah yang dihasilkkan setiap harinya, pembuangan sampah yang
tidak terurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar. Karena
penumpukan sampah atau pembuangannya sembarangan ke kawasan
terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah juga akan berdampak ke
saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan
pencemaran udara, dan juga bila pembuangan sampah sembarangan yang
terangkut oleh air dan menuju ke sungai akan mencemari air, tersumbatnya
saluran air dan banjir. Lingkungan merupakan sebuah aspek yang tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Lingkungan yang sehat dan
bersih dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu masalah di lingkungan adalah tidak terkendalinya sampah yang
3
dihasilkan oleh produksi rumah tangga. Sampah merupakan suatu masalah
yang perlu diperhatikan, jika tidak diperhatikan dengan baik akan
mengakibatkan permasalahan lingkungan seperti masalah kesehatan,
kenyamanan, ketertiban dan keindahan. Untuk mencapai kondisi masyarakat
yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, sangat diperlukan
adanya lingkungan pemukiman yang sehat. Dari aspek persampahan, maka
kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang dapat dicapai bila sampah dapat
dikelola secara baik sehingga tercipta lingkungan permukiman yang bersih.
Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh
wilayah adalah masalah sampah. Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
dimungkinkan menjadi daya tarik bagi penduduk untuk membangun
kawasan bisnis maupun permukiman sehingga akan terjadi tekanan
penduduk di wilayah tersebut. Hal ini berbanding lurus dengan persoalan
lingkungan, degradasi lingkungan akibat permasalahan sampah menjadi
kompleks.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan dan
merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan
bertahap menuju ke tingkat yang lebih baik. Pembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan
pembangunan nasional pada dasarnya tergantung pada kualitas dan kuantitas
pembangunan daerah yang dilaksanakan. Pembangunan daerah diarahkan
untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat. Terbentuk dan tumbuh
4
kembangnya suatu ruang wilayah dapat diindentifikasikan dengan adanya
pertumbuhan penduduk serta perkembangan aktifitas wilayah tersebut.
adanya pemusatan dan aktifitas ekonomi dan sosial yang beragam, maka
membuat suatu wilayah akan menjadi berkembang (Pudjiantoro, 2008
dalam Dian Fadhila Maulida, 2014). Sebuah kota yang dibentuk oleh
beberapa manusia yang bermukim di suatu tempat harus sejalan dengan
perkembangan infrastruktur di kota tersebut.
Keberadaan jaringan transportasi akan mengakibatkan perubahan
disekitarnya baik perubahan fisik dalam hal ini guna lahan dan non fisik
dalam hal ini aktivitas masyarakatnya. Begitu juga dengan adanya
pembangunan jaringan transportasi baik jalan tol maupun jalan raya umum
sebagai dari jaringan transportasi suatu wilayah. Keberadaan jaringan jalan
terutama jalan arteri dan jalan tol disuatu wilayah akan menimbulkan
berbagai dampak positif maupun negatif, dimana dampak negatif yang dapat
muncul harus mendapat penanganan agar dapat diminimalisasi. Oleh karena
itu dengan adanya pembangunan jaringan transportasi di suatu wilayah
maka perlu dilakukan pengendalian terhadap dampak negatif melalui
pemetaan guna lahan di suatu wilayah salah satunya guna lahan
permukiman. Hal ini dikarenakan kawasan permukiman merupakan guna
lahan yang memerlukan kanyamanan. Permukiman menempati area paling
luas dalam pemanfaatan ruang kota yang mengalami perkembangan yang
selaras dengan perkembangan pemduduk yang mempunyai pola-pola
tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur kota yang berbeda dengan
5
kota lainnya. Perkembangan permukiman pada setiap bagian kota tidak
sama, bergantung pada karakteristik masyarakat, potensi sumber daya
(kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota
(Bintarto 1982 dalam Sriyanto, 2007).
Berdasarkan kondisi tersebut peran geografi mempelajari tentang
segala fenomena yang terjadi pada alam dilihat dari sudut pandang
keruangan (Space Approach), kelingkungan (Ecological Approach) dan
kompleks kewilayahan (Komplexs Area Approach). Dari pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang terjadi di permukaan bumi bisa
diketahui dimana kejadian tersebut dan mengapa terjadi di daerah tersebut
bukan di daerah lain. Permasalahan sampah sebagai akibat aktifitas manusia
dengan pendekatan keruangan, sehingga dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Daya Layan Tempat Penampungan
Sampah Sementara Di Kabupaten Semarang Tahun 2018”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut :
1. Berapa volume sampah rumah tangga di Kecamatan Ambarawa?
2. Berapa kapasitas tampungan TPS di Kecamatan Ambarawa?
3. Bagaimana daya layan TPS terhadap jumlah penduduk di Kecamatan
Ambarawa?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka perlu dilakukan pula
formulasi tujuan penelitian, yang dimaksudkan agar penelitian dapat terarah.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menghitung volume sampah rumah tangga di Kecamatan
Ambarwa.
2. Menghitung volume tempat penampungan sampah sementara di
Kecamatan Ambarawa.
3. Menganalisis efektifitas daya layan TPS terhadap jumlah penduduk
di Kecamatan Ambarawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan, diantaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu geografi.
Penyelesaian masalah persampahan di Kecamatan Ambarawa, oleh
karena itu dengan penelitian ini dapat diketahui keefektifan tempat
penampungan sampah sementara di Kecamatan Ambarawa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan
kontribusi bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah
7
persampahan. Bagi pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan
dampak lingkungan, digunakan untuk bahan pertimbangan
dalampeningkatan kualitas daya layan TPS yang akan datang di
Kecamatan Ambarawa. Sedangkan bagi masyarakat bisa merasakan
manfaat terbangunnya TPS secara merata agar meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi / ikut serta dalam
pengelolaan sampah berkelanjutan.
.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah dari penelitian yang berjudul “Daya Layan Tempat
Penampungan Sampah Sementara di Kecamatan Ambarawa Tahun 2018”,
yang dimaksud untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dan
gambaran dari penelitian ini dan agar peneliti tetap berada dalam pengertian
yang dimaksud dalam judul. Batasan istilah sehingga diperlukan dalam
penelitian.
a. Sampah Rumah Tangga
Menurut Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah didefinisikan sampah rumah tangga sebagai sampah yang berasal
dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun).
Pada penelitian ini sampah rumah tangga yang dimaksud adalah
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga dan dipindahkan
8
dari sumber sampah ke Tempat pembuangan sampah sementara selama
satu hari.
b. Daya Tampung
Daya Tampung adalah kapasitas yang dapat di tampung oleh suatu
objek, daya tampung disini adalah daya tampung tempat pembuangan
sampah sementara, sehingga daya tampung tempat pembuangan sampah
sementara adalah kapasitas yang dapat dimuat oleh bangunan (TPS)
untuk menampung sampah pada periode satu kali pengangkutan oleh
armada yang kemudian diangkut ke TPA.
Pada penelitian ini, daya tampung yang dimaksud adalah kapasitas
tempat pembuangan sampah sementara di Kecamatan Ambarawa.
c. Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tempat penampungan sampah sementara adalah tempat yang
dikelola oleh lembaga resmi untuk menampung sampah yang bersifat
sementara sebelum diangkut ke Tempat pembuangan akhir (YUDP 1992,
dalam Achmad Fauzi 2016).
Pada penelitian ini tempat sampah sementara yang dimaksud
adalah tempat sampah sementara yang digunakan oleh masyarakat umum
dan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup.
9
d. Pusat Pelayanan
Pelayanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan dan
mengurus menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau
sekelompok orang, artinya objek yang dilayani adalah individu, pribadi-
pribadi dan sekolompok organisasi (Sianipar, 1998). Menurut
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, Pelayanan publik adalah
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
memiliki kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan.
Pada penelitian ini pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan
Tempat penampungan sampah sementara yang melayani masyarakat.
Tempat penampungan sampah sendiri sebagai unit pelayanan di
Kecamatan Ambarawa.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Deskripsi Teoritis
2.1.1 Sampah
Sampah sebagai hasil samping dari berbagai aktifitas atau kegiatan
dalam kehidupan manusia maupun sebagai hasil dari suatu proses
alamiah sering menimbulkan permasalahan serius di wilayah-wilayah
pemukiman penduduk. Menurut Hadiwiyoto sampah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut;
1) Merupakan bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak lagi
digunakan maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian
utamanya.
2) Merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya.
3) Bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan
masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian lingkungan.
Menurut Alex (2012) sampah dikelompokkan lagi berdasarkan
sumber, bentuk, dan jenisnya.
1) Berdasarkan Sumbernya
a. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-
daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
11
b. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti
feses dan urin.
c. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah
tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah
tangga adalah kertas dan plastik.
d. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari
proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa
makanan.
e. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan
perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik,
kertas, tekstil, plastik dan logam.
f. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri
yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair
atau padat.
g. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi
nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
2) Berdasarkan Jenisnya
a. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging,
buah, sayuran dan sebagainya.
b. Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik,
logam, kaca, keramik dan sebagainya.
12
3) Berdasarkan Bentuknya
a. Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urin dan sampah cair.
b. Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan
sampah.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemprosesan, pendaur-ulang, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada materi sampah yang dihasilkan dari
kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampak
terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan
sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing zat.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah
menjadi materi yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah
sampah agar menjadi materi yang tidak membahayakan bagi lingkungan
hidup. Metode pengolahan samoah berbeda-beda tergantung tipe zat
sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara pengumpulan sampah
dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di
TPA, dengan cara ini dapat mengurangi jumlah sampah, faktor-faktor
yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah antara lain;
13
1. Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2. Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3. Karakteristik sampah.
4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir
sampah (TPA).
6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota
7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA
8. Biaya yang tersedia untuk operasional.
9. Peraturan daerah setempat.
2.1.2 Tempat Sampah Sementara
Dalam terciptanya lingkungan yang sehat salah satu syaratnya
adalah memiliki manajemen sampah yang baik. Pembuangan sampah
yang tidak pada tempatnya membuat lingkungan menjadi kotor, dan tidak
teratur. Tempat penampungan sampah (TPS) sementara yang memadai
akan meminimalisir dampak-dampak lingkungan tersebut. Dalam
memilih lokasi tempat sampah sementara sebaiknya meliputi evaluasi
terhadap beberapa variabel yaitu jarak terhadap jalan utama, jarak
terhadap sungai, dan buffering di sekeliling tempat penampungan sampah
(TPS) sementara (Danuarti, 2003 dalam Achmad Fauzi 2016).
Syarat-syarat dibangunnya tempat pembuangan sampah (TPS)
sementara adalah :
14
1. Minimal 30 meter dari sungai
2. Minimal berjarak 50 meter dari permukiman, sekolah, dan taman
3. Minimal berjarak 160 meter dari sumur
4. Minimal berjarak 1500 meter dari airport
Dari segi estetika dalam hal ini mengacu pada keputusan standar
operasional kebersihan dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta tahun 2007
tentang persyaratan kesehatan pengolahan limbah dan penampungan
sampah sementara, dengan ketentuan :
1. Tidak terlihat kotor, jorok, bau, dan jauh dari sumber penyakit bagi
pemukiman sekitarnya.
2. Lokasi harus strategis untuk pengangkutan sampah dan tidak
merusak keindahan kota, dan lokasi tidak mengganggu pengguna
jalan.
3. Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
2.1.3 Pusat Pelayanan
Dalam menjalankan kehidupan dan aktifitasnya membutuhkan
dukungan fasilitas pelayanan. Secara umum fasilitas dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu fasilitas umum, sosial, dan ekonomi.
Dua fasilitas pertama sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah
dan umumnya tersedia di semua tempat, sedangkan fasilitas kedua
umumnya menganut kebutuhan pasar dan tidak di setiap tempat tersedia.
15
Prisip lain yang menjadi dasar perencanaan pelayanan adalah
pemahaman tentang dua tipe atau jenis pelayanan, yaitu
a. Hight order goods service, yaitu barang atau jasa pelayanan yang
memiliki ambang (threshold) dan jangkauan (range) besar. Jenis
pelayanan ini umumnya tersedia adalam jumlah kecil dan terbatas.
Sebagai contohnya pada pelayanan pendidikan dan kesehatan
adalah fasilitas perguruan tinggi dan rumah sakit, dan secara
lokasional berada di pusat kota.
b. Low order goods services, barang/jasa pelayanan yang memiliki
threshold dan range kecil. Jenis pelayanan tersedia dalam jumlah
besa dan terdapat di semua tempat (merata) serta berada di desa
atau di daerah hirarki rendah. Jenis pelayanan ini umumnya
tersedia dalam jumlah kecil dan terbatas. Sebagai contoh pada
pelayanan pendidikan adalah fasilitas pendidikan dasar TK dan SD.
Mengetahui ketersediaan dan daya layan suatu fasilitas pelayanan
penting dilakukan, untuk memberikan gambaran realitas pencapaian
pelayanan publik dan evaluasi dari suatu fasilitas, sehingga dapat
diperoleh penyusunan langkah-langkah prioritas dalam menyediaan
fasilitas tersebut. beberapa teknik analisis pelayanan yang dapat
digunakan mendasarkan pada aspek ketersediaan pelayanan (sevice
availability), tingkat ketersediaan (size of availability), dan fungsi
pelayanan (daya layan) atau function of availability.
16
1. Ketersediaan Pelayanan
Metode untuk mengetahui ketersediaan pelayanan salah
satunya adalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode skala
Guttman. Skala Guttman yaitu skala yang mengidentifikasi
ketersediaan pelayanan dalam bentuk nominal yaitu ada (tersedia)
dan tidak ada (tidak tersedia). Untuk jawaban ada diberi skor 1 dan
jika tidak tersedia diberi skor 0.
Skala Guttman mementingkan jumlah ketersediaan fungsi
pelayanan dalam wilayah dan dalam perkembangan dijadikan
sebagai dasar penyusunan metode skalogram atau analisa skala
(scale analysis) untuk mengukur hirarki pusat pelayanan, dimana
wilayah yang memiliki jumlah ketersediaan fasilitas pelayanan
memiliki hirarki wilayah tinggi dengan jangkauan pelayanan luas
dan berpotensi menjadi pusat pelayanan.
2. Tingkat ketersediaan pelayanan (service Availability)
Tingkat ketersediaan pelayanan diukur dengan jumlah unit
pelayanan yang tersedia. Jumlah pelayanan merupakan informasi
penting dalam kaitannya dengan penyediaan pelayanan dan alokasi
ruang atau wilayah yang membutuhkan. Jumlah fasilitas pelayanan
mengikuti keberadaan penduduk yang dilayani, sehingga semakin
tinggi jumlah penduduk maka jumlah pelayanan semakain banyak.
Selain itu dapat ditunjukkan distribusi fasilitas antar wilayah dan
konsentrasi fasilitas.
17
3. Fungsi Pelayanan (function of availability)
Merupakan perbandingan antara jumlah ketersediaan fasilitas
dengan variabel pembanding, seperti besarnya penggunaan aktual,
pengguna potensial, penduduk keseluruhan, luas wilayah dan
dengan pembanding standar. Fungsi daya layan memberikan
indikasi kualitas dan tingkat ketercukupan pelayanan, sehingga
semakin baik daya layan, kualitas fasilitas juga semakin baik.
Sedangkan jika memiliki standar pelayanan minimal (SPM)
tertentu. Maka kondisi daya layan lebih baik jika nilainya melebihi
standar yang ditetapkan.
Daya layan memiliki formula untuk menghitung kualitas
daya layan, yaitu :
Tipe A = DLi = JP/JF
Tipe B = DLi = JF/JP
Keterangan :
DLi : Daya layan fasilitas i
JF :Jumlah fasilitas
JP : pembanding jumlah penduduk
(pembanding lain dapat berupa luas wilayah, pengguna
actual, pengguna potensial, dan sebagainya yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian).
18
Efektifitas kualitas daya layan fasilitas juga dapat
dibandingkan dengan standar normative penggunaan minimal atau
maksimal fasilitas yang bersangkutan.
EDLi = SPMi / DMi
Keterangan :
EDLi = Efektifitas Daya Layan fasilitas i
SPMi = Standart Pelayanan Minimal
Jika EDLi > 1, Pelayanan fasilitas I Efektif
Jika EDLi < 1, Pelayanan Fasilitas I Tidak Efektif.
SPM (standar pelayanan minimal) tempat pembuangan
sampah sementara pelayanan fasilitas permukiman di Indonesia
tertuang dalam SNI 03-1733-2004. Tentang tata cara perencanaan
lingkungan perumahan di perkotaan.
19
2.2. Tabel Penelitian Terdahulu yang Relevan
No. Nama/Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian Posisi Penelitian
1 Hidayar
afriyandi,
Elvi zuriyani,
dan Arie
Zella Putra
Ulni / 2016
Analisis Lokasi
Kesesuaian Tempat
Pembuangan
Sampah TPS
Sementara di Kota
Padang.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
kesesuaian lokasi tempat
pembuangan sampah
(TPS) sementara di Kota
Padang.
Metode yang
digunakan yaitu
menggunakan
metode kuantitatif
yaitu pendekatan
keruangan untuk
mengetahui
kesesuaian lokasi
penelitian.
Kesesuaian TPSS
yang berada di
setiap kecamatan
Kota Padang
masih banyak
yang belum
sesuai. Karena
semua kecamatan
yang berada di
kota padang
masih kekurangan
fasilitas dan
berdampak pada
tidak
tertampungnya
volume sampah
yang dihasilkan
masyarakat setiap
harinya.
• Persamaan
Persamaan
penelitian yang
dilakukan peneliti
dengan penelitian ini
yaitu sama sama
menggunakan
metode kualitatif,
sama-sama mencari
kesesuaian lokasi
TPS
• Perbedaan
Perbedaan dengan
penelitian ini adalah
pada penelitian ini
outputnya hanya
mengetahui
kesesuaian lahan,
tidak sampai dengan
lokasi yang
seharusnya
terbangun TPS.
2 Rizki
Yulianto /
Analisis Daya
Layan Dan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
Jenis penelitian
menggunakan
Hasil penelitian
menunjukkan • Persamaan
Pada penelitian rizki
20
2016 Efektifitas Lokasi
Puskesmas di
Kabupaten Pati.
keefektifan lokasi
puskesmas di Kabupaten
Pati.
metode deskriptif
kuantitatif, untuk
pengambilan
sempel
mengunakan
teknik purposive
area random
sampling. Metode
pengumpulan data
dengan
wawancara,
dokumentasi dan
angket.
bahwa
ketersediaan
fasilitas
puskesmas masih
kurang terpenuhi,
tetapi tingkat
kepuasan
masyarakat sangat
puas, yaitu
menunjukkan
angka 91,74.
Sehingga jumlah
kualitas fasilitas
publik yang
sedikit belum
tentu tingkat
kepuasan
masyarakat akan
kualitas
pelayanan juga
kurang baik.
yulianto ini
bertujuan untuk
mengetahui
keefektifan lokasi
Puskesmas, pada
penelitian yang akan
dibuat efektifitas
pelayanan hanya
menjadi parameter.
• Perbedaan
Pada penelitian yang
akan dibuat tidak
menggunakan
parameter kepuasan
masyarakat. Metode
pengumpulan data
pada penelitian ini
menggunakan teknik
wawancara,
sendangkan pada
penelitian yang akan
dibuat menggunakan
teknik dokumentasi
dimana data-data
yang falid sudah ada
pada instansi terkait.
untuk pengambilan
sempel mengunakan
21
teknik purposive
area random
sampling, tetapi
pada penelitian yang
akan dibuat tidak
menggunakan
sampel.
3 Tika Christy
Novianty,
Bambang
Sudarsono
dan Sawitri
Subiyanto /
2015
Analisis Geospasial
Persebaran TPS dan
TPA di Kota
Semarang
Menggunakan
Sistem Informasi
Geografis.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi
kesesuaian lokasi TPS
dan analisis terhadap
kapasitas container yang
ada dan mencari lokasi
alternatif pengganti TPA
Jatibarang.
Pencarian data
menggunakan
survey lokasi,
menggunakan
variabel penilaian
yaitu
aksesibilitas.
Pengolahan data
SIG
menggunakan
cara overlay.
TPS di
Kecamatan
Pedurungan,
Kecamatan
Semarang Timur,
Kecamatan
Semarang
Tengah, dan
Kecamatan
Semarang Barat
secara umum
telah sesuai
ditinjau dari
aspek jarak,
kondisi jalan,
penempatan dan
aktivitas dominan
dengan sedikit
perbaikan di
beberapa lokasi
TPS. Sedangkan
•Persamaan
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
sama sama
mengevaluasi
kesesuaian lokasi
TPS, pengolahan
data SIG
menggunakan cara
overlay
•Perbedaan
Pencarian data
menggunakan teknik
survey lapangan
sedangkan
penelitian yang akan
dibuat menggunakan
teknik dokumentasi.
Hasil akhir pada
penelitian ini adalah
untuk mencari lokasi
22
untuk daya
tampung sampah
masih terdapat
TPS yang
kekurangan
kontainer yang
berada di
Kecamatan
Pedurungan.
Sedangkan untuk
TPA
Jatibarang berada
pada zona tidak
layak untukTPA.
alternatif TPS,
sedangkan pada
penelitian yang akan
dilaksanakan untuk
mencari tempat yang
sesuai untuk
dibangunnya TPS
dengan posisi yang
tepat.
4 Syafrudin,
Ika Bagus P,
dan
Benedictus
Dwicky K
/2011
Evaluasi dan
Optimasi Teknik
Operasional
Pengelolaan
Persampahan pada
Kecamatan Bringin,
Pabelan, Tengaran,
dan Suruh
Kabupaten
Semarang.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi dan
optimalisasi pengolahan
sampah, dengan cara
mengetahui timbulan
sampah sehingga dapat
diketahui kebutuhan
tempat sarana
penampungan sampah
sementara.
Metode
pengumpulan data
berupa data
primer dan data
sekunder, data
primer adalah
data yang didapat
langsung
dilapangan
dengan cara surve
timbulan sampah,
sedangkan data
sekunder berupa
data batas
Hasil penelitian
ini berupa data
timbulan sampah
pada kecamatan
bringin tahun
2022 sebesar
123,97 m3/hari.
Kecamatan
Pabelan 108.81
m3/hari.
Kecamatan
Tengaran 181.26
m3/hari, dan
Kecamatan Suruh
•Persamaan
Persamaan dengan
penelitian ini adalah
ada pada cara
pengumpulan data
primer, yaitu dengan
cara surve langsung
di perumahan yang
telah ditetapkan
sebagai sampel /
purposive sampling,
dan juga cara
menghitung sampah
yang dihasilkan oleh
23
administrasi,
sistem pengolahn
sampah eksisting.
sebesar 180.5
m3/hari. Dengan
besaran timbulan
sampah yang
telah di prediksi
pada tahun 2022
ini diharapkan
pengolahan
sampah di daerah
pelayanan perlu
ditingkatkan
hingga mencakup
semua wilayah
administrasi di
masing-masing
kecamatan.
rumah tangga.
•Perbedaan
Perbedaan dengan
penelitian ini adalah
pada hasil akhir
penelitian, jika
penelitian yang
dilakukan oleh
Syahfrudin
memprediksi
timbulan sampha
pada tahun 2022
yang akan datang.
Sedangkan pada
penelitian ini adalah
untuk mengetahui
apakah sarana
pelayanan
persampahan yang
terjadi di daerah
kajian sudah layak
atau masih
kekurangan.
24
Dari beberapa jurnal penelitian yang relevan terhadap penelitian ini,
tentu saja terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian mengenai
persebaran tempat pembuangan sampah sementara di kecamatan ambarawa.
Perbedaan dengan penelitian pertama yang dilakukan oleh Hidayar
Afriyandi, Elvi Zuriyani dan Arie Zella Putra Ulni pada tahun 2016 terletak
pada lokasi penelitian yang berada di kota Padang. Fokus penelitian yang
dibuat oleh Hidayar Afriyandi, Elvi Zuriyani dan Arie Zella Putra Ulni ini
berfokus pada kesesuaian tempat pembuangan sampah sementara sehingga
lebih di tekankan pada kualitas bangunan itu sendiri untuk menampung
sampah, sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus ke tingkat daya
tampung tempat pembuangan sampah sementara seluruh kecamatan
ambarawa apakah sudah memenuhi kebutuhan penduduk ambarawa itu
sendiri.
Perbedaan dengan penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Rizky
Yulianto pada tahun 2016 adalah pada objek yang di teliti, penelitian oleh
Rizky Yulianto menggunakan objek puskesmas sebagai penelitiannya,
sedangkan pada penelitian ini objek utamanya adalah tempat pembuangan
sampah sementara. Persamaan dengan penelitian oleh Rizky Yulianto
adalaha pada tema yang sama-sama mengusung tema pusat pelayanan
publik. Selanjutnya, perbedaan dengan penelitian ketiga yang dilakukan
oleh Tika Christy Novianty, Bambang Sudarsono dan Sawitri Subiyanto
pada tahun 2015 adalah pada proses pengolahan data, pada penelitian Tika
Christy Novianti data yang dilakukan hanya menganalisis persebaran tempat
25
pembuangan sampah menggunnakan aplikasi Sistem Informasi Geografi.
Berbeda dengan penelitian ini yang dalam pengolahannya juga melakukan
pengambilan sampel secara langsung dilapangan guna mendapatkan data
yang falid.
Perbedaan dengan penelitian yang ke empat oleh Syafrudin, Ika Bagus
P dan Benedictus Dwicky .K pada tahun 2011, pada penelitian yang
dilakukan oleh Syafrudin yaitu Evaluasi dan optimasi teknik operasional
pengelolaan persampahan sehingga yang ditekankan adalah teknik
operasionalnya atau proses pengangkutan sampah yang terjadi dari tempat
pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan akhir, sedangkan
pada penelitian ini tidak menyinggung sama sekali teknik operasional dalam
proses pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke
tempat pembuangan akhir.
26
2.3. Kerangka Berpikir
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Evaluasi efektifitas daya
layan
Sampah yang diproduksi Penduduk
Kecamatan Ambarawa
Daya tampung
TPS
Sampah Rumah
tangga
Persebaran
TPS
Jumlah TPS di
Kecamatan Ambarawa
Kesimpulan
Arahan Kebijakan
59
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka mengacu pada tujuan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kapasitas tempat penampungan sampah sementara di Kecamatan
Ambarawa tahun 2018 dengan jumlah 19 unit pelayanan dengan durasi
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA selama 7 hari maka kapasitas
sampah yang dapat di tampung sebanyak 130.000 liter untuk 7 hari.
2. Timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan seluruh masyarakat di
Kecamatan Ambarawa tahun 2018 dengan jumlah penduduk sebanyak
62.025 jiwa sebanyak 106.310,85 Liter/hari dengan jumlah timbulan
sampah perkapita sebesar 1,714 liter/hari.
3. Volume timbulan sampah di Kecamatan Ambarawa sebanyak 744.175,95
liter/minggu dengan asumsi setiap penduduk membuang sampah ke
tempat penampungan sampah, sedangkan kemampuan tampungan TPS
setiap minggunya sebesar 130.000 liter. Perhitungan daya layan
menunjukkan hasil Efektifitas daya layan < 1 yang artinya pelayanan
fasilitas tidak efektif atau tidak memadai.
4. Sampah yang tidak terlayani di Kecamatan Ambarawa sebanyak
614.175,95 liter/minggu.
60
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti
memberikan beberapa saran yang bisa diajukan sebagai berikut:
1. Memperbanyak fasilitas Tempat penampungan sampah sementara di
Kecamatan Ambarawa untuk meminimalisir timbunan sampah yang
terjadi di TPS yang sudah ada.
2. Frekuensi pengambilan sampah bisa ditingkatkan dengan frekuensi
pengambilan sebelumnya 1 kali pengambilan setiap 7 hari dengan
harapan bisa mengoptimalkan pelayanan persampahan di TPS yang
sudah ada tanpa harus menambah jumlah TPS.
3. Memperbesar daya tampungan TPS yang sudah ada dengan harapan
sampah yang dapat ditampung oleh TPS bisa lebih banyak.
61
DAFTAR PUSTAKA
Afriyandi Hidayat. 2007. Analisis Lokasi Tempat Pembuangan Sampah TPS
Sementara di Kota Padang.
Achmad Fauzi. 2016. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
Analisis Kelayakan Perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Cipeucang Kota Tangerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Anonim. 1994. SNI 19-3964-1994 Tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk
Kota Kecil dan Sedang di Indonesia. Badan Standarisasi Nasional.
Anonoim. (1994). SNI 19-3964-1994 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk
Kota Kecil dan Sedang di Indonesia. Badan Standardisasi Nasional.
Anonim,(2004). SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan
Anonim, (2007). UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,Struktur Ruang
Wilayah
Azkha, Nizwardi, et al, ed. Analisis Timbulan, Komposisi dan Karakteristik
Sampah di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I
(I).
Basyarat,Ade. 2005. kajian terhadap penetapan lokasi TPA sampah
leuwinanggung – kota depok.semarang. Undip.
Bebassari, Sri. 2011, “Sampah Harus Jadi Prioritas”, Artikel dalam majalah
bulanan ”Dokter Kita”, 2011, Gramedia, Jakarta
Biro Bina Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. 1998. Laporan Neraca
Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Biro Bina
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Semarang Dalam Angka. Kabupaten
Semarang : BPS Kabupaten Semarang.
Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah.
62
Dian Fadhila Maulida. 2014. Evaluasi Tingkat Pelayanan Publik Pasca
Pemekaran Wilayah Kecamatan Sragi- Kecamatan Siwalan Kabupaten
Pekalongan Tahun 2001-2012. UNNES. Semarang
Dinas Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, 1993. Penyusunan Pedoman
Teknik Operasi dan Pemeliharaan Pembangunan Prasarana Perkotaan
(Komponen Persampahan). Jakarta.
Hadiwijoto, s. 1983. Penanganan dan pemanfaatan sampah. Penerbit Yayasan
Idayu. Jakarta.
http://fastrans22.blogspot.co.id/2013/05/teori-titik-henti-breaking-point-
theory.html (diakses pada 14 februari 2018).
Ihsanudin, Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman Modal
dan Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal
Administrasi Publik dan Birokrasi Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 9.
Jayanti Nigiana P.P, 2013. Managemen Pengolahan Sampah di Kecamatan
Tembalang.UNDIP. Kota Semarang
Kabupaten Semarang Dalam Angka. (2016). kabupaten semarang: BPS
Kabupaten Semarang.
Kabupaten Semarang Dalam Angka. (2017). kabupaten semarang: BPS
Kabupaten Semarang.
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003
Muhlisin. 2017. Peranan Teori Titik Henti Dalam Menentukan Lokasi Pusat
Pelayanan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Permen PU No. 03/PRT/M/2013 “Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis
Sampah Rumah Tangga”.
Reksohadiprojo, Sukanto dan A.R Karseno. 1997.“Ekonomi Perkotaan”. BPFE.
Jogjakarta.
Sianipar. 1998. “Manajemen Pelayanan Masyarakat”. LAN. Jakarta
63
Statistik, B. P. (2016). Kabupaten Semarang Dalam Angka. Kabupaten Semarang:
BPS Kabupaten Semarang.
Sobirin, 2001, “Distribusi Permukiman dan Prasarana Kota Studi Kasus Dinamika
Pembangunan Kota Indonesia, dalam R.H Koestoer, R.P Tambunan, H.T
Budianto, Sobirin, Dimensi Keruangan Kota Teori Dasar”, UI Press,
Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
SNI 03-1722-2004. Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan.
Syafrudin, Ika Bagus P, Benedictus Dwicky K. 2011. “Evaluasi dan Optimalisasi
Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan pada Kecamatan Bringin,
Pabelan, Tengaran, dan Suruh Kabupaten Semarang”. Semarang.
Tika, Pambudu. 2005. “Metode Penelitian Geografi”. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Triatmodjo, 2012, “ Jurnal Lingkungan, Chemistry Blogspot, penjelasan tentang
definisi sampah”, Jakarta
Tri Astuti. 2011. “Analisis Value for Money pada kinerja di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah(BAPPEDA)Kabupaten Semarang”. UNDIP.
Semarang
Undang – Undang nomer 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.