Post on 19-Jan-2021
51
BAB IV
DESKRIPSI SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
4.1 Komunitas Facebook DOTA 2 Indonesia
Gambar 4.1 Wallpaper Komunitas Facebook DOTA 2 Indonesia
Mayoritas paradigma tentang game hanyalah sebuah kegiatan
membuang-buang waktu dengan sia-sia. Terlebih profesi seorang
professional gamer (pro gamer) adalah profesi yang tidak jelas dan tidak
menguntungkan. Paradigma tersebut masih banyak di anut oleh kebanyak
orang tua di Indonesia. DOTA 2 merupakan salah satu permainan PC yang
banyak di gemari oleh kalangan remaja hingga dewasa. Hal tersebut dapat
di lihat dari banyaknya meber yang berada dalam komunitas DOTA 2
Indonesia di Facebook. Di buat sejak tahun 2011, Komunitas DOTA 2
Indonesia menjadi komunitas terbaik untuk berkumpul bagi kalangan gamer
(pemain game).
Komunitas DOTA 2 Indonesia sempat hilang dalam Facebook
karena mendapatkan pemblokiran oleh pihak Facebook. Beredar beberapa
alasan grup dengan member puluhan ribu tersebut di hapus dikarenakan,
52
adanya beberapa anggota member yang berjualan items/cosmetics secara
illegal. Ada pula yang menduga karena banyak report negatif dari
anggotanya karena sifat bullying dan perkataan tidak senonoh antara
member.Pihak Facebook biasanya memblokir grup yang menyalahi aturan
dan kebijakan mereka tanpa adanya pemberitahuan tentang alasan
diblokirnya grup. Pada tahun 2015, komunitas DOTA 2 Indonesia kembali
dibuat. Untuk menghindari adanya pengulangan pemblokiran, admin
mencantumkan syarat untuk diterima pada komunitas, yaitu dilarang
membully, dilarang menjual segala jenis items atau wallet(mata uang di
Steam) baik secara legal maupun illegal. Ketika ada member yang ketahuan
melakukan larangan tersebut, pihak admin akan melakukan tindakan Kick
atau dikeluarkan dari grup. Hal tersebut guna menghindari adanya
pengulanagan pemblokiran kembali.
Komunitas DOTA 2 Indonesia dibuat dengan tujuan, menampung
para gamer Indonesia agar dapat saling bertukar informasi terkait
permainan, mencari teman bermain atau party hingga mencari tim atau
anggota untuk turnamen-turnamen. Hingga saat ini, member pada
komunitas DOTA 2 Indonesia hampir mencapai 100 ribu anggota.
Postingan-postingan yang menghiasi komunitas ini setiap harinya berisikan
informasi seputar e-sport khususnya DOTA 2, promo streaming, informasi
seputar turnamen serta tips dan trik seputar DOTA 2. Menurut admin,
harapan tersebesar untuk komunitas ini adalah untuk menjadikan para
pemain DOTA 2 di Indonesia lebih kuat dan hebat. Selain itu agar
53
termotivasi untuk menjadi lebih baik dalam bidang esport atau electronic
sports dibandingkan negara lain yang notabenya berhasil menembus kancah
internasional.
4.2 Pengurus Dan Moderator Komunitas DOTA 2 Indonesia
Komunitas DOTA 2 Indonesia memiliki total 40 anggota yang
mengurus rules atau peraturan demi kelangsungan komunitas yang
notabenya berasal dari grup Facebook. Beberapa rules dan guidelines yang
perlu dipatuhi oleh anggota komunitas DOTA 2 Indonesia cukup mudah,
yaitu:
1. Dilarang melakukan transaksi seperti jual dan beli
2. Dilarang share postingan yang berkonten PORNO dan
SARA
3. Dilarang membully
Sebelum postingan member muncul dalam kolom diskusi, 40
anggota yang terdiri dari pengurus dan moderator akan menyaring
postingan-postingan yang bebas dari konten jual-beli, porno dan SARA,
hingga konten yang berisikan bully terhadap seseorang. Ketika postingan
tersebut layak, pengurus atau moderator akan menyetujui postingan tersebut
muncul dalam kolom diskusi. Walaupun memiliki peran dalam persetujuan
postingan, terkadang member yang nakal dapat memposting konten yang
berisikan larangan dalam kolom komentar pada postingan member lainnya.
Oleh karena itu, tugas pengurus dan moderator terhadap member yang
54
melakukan pelanggaran adalah melakukan tindakan kick atau mengeluarkan
member tersebut. Pengurus dan moderator komunitas DOTA 2 Indonesia
yang terdiri dari 40 orang, peneliti kelompokan sebagai berikut:
Gambar 4.2 Pengurus dan Moderator Komunitas DOTA 2 Indonesia
Peran pengurus dan moderator tidak lain sebagai penjaga dan
penyaring postingan-postingan yang dilakukan oleh anggota yang lain.
Keduanya memiliki peranan yang sama demi kelangsungan grup atau
komunitas yang saling terjaga kebersamaannya. 10 member pertama
55
merupakan pengurus dalam komunitas DOTA 2 Indonesia. Adapun 30
member sisanya merupakan moderator yang menjadi wakil dari pengurs
komunitas tersebut.
4.3 DOTA 2
Gambar 4.3 DOTA 2
DOTA 2 merupakan permainan yang mengusung genre Multiplayer
Online Battle Arena (MOBA) yang dikembangkan oleh Valve Corporation.
DOTA 2 dimainkan oleh 2 tim yang beranggotakan 5 orang pemain, setiap
team memiliki masing-masing 1 markas atau dikenal dengan nama Ancient
yang berada di tiap pojok peta. Setiap pemainnya mengkontrol 1 karakter
Hero yang berfokus pada farming, yaitu menaikan level dan mengumpulkan
gold untuk membeli items (perlengkapan seperti persenjataan) untuk
melawan tim musuh. Hal tersebut tidak lain untuk menghancurkan Ancient
lawan jika ingin memenangi permainan. Dalam game DOTA 2, pemain
dapat memilih 1 karakter Hero dari 113 karakter yang tersedia. karakter-
karakter tersebut terbagi menjadi 3 jenis tipe hero, yaitu Strengh (kekuatan),
56
Agility (kecepatan) dan Intelligence (kecerdikan). Setiap hero memiliki 4
skill (beberapa hero memiliki lebih). Selanjutnya, setiap pemain dapat
mengkombinasikan tiap karakter hero tersebut dengan bermacam-macam
strategi jitu. Oleh karena itu, DOTA 2 ini merupakan permainan strategi
dengan kombinasi jitu yang mengharuskan setiap pemain saling bekerja
sama dalam sebuah tim.
Permainan DOTA 2 menjadi game yang memiliki aktivitas pemain
paling banyak di Steam, mencapai 800 ribu orang pemain tiap harinya. Fitur
mactmaking atau pencarian lawan dapat dilakukan secara solo (sendiri) atau
party (bersama dengan teman). Tiap pertandingan 2 tim yaitu Radiant dan
Dire akan beradu kombinasi hero dengan strategi jitu untuk menghancurkan
Ancient lawan. DOTA 2 memiliki 1 map yang memiliki 3 jalur di dalamnya,
yaitu top (atas), middle (tengah) dan bottom (bawah). Disetiap jalurnya
terdapat 3 tower yang menjaga tiap perbatasannya, dan setipa menitnya akan
muncul creep (pasukan bots) yang bertugas menghalang jalan musuh. untuk
dapat menghancurkan Ancient lawan, setiap pemain di anjurkan untuk
memperkuat diri yaitu dengan cara menaikan level dan mendapatkan gold.
Hal tersebut dapat dengan dilakukan cara farming atau creeping
(menghabisi pasukan creep), membunuh creep hutan hingga karakter hero
lawan.
57
4.4 Sinopsis Film Dokumenter Free To Play
Gambar 4.4 Poster Film Dokumenter Free To Play
Film bergenre dokumenter ini berdurasi 1 jam 15 menit yang
dipoduksi oleh Valve Corporations asal Amerika dan di sutradarai oleh tiga
orang, yaitu Phil Co, Nick Maggiore dan Jeff Unay. Free To Play
merupakan film dokumenter berdurasi panjang yang bercerita tentang tiga
gamer/ pemain game profesional dari seluruh dunia saat mereka
memperebutkan hadiah satu juta dolar di Turnamen Internasional DOTA 2
yang pertama di tahun 2011. Dalam beberapa tahun terakhir, e-sport
(electronic sport) telah melonjak popularitas menjadi salah satu bentuk
olahraga yang paling banyak dipraktikan saat ini. Turnamen senilai satu juta
dolar mengubah pamandangan dunia game dan bagi para pemain game elit
di puncak keahlian mereka, tidak aka nada yang sama lagi. Film ini
58
diproduksi oleh Valve Corporation, mendokumentasikan tantangan dan
pengorbanan yang dibutuhkan pemain untuk bersaing di level tertinggi.
Film dokumenter Free To Play menceritakan perjalanan tiga professional
gamer (pro-gamer) yaitu, Benedict “HyHy” Lim, Danil “Dendi” Ishutin dan
Clinton “Fear” Loomis. Ketiga orang tersebut berasal dari latar belakang
keluarga yang berbeda dan memaknai permaianan video game dengan cara
yang berbeda pula. Film ini menceritakan pula tentang penolakan profesi
gamer serta nilai-nilai positif seperti, achievement dan popularitas yang di
dapatkan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh menjalani profesi
tersebut. Di Cina, profesi professional gamer dianggap sebagai profesi yang
setara dengan artis. Bahkan survei membuktikan, para remaja wanita
menyukai pacar yang berprofesi sebagai seorang professiona gamer.
4.5 Tokoh Utama Dalam Film Dokumenter Free To Play
Gambar 4.5.1 Danil “Dendi” Ishutin.
Lahir di L’viv Ukraina, Dendi merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara mulai bermain video game sejak usia dini setelah kakaknya
mendapatkan hadiah komputer dari sang nenek. Sebelum menunjukan minat
59
pada permainan video game, Dendi kecil memiliki minat kuat dalam tarian
dan bermusik, seperti bermain piano. Sejak kecil pula ia menunjukan minat
kuat serta keahlian yang cepat dalam bermain video game melampaui anak-
anak seusianya saat itu. Sejak itu ia mulai mengikuti turnamen-turnamen
dan mendapatkan popularitas sebagai pesaing dominan dan kreatif.
Awal mula Dendi menekuni permainan video game berbeda dari
kebanyakan orang. Hidup di keluarga yang membebaskan dan
memperbolehkan bermain dan menekuni profesi gamer, tidak lantas
menjadikan alasan utamanya dalam menekuni hal tersebut. Menurut Dendi,
salah satu cara untuk melupakan rasa sakit adalah melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh. Dendi bermain video game tidak lain karena rasa
sedihnya ketika sang ayah meninggal. Terlebih ketika keluarganya
mengetahui alasan sang anak menekuni hal tersebut tidak lain karena
pelarian rasa sedih ketika sang ayah menginggal dan untuk membantu
finansial keluarga yang tidak stabil. Dendi merupakan professional gamer
DOTA 2 dimana ia dan timnya Na’Vi memenangkan The International
2011 sebagai juara pertama dan mendapatkan uang tunai sebesar 1 juta
dolar. Setelah kemenangnnya, ia mulai membuka diri dengan melakukan
aktivitas yang biasanya ia lakukan ketika masih bersama sang ayah.
60
Gambar 4.5.2 Benedict “HyHy” Lim
Benedict “HyHy” Lim merupakan salah satu nama pesohor dan
terkenal di kalangan DotA Singapura. Lahir pada tahun 1990 di Singapura,
ia mulai terkenal ketika ia dan rekan setimnya memenangi Asian Cyber
Games 2007. Tahun berikutnya, ia memenangi Electronic Sports World
Cup. Memiliki popularitas dan ketenaran dalam bidang game, tidak lantas
membuat HyHy mendapatkan pengakuan dari keluarga besarnya. Keluarga
besarnya sama sekali tidak menganggap bermain video game dan profesi
pro-gamer merupakan hal yang positif. Mereka beranggapan hal tersebut
hanya membuang-buang waktu dan kesempatan hidup lebih baik, terutama
anggapan sang ibu. Munurut HyHy keluarganya beranggapan, merosotnya
nilai-nilai sekolahnya disebabkan oleh gaming (bermain video game). Serta
kalimat yag kerap di ucapkan keluarga padanya adalah, “gaming akan
membunuhmu suatu saat nanti”.
Sebagai seseorang professional gamer (pro-gamer) HyHy
dihadapkan keputusan berat ketika datangnya turnamen besar The
International 2011. Digelarnya The International 2011 bertepatan dengan
61
ujian akhir kuliahnya. Menurut HyHy hari dimana dia menjadi dewasa
adalah ketika dia bermain DotA. HyHy memutuskan untuk mengikuti The
International 2011 dengan mempertaruhkan ujian akhir kuliahnya. Hal
tersebut dikarenakan keputusannya menjalani profesi yang diyakininya
positif dan untuk sebagai pembuktian diri kepada keluarganya bahwa hal
yang dilakukannya tidaklah sia-sia. Walaupun pada akhirnya dia dan rekan
setimnya tidak berhasil mendapatkan hadiah sebesar 1 juta dolar, Sycthe
(Tim HyHy) menduduki posisi tiga di turnamen tersebut dan membawa
hadia uang tunai sebesar 150 ribu dolar usai turnamen, HyHy tetap berusaha
meyakini kelurga terutama kedua orang tuanya bahwa profesi yang
dijalaninya dapat beriringan dengan studinya dan bernilai positif. HyHy
tetap menyelesaikan studinya dan lanjut pada program pasca sarjana dengan
biaya dari hadiah turnamen. Selain itu hubungannya dengan mantan
pacarnya terjalin kembali dikarenakan kesuksesasannya pada The
International 2011.
62
Gambar 4.5.3 Clinton “Fear” Loomis
Clinton “Fear” Loomis merupakan pro-gamer senior asal Amerika
yang di anggap tangguh bagi pesaingnya dan para juniornya. Walupun
bukan yag terbaik, Fear memiliki banyak pengalaman dan memiliki
ketenangan serta kecakapan dalam mengatasi isolasi yang sering dihadapi
para pro-gamer saat bersaing di level tertinggi. Lahir pada tahun 1988, Fear
hidup bersama kakak dan ibunya di Medford, Oregon. Sejak kecil Fear
sudah menyukai video game, dan berkata pada ibunya “Aku ingin bermain
game dan dibayar untuk itu”. sebagai orang tua, ibunya takut dan khawatir
akan profesi anaknya yang tidak jelas masa depannya. Terlebih Fear tidak
menjalani kehidupan normal sehari-hari dan melanjutkan kuliah
semestinya. Hal tersebut dikarenakan, Fear berkumpul dalam tim yang
mayoritas beranggotakan dari benua Eropa, dan mewajibkannya untuk
menyesuaikan waktu berlatih dengan rekan setimnya. Terkadang dia harus
berlatih dan mengikuti turnamen kecil di tengah malam karena perbedaan
waktu antara anggota setimnya. Hal tersebut merusak jadwal kesehariannya
dikarenakan pada waktu siang hingga sore hari dihabiskan untuk tidur.
63
Menurut ibu Fear, profesi sebagai seorang pro-gamer dapat jalani
di kehidupan, tapi tidak sebagai pekerjaan utama. Hal tersebut yang
membuat Fear di usir dari rumahnya karena ketidaksepahaman dengan sang
ibu. Terlebih, usia Fear yang sudah seharusnya mempunyai pekerjaan dan
mampu menghidupi kesehariannya. Sejak usia belia Fear bersungguh-
sungguh mendalami permainan video game, hal tersebut dikarenakan
kekagumannya terhadap sosok ibunya. Menurut Fear, ibunya merupakan
sosok yang tangguh dan memiliki kesungguhan yang kuat dalam menjalani
kehidupannya. Hidup sebagai single parent ibunya mampu membesarkan
Fear dan kakaknya, terlebih dia berhasil merekuh gelar master hukum dan
memiliki pekerjaan sebagai pengacara sesuai keinginannya. Hal tersebut
yang melandasi keinginan Fear untuk bersungguh-sungguh dalam hal yang
dijalaninnya, yaitu permainan game dan menjadikannya sebagai cita-cita di
masa depan.
4.6 Pesan-Pesan Dalam Film Dokumenter Free To Play
Film dokumenter Free To Play menceritakan tiga tokoh utama yang
berjuang menjalani karir gaming dalam dunia e-sport (electronic sport).
Electronic Sport atau disingkat e-sport merupakan tempat berkarir
professional gamer dalam memperjuangkan karir profesional mereka.
Diibaratkan sebagai olahraga konvensional, e-sport merupakan sport atau
olahraga di kehidupan nyata, sedangkan DOTA 2 dapat disamakan dengan
olahraga seperti pergabungan sepak bola dan catur. Adapun olahragawan
64
dalam dunia nyata dikenal dengan nama professional gamer di dunia e-
sport. Film documenter ini, menyorot kehidupan para gamer DOTA 2 dari
seluruh dunia, khususnya tiga tokoh utama yang bernama Benerdict
“HyHy” Lim, Clinton “Fear” Loomis dan Danil “Dendi” Ishutin.
Paradigma video game, hanyalah sebatas permainan atau kegiatan
membuang-buang waktu masih banyak dimaknai oleh khalayak massa.
Imbasnya, professional gamer yang bergelut dalam dunia e-sport dianggap
sebagai profesi yang tidak jelas dan tidak menjanjikan. Walaupun sistem
transfer pemain, kontrak kerja antar tim dengan pemain terdapat dalam
prihal pekerjaan di industri e-sport ini. Beberapa orang masih tidak
menganggap profesi mereka sebagai sebuah profesi sebenarnya. Namun,
saat ini perkembangan industri e-sport sangatlah maju. Banyak cabang atau
genre game yang mulai dikompetisikan dengan hadiah yang sangat luar
biasa besar. Oleh karena itu, para generasi muda zaman sekarang banyak
yang mulai menggeluti dunia e-sport atau mulai dikenal sebagai industri
hiburan yang menjanjikan saat ini.
Perjalanan karir professional gamer dikisahkan secara apik dan
mendalam dalam film dokumenter Free To Play. Selayaknya genre
documenter, Free To Play menyajikan kisah sebenarnya tentang jatuh
bangun perjuangan professional gamer di kehidupan nyata. Beberapa pesan
yang dapat diambil dalam film dokumenter ini yaitu:
65
4.6.1 Membuktikan Diri Tentang Hal Yang Diyakini Positif, Walaupun
Mendapatkan Pertentangan.
Pesan film di atas merupakan sesuatu yang dapat diambil dari satu
tokoh utama yang bernama Benerdict HyHy Lim. HyHy tinggal di
Singapura dan hidup di lingkungan yang ekstrem menolak video game dan
menentang profesi professional gamer. Namun, HyHy mengungkapkan
dalam salah satu scene film sebgai berikut:
"The day I transformed into an adult was the day I started playing Dota.
It's times like, when you go up on the stage, you represent your country for
something. You get the prize. It's the amount of satisfaction and
achievement that nothing else can give you. It's something I definitely don't
regret ever doing. Gaming is simply the proudest thing in my life."
4.6.2 Memiliki Cita-Cita Dan Meyakininya Sebagai Hal Positif.
Clinton Fear Loomis hidup bersama sang ibu dan kakak lelakinya.
Ibunya menanggung beban ekonomi keluarga dan berjuang keras merawat
dan membesarkan Fear dan saudaranya seorang diri. Sejak kecil Fear gemar
bermain video game dan bermimpi dimasa mendatang akan dibayar karena
bermain game. Tidak hanya itu, sosok ibunya merupakan inspirasinya
mendalami permainan game dan serius berkarir sebagai professional gamer
hingga saat ini.
Pada dasarnya, Ibu Fear menolak keras profesi sang anak yang tidak
menjanjikan di masa mendatang sebagai profesi utama. Hingga akhirnya
66
Fear di usir dari rumah karena perbedaan pendapat dengan sang ibu.
Namun, Fear tetap berkeyakinan kuat, apa yang menjadi cita-citanya sejak
kecil dapat terwujud dan membahagiakan orang tuanya kelak. Hal tersebut
seperti yang diungkapkannya dalam film dokumenter Free To Play sebagai
berikut:
"This is the first time I really wanna take something seriously and do
something good for my life."
4.6.3 Mengalihkan Kesedihan Dengan Hal Yang Dianggap Positif.
Hampir mirip seperti Fear, Danil Dendi Ishutin hidup bersama ibu dan
saudara-sadaranya. Semenjak ayahnya meninggal, Dendi mulai mendalami
bermain video game untuk mengalihkan kesedihan atas meninggalnya sang
ayah. Hidup di keluarga yang terbuka tentang video game dan
menganngapnya sebagai hal positif, keluarganya memperbolehkan Dendi
untuk bermain dan mendalami profesinya. Terlebih, keluarganya
mengetahui asalan Dendi mulai menekuni hal tersebut karena sang ayah
telah meninggal.
Dendi sendiri merupakan tokoh utama yang memaknai apa itu game
dengan cara yang unik dan berbeda, yaitu
"It can be called "gamer", but for me, it's something different. One way
to forget about pain is to do something that you will be in completely. So...
computer games. For me... it was... everything."
67
4.7 Kru Film Dokumenter Free To Play
Dalam setiap film yang diproduksi tentunya tidak lepas dari
kontribusi orang-orang yang membantu hingga tahap akhir pembuatannya.
Oleh karena itu orang-orang yang telah berkontribusi dalam film maker
biasanya nama mereka di abadikan di akhir film atau dikenal dengan credit
tittle. Dalam film dokumenter Free To play, para pemainnya berperan
sebagai diri mereka sendiri. Berikut nama-nama kru film Free To Play dan
orang-orang yang berkntribusi di dalamnya.
Sutradara Phil Co
Nick Maggiore
Jeff Unay
Pemeran Benedict Han Young Lim a.k.a HyHy
Clinton Loomis a.k.a Fear
Danil Ishutin a.k.a Dendi
Wee Boon Swee sebagai Ibu Benedict
Vicky Wee sebagai Bibi Benedict
Edwin Leong sebagai Paman Benedict
Lim Chee Kong sebagai Ayah Benedict
Huayan Eng sebagai Pacara Benedict
Kareen Loomis sebagai ibu Clinton
Dustin Loomis sebagai saudara Clinton
Tony Grenier sebagai sahabat Clinton
68
Pete Grenier sebagai Ayah Tony
Irina Ishutin sebagai Ibu Danil
Artem Ishutin sebagai Saudara Danil
Katya Tsovkh sebagai Saudari Danil
Alex Tsovkh sebagai Suami Katya
Toby Dawson sebagai Commentator/Caster
Liu Su-Leo sebagai Analyst/Commentator
Tammy Tang sebagai Manajer Team/Pro-gamer
Alexander Kokhanovsky sebagai Manajer NA’VI
Tang Wenyi sebagai Manajer EHOME
Moritz Zimmermann sebagai
Analyst/Commentator
James Harding sebagai Commentator/Caster
Jon Robinson sebagai Commentator/Caster
Jeremy Lin sebagai NBA Player/DOTA 2
Enthusiast
Jacob Toft-Andersen a.k.a Maelk sebagai Pro-
Gamer
Troels Nielsen sebagai Pro-gamer/Commentator
Clement Ivanov a.k.a Puppey sebagai Pro-Gamer
Rasmus Filipsen a.k.a MiSeRy sebagai Pro-
Gamer
69
Per Anders Olsson Lille sebagai Pro-Gamer
Dominic Stipic sebagai Pro-Gamer
Toh Wai Hong a.k.a xy sebagai Pro-Gamer
Theban Siva a.k.a 1437 sebagai Pro-Gamer
Zou Yitiyan a.k.a 820 sebagai Pro-Gamer
Jimmy Ho a.k.a Demon sebagai Pro-Gamer
Dimitry Kupriyanov a.k.a LighTofHeaveN
sebagai Pro-Gamer
Wang Yu Min sebagai Commentator
Zou Yan sebagai Commentator
Dong Can sebagai Commentator
Vitaly Volochay sebagai Commentator/Caster
Ricky Lim sebagai Commentator/Caster
Komposer Musik Mark Adler
Editor Scott Balcerek sebagai Lead Editor
Phil Co sebagai Co-Editor
Lars Jensvold sebagai Co-Editor
Jeff Unay sebagai Co-Editor
Sound Department Roland Shaw sebagai Sound Effect Editor
Animation
Department
Stefan Nadelman sebagai Animator
70
Editorial Department Noel Albornoz sebagai Digital Intermediate
Color Assist
Vahe Giragol sebagai Digital Intermediate Editor