Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

22
Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar tribun kaltim/muhammad yamin Peserta pencak silat bertanding di GOR Stadion Madya Sempaja, Jumat (24/9). Jumat, 24 September 2010 | 22:22 WITA Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Yamin SAMARINDA, tribunkaltim.co.id - Turnamen terbuka pencak silat dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas) XXVII 2010 digelar di GOR Latihan Stadion Madya Sempaja, Jumat (24/9/2010), sangat meriah. Turnamen ini berakhir dengan bertandingnya finalis memperebutkan juara I, II dan III yang terbagi 7 kelas berat badan, putra dan putri. "Pencak silat kategori kelas tanding tujuh kelas berat 39 kg sampai 60 kg. Peserta dari berbagai perguruan pencak silat di Samarinda bertanding final hari ini berakhir Jumat (24/9)," kata Antung Leni, Panpel Pencaksilat Haornas. Peserta turnamen dari perguruan pencak silat di Samarinda. Diantaranya PSHT (Persaudaran Setia Hati Teratai), Tapak Suci, Limpas Muda, Mawas Diri, Cempaka Putih, Wali Suci, Hasad, Teratai merah, Perisai Diri, Naga Pertapa Indonesia PRT (Persaudaran Rasa Tunggal). Pertandingan ini dipimpin lisensi nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Samarinda.(*)

Transcript of Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Page 1: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

tribun kaltim/muhammad yaminPeserta pencak silat bertanding di GOR Stadion Madya Sempaja, Jumat (24/9). Jumat, 24 September 2010 | 22:22 WITA

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Yamin

SAMARINDA, tribunkaltim.co.id - Turnamen terbuka pencak silat dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas) XXVII 2010 digelar di GOR Latihan Stadion Madya Sempaja, Jumat (24/9/2010), sangat meriah.

Turnamen ini berakhir dengan bertandingnya finalis memperebutkan juara I, II dan III yang terbagi 7 kelas berat badan, putra dan putri. "Pencak silat kategori kelas tanding tujuh kelas berat 39 kg sampai 60 kg. Peserta dari berbagai perguruan pencak silat di Samarinda bertanding final hari ini berakhir Jumat (24/9)," kata Antung Leni, Panpel Pencaksilat Haornas.

Peserta turnamen dari perguruan pencak silat di Samarinda. Diantaranya PSHT (Persaudaran Setia Hati Teratai), Tapak Suci, Limpas Muda, Mawas Diri, Cempaka Putih, Wali Suci, Hasad, Teratai merah, Perisai Diri, Naga Pertapa Indonesia PRT (Persaudaran Rasa Tunggal). Pertandingan ini dipimpin lisensi nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Samarinda.(*)

  Rabu, 30 Juni 2010 , 04:46:00Taekwondo Kota Bekasi Sumbang 2 EmasDi Ajang Popda Jabar 

Page 2: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

SUMBANG EMAS: Cabang olahraga Taekwondo menyumbang dua emas dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah

(Popda) Jabar kemarin.

BEKASI SELATAN - Dua dari empat atlit Taekwondo Kota Bekasi berhasil menyabet dua medali emas di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jabar yang berlangsung selama empat hari (19-23 Juni) di GOR Padjajaran Bandung.

Keduanya yang berhasil mengantongi emas, Tarbobby Sanjaya dan Pricessca. Masing-masing menjuarai di kelas 68 kilo putra dan putri. Mereka mampu menekuk lawan-lawannya asal Kota Bandung.

Sementara dua lainnya, Zakaria (57 kilogram putra) dan Nurdias Wicaksono (48 kilogram putra) juga mengalahkan atlit dari Kota Bandung yang memang selalu menjadi saingan terberat Kota Bekasi.

HAsil ini tentu membuat pelatih Pengcab Taekwondo Arwani Ibnu Zein, gembira. Arwani yang ditemui di tempat latihan atlit Taekwondo di bilangan Jalan M. Hasibuan Selasa (29/6) mengaku bangga atas apa yang telah diraih atlitnya di Popda. Dan mudah-mudahan ini akan menjadi motivasi bagi atlitnya yang akan bertanding di Porda.

“Mudah-mudahan saja dengan apa yang diraih oleh atlit Junior saya ini bisa memotivasi atlit saya yang akan berlaga di Porda. Tentunya empat orang ini ke depan akan saya proyeksikan sebagai atlit unggulan Taekwondo di Porda 2014 mendatang,” jelas pria yang bekerja di salah satu instansi pemerintah Pemkot Bekasi.

Masih dalam keterangan pria yang biasa dipanggil Arwani mengatakan rencananya ajang Popda 2010 ini akan dijadikan ajang seleksi nasional oleh Pengurus Daerah (Pengda) Taekwondo Jawa Barat untuk mengikuti kejuaraan nasional taekwondo yang akan berlangsung di Malang Agustus nanti. (cr32) 

Sumsel Siap Ambil Alih Taekwondo Dari Jateng

Sumatra Selatan (Sumsel) menyatakan siap mengambil alih tempat pertandingan cabang olah raga taekwondo dari Jawa Tengah (Jateng) yang semula ditunjuk KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan SEA Games 2011 di Indonesia.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan di Palembang, Minggu, Provinsi Sumsel siap menerima berapa pun cabang olah raga yang akan dipertandingkan di

Palembang.

"Jika Jateng merasa tidak mampu, kami siap menggantikan. Bukan hanya taekwondo, cabang olah raga lain pun akan kami terima," kata Alex.

Sumsel adalah satu dari empat provinsi yang ditunjuk sebagai tuan rumah SEA Games

Page 3: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

2011. Tiga provinsi lainnya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Sumsel dipercaya menyelenggarakan sembilan cabang olah raga dari 43 cabang olahraga yang akan dipertandingkan. Kesembilan cabang olah raga itu, menembak, renang, angkat besi, senam, atletik, sepak bola, gulat, wushu dan panjat tebing.

"Dengan mempertandingkan banyak cabang olah raga disini, maka kans Sumsel menjadi tuan rumah pembukaan SEA Games menjadi semakin terbuka," ucap mantan Bupati Musi Banyuasin ini.

Perkiraan sementara Pemprov Sumsel, terdapat 4.200 atlet yang akan bertanding di Sumsel dengan asumsi sembilan cabang. Sedangkan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah diperkirakan di bawah angka 3.000 atlet.

"Sumsel sebagai tuan rumah SEA Games masih mempunyai waktu dua tahun untuk berbenah menyiapkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang dibutuhkan. Pemprov Sumsel juga berusaha tidak mengunakan dana APBD tapi memanfaatkan dana dari pihak ketiga atau sponsor," ucap dia.

Dia mengatakan, dalam waktu dekat Pemprov Sumsel akan membangun lapangan tembak dan lapangan golf bertaraf internasional di kompleks olah raga Jakabaring, Palembang, Sumsel.

KARATE TAMBAH   TARGET

Senin, 4 Februari 2008 | 00:14 WIB

SURABAYA, MINGGU – Cabang karate Jatim hingga Minggu (3/2) memastikan untuk menambah target perolehan medali pada PON XVII/2008, dari semula dua emas menjadi tiga emas.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Provinsi Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Pengda Forki) Jatim Atjuk Sukotjo menyebutkan hal itu karena jumlah atlet yang 15 orang ditambah menjadi 16 orang.

“Atlet yang baru bergabung itu adalah Indria untuk dilagakan di kelompok beregu putri. Untuk atlet atas nama Umar Syarief akan tetap kita mainkan pada PON,” papar Atjuk.(Kompas)

Mery Wandra Sumbang Emas Pertama TaekwondoDec 12, '09 10:04 AMuntuk

VIENTIANE, Kompas.com - Taekwondoin asal Sumatera Barat Mery Wandra meraih emas pertama dari cabang olahraga (cabor) taekwondo di SEA Games XXV 2009 Laos. Dia menaklukkan atlet Thailand Nacha Punthong dengan skor tipis 1-0 di kelas bantam putra di Komplek Olah Raga Universitas Nasional, Vientiane, Jumat (11/12/09).

Page 4: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Dengan sukses tersebut, Indonesia setidaknya berhasil meningkatkan prestasi dibanding SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima. Waktu itu, pasukan Merah-putih gagal membawa pulang satu pun medali emas dari cabor tersebut.

Tendangan telak Mery yang tepat mendarat di badan lawan terjadi pada saat-saat terakhir untuk menentukan kemenangannya.

"Di SEA Games 2007 lalu, dia yang menjadi juara dan saya tidak mengira bisa mengalahkan dia, saya hanya berusaha tampil tenang," kata Mery yang meraih emas pertama di ajang SEA Games tersebut.

Namun sukses Mery gagal diikuti oleh rekan-rekannya, yaitu Rahadewi Neta (berat ringan putri), Nurul Fadlilah (kelas bulu), dan Yulius Fernando (berat ringan putra). Nurul dan Neta meraih medali perak, sementara Yulius harus puas hanya membawa pulang medali perunggu.

Usai pertandingan, manajer tim Joseph Hungan mengakui bahwa apa yang diraih taekwondo pada pertandingan hari ketiga tersebut meleset dari perkiraan karena yang ditargetkan meraih emas justru Yulius.

"Kita sebenarnya lebin mengunggulkan Yulius untuk meraih emas, tapi ternyata meleset dan yang mendapat emas justru Mery Wandra," kata Joseph.

Tim taekwondo Indonesia masih berpeluang untuk menambah medali emas karena pada pertandingan Sabtu (12/12/09) akan tampil dua atlet, yaitu Jason Filomeno dan Francisca Valentina.

Lessitra, Si Cantik yang Pemalu tapi Garang

Rabu, 9 Desember 2009 | 19.36 WIB

AFP/BAY ISMOYO

VIENTIENE, KOMPAS.com — Lessitra Draningrati menjadi penyumbang satu dari enam medali perunggu Indonesia yang diraih pada Rabu (9/12/09) di SEA Games XXV 2009 Laos. Dia memperolehnya dari nomor poomsae cabang olahraga taekwondo.

Gerakan yang ditampilkan wanita cantik ini memang cukup indah saat berada di atas pentas pada kompetisi nomor tersebut. Pukulan dan tendangannya menghadirkan gaya yang menarik dan indah.

"Saya harus fokus kepada gerakan tangan dan kuda-kuda, karena di sini banyak dinilai sebagai akurasi," ungkap Lessitra, mengomentari tentang penampilannya di ajang pesta

Page 5: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

olahraga Asia Tenggara tersebut, Rabu.

Atlet kelahiran Semarang, 19 Agustus 1992, tersebut terlihat agak pemalu. Namun, jangan salah menilai karena ketika memeragakan gerakannya, dia tampak garang dan tegas.

"Saya pertama mengenal taekwondo saat usia empat tahun dari kakak saya yang juga atlet tapi tidak meneruskan kariernya," kata putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Nonon Avaddy dan Mamik Sulistyani tersebut, ketika menceritakan bagaimana dia bisa terjun di taekwondo.

Dia juga mengatakan tertarik dengan nomor poomsae karena, menurutnya, nomor tersebut tidak terlalu mengandung bahaya.

"Poomsae tidak terlalu berisiko seperti nomor tanding, makanya saya menekuni saja poomsae ini," kata atlet yang masih bersekolah di SMAN 5 Semarang itu.

Ketika ditanya apakah dirinya akan terus menekuni poomsae dan tidak beralih ke gyorugi (tanding), dia mengatakan tidak.

"Saya akan menekuni poomsae, ini kan nomor baru yang baru pertama kali dipertandingkan di SEA Games, makanya saya akan terus menekuni ini," tambahnya.

Sumber : ANT

Kamis, 27 November 2008 , 07:24:00Kalbar Turunkan Enam Karateka

BANGKIT : Pembinaan karate untuk menuju prestasi puncak perlu dilakukan sejak dini dengan memperbanyak

kejuaraan dan ikut turnamen bergengsi. Foto Dokumen

PONTIANAK--Pengprov Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Kalbar mengirimkan 6 atletnya untuk mengikuti kejuaraan karate Piala Komandan Korps Marinir di Surabaya pada 28-30 November. Hal itu diungkapkan Sekretaris Umum Pengprov FORKI Kalbar, Kadarusman SE didampingi Bendaharanya M Husain AK saat melepas keberangkatan atlet di markas Korem 121/ABW, kemarin.

Menurut Kadarusman, pihaknya memberangkatkan 6 atlet mengikuti kejuaraan tersebut untuk melatih diri menjelang kejurnas karate Piala Kasad yang akan dilaksanakan di Jakarta 4-6 Desember mendatang. "Kita juga sudah melakukan TC selama 2 bulan menjelang keikutsertaan Kalbar pada kejuaraan Piala Kasad tersebut," tutur Kadarusman.

Page 6: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Sementara kelas yang akan diikuti pada Kejuaraan Karate Piala Komandan Korps Marinir yakni, kelas I kata perorangan putra senior, kelas I beregu putra senior, kelas komite min 70 Kg putra senior dan kelas komite min 75 putra senior. Di semua kelas yang diikuti ini merupakan potensi untuk mendapatkan medali. "Minimal kita bisa meraih medali perunggu," kata Kadarusman.

Namun, lanjut dia, pihaknya berharap bisa meraih medali emas di kelas I kata perorangan. Mengingat di kelas tersebut, FORKI Kalbar menurunkan Ari yang merupakan atlet dari perguruan INKAI Kalbar dan pernah menduduki rangking I pada seleksi nasional beberapa waktu lalu. "Anggun yang berasal dari Perguruan AMURA juga tidak boleh dinggap enteng oleh lawan-lawannya di kelas komite min 70 Kg," tutur Kadarusman. Dengan keikutsertaan FORKI Kalbar mengikuti kejuaraan tersebut, dia berharap karate Kalbar dapat bangkit kembali setelah kevakumannya selama beberapa bulan ini. (bdi)

 

Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan

Page 7: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun waktu :

a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belandab. Perkembangan pada zaman penjajahan Belandac. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepangd. Perkembangan pada zaman kemerdekaan

a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda

Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda

Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak

Page 8: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.

Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.

d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan

Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro.

Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.

Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.

Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :

"Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

aekwondo Cirebon Jalani TC Hingga Jelang PORDA Jumat, 08 Januari 2010 10:07     

Page 9: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Cirebon, Setelah sukses meloloskan 5 Taekwondoinnya untuk berlaga di babak utama Pekan Olahraga Daerah – PORDA – 11 Jawa Barat yang menurut rencana akan bergulir Juli mendatang di Bandung, Jajaran pengurus Taekwondo Indonesia – T.I – Kota Cirebon siap memfokuskan untuk melakukan pembenahan kepada atletnya yang lolos agar bisa meraih hasil terbaik di PORDA nanti.

Kepada RRI  Menejer tim Kontingen Taekwondo Kota Cirebon, H LILIK BUDI PRASETYO melalui Sekertaris UMUM T.I Kota Cirebon SUWIRYADI mengatakan,  ke 5 Taekwondo  tersebut masing – masing DZIKROTUN, IIS NURAPRILIANI, SEPTI DAMAYANTI PUTRI, IRFANDI AHMAN dan YUDA PRANATA, akan menjalani sesi TC secara maskimal hingga menjelang keberangkatan di babak utama PORDA 11 Jawa Barat nanti.

Menurutnya, dari hasil evaluasi babak kualifikasi PORDA beberapa waktu lalu, pihaknya akan lebih menitikberatkan posri latihan pada pemanttapan fisik yang dinilai sangat kurang sekali.  Lebih lanjut SUWIRYADI mengatakan, selain pemantapan fisik, jajaran kepelatihan akan memporsir untuk pemantapan teknik bertanding, pasalnya ke 5 Atlet tersebut merupakan atlet muka baru yang turun di ajang PORDA 11 Jawa Barat. pihaknya berharap dengan kesiapan matang tersebut, T.I Kota Cirebon bisa meraih target 2 medali emas dan bisa ikut andil mensukseskan Kontingen PORDA Kota Cirebon masuk 10 besar peringkat PORDA 11 Jawa Barat. ( Azi.Satriya/AF )

Surabaya Terbitkan Bintang Wushu Baru

Apr - 17 | By: [email protected] | no comments.

Filed under : Olahraga, Sosok

Bukan berlebihan, kiranya bila Natalie disebut bintang baru wushu Kota Surabaya, karena terbukti seabrek gelar telah digenggamnya. Mulai dari Piala Walikota hingga Kejuaraan nasional Junior berhasil dipersembahkan untuk kebanggan Kota Surabaya.

Meski terbilang memiliki tubuh yang cukup mungil, yang biasa disapa Natalie tidak patah arang. Terbukti kini dirinya menjadi salah satu atlet yang cukup dikenal di cabang

Page 10: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

olahraga Wushu. Beberapa mendali pun telah dikoleksinya selama enam tahun bergelut pada olahraga ini.

Gadis kelahiran 22 desember 1993 ini tak pelak lagi bila disebut sebagai salah satu atlet Wushu masa depan milik Kota Surabaya. Mengawali prestasi di tingkat junior dengan mendapat juara 1 Taolu jurus tangan kosong, juara 2 jurus Pedang dan juara 3 di Tombak saat berlaga di piala Piala Walikota I tahun 2004 lalu. Namun apa yang didapatnya pada saat itu ternyata tidak membuatnya cukup Puas. Terbukti, berbagai prestasi pun kembali diukirnya dan dipenghujung tahun 2007 pada tingkat nasional junior yang dihelat di Jakarta tiga medali emas berhasil dikantonginya.

Putri kedua pasangan Yongky Tanasa dan Christina Fanny Wahyuni boleh dibilang mempunyai keinginan dan bakat yang kuat untuk menjadi atlet wushu. Hal ini dibuktikan dengan ajakan sang kakek, yang kala itu mengajaknya untuk datang dan melihat Sasana Wushu Yasanis. Kontan ajakan itu langsung ditanggapinya dengan serius, dan sejak itu dirinya langsung tertarik untuk mendaftarkan diri.”Waktu itu Natalie anaknya begitu Hiperaktif, suka mengganggu teman dan saudaranya, sampai kemudian kami memutuskan untuk memperkenalkan kegiatan yang cocok untuknya. Kebetulan sang kakek bersedia mengajaknya ke Yasanis untuk belajar Wushu,” papar ayahnya saat ditemui tim liputan Surabayamuda.com.

Apa yang dilakukan kedua orangtuanya beserta sang kakek tentu sangatlah tepat bila melihat apa yang telah dicapai Natalie selama menggeluti olahraga ini. Tidak itu saja, siswi kelas 3 SMP Stella Maris ini ternyata juga memiliki bakat dan kemampuan dalam menyerap tekhnik dan materi olahraga yang berasal dari negeri tirai bambu ini.

Selain memiliki kelenturan dan kecepatan yang bagus, kemampuan menangkap materi dan intruksi dengan cepat membuat gadis yang juga penggemar Film Kungfu ini mendapat beasiswa untuk bergabung di Akademi Wushu Indonesia (AWI). Tidak hanya itu Natalie pun tercatat sebagai siswi AWI pertama yang mendapat beasiswa.

Seiring dengan prestasi gemilangnya, remaja yang mempunyai hobi memancing ini mendapat perhatian dan penghargaan lebih dari Pengkot Wushu Kota Surabaya, sehingga dirinya pun mendapat kesempatan berguru kenegara asal olahraga ini berada yakni Cina bersama sembilan atlet terbaik kota Pahlawan ini.

“April hingga Juni 2007 lalu, saya dikirim ke Cina bersama rekan-rekan untuk belajar dan memperdalam tehnik Wushu. Ini menjadi suatu kebanggaan buat saya, sebab impian saya selama ini untuk dapat kenegeri asal nenek moyang kami dapat terlaksana. Dengan keberhasilan ini pula saya akan berusaha untuk terus berlatih dengan giat agar dapat menjadi atlet terbaik di negeri ini,” tutur Natalie bangga. “Saya juga berharap suatu saat nanti dapat kesempatan untuk menjadi wakil Indonesia di pentas Internasional,” ungkapnya penuh harap.

Di akhir pembicaraannya gadis berbintang Capricorn ini mengatakan sangat berterimakasih kepada Bozzy C. P. guru yang pertama kali membingbingnya dalam mempelajari tekhnik-tekhnik Wushu. Diakui juga oleh Natalie melalui diri Bozzy pula keinganan kuat dalam dirinya untuk terus berlatih menjadi bertambah.

“Suhu Bozzy itu orangnya bisa ngemong, sehingga saya menjadi semakin senang berlatih. Dalam memberikan instruksi saat berlatih maupun bertanding Suhu Bozzy selalu mengedepankan canda dan tawa, namun tidak pernah lari dari sikap disiplin,” pungkas Natalie. [Iwan Christiono] [Foto : Solihin]

Page 11: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

SejarahTradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad 7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.

Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad 14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.

Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam Sea Games.

Padepokan Pencak Silat IndonesiaPadepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pen-cak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat.Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi di di tas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total

Page 12: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

budaya pencak silat di Indonesia

January 25, 2010 · Filed under budaya nusantara

Silat Tradisional sebagai ilmu beladiri yang murni

Silat sejak lama memiliki ke khas dalam teknik beladiri, olahraga ini memang tidak hanya menampilkan jurus beladiri namun juga kaidah berupa gerakan dan teknik. hingga prasangka orang awam maupun praktisi beladiri lain yang mengenal pencak silat hanya dari kulitnya saja akan menilai pencak silat sebagai olahan gerak yang bertele-tele. Hingga seorang praktisi beladiri dari mancanegara (luar negeri) yang biasa mendalami beladiri kareta, menilai bahwa silat tidak ubahnya seperti tarian yang tidak efektif sebagai beladiri.

Hal ini menunjukkan kurang pahamnya mereka terhadap beladiri silat, dan penilaian lainnya adalah bahwa silat lebih bagus ditonton sebagai beladiri hiburan yang mampu dipragakan di atas panggung dimana pesilat tersebut sudah hapal dengan teknik yang dipragakannya. Dan memang jurus pencak nan indah bagi mata orang awam gerak tersebut layaknya sebuah tarian yang lincah, indah dan tidak nampak pukulan yang keras seperti beladiri pada umunya yang menampakkan kekuatan fisik semata.

Namun jangan salah sangka gerak tarian tersebut adalah rangkain sebuah jurus yang dipertontonkan kepada masyarakat agar lebih mengenal kembali pencak silat yang

Page 13: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

sempat terlupakan oleh kita semua, tentunya itulah silat tradisional yang akhir-akhir ini kembali dihidupkan melalui ragam festival yang berlangsung beberapa waktu lalu.

Bila sempat terbenam dari gemerlapnya beladiri Import, silat tradisional memiliki mainan gerak beladiri yang ampuh, serangan maupun pertahanan sebagai teknik beladiri ternyata dapat mampu melumpuhkan lawan dengan hanya beberapa gerakan saja. Sayangnya silat tradisional tidak mampu membuktikan keperkasaannya dalam kancah olahraga beladiri prestasinya IPSI karena pada umumnya silat tradisional memang lebih mantap dalam pertarungan bebas, dan sayangnya dipertarungan bebaspun belum banyak pesilat yang mau menunjukkan bahwa silatpun ternyata adalah Ilmu beladiri yang ampuh.

Ragamnya aliran pencak silat di Nusantara membawa kekayaan tersendiri dalam pencak silat, sehingga IPSI yang merupakan lembaga atau organisasi resmi yang mewadahi perguruan ataupun perkumpulan pencak silat di Indonesia membagi pencak silat menjadi 4 bagian yang tidak bisa dipisahkan.

4 bagian tersebut antara lain, Olahraga, Beladiri, Seni, Mental dan Spritual. 4 bagian ini biasa dikenal menjadi aspek atau kandungan pencak silat yang telah dirumuskan dengan penelitian yang mendalam, untuk menjadikan silat sebagai salah satu cabang beladiri IPSI melalukan rumusan olahraga prestasi dalam bentuk pertandingan, dengan aturan dan keamanan yang menjamin Atlit dari cidera.

Tidak ketinggalan dengan Silat dalam seni, yang sejak lama menjadi ciri khas yang tidak bisa dipisahkan, selain mengandung unsur kesenian yang bercitra rasa tinggi menyebabkan silat membawa misi yang unik selain pestasi namun juga filosofi yang tidak bisa dipasahkan dari pencak silat itu sendiri.

Lalu bagaimana dengan beladiri dalam pencak silat, yang nyatanya unsure beladiri sedikit terlupakan atau memang tidak menjadi pembinaan khusus menyebabkan pencak silat kehilangan imege sebagai beladiri yang murni dan bahkan seolah-olah di kebiri dengan antusiasnya pesilat maupun perguruan yang berorientasi prestasi menyebabkan unsur beladiri yang ada dalam pencak silat menjadi sedikit hilang.

Kalau pun demikian silat tradisional yang banyak orang sangka lebih memfokuskan pada seni yang nyatanya silat tradisional malah lebih menyimpan dan menjaga kemurnian pencak silat dalam kegiatan dalam latihannya. dan ini bisa kita lihat dari beberapa aliran silat tradisional yang telah di coba digali kembali kandungannya.

Penyebutan silat tradisional lebih memfokuskan pada perkembagan dan organisasinya, karena hampir dipastikan seluruh silat itu adalah tradisional hanya saja perbedaan pengelolaan yang baik menjadikan silat tersebut lebih modern dan berkembang dengan pesat dan silat yang hadir dalam organisasi keluarga inilah yang kadang disebut sebagai silat tradisional yang kurikulumnya pun terkadang belum ada hingga cara pengajarannya pun masih sangat terbatas.

Tinggal saatnya bagaimana melestarikan dan membuktikan bahwa silat tradisionalpun mampu berperan sebagai pelopor beladiri yang dapat dilestarikan, karena memang memiliki kekhasan dalam tekniknya. Tentunya silat tradisionalpun adalah asset bangsa yang harus dijaga oleh kaum muda, dan kapan kita bisa menjaganya?.

Obsesi Susyana Ukir Emas Wushu di ChinaMinggu, 11 Juli 2010 20:15 WIB | Olahraga | Umum | Dibaca 592 kali

Page 14: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Olahraga Wushu/ilustrasi. (ANTARA/Wahyu Putro A)Jakarta (ANTARA News) - Atlet wushu asal DKI Jakarta, Susyana Thjan, berobsesi menyuguhkan medali emas bagi kontingen Indonesia di Asian Games XVI di Guangzhou, China, November mendatang.

"Di Guangzhou nanti saya ingin mengikuti jejak Jaenab, atlet senior asal Sumatera Utara yang menyuguhkan medali perak pertama kali dari cabang wushu saat diturunkan di Asian Games XIII Thailand tahun 1998," ujar Susyana di Jakarta, Minggu.

Diakuainya, dengan usia menginjak 27 tahun ia berharap bisa mengejar ketinggalan prestasi dari atlet asal China. Karena tampil di Asian Games XVI pesaing terberat datang dari Negeri Tirai Bambu itu. Dengan begitu sudah seharusnya melakukan latihan lebih keras lagi dengan waktu yang masih tersisa tiga bulan.

Sisa waktu tiga bulan menuju Asian Games XVI bukanlah waktu yang panjang. Semua itu memerlukan kedisiplinan dalam melakukan latihan keras sebelum dikirim ke China.

Susyana mengatakan dipilih masuk tim inti Asian Games XVI memerlukan latihan di China. Karena berlatih di negeri "Tirai Bambu" bisa membandingkan prestasi yang dimiliki dengan atlet asal China.

Dengan begitu kerja kerasnya semakin tertantang untuk menghasilkan prestasi maksimal. Meraih prestasi maksimal dengan menyuguhkan medali emas di SEA Games XXV Laos, bisa dijadikan sebagai loncatan menuju jenjang yang lebih tinggi lagi.

Dalam menggapai prestasi ia tidak pernah puas. Meski usianya sudah menginjak 27 tahun, namun tekad meningkatkan prestasi yang dimiliki cukup tinggi. Semua itu dijadikan modal utama sebelum dikirim ke Asian Games.

Ia berobsesi, sebelum pensiun sebagai atlet dan menekuni bidang kepelatihan atlet asal DKI Jakarta itu ingin menyuguhkan prestasi optimal di multi event Asia. Semua itu dapat dijadikan modal sebelum terjun sebagai pelatih. (ANT/S005)

 

OLAH RAGA

Page 15: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

Belajar Wushu Sejak Usia DiniOleh : Enriko | 05-Mei-2008, 17:14:41 WIB

KabarIndonesia - Adegan pertarungan yang banyak memperlihatkan jurus-jurus pertahanan diri atau menyerang lawan seringkali kita saksikan dilayar kaca dalam film China. Ya, China memang memiliki banyak seni kebudayaan. Salah satunya adalah seni beladiri atau biasa disebut dengan kungfu yang sudah terkenal seantero jagad raya hingga kini.

Kungfu tersebar di seluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa atau Hua Ren yang pergi merantau. Konon usia seni beladiri ini sudah ribuan tahun dan mungkin usianya sama dengan sejarah tiongkok yang di hiasi dengan peperangan. Namun pada saat itu, seni berperang dan mempertahankan diri sudah dikenal dalam bentuk yang masih sederhana.

Seiring dengan perkembangan jaman dan pembauran manusia, kungfu juga merambah Indonesia. Di Indonesia sendiri, kungfu kini lebih dikenal dengan sebutan Wushu. Dalam bahasa Indonesia, Wu berarti ilmu perang sedangkan Shu berarti seni, sehingga Wushu bisa juga diartikan seni berperang. Wushu bisa dibilang lebih banyak memiliki variasi dan lebih modern ketimbang kungfu.

Sejak diresmikan oleh KONI pada 10 November 1992, wushu telah mengikuti berbagai ajang pesta olahraga, seperti tingkat Asia dan Internasional. sejak itu pula peminat wushu kian berkembang. Di Indonesia sendiri banyak sekali bermunculan perguruan wushu, seperti yang terdapat di Kelapa Gading yang bernama perguruan wushu Rajawali Sakti yang berdiri sejak Agustus 2006.

Selain untuk memasyarakatkan wushu, tujuan dari berdirinya perguruan ini juga untuk mencari bibit atlit wushu. Bila ada murid yang kelihatan memiliki bakat, maka si murid akan di pindahkan ke pusat perguruan Rajawali Sakti yang bertempat di Senayan. Di sana, si murid akan dilatih lebih mendalam dan dipersiapkan untuk berlaga di pentas dunia membawa nama Indonesia, “Kalau ada bakat, pasti akan kita latih lebih mendalam,” kata Fitri Santosa, salahsatu instruktur dari perguruan wushu Rajawali Sakti ini.

Wushu terbagi menjadi dua kategori, yang pertama adalah wushu untuk peragaan yang memiliki berbagai jenis permainan peragaan (Tao Lu) seperti tangan kosong utara dan selatan, Taichi, senjata pendek (pedang, golok, golok selatan), senjata panjang (toya, tombak, toya selatan) dan Duilian (grup). Sedangkan wushu untuk bertarung seperti beladiri pada umumnya yang menggunakan teknik pukulan, tendangan dan bantingan.

Perguruan Rajawali Sakti mengadakan latihan tiap Sabtu dan Selasa. Lokasi berlatihnya di lapangan janur elok 4, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Yang dilatih di perguruan ini umumnya anak-anak yang berusia antara 7 hingga 16 tahun. Menurut Fitri hal itu dimaksudkan karena gerakan wushu sangat rumit sehingga perlu dilatih sejak usia masih anak-anak. Usia yang tepat untuk berlatih wushu menurut Fitri adalah sejak usia tujuh tahun, “Tujuh tahun usia yang bagus untuk mulai belajar wushu,” kata atlit wushu DKI ini.

Saat ini, Rajawali Sakti memiliki 24 murid. Dalam satu hari biasanya latihan wushu memakan waktu sekitar satu jam setengah. Selama itu, murid wushu yang baru, mempelajari dasar wushu seperti kuda-kuda, lari, lompat jongkok, mempelajari kelenturan, dasar tendangan dan masih banyak lagi. Sedangkan bagi murid yang lama, mereka sudah mulai mempelajari jurus-jurus dan menggunakan senjata, seperti toya atau pedang.

Untuk menuju ke level yang lebih tinggi, perguruan ini setiap setahun sekali mengadakan ujian kenaikan tingkat. Dalam ujian ini, yang di uji antara lain, speed power, kelenturan, uji mental dan ada juga ujian teorinya. Bila berhasil, maka murid tersebut akan naik ketingkat berikutnya dan memakai sabuk berwarna yang baru, “Semua yang diajarkan, kita uji semuanya,” ucapnya.

Melihat banyaknya peminat wushu, maka semakin banyak pula calon bibit atlit wushu yang akan bermunculuan. Namun di balik itu semua, Fitri mengakui masih mengalami kendala untuk lebih memperkenalkan wushu, pasalnya banyaknya peminat wushu ternyata tidak sebanding dengan pelatihnya, “Wushu sudah semakin berkembang, cuma mencari pelatihnya yang susah,”

atanya.

Wushu Dipertunjukan di PTC Mall 

Page 16: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

SRIPO/ZAINAL PILIANG

BELADIRI WUSHU --- Seorang atlet wushu tengah memertunjukkan gerakan beladiri wushu kategori Chaugguan di PTC Mall, Sabtu (24/1) siang tadi.Sriwijaya Post - Sabtu, 24 Januari 2009 16:30 WIB

PALEMBANG, SABTU - Wushu salah silat bela diri dari China, Sabtu (24/1) siang tadi sekitar pukul 14.00, di pertunjukan Atrium PTC Mall. Olahraga yang dipertandingkan di PON dalam penampilan perdananya di PTC Mall, berhasil memukau ratusan pengunjung.

Tujuh atlet wushu dari Dharma Jaya Wushu Club Palembang, pimpinan Ahmad Yani memertunjukan tujuh permainan wushu, seperti Chaugguan, Nau Guan, Toya, Tombak, Pedang, Golok dan Thaijiguan. Atlet wushu ini begitu mahir memainkan silat wushu seakan-akan pengunjung layaknya menyaksikan film kungfu.

Andre dari Indies Project Community By  Sing Production kepada Sripo, mengatakan pertujukan seni bela diri Cina ini digelar untuk menyemarakkan Hari Raya Imlek yanng digelar oleh PTC Mall.  Acara yang di mulai sejak Jumat (23/1) hingga Minggu (25/1) selain menampilkan wushu juga barongsai, music live dengan menampilkan lagu lagu mandarin. Seksi Dancer yang akan digelar MInggu (25/1) lusa. Acara di mulai pkul 14.00 sampai pukul 21.00.

[ Kamis, 26 Agustus 2010 ] Wushu Bidik Emas di Beijing JAKARTA - SportAccord Combat Games 2010 akan menjadi tryout terakhir bagi para atlet wushu Indonesia sebelum terjun ke Asian Games XVI/2010. Even yang akan digelar di Beijing pada 28 Agustus-4 September itu adalah multieven khusus bela diri yang mempertandingkan 13 olahraga bela diri.

Selain wushu, dipertandingkan aikido, karate, judo, dan gulat. Tapi, Indonesia hanya diwakili para atlet wushu. Sebab, cabor-cabor lain memiliki agenda uji coba di even lain jelang tampil di Asian Games November nanti di Guangzhou.

PB Wushu Indonesia (WI) memberangkatkan enam atlet nomor taolu ke ibu kota Tiongkok itu. Mereka adalah Lindswell (Sumatera Utara), Susyana Tjhan (DKI Jakarta), David Hendrawan (DKI Jakarta), Erwin Wijayanto (DKI Jakarta), Ivanna Ardelia (Jogjakarta), dan Irmanto (Jogjakarta).

Mereka dilepas Selasa (24/8) dari Padepokan Wushu Yayasan Kesuma Indonesia, Medan. Lima atlet itu juga diampingi pelatih asal Tiongkok, Chen Wen Fu dan Qiu Hui Fang.

Linswell dan Susyana adalah atlet yang masuk pelatnas wushu proyeksi Asian Games XVI. Linswell turun di nomor tai chi quan wanita, sedangkan Susyana di chan quan wanita. ''Linswell yang tahun lalu meraih emas di kejuaraan dunia diharapkan meraih emas lagi di Beijing,'' papar Ngatino, Sekjen PB WI, kemarin (25/8). ''Kami harap, Susyana juga bisa mendapatkan emas,'' lanjut dia.

Selain melihat kemampuan atlet-atlet wushu nasional, even itu digunakan untuk

Page 17: Turnamen Silat Haornas Diikuti 172 Pelajar

mengintip kekuatan lawan. Sebab, di Combat Games juga tampil para atlet bela diri terbaik Asia yang kemungkinan juga diturunkan di Asian Games.

Empat atlet wushu lain yang juga diproyeksikan tampil di Asian Games tidak dikirim ke Tiongkok. Sebab, peserta yang turun pada turnamen tersebut diundang penyelenggara. Mereka adalah Aldi Lukman dan Herianti di nomor taolu serta Moria Manalu dan Junaedi pada nomor sanshou.

Pada pesta olahraga antarbangsa Asia nanti, para atlet wushu diharapkan memperbaiki raihan mereka di Asian Games di Doha pada 2006. Kala itu Susyana meraih perak pada nomor taolu chan quan wanita. ''Harapan kami di Asian Games, November nanti, perak bisa meningkat menjadi emas,'' ucapnya. (nar/c13/ang)