Post on 21-Jul-2021
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dewasa ini dalam pembelajaran, komunikasibmemegang peranan penting. Agar
komunikasi guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat
diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002:6).
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” (Azhar
Arsyad, 2003:3). Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu “segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi”. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai
“benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar”.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2003:3) mengatakan bahwa “media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.
Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2003:4), mengatakan bahwa “media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide gambar
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan computer”. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dari berbagai pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang fikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar
mengajar ketingkat yang lebih efektif dan efisien.
Alat atau media pengajaran sangat membantu terlaksananya pencapaian tujuan
pendidikan. Media pengajaran dapat mengurangi verbalisme dan membuat pelajaran lebih
mantap atau tidak mudah dilupakan, oleh karena itu penggunaan media pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar membantu siswa pada prestasi belajar siswa.
Media pengajaran sangatlah penting dalam kegiatan proses belajar mengajar
karena dengan adanya media siswa dapat lebih cepat memahami isi dari materi pelajaran.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan. Media juga merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media sebagai alat bantu,
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini
dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Secara lebih khusus manfaat media Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2000: 21-
23), mengidentifikasikannya sebagai berikut:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan,
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga,
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar,
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedangkan menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:5) manfaat media
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa
b. Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas
c. Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda
d. Mengatasi keterbatasan ukuran kecepatan gerak benda
e. Mampu mempengaruhi motifasi belajar siswa dan memungkinkan pembelajaran yang
lebih bervariasi
3. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut answir dkk. (2002:24) fungsi media pembelajaran adalah:
a. Membantu memudahkan belajar siswa dan mempermudah mengajar bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi lebih kongkrit).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak membosankan).
d. Semua indra siswa dapat diaktifkan. Kelemahan indra satu dapat diimbangi dengan
indra lain.
e. Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.
4. Persyaratan media untuk pembelajaran
Menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:5). Bila kita akan memanfaatkan media
pembelajaran hendaknya harus memenuhi persyaratan umum media yaitu:
a. Tahan lama
b. Bentuk dan warna menarik
c. Dapat menyajikan dan memperjelas konsep
d. Ukuran sesuai dengan kondisi fisik siswa
e. Fisibel
f. Tidak membahayakan siswa
g. Mudah disimpan saat tak digunakan
5. Memilih media pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2001: 202)ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
dalam usaha memilih media yakni sebagai berikut:
a. Dengan cara memilih media yang tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan
langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan itu sudah tentu
membutuhkan biaya untuk membelinya. Lagi pula belum tentu media itu cocok buat
menyampaikan bahan pembelajaran.
b. Pemilihan berdasarkan kebutuhan nyata ysng telah direncanakan khususnya yang
berkenaan dengantujuan yang telah dirumuskan secara dan bahan pelajaran yang akan
disampaikan.
6. Strategi pemberdayaan media atau alat peraga pembelajaran media
Agar pemanfaatan atau penggunaan media dalam pembelajaran efektif maka
strategi pendayagunaan harus memperhatikan kesesuian media dengan:
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi
c. Strategi pembelajaran (metode pendekatan)
d. Kondisi ruang kelas, waktu, dan banyak siswa
e. Kebutuhan siswa
Perlu diingat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media tidak selalu
memberikan hasil yang lebih cepat, lebih meningkat, lebih menarik, dansebagainya.
Kadang-kadang akan mendapatkan sebaliknya dan bahkan ada kemungkinan
menyebabkan siswa gagal dalam pembelajaran
Menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:14) bahwa kegagalan menggunakan
media akan nampak bila:
a. Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal yang konkrit tidak tercapai
b. Media yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang
menunjang konsep-konsep tidak disajikan pada waktu yang tepat.
c. Memboroskan waktu
d. Digunakan terhadap siswa yang sebenarnya tidak membutuhkannya.
e. Tidak menarik bahkan mempersulit pemahamankonsep.
7. Jenis-jenis Media Pembelajaran
(Menurut seels & richey, 1994) Jenis-jenis media dikelompokan menjadi 4 yaitu:
f. Media Cetak
Media cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku
dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografi.
Media cetak memiliki ciri sebagai berikut:
1) Teks bacaan secara linier
2) Teks visual menampilkan komunikasi satu arah Teks dan visual ditampilkan statis
3) Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip persepsi visual
4) Visual berorientasi pada siswa
5) Informasi dapaat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai
g. Media Audio-Visual
Media audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan
audio-visual
Ciri-ciri media audio visual adalah:
1) Bersifat linier
2) Penyajian yaang dinamis
3) Digunakan dengan cara yang elah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau
pembuat
4) Merupakan representasi fisik dari gagasan real dan gagasan abstrak
5) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
6) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat interaktif siswa yang
rendah.
h. Media Berdasarkan Teknologi Komputer
Media Berdasarkan Teknologi Komputer adalah cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-
prosesor.
Ciri media Media Berdasarkan Teknologi Komputer adalah:
1) Digunakan secara acak
2) Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau keinginan perancang atau
pengembangan yang direncanakan
3) Pembelajaran dapat berorientasi kepada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa
yang tinggi
4) Disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,simbol, atau grafik.
i. Media Hasil Gabungan Dari Cetak Dan Teknologi Komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer
Ciri teknologi gabungan adalah:
1) Digunakan secara acak
2) Ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika
pelajaran itu digunakan
3) Pelajaran memadukan kata-kata dan visual dari berbagai sumber
4) Bahan-bhan pembelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.
B. Media Visual Gambar
1. Pengertian Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan penglihatan. Media visual
dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan gerak. Media visuaal diam contohnya
yaitu foto, ilustrasi, gambar, film bingkai, garafik, bagan, poster, peta, dll. Sedangkan
media visual gerak contohnya yaitu gambar-gambar proyeksi film bisu, dll.
Media pembelajaran dapat berupa media visual maupun media audiovisual.
Media visual lebih banyak digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Selain
sederhana media visual juga mudah dibuat oleh guru dan biayanya pun lebih murah.
Media visual sendiri adalah media yang berupa gambar.
Pemanfaatan media pembelajaran tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran tertentu. Namun, semua pelajaran dalam proses penyampaian materinya juga
memerlukan media, termasuk pelajaran IPS. Dalam usaha memilih media yang cocok
guru harus memperhatikan materi apa yang akan disampaikan dan tujuan apa yang hendak
dicapai, karena pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan isi
pengajaran yang hendak disampaikan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, pemanfaatan media pembelajaran
khususnya media visual/gambar, dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar IPS
di MI/SD. Media visual/gambar dapat mempermudah siswa dalam menerima materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Menurut Arsyad (dalam Asyhar, 2011:53) bahwa secara garis besar, unsur-unsur
yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Dalam
mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar
media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Media berbasis visual/gambar memegang peran yang sangat penting dalam
proses belajar. Media visual/gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan siswa. Media visual/gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi
efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual/gambar itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual dapat berupa, a). gambar refresentasi seperti gambar, lukisan, atau
foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda. b). diagram yang melukiskan
hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi material, c). peta yang
menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, d). grafik,
seperti tabel, grafik, chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau
antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip umum yang
perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:
a. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton,
bagan dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar
yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali
mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun
sebagian visual dapat diperoleh dengan mudah informasinya, sebagian lagi
memerlukan pengamatan dengan hati-hati.
d. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum
menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan
informasi.
e. Hindari visual yang tak-berimbang.
f. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
g. Visual khususnya diagram amat membantu untuk mempelajari materi yang agak
kompleks.
h. Unsur-unsur dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari
unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
i. Warna harus digunakan secara realistik.
j. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan
membedakan komponen-komponen.
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa
dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar
garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan
ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi.
Sementara itu, grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau
situasi.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan
efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan
menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi.
Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain yang ada disekitar kita,
seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk
merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen visual yang akan
ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual ynag dapat
dimengerti, terang atau dapat dibaca., dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu
menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunaannya.
Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu,
Arsyad (dalam Asyhar, 2011:53), menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki
prinsip kesederhanaan, keterpaduan, keseimbangan, dan penekanan. Kesederhanaan
secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual.
Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan memahami
pesan yang disajikan visual itu. Demikian pula teks yang menyerupai bahan visual harus
dibatasi, misalnya antara 15-20 kata. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana
dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan.
Penekanan, meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin,
seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur
yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan ukuran,
hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada
unsur terpenting.
Keterpaduan, mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen
visual yang ketika diamati akan berfungi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus
saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu
bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman dan informasi
yang dikandungnya.
Keseimbangan, bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang
penayangan yang memberikan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang
keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini
menampakan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu
keseimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan informal tidak
keseluruhannya simetris, memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.
Macam-macam Media Visual
a. Media Visual Proyeksi
Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati,
Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy/OHT)
dan perangkat keras (Overhead projector/OHP).
OHP merupakan media yang mudah digunakan, terutama tatkala guru
menjelaskan tentang struktur, hubungan, dan keterkaitan konsep satu dengan lainnya
dengan menggunakan konsep map, akan tetapi tidak semua sekolah memiliki OHP,
namun dapat diusahakan dengan berbagai cara, melaui bantuan instansi sekolah
dengan instansi terkait, atau meminta bantuan dengan komite sekolah, atau kepada
donator, dan lain sebagainya.
Film bingkai/slide berupa lembaran film terbuat dari polyester,
nitrocellulose acetate yang dilapisi dengan emulsi yang mengandung garam silver
halida yang sangat sensitif terhadap sinar atau cahaya.
Film bingkai/slide adalah gambar yang diproyeksikan yang dapat dilihat
dengan mudah oleh siswa di dalam kelas. Suatu slide adalh sebuah gambar transparan
(tembus sinar) yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Penggunaan film
bingkai/slide dalam pendidikan mempunyai nilai atau manfaat:
1) Penyajiannya berupa satu unit dalam satu kesatuan yang bulat.
2) Menimbulkan dan mempertinggi minat siswa
3) Dapat digunakan dalam ruangan kecil dan setengah gelap.
Untuk ukuran terbatas, gambar digital proyeksi dapat ditampilkan dengan
menggunakan monitor komputer atau laptop pribadi. Namun, untuk sasaran kelompok
besar diperlukan monitor televisi yang lebih besar atau panel LCD dengan overhead
proyektor.
Gambar Digital, sangat mungkin dibentuk dan ditunjukan kepada peserta
didik melalui komputer, monitor televisi, atau proyektor.
b. Media Visual Non Proyeksi
Beberapa jenis media visual non proyeksi yang sering digunakan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia
ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
2) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk
mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia.
3) Media cetak adalah media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tercetak.
Beberapa contoh media cetak adalah buku teks, modul, majalah, dan sejenisnya.
4) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-
simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas
sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah
terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis
adalah: gambar, kartun, karikatur, grafik, peta, poster.
Media visual merupakan jenis media yang sering digunakan dalam
pembelajaran karena penggunaanya sederhana, tidak memerlukan banyak kelengkapan
dan relatif tidak mahal. Dalam skripsi ini yang akan penulis bahas adalah tentang
media gambar.
2. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Kata “Gambar” mencakup segala macam lukisan dan ilustrasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Secara umum lukisan dan karya ilustrasi yang
indah sangan diperlukan untuk pelajaran-pelajara yang membahas tentang
kebudayaan.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam
seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor (Hamalik, 1994:5). Gambar
adalah media grafis yang paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan
yang menggambarkan orang, tempat dan benda dalam berbagai variasi. Guru yang
kreatif mampu menghasilkan berbagai bentuk gambar yang menarik dan dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran, tetapi juga diperoleh dari berbagai sumber seperti
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Media gambar menyalurkan pesan dan informasi
melalui simbol-simbol visual.
Media gambar termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media
gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran
yang dipakai menyangkut indera peglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara
khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digambarkan.
Gambar adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa
yang umum, yang dapat di mengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu,
pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada
seribu kata.
b. Fungsi Media Gambar
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah:
1) Fungsi edukatif artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan.
2) Fungsi sosial artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap
orang.
3) Fungsi ekonomis artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja
secara maksimal.
4) Fungsi politis berpengaruh pada politik pembangunan.
5) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern
(Hamalik, 1994 : 12).
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Menurut Sadiman (2006:30-31) ada beberapa kelebihan dari media gambar
yaitu sebagai berikut:
a. Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal biasa.
b. Media gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, media gambar juga mempunyai
kelemahan yaitu:
a. hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
d. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam
pembelajaran (Rahadi, 2003:27).
3. Kriteria Media Visual Gambar yang Baik
Menurut Asyhar (2011:81), agar penggunaan media visual/gambar tepat
sasaran, maka perlu diperhatikan berbagai faktor yang menjadi dasar pemilihan media
pembelajaran. Kriteria penggunaan media visual/gambar yang baik yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Jelas dan rapi.
Media yang kurang rapi dapat mengurangi kemenarikan dan kejelasan
media tersebut sehingga fungsinya tidak maksimal dalam perbaikan pembelajaraan.
b. Bersih dan menarik.
Bersih di sini berarti tidak ada gangguan yang tak perlu pada teks, gambar.
Media yang kurang bersih biasanya kurang menarik karena akan
mengganggukonsentrasi dan kemenarikan media.
c. Cocok dengan sasaran.
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis
kelompok besar, sedang, kecil, dan perorangan.
d. Relevan dengan topik yang diajarkan.
Media visual/gambar harus sesuai dengan karakteristik isi berupa fakta,
konsep, prinsip. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media
harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan
mental siswa.
e. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media visual/gambar yang baik adalah media yang sesuai dengan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu
atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
f. Praktis, luwes, dan tahan.
Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media visual/gambar yang
ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media visual/gambar
yang diilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan
yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
g. Berkualitas baik.
Misalnya pengembangan visual/gambar harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang
(Arsyad, 2003).
4. Jenis-jenis Media Gambar
Menurut asnawir dan usman basyiruddin (2002: 51) ada beberapa jenis media gambar,
antara lain
a. Gambar dokumentasi
Gambar dokumentasi Yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu
maupun masyarakat.
b. Gambar aktual
Gambar aktual adalah gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi
berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa, topan, banjir, dan sebagainya.
c. Gambar pemandangan
Gambar pemandangan adalah gambar yang melukiskan pemandangan suatu daerah
atau lokasi.
d. Gambar iklan atau reklame
Gambar iklan atau reklame adalah gambar yang digunakan untuk mempengaruhi
orang atau masyarakat konsumen.
e. Gambar simbolis
Gambar simbolis adalah gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang
mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang
mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide peserta didik
C. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Menurut Adi
Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil. Sedangkan menurut
Poerwadarminto (dalam Endin Nasrudin, 2010:105), yang dimaksud dengan prestasi
adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Adapun prestasi
belajar itu diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh siswa pada jangka waktu tertentu
dan dicatat dalam buku raport tempat ia belajar.
Menurut Gintings (2010: 87) mengatakan bahwa prestasi belajar siswa adalah
hasil dari berbagai upaya dan daya yang bercermin dari parstisipasi belajar yang dilakukan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.
Menurut saeful bakri (1991:19) bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, dikerjakn secara individu maupun kelompok.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam
sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi
sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya
prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam
periode tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesirnpulan bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu usaha (belajar) yang telah dilakukan oleh seorang siswa. Prestasi ini tidak
akan di dapat tanpa usaha yang dilakukan oleh siswa, prestasi ini mungkin akan
mengecewakan apabila usahanya tidak sungguh-sungguh, sebaliknya apabila siswa belajar
sungguh-sungguh prestasi yang akan didapat memuaskan dan menggembirakan.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut
dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya:
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.¨ (Slameto, 2010:2).
Menurut Gagne (dalam Slameto, 2010:13) belajar didefinisikan: a) Belajar ialah
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,
dan tingkah laku; dan b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
Menurut Sadiman (2003:2), belajar adalah suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga ke
liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun
yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Menurut Surya (2004:48), belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Wingkel, (dalam Riyanto, 2009:61), mengatakan bahwa belajar adalah
suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan
yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup.
Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan
lingkungannya untuk mengubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar
adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Tentu saja, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positif atau yang
lebih baik.
Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang
dicapai seseorang, berupa kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di tempat
belajar pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buku
raport. Sedangkan untuk mengetahui prestasi belajar itu adalah melalui penilaian/evaluasi.
2. Prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar
Menurut gronlund (1977) dalam bukunya mengenai tes presentasi merumuskan
beberapa prinsip dalam pengukuran tes prestasi belajar yaitu:
a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas
sesuaibdengan tujuan intruksional.
b. Tes prestasiharus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari
materi yang dicakup oleh program intruksional atau pengajaran.
c. Tes harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil
belajar yang diinginkan.
d. Tes prestasi harus direncanakan sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya.
e. Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurannya harus
ditafsirkan dengan hati-hati.
f. Tes prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berasal dari
dirinya sendiri (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Untuk lebih jelasnya
mengenai kedua factor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut penulis akan
menjabarkan sebagai berikut.
a. Factor internal
Factor internal adalah suatu factor yang ada dalam indifidu yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar meliputi:
1) Kematangan
Setiap manusia dalam menjalankan hidupnya selalu mengalami pertumbuhan dan
kematangan menurut para ahli psikologi pendidikan kematangan yang terjadi pada
siswa turut mempengaruhi kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Seperti yang
diungkapkan oleh ngalim purwanto (1987:102) bahwa mengajarkan sesuatu yang
baru dapat berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya,
potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang.
2) Kecerdasan
Kecerdasan atau intelegensi baik yang bersifat keturunan maupun hasil
pengalaman, semua mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Keterangan
tersebut sesuai dengan pendapat M. ngalim purwanto (1987:52) bahwa cepat atu
tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung pada
kemampuan intelgensinya.
3) Latihan
Latihan adalah frekwensi atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai peserta
didik, setiap pengajaran biasanya disertai dengan latihan-latihan belajar. Bila siswa
sering melakukan latihan belajar maka akan terbiasa memecahkan masalah (soal),
keadaan seperti ini akan membantu suswa dalam mengelola dan melatih proses
berfikir yang pada akhirnya sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan
belajarnya.
4) Motivasi
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa motivasi memiliki arti penting dalam
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, hal ini disebabkan oleh motivasi
merupakan kegiatan.
Menurut Mc. Donald (sudirman) motivasi ialah berupa energy dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Kegiatan belajar apabila seseorang siswa
melakukan kegiatan belajar maka kegiatan belajarnya akan sungguh-sungguh,
sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar.
b. Factor eksternal
Di samping factor internal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, factor
eksternak juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Factor eksternal
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1) Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama individu mengenal lingkungan. Terbentuknya
kepribadian dan juga kebiasaan. Ngalim purwanto mengatakan (1986: 109)
suasana keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut
menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai individu.
Termasuk dalam keluarga ini ada atau tidaknya atau tersedia tidaknnya fasilitas
fasilitas belajar yang diperlukan dalam bekajar turut memerankan peranan penting.
2) Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting, karena
ditangan pendidikanlah segala kelancarab proses belajar mengajar dapat
ditentukan, namun dalam hal ini bukan berarti factor lain tidak diperhitungkan,
sehingga tidaklah berlebihan ketika dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
dituntut adanya guru yang baik dan disiplin. Hal ini dimaksudkan agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancer dan berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Menurut S. nasution (1986-12) mengemukakan cirri guru yang baik
sebagai berikut:
a) Guru yang baik menghormati dan memahami siswa
b) Guru yang baik menyesuaikan metode belajar mengajar dan bahan ajar
c) Guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar
d) Guru yang baik menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid
e) Guru tidak terikat oleh teks book
3) Alat-alat pelajaran
Seperti yang diketahui bersama, bahwa alat-alat pendidikan termasuk salah satu
factor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Alat-alat pendidikan
dapat juga dikatakan sebagai sarana pendidikan yang meliputi:
a) Pengajaran
b) Permainan
c) Peraturan berupa perintah dan larangan
d) Pengawasan
e) Teladan
f) Kebiasaan
g) Penghargaan
h) Hokum dan ganjaran
4) Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu tempat dimana siswa melakukan hubungan suatu
timbale balik, seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
Menurut s. nasution (1986:134) cara-cara untuk menggunakan sumber-sumber
yang ada didalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran adalah membantu anak
kedalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan belajar ( karyawisata,
service, project, school camping, servey, interview). Membantu sumber-sumber
dari masyarakat kedalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource, persons,
benda-benda seperti pameran dan koleksi).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dibagi menjadi dua factor yaitu faktordari dalam diri
siswa dan factor yang dating dari luar siswa, misalnya lingkungan tempat tinggal siswa itu
berada.
D. Pembelajaran IPS di MI/SD
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik dan hukum dan budaya. IPS
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan
interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial.
Mengenai tujuan IPS para ahli sering mengaitkan dengan berbagai sudut
kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut gross (1978) menyebutkan
bahwa tujuan pendidikan IPS adalah mempersiapkan siswa menjadiwarga negara yang baik
dalam kehidupan masyarakat, secarategas ia mengatakan tujuan IPS adalah mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan
yang dihadapi.
Jadi pembelajaran IPS di MI adalah upaya menciptakan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi yang optimal tentang kehidupan sosial yang ada di masyarakat serta mempelajari
aturan-aturan yang berada dimasyarakat.
E. Konsep Media Visual Gambar dalam Pembelajaran IPS
Media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan
siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Media pembelajaran memiliki
manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar
mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Banyak sekali jenis media pembelajaran yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan pembelajaran. Dilihat dari jenisnya media pembelajaran
terdiri dari media audio, visual, dan audio visual.
Media visual sendiri adalah media yang berupa gambar. Dalam usaha memilih
media yang cocok guru harus memperhatikan materi apa yang akan disampaikan dan tujuan
apa yang hendak dicapai, karena pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan
tujuan dan isi pengajaran yang hendak disampaikan.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah
yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar
untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan
komplek.
Diantara media pembelajaran, media visual/gambar adalah media yang cocok
digunakan guru IPS. Selain sederhana, media visual/gambar juga mudah dibuat oleh guru dan
biayanya pun lebih murah. Selain itu, siswa juga lebih menyukai gambar daripada tulisan,
apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu
akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun, tidak semua
materi pelajaran bisa menggunakan media visual/gambar.
Dari uraian di atas penulis memberi kesimpulan bahwa mengingat pentingnya
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga demikian pentingnya prestasi bagi
siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
bantuan media visual/gambar dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan bantuan media
visual/gambar membuat siswa termotivasi untuk belajar, siswa pun dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan guru, dan pembelajaran dalam kelas pun akan lebih
menyenangkan. Dengan begitu siswa akan lebih rajin lagi belajar dan pada akhirnya
berimplikasi pada perolehan prestasi belajar mereka. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, guru harus lebih kreatif dalam memodifikasi media pembelajaran
sedemikian menarik sehingga dapat terus membangkitkakn semangat siswanya dalam belajar
dan akhirnya tujuan pembelajaran pun tercapai sesuai yang diharapkan.
F. Kerangka Berfikir
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang
kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
menurut brove (1977:4) yang dikutip dalam asyhar rayandra Secara epistimologis,
media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti
“tengah, perantara atau pengantar” istilah perantara atau pengantar ini. Digunakan karena
fungsi media sebagai perantara dan pengantar suatu dari si pengirim kepada si penerima
pesan.
Sedangkan dalam dunia pendidikan yang dimaksud media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara aktif.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran
sukar untuk dicerna dan dipahami oleh anak didik. Setiap materi pelajaran tentu memiliki
tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran ilmu pengetahuan sosial
yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi ada juga materi yang memerlukan alat bantu untuk
menambah pemahaman pengetahuan siswa.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah
yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau
materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi
pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran
yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada
satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain
sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran
yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa
yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil
belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini merupakan
hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah
dimensi peserta didik itu sendiri.
Hasil analisis penelitian tentang rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena
faktor media yang tidak sesuai atau guru hanya terpaku pada LKS dan buku ajar saja tanpa
menggunakan media pembelajaran padahal pelajaran IPS perlu adanya pengetahuan yang
bergambar sehingga siswa tidak abstrak atau hanya membayangkan tanpa mengetahui apa
yang dijelaskan dalam pelajaran yang diajarkan guru.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa guru dituntug untuk mempunyai
kreatifitas mengembangkan media pembelajaran semenarik mungkin sehingga pembelajaran
tidak monoton dan menjenuhkan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa
menemukan kendala yang serius, dengan tercapainya tujuan pembelajaran maka guru dpat
dikatakan telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Secara grafis, kerangka pemikiran yang dilakukan peneliti dapat digambarkan
dengan bentuk sebagai berikut ini:
Penggunaan media visual
Kelas yang tidak
menggunakan media
visual (gambar)
Kelas yang
menggunakan media
visual (gambar)
Hasil
G. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media visual terhadap prestasi
belajar siswa pada pelajaran IPS
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media visual terhadap prestasi
belajar siswa pada pelajaran IPS