Post on 12-Mar-2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Secara Nasional semua lembaga formal yakni sekolah, dikelola
sesuai dengan kalender akademik dan standar minimum yang ditetapkan.
Tetapi ketika semua sekolah sudah melakukan proses belajar mengajar
untuk menciptakan lulusan sekolah yang baik dengan menempuh Ujian
Akhir Nasional (UAN), ternyata ada siswa yang tidak lulus. Dari
hasilUjian Akhir Nasional(UAN) yang lulus ada yang bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi favorit, ada pula yang gagal melanjutkan studinya. Hal ini
mendorong penulis untuk mencari tahu latar belakang gejala itu.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentangstandar isi dan standar kompetensi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa pendidikan menengah
yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket Cbertujuan meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Hal tersebut berarti setiap SMA akan berusaha agar lulusannya
bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, yakni utamanya perguruan tinggi
yang favorit. Kriteria penerimaan calon mahasiswa baru adalah nilai
prestasi akademik melalui jalur non tes dan nilai tes masuk. Tingginya
nilai Ujian Akhir Nasional(UAN)maupun nilai tes masuk banyak
2
ditentukan oleh proses pembelajaran di sekolah asal.Salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan siswa adalah dengan membiasakan pemberian
tugas atau pekerjaan rumah. Tujuan dari pemberian tugas ini adalah untuk
membiasakan siswa untuk berpikir secara aktif atau belajar secara rutin
diluar jam sekolah yang pada gilirannya ikut mendongkrak prestasi belajar
siswa disekolah. Lain dari pada itu pemberian tugas terstruktur dan
mandiri tidak terstruktur dimaksud untuk melengkapi bahan ajar yang
tidak tergarap di kelas mengingat banyaknya materi, sedangkan jam
belajar terjadwal terbatas.
Apabila tugas terstruktur dan mandiri tidak terstruktur yang
diwujudkan melalui tugas pekerjaan rumah dikerjakan dengan sungguh-
sungguh melalui kegiatan itu, maka proses belajar mengajar bisa berhasil
secara utuh sehingga tujuan institusional sekolah bisa tercapai.
Dilihat dari banyaknya materi yang harus dibahas pada satu pihak
dan terbatasnya waktu dipihak yang lain, sehinggasebagian materi
pelajaran diagihkan dalam kegiatan tersruktur dan mandiri tidak
terstruktur.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 23 Tahun
2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri atas:
1. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40%
3
dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum
50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran
yang bersangkutan.
3. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata
pelajaran yang bersangkutan.
Itu berarti siswa dituntut untuk lebih berpartisipasi secara aktif
dalamProses Belajar Mengajar(PBM) melalui pelaksanaan tugas-tugas
terstruktur dan mandiri tidak terstruktur tidak terstruktur. Atau dengan
perkataan lain, prestasi belajar akan lebih baik manakala siswa rajin
menyelesaikan tugas-tugas terstruktur dan mandiri tidak terstruktur
disamping mengikuti pelajaran tatap muka secara teratur.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan observasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil
wawancara dengan beberapa siswa kelas X di SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga khususnya dalam kaitannya dengan mata pelajaran ekonomi
diperoleh gejala faktual sebagai berikut :
4
1. Proses pembelajaran dari guru mata pelajaran memberikan beberapa
tugas PR kepada para siswa.
2. Ada beberapa siswa menyelesaikan tugas PR sebagian
mengerjakannya di sekolah dan menyalin pekerjaan teman.
3. Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas PR.
Pembelajaran mata pelajara Ekonomi di SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga, guru menetapkan batas nilai 73 sebagai batas kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Bertolak dari gejala tersebut di atas maka penulis melakukan
penelitian untuk menemukan jawaban atas masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Seberapa jauhprosentase penyelesaiaan tugas pada mata pelajaran
ekonomi oleh para murid kelas X di SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga tahun ajaran 2011/ 2012?
2. Adakah hubungan antara kadar penyelesaian tugas dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomisebagaimana yang
tercantum dalam rapor?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahuiprosentase penyelesaian tugas pada mata pelajaran
ekonomi oleh para murid kelas X di SMA Muhammadiyah (Plus)
Salatiga tahun ajaran 2011/ 2012.
2. Untuk mengetahui hubungan antarakadar penyelesaian tugas dengan
ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi sebagaimana yang
tercantum dalam rapor.
1.4 Signifikan penelitian
1.4.1 Sigfikansi Teoritis
Menurut Sumadi Suryabrata (1998:252) penelitian ini
diharapkan dapat mendukung teori Thorndike mengenai tiga macam
hukum belajar pokok yaitu Law of Exercise, humum ini mengandung
dua halyaitu :
1. Law of Use :hubungan-hubungan atau koneksi-konksi akan
menjadi bertambah kuat kalau ada latihan, dan
2. Law of Disuse : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan
menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau
latihan-latihan atau penggunaan dihentikan.
6
1.4.2 Sigfikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
pengetahuan bagi guru dan siswa mengenai peningkatan prestasi
dalam kaitannya penyelesaian tugas pekerjaan rumah.