BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...

17
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kepolisian adalah suatu institusi yang memiliki ciri umum yang dapat ditelusuri dari sejarah lahirnya polisi baik sebagai fungsi maupun organ. Pada awalnya polisi lahir bersama masyarakat untuk menjaga sistem kepatuhan anggota masyarakat terhadap kesepakatan antar warga masyarakat itu sendiri terhadap kemungkinan adanya tabrakan kepentingan, penyimpangan perilaku dan perilaku kriminal dari masyarakat. Ketika masyarakat bersepakat untuk hidup di dalam suatu negara, pada saat itulah polisi dibentuk sebagai lembaga formal yang disepakati untuk bertindak sebagai pelindung dan penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat atau yang disebut sebagai fungsi “Sicherheitspolitizei”. Kehadiran Polisi sebagai organisasi sipil yang dipersenjatai agar dapat memberikan efek pematuhan (enforcingeffect). 1 Dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 1 Bibit Samad Rianto, Pemikiran Menuju POLRI yang Professional, Mandiri, Berwibawa, dan Dicintai Rakyat ,PTIK Press dan Restu AGUNG, Jakarta, 2006, h. 36.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kepolisian adalah suatu institusi yang memiliki ciri umum yang dapat

ditelusuri dari sejarah lahirnya polisi baik sebagai fungsi maupun organ. Pada

awalnya polisi lahir bersama masyarakat untuk menjaga sistem kepatuhan

anggota masyarakat terhadap kesepakatan antar warga masyarakat itu sendiri

terhadap kemungkinan adanya tabrakan kepentingan, penyimpangan perilaku

dan perilaku kriminal dari masyarakat. Ketika masyarakat bersepakat untuk

hidup di dalam suatu negara, pada saat itulah polisi dibentuk sebagai lembaga

formal yang disepakati untuk bertindak sebagai pelindung dan penjaga

ketertiban dan keamanan masyarakat atau yang disebut sebagai fungsi

“Sicherheitspolitizei”. Kehadiran Polisi sebagai organisasi sipil yang

dipersenjatai agar dapat memberikan efek pematuhan (enforcingeffect).1

Dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.

1Bibit Samad Rianto, Pemikiran Menuju POLRI yang Professional, Mandiri, Berwibawa, dan Dicintai

Rakyat ,PTIK Press dan Restu AGUNG, Jakarta, 2006, h. 36.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

Polri bertanggung jawab dalam mengupayakan, mencegah, dan

penangkalan dari setiap gejala yang mungkin muncul dan dapat mengganggu

keamanan dan ketertiban di masyarakat. Keamanan dan ketertiban masyarakat

merupakan suatu situasi yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan

pembangunan dan semua kegiatan masyarakat. Wujud situasi keamanan dan

ketertiban di dalam masyarakat sangat diharapkan oleh masyarakat, karena

dapat menimbulkan perasaan yang tentram dan damai bagi setiap masyarakat

dan dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam bekerja, karena tidak

ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yang akan menimpa.

Secara umum, tugas Polisi pada hakikatnya ada dua, yaitu

menegakkan hukum dan memelihara keamanan serta ketertiban umum.

Tugas yang pertama mengandung pengertian Represif atau tugas terbatas

yang kewenangannya dibatasi oleh kitab undang-undang hukum acara pidana

(KUHAP), tugas kedua mengandung pengertian Preventif atau tugas

mengayomi adalah tugas yang luas, tanpa batas, boleh melakukan apa saja

asal keamanan terpelihara dan tidak melanggar hukum itu sendiri.2

Sebagai aparat penegak hukum sekaligus sebagai pengayom dan

pelindung masyarakat inilah yang menempatkan polisi tidak hanya

bertanggungjawab kepada hukum, dalam arti dalam menjalankan tugas

operasionalnya terikat pada peraturan perundangan, dan asas – asas hukum

yang berlaku (khususnya hukum pidana). Pada saat yang bersamaan polisi

juga harus bertangungjawab kepada masyarakat yang mengharapkan

2 Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 1997, h. 111.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

profesionalisme polisi untuk mengungkap kejahatan dalam rangka

mewujudkan ketertiban masyarakat.3

Kedua tugas tersebut harus dilakasanakan polisi dengan penuh

tanggung jawab serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat itu sendiri.

Namun, melihat fenomena saat ini justru banyak presepsi masyarakat yang

negatif tentang polisi itu sendiri. Muncul stigma ini tidak lain karena kurang

adanya keadilan dalam penindakan hukum positif. Banyak tindak pidana

ringan yang diselesaikan pada tingkat peradilan yang pada akhirnya tidak

melahirkan keadilan itu sendiri. Ketidakadilan itu muncul karena terikatnya

aparat penegak hukum pada prosedur – prosedur kaku yang ditentukan dalam

peraturan perundang – undangan.

Pandangan ini menempatkan prosedur menjadi dasar legalitas untuk

menegakkan keadilan, bahkan lebih penting dari keadilan itu sendiri.4

Penegakan hukum yang terkurung dengan tembok– tembok prosedur tersebut,

menjadi penghalang untuk mewujudkan pencarian kebenaran (searching for

the truth) dan keadilan (searching for justice).5 Penegakan hukum positif

(undang – undang) yang dikukuhi sebagai menjunjung tinggi rule of law

hanya mampu mewujudkan keadilan formal (formal justice) tetapi belum

mampu mewujudkan keadilan substantive (substansial justice).6

3 Satjipto Rahardjo, Polisi Sipil, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2002, h. 25. 4 FX.Aji Samekto, Justice Not For All, Kritik terhadap Hukum Modern Dalam Perspektif Hukum

Kritis, Genta Press, Jogjakarta, 2008, h. 33. 5 Ibid., h. 34. 6 Ibid., h. 35.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

Hukum dapat berfungsi efektif apabila ada keserasian antara hukum

dengan kultur masyarakatnya. Kultur masyarakat akan menjadi kultur hukum

yang bercermin pada aturan hukum.7 Dalam hal ini, salah satu strategi yang

diterapkan oleh Polri untuk menegakkan peradilan dalam masyarakat adalah

keikutsertaan masyarakat dalam peradilan yang disebut dengan lay judges,

diartikan dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, partisipasi

masyarakat yang tidak direkrut secara khusus dan dilatih sebagai hakim, tetapi

dilibatkan dalam proses peradilan (lay participations). Dalam arti luas

diartikan sebagai semua bentuk partisipasi masyarakat dalam pengadilan

pidana baik sebagai jury maupun sebagai lay judges sendiri.8

Pertahanan keamanan Bangsa dan Negara Indonesia dalam memenuhi

tujuannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, pertahanan

dan keamanan adalah merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dan harus

diwujudkan. Pertahanan dan keamanan merupakan upaya preventif untuk

menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia dari

berbagai tekanan, maupun gangguan baik yang datang dari dalam maupun

luar Negara Republik Indonesia. Menurut deklarasi bangsa Indonesia yang

tertuang dalam pembukaan UUD 1945, bahwa Negara berkewajiban

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Negara Indonesia.

Dari pengertian diatas maka yang dimaksud dengan pengertian

ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan, yaitu merupakan

7Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum Indonesia, Karya Agung, Semarang, 1984, h. 34.

8Barda Nawawi Arief, Perkembangan Asas Hukum Pidana Indonesia, Penerbit Pustaka Magister,

Semarang, 2008, h. 2.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

suatu kondisi dinamis suatu bangsa, berisi ketrampilan dan kekuatan, yang

mengandung potensi untuk mengembangkan kemampuan nasional menjadi

kekuatan nasional, guna menghadapi dan mengatasi segala macam ancaman,

gangguan, hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Negara

Indonesia, langsung maupun tidak langsung yang membahayakan pertahan

keamanan bangsa dan Negara. Maka dari ini kita harus meningkatkan

kesadaran tentang pertahanan dan keamanan ketertiban di dalam masyarakat.

Khususnya tugas polisi sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat

untuk meningkatkan kesadaraan keamanan dan ketertiban di lingkup

masyarakat.

Istilah Keamanan dan Ketertiban Masyarakat sering kali kita dijumpai

dalam istilah “Kamtibmas”. Kamtibmas selalu dikaitkan dengan tugas

kepolisian, seperti kita lihat di rumusan tugas Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang terdapat pada Undang–Undang Nomor 20 Tahun 1982 ayat 4

huruf a yaitu: Selaku alat negara penegak hukum memelihara serta

meningkatkan tertib hukum dan bersama-sama dengan segenap komponen

kekuatan Pertahanan Keamanan Negara lainnya membina ketentraman

masyarakat dalam wilayah Negara guna mewujudkan keamanan dan

ketertiban masyarakat.

Kamtibmas merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat dan

pemerintah, termasuk di dalamnya adalah kepolisian sebagai aparat penegak

hukum. Dalam pelaksanaannya, kepolisian melakukan upaya – upaya atau

tindakan yang diwujudkan dalam kegiatan berupa, operasi kepolisian, baik

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

yang bersifat rutin maupun yang bersifat khusus. Kegiatan Polri untuk

mendorong, mengarahkan, dan menggerakkan masyarakat untuk berperan

dalam Binkamtibmas (Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat)

melalui bentuk penerapan model perpolisian masyarakat (Polmas) antara lain

dilakukan melalui penugasan anggota Polri menjadi Bhayangkara Pembina

Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas.

Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol:

Kep/8/XI/2009 tanggal 24 November 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk

Lapangan Kapolri No.Pol: Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997

tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Desa/Kelurahan. Sesuai dengan

Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:

B/3377/IX/2011/Baharkam tanggal 29 September 2011 tentang penggelaran

Bhabinkamtibmas di Desa atau Kelurahan. Ruang Lingkup pelaksanaan

tugas Bhabinkamtibmas di Desa atau Kelurahan ini meliputi tentang

pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan Bhabinkamtibmas atau

petugas Polmas di Desa.9

Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat

(Bhabinkamtibmas) adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Polri) yang bertugas membina keamanan dan ketertiban masyarakat. Tujuan

kegiatan Bhabinkamtibmas adalah mewujudkan situasi kamtibmas yang

mantap dan dinamis dalam rangka mengamankan dan menyukseskan

9Wawancara dengan Bapak. Aiptu, Slamet Riyadi Selaku anggota Bhabinkamtibmas Polsek

Bandungan, 2 november 2017.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

pembangunan nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan keamanan dan

ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat yang

ditandai oleh terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya

ketentraman yang menghasilkan kemampuan membina serta

mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,

mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-

bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.10

Tugas pokok Bhabinkamtibmas :

1) Melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi

tanggung jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan

perundang – undangan yang berlaku.

2) Melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis dengan

aparat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda,

Tokoh Adat dan para sesepuh yang ada di Desa atau Keluarahan.

3) Melakukan pendekatan dan membangun kepercayaan masyarakat.

4) Melakukan upaya pencegahan tumbuhnya penyakit masyarakat dan

membantu penanganan rehabilitasi yang terganggu.

5) Melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah warga

masyarakat terhadap timbulnya gangguan kamtibmas.

10 Kepolisian Negara Republik Indonesia, Buku Panduan Bhabinkamtibmas Polri Tentang Kamtibmas,

2004, h. 4.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

6) Membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka

pembinaan Kamtibmas secara Swakarsa di Desa atau Kelurahaan.

7) Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat dan

kelompok atau forum kamtibmas guna mendorong peran sertanya

dalam Bhabinkamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan

permasalahan atau potensi gangguan dan ambang gangguan yang

terjadi dimasyarakat agar tidak berkembang menjadi gangguan

kamtibmas.

8) Menumbuhkan kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan

perundang – undangan.

9) Memberikan bantuan dalam rangka penyelesaian perselisihan warga

masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum.

10) Memberikan petunjuk dan melatih masyarakat dalam rangka

pengamanan lingkungan.

11) Memberikan pelayanan terhadap kepentingan warga masyarakat untuk

sementara waktu sebelum ditangani pihak yang berwenang.

12) Menghimpun informasi dan pendapat dari masyarakat untuk

memperoleh masukan atas berbagai isu atau kisaran suara yang

tentang penyelenggaraan fungsi dan tugas pelayanan Kepolisian serta

permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.

Bhabinkamtibmas memiliki fungsi dan peranan sangat penting dalam

mewujudkan kemitraan polisi dengan masyarakat, sehingga secara bersama-

sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan permasalahan pada

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

masyarakat, juga mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi problema

serta mampu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bhabinkamtibmas dapat dikatakan berperan penting dalam penyelesaian atau

pemecahan masalah yang terjadi di dalam masyarakat. Bhabinkamtibmas

mempunyai peran selaku mediator, negosiator, dan fasilitator dalam

penyelesaian masalah yang masih bisa diukur berat ringannya suatu

kesalahan atau permasalahan yang masih dapat diselesaikan dengan

kesepakatan damai.11

Bhabinkamtibmas sangat di butuhkan sekali kehadirannya di

masyarakat karena Bhabinkamtibmas berperan penting dalam menjaga

keamanan dan ketertiban di masyarakat. Peran Bhabinkamtibmas sangat

berpengaruh sekali dalam bidang keamanan di masyarakat Kelurahan

Bandungan. Bhabinkamtibmas dan masyarakat dapat berkoordinasi dalam

menindak suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Seperti yang

dulunya pemikiran masyarakat bila terjadi suatu tindak kejahatan,

masyarakat suka main hakim sendiri, dengan adanya Bhabinkamtibmas bisa

memberi petunjuk dan mengarahkan masyarakat. Sehingga masyarakat sadar

dengan tindakan hukum.12

Pada dasarnya Bhabinkamtibmas harus dapat

11 Wawancara dengan Bapak. Aiptu, Slamet Riyadi selaku Bhabinkamtibmas Polsek Bandungan,

2 November 2017. 12 Wawancara dengan Bapak. Tri Sumedi selaku tokoh Masyarakat kelurahan Bandungan,

1 november 2017.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

mendorong dan menjaga keamanan di dalam lingkup masyarakat serta bisa

menjadi sebagai pelopor mediasi.13

Tentunya dalam pencegahan suatu tindak kejahatan diperlukan

pengetahuan tentang kejahatan itu terjadi, keadaan lingkungan yang

dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya dan kultur sehingga dalam

penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak kejahatan diperlukan

personil yang mempelajari hal itu dan selanjutnya mendapatkan cara yang

tepat dalam penanggulangannya.14

Kabupaten semarang sebagai wilayah penelitian menjadi menarik

terkhusus di Kelurahan Bandungan, Kecamatan Bandungan. Hal menarik ini

di Bandungan sendiri terdapat banyak sekali hotel-hotel, dan tempat-tempat

karaoke Dengan adanya tempat-tempat karaoke dan hotel-hotel ini sangat

mempengaruhi bagaimana peran Bhabinkamtibmas dalam menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat di kelurahan Bandungan. Selain faktor

tersebut, faktor geografis Bandungan juga menjadi menarik untuk melihat

bagaimana peran Bhabinkamtibmas dalam mendorong menjaga ketahanan

keamanan di masyarakat, Bandungan terletak di kaki gunung Ungaran

menyebabkan banyak sekali wisatawan yang datang ke Bandungan.

Sehingga membuat pihak Bhabinkamtibmas sulit untuk menjangkau atau

13

Wawancara dengan Bapak. Kyai Man Basri selaku tokoh agama di kelurahan Bandungan,

1 november 2017. 14

Romanus Ate, Fungsi Preventif Patroli BRIMOB dalam Penanggulangan Tindakan Kejahata, Jurnal

S-1 Ilmu Sosiatri, Vol. 1 No. 1, 2012, h. 2.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

mendeteksi dini gejala-gejala yang menimbulkan adanya gangguan

kamtibmas.

Bhabinkamtibmas berfungsi untuk menyadarkan masyarakat tentang

pentingnya penegakan-penegakan hukum atau tentang keamanan dan

ketertiban masyarakat itu sendiri. Sehingga masyarakat peduli terhadap

kamtibmas, sadar dengan adanya hukum. Sehingga dapat mengurangi dari

pada pemahaman yang bersifat radikal yang nantinya menjurus pada

pelanggaran-pelangaran hukum.

Sangat menarik dan perlu dikaji perihal penerapan tugas

Bhabinkamtibmas dalam mewujudkan ketahanan keamanan masyarakat di

Kelurahan Bandungan. Berdasarkan uraian yang penulis tulis, maka penulis

melakukan penulisan sekripsi yang berjudul: “IMPLEMENTASI TUGAS

BHABINKAMTIBMAS DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN

KEAMANAN DI MASYARAKAT” (Studi di Kelurahan Bandungan,

kabupaten Semarang).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalah di atas peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi tugas Bhabinkamtibmas dalam mewujudkan

ketahanan keamanan di masyarakat kelurahan Bandungan ?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh anggota Bhabinkamtibmas dalam

menjalankan tugas sebagai penyelenggara ketahanan keamanan

masyarakat di Kelurahan Bandungan ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian

ini yaitu:

1. Untuk menganalisis implementasi tugas Bhabinkamtibmas dalam

mewujudkan ketahanan keamanan di masyarakat Kelurahan

Bandungan.

2. Untuk mengetahui kendala tugas yang dihadapi oleh anggota

Bhabinkamtibmas dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara

ketahanan keamanan masyarakaat di Kelurahan Bandungan.

D. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

memperbanyak dan memperkaya kajian hukum pidana terhadap

pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas dan masalah-masalah yang

berkaitan dengan masyarakat khususnya terkait dengan penyelesaian

masalah-masalah kecil atau masalah-masalah tindak pidana ringan di

masyarakat melalui Bhabinkamtibmas.

b) Manfaat Praktis

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

1. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan mengenai

tugas Bhabinkamtibmas dalam menyelesaikan masalah –

masalah gangguan sosial yang timbul di masyarakat dengan

bijak dan adil oleh masyarakat itu sendiri.

2. Bagi Polri, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai tolak ukur kedepan bagaimana masyarakat agar lebih

paham lagi dengan tugas Bhabinkamtibas dan bisa lebih baik

lagi dalam penanganan gangguan sosial yang ada di

masyarakat, yang masih bisa di tangani oleh

Bhabinkamtibmas.

3. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti topik sejenis, hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan

bahan pembanding yang dapat melengkapi hasil penelitiannya.

E. Metode Penelitian

Spesifikasi Penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan

untuk menggambarkan mengenai fakta - fakta berupa data dengan bahan

hukum primer dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang terkait dan

bahan hukum sekunder.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah

mengindentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang

riil dan fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata.15

Pendekatan yuridis

sosiologis adalah menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh

pengetahuan hukum secara empiris dengan cara terjun langsung ke lapangan

yaitu dengan cara mengetahui secara langsung bagaimana tugas

Bhabinkamtibmas di lapangan.

Lokasi penelitian adalah wilayah hukum Polsek Bandungan,

Khususnya Kelurahan Bandungan. Di pilihnya lokasi tersebut karena penulis

beranggapan Kelurahan Bandungan merupakan suatu wilayah yang cukup

unik dan menarik karena wilayah Kelurahan Bandungan terdapat hotel-hotel

dan tempat-tempat lokalisasi. Selain itu wilayah yang cukup luas dan letak

demografis yang terdapat di kaki Gunung Ungaran juga menjadi salah satu

faktor menarik menjadikan Kelurahan Bandungan sebagai lokasi penelitian.

Adapun beberapa alasan lain, antara lain :

1. Kelurahan Bandungan adalah pusat kota Kecamatan

Bandungan.

2. Polsek Kecamatan Bandungan terdapat di kelurahan

Bandungan.

15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penilitian Hukum, Jakarta, penerbit Universitas Indonesia Press,

1986, h. 51.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

3. Menjadi desa percontohan pendidikan, pertanian, dan

peternakan di Kecamatan Bandungan.

4. Wilayah yang cukup luas dan padat penduduknya.

Penilitian ini dilakukan dengan jangka waktu kasus yang terjadi di

tahun 2017.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Studi literatur, yaitu melakukan penelitian terhadap data

sekunder untuk mendapatkan landasan teori dan memperoleh

infomasi dalam bentuk formal dan data melalui naskah resmi

yang ada.

b. Wawancara, yaitu proses tanya jawab secara lisan dimana dua

orang atau lebih berhadapan secara fisik antara penanya atau

interviewer dengan pemberi informasi atau responden. Teknik

ini dilakukan dengan proses interaksi dan komunikasi secara

lisan.

Dalam penelitian ini, sumber data yang dipakai penulis adalah sebagai

berikut:

1. Sumber data primer, yaitu dengan melakukan wawan cara kepada :

1. Bapak Aiptu, Slamet Riyadi selaku Bhabinkamtibmas Polsek

Bandungan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

2. Bapak Tri Sumedi selaku Tokoh Masyarkat Kelurahan

Bandungan.

3. Bapak Kyai, Man Basri selaku tokoh Agama Kelurahan

Bandungan.

4. Bapak Abiyarso selaku perangkat Desa Kelurahan Bandungan.

5. Bapak Bambang selaku anggota FKPM Kelurahan Bandungan.

2. Sumber data sekunder berupa

1. Bahan hukum primer

a. Undang – Undang Dasar 1945.

b. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

c. Skep Kapolri Nomer. B/3377/IX/2011/Baharkam.

Tentang penggelaran Bhabinkamtibmas di

desa/kelurahan.

d. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia No. Pol.: Kep/8/XI/2009 tanggal 24

November 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk

Lapangan Kapolri No.Pol.: Bujuklap/17/VII/1997

tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina

Kamtibmas di Desa/Kelurahan.

2. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder terdiri dari buku – buku

termasuk skripsi, tesis, disertai hukum dan jurnal- jurnal

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/17137/1/T1_312014043_BAB I.pdfRepublik Indonesia dijelaskan bahwa tugas pokok polri adalalah menjaga,

hukum yang dapat membantu memberikan penjelasan, analisa,

dan pemahaman dari bahan hukum primer.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan, analisis,

serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika

dalam penulisan ini, sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Pembahasan, bab II ini menguraikan tentang Landasan Teori, Hasil

Penilitian, dan Analisis Data

BAB III Penutup, menguraikan Kesimpuulan dan Saran hasil penelitian.