Post on 20-Jun-2015
Teori Ekonomi Klasik dan Keynes
Oleh:
Sriyanto
Minggu ke-2
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 2
Teori Ekonomi Klasik
Dasar filsafat; perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) adalah self-regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam perekonomian.
Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini adalah;
1) Berlakunya hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own demand,”
2) Anggapan bahwa semua harga fleksibel
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 3
Teori Ekonomi Klasik (lanjutan) Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena apabila harga-harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semua (yaitu full employment).
Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di Pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat hargapun naik.
Upah (W)
Jml Pekerja0
W1
W2
NU NF
FS
D1
D2
MS = MD = kP.QMS = Penawaran Uang
(Kebijakan Moneter)MD = Permintaan UangK = KonstantaP = Harga UmumQ = GDP
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 4
Teori Ekonomi Klasik (lanjutan) Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang
menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat.
Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat.
Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui:
1) Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau2) Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar
kertas.Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 5
Teori Ekonomi Keynes
Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi “Full Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis.
Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama.
Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 6
Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan) Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa
mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi “Full Employment”-nya.
“Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun. Barang dan jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksikan dalam tahun tersebut (barang bekas atau barang yang diproduksikan tahun-tahun sebelumnya atau barang yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja dan faktor produksi lain, tidak termasuk dalam pengertian “barang dan jasa” dimaksud disini).
Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur:1) Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C)2) Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I)3) Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan
agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi.
Z = C + I + G
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 7
Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan) Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berbeda. Pengeluaran konsumsi tergantung pada pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga dan kecenderungan berkonsumsinya (propincity to consume). Pengeluaran investasi ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran pemerintah ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori makro dianggap “eksogen”.
Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp. 1 maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari Rp. 1. pelipat atau multiplier ini tergantung pada besarnya marginal propensity to consume.
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 8
Proses Produksi dan Pendapatan Masyarakat ProsesProduksi
PenghasilanRumah tangga (Y)
Ditabung (S)
Dibelanjakan diPasar Barang (C)
Supply Barang &Jasa (Q)
ProdusenMelihat situasi pasar Pasar
Barang
M e
r e
n c
a n
a k
a n
P r
o d
u k
s i
Y = Q ; Y = C + S ; Q > C
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 9
Fungsi Konsumsi, Saving Bentuk umum fungsi konsumsi;
C = besarnya konsumsia = konstantaMPC = hasrat konsumsi (∆C/∆Y)Y = Pendapatan
Fungsi saving diperoleh;Y = C + SS = Y – C = Y – (a + MPC.Y)
S = besarnya savingMPS = hasrat saving (∆S/∆Y)
1 – MPC
C = a + MPC.Y
S = -a + (1 – MPC).Y
C, S
Y
C = a + MPC.Y
a }0-a }
S = -a + (1 – MPC.YMPC = ∆C/∆Y
MPC = Marginal Propincity to ConsumeMPS = Marginal Propincity to Save
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 10
Fungsi Investasi Variabel ekonomi ini ditentukan oleh tingkat bunga dan
marginal effisiency of capital (MEC)/hasrat investasi. Bila MEC < tingkat bunga, maka Invesatasi tidak dilaksanakan; Bila MEC > tingkat bunga, maka Investasi dilaksanakan
Tingkat Bunga (r)
Investasi (I)0
5%
4%
3%
2%
100 200 300 400
MEC
r
I0
MEC
S
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 11
Konsep Pelipat (Multiplier) Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel
untuk menghasilkan besarnya perubahan variabel pendapatan nasional (permintaan agregat).
Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi ∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan permintaan agregat (∆Z ) sebesar
IMPC
Z
1
1
jutaRpjutaRpZ 518,01
1
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 12
Bekerjanya angka pengganda: Multiplier Effect
0 Y950 1150
Z
1150
950 C = 100 + 0,8Y
(C + I + G) + ∆I
C + I + G
GI
500
4050
100
190
∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390
230
∆Z = 200
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 13
Keseimbangan Pasar Barang(Keynes)
Z
Y0 0 Q
P
A
B
∆I
Y0 Y1
Z1
Z0
K
R
M T
L
S
Z0
Z1
Bab II Teori Ekonomi Klasik & KeynesMuh. Yunanto (2007) Halaman 14
Keseimbangan Pasar Barang(Keynes) Lanjutan…
0 Q
P
Z0
Z1
S
Gambar A0 Q
Z0
Z1
S
Gambar B
P
0 Q
Z0
Z1
S
Gambar C
P