Post on 04-Jul-2015
ASUHAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA DALAM KOMUNITAS
LIDYA ANEKE PUTRI
LILIS SRIYANI NURAENI
MAHFIDA NUR AFIDAH
NIKEN LURIANTIKA
NOVITA DEWI RATNASARI
NUR ATIKAH YULIANI
Pengertian Bayi dan Balita
Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan ( husaini,2002).
Suatu tahap perkembangan manusia
setelah dilahirkan (W.Ayu.P)
Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun yang memiliki
pertumbuhan mental, dan intelektual yang
berkembang pesat.
Pengertian pelayanan
kesehatan bayi dan balita
Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelayanan Balita adalah Pelayanan yang
diberikan pada balita sehat dan sakit yang
diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai
dengan standar.
Standart Pelayanan Minimal Alat, Tempat,
Standart Pelayanan Bayi dan Balita
A. Standar Pelayanan Minimal
Alat dan Tempat
1. Standar tempat pelayanan
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah
disetujui oleh pemerintah daerah
setempat ( tata kota), tidak berbaur
dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan,
sejenisnya.
b. Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk
pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang
salah satu fungsinya adalah
mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
2. Standar Tata Ruang
a. Setiap ruang periksa
mempunyai luas 2x3 meter
b. Setiap bangunan pelayanan,
minimal mempunyai ruang
periksa, ruang administrasi/
kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu dan kamar
mandi/ WC, masing-masing 1
buah
c. Semua ruangan mempunyai
ventilasi dan penerangan.
Lebih bagus jika ada ruangan
khusus rooming in / rawat
gabung, ruangan laktasi.
3. Standar Peralatan
a. Peralatan tidak steril
Stetoskop
Timbangan bayi
Pengukur panjang
bayi
Termometer
Oksigen dalam
regulator
Penghisap Lendir
Ambubag (bayi)
Lampu sorot
Penghitung Nadi
Sterilisator
Bak Instrumen dan
tutup
Pita pengukur
Metlin (lila)
Sarung tangan
Celemek
Masker
Sarung kaki plastik
(penolong)
Pengaman mata
Tempat kain kotor
Tempat sampah
Tempat plasenta
Gunting ( biasa,
verban)
Suction
b. Peralatan steril
• Klem
• ½ kocher
• Korentang
• Gunting tali pusat
• Gunting benang
• Pinset (anatomis,cirugis)
• Pengikat tali pusat
• Penghisap lendir
• Sarung tangan
• Benang + jarum
• Doek steril
c. Bahan habis pakai
• Kapas
• Kain kasa
• Plester
• Handuk
B. Standar Pelayanan Bayi dan Balita
Standar 15 :Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua
dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
(24 standart pelayanan kebidanan)
Tujuan :
Memberikan pelayanan
kepada ibu dan bayi sampai 42
hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI
eksklusif
Prasyarat :
a. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi
mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan
terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan,
baik dirumah, puskesmas atau rumah sakit.
b. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :
• Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan
bayi dengan cara yang benar
• Membantu ibu untuk memberikan ASI
• Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu dan bayi pada masa nifas
• Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan
kelahiran
Prasyarat :
c. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja
sama erdengan juru imunisasi di puskesmas atau fasilitas
kesehatan terdekat
d. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpananvaksin dan
tempat pembuangan benda tajam yang memadai
e. Tersedianya tablet besi dan asam folat
f. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan
tangan, yaitu sabun, air bersih, dan handuk bersih, sarung
tangan bersih/DTT
g. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA
h. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi
kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir berjalan dengan
baik
Jenis-jenis Pelayanan Balita
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS.
Pemantauan pertumbuhan melalui pengukuran berat
badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku
KIA/KMS. Manfaat KMS adalah :
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi :
pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,
kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang
kesehatan anak
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi.
b. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun.
Pelayanan SDIDTK meliputi
pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi
dan kemandirian minimal 2 kali setahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK
diberikan di dalam gedung (sarana
pelayanan kesehatan) maupun di luar
gedung.
c. Pemberian Vitamin A 2 kali
dalam setahun.
Vitamin A adalah salah satu zat
gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
kesehatan mata ( agar dapat melihat
dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh
yaitu meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU )
diberikan pada bayi yang berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun
2) Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU )
diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga
denga xeroftalmia ( mata kering ).
d. Pelayanan posyandu
Posyandu merupakan salah
satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
e. Pelayanan anak balita sakit
sesuai standar dengan
menggunakan pendekatan
MTBS.
Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) atau
Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan
yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita
sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara
Jadwal Kunjungan Bayi dan balita
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
bayi:
1. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 29 hari-2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 6-8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada
umue 9-11 bulan
Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
dengan masalah perubahan dalam ukuran
fisik seseorang. Sedangkan perkembangan
(development) berkaitan dengan pematangan
dan penambahan kemampuan (skill) fungsi
organ atau individu.
Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada
setiap individu.
Mengapa Deteksi Dini Perlu ???
a. Kualitas generasi penerus tergantung kualitas
tumbuh kembang anak, terutama batita (0-3
tahun) merupakan masa perkembangan otak.
b. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi
(ditemukan) sejak dini, terutama sebelum
berumur 3 tahun, supaya dapat segera di
intervensi (diperbaiki)
c. Bila deteksi terlambat, maka penanganan
terlambat, penyimpangan sukar diperbaiki
Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang mencakup
1. Aspek Pertumbuhan:
• Timbang berat badannya (BB)
• Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
• Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
2. Aspek Perkembangan
• Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
• Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes
Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes
Daya Lihat),
3. Aspek Mental Emosional
• KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
• CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis
Deteksi Dini Autis)
• GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas)
Imunisasi
Imunisasi adalah
upaya pencegahan
penyakit infeksi dengan
menyuntikkan vaksin
kepada anak
Vaksin yang di
gunakan adalah :
1. BCG
2. DPT
3. Polio
4. Hepatitis B
5. Campak
Imunisasi BCG
a. Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b. Jadwal pemberian
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc.
Vaksinasi diulang pada umur 5 tahun
Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas
d. Efek samping
Penyuntikan secara intradermal yang benar akan
menimbulkan ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah
penyuntikan, ulkus yong biasu tertutup krusta akan
sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat
dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka
ulkus yang timbul semakain besar, namun apabila
penyutikan terlalu dalam, parut yang terjadi tertarik ke
dalam.
DPT
a. Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tatanus.
b. Jadwal pemberian
Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali suntikan dengan
selang waktu 4 minggu secara IM di paha bagian atas
dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi ulang lainnya
diberikan umur 1,5-2 tahun, kemudian pada usia 6-8
tahun dan 10 tahun
c. Efek samping
Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi,
terjadi pada kira-kira separuh penderita. Proporsi yang
sama juga akan menderita demam ringan dan 1% dapat
hiperperiksia. Anak sering gelisah, dan menangis terus
menerus selama beberapa jam pasca penyuntikan.
Hepatitis B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap
virus hepatitis
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia
0-7 hari. Kemudian pada usia 23 bulan.
c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan
dosis 0,5 cc
d. Efek samping yang terjadi biasanya
ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri
sendi dan otot
Polio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu. Pemberian ulang pada umur 1,5 - 2 tahun dan menjelang umur 5 tahun
c. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala- gejala pusing, diare ringan, dan otot
Campak
a. Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit
b. Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan
dosis 0,5 cc secara subkutan di lengan kiri
c. Efek samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies
mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise demam
atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi
dapat terjadi kejang demam ensefalitas pasca
imunisasi dan pembengkakan kelenjar parutis pada
minggu ke - 3
Vaksin
Pentavalen
• Pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan merilis tahapan baru
pemberian imunisasi untuk bayi.
Perubahan ini dikarenakan
dikenalkan Vaksin Pentavalen (DPT-
HB-Hib), maka bisa dipastikan akan
ada perubahan pada pemberian
jadwal imunisasi anak
Vaksin yang merupakan pengembangan dari
vaksin tentravalen (DPT-HB) kombinasi buatan
Indonesia ini disebut Pentavalen, karena
merupakan gabungan dari lima antigen, yaitu DPT
(Difteri, Pertusis, dan Tetanus), Hepatitis B serta
Hib). Lima antigen tersebut diberikan dalam satu
suntikan, sehingga memberikan kenyamanan bagi
bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.
Indikasi
Vaksin digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan), hepatitis B, dan infeksi
Haemophilus influenzae tipe b secara
simultan.
Kontraindikasi
• Hipersensitivitas terhadap komponen
vaksin, kejang atau gejala kelainan otak
pada bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya merupakan kontraindikasi
terhadap komponen pertusis.
• Penyimpanan: Vaksin ini harus disimpan
dan ditransportasikan pada suhu antara
+2 oC dan +8oC.
• Vaksin ini tidak boleh beku sehingga
penyimpanannya dilengkapi dengan
indikator paparan suhu beku
• imunisasi DPT harus diberikan 3 kali
dan tambahan pada usia 15-18 bulan
untuk meningkatkan titer anti bodi pada
anak-anak.
SASARAN DAN JADWAL
Sasaran :
• Imunisasi DTP-HB-Hib : usia 0 – 11 bulan
• Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib dan
• Campak diberikan kepada anak batita.
Jadwal :
Pemberian imunisasi DTP-HB-Hib merupakan bagian
dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak
tiga dosis.
• Vaksin DTP-HB-Hib merupakan pengganti vaksin
DPT-HB, sehingga memiliki jadwal yang sama
dengan DPT-HB.
UMUR JENIS AKSIN INTERVAL MINIMAL
SETELAH IMUNISASI
DASAR
0 Bulan Hepatitis B
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT-HB-Hib 1-Polio 2
3 Bulan DPT-HB-Hib 2-Polio 3
4 Bulan DPT-HB-Hib 3-Polio 4
9 Bulan Campak
18 Bulan DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-
Hib 3
24 Bulan Campak 6 bulan dari campak
dosis pertama
Pada tahap awal DTP-HB-Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah
mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-
HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB
sampai dengan dosis ketiga.
Prof Sri menilai ada beberapa keunggulan
vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika
dibandingkan dengan program imunisasi yang
lama, antara lain:
1.Mengurangi ‘kesakitan’ pada anak
2.Mengurangi kunjungan ke posyandu
3.Mengurangi risiko 6 penyakit sekaligus