Post on 05-Dec-2014
description
Makalah
Anatomi Fisiologi Manusia
“Sistem Saraf pada Manusia”
Disusun Oleh : Kelompok V
Anggota : 1. Andrew (08121006075)
2. Mutiara Bella (08121006073)
3. Putri Wulandari (08121006071)
4. Hasti Rizky Wahyuni (08121006069)
5. Nur Sarah Aqmi (08121006067)
6. Chaza Siti Ikhsanza (08121006066)
7. Adzra Mahira Syifa (08121006065)
Dosen Pengajar : Herlina, M.Kes, Apt.
Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Sriwijaya
1 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Sistem Saraf pada Manusia” ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Anatomi
Fisiologi Manusia serta agar menambah ilmu pengetahuan tentang sistem saraf yang
menyusun tubuh.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami
peroleh dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan “Sistem Saraf”.
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
2 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Daftar Isi
Cover Makalah………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………………….2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….5
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………..5
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem Saraf…………………………………………………….6
2.2 Fungsi Sistem Saraf………………………………………………………...7
2.3 Sel Saraf ……………………………………………………………………7
2.4 Mekanisme terjadinya rangsag saraf.……….……………………………...9
2.5 Susunan Sistem saraf…………….………………………………………..12
2.6 Gangguan pada sistem saraf………………………………………………16
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan …………….………………………………………………....18
3.2 Saran …………….………………………………………………………..19
Daftar Pustaka …………….…………………………………………………………..20
3 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemprosesan impuls saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf manusia adalah suatu
jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu
dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya.
Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai
sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis.
Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa,
sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik,
diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar
hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf.
4 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Bagaimana struktur sistem saraf dan apa saja bagian-bagiannya?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya Rangsang Saraf pada manusia?
4. Bagaimana pembagian Sistem Saraf Pada Manusia?
5. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf manusia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur saraf dan bagian-bagiannya beserta fungsinya.
2. Mengetahui mekanisme terjadinya rangsang saraf manusia.
3. Mengetahui pembagian Sistem Saraf Pada Manusia.
4. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf manusia.
5 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari
reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan luar maupun dalam.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk
menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
yaitu:
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar.
PETA PIKIRAN SARAF MANUSIA
6 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
2.2 Fungsi Sistem Syaraf Beberapa fungsi dari sistem saraf, yakni :1. Menerima informasi dari dalam maupun dari luar melalui afferent sensory
pathway2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf
pusat.3. Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat saraf (refleks) maupun di
otak untuk menentukan respon yang tepat dengan situasi yang dihadapi.4. Menghantarkan informasi secara cepat melalui efferent pathway (motorik) ke
organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi tindakan.
2.3 Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
Struktur Neuron :
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum
endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
7 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu
sel saraf sensorik, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson
dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet / Interneuron
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel
saraf asosiasi lainnya.
8 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf.
2.4 Mekanisme Terjadinya Rangsang Saraf
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian
pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf yaitu :
1. Reseptor : penerima rangsangan
Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera
2. Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri
3. Efektor : bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar
Mekanisme yang terjadi, yaitu :
Impuls diterima oleh reseptor kemudian akan dihantarkan oleh dendrit menuju badan sel
saraf. Saat impuls sampai pada akson, impuls akan diteruskan ke dendrit neuron lain.
Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak
ada rangsang maka sel saraf disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf
tidak menghantarkan impuls. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena
kelebihan kation atom Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena
banyak ion K+ yang keluar akson.
9 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran
pompa Na – K dan sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang
permeabel terhadap Na+. Na+ dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat
membran akson yang permeabel terhadap K, maka K + dapat keluar lagi.
Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya
polarisasi membran juga berubah. Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi
tertentu yang disebut depolarisasi. Selanjutnya proses pembalikan polarisasi diulang
hingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang
akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti
semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut.
Waktu ini disebut waktu refraktori.
Proses penghantaran impuls yang kedua adalah penghantaran impuls antarsel saraf.
Titik - titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut
sinapsis. Akson pada setiap neuron berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut
tombol sinapsis. Permukaan tombol sinapsis disebut membran pre-sinapsis.
Membran pre-sinapsis berfungsi meneruskan rangsang. Membran pre-sinapsis akson
neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain. Permukaan dendrit neuron
itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis sebagai penerima
rangsang. Di antara kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang disebut celah
sinapsis.
Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro
hormon yang disebut juga neurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan
menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron yang lain. Ada beberapa
10 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin, serotonin, dan dopamin. Keduanya
merupakan neurotransmiter yang terdapat di seluruh sistem saraf.
Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan
permeabilitas membran pre-sinapsis terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk
dan gelembung sinapsis melebur dengan membran pre-sinapsis sambil melepaskan
neurotransmiternya ke celah sinapsis. Neurotransmiter ini membawa impuls ke
membran post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, selanjutnya neurotransmiter
dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh membran post-sinapsis, misalnya
asetilkolinesterase. Jika neurotransmiternya dihidrolisis menjadi kolin dan asam
etanoat, kedua senyawa hasil hidrolisis ini akan disimpan di gelembung sinapsis untuk
dipergunakan lagi
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut:
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak. Contoh gerak refleks, misalanya terangkatnya kaki jika terinjak
sesuatu , Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang
11 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
masuk ke mata, dan menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
Bagannya sebagai berikut:
2.5 Susunan Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
A. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari :
1. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga
tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak
adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
- Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar
belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri,
sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh
sebelah kanan.
- Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak
besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu
12 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian,
yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan
varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.
- Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi
penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan
sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi
dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak
mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit.
Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti
kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan
lain yang tidak disadari. Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons,
dan otak tengah.
2. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.
Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf
motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls
dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
B. Sistem Saraf Tepi:
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke
sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk
perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu.
Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
13 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
1. Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke
organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang
belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan
dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem
saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti
kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan
bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut: Ketika kita
mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak
menterjemah- kan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk
berjalan mendekati pintu dan meng- isyaratkan ke tangan untuk membukakan
pintu. Dan Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan
informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan
mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
2. Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang
tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan
organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
- Sistem saraf simpatik
Sistem saraf ini disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.
Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat
di sumsum tulang belakang.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
a. Mempercepat denyut jantung f. Memperlebar pupil
b. Memperlebar pembuluh darah g. Menghambat sekresi empedu
14 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
c. Memperlebar bronkus h. Menurunkan sekresi ludah
d. Mempertinggi tekanan darah i. Meningkatkan sekresi adrenalin.
e. Memperlambat gerak peristaltis
- Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf ini disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik
akan memperlambat denyut jantung.
15 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
2.6 Gangguan Pada Sistem Saraf
1. Gangguan pada serebrum. Penyakit atau kerusakan yang timbul setelah
cedera atau yang menyusul kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung
dari daerah dan neuron yang terserang.
- Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot dan refleks-meninggi
merupakan akibat dari neuron atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya
dapat menyerang lengan dan tungkai sebelah saja, sedang otot wajah,
kepala, leher dan badan kendati badan tidak terkena.
- Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada halur sensorik. Gerak
refleksi tidak normal, ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik
pupil mata yang mengalami kontrasi atau tidak dapat berkontraksi.
2. Ganglion Basalis. Penyakit parkison, paralisis agitans diduga disebabkan oleh
degenerasi ganglion-ganglion basalis.
3. Batang otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital pengendalian
pernapasan dan tekanan darah terletak di sini, sehingga suatu kerusakan pada
daerah ini akan menyebabkan kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini
sedemikian banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi di
situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.
4. Kerusakan pada sumsum tulang belakang. Seringkali disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh
atau sebagian. Apabila cedera itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan
dan tungkai maka penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak
terserang cedera maka diafragma mungkin tidak terserang, sebaliknya bila saraf
frenikus terserang maka dibutuhkan pernapasan buatan.
5. Spastisitas dan kekakuan. Pada saat keadaan paralia lemas berlalu, otot
mendapat kembali tonusnya, kendati masih lemah. Anggota gerak yang
terserang menjadi spastik dan kaku. Gerak refleks terjadi khususnya pada
bagian yang mempunyai hubungan dengan kelompok otot flexor dan abduktor,
walaupun tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini. Kemampuan
pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini ada kemungkinan terjadi deformitas.
6. Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim terjadi pada kecelakaan
lalu lintas, dapat menyebabkan daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan
16 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
kemampuan bergerak, oleh karena ini merupakan cedera neuron motorik bawah
yang menyebabkan hilangnya perasaan.
7. Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan dengan dengan adanya
gangguan pada saraf tepi, entah itu karena peradangan, keracunan, seperti pada
neuritis alkohol maupun karena tekanan. Simptom yang timbul karena
peradangan ada macam-macam biasanya berupa rasa sakit yang justru
menghebat pada malam hari, dan tidak berkurang kendati si penderita
beristirahat.
8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika. Timbulnya siatika sering
kali diduga disebabkan tekanan yang berasal dari prolapsus diskus
intervertebralis atau karena cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra.
9. Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak, yang biasanya disebabkan
infeksi virus.
10. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.
Tindakan penanggulangan penyakit meningitis sistem saraf, di anataranya :
1. Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang sangat khusus serta
berkembang pesat. Termasuk kedalamnya adalah semua pembedahan yang
dilakukan terhadap otak, sumsum tulang belakang dan saraf tepi.
2. Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila
terdapat tumor, darah atau gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah
yang dapat menekan otak.
17 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Bab IIIPenutup
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu,
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi untuk
mengatur semua aktivitas tubuh yang disadari. sedangkan, sistem saraf tak sadar
berfungsi untuk mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak disadari.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam
bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta
memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma
dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan
akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke
jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi,
dengan kata lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari
suatu membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara
bagian luar dan dalam membran ini disebut potensial membran. Informasi yang
diterima oleh Indra akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls
tersebut berupa tegangan listrik. Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson
suatu neuron sebelum dihantarkan ke neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti
itu terus hingga mencapai otak, dimana impuls itu akan diproses. Kemudian otak
mengirimkan impuls menuju organ atau indra yang dituju untuk menghasilkan efek
yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman impuls yang sama.
18 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
3.2 SaranUntuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada, misalnya buku, internet, atau yang ainnya, kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan bisa selalu diingat.
19 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medica.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia
Sibernagl, Stefen & Florian Lung. 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Wilson, dkk. 2010. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medica.
20 | M a k a l a h S i s t e m S a r a f