Anfisman Prak 1

38
saiLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (PERCOBAAN 5) “TEKANAN DARAH” DISUSUN OLEH: ASRIYANI NURRO S. (3415056623) KHOLIJAH NASUTION (3415056626) NURMAYASARI (3415056640) LELA AGUSTIN (3415056642) UMMU HABIBAH (3415056651) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

description

anfisman

Transcript of Anfisman Prak 1

saiLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

(PERCOBAAN 5)

“TEKANAN DARAH”

DISUSUN OLEH:

ASRIYANI NURRO S.

(3415056623)

KHOLIJAH NASUTION (3415056626)

NURMAYASARI (3415056640)

LELA AGUSTIN (3415056642)

UMMU HABIBAH (3415056651)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2007

PERCOBAAN 5

TEKANAN DARAH

A. TUJUAN:

1. Mengetahui tempat pengukuran tekanan darah

2. Mengetahui cara mengukur tekanan darah

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

4. Melakukan pengukuran tekanan darah.

B. PRINSIP DASAR TEORI

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi. Aliran darah yang dipompa oleh jantung memberi tekanan

pada dinding pembuluh darah, tekanan ini disebut dengan tekanan darah.

Tekanan darah ini terbagia atas tekanan arteri dan tekanan vena.

Tekanan darah arteri dapat dibedakan menjadi :

Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum yang dikeluarkan pada aorta,

arteri brankhialis dan arteri besar lain, yang terjadi saat ventrikel kiri jantung

mengalami kontraksi. Tekanan sistolik normal pada orang dewasa adalah

90-130 mmHg.

Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang dikeluarkan pada aorta,

arteri brankhialis dan arteri besar lain, yang terjadi saat ventrikel kiri jantung

mengalami relaksasi. Tekanan sistolik normal pada orang dewasa adalah

60-90 mmHg.

Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara tekanan sistolik dan

tekanan diastolik. Tekanan nadi bergantung pada isi si kuncup dan

kapasitas arteri.

Tekanan rata-rata adalah tekanan diastolik ditambah sepertiga selisih

tekanan sistolik dan diastolik (pada pembuluh darah perifer).

Tekanan darah menggambarkan hubungan antara curah jantung, tahanan

pembuluh darah perifer, volume darah dan viskositas darah.

1. Curah jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh tipa-

tiap ventrikel permenit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh

jantung. Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut

jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (volume darah yang

dipompa per denyut).

Peningkatan tekanan darah meningkatkan beban kerja jantung.

Ketika nerkontraksi ventrikel harus menghasilkan cukup tekanan

untuk mengatasi tekanan darah diarteri-arteri besar agar katup-katup

semilunaris dapat terbuka.

2. Tahanan pembuluh darah perifer.

Konduksi jantung menimbulkan tekanan terhadap darah,

tetapi karena adanya friksi atau resistensi atau tahanan, tekanan

berkurang sewaktu darah mengalir melalui suatu pembuluh karena

tekanan semakin turun di sepanjang pembuluh, tekanan akan lebih

tinggi dipermulaan daripada diakhir pembuluh. Faktor lain yang

mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh darah adalah

resistensi, yaitu ukuran hambatan terhadap aliran darah melalui

suatu pembuluh yang ditimbulkan oleh friksi (gesekan) antara cairan

yang mengalir dan dinding pembuluh yang stasioner. Apabila

resistensi (tahanan) meningkat, gradient tekanan harus meningkat

setara agar laju aliran tidak berubah. Dengan demikian, apabila

pembuluh memberikan resistensi yang lebih besar terhadap aliran

darah, jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan

sirkulasi darah.

3. viskositas

Viskositas mengacu pada friksi yang timbul antara molekul

suatu cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain selama

cairan mengalir. Semakin besar viskositas, semakin besar pula

resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental suatu

cairan, semakin tingg iviskositasnya.

4. Volume Darah

Tekanan darah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap

dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung

di dalam pembuluhdan compliance (gaya renggang/distensibility),

dinding pembuluh yang bersangkutan (seberapa mudah mereka

dapat direnggangkan). Pada saat darah dipompa ke arteri-arteri saat

sitosol ventrikel, volume darah yang memasuki arteri dari jantung

lebih besar daripada volume darah yang meninggalkan arteri untk

mengalir ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di hilir, karena

pembuluh-pembuluh kecil tersebut memiliki resistensi terhadap aliran

yang lebih besar. Sifat elastic menyebabkan arteri dapat membesar /

mengembang untuk secara sementara menampung kelebihan

volume darah ini dan menyimpan sebagian energi takanan yang

ditimbulkan oleh kontraksi jantung di dinding mereka yang

terenggang.

Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh banyak

factor di antaranya usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, keadaan

emosional, obesitas, obat-obatan, aktivitas, dan lain-lain.

C. ALAT

1. Spigmomanometer

2. Stetoskop

D. CARA KERJA :

a. OP diminta untuk duduk dengan tenang dalam keadaan istirahat.

b. Manset diletakkan di bagian lengan OP

c. Stetoskop disiapkan

d. Letak arteri brachialis ditentukan pada fossa cubiti dan stetoskop diletakkan

di atasnya.

e. Arteri radialis diraba sambil memompa manset hingga arteri radialis tidak

teraba lagi. Dipompa kembali sebesar 30 mmHg.

f. Sambil memegang stetoskop, pompa dilepaskan dengan kecepatan 2 – 3

mmHg per detik.

g. Bunyi yang terdenga rmelalui stetoskop diperhatikan. Ditentukan tekanan

bunyi pertama yang terdengar dan terakhir sesuai dengan fase korotkoff.

h. Hasil pengukuran dicatat.

i. Latihan diulangi hingga memperoleh hasil yang sama.

j. OP diminta melakukan aktivitas (olahraga) selama 10 menit.

k. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara yang sama seperti di

atas dan hasilnya dicatat.

E. HASIL PENGAMATAN:

HASIL PENGAMATAN PERCOBAAN TEKANAN DARAH

NoNama

OPUsia JenisKelamin

TekananDarah (mm Hg)

Sistolik Diastolik Nadi

Istirahat Aktivitas Istirahat Aktivitas Istirahat Aktivitas

1 Khalijah 20 Perempuan 110 120 70 80 40 40

2 Diah 20 Perempuan 110 130 60 70 50 60

3 Senja 19 Perempuan 110 90 80 80 30 10

4 Mireille 20 Perempuan 118 120 88 90 30 30

5 Tati 20 Perempuan 110 110 70 90 40 20

F. PEMBAHASAN

Dari

hasilpercobaantekanandarahdapatdilihatbahwatekanandarahsistolikberkisar 110-

118 mmHg padakeadaansistolikistirahat,

sedangkanpadasaataktivitastekanandarahsistoliknyamengalamikenaikanatara 90-

120 mmHg. Hal

inidisebabkankarenatekanandalamdarahmengalamisedikitperubahan –

perubahanfisiologiyaitumasing-masing OP melakukanaktivitasolah raga selama 10

menitdankemungkinanadanyaperubahan mental

karenakecemasanatauemosi.Pada OP khalijah,

Diah ,Mireilleterjadikenaikantekanandarahsistoliknamunpada OP

senjamengalamipenurunantekanandarahnya. Sedangkanpada OP

Tatimemilikitekanandarahsistolik yang

konstant.Kemungkinaniniterjadikarenakesalahandalampengukuranselainitu pula

terjadinyapenurunantekanandarahpada OP senjasetelahberaktivitas, didugabahwa

OP tersebutmengalamigejala anemia, dalam anemia

jumlahseldalamdarahberkurangdandengansendirinyatekanannyamenjadilebihrend

ah.

Tekanansistolikpadawaktuistirahatdengansetelahberaktivitasberbeda.Setelahberak

tivitasterjadivasokontriksi yang menyebabkanarteriolamenyempit,

menyempitnyaarteriolamenyebabkankeluaranjantung per menitbertambah, maka

volume daraharteriolmeningkatdantekanannya pun meningkat.Dengan kata lain,

volume darah yang masukdariarterikejantungmeningkat. Hal

iniberartitekanansistolik yang

berasaldarikontraksiventrikelkirijugameningkat.Selainitu,

penyebabpentingdaripeningkatantekanansistolikadalahpenurunandistensibilitasarte

ri,padatingkat yang samadengancurahjantung. Tekanansistoliklebihtinggipada OP

yang berusialebihtinggi (20 tahun) dibandingkanusia OP yang lebihrendah (19

tahun) karenapeningkatan volume

darisistemarteriselamasistolelebihsedikituntukmengakomodasijumlahdarah yang

sama.

Tekanansistolikpadawaktuistirahatlebihrendahkarenapadasaatistirahatterjadivasodi

latasi yang

menyebabkanarteriolamelebar.Melebarnyaarteriolamengakibatkancurahjantungber

kurang, volume darahberkurangdantekanansistoliknyaberkurang.

Tekanandiastolikpadawaktuistirahatdengansetelahberaktivitasberbeda.Setelahbera

ktivitasterjadivasodilatasiyang menyebabkanarteriolamengembang.Selama

diastole arterimasihtetapmengembangkarenatekananperiferdanarteriol-

arteriolmenghalangisemuadarah yang

mengalirkedalamjaringan.Makatekanandarahsecarasebagiantergantungpadakekua

tandan volume darah yang dipompaolehjantung.

Tekanannadipadawaktuistirahatdengansetelahberaktivitasberbeda.Hal

inidisebabkanperbedaantekanansistolikdan diastolic yang berbeda.

Padasaatdarahdipompakearteri-arterisaatsitosolventrikel, volume darah

yang memasukiarteridarijantunglebihbesardaripada volume darah yang

meninggalkanarteriuntukmengalirkepembuluh-pembuluh yang lebihkecil di hilir,

karenapembuluh-pembuluhkeciltersebutmemilikiresistensiterhadapaliran yang

lebihbesar.Sifatelastismenyebabkanarteridapatmembesar /

mengembanguntuksecarasementaramenampungkelebihan volume

darahinidanmenyimpansebagianenergitakanan yang

ditimbulkanolehkontraksijantung di dindingmereka yang terenggang.

Tekanandarahseseorangdipengaruhiolehbanyak factor diantaranyausia,

jeniskelamin, kondisikesehatan, keadaanemosional, obesitas, obat-obatan,

aktivitas, dan lain-lain.

G. KESIMPULAN

Aliran darah yang dipompa oleh jantung memberi tekanan pada dinding

pembuluh darah, tekanan ini disebut dengan tekanan darah

Dari hasilpercobaantekanansistolikmengalamikenaikanantara 90-120

mmHg. Hal inidisebabkansetiap OP melakukanaktivitasolah raga selama 10

menitdankemungkinanadanyaperubahan mental

karenakecemasanatauemosi.

Tekanandarahseseorangdipengaruhiolehbanyakfaktordiantaranyausia,

jeniskelamin, kondisikesehatan, keadaanemosional, obesitas, obat-obatan,

aktivitas, dan lain-lain.

.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 1999. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta: ECG

Pearce, Evelyn C. 2002. AnatomidanFisiologiuntukParamedis.Jakarta: 9Gramedia

Pustak Utama.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:EGC.

Soewolo, dkk. Fisiologi Manusia. Malang: UNM

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta: ECG.

DENYUT JANTUNG

Tujuan:

1.Mengetahui tempat pengukuran denyut jantung

2.Mengetahui karakteristik denyut jantung

3.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

denyut jantung

4.Mengetahui cara mengukur denyut jantung

5.Mengukur denyut jantung

 

Dasar Teori:

Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang

terdengar melalui stetoskop selama kontraksi jantung.

S1adalah bunyi akibat tertutupnya katup trikuspidalis dan

mitral. Sedangkan S2 adalah bunyi akibat tertutupnya

katup pulmonal dan atrial. Setiap denyut merupakan

kombinasi antara bunyi jantung S1 dan S2. kecepatan

normal denyut jantung pada orang dewasa adalah 55

sampai 90 kali/ menit dengan rata-rata 70 kali/ menit.

Denyut apikal merupakan pengukuran frekuensi dan

irama kontraksi jantung yang paling banyak (Refirmanet

all, 2007).

Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-

beda, dipengaruhi oleh penghidupan, pekerjaan,

makanan, umur, dan emosi. Irama dan denyut sesuai 

dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut ada 70 maka

berarti siklus jantung 70 kali semenit juga (Evelyn, 2006).

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat

didengar dengan stetoskop selama siklus jantung. Bunyi

jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama

– sering dikatakan terdengar seperti ”lub”. Bunyi jantung

kedua memiliki nada yang memiliki nada yang lebih

tinggi, lebih singkat dan tajam – sering dikatakan

terdengar seperti ”dup”. Dengan demikian, dalam

keadaan normal terdengar ”lub, dup, lub, dup, lub, dup, . .

. .” Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan

katup AV, sedangkan bunyi kedua berkaitan dengan

penutupan katup semilunaris. Pembukaan katup tidak

menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran

yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar

ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.

Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi

ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi

tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan

awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris

terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan

ventrikel kanan dan kiri turun di bawah tekanan aorta dan

arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua

menandakan permulaan diastol ventrikel (Sherwood,

2001).

Debaran jantung atau lebih tepat deparan apex, adalah

pukulan ventrikel kiri kepada dinding anterior yang terjadi

selama kontraksi ventrikel. Debaran ini dapat diraba, dan

sering terlihat juga pada ruang interkostal kelima kiri,

kira-kira empat sentimeter dari garis tengah sternum.

Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar

sekitar 70 kali semenit dan memompa 70ml setiap denyut

(volume denyutan adalah 70 ml). Jumlah darah yang

setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml

atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan

jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume

denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa

jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit

sejumlah volume yang tepat sama kembali dari vena ke

jantung. Akan tetapi, bila pengembalian dari vena tidak

seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan

daya pompa jantung, maka terjadi payah jantung. Vena-

vena besar dekat jantung menjadi membengkak berisi

darah, sehingga tekanan dalam vena naik. Dan kalau

keadaan ini tidak dapat ditangani maka terjadi udema.

Udema karena payah jantung sebagian karena adanya

tekanan-balik di dalam vena yang meningkatkan

perembesan cairan keluar dari kapiler dan sebagian

karena daya pompa jantung rendah yang juga

mengurangi pengantaran darah ke ginjal. Maka ginjal

gagal mengeluarkan garam. Penimbunan garam

menyebabkan penimbuanan air (Evelyn, 2006).

Urutan normal bagian-bagian jantung yang berdenyut:

kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi

ventrikel (sistolik ventrikel) dan selama diastolik ke empat

ruangan relaksasi. Denyut jantung berasal khusus dari

sistem konduksi jantung dan menyebar melalui sistem ini

ke seluruh bagian miokardium. Struktur yang membentuk

sistem konduksi adalah nodus sinoatriale (nodus

SA), lintasan internodal atrium,nodus

atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, cabang-

cabangnya, dan sistem Purkinye. Berbagai bagian sistem

konduksi ini dan, dalam keadaan abnormal, bagian-bagian

miokardium secara spontan mampu mengeluarkan

rangsangan. Tetapi dalam keadaan normal nodus SA

mengeluarkan impuls paling cepat, depolarisasi menyebar

dari SA ke bagian-bagian lain sebelum bagian ini

mengeluarkan impuls secara spontan. Oleh karena itu,

dalam keadaan normal vodus SA merupakan alat pacu

jantung (pacemaker) normal, kecepatan mengeluarkan

impuls menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls

yang ditimbulkan paada nodus SA berjalan melalui

lintasan atrium ke nodus AV, melalui lintasan atrium ke

nodus AV, melalui nodus ini ke bunder His dan melalui

cabang-cabang berkas His dengan perantaraan sistem

Purkinye ke otot ventrikel (Ganong, 2001).

Olahraga memang baik untuk kesehatan kita. Namun, bila

terlalu berat dan melebihi batas kekuatan tubuh dan atau

juga kurang, olahraga justru akan menjadi

tidak efektif.Batas-batas kekuatan tubuh dapat dilihat dari

detak jantung selama berolahraga. Memonitor detak

jantung saat berolaraga sebaiknya dilakukan sebagai

bagian dalam latihan rutin Anda. Pemonitoran detak

jantung ini akan membuat latihan Anda lebih aman dan

lebih efektif.

Di bawah ini ada cara mudah untuk mengetahui batas-

batas detak jantung Anda:

– Perkirakan maksimum detak jantung Anda dengan

melakukan pengurangan dari 220 dengan jumlah umur

Anda.

– Mengetahui batas bawah detak jantung Anda saat

berolahraga, dengan mengalikan

detakjantungmaksimumAndadengan0,6.

– Mengetahui batas atas detak jantung Anda saat

berolahraga, dengan mengalikan

detak jantung maksimum Anda dengan 0,9

(www.keluargasehat.com).

Dr. Lynn Fitzgerald, seorang ahli kekebalan tubuh pada

Rumah Sakit George di London dan juga juara dunia 200

km wanita, menguji darah para pelari setelah

pertandingan 100 km dan menemukan tingkat antibody

mereka rendah. Bahkan sangat rendah dibandingkan

sebelum pertandingan. Tampaknya bahwa T-sel

(antibody) tertekan oleh tingginya kadar adrenalin dan

kortikosteroid (hormon stress) yang dihasilkan oleh

latihan gerak badan itu. Sementara gerak badan yang

secukupnya (sedang) meningkatkan sistim kekebalan,

terlalu banyak gerak badan melemahkan tubuh.

 

Alat:

v  Stetoskop

v  Jam

v  Lampu senter

 

Cara Kerja:

1.OP diminta berbaring/ duduk dengan tenang.

Dilepaskan pakaian sehingga dada bagian kiri dapat

terlihat. Diberikan sinar pada dada bagian kiri di

daerah interkostal kelima sebelah dalam garis

midklavikula agar denyut jantung terlihat lebih jelas.

2.Dengan palpasi, ditentukan letak apeks jantung

(tempat dimana denyut jantung teraba paling kuat).

Diletakkan stetoskop pada apeks dan auskultasi

bunyi jantung S1 dan S2 (terdengar seperti ” lub

dub”). Bila irama S1 dan S2 terdengar teratur,

dihitung kecepatannya selama 30 detik. Diulangi

latihan ini sampai memperoleh hasil yang sama.

3.OP diminta melakuakn aktivitas (olahraga) selama 10

menit. Dilakukan pengukuran denyut jantung dengan

cara yang sama seperti di atas dan dicatat hasil

pengukuran.

 

Hasil Pengamatan:

Tabel Pengamatan Denyut Jantung

 

No.

Nama OP

Usia

Jenis Kelami

n

Denyut Jantung

Kecepatan Irama

Istirahat

Aktivitas

Istirahat

Aktivitas

1. Joko 21 Pria 76 126 Teratur

Teratur

2. Santi 20 Wanita 70 88 Teratur

Teratur

3. Hidayah

21 Wanita 83 90 Teratur

Teratur

4. Chafid 20 Pria 77 110 Teratur

Teratur

5. Novi 20 Wanita 84 100 Teratur

Teratur

6. Dina 20 Wanita 86 110 Teratur

Teratur

7. Hane 20 Wanita 74 130 Tdk Trtr

Teratur

8. Ervan 20 Pria 76 125 Teratur

Teratur

9. Bayuni 20 Wanita 74 102 Teratur

Teratur

10. Rose 20 Wanita 93 100 Teratur

Teratur

11. Jajang 20 Pria 94 104 Teratur

Teratur

12. Laelatul

20 Wanita 88 142 Teratur

Teratur

13. Pratiwi 20 Wanita 80 110 Teratur

Teratur

14. Fitri 20 Wanita 88 130 Teratur

Teratur

15. Arfi 19 Pria 70 86 Teratu Teratur

r

16. Retno 20 Wanita 66 88 Teratur

Teratur

 

Pembahasan:

Pengamatan denyut Jantung kali ini menggunakan data

kelas yang setiap kelompok meberikan data dua dari data

kelompoknya. Untuk kedua OP yang sekelompok, Bayuni

dan Rose memiliki kecepatan denyut jantung yang normal

yang berkisar antara 74 kali/menit – 93 kali/menit pada

waktu istirahat dan setelah melakukan aktivitas

kecepatannya berkisar antara 102 kali/menit – 100

kali/menit. Perubahan kecepatan denyut jantung itu

dikarenakan OP yang melakukan aktivitas karena

aktivitas merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi peningkatan laju denyut jantung. Selain

itu suhu tubuh juga mempengaruhi keadaan denyut

jantung. Berdasarkan data pengamatan kelas ternyata

denyut jantung kelas kami umumnya OP memiliki rata-

rata denyut Jantung dikisaran normal 80an saat istirahat

dan 100an pada saat aktivitas. Hal ini menunjukan OP

kelas tergolong sehat. Denyut jantung juga dapat

dipengaruhi oleh Epinefrin bila OP berada dalam keadaan

stress, selain itu pengukuran denyut jantung semestinya

berdasar pada satu ketukan (Lub atau Dub saja)

mengingat kami tidak mengamati OP satu demi satu

dalam pengambilan data. Menurut refrensi, kecepatan

normal denyut jantung orang deawasa berkisar antara 55

sampai 90 kali/ menit.

Dari hasil percobaan diperoleh data yang berbeda-beda.

Kecepatan normal denyut jantung pada orang dewasa

adalah 55 sampai 90 kali/menit dengan rata-rata 70

kali/menit. Hasil pengamatan dari keseleruhan OP

diperoleh data bahwa secara umum semua OP memiliki

kecepatan normal denyut jantung. OP yang memiliki

kecepatanl denyut jantung agak rendah adalah OP yang

bernama Retno dengan kecepatan denyut jantung 66

kali/menit pada waktu istirahat dan setelah melakukan

aktivitas 88 kali/menit. kecepatan denyut jantungnya ini

masih tergolong rata-rata kecepatan normal denyut

jantung. Hal ini bisa terjadi karena kecepatan denyut

jantung pada saat aktivitas dipengaruhi oleh suhu tubuh

yang naik sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh

OP tersebut dan kekuatan jantung memompa darah. Pada

saat aktivitas jantung memompa darah dengan cepat,

sehingga laju denyut jantung juga menjadi cepat. Atau OP

yang bernama Retno memiliki tekanan darah yang

rendah, sehingga tekanan darah OP tersebut pada saat

melakukan percobaan berada di bawah kecepatan normal

denyut jantung. Berdasarkan pengamatan tekanan darah

Retno saat istirahat yaitu 120/70(mmHg).

Hal selanjutnya yang diamati adalah irama dan

kekuatanya. Adanya irama pada jantung disebabkan oleh

pukulan ventrikel kiri terhadap dinding anterior yang

terjadi selama kontraksi ventrikel. Pada hasil pengamatan

diperoleh data bahwa terdapat hasil irama denyut jantung

yang teratur dan ada juga yang tidak teratur. Pada semua

OP didapat hasil bahwa pada waktu istirahat denyut

jantung teratur dan setelah melakukan aktivitas denyut

jantung tetap teratur. Irama denyut jantung yang

terdengar berasal dari bergolaknya darah yang

disebabkan oleh menutupnya katup jantung. Irama

denyut jantung pada waktu istirahat seharusnya tidak

teratur, karena biasanya pada keadaan istirahat waktu

antara suara jantung kedua dengan suara jantung

pertama berikutnya kira-kira 2 kali lebih lama daripada

waktu antara suara jantung pertama dan suara jantung

kedua dalam satu siklus. Namun pada data pengamatan

umumnya OP teratur, pengambilan data memungkinkan

hal ini terjadi. Kami tidak dapat memastikan bagaimana

proses pengambilan data pada setiap OP melihat

keterbatasan waktu yang dimiliki. Kekuatan denyut

jantung dipengaruhi jumlah darah yang keluar dari

ventrikel kiri (ventrikel kanan) ke dalam aorta (arteri

pulmonalis) setiap menit jumlah darah yang keluar

tersebut dipengaruhi oleh: volume darah yang dipompa

ventrikel setiap berdenyut dan jumlah denyut jantung

setiap menit, sehingga seharusnya denyut jantung yang

terjadi ada yang kurang, sedang dan kuat.

Pada pengamatan secara umum didapatkan kekuatan

denyut jantungnya yaitu kuat saat istirahat dan kuat saat

aktivitas. Namun demikian ada satu OP yaitu Pratiwi yang

kekuatan denyut jantungnya sedang ketikaistirahat.Hal ini

dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari. Seharusnya

kekuatan denyut jantung sedang saat istirahat dan kuat

setelah aktivitas.

Pada OP Bayuni kekuatannya jantung pada aktivitas dan

istirahat kuat. Hal ini disebabkan karena mungkin pada

saat percobaan OP dalam keadaan sehat dan aktivitas

sehari-hari yang cukup padat sehingga mempengaruhi

keteraturan irama dan kuatnya denyut jantung.

Sedangkan pada OP Rose pada saat istirahat kekuatan

jantung lemah begitu pula setelah aktivitas. Hal ini

disebabkan karena dimungkinkan OP Rose memiliki

aktivitas sehari-hari yang ringan hal ini didasarkan pada

fisik OP yang relatif gemuk dan kurang aktivitas atau ada

lemah jantung.Hal ini kurang baik untuk kesehatan,

olahraga yang teratur bisa menjadi solusi.Berdasarkan

teori bahwa denyut jantung pada saat istirahat sedang

dan denyut jantung pada saat aktivitas kuat. Dari

percobaan ini dapat diketahui bahwa denyut jantung

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kebugaran fisik dan

suhu tubuh.

 

Kesimpulan:

–                Denyut jantung dipengaruhi oleh usia, jenis

kelamin, kebugaran fisik dan suhu tubuh.

–                Pada saat istirahat irama denyut jantung

seharusnya cenderung tidak teratur, sedangkan pada saat

aktivitas irama denyut jantung menjadi teratur.

–                Kekuatan denyut jantung seharusnya pada

saat istirahat sedang, sedangkan pada saat aktivitas

menjadi kuat.

–                Urutan normal bagian-bagian jantung yang

berdenyut: kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh

kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel) dan selama diastolik

ke empat ruangan relaksasi.

Debaran jantung atau lebih tepat deparan apex, adalah

pukulan ventrikel kiri kepada dinding anterior yang terjadi

selama kontraksi ventrikel.

DAFTAR PUSTAKA

 

–                D. J, Refirman dan Trimurtiati. 2005. Bahan

Ajar Anatomi Fisiologi Manusia. FMIPA UNJ: Jakarta

–                C. Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi

untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

–                Murtiati, Tri dkk. 2007. Penuntun Praktikum

Anatomi Fisiologi Manusia. FMIPA UNJ: Jakarta

–                Ganong, William F. 2001. Fisiologi Kedokteran.

EGC: Jakarta

–                Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia

dari Sel ke Sistem. EGC: Jakart

DENYUT NADI

MARET 23, 2013 BY SKETSAIST

A. TUJUAN:

1.Mengetahui tempat pengukuran denyut nadi

2.Mengetahui karakteristik denyut nadi.

3.Mengetahui cara mengukur denyut nadi

4.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

denyut nadi

5.Melakukan pengukuran denyut nadi.

 

B. PRINSIP DASAR TEORI

Denyutan Nadi

Denyutan dinyatakan sebagai ekspansi dan dorongan

balik arteri secara berganti-ganti. Ada 2 faktor yang

bertanggung jawab bagi kelangsungan denyutan yang

dapat dirasakan, yaitu:

1.Pemberian darah secara berkala dengan selang

waktu pendek dari jantung ke aorta, yang

tekanannya berganti-ganti naik turun dalam

pembuluh darah. Bila darah mengalir tetap dari

jantung ke aorta, tekanan tetap, sehingga tidak ada

denyutan.

2.Elastisitas dinding arteri yang memungkinkannya

meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila

dinding tidak elastis, seperti dinding sebuah gelas,

masih tetap ada pergantian tekanan tinggi rendah

dalam sistol dan diastol ventrikel, namun dinding

tersebut tidak dapat melanjutkan aliran dan

mengembalikan aliran sehingga denyut pun tidak

dapat dirasakan.

Setiap kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri akan

mnyebabkan perubahan tekanan pada arterinya yang

ditunjukkan dengan membesar mengecilnya arteri,

disebut juga denyut nadi. Nadi perifer adalah gelombang

yang berjalan dalam pembuluh darah arteri akibat

keluarnya sejumlah darah yang dipompakan oleh

ventirkel kiri (stroke volume) ke arah dinding aorta.

Dinding aorta mengalami distensi setiap kali terjadi stroke

volume sehingga menimbulkan gelombang denyut yang

berjalan dengan cepat dalam pembuluh arteri.

 

Gelombang Nadi

Perjalanan gelombang nadi terjadi karena sifat ”

Windkessel Function” dari aorta dan pembuluh nadi yang

memiliki lapisan elastin. Kecepatan gelombang nadi

tergantung pada distensibilitas pembuluh darah. Secara

rasio ketebalan pembuluh darah dan radius semakin tebal

dan kaku, semakin kecil radius akan semakin tinggi

gelombang nadi.

Analisa gelombang nadi.

Dengan palpasi pada arteri dapat dinilai gelombang nadi

untuk menilai fungsi sistem kardiovaskular. Kualitas

gelombang nadi dapat dinilai antara lain:

 

1.Frekuensi.

Frekuensi gelombang nadi (denyut nadi) dalam keadaan

normal sama dengan frekuensi denyut jantung. Pada

keadaan tertentu dapat terjadi pulsus defisit yaitu adanya

selisih antara frekuensi denyut antung dan denyut nadi.

 

1.Irama (Rhythm).

Irama denyut nadi dapat dinilaimisalnya teratur (ireguler)

terjadi pada keadaannormal misalnya keadaan

”Repiratory rhytmia” dan dalam keadaan abnormal dapat

terjadi suatu sinus arithmia karena extrasystole.

 

1.Amplitudo.

Kuat atau lemahnya denyut nadi tergantung pada besar

isi sekuncup, jumlah darah yang mengalir selama diastolik

dan elastisitas pembuluh nadi besar.

 

1.Ketajaman gelombang.

Pendek atau panjangnya gelombang biasanya

berhubungan dengan kekuatan denyut nadi. Pada denyut

nadi yang kuat biasanya diikuti perubahan tekanan yang

tajam, sedangkandenyut nadi yang lemah diikuti

perubahan tekanan yang kecil dan lebar.

 

Normalnya denyut nadi sama dengan kecepatan denyut

jantung. Kecepatan denyut nadi normal pada orang

dewasa adalah 60 – 100 kali per menit. Beberapa titik

denyut nadi pada permukaan tubuh YANG mudah di raba

adalah arteri karotid pada sisi leher, arteri temporal

anterior telinga di daerah pelipis, arteri brakhial pada fosa

antekubital, arteri radial pada sisi lateral permukaan

pergelangan tangan pada pangkal ibu jari. Tempat

lainnya untuk mengukur denyut nadi yaitu femoralis

 

C. ALAT

Jam

 

D. CARA KERJA :

1.OP diminta untuk duduk dengan tenang.

2.Pergelangan tangan OP dipegang untuk menentukan

letak arteri radialis dengan tepat.

3.Untuk meraba arteri digunakan dua atau tiga jari

tangan selain jempol dan kelingking. Ditekan dengan

lembut hingga jari kita dapat merasakan denyut

nadi.

4.Selama pengukuran, beberapa karakteristik denyut

nadi seperti kecepatan denyut nadi per menit,

keteraturan irama denyut dan kekuatan denyut

harus diperhatikan.

5.Latihan diulangi sampai diperoleh hasil yang sama,

hasil pengukuran dicatat.

6.OP diminta berolahraga selama 10 menit dan

pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara yang

sama seperti diatas.

 

E. HASIL PENGAMATAN:

HASIL PENGAMATAN PERCOBAAN DENYUT NADI

No Nama Usi Jenis Denyut Nadi

OP a Kelamin Kecepatan Irama

Istirahat

Aktivitas

Istirahat

Aktivitas

1 Khalijah

20 Perempuan

80 90 Tdk teratur

Teratur

2 Disa 20 Perempuan

70 73 Tdk teratur

Teratur

3 Kresna 20 Perempuan

73 103 Tdk teratur

Teratur

4 aulia 20 Perempuan

88 92 Tdk teratur

Teratur

5 Sarah 19 Perempuan

67 79 Tdk teratur

Teratur

 

 

F. PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan pada praktikum denyut nadi,

diperoleh data dari 5 OP. Pada pengukuran denyut nadi

yang harus diperhatikan adalah kecepatan, irama, dan

kekuatan denyut nadi pada saat istirahat dan beraktivitas,

setiap OP memiliki kecepatan, irama, dan kekuatan

denyut nadi yang berbeda-beda. Dalam praktikum ini,

kami melakukan pengukuran denyut nadi melalui radialis.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, terlihat jelas

bahwa denyut nadi pada setiap OP meningkat setelah

setelah beraktivitas selama kurang lebih 10 menit.

Peningkatan kecepatan denyut nadi pada setiap OP

berbeda-beda mulai dari peningkatan kecepatan denyut

nadi 3x sampai 30x. Perbedaan kecepatan denyut nadi

baik saat istirahat maupun setelah beraktivitas

dipengaruhi oleh  beberapa faktor, diantaranya: usia,

jenis kelamin, aktivitas atau pekerjaan, makanan, obat-

obatan, dan kondisi emosional. Faktor lain yang

meyebabkan perbedaan frekuensi denyut nadi  dalam

praktikum dapat diakibatkan kesalahan dan

ketidaktelitian pengukuran pada saat praktikum.

Dari hasil pengukuran, kecepatan denyut nadi pada saat

istirahat berbeda dengan kecepatan denyut nadi setelah

beraktivitas. Hal ini disebabkan karena pada saat

beraktivitas terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot,

sehingga aliran darah meningkat untuk memindahkan

zat-zat makanan dari darah yang dibutuhkan jaringan otot

sehingga curah jantung akan meningkat untuk mensuplai

kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah.

Peningkatan curah jantung akan meningkatkan frekuensi

denyut jantung yang akan meningkatkan denyut nadi

pada akhirnya.

Irama denyut nadi pada waktu istirahat berbeda dengan

setelah beraktivitas, pada waktu istirahat, denyut nadi

berirama secara tidak teratur karena pada aktu istirahat

kontraksi jantung melemah, sehungga tekanan sistol

ventrikel berkurang. Artinya gelomnabng denyutan yang

muncul dari vebtrikel berkurang. Gelombang denyutan

berangsur-angsur berkurang karena mengair, dan hilang

semuanya dalam kapiler. Jika otot tetp berelaksasi maka

frekuensi gelombang denyut yang dihasilkan semakin

berkurangm dan denyut nadi yang dirasakan senakin

berkurang dengan tidak teratur, sebaliknya, setelah

beraktivitas denyut nadi bertambah kuat dengan irama

yang teratur.

 

 

G. KESIMPULAN

1.Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada

radialis, temporalis, brachialis, femoralis, popliteal,

tibia posterior dan pedal.

2.Kecepatan denyut nadi pada waktu istirahat dan

pada waktu beraktivitas berbeda. Kecepatan denyut

nadi pada waktu beraktivitas lebih besar

dibandingkan waktu istirahat.

3.Irama denyut nadi pada waktu istirahat lebih tidak

teratur dibandingkan pada waktu aktivitas, sehingga

meyebabkan kekuatannya juga berpengaruh yaitu

pada waktu istirahat kekuatan denyut nadi lebih

lemah dibandingkan pada waktu aktivitas.

4.faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi yaitu

usia, jenis kelamin, aktivitas, status kesehatan, obat-

obatan, kondisi emosional dan lain-lain.

 

 

 

 DAFTAR PUSTAKA

 

Ganong, William F. 1999. Buku Ajar Fisiologi kedokteran.

Jakarta: ECG

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk

Paramedis. Jakarta: 9Gramedia Pustak  Utama.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa

Keperawatan. Jakarta:EGC.

Soewolo, dkk. Fisiologi Manusia. Malang: UNM

Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia. Jakarta:

ECG.