Post on 21-Dec-2015
Anestesya Monica 102012410
Kelompok : D6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan bercak putih
pada lengan kiri dan tidak disertai rasa gatal
Mind Map
RM
1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan 4. Penunjang5. Diagnosis Kerja6. Diagnosis Banding7. Etiologi8. Epidemiologi9. Patofisiologi10. Gejala Klinis11. Penatalaksanaan12. Komplikasi 13. Prognosis14. Pencegahan
LEPRA
1. VITILIGO2. PITIRIASIS VERSIKOLOR3. TINEA CORPORIS
Skenario II (2)
Laki-laki usia 40 thun datang ke poliklinik dengan keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak
1 bulan. Tidak ada rasa gatal
Pemeriksaan fisik
Makula hipopigmentasi Anestesi (+)
Inspeksi : macula, nodul, jaringan parut, penebalan kulit, kehilangan rambut (alopesia/madarosis) Pemeriksaan Sensibilitas Pemeriksaan saraf tepi dan otonom
Pada pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan status lokalisasi dari bercak putih tersebut.
Perlu dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh, jika memang bercak putih sudah menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, perlu juga memeriksa efloresensi atau sifat dari luka tersebut
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bakterioskopik (bakteri di laboratorium)Pemeriksaan histopatologi (jaringan sel abnormal)
Pemeriksaan serologis
Diagnosis kerja
Penyakit kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang terjadi pada kulit dan saraf tepi.
Diagnosis BandingVitiligo
Makula putih berbatas tegas dan mengenai seluruh tubuh yang mengandung sel melanosit. Vitiligo merupakan hipomelanosis idiopatik yang ditandai dengan makula putih yang dapat meluas. paling sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama bagian atas jari, periofisial pada mata, mulut dan hidung, tibialis anterior dan pergelangan tangan bagian fleksor.Lesi bilateral atau simetris.
Pitiriasis Versikolor
Penyakit ini disebabkan oleh Malaize furfur.
Patogenesisnya adalah terdapat flora normal yang berhubungan dengan Ptiriasis versikolor yaitu Pitysporum orbiculare. Gejala klinis Ptiriasis versikolor, kelainannya sangat superfisialis, bercak berwarna – warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Secara mikroskopik akan didapatkan hifa dan spora ( spaghetti and meat ball).
Tinea Korporis
Dermatiofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous skin). Lesi bulat atau lonjong, eritema, skuama, kadang papul, pinggir > aktif, daerah lebih terang, terkadang erosi dan krusta karena kerokan, lesi umumnya bercak – bercak terpisah satu dengan yang lain.
Etiologi
Mycobacterium leprae adalah bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora.
Gram +
(-) TERWARNAI
bakteri ini dapat menahan warnanya walaupun diberikan asam atau alcohol dan oleh sebab itu, disebut “basil tahan asam”.
Epidemiologi
Umur : terbanyak adalah 25-35 tahun.
Bangsa/ras : pada ras kulit hitam insidens bentuk bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada kulit putih lebih cenderung tipe lepromatosa.
Sosial ekonomi dan Lingkungan
Patofisiologi
Sebenarnya Mycobacterium leprae mempunyai pathogenesis dan daya invasi yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya.
Kalau sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang ke arah tuberkuloid dan bila rendah, berkembang ke arah lepromatosa.
Gejala Klinis
TT BT BB BL LL
Tipe Polar, stabil labil Polar, stabil
Eflorensi Makula Makula, Skuama tak jelas
Makula infiltrat
Makula, Nodus tegas,Papel
Papel Nodul
Distribusi Asimetris Asimetris Cenderung simetris
Menyebar Simetris
Permukaan Lesi
Lebih kasar Hipopigmentasi Kering
Mengkilap Cekung @ tengah
halus,Mengkilap
Penatalaksanaan
Lamperene (B663) juga disebut Clofazimine 50 mg/kapsul dan 100 mg/kaps
Rifampicin 600 mg/hari atau 900-1200 mg/mgg & anak 10-15 mg/kgBB
Prednison : u/ pengobatan reaksi
Sulfat ferrosus : u/ yang anemia berat
Vitamin A : u/ menyehatkan kulit yang bersisik
DDS (Dapsone) dewasa 100 mg/hari & anak 1-2 mg/kgBB
Medikamentosa
Non medikamentosa
Memberi pengobatan yang cepat dan tepat
Memakai sepatu
Memakai sarung tangan
Memakai kacamata
Perawatan kulit : tangan dan kaki direndam, sikat, dan diminyaki agar tidak kering dan pecah
Gangguan Sensibilitas
Komplikasi
Trauma dan infeksi kronik sekunder dapat menyebabkan hilangnya jari-jari ataupun ekstremitas bagian distal, dan juga sering terjadi kebutaan.
Prognosis
Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik.
Pencegahan
Primordial
Primer
Sekunder
Anak- anak dari orang tua yang teinfeksi diberikan kemoprofilaksis dengan sulfon sampai orang tua tidak infeksius lagi. Jika salah satu anggota dalam keluarga menderita lepra lepromatosa, maka profilaksis diperlukan bagi anak-anak dalam keluraga tersebut.
Kesimpulan
Penyakit lepra terutama menyerang kulit, folikel rambut, kelenjar keringat, dan air susu ibu, jarang didapat dalam urin. Gejala klinis dapat berupa kelainan saraf tepi (kerusakaan dapat bersifat sensorik, motorik). Morbus Hansen jika didiagnosis dini dan pengobatan tepat dan segera menghasilkan prognosis baik.