Post on 04-Nov-2021
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN
TAHUN 2019
TESIS
NURMALINA HUTAHAEAN
1702011181
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN
TAHUN 2019
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat minat studi
Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia Medan
OLEH
NURMALINA HUTAHAEAN
1702011181
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah Di Uji Pada Tanggal : 24 Oktober 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.
Anggota : 1. Dr. Anto, SKM., M.Kes., M.M.
2. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes.
3. Wanda Lestari, STP., M.Gizi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Nurmalina Hutahaean, dilahirkan Di Medan, 06Agustus
1979. Peneliti beragama Kristen dan bertempat tinggal di Medan. Penulis
merupakan anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Ir. M.T.H
Hutahaean (Alm) dan Ibu D.R. Hutabarat. Jenjang pendidikan formal peneliti
dimulai dari SD Negeri 066057 Medan tamat pada tahun 1992, kemudian
melanjutkan ke jenjang SMP Negeri 15 Medan tamat pada tahun 1995,
selanjutnya peneliti melanjutkan jenjang pendidikan SPK Depkes Siantar tamat
pada tahun 1998. Peneliti menempuh pendidikan D-III Keperawatan Deli Husada
Medan tamat pada tahun 2002 serta D-III Kebidanan UNPRI Medan tamat pada
tahun 2012, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan D-IV Kebidanan Inkes
Helvetia Medan dan tamat pada tahun 2017. Saat ini peneliti masih melanjutkan
pendidikan Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan minat studi Kesehatan
Reproduksi Institut Kesehata Helvetia Medan.
i
ii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK
PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN TAHUN 2019
NURMALINA HUTAHAEAN
1702011181
Anemia adalah penyakit yang timbul dari dampak kurang zat mikro nutrien
(vitamin dan mineral) dengan tanda-tanda lemah, letih, lesu, pusing. Di Indonesia
prevalensi anemia sangat tinggi adalah 70% yaitu: 7 dari 10 orang wanita hamil
mengalami kematian disebabkan anemia dalam kehamilan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor risiko anemia pada ibu
hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019. Bersifat survey analitik
dengan pendekatan Metode Case Control Study. Tehnik pengambilan sampel
menggunakan data sekunder 136 ibu hamil, 68 ibu hamil mengalami anemia, dan 68 ibu
hamil tidak anemia dari Januari sampai Desember 2018 di Klinik Pratama Martua
Sudarlis Medan.
Hasil penelitian terhadap 136 ibu hamil berdasarkan umur 20 sampai 35 tahun
mayoritas 79 ibu hamil (58,1%), paritas multipara 111 ibu hamil (81,6%), status gizi
dengan bumil KEK mayoritas 111 ibu hamil (81,6%), frekuensi ANC yang sesuai ≥ 4 kali
selama hamil sebanyak 86 ibu hamil (63,2%). Hasil penelitan secara bivariat
menunjukkan ada hubungan umur dengan kejadian anemia diperoleh nilai Sig-P-Value
(p=0,001), ada hubungan paritas dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-Value
(P=0,015), ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-Value
(p=0,015), dan ada hubungan frekuensi ANC dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-
Value (p=0,013).
Diharapkan kepada Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan agar dapat
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia.
Kata Kunci :Anemia, umur, paritas, status gizi, frekuensi ANC, ibu hamil
Daftar pustaka : 25 buku (2011 – 2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul:
“Analisis Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil Di Klinik Pratama Martua
Sudarlis Medan Tahun 2019”
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Ilmu Kesehatan Reproduksi di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan. Dalam
penyusunan tesis ini, Penulis mendapat bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik dukungan moril,materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu
pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., M.M., M.Kes. selaku KetuaYayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Effendy. M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan
motivasi selama penyusunan tesis ini.
5. Dr. Anto, S.K.M., M.Kes., M.M. selaku ketua Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan tesis
ini.
6. Dr. Samsidar Sitorus M.Kes. selaku penguji III yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tesis ini.
iv
7. Wanda Lestari, STP., M.Gizi selaku penguji IV yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan tesis ini.
8. Lisnur Sinaga, Am.Keb., S.K.M. selaku kepala pemilik Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan, yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama penelitian, yang bermanfaat bagi penulis.
9. Seluruh Staff pengajar Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.
10. Teristimewa ibunda tercinta D.R. Hutabarat yang selalu memberikan
dukungan dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.
11. Teristimewa Suami Pdt. E.H. Simanjuntak, S.Th., S.Pd., M.Psi. dan anak-
anak tercinta Merrygrace Simanjuntak, Putra Jaya Simanjuntak yang
memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis
ini.
12. Teman-teman Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Helvetia Medan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah memberikan dukungan, doa dan saran yang berguna dalam
menyelesaikan tesis ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberik dorongan baik secara
langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tesis ini. Akhir kata semoga kita semua dalam lindungan
Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, 24 Oktober 2019
Penulis
Nurmalina Hutahaean
v
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRACT ........................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 9
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 10
1.4.1 Manfaat Ilmiah ............................................................. 10
1.4.2 Manfaat Institusi ......................................................... 10
1.4.3 Manfaat Praktis ........................................................... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 12
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................... 12
2.2 Tinjauan Umum Tentang Anemia .................................. 13 2.2.1. Defenisi Anemia........................................................... 13
2.2.2 Klasifikasi Anemia ....................................................... 15
2.2.3. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan ........................... 17
2.2.4. Patofisiologi ................................................................ 17
2.2.5. Diagnosa Anemia ........................................................ 19
2.2.6. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan Janin ............................................................ 21
2.2.7. Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan ....................... 23
2.3 Tinjauan Umum Tentang Umur Ibu Hamil .................... 26
2.4 Tinjauan Umum Tentang Paritas ..................................... 27
2.5 Tinjauan Umum Tentang Status Gizi .............................. 29
2.6 Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Kehamilan ........ 31
2.7 Kerangka Teori ............................................................... 32
2.8 Kerangka Konsep ........................................................... 34
2.9 Hipotesis Penelitian ........................................................ 35
2.10 Variabel, Defenisi Operasional Dan Skala Pengukuran .. 36
BAB III : METODE PENELITIAN ................................................... 37
3.1 Jenis Penelitian .............................................................. 37
3.2 Lokasi Dan Waktu penelitian ....................................... 37
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................. 37
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................. 37
vi
3.3 Populasi Dan Sampel ................................................... 37
3.3.1. Populasi .............................................................. 37
3.3.2. Sampel ............................................................... 38
3.4 Pengumpulan Data ....................................................... 39
3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data ................................. 39
3.4.2. Sumber Data ....................................................... 39
3.4.3. Instrumen Penelitian .......................................... 40
3.4.4. Cara Pengumpulan Data ..................................... 40
3.5 Variabel, Defenisi, Operasional Dan Metode
Pengukuran ................................................................... 40
3.5.1. Variabel Penelitian ............................................. 40
3.6 Metode Pengolahan Data ............................................. 40
3.7 Analisis Data ................................................................ 41
3.7.1. Analisis Data Univariat ...................................... 41
3.7.2. Analisis Data Bivariat ........................................ 41
3.7.3. Analisis Data Multivariat .................................... 41
3.7.4. Kontrol Kualitas ................................................. 42
3.7.5. Etika Penelitian .................................................. 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN ........................................................ 44
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 44
4.1.1. Letak Geografis ................................................... 44
4.1.2. Visi dan Misi Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan .................................................................. 44
4.2. Analisi Univariat ............................................................. 42
4.3. Analisi Bivariat ............................................................... 48
BAB V : PEMBAHASAN .................................................................. 54
5.1. Faktor Risiko Umur Ibu Hamil dengan Kejadian
Anemia ............................................................................ 54
5.2. Faktor Risiko Paritas Dengan Kejadian Anemia ............. 56
5.3. Faktor RisikoStatus Gizi dengan Kejadian Anemia ........ 58
5.4. Faktor Risiko Frekwensi ANC dengan Kejadian
Anemia ............................................................................ 59
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 62
6.1. Kesimpulan ...................................................................... 62
6.2. Saran ................................................................................ 65
6.2.1 Bagi Responden ..................................................... 65
6.2.2 Bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan ....... 65
6.2.3 Bagi Institut Kesehatan Helvetia ........................... 66
6.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya ................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
3.1. Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran .......................... 36
4.1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia
pada Ibu Hamil Terhadap Anemia Pada Klinik Pratama Martua
Sudarlis Medan Tahun 2019 Berdasarkan Umur .................................... 45
4.2. Distribusi KarakteristikIbu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Berdasarkan Paritas ................................................................................. 46
4.3. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Berdasarkan Status Gizi .......................................................................... 46
4.4. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Berdasarkan Frekwensi ANC .................................................................. 47
4.5. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Berdasarkan Anemia ............................................................................... 48
4.6. Analisis Faktor Risiko Ibu Hamil Terhadap Kejadian Anemia Di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 .............................. 48
4.7. Analisis Faktor Risiko Terhadap Paritas Terhadap Kejadian Anemia Di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 .............................. 50
4.8. Analisis Faktor Risiko Status Gizi Terhadap Paritas Terhadap Kejadian
Anemia Di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 ............ 51
4.9. Analisis Faktor Risiko Frekwensi Antenatal Care (ANC) Terhadap
Paritas Terhadap Kejadian Anemia Di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019 ................................................................................. 52
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1. Kerangka Teori ........................................................................................... 33
2.2. Kerangka Konsep ........................................................................................ 34
3.1. Rancangan Penelitian Kasus Kontrol .......................................................... 38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN JUDUL HALAMAN
1 Kuisioner Penelitian ...................................................................... 73
2 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden ................................ 74
3 Data-Data Rekam Medik ............................................................... 75
4 Master Data ................................................................................... 82
5 Out Put Hasil Penelitian Uji Univariat ........................................... 90
Out Put Hasil Penelitian Uji Bivariat ............................................. 92
Out Put Hasil Penelitian Uji Korelasi ............................................ 97
Out Put Hasil Penelitian Uji Odds Ratio ........................................ 98
Out Put Hasil Penelitian Uji Multivariat ........................................ 102
6 Dokumentasi .................................................................................. 108
7 Surat Izin Survei Awal ................................................................... 110
8 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 111
9 Surat Izin Validitas ........................................................................ 112
10 Surat Balasan Izin Survei Awal ..................................................... 113
11 Surat Balasan Izin Penelitian ......................................................... 114
12 Permohonan Pengajuan Judul Thesis ............................................. 115
13 Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) ......................................... 116
14 Lembar Bimbingan 1Tesis ............................................................. 119
15 Lembar Bimbingan 2 Tesis ............................................................ 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu
dan anak). Anemia pada masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang
penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehubungan
dengan kesehatan ibu dan anak. Anemia pada ibu hamil adalah salah satu faktor
yang menjadi indikator pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan suatu
bangsa yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi dalam memenuhi
kebutuhan kuantitas dan kualitas gizi masyarakat (1).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2018,melaporkan bahwa
ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Adalah 12-28% angka
kematian janin, 30% kematian perinatal dan 7- 10% angka kematian Neonatal.
Proporsi anemia pada ibu hamil Oleh karena itu tahun 2018 = 48,9. Diperkirakan
bahwa angka kejadian anemia mencapai 12,8% kematian ibu hamil di Asia.Oleh
karena itu memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan. Data World Health Organization(WHO) 2010, 40 % kema
tian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan(20).
2
Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang
utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibuhamil.
Menurut World Health Organization (WHO) 4% kematian para ibu dinegara yang
sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.Di perkirakan di
Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 % dan Eropa 25,1 %. (WHO,
2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi ibu
hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 37,1%. Menurut Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2012 angka ibu hamil dengan anemia di Indonesia yaitu
sebesar 40%.Kebanyakan anemia disebabkan besi dan perdarahan oleh defisiensi
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.Upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia gizi besi yang dilakukan melalui pemberian suplemen zat
besi ini diprioritaskan pada ibu hamil, karena prevalensi anemia pada kelompok
ini cukup tinggi. Oleh karena itu untuk mencegah anemia gizi pada ibu hamil
dilakukan suplementasi zat besi dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet
(60 mg elemental iron dan 0.25 µg asam folat) berturut-turut minimal selama 90
hari selama masa kehamilan (3).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan disuatu negara.Angka Kematian Ibu berguna untuk mengetahui
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu
melahirkan dan nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia relatif tinggi
dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.Prevalensi anemia pada ibu
3
hamil di dunia berkisar rata-rata 41.8%.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada tahun 2018, prevalensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia sebesar
37.1%.MenurutSistem Kesehatan Nasional (SKN ) tahun 2012 angka ibu hamil
dengan anemia di Indonesia yaitu sebesar 40%. Kebanyakan anemia disebabkan
oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi.Di Indonesia frekuensi ibu hamil dengan anemia juga relatif tinggi
yaitu 63,5%(4).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu derajat kesehatan yang
menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas yang menunjukkan pada derajat kesehatan yang tercapai
oleh suatu bangsa yang berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup mengalami
peningkatan dari survey sebelumnya pada tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100
ribu kelahiran hidup. AKI di daerah Sumatera Utara pada tahun 2014,
328/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan tahun 2013dan di tahun 2015
penurunan jumlah kematian ibu sangat signifikan yaitu sebesar 29 kasus (5 ).
Anemia merupakan kelanjutan dari dampak kurang zat mikronutrien
(vitamin dan mineral) yang sering menimbulkan gejalalemah,letih,lesu,pusing.Ter
khusus di Indonesia prevalensi anemia ibu hamil adalah 70% atau 7 dari 10 wanita
hamil menderita anemia.Indonesia merupakan salah satunegara dengan jumlah
penderita anemia kehamilan terbanyak.Tingginya pravalensinya anemia pada ibu
hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (6). Data
survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010
4
menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 2.118 per
100.000 kelahiran hidup dan target Milenium Develpoment Goals (MDG‟s)
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (7 ). Anemia pada ibu hamil
umumnya merupakan anemia relative akibat perubahan fisiologis tubuh selama
kehamilan yaitu adanya hemodilusi (8).
Anemia dalam kehamilan dapat berdampak buruk terhadap mortalitas dan
morbiditas ibu maupun janin.Hasil dari kehamilan dengan anemia diantaranya
intra uterine growth retardation (IUGR),lahir premature,Berat Bayi LahirRendah
( BBLR ), dan peningkatan risiko kematian neonates.Efek anemia kehamilan pada
ibu diantaranya sesak nafas,kelelahan palpitasi, gangguan tidur, meningkatkan
risiko pendarahan saat persalinan,preeklamsia, dan sepsis (9).
Anemia di trimester III mempunyai pengaruh terhadap kejadianBBLR dan
lahir premature .Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat berpengaruh
terhadap anemia karena ibu yang berpengetuhuan tinggi tentang makanan dan gizi
dapat lebih memperhatikan kesehatannya dan janin yang dikandungnya.Interval
kelahiran atau paritas yang banyak mempunyai efek merugikan terhadap kadar
hemoglobin. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet tambah darah (Fe) lebih
berisiko mengalami anemia. Selain itu riwayat penyakit seperti malaria dan
cacingan penyebab anemia (10).
5
Kontribusi anemia terhadap kematian di Indonesia diperkirakan mencapai
10%-12%,Hal ini berarti bahwa 10% hingga 12% kematian ibu di Indonesia
sesungguhnya dapat dicegah apabila kejadian anemia pada ibu hamil dapat
ditekan sampai serendah rendahnya.Berdasarkan laporan dari profil Kab/Kota
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2014 adalah 75/100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan hasil sensus 2010, angka kematian ibu di Sumatera
Utara sebesar 328/100.000 kelahiran hidup, angka ini masih cukup tinggi bila
dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan hasil survey AKI yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Utara menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara Sebesar
268 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada trimester I, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan
yang telah memiliki kadar Hb rendah (<11,5 g% ). Konsentrasi Hb paling rendah
didapatkan pada trimester II, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester
III terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah
mempunyai kadar Hb yang tinggi (>14,5g%) pada pemeriksaan pertama. Ibu
hamil Trimester III Adalah wanita yang sedang mengandung janin didalam rahim
dan usia kehamilan 28-40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir wanita
tersebut. Masa kehamilan terutama trimester III merupakan masa kritis dimana
kebutuhan akan zat gizi meningkat.Jika zat besi dalam darahkurang maka kadar
HB akan menurun yang mengakibatkan gangguan dan pertumbuhan janin (12).
6
Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil trimester akhir
dan tingginya angka anemia pada trimester III dapat memengaruhi berat badan
lahir. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan
III.Pada masa tersebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian
saja.Walaupun menu hariannya mengandung zat besi yang cukup, ibu hamil tetap
perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang mengandung zat besi.Zat besi bukan
hanya penting untuk memelihara kehamilan.Ibu hamil yang kekurangan zat besi
dapat menimbulkan perdarahan setelah melahirkan, bahkan infeksi, kematian
janin intra uteri, cacat bawaan dan abortus.
Pada trimester III, metabolisme basal tetap naik terus. Pada masa ini
umumnya nafsu makan baik sekali, dan wanita hamil selalu terasa
lapar.Pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan
sampai ibu terlalu gemuk, untuk menghindari kesulitan melahirkan kelak. Pada
saat ini kandungan sudah besar sekali sehingga menyebabkan lambung
sedikit terdesak.Makanan yang porsinya terlalu besar menimbulkan rasa tidak
enak. Karena itu dalam masa ini porsi makan sebaiknya kecil saja, namun sering,
untuk mencegah kekurangan unsur-unsur gizi. Pada trimester ini, ibu memerlukan
ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (13).
Anemia dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-
hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicu
anemia, terjadinya pula karena peningkatan kebutuhan pada tubuh seperti
pada saat menstruasi, kehamilan , melahirkan, sementara zat besi yang masuk
sedikit. Secara umum, konsumsi makanan berkaitan eratdengan status
7
gizi. Bila makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai gizi yang baik, maka
status gizi juga baik, sebaliknya bila makanan yang kita konsumsi kurang
gizinya, maka dapat menyebabkan kekurangan gizi. Selain itu, perilaku-perilaku
konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh faktor instrinsik, yaitu faktor-
faktor yang berasal dari diri seseorang seperti umur, paritas, status gizi,
Kepatuhan konsumsi TTD, jenis kelamin serta keyakinan.
Serta faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang
seperti tingkat ekonomi, pendidikan, pengetahuan, Frekuensi ANC, tempat
tinggal, lingkungan sosial, dan kebudayaan (14).
Terjadinya anemia umumnya disebabkan oleh pola makan yang tidak
seimbang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya angka kesadaran gizi masyarakat,
khususnya ibu hamil. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah
terjadinya anemia yaitu dengan memperbaiki menu makanan yang akan
dikonsumsi. Misalnya, dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak
mengandungzat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan,
sayuran berwarna hijau tua, dan buah-buahan. Perhatikan gizi makanan
dalamsarapan dan frekuensi makanan yang diatur, terutama bagi yang berdiet, dan
untuk menambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti
vitaminC, air jeruk, daging, ayam, dan ikan. Sebaliknya, substansi
penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut di hindari(15)
Hasil Riskesdas tahun 2013 yang dilakukan pada 33 provinsi di Indonesia
dan 497 kota atau kabupaten menunjukkan proporsi anemia ibu hamil yang
hampir sama antara kawasan perkotaan 36,4% dan pedesaan 37,8%. Prevalensi
8
anemia ibu hamil di Sumatera Utara melebihi angka nasional dan tergolong
sebagai masalah yang cukup berat. Di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil
juga masih tinggi yaitu 48,9% atau satu diantara tiga ibu hamil di Indonesia
menderita anemia (16).
Untuk mengantisipasi masalah anemia pada ibu hamil biasanya ibu hamil
diberikan tablet Fe untuk dikonsumsi . Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua
ibu hamil yang mendapat tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini bisa
disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk
kehamilannya. Dampak yang diakibatkan minum tablet zat besi dan
penyerapan/respon tubuh terhadap tablet besi kurang baik sehingga tidak terjadi
peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang
berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri, parasit usus
seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga
memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan tahun 2019 yaitu 136 orang ibu hamil yang datang untuk
memeriksakan kehamilannya selalu ada ibu hamil yang mengalami anemia. Data
yang diambil adalah dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember Tahun
2018.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diketahui bahwa
anemia dapat mengakibatkan tingginya AKI dan diketahui banyaknya faktor
risiko maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019”.
9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraiandi atas rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1) Apakah umur ibu merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?
2) Apakah paritas merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?
3) Apakah status gizi merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?
4) Apakah Frekuensi Antenatal Care (ANC) merupakan faktor risiko
anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun
2019?
5) Faktor risiko apakah yang paling dominan terhadap anemia pada ibu
hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor risikoanemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
1.3.2.Tujuan Khusus
1) Untuk menganalisis faktor risiko umurterhadap anemia pada ibu
hamil.
10
2) Untuk menganalisis faktor risiko paritas terhadap anemia pada ibu
hamil.
3) Untuk menganalisis faktor risiko status gizi terhadap anemiapada ibu
hamil.
4) Untuk menganalisi faktor risiko Frekuensi Antenatal Care (ANC)
terhadap anemia pada ibu hamil.
5) Untuk menganalisis faktor risiko yang paling dominan berpengaruh
terhadap anemia pada ibu hamil.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Ilmiah
1) Sebagai sumber informasi baik bagi penulis maupun pembaca di
bidang ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan anemia pada ibu hamil dan sebagai acuan bagi penelitian
selanjutnya.
2) Mengembangkan dan menambah khasanah di bidang ilmu
pengetahuan khususnya dibidang media yang berhubungan dengan
faktor-faktor risiko Anemia pada ibu hamil.
1.4.2. Manfaat Institusi
1) Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan sebagai
bahan bacaan diInstitut Kesehatan Helvetia Medan.
1.4.3. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi yang bisa
digunakan bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.
11
2) Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan / paramedis untuk
meningkatkan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat dapat
bertambah khususnya tentang faktor-faktor risiko anemia pada ibu
hamil.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca :
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Alene and Abdulahi (2014)
dengan judul “Prevalence of Anemia and Associated Factors among Pregnant
Women in an Urban Area of Eastern Ethiophia” meneliti faktor-faktor yang
berhubungan dengan anemia. Dalam penelitian ini diteliti karakterisitik sosial
ekonomi dan demografi, riwayat penyakit malaria dan parasit, lingkungan tempat
tinggal, dan status nutrisi. Hasil penelitian ini menunjukkan uji chi square = (P =
0,033) bahwa ada hubungan anemia yaitu umur kehamilan, suplementasi TTD,
jumlah kehamilan, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Perbedaan dengan penelitian
yaitu metode penelitian, jumlah sampel, serta variabel demografi, lingkungan
tempat tinggal, status nutrisi, dan LILA tidak diikutkan dalam variabel yang
diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian tentang paritas yang dilakukan oleh Al-Farsi et
al(2011), dengan judul “EfFect of High Parity on Occurence of Anemia in
Pregnancy : a cohort study” meneliti adalah hubungan antara paritas dengan
anemia kehamilan. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan paritas tinggi
lebih berisiko anemia dibandingkan dengan paritas rendah (P = 0,02). Perbedaan
dengan penelitian ini adalah metode penelitian, variabel, dan jumlah sampel yang
13
diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khumaidi (2014) dengan
judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terpenuhinya Kecukupan Gizi Pada
Ibu Hamil”, dengan hasil penelitiannya menunjukkan uji chi square (p=0,0313).
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa ada hubungan status gizi ibu hamil
dengan anemia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim Lam Soh et al.
(2015), dengan judul “Anemia among Antenatal Mother in Urban Malaysia”
bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kadar hemoglobin
saat hamil. Pada penelitian ini data anemia diambil pada kunjungan awal ANC
dankunjungan ANC terakhir. Hasil penelitian menunjukkan nilai (P = 0,031)
bahwa ada hubungan keteraturan dalam memeriksakan kehamilan ibu hamil/
kunjungan ANC dengan anemia pada ibu hamil.
2.2. Telaah teori
2.2.1. Definisi Anemia
Menurut World Health Organization ( WHO ) anemia pada ibu hamil adalah
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin ( Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr%
sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah
(Erythropoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada
tingkat normal.Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar
nilaihemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar
nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester dua (17)
Anemia juga diartikan sebagai kekurangan salah satu zat, yaitu zat besi,
14
asam folat, vitamin B12, protein dan zat essensial lainnya. Zat gizi yang paling
berperan dan penyebab utama anemia adalah zat besi (Fe), itulah sebabnya anemia
sering diidentikkan dengan anemia defisiensi besi (18).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah atau hemoglobin menurun,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada
ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 sampai dengan 11,0 gr%. Anemia dapat
terjadi bila keluarnya eritrosit dari sirkulasi maupun penghancuran eritrosit
meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan kadar produksi, atau bila
pelepasan eritrosit kedalam sirkulasi menurun (19).
Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat memengaruhi timbulnya
defisiensi . Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, dimana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (20).
2.2.2. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan klasifikasi WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamildapat di
bagi menjadi 3 kategori sebagai berikut :
1. Normal : ≥ 11 gr%
2. Anemiaringan: 8 – 10 gr%
3. Anemiaberat : < 8gr%
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo adalah sebagai
15
berikut :
1) Anemia defisiensi besi
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan,
gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau
banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya perdarahan.Anemia ini
mempunyai ciri yaitu ukuran sel darah merah lebih dari ukuran normal dan warna
coklat, yang disebabkan kekurangan ion Fe komponen hemoglobin dan
disertaidengan penurunan kuantatif pada sintesa hemoglobin. Di Indonesia pada
tahun 2010 angka kejadian anemia masih cukup tinggi yaitu 50-70 juta jiwa,
anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kurang zat besi) mencapai 20%-
33%. Sedangkan 40,1% anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah
11gr%. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan
gejala klinis timbul karena jumlah hemoglobin tidak adekuat untuk mengangkat
oksigen kejaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, Fertigo, keletihan, sakit
kepala, depresi, takhikardi dan amenorhoe (21).
2) Anemia hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Wanita dengan anemia hemolitik
sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya menjadi berat.
16
3) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh
adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel yang
dinamakan megaloblas. Anemia megaloblas disebabkan oleh defisiensi B12, asam
folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat, gangguan sintesis DNA
akibat dari defisiensi enzim kongenital dan didapat setelah pemberian obat
sitostatik tertentu. Patofisiloginya defiseinsi asam folat dan vitamin B12 jelas akan
menggangu sintesis DNA hingga terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat
timbulnya sel – sel megaloblas (22).
4) Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak
mampu membuat sel-sel darah baru.Penyebab anemia hipoplastik hingga kini
belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, rontgen, racun
dan obat-obatan.
2.2.3. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan
Anemia kehamilan didefinisikan WHO sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11g% atau hematokrit kurang dari 33% pada setiap waktu pada kehamilan
(23). Menurut Proverawati, anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang
disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Terjadinya anemia karena adanya
beberapa faktor yang saling berkaitan. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh
karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang, kehilangan
darah keluar tubuh (pendarahan), dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis), faktor nutrisi, infeksi dan pengaruh genetik (24).
17
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadarFe
yang diperlukan untuk pembentukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe.
Penyebab terjadinya anemia defisiensi Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor langsung dan tidak langsung.Secara langsung anemia
disebabkan oleh seringnya mengonsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya
mengonsumsi promoter absorbsi non hem Fe serta ada infeksi parasit. Faktor yang
tidak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tidak langsung memengaruhi kadar
Hb seseorang dengan memengaruhi ketersediaan Fe dalam makanan seperti
ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya pendidikan danpengetahuan.
2.2.4. Patofisiologi
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena selama
kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah dengan adanya perubahan
dalam darah dan sumsum tulang. Pertambahan volume darah selama kehamilan di
sebut dengan hipervolemia.Akan tetapi bertambahnya sel darah merah lebih
sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma darah sehingga terjadi
pengenceran darah. Pertambahan berbanding sebagai berikut : plasma darah 30%,
sel darah merah 80%, dan hemoglobin 19% .Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu karena
pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat
selama masa kehamilan yang disebabkan peningkatan cardiac output akibat
hipervolemia. Kerja jantung akanmenjadi ringan apabila viskositas darah rendah.
Resistensi perifer juga berkurang sehingga tekanan darah naik, dan pada
perdarahan selama persalinan banyaknya unsur zat besi lebih sedikit hilang
18
dibandingkan apabila darah itu tetap kental (25).Hemodilusi ini menyebabkan
pseudoanemia atau anemia fisiologis. Hemodilusi dimulai pada trimester pertama
kehamilan yaitu pada minggu 12 – 20 dan hemodilusi maksimal terjadi pada umur
kehamilan 20 – 36 minggu.Akibat hemodilusi saja kadar hemoglobin darah ibu
dapat menurun sampai 10 gr%, umumnya kondisi ini karena turunnya cadangan
zat besi (26).
Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil menurut adalah :
1) Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lalai
2) Wajah tampak pucat
3) Sering pusing
4) Sulit konsentrasi dan mudah lupa
5) Mata berkunang-kunang
6) Sering sakit
7) Nafsu makan berkurang
8) Napas pendek ( pada anemia berat )
9) Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda (27).
2.2.5. Diagnosa Anemia
Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan :
2.2.5.1. Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, keluhan mual muntah, lebih berat pada hamil muda (28). Bila
terdapat keluhan lemah, nampak pucat, mudah pingsan tetapi tensi dalam batas
normal, maka perlu dicurigai anemia defisiensi besi.
19
2.2.5.2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak lemah , kulit pucat,mudah
pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada
membran mukosa dan konjuntiva karena kurangnya sel darah merah pada
pembuluh kapiler dan pucat pada kuku serta jari (29).
2.2.5.3.Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada
trimester I dan III. Dengan melihat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka
diagnosa dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb.
Ada beberapa metode untuk menentukan kadar Hb yaitu :
1. Metode kertas lakmus
Metode ini praktis dan sederhana serta tidak memerlukan pereaksi
ataupunperalatan tertentu, karena yang digunakan adalah kertas yang di sebut
kertas lakmus yang khusus untuk menentukan kadar Hb. Caranya, setelah
darah diteteskan di atas permukaan kertas lakmus, kemudian didiamkan sebentar
± 5menit pada suhu ruangan hingga darah menjadi kering. Setelah kering, warna
darah yang terbentuk dibandingkan secara visual di tempat yang cukup terang
dengan sederet warna standar yang disediakan. Deretan warna yang ada pada
standarsudah dikalibrasi sedemikian rupa secara kualitatif sehingga setiap warna
menunjukkan nilai kadar Hb. Dengan demikianwarna standar
yang dibandingkan dengan darah yang di uji menunjukkan kadar Hb darah (30).
20
2. Metode Sahli
Prinsipnya membandingkan warna darah secara visual akan tetapi
memerlukan peralatan dan pereaksi tertentu. Peralatan yang digunakan sangat
sederhana dan ringan sehingga memungkinkan dibawa ke lapangan.Cara
kerjanya,kira-kira5 tetes HCL 0,1 N dimasukkan ke dalam tabung khusus
yang disebut tabung hemomet,darah yang akan ditentukan kadar Hbnya di pipet
Sebanyak ± 20 mikroliter dan dimasukkan kedalam tabung hemometer tadi
lalu ditempatkan dalam alat hemometer. Pada alat tersebut terdapat dua
tabung.Tabung pertama berisikan contoh darah yang akan ditentukan kadar
Hbnya dan tabung kedua berisikian larutan standar. Posisi kedua tabung itu
berdampingan dan sisi kedua tabung bisa dilihat dari sisi yang sama.
Kemudiantabungyangberisikancontohdarahditambahaquades secara perlahan
sehingga warna larutan menyamai warna larutan standar yang ada pada tabung
sebelahnya.Setelah persamaan warna tercapai kadar Hb dapat diketahui dengan
membaca batas permukaan larutan yang berimpit dengan skala yang tertera pada
alat hemometer dekat dengan tabung contoh darahtadi. Metode Sahli ini masih
dianggap subyektif karena perbandingan warna dilakukan secara visual (30).
2.2.6. Pengaruh anemia terhadap Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin.
Salah satu yang memengaruhi anemia adalah jumlah anak dan jarak antar
kelahiran yang dekat (31). Di negara yang sedang berkembang terutama di daerah
pedesaan, ibu-ibu yang berasal dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dengan
jumlah anak yang banyak dan jarak kehamilan dekat serta masih menyusui untuk
waktu yang panjang tanpa memperhatikan gizi saat laktasi akan sangan berbahaya
21
bagi kelangsungan hidupnya dan sering sekali menimbulkan anemia pada ibu
hamil sehingga bayi yang dilahirkan ibu dalam keadaan hidup lahir mati (32).
2.2.6.1.Gangguan selama hamil dapat berupa :
1. Mengurangi rasa yang menyenangkan dalam masa kehamilan karena
kelelahan
2. Mengurangi memungkinkan terjadinya infeksi
3. Meningkatkan risiko terjadinya persalinan premature karena
kurangnya suplay darah ke uterus
4. Perdarahan ante partum
5. Abortus
6. Hambatan tumbuh kembang janin
7. Ketuban pecah dini (KPD)
8. Peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi
2.2.6.2. Gangguan yang dapat terjadi selama persalinan
1. Partus lama akibat kontraksi uterus yang tidak kuat oleh karena
hipoksia jaringan.
2. Kurangnya kemampuan dan kekuatan ibu menghadapi persalinan
sehinggamenyebabkan maternal distress,selanjutnyadapat terjadi syok.
3. Dapat mengakibatkan atonia uteri dalam semua kala persalinan dan terjadi
perdarahan post partum.
4. Mudah terjadi infeksi selama persalinan.
5. Retensio plasenta
22
2.2.6.3. Gangguan dalam masa nifas
1. Mudah terjadi infeksi karena kondisi yang lemah dan dayatahan menurun
2. Terjadinya subinvolusio uteri menyebabkan perdarahan postpartum
3. Pengeluaran ASIberkurang
4. Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5. Anemia masa nifas
2.2.6.4. Pengaruh anemia terhadap janin
1. Intelegensia rendah Abortus
2. Terjadinya kematianintrauterine
3. Persalinan prematuritastinggi
4. Bayi berat lahir rendah
5. Kelahiran dengananemia
6. Dapat terjadi cacatbawaan
7. Bayi mudah mendapat inFeksi sampai kematianperinatal
2.2.7. Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah
mengatasi penyebabnya.Pada anemia berat (kadarHb8 < gr %) biasanya ada
penyakit yang melatar belakangi yaitu antara lain infeksi,cacing atau malaria,
sehingga selain penanggulangan pada anemia, harus dilakukan pengobatan
terhadap penyakit-penyakit tersebut. Upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam mengatasi anemia pada kehamilan saat ini dapat dilihat dari berbagai
kebijakan dan program- program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK), Keluarga Sadar Gizi (Kadarsi), pemberian makanan tambahan bagi anak
23
sekolah dan lainnya.Anemia pada wanita, remaja dan dewasa diantisipasi dengan
adanya program pendidikan Gizi bagi wanita, remaja dan dewasa dengan materi
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (33).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi
akibat kekurangan konsumsi besi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Mengonsumsi pangan hewani seperti daging, hati, ikan, telur dan gizi yang
cukup dapat mencegah anemia gizi besi.Sayur hijau dan buah- buahan di tambah
kacang-kacangan dan padi-padian yang cukup mengandung zat besi. Vitamin C
diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi di
dalam tubuh, peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 20mg, 50mg, 100mg,
dan250mg dapat memperbesar penyerapan zatbesisebesar 2kali, 3kali, 4 kali dan
5kali (34).
Konsumsi bahan pangan zat-zat penghambat absorbsi besi harus
dikurangi.Zat inhibitor seperti filtrat, kostat, tannin dan beberapa jenis serat
makanan harus dihindari karena zat ini bersama zat besi membentuk senyawa
yang tidak dapat larut di dalam air sehingga tidak dapat di absorbsi. Teh
mengandung tannin, jika dikonsumsi bersama-sama pada saat makan akan
mengurangi penyerapan zat besi sampai 50%. Bahan makanan lain yang
mengandung penghambat absorbsi besi diantaranya kopi, fosvitin dalam kuning
telur, protein, fitat dan fosfat yang banyak terdapat pada serealia, kalsium dan
serat dalam bahan makanan .Kebutuhan zat besi tubuh tergantung pada jumlah zat
besi yang hilang dari tubuh dan jumlah yang untuk pertumbuhan termasuk
24
kehamilan dan masa menyusui selama trimester I kehamilan, kebutuhan zat besi
ibu hamil lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat besi yang digunakan bayi
minimal. Mulai dari trimester II terdapat pertambahan sel-sel darah merah kira-
kira sama dengan penambahan sebesar 450mg Besi (35).
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil Sebagian besar wanita dalam usia siap
hamil mempunyai kadar zat besi yang rendah. Itu sebabnya cadangan zat besi
(hemoglobin) selalu diukur selama kehamilan. Jika ditemukan ibu hamil dengan
kadar zat besi rendah, dia dikatakan menderita anemia. Untuk mengatasinya
dokter/bidan yang memeriksa akan memberikan tambahan zat besi agar tidak
kekurangan zat besi, ada baiknya mengonsumsi makanan yang kaya akan zat
besi.Bahan-bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna
merah, hati, ikan, telur, sayuran berdaun hijau, kacang- kacangan, tempe, roti dan
serealia. Meningkatnya volume darah berarti bahwa kandungan ekstra besi
dibutuhkan untuk membuat hemoglobin guna memperbanyak jumlah sel darah
merah. Semakin banyak hemoglobin dalam darah, semakin banyak oksigen yang
dapat dialirkan ke berbagai jaringan, termasuk plasenta. Kandungan besi dalam
tubuh juga akan diserap oleh janin untuk cadangan karena setelah kelahiran bayi
hanya mendapat sedikit besi dari ASI (37). Sehubungan dengan hal itu, melalui
makanan yang dikonsumsi, ibu hamil memenuhi kebutuhan tubuhnya akan zat
besi, yaitu sekitar 15 mg sehari .Zat besi diperlukan untuk memproduksi sel darah
merah yang berkualitas baik. Inilah sebabnyaibuhamil diberi tablet ekstra besi
untuk mempertahankan persediaan zat ini . Pemberian zat besi dimulai setelah
rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari.Tiap tablet
25
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg (38).
2. Suplementasi zat besi
Tablet besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi
adalah Ferrous sulfat.Senyawa ini tergolong murah, dapat diabsorbsi sampai
20%.Dosis yang digunakanberagam tergantung pada status besi
seseorang yang mengonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan anemia di
beri dosis yang lebih tinggi di banding dengan wanita biasa (39).
Pada wanita hamil biasanya tablet besi diberikan mulai pada trimester II,
berlangsung setiap hari sampai melahirkan. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa wanita hamil yang mendapatkan tablet besi tambahan asam
folat dan vitamin B12, kadar Hb nya naik lebih tinggi dibandingkan wanita hamil
yang mendapat tablet besi saja dalam konsentrasi yang sama.Tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut selama ini adalah pendistribusian
tablet Fe melalui Posyandu, Polindes, Puskesmas dan melibatkan petugas
kesehatan seperti; bidan, perawat hingga kader Posyandu.
Untuk meningkatkan kepatuhan mengonsumsi tablet besi, maka diperlukan sistem
evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya (40).
3. Fortifikasi zatbesi
Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis gizi kedalam bahan pangan untuk
meningkatkan kualitas pangan suatu kelompok masyarakat.
Keuntungan fortifikasi diantaranya, dapat ditempatkan pada populasi yang besar
dan biasanya relatif murah. Status zat besi didalam tubuh manusia tergantung
pada penyerapan zat besi tersebut. Di antaranya yang dapat meningkatkan
26
penyerapan besi atau enhancer dari sumber vitamin C seperti pada jeruk, pepaya
serta sumber protein hewani tertentu contohnya daging sapi, daging ayam dan
ikan .Vitamin C sebagai enhancer karena vitamin C membantu penyerapan besi
non heme dengan merubah bentuk Feri menjadi Fero yang mudah diserap (41).
Tinjauan Umum Tentang Umur Ibu Hamil
Menilai bahwa masa reproduksi yang sehat, kurang risiko dengan
komplikasi kehamilan adalah umur 20 – 35 tahun, sedangkan kehamilan berisiko
adalah < 20 dan > 35 tahun. Hal ini terkait dengan keadaan biologis dan
psikologis dari ibu hamil. Hubungan dengan anemia bahwa pada umur < 20 tahun
dapat menyebabkan anemia karena pada umur tersebut perkembangan
biologis dalam hal ini alat reproduksi belum optimal.Pada usia belia tersebut,
psikis yang belum matang juga menyebabkan wanita hamil mudah
mengalami guncangan mental yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Selain kehamilan di
bawah usia 20 tahun, kehamilan dengan usia di atas 35 tahun juga merupakan
kehamilan berisiko tinggi. Wanita yang hamil dalam usia yang terlalu tua yaitu >
35 tahun pun akan rentan terhadap anemia. Hal ini terkait dengan penurunan
daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi selama kehamilan (42).
Tinjauan Umum Tentang Paritas
Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama
kehamilan maupun melahirkan.Mulpara adalah seorang wanita yang telah
melahirkan bayi viable sebanyak dua kali atau lebih, Primipara adalah seorang
wanita yang telah melahirkan bayi viable
27
Hubungan kadar Hb dengan paritas dalam SKRT 2005 menunjukkan bahwa
prevalensi anemia ringan dan berat akani lebih tinggi dengan bertambahnya
paritas. Prevalensi anemia ringan 1 – 4 lebih tinggi daripada paritas 0 yaitu 70,5 %
sedangkan pada paritas > 5 prevalensi anemia lebih tinggi daripada paritas 1 – 4
yaitu 72,9% untuk anemia ringan dan untuk anemia berat sebesar 7,6%. Pada
paritas 1 – 4 anemia berat hanya 3,5% dan pada paritas 0 sebesar 2,9%. Makin
sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemia.Paritas > 4 merupakan paritas
yang berisiko mengalami anemia dalam kehamilan (44).
Anemia bisa terjadi pada ibu dengan paritas tinggi terkait dengan keadaan
biologis ibu dan asupan zat besi.Paritas lebih berisiko bila terkait dengan jarak
kehamilan yang pendek. Anemia dalam hal ini akan terkait dengan kehamilan
sebelumnya dimana apabila cadangan besi di dalam tubuh berkurang maka
kehamilan akan menguras persediaan besi di dalam tubuh dan akan menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Bila wanita membatasi jumlah anak, maka
bukan saja dapat meningkatkan gizi keluarganya melainkan juga dapat
mengurangi risiko terjadinya anemia pada ibu.
Setiap kehamilan akan menyebabkan cadangan zat besiberkurang oleh
karena itu pada setiap akhir kehamilan diperlukan waktu 2 tahun
untuk mengembalikan cadangan zat besi ke tingkat normal dengan syarat
bahwa selama masa tenggang waktu tersebut kesehatan dan gizi dalam kondisi
yang baik.Maka sebaiknya jarak persalinan terakhir dengan jarak
28
persalinan berikutnya minimal 2 tahun. Dengan adanya tenggang waktu
tersebut diharapkanibu dapatmempersiapkan keadaan fisiknya dengan
cara melengkapi diri dengan memakan makanan yang mengandung protein dan
zat besi serta bergizi tinggi untuk menghindari terjadinya anemia disamping itu
memberikan kesempatan kepada organ-organ tubuh untuk memulihkan fungsi faal
maupun anatomisnya (45).
Makin pendek jarak kehamilan makin besar kematian maternal bagi ibu dan
anak, terutama jika jarak tersebut < 2 tahun dapat terjadi komplikasi kehamilan
dan persalinan seperti anemia berat, partus lama dan pendarahan. Oleh karena itu
seorang wanita memerlukan waktu 2 – 3 tahun untuk jarak kehamilannya agar
pulih secara fisiologis akibat hamil atau persalinan sehingga dapat mempersiapkan
diri untuk kehamilan danpersalinan berikutnya .
Tinjauan Umum Tentang Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.Status gizi adalah gambaran tentang keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan gizi seseorang.Apabila asupan tersebut sesuai maka di
sebut gizi baik, jika kurang di sebut gizi kurang dan apabila asupan lebih maka di
sebut gizi lebih. Ada dua faktor yang memengaruhi status gizi yaitu:
1) Faktor langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang.Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang
kurang, tetapi juga karena penyakit.Orang yang mendapat cukup makanan
tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.
29
Demikian pula pada orang yang tidak memperolehgizi yang cukup, makadaya
tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
2) Faktor tidak langsung
Faktor tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu
gizinya.
2. Pola pengasuhan kurang memadai, setiap keluargadan masyarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap
anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik fisik,mental dan sosial.
3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai, sistem pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih
dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap
keluarga yang membutuhkan Salah satu cara melakukan penilaian status
gizi pada kelompok masyarakat adalah dengan pengukuran tubuh
manusia yang dikenal dengan antropometri. Beberapa macam
antropometri yang telah digunakan antara lain : Berat Badan ( BB ),
PanjangBadan (PB ) atau Tinggi Badan ( TB ), Lingkar Lengan Atas
(LILA), Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada ( LD ) dan Lapisan Lemak
Bawah Kulit ( LLBK).Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA. Artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan
30
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Cara Pengukuran Lila
1) Tetapkan posisi bahu dan siku
2) Letakkan pita antara siku dan bahu, Tentukan titik tengah lengan
3) Lingkaran pita LILA pada tengah lengan Pita jangan terlalu ketat
4) Pita jangan terlalu longgar.
Membaca Hasil Pengukuran LILA
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali
orang kidal, kita ukur lengan kanan ).Lengan harus dalam posisi bebas,lengan
baju dan otot lengan dalam keadaan titik tegang dan kencang. Alat pengukur
dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut dan sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata.
Tindak lanjut pengukuranLILA
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm
dan lebih atau sama dengan 23,5 cm. Bila kurang dari 23,5 cm berarti wanita
tersebut berisiko KEK (46).
Menurut Depkes RI seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada padakondisi yang baik.Dalam hal ini
kelebihan atau kekurangan zat gizi harus dihindari. Cara penilaian status gizi ibu
hamil antara lain dengan mengukur lingkar lengan atas atau LILA.
31
Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Kehamilan (ANC )
Menurut Departemen Kesehatan RI pemeriksaan kehamilan (ANC)
bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama
kehamilan, sehingga kesehatan selama kehamilan dapat dipelihara dan yang
terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat
persalinan,salah satu tujuan pemeriksaan pada ante natal care (ANC ) adalah
untuk mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan.Cakupan
pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan ibu hamil. Pelayanan ibu
hamil sesuai standar paling sedikit 4 kali kunjungan dengan disrtibusi sekali
pada triwulan pertama (K1 ), sekali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan
ketiga ( K4 ). Jadi total kunjungan ANC adalah 4 kali kunjungan (47).
Di dalam pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu mendapatkan penyuluhan
kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti penyuluhan gizi dan
makanan juga mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan. Dan jika
ibu mau mengonsumsi tablet tambah darah tersebutakan memperkecil terjadinya
anemia. Standar pelayanan antenatal yang berkualitas yaitu merupakan perpaduan
jumlah kunjungan keseluruhan yang secara minimal 4 kali dengan jenis
pemeriksaan yang di sebut 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah,
pengecekan tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT,pemberian tablet besi, tes
penyakit kelamin dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa kadar hemoglobin meningkat secara berarti
sesuai tinggi frekwensi Antenatal Care (48).
32
2.3. Landasan Teori
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan. Pendidikan memengaruhi seorang ibu hamil menentukan keputusan
mengatur jarak kehamilan, memungkinkan seorang ibu bekerja dan memeroleh
penghasilan/pendapatan. Jarak kehamilan satu dengan berikutnya memengaruhi
cadangan zat besi dalam tubuh ibu karena dipergunakan untuk pertumbuhan janin
saat ibu hamil dan menyususi dalam masa laktasi. Pendidikan ibu dan pendapatan
keluarga menentukan asupan gizi yang dikonsumsi ibu. Apabila ibu hamil
mempunyai asupan gizi yang buruk atau tidak mengandung zat besi, maka dapat
terjadi kekurangan zat besi dan anemia.
Faktor- faktor yang lain yang juga dapat memengaruhi anemia pada ibu
hamil yaitu umur, paritas, jumlah anak, status kesehatan dan faktor
lingkungan.Sebagai variable dependen adalah anemia pada ibu hamil dan
variabelindependen adalah umur, paritas, status gizi dan frekuensi ANC.
33
Umur Ibu
Usia Muda
Usia Tua Penurunan daya
Tahan tubuh
Rentan
InFeksi
Paritas Banyak
Anak
Status gizi
Frekwensi
ANC
I
N
T
E
R
N
A
L
Cadangan zat
besi berkurang
Ekonomi lemah
Asupan gizi kurang Pelayanan kesehatan kurang memadai
Riwayat penyakit
Jarang melakukan pemeriksaan
(follow up kurang)
EKSTERNAL
Pengetahuan
Kepatuhan
mengonsumsi
tablet Fe
Pengetahuan
Rendah
Tidak minum
tablet Fe
sesuai anjuran
dokter
ANEMIA
PADA
IBU
HAMIL
Perkembangan
Biologis
(Organ
reroduksi)
Belum Optimal
Gambar 2.1 TeoriArisman (2004), dan Manuaba (2007)
34
2.4 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah :
Keterangan :
_________ : Variabel yang diteliti
------------- : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka konsep
Umur
Paritas
Status Gizi
Frekwensi
Antenatal care
(ANC)
Anemia Pada Ibu
Hamil
Jarak Kehamilan
Pendidikan
Pekerjaan
35
2.5. Hipotesis
1. Umur merupakan faktor risiko anemia padaibu hamil di klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan.
2. Paritas merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan.
3. Status gizi merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan.
4. Frekwensi Antenatal Care (ANC) merupakan faktor risiko anemia pada
ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.
5. Apa faktor risiko yang paling dominan terhadap anemia pada ibu hamil di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan?
36
2.10. Variabel, Definisi operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1 variabel, definisi operasional dan skala pengukuran
No Variabel Definisi
Operasional
Alat dan
Cara Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
1. Umuribu
Usiaibudarisejaklahir
Sampaikehamilan
yang sekarang
Kuisioner
Data darikuisioner
yang telah di
isiolehresponden
1. Risiko
tinggibila< 20
thndan> 35
thn.
2. Risiko
rendahbila 20
– 35 thn
Ordinal
2. Paritas
Jumlahpersalinan
yang
dilakukanseorangwan
itabaiklahirhidupmau
pun
mati.
Data darikuisioner
yang telah di
isiolehresponden
Risiko tinggi
bila ≥4kali
1. Risiko
rendahbila<4k
ali
Ordinal
3. Status
gizi
Keadaangiziibu di
lihat
Daripengukuran
Lingkar Lengan
Atas(LILA)
RekamMedik
Data
LingkarLenganAtasI
buHamildariRekam
MedikRumahSakit
1. Bumil KEK
bilaukuran
LILA < 23,5
cm (KEK)
2. Bumil tidak
KEK
bilaukuran
LILA ≥23,5
cm
Ordinal
4.
Frekuensi
ANC
Jumlahkunjunganibu
hamilkesaranapelaya
nankesehatanuntukm
emeriksakankehamila
nnya
Kuisioner
Data darikuisioner
yang telah di
isiolehresponden
1. Tidak sesuai
bilaibuhamilm
emeriksakanK
ehamilannya<
4 kali
selamahamil
2. Sesuai
bilaibuhamilm
emeriksakanke
hamilan
nya ≥4 kali
yaitu trimester
I satu kali,
trimester II
satukali dan
trimester III
dua kali.
Ordinal
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survey analitik dengan menggunakan pendekatan case control study, dengan
tujuan untuk menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil.
3.2. LokasidanWaktuPenelitian
3.2.1. LokasiPenelitian
Lokasi Penelitian ini adalah di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kota Medan tahun 2019. Alasan peneliti
melakukan penelitian di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan,
ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC selalu ada hasil yang
menunjukkan ibu hamil mengalami anemia.
3.2.2. WaktuPenelitian
Penelitian ini dimulai dari survey awal, menelusuri kepustakaan, menyusun
proposal penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan analisa data sampai
denganpenyusunanlaporanhasil terhitung dari Januari dan penelitian yang
akan dilaksanakan pada bulanMei sampai dengan JuliTahun 2019.
3.3. Populasidan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
berkunjung untuk melakukan pemeriksaan Ante Natal Care di Klinik Pratama
38
Pratama Martua Sudarlis Medan, berdasarkan hasil diagnosaDokter dan
pemeriksaan laboratorium yang tercatat dalam rekam medis. Populasi kasus dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang didiagnosa dengan kasus anemia yaitu
sebanyak 68 ibu hamil dan tidak anemia (kontrol) sebanyak 68 ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2018. Jumlahnya 136 orang dari bulan
Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2018.
Gambar 3. Rancangan Penelitian Kasus Kontrol
3.3.2. Sampel
Sampel dalam Penelitian ini merupakan bagian dari populasi, yang akan
diamati dan diukur oleh peneliti. Sebagian ibu hamil yang berkunjug
untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan.
Sampel dalam penelitian ini terdiri atas :
1) Kasus: ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan, berdasarkan diagnosa dokter dan Pemeriksaan
Laboratorium dinyatakan menderita anemia dengan kadar hemoglobin
<11 gr % yaitu 68 orangibuhamil yang anemia.
F. RISIKO (+)
F. RISIKO (-)
F. RISIKO (+)
F. RISIKO (-)
RETROSFEKTIF
RETROSFEKTIF
EFEK (-)
EFEK (+) P
O
P
U
L
A
S
I
39
2) Kontrol: adalah ibu yang tidak menderita anemia dengan kadar
hemoglobin >/= 11 gr % yaitu 68 orangibuhamil yang tidak anemia.
3) Pengambilan sampel diambildaribukuRekamMedik. Status lengkap
kunjungan ibu hamil.
RumusLemeshow : 4 p q
n = ----------
d2
3.4.Pengumpulan Data
3.4.1. TeknikPengumpulan Data
1. Data Sekunder
Jenis data sekunder yang berkaitan dikumpulkan dari dokumen arsip 2018
rekam medic dan buku register rawat inap diruang kebidanan. Buku status
pasien dan buku profil Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2018 .
2. Data Tertier
Jenis data tertier dikumpulkan melalui study kepustakaan yaitu
dari referensi - referensi dari buku dan jurnal - jurnal tentang
anemia yang telah dipublikasikan serta dari WHO ( WHO.int ), SDKI (SD
KI.go.id), Kemenkes ( kemenkes.go.id ).
3.4.2. Sumber Data
3.4.2.1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Klinik Pratama Martua
Sudarlis Medan, berupa data tentang gambaran geografis, demografi dan data
jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya serta data – data yang
mendukung pelaksanaan penelitian.
40
3.4.3. Instrumen Penelitian
Istrumen yang digunakan yaitu timbangan berat badan, tensi meter, pita lila,
alat ukur HB, monoral, dopler dan di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.
3.4.4. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan bertahap, yaitu secara sekunder 136 ibu hamil
dari rekam medik dan berdasarkan hasil diagnosadokter dan pemeriksaan
laboratorium yang tercatat dalam rekam medis, dimana setiap anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
3.5 VariabelPenelitian dan Metode Pengukuran
3.5.1 VariabelPenelitian
Pada penelitian ini variable bebas (independen variable) yaitu umur,
paritas,statusgizi, dan FrekwensiAntenatalCare (ANC); dan variabel
terikat(dependenvariabel)yaitu anemia padaibuhamil.
3.6 Metode Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan, kemudian di olahdengan tahapan sebagai berikut:
a) Editing yaitu penyuntingan data yang dilakukan di klinik, agar data yang
salah masih dapat ditelusuri kembali pada responden yang bersang-
kutan.
b) Coding yaitu memberikan kode atau angka pada setiap data untuk masing-
masing responden sehingga memudahkan dalam pengolahan data.
c) Entry data yaitu memasukkan data pada computer dengan program epi-
data dan SPSS.
41
d) Cleaning data yaitu bila masih terdapat kesalahan dalam memasukkan
data, segera melakukan perbaikan.
3.7. Analisis Data
3.7.1. Analisis Data Univariat
Analisis data univariat berdasarkan karakterikstik / frekuensi, digunakan
untuk melihat distribusi frekuensi dari variabeldependen yaitu anemia pada
ibu hamil dan variabel independen yaitu umur ibu, paritas, status gizi dan
Frekuensi ANC.
3.7.2. Analisis Data Bivariat
Analisis data bivariat adalah untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen ( umur ibu, paritas, status gizi dan Frekuensi ANC )
dengan variabel dependen yaitu anemia pada ibu
hamil , dan menentukan nilai korelasi dan OR.
Kemudian untuk melihat hubungan antara kedua variabel dianalisis deng
an uji statistik uji kaikuadrat, masing-masing tingkat kepercayaan 95%.
3.7.3. Analisis Data Multivariat
Analisis data multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan antara
variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan (Uji-F), sekaligus
menentukan faktor yang lebih signifikan berhubungan (Uji-T). Analisis data
multivariat untuk mengetahui faktor-faktorresiko anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan. Uji statistik yang digunakan adalah “regresi
linear berganda”, pada batas kemaknaan 95% dengan perhitungan statistik.
42
3.7.4. Kontrol Kualitas
1) Standarisasi Petugas Lapangan
Standarisasi petugas dilaksanakan dengan melaksanakan pelatihan
kepada tenaga pewawancara untuk mendapatkan pemahaman yang sama
dengan gold standar (peneliti). Untuk tenaga laboran, peneliti menggunakan
tenaga dari Klinik yang sudah terlatih sebanyak 2 orang dengan latar
belakang akademik analisis kesehatan, dalam proses pengumpulan sampel,
alat yang digunakan sama. Satu tenaga laboran dari Laboratorium Inkes
Helvetia.
2) Standarisasi Metode dan Alat Ukur (Validitas)
Standarisasi alat ukur dilaksanakan dengan menggunakan HB Sahli.
Untuk kuesioner, standarisasi dilaksanakan dengan melaksanakan uji coba
kuesioner sebelum dilaksanakan penelitian, proses uji coba kuesioner
berlangsung selama empat bulan (Januari-April 2018). Tenaga pewawancara
terdiri dari 3 orang yang berkualifikasi Sarjana Kesehatan Masyarakat, yang
juga bekerja di Bagian Persalinan Klinik.
3) Pengawasan Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran
lainnya. Karena menilai keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran
lainnya, maka reliabilitas disebut juga konsistensi. Reliabilitas meliputi dua
aspek (Kothari, 1985) : (1) stabilitas dan (2) kesamaan.stabilitas adalah
konsistensi hasil terhadap pengukuran ke pengukuran oleh seorang pengamat,
43
terhadap subyek penelitian yang sama dan dengan instrumen yang sama.
Kesamaan adalah konsistensi antara hasil pengukuran seorang pengamat dan
hasil pengukuran oleh pengamat lainnya, terhadap subyek penelitian yang
sama dan dengan instrumen yang sama, biasa disebut konsistensi antar
pengamat. Keajekan pengukuran dites melalalui coba, dilakukan pada
populasi studi beberapa waktu sebelum penelitian yang sesungguhnya.
3.7.5. Etika Penelitian
Peneliti dalam melaksanakan seluruhkegiatan penelitian harus memegang
teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika
penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki
risiko yang dapat merugikan atau membahaykan subyek penelitian, namun
peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan.
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah
1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak terkait sebagai
permohonan izin untuk melakukan penelitian.
2. Menjaga kerahasiaan identitas pasien sehingga diharapkan tida ada pihak
yang dirugikan atas penelitan yang dilakukan.
3. Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang
sesuai dengan manfaat penelitian yang disebutkan sebelumnya.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan terletak di Kecamatan Percut Sei
Tuan Kota Medan dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:
Timur : Berbatasan dengan Puskesmas Rawat Inap Kenangan
Barat : Berbatasan dengan HKBP
Utara : Berbatasan dengan SDN 066057
Selatan : Berbatasan dengan Lapangan Bola
4.1.2. Visi dan Misi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan
1. Visi
Menjadikan pilihan dengan memberikan pelayanan prima
2. Misi
Membangun hubungan saling percaya di antara seluruh elemen yang terkait
sehingga dapat mendukung pola pelayanan kesehatan yang optimal melalui
pelayanan yang prima bagi seluruh masyarakat.
3. Struktur organisasi : Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan
Kepala pemilik : Bidan Lisnur Sinaga Am.Keb., SKM.
Direktur : dr. Martua Sudarlis Sijabat
Dokter penanggung jawab : dr. Sri Ramayani Sijabat
dr. Herison Sinaga
Bidan jaga : Rusto Ningsih Sijabat
45
Bidan jaga : Nova Lina Sulistiawaty Sijabat
Pegawai : Nova Lia Limbong
Lastri Silaban
Dian Ramita
Siska Roima Putri
Meta Hanjelina Butar-butar
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan berdiri pada tahun 1985.
4.2. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Analisis Faktor
Risiko Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun
2019, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019
Berdasarkan Umur:
Umur Kasus Kontrol
n % n %
Risiko tinggi bila< 20 tahun dan>
35 tahun.
49 72,1 30 44,1
Risiko rendah bila 20 – 35 tahun. 19 27,9 38 55,9
Total 68 100 68 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamilkasus
anemia dengan kategori risiko tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun) sebanyak 49
orang ibu hamil (72,1%), dan kategori risiko rendah (bila 20 – 35 tahun) sebanyak
19 orang ibu hamil (27,9%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak
anemia (kontrol) kategori risiko tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun) sebanyak 30
orang ibu hamil (44,1%), dan kategori risiko rendah (bila 20 – 35 tahun) sebanyak
46
38 orang ibu hamil (55,9%).
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019
Berdasarkan Paritas:
Paritas Berisiko Anemia TidakBerisiko
n % n %
Resiko tinggi
(bila≥4kali)
50 73,5 61 89,7
Resiko rendah
(bila< 4kali) 18 26,5 7 10,3
Total 68 100 68 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamil,
kasus anemia dengan kategori resiko tinggi (bila≥4kali) sebanyak 51 orang ibu
hamil (73,5%), dan kategori resiko rendah (bila< 4kali) sebanyak 18 orang ibu
hamil (26,5%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak anemia (kontrol)
kategori resiko tinggi(bila≥4kali) sebanyak 61 orang ibu hamil (89,7%), dan
kategori resiko rendah (bila< 4kali) sebanyak 7 orang ibu hamil (10,3%).
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019
Berdasarkan Status Gizi:
Status Gizi Kasus Kontrol
n % n %
Bumil KEK
(jika LILA
< 23,5 cm)
50 73,5 61 89,7
Bumil
tidak KEK
(jika LILA
≥23,5 cm)
18 26,5 7 10,3
Total 68 100 68 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu
hamilkasus anemia pada kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) sebanyak 50
orang ibu hamil (73,5%), dan kategori Bumil tidak KEK(jika LILA ≥23,5 cm)
47
sebanyak 18 orang ibu hamil (26,5%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang
tidak anemia (kontrol) pada Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) sebanyak 61
orang ibu hamil (89,7%), dan kategori Bumil tidak KEK (jika LILA ≥23,5 cm)
sebanyak 7 orang ibu hamil (10,3%).
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019 Berdasarkan Frekwensi ANC:
Frekwensi ANC Kasus Kontrol
n % n %
Tidak Sesuai
(< 4 kali selama hamil) 32 47,1 18 26,5
Sesuai
(≥4 kali selama hamil) 36 52,9 50 73,5
Total 68 100 68 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamil
kasus anemia pada kategori tidak sesuai (< 4 kali selamahamil) sebanyak 32 orang
ibu hamil (47,1%), dan kategori sesuai( ≥4 kali selama hamil) sebanyak 36 orang
ibu hamil (52,9%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak anemia
(kontrol) pada kategori tidak sesuai (< 4 kali selamahamil) sebanyak 18 orang ibu
hamil (26,5%), dan kategori sesuai ( ≥4 kali selama hamil) sebanyak 50 orang ibu
hamil (73,5%).
48
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019
Berdasarkan Anemia:
Anemia Anemia
N %
Anemia (Kasus) 68 50,0
Tidak Anemia
( Kontrol) 68 50,0
Total 136 100
Berdasarkan tabel di atas dari 136 responden yang masuk dalam kategori kasus
anemia sebanyak 68 orang ibu hamil (50,0%) sedangkan tidak anemia (kontrol)
sebanyak 68 orang ibu hamil (50,0%).
4.3. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat berguna untuk mengetahui Analisis Faktor Risiko
Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis MedanTahun 2019
berdasarkanuji statistic chi-square, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6 Analisis Faktor RisikoUmur Ibu Hamil Terhadap Kejadian
Anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun
2019
Umur Ibu
Anemia
Kasus Kontrol Total Value OR
n % n % n %
Risiko
tinggibila
< 20
tahundan>
35 tahun.
49 72,1 30 44,1 79 58,1
0,001 3.267
Risiko
rendah
bila 20 –
35 tahun.
19 27,9 38 55,9 57 41,9
Total 68 100 68 100 136 100 0,001 3.267
Berdasarkan tabel 4.6 di atas,analisisfaktorrisiko umur ibu hamil
49
terhadapkejadian anemia pada kategori risiko tinggi (< 20 tahundan> 35 tahun)
diperoleh bahwa dari 79 orang ibu hamil (58,1%), 49 orang (72,1%) mengalami
anemia dan 30 orang (44,1%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada
kategori risiko rendah (20 – 35 tahun) dari 57 orang ibu hamil (41,9%),19 orang
(27,9%) mengalami anemia dan 38 orang (55,9%) tidak mengalami anemia
(kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.001 yang berarti lebih kecil dari dari
p value 0,05 (Sig P-Value 0,001 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai“Estimate”yaitu 3,267. Artinya : umur
dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipatlebih besar dari pada umur
yang beresiko rendah. NilaiAsymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value
atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05maka pada taraf kepercayaan 95%, OR
dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko
tinggi sekurang-kurangnya lebih beresikosebesar 1,6 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia
50
Tabel 4.7 Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian Anemia
di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Paritas
Anemia
Kasus Kontrol Total Value OR
n % n % n %
Multipara
(bila
≥4kali)
50 73,5 61 89,7 111 81,6
0,015 0,319 Primipara
(bila<
4kali)
18 26,5 7 10,3 25
18,4
Total 68 100 68 100 136 100 0,015 0,319
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, analisisfaktorrisiko paritas terhadap kejadian
anemia pada kategori resiko tinggi (bila≥4kali) diperoleh bahwa dari 111 orang
ibu hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia, dan 61 orang (89,7%)
tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori resiko rendah (bila<
4kali) dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) mengalami anemia dan
7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319.Artinya:
Paritas resiko tinggi memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar dari
pada paritas resiko rendah. Nilai Asymp.Sig (2 sided) menunjukkan nilai p value
atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05makapadatarafkepercayaan 95%, OR
dinyatakanbermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
51
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas resiko
tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia
Tabel 4.8 Analisis Faktor Risiko Status Gizi Terhadap Kejadian Anemia
di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Status
Gizi
(LILA)
Anemia
Kasus Kontrol Total Value OR
n % n % N %
Bumil
KEK
(jika LILA
< 23,5 cm)
50 73,5 61 89,7 111 81,6
0,015 0,319
Bumil
tidak KEK
(jika LILA
≥23,5 cm)
18 26,5 7 10,3 25
18,4
Total 68 100 68 100 136 100 0,015 0,319
Berdasarkantabel 4.8 di atas analisis faktorrisikostatus giziterhadap kejadian
anemia pada kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) diperoleh bahwa dari
111 orang ibu hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia dan 61 orang
(89,7%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori Bumil tidak
KEK(jika LILA ≥23,5 cm)dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%)
mengalami anemia dan 7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
52
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status
gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada
status gizi bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p
value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan
95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi
dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat
menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita
anemia.
Tabel 4.9 Analisis Faktor Risiko Frekwensi Antenatal Care (ANC)
Terhadap Kejadian Anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019
Frekuensi
Antenatal
Care
Kasus Kontrol Total Value OR
n % n % n %
Tidak Sesuai
(< 4 kali
selamahamil)
32 47,1 18 26,5 50 36,8
0,013 2,469 Sesuai
( ≥4 kali
selama
hamil)
36 52,9 50 73,5 86 63,2
Total 68 100 68 100 136 100 0,013 2,469
Berdasarkan tabel 4.9 di atas analisisfaktorisiko frekwensi Antenatal Care
(ANC) dengan kejadian anemia pada kategori tidaksesuai (< 4 kali selamahamil)
diperoleh bahwa dari 50 orang ibu hamil (36,8%), kategori tidak sesuai sebanyak
32 orang (47,1%) mengalami anemia, dan sebanyak 18 orang (26,5%) sebagai
kontrol. Sedangkan pada kategori Sesuai( ≥4 kaliselamahamil)dari 86 orang ibu
53
hamil (63,2%),kategori sesuai sebanyak 36 orang (52,9%) mengalami anemia, dan
sebanyak 50 orang (73,5%) sebagai kontrol.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.013 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,013< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC
tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang
sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi
nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan
bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak
sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia.
54
ANALISIS MULTIVARIAT
Tabel 5.0
Variabel Sig Exp (B) 95% C for Exp (B)
Lower Upper
Umur 0.000 0.023
Paritas 0.000 79.714
Status Gizi 0.000 79.714
Frekwensi ANC 0.635 0.797
0.003 0.190
9.063 701.167
9.063 701.167
0.312 2.036
Variabel bebas yang paling berpengaruh adalah paritas dan status gizi.
Besarnya nilai paritas dan status gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel
paritas dan status gizi memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas
dan status gizi yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia
pada ibu hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.
55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Faktor Risiko Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia.
Berdasarkan analisis faktor risiko umur ibu hamil dengan kejadian anemia
pada kategori risiko tinggi (< 20 tahundan> 35 tahun) diperoleh bahwa dari 79
orang ibu hamil (58,1%), 49 orang (72,1%) mengalami anemia dan 30 orang
(44,1%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori risiko
rendah (20 – 35 tahun) dari 57 orang ibu hamil (41,9%), 19 orang (27,9%)
mengalami anemia dan 38 orang (55,9%) tidak mengalami anemia (kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.001 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,001 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur
dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada umur
yang beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau
signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR
dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko
tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia
56
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alene and
Abdulahi (2014) denganjudul “Prevalence of Anemia and Associated Factors
among Pregnant Women in an Urban Area of Eastern Ethiophia” meneliti faktor-
faktor yang berhubungan dengan anemia. Dalam penelitian ini diteliti
karakterisitik social ekonomi dan demografi,riwayat penyakit malaria dan parasit,
lingkungantempattinggal, dan status nutrisi.Hasilpenelitianinimenunjukkanuji chi
square = (P = 0,033) bahwa ada hubungan anemia yaitu umur kehamilan,
suplementasi TTD, jumlah kehamilan, dan Lingkar Lengan Atas (LILA).
Perbedaan dengan penelitian yaitu metode penelitian, jumlah sampel, serta
variable demografi, lingkungan tempat tinggal, status nutrisi, dan LILA
tidak diikutkan dalam variabel yang diteliti.
Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah maternal
age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan adalah pada usia antara 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali
lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia antara 20 sampai
29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30 tahun sampai
diatas 35 tahun.
Menurut asumsi peneliti bahwa umur ibu hamil seperti pada usia muda,
dimana perkembangan biologis (organ reproduksi) belum optimal, sehingga
menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil, dan pada umur ibu dengan usia
tua terjadinya penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terjadinya infeksi yang
57
dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Ada kalanya pada kasus kehamilan ibu hamil dengan umur kategori risiko
tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun), ibu hamil tidak mengalami anemia pada
masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik ibu maupun bayi yang
dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.
5.2. Faktor Risiko Paritas dengan Kejadian Anemia.
Berdasarkan analisis faktor risiko paritas dengan kejadian anemia pada
kategori risiko tinggi (bila≥4kali) diperoleh bahwa dari 111 orang ibu hamil
(81,6%), 50 orang (73,5%) berisiko anemia dan 61 orang (89,7%) tidak berisiko
anemia.Sedangkan pada kategori risiko rendah (bila< 4kali) dari 25 orang ibu
hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) berisiko anemia dan 7 orang (10,3%) tidak
berisiko anemia.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas
risiko tinggi memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas
risiko rendah. Nilai Asymp. Sig (2 sided) menunjukkan nilai p value atau
signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR
dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
58
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas risiko
tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Farsi et
al(2011),denganjudul “EfFect of High Parity on Occurence of Anemia in
Pregnancy : a cohort study” menelitiadalahhubunganantaraparitasdengan anemia
kehamilan. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan paritas tinggi
lebih berisiko anemia dibandingkan dengan paritas rendah (P=0,02). Perbedaan
dengan penelitian ini adalah metode penelitian, variabel, dan jumlah sampel
yang diteliti.
Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin. Paritas
adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram
yang pernah dilahirkan hidup atau mati, bukan aborsi.Menurut asumsi peneliti
bahwa paritas ibu hamil yang banyak dan jarak kehamilan yang pendek, dapat
menyebabkan cadangan zat besi berkurang karena perbaikan cadangan besi yang
baik memerlukan waktu paling sedikit 2 tahun bagi ibu yang baru melahirkan.
Menurut G Kusumaningtyas Anemia dapat terjadi pada ibu dengan riwayat
kehamilan multipara dengan kondisidengankadarhemoglobin <11gr%. Yang
merupakan penyebab 40% kematian ibu hamil
Ada kalanya ibu hamil dengan kategori multipara (bila ≥ 4 kali), ibu hamil
tidak mengalami anemia pada masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik
ibu maupun bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.
59
5.3. Faktor RisikoStatus Gizi dengan Kejadian Anemia.
Berdasarkan analisis faktor risiko status gizi dengan kejadian anemia pada
kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) diperoleh bahwa dari 111 orang ibu
hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia dan 61 orang (89,7%) tidak
mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori Bumil tidak KEK (jika
LILA ≥23,5 cm)dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) mengalami
anemia dan 7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan denga nnilai “Estimate” yaitu 0,319.Artinya : status
gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada
status gizi bumil tidak KEK. NilaiAsymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p
value atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05maka pada taraf kepercayaan 95%,
OR dinyatakan bermakna yang berartidapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi
dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat
menderita anemia dan paling besar beresikosebesar 0,8 kali lipat dapat menderita
anemia
Penelitian ini juga sejalan dengan Khumaidi (2014) dengan judul “Faktor-
60
faktor Yang Mempengaruhi Terpenuhinya Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil”,
dengan hasil penelitiannya menunjukkan uji chi square (p=0,0313).
Status gizi adalah terpenuhinya kebutuhan zat gizi ibu dan janin, mencapai
status ibu hamil dalam keadaan normal. Status gizi merupakangambaran tentang
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Menurut asumsi
peneliti bahwa status gizi ibu hamil yang dipengaruhi oleh : ekonomi lemah,
asupan gizi yang kurang, pelayanan kesehatan kurang memadai dan riwayat
penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil.
Ada kalanya ibu hamil dengan kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm),
ibu hamil tidak mengalami anemia pada masa kehamilan sampai dengan
melahirkan. Baik ibu maupun bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan
baik-baik saja.
5.4. Faktor RisikoFrekuensi ANC dengan Kejadian Anemia.
Berdasarkan analisis fakto risiko frekuensi Antenatal Care (ANC) dengan
kejadian anemia pada kategori tidaksesuai (< 4 kali selamahamil) diperoleh
bahwa dari 50 orang ibu hamil (36,8%), 32 orang (47,1%) mengalami anemia
dan sebanyak 18 orang (26,5%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan
pada kategori Sesuai( ≥4 kaliselamahamil) dari 86 orang ibu hamil (63,2%), 36
orang (52,9%) mengalami anaemia dan sebanyak 50 orang (73,5%) tidak
mengalami anemia(kontrol).
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.013 yang berarti lebih kecil dari
dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,013 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
61
hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada
ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC
tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang
sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi
nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan
bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak
sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita
anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim Lam
Soh et al. (2015), denganjudul “Anemia among Antenatal Mother in Urban
Malaysia” bertujuanuntukmengetahuifaktor yang berpengaruhterhadapkadar
hemoglobin saathamil. Padapenelitianini data anemia diambilpadakunjunganawal
ANC dankunjungan ANC terakhir.Hasilpenelitianmenunjukkannilai (P = 0,031)
adahubungan yang bermaknaantara ANC dengan anemia pada ibu hamil.
Perbedaandenganpenelitianiniyaitumetodepenelitian, jumlahsampel, dan lebih ba
nyak variabel yang diteliti yaitu umur kehamilan, paritas, kepatuhan konsumsi
TTD, riwayatpenyakit, dan usia ibu.
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga yang
profesional seperti: bidan, dokter, perawat kepada wanita hamil selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan KB. Tujuan pemeriksaan ANC adalah untuk
62
mengetahui dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan,
sehingga kesehatan ibu selama masa kehamilan dapat dipelihara dan yang
terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat
persalinan. ANC yang berkualitas sesuai standar adalah 4 kali kunjungan selama
masa kehamilan.
Menurut asumsi peneliti bahwa Frekuensi Antenatal Care (ANC) dari hasil
penelitian yang dilakukan di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019,
semakin jarang ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC (Follow Up) yang kurang
dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. Karena ibu hamil
mendapatkan sedikit pengetahuan, saran-saran dan nasehat yang baik untuk
menjaga kesehatan dan kehamilannya. Karena semua saran dan nasehat yang baik
untuk kesehatan ibu hamil dan janinnya didapatkan ketika melakukan kunjungan
memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan (ANC).
Ada kalanya ibu hamil dengan kategori pemeriksaan ANC yang kurang dari
4 kali selamahamil disebut kategori tidak sesuai, ibu hamil tidak mengalami
anemia pada masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik ibu maupun bayi
yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.
5.5. Analisis Multivariat:yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia
Variabel bebas yang paling berpengaruh adalah paritas dan status gizi.
Besarnya nilai paritas dan status gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel
paritas dan status gizi memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas
dan status gizi yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia
pada ibu hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.
63
Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati
bahwa setiap variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun
variable umur merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar
dibandingkan dengan variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia 0,272.
Korelasi yang belum termasuk korelasi yang kuat karena tidak mendekati angka 1.
64
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Klinik Pratama Martua Sudarlis
Medan Tahun 2019, maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Dari 136 orang responden dengan umur yang risiko tinggi (< 20 tahun dan >
35 tahun) sebanyak 79 orang ibu hamil (58,1%), sedangkan yang umur risiko
rendah (20-35 tahun)sebanyak 57 orang ibu hamil (41,9%).
2. Dari 136 orang responden dengan paritas yang multipara(bila ≥ 4 kali)
sebanyak 111 orang ibu hamil (81,6%), sedangkan yang primipara (bila ≥ 4
kali) sebanyak 25 orang ibu hamil (18,4%).
3. Dari 136 orang responden dengan status gizi denganbumil KEK (LILA < 23,5
cm) sebanyak 111 orang ibu hamil (81,6%), sedangkan yang status gizi
dengan bumil tidak KEK (LILA ≥ 23,5 cm) sebanyak 25 orang ibu hamil
(18,4%).
4. Dari 136 orang responden dengan Frekuensi ANC yang tidak sesuai(< 4 kali
selama hamil) sebanyak 50 orang ibu hamil (36,8%), sedangkan Frekuensi
ANC yang sesuai ( ≥ 4 kali selama hamil) sebanyak 86 orang ibu hamil
(63,2%).
5. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,001<0,05
yang artinya ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.
65
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur
dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada
umur yang beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p
value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan
95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan
populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur
resiko tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat
menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat
menderita anemia
6. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,015<0,05
yang artinya ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia di Klinik
Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas
multipara memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas
primipara. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau
signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR
dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas
multipara sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat
66
menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat
menderita anemia
7. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,015<0,05
yang artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia di
Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status
gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar
daripada status gizi bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided)
menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka
pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat
mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status
gizi dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali
kali lipat menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat
dapat menderita anemia
8. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,013<0,05
yang artinya ada hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan
kejadian anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC
tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC
yang sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau
67
signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR
dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan
batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC
tidak sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat
menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat
menderita anemia
9. Berdasarkan hasil analisis Multivariat yaitu:Variabel bebas yang paling
berpengaruh adalah paritas dan status gizi. Besarnya nilai paritas dan status
gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel paritas dan status gizi
memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas dan status gizi
yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia pada ibu
hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.
10. Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati bahwa
setiap variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun
variable umur merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar
dibandingkan dengan variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia
0,272. Korelasi yang didapati belum termasuk korelasi yang kuat karena tidak
mendekati angka 1
68
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Responden
Diharapkan kiranya pada ibu hamil untuk selalu rajin memeriksakan
kehamilannya, agar kesehatan ibu, janin dan kehamilannya dapat terpantau. Dan
mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda anemia dan segera mengatasi dengan
mengobatinya dan sangat diperlukan ibu hamil mengkonsumsi TTD Fe beserta
asam folat.
6.2.2. Bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan
3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi yang bisa
digunakan bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.
4) Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan / paramedis untuk
meningkatkan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat dapat ber
tambah khususnya tentang faktor-faktor risiko anemia pada ibu
hamil
6.2.3. BagiInstitut Kesehatan Helvetia
3) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan dan sebagai
sumber informasi baik bagi mahasiswa program study S2 MKM
Peminatan Kesehatan Reproduksi Institut Kesehatan Helvetia
Medan, dan sebagai acuan agar dapat melakukan penelitan mengenai
Analisis Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil.
4) Mengembangkan dan menambah khasanah di bidang ilmu
pengetahuan khususnya dibidang media yang berhubungan dengan
faktor-faktor risiko Anemia pada ibu hamil.
69
6.2.4. Bagi Penelitan Selanjutnya
Kepada penelitan selanjutnya diharapkan meneliti dengan variabel yang
lain, sehingga hasil penelitan tersebut dapat menjadi masukan kepada tenaga
kesehatan.
70
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman..Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ;
2010
2. Manuaba..Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta; 2010
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta : Depkes RI; 2016
4. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun . Departemen Kesehatan RI; 2017
5. Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Profil Kesehatan Sumatera utara; 2018
6. Ani LS. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. Jakarta: EGC;
2013
7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dirjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2017
8. Huang LL, Gowreesunkur P, Su MW, Lin LZ, and Hui T. The Influence of
iron-deficiency Anemia during the Pregnancy on Preterm Birth and Birth
Weight in South China. Journal of food and Nutrition Research 3; 2015
9. Noran M and Mohammed M.The Impact of Maternal Iron Deficiency and
Iron Deficiency Anemia on Child‟ Health.Saudi Medical Journal; 2015
10. Alene KA and Abdullahi MD. Prevalence of Anemia and Associated
Factors among Pregnant Women in an Urban Area of Easthern Ethiopia.
Hindawi Publishing Corporation; 2014
11. Dinas Kesehatan Sumatera Utara.Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara;
2018
12. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2011
13. Handayani L. Peran Petugas Kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Besi. Journal of Public Health 7; 2013
14. Jumarlina. Gambaran Factor Penyebab Rendahnya Cakupan Fe3 Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Maniangpajo Kab. Wajo. Makassar: Universitas
Hasanuddin; 2014
15. Fatimah S, DKK. Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu; 2011
16. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI: Badan
Litbangkes RI; 2017
17. Saifuddin AB. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013
18. Marni NU dan Raharjo B. Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina
Aksara; 2013
19. Arifin, Y. Hubungan Pemberian Tablet Zat Besi dengan Anemia Pada Ibu
Hamil di Klinik Deli Tua; 2013
20. Proverawati,A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2013
21. Bakta IM. Hematologi Klinis Ringkas. Jakarta : EGC; 2013
22. Ridayanti dkk. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian
Anemia Pada Kehamilannya di Puskesmas Banguntapan I Bantul:
Universitas Respati Yogyakarta; 2014
23. Sharma,JB and Meenakshi S. Anemia in Pregnancy. JIMSA; 2015
71
24. Masukume G,Ali SK, Louise CK, Philip NB, and Gill N. Risk Factors and
Birth Outcomes Of Anemia in a Nulliparous Cohort. PLOS ONE 10; 2015
25. Manuaba IBG,IA Chandranita M,dan IBG Fajar M. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC; 2013
26. Nugraheny.E Asuhan Kebidanan Phatologi. Buku Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Rihana; 2010
27. Nugraheny. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama;
2011
28. Sayogo S. Gizi Remaja Putri. Jakarta: EGC; 2009
29. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011
30. Febianty N, Christine S, dan Lisawati S.Perbandingan Pemeriksaan Kadar
Hemoglobin dengan Menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer Pada
Orang Normal. Universitas Kristen Maranatha; 2013
31. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010
32. Tarwoto dan Wasnidar. Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaannya. Jakarta: Trans Info Media; 2013
33. Varney H, Kriebs JM,and Gegor CL. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi
4. Edisi Bahasa Indonesia. Ed: Esty Wahyuningsih dkk. Jakarta:EGC; 2008
34. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka; 2013
35. Besuni A. Hubungan Asupan Zat Gizi Pembentuk Sel Darah Merah Dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Univ Hasanudin; 2013
36. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran . EGC; 2010
37. Kautshar. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di
Puskesmas Bara- Baraya. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas
Hasanuddin Makasar; 2013
38. Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014
39. FKM UI. Materi Kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok: FKM UI; 2014
40. Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: PT. Trubus; 2012
41. Soh KL, Eusni RMT, Salimah J, Soh KG, Norhaslinda BR, and Rosna AR
Anemia among Antenatal Mother in Urban Malaysia. Journal of
Biosciences and Medicines; 2015
42. Prawirohadjo S. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2011
43. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press; 2013
44. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2014
45. Husnawati Faridah, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Anemia
pada Ibu Hamil di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah; 2015
46. Prada. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol 3 No 2; 2015
72
47 Rohmah Dyah Nurhayati, Analisi Faktor penyebab Terjadinya Anemia Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Surakarta: Universitas Muhammadiah Surakarta; 2013
48. Depkes RI.Masalah Gizi di Indonesia dan Penanggulangan Anemia di
Indonesia. Jakarta:Pedoman Kerja Puskesmas; 2015
49. Depkes RI. Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi. Jakarta
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat; 2015
50. Supariasa IN. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2013
51. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika; 2010
52. Kesumasari C. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya, Yogyakarta:
Kalika; 2012
53. Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yoyakarta: Nuha Medika;
2012
54. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta : Dirjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2013
55. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun. Jakarta: Dirjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010
73
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK
PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN TAHUN 2019
Petunjuk pengisian :
1. Sebelum saudara responden mengisi kolom yang di minta,
terlebih dahulu untuk membaca petunjuk selengkapnya.
2. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya demi
keabsahan data penelitian ini.
3. Khusus untuk pertanyaan bagian C dijawab dengan memilih
salah satu jawaban yang benar menurut anda dengan
memberikan tanda silang (X) pada huruf yang telah tersedia.
A. Identitas Responden Kode (diisi
peneliti):
1. Nama Ibu Hamil : ..............................
2. Umur Ibu : ........................ tahun
3. Pendidikan :……………………
4. Pekerjaan : …………………...
5. Pendapatan : …………………...
6. Kadar HB : …………………...
7. Pantangan Makan : …………………...
8. Status Anemia : 1.Anemia :
2.Tidak Anemia :
B. Riwayat Kehamilan
1. BB sekarang : ........ Kg
2. TB : ........ cm
3. Lingkar Lengan Atas (LILA) : ........ cm
4. Sampai sekarang ibu sudah mengalami :
a. Kehamilan ........kali
b. Persalinan ........ kali
c. Keguguran ........kali
5. Selama kehamilan ini ibuberapa kali periksa hamil?
a. Pada usia kehamilan 1 – 3 bln : ...... kali
b. Pada usia kehamilan 4 – 6 bln : ...... kali
c. Pada usia kehamilan 7 – 9 bln: ...... kali
74
PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI
RESPONDEN PENELITIAN
Sehubungan dengan diadakannya penelitian tentang “Analisis
Determinan Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua
Sudarlis Medan Tahun 2019” yang dilakukan oleh :
Nama : Nurmalina Hutahaean
NIM : 1702011181
Pekerjaan : Mahasiswi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Maka dengan ini saya :
Nama :
.................................................................................................
..............
Umur :
.................................................................................................
..............
Alamat :
.................................................................................................
..............
Menyatakan bersedia mendukung dan membantu pelaksanaan
penelitian ini secara aktif dengan melibatkan diri sebagai responden.
Adapun mengenai substansi penelitian dan hal-hal yang menyangkut
pelaksanaan penelitian ini tela dijelaskan oleh peneliti kepada saya dan
saya sangat mengerti tujuan dan manfaat penelitian ini bagi saya pribadi
dan profesi kesehatan pada umumnya. Saya juga menyadari dan mengerti
bahwa penelitian ini tidak membawa dampak apapun sehingga saya berhak
menghentikan keterlibatan saya pada penelitian ini.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden ini saya buat
dengan sadar dan sebenar-benarnya agar dapat dipergunankan seperlunya.
Medan,
..........................
Yang membuat
pernyataa
n
(Responden)
75
Nomor Nama Umur Paritas Status
Gizi Frek ANC HPHT TTP TD BB HB
Anemia
Ibu
1 Ny. A 38 Tahun G6 P5 A0 20 Cm 1 Kali 20/10/2017 27/07/2018 100/80 mmhg 55 9 Anemia
2 Ny.N 42 Tahun G6 P5 A0 20 Cm 2 Kali 17/07/2017 24/04/2018 100/70 mmhg 59 9 Anemia
3 Ny.T 19 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 2 Kali 10/05/2017 17/02/2018 100/80 mmhg 55 9 Anemia
4 Ny.Y 17 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 3 Kali 19/04/2017 26/01/2018 100/80 mmhg 50 9 Anemia
5 Ny.A 18 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 1 Kali 22/10/2017 29/07/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia
6 Ny.J 38 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 3 Kali 20/12/2017 27/079/2018 110/70 mmhg 59 10 Anemia
7 Ny.H 36 Tahun G5 P4 A0 17 Cm 2 Kali 07/05/2017 14/02/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia
8 Ny.S 42 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 12/10/2017 19/07/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia
9 Ny.N 43 Tahun G5 P4 A0 19,6 Cm 3 Kali 27/05/2017 04/02/2018 100/80 mmhg 53 10 Anemia
10 Ny.R 44 Tahun G6 P4 A1 21 Cm 2 Kali 25/07/2017 02/04/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia
11 Ny.M 45 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 25/08/2017 02/05/2018 100/70 mmhg 50 10 Anemia
12 Ny.L 18 Tahun G5 P4 A0 18,5 Cm 3 Kali 30/05/2017 07/03/2018 110/70 mmhg 52 10 Anemia
13 Ny.R 18 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 1 Kali 01/06/2017 08/03/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia
14 Ny.E 19 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 3 Kali 16/04/2017 23/01/2018 110/70 mmhg 53 10 Anemia
15 Ny.Y 17 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 3 Kali 10/01/2017 01/10/2018 110/80 mmhg 55 10 Anemia
16 Ny.M 37 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 2 Kali 10/10/2017 17/07/2018 100/70 mmhg 54 10 Anemia
17 Ny.S 36 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 2 Kali 30/08/2017 05/05/2018 100/70 mmhg 53 10 Anemia
18 Ny.S 40 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 3 Kali 10/03/2017 17/12/2017 100/80 mmhg 50 10 Anemia
19 Ny.K 41 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 2 Kali 13/09/2017 20/06/2018 100/70 mmhg 55 10 Anemia
20 Ny.N 43 Tahun G5 P3 A1 18 Cm 2 Kali 08/04/2017 15/01/2018 100/70 mmhg 52 10 Anemia
21 Ny.I 45 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 3 Kali 20/04/2017 27/01/2018 100/80 mmhg 56 10 Anemia
22 Ny.U 19 Tahun G5 P4 A0 21 Cm 1 Kali 20/08/2017 27/05/2018 100/70 mmhg 55 10 Anemia
23 Ny.T 18 Tahun G5 P4 A0 17 Cm 2 Kali 05/01/2018 22-10/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
24 Ny.B 18 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 2 Kali 02/11/2017 09/08/2018 100/70 mmhg 50 10 Anemia
25 Ny.B 19 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 3 Kali 16/04/2017 23/01/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
26 Ny.T 17 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 29/08/2017 06/06/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia
27 Ny.D 18 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 10/07/2017 17/04/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia
28 Ny.H 19 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 3 Kali 12/11/2017 20/08/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia
75
76
29 Ny.I 36 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 1 Kali 10/12/2017 17/09/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia
30 Ny.J 40 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 3 Kali 10/01/2018 17/10/2018 100/80 mmhg 55 10 Anemia
31 Ny.T 42 Tahun G6 P4 A1 20 Cm 3 Kali 10/06/2017 17/03/2018 100/70 mmhg 56 10 Anemia
32 Ny.M 39 Tahun G6 P4 A1 22 Cm 2 Kali 20/07/2017 27/04/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
33 Ny.R 42 Tahun G6 P4 A1 18 Cm 4 Kali 10/10/2017 17/07/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia
34 Ny.G 38 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 4 Kali 28-112017 05/09/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia
35 Ny.J 38 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 15/06/2017 22/03/2018 100/80 mmhg 51 10 Anemia
36 Ny.N 37 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 05/12/2017 12/09/2018 100/70 mmhg 52 10 Anemia
37 Ny.N 36 Tahun G5 P3 A1 17 Cm 4 Kali 15/05/2017 22/02/2018 110/70 mmhg 52 10 Anemia
38 Ny.B 35 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia
39 Ny.L 37 Tahun G6 P5 A0 19,6 Cm 4 Kali 21/01/2018 28/10/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia
40 Ny.M 38 Tahun G5 P4 A0 21 Cm 4 Kali 03/08/2017 10/05/2018 110/70 mmhg 53 10 Anemia
41 Ny.I 40 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 16/11/2017 23/08/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia
42 Ny.L 42 Tahun G5 P3 A1 18,5 Cm 4 Kali 20/05/2017 27/02/2018 100/80 mmhg 55 10 Anemia
43 Ny. 41 Tahun G6 P3 A2 19 Cm 4 Kali 11/07/2017 18/04/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia
44 Ny.T 43 Tahun G6 P3 A2 22 Cm 4 Kali 02/05/2017 09/02/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia
45 Ny.R 45 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 4 Kali 20/05/2017 27/02/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
46 Ny.G 44 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 4 Kali 03/05/2017 10/02/2018 100/90 mmhg 49 10 Anemia
47 Ny.S 43 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 29/10/2017 06/08/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
48 Ny.O 37 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 31/12/2017 08/10/2018 100/80 mmhg 52 10 Anemia
49 Ny.L 36 Tahun G5 P3 A1 17 Cm 4 Kali 30/06/2017 07/04/2018 100/90 mmhg 52 10 Anemia
50 Ny.A 35 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 16/12/2017 22/09/2018 100/80 mmhg 56 10 Anemia
51 Ny.S 35 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 110/80 mmhg 56 10 Anemia
52 Ny.K 32 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 4 Kali 13/07/2017 20/04/2018 110/80 mmhg 58 9 Anemia
53 Ny.N 32 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 27/11/2017 04/09/2018 110/80 mmhg 60 10 Anemia
54 Ny.J 34 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 4 Kali 11/06/2017 18/03/2018 110/80 mmhg 60 9 Anemia
55 Ny.P 35 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 4 Kali 19/05/2017 26/02/2018 110/80 mmhg 62 10 Anemia
56 Ny.E 26 Tahun G5 P3 A1 18,5 Cm 4 Kali 18/07/2017 25/04/2018 110/80 mmhg 55 9 Anemia
57 Ny.M 27 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 26/06/2017 03/04/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia
58 Ny.R 25 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 01/09/2017 08/06/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia
77
59 Ny.E 26 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 100/70 mmhg 62 9 Anemia
60 Ny.L 28 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 4 Kali 13/07/2017 20/04/2018 100/70 mmhg 63 9 Anemia
61 Ny.L 28 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 27/11/2017 04/09/2018 100/80 mmhg 64 10 Anemia
62 Ny.U 28 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 11/06/2017 18/03/2018 100/80 mmhg 60 10 Anemia
63 Ny.A 29 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 19/05/2017 26/02/2018 100/70 mmhg 65 9 Anemia
64 Ny.W 29 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 18/07/2017 25/04/2018 110/80 mmhg 60 10 Anemia
65 Ny.N 31 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 26/06/2017 03/04/2018 100/80 mmhg 62 10 Anemia
66 Ny.E 29 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 10/09/2017 08/06/2018 100/80 mmhg 63 9 Anemia
67 Ny.D 32 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia
68 Ny.L 32 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 07/01/2018 14/10/2018 100/80 mmhg 61 9 Anemia
69 Ny.R 20 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 25/06/2017 02/04/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol
70 Ny.O 22 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 100/80 mmhg 56 12 Kontrol
71 Ny.A 25 Tahun G4 P3 A0 23,8 Cm 4 Kali 30/10/2017 07/08/2018 120/80 mmhg 58 12 Kontrol
72 Ny.N 26 Tahun G4 P3 A0 25 Cm 4 Kali 20/07/2017 27/04/2018 110/80 mmhg 59 11 Kontrol
73 Ny.B 27 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 10/07/2017 17/05/2018 100/80 mmhg 53 12 Kontrol
74 Ny.K 24 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 01/06/2017 08/03/2018 120/80 mmhg 55 13 Kontrol
75 Ny.B 28 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol
76 Ny.M 27 Tahun G5 P4 A0 23,5 Cm 4 Kali 11/02/2018 18/11/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol
77 Ny.R 25 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 29/08/2018 06/06/2018 100/80 mmhg 50 12 Kontrol
78 Ny.T 23 Tahun G5 P4 A0 23,8 Cm 4 Kali 16/12/2017 23/09/2018 100/80 mmhg 51 12 Kontrol
79 Ny.Y 24 Tahun G5 P4 A0 25 Cm 4 Kali 29/07/2017 06/05/2018 120/80 mmhg 52 12 Kontrol
80 Ny.D 26 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 05/01/2018 12/10/2018 110/80 mmhg 51 13 Kontrol
81 Ny.O 25 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 10/01/2018 17/10/2018 120/80 mmhg 50 13 Kontrol
82 Ny.P 26 Tahun G5 P4 A0 23,5 Cm 4 Kali 12/07/2017 19/04/2018 110/90 mmhg 50 13 Kontrol
83 Ny.T 27 Tahun G5 P4 A0 25 Cm 4 Kali 12/01/2018 17/09/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
84 Ny.A 29 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 02/05/2017 19/10/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
85 Ny.A 25 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 17/02/2018 09/02/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
86 Ny.R 26 Tahun G4 P3 A0 24,5 Cm 4 Kali 27/02/2018 24/11/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
87 Ny.D 37 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 3 Kali 10/01/2018 04/12/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol
88 Ny.E 38 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 3 Kali 28/09/2018 17/10/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
78
89 Ny.G 37 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 2 Kali 17/12/2018 05/07/2018 110/80 mmhg 64 13 Kontrol
90 Ny.N 36 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 2 Kali 25/12/2017 24/09/2018 110/80 mmhg 53 13 Kontrol
91 Ny.N 30 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 10/08/2017 02/10/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol
92 Ny.S 42 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 2 Kali 01/08/2017 17/05/2018 110/80 mmhg 55 13 Kontrol
93 Ny.R 39 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 2 Kali 14/08/2017 15/04/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol
94 Ny.A 42 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 2 Kali 20/10/2017 21/05/2018 110/80 mmhg 56 13 Kontrol
95 Ny.F 43 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 11/08/2017 17/05/2018 110/80 mmhg 57 13 Kontrol
96 Ny.T 45 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 25/09/2017 08/05/2018 110/80 mmhg 58 13 Kontrol
97 Ny.R 37 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 3 Kali 15/08/2017 21/05/2018 110/80 mmhg 59 13 Kontrol
98 Ny.R 38 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 3 Kali 20/10/2017 27/07/2018 110/80 mmhg 53 13 Kontrol
99 Ny.R 18 Tahun G2 P1 A0 18,5 Cm 4 Kali 11/08/2017 18/05/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol
100 Ny.N 24 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 25/09/2017 02/07/2018 120/80 mmhg 52 13 Kontrol
101 Ny.M 23 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 15/08/2017 22/05/2018 120/80 mmhg 59 13 Kontrol
102 Ny.L 27 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 25/07/2018 02/05/2018 120/80 mmhg 58 13 Kontrol
103 Ny.O 27 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 12/08/2017 19/05/2018 120/80 mmhg 57 14 Kontrol
104 Ny.C 25 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 07/02/2018 24/11/2018 120/80 mmhg 56 13 Kontrol
105 Ny.D 23 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 24/07/2017 30/04/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol
106 Ny.R 23 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 15/07/2017 22/04/2018 110/80 mmhg 60 12 Kontrol
107 Ny.E 19 Tahun G2 P1 A0 19 Cm 4 Kali 03/08/2017 10/05/2018 110/80 mmhg 59 12 Kontrol
108 Ny.N 25 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 3 Kali 24/07/2017 30/04/2018 120/80 mmhg 50 11 Kontrol
109 Ny.N 25 Tahun G4 P3 A0 20 Cm 4 Kali 08/07/2017 15/04/2018 110/80 mmhg 58 11 Kontrol
110 Ny.N 24 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 29/03/2018 06/01/2019 120/80 mmhg 60 11 Kontrol
111 Ny.R 18 Tahun G2 P1 A0 18 Cm 4 Kali 29/07/2017 06/12/2018 120/80 mmhg 65 11 Kontrol
112 Ny.T 27 Tahun G4 P3 A0 20 Cm 4 Kali 08/07/2017 15/11/2018 110/80 mmhg 54 11 Kontrol
113 Ny.U 17 Tahun G2 P1 A0 18,5 Cm 4 Kali 21/03/2018 28/12/2018 120/80 mmhg 62 11 Kontrol
114 Ny.S 16 Tahun G2 P1 A0 19 Cm 4 Kali 20/09/2017 27/06/2018 110/80 mmhg 65 11 Kontrol
115 Ny.G 23 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 27/05/2017 04/03/2018 100/80 mmhg 50 11 Kontrol
116 Ny.L 18 Tahun G2 P1 A0 22 Cm 4 Kali 29/03/2018 06/01/2019 100/80 mmhg 62 11 Kontrol
117 Ny.B 25 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 15/09/2017 22/06/2018 110/80 mmhg 63 12 Kontrol
118 Ny.S 19 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 10/05/2017 17/02/2018 100/80 mmhg 60 11 Kontrol
79
119 Ny.E 18 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 08/05/2018 15/02/2019 100/80 mmhg 55 11 Kontrol
120 Ny.D 25 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 12/04/2018 19/01/2019 110/80 mmhg 54 12 Kontrol
121 Ny.N 26 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 20/12/2018 27/09/2019 110/80 mmhg 53 11 Kontrol
122 Ny.N 27 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 27/05/2018 04/03/2019 120/80 mmhg 55 11 Kontrol
123 Ny.D 36 Tahun G5 P3 A0 17 Cm 2 Kali 29/03/2018 06/01/2019 120/80 mmhg 50 11 Kontrol
124 Ny.B 35 Tahun G5 P3 A0 19 Cm 2 Kali 10/05/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 52 11 Kontrol
125 Ny.C 36 Tahun G5 P3 A0 19 Cm 4 Kali 08/05/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 51 11 Kontrol
126 Ny.P 35 Tahun G5 P3 A0 20 Cm 3 Kali 10/05/2018 15/02/2019 120/80 mmhg 53 12 Kontrol
127 Ny.R 36 Tahun G5 P3 A0 22 Cm 3 Kali 21/03/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 54 12 Kontrol
128 Ny.L 37 Tahun G5 P3 A0 18 Cm 3 Kali 13/12/2017 28/12/2018 120/80 mmhg 50 12 Kontrol
129 Ny.N 36 Tahun G5 P3 A0 20 Cm 4 Kali 01/09/2017 20/09/2018 120/80 mmhg 55 11 Kontrol
130 Ny.K 18 Tahun G3 P2 A0 24 Cm 4 Kali 28/08/2017 08/06/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol
131 Ny.E 30 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 27/01/2018 05/06/2018 110/80 mmhg 59 11 Kontrol
132 Ny.J 36 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 25/05/2018 04/11/2018 120/80 mmhg 70 13 Kontrol
133 Ny.N 30 Tahun G3 P2 A0 24 Cm 4 Kali 29/03/2018 02/03/2019 120/80 mmhg 55 12 Kontrol
134 Ny.M 32 Tahun G4 P3 A0 23,8 Cm 4 Kali 20/03/2018 27/12/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol
135 Ny.K 38 Tahun G4 P3 A0 25 Cm 4 Kali 21/12/2018 28/09/2019 110/80 mmhg 50 11 Kontrol
136 Ny.S 38 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 3 Kali 02/05/2018 09/02/2019 120/80 mmhg 58 11 Kontrol
80
KETERANGAN :
Umur :
Paritas :
Status Gizi :
1.
Risiko
tinggi bila
< 20 thn
dan > 35
thn.
1.
Multipara
bila ≥ 4
kali
Bumil KEK
bila ukuran
LILA < 23,5
cm (KEK)
2. Risiko
rendah bila
20 – 35 thn
2. Primipara
bila < 4
kali
Bumil tidak
KEK bila
ukuran LILA
≥23,5 cm
Frekuensi ANC:
Anemia Ibu :
1.
Tidak
sesuai bila
< 4 kali
selama
hamil
Anemia
(Kasus)
2.
sesuai bila
≥4 kali
selama
hamil
Tidak Anemia
(Kontrol)
Penanggung Jawab Klinik Pratama
Martua Sudarlis Medan
(Bid. Lisnur Sinaga, Am.Keb, SKM)
81
MASTER DATA PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN
TAHUN 2019
Nomor Nama Umur Paritas Status Gizi Frek ANC Anemia
Ibu
1 Ny. A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
2 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
3 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
4 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
5 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
6 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
7 Ny.H Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
8 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
9 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
10 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
11 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
12 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
13 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
14 Ny.E Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
15 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
16 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
17 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
18 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
19 Ny.K Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
20 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
21 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
22 Ny.U Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
23 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
24 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
25 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
26 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
27 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
28 Ny.H Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
29 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
30 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
31 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
32 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
33 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
34 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia
35 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
82
36 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
37 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
38 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
39 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
40 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
41 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
42 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
43 Ny. Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
44 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
45 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
46 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
47 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
48 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
49 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
50 Ny.A Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia
51 Ny.S Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
52 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
53 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
54 Ny.J Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
55 Ny.P Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
56 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
57 Ny.M Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
58 Ny.R Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
59 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
60 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
61 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
62 Ny.U Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
63 Ny.A Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
64 Ny.W Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
65 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
66 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
67 Ny.D Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
68 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia
69 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
70 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
71 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
72 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
73 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
74 Ny.K Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
75 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
76 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
83
77 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
78 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
79 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
80 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
81 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
82 Ny.P Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
83 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
84 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
85 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
86 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol
87 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
88 Ny.E Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
89 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
90 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
91 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
92 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
93 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
94 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
95 Ny.F Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
96 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
97 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
98 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
99 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
100 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
101 Ny.M Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
102 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
103 Ny.O Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
104 Ny.C Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
105 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
106 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
107 Ny.E Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
108 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
109 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
110 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
111 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
112 Ny.T Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
113 Ny.U Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
114 Ny.S Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
115 Ny.G Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
116 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
117 Ny.B Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
84
118 Ny.S Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
119 Ny.E Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
120 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
121 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
122 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
123 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
124 Ny.B Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
125 Ny.C Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
126 Ny.P Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
127 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
128 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
129 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol
130 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
131 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
132 Ny.J Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
133 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
134 Ny.M Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
135 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
136 Ny.S Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol
KETERANGAN :
Umur :
Status Gizi :
1.
Risiko tinggi
bila < 20 thn
dan > 35
thn.
1. Multipara
bila ≥ 4 kali 1.
Bumil KEK
bila ukuran
LILA < 23,5
cm (KEK)
2.
Risiko
rendah bila
20 – 35 thn
2. Primipara
bila < 4 kali 2.
Bumil tidak KEK
bila ukuran LILA
≥ 23,5 cm
Frekuensi ANC: Anemia Ibu :
1.
Tidak sesuai
bila < 4 kali
selama
hamil
1. Anemia (Kasus)
2.
sesuai bila
≥4 kali
selama
hamil
2. Tidak Anemia
(Kontrol)
85
MASTER TABEL PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN
TAHUN 2019
Nomor Nama Umur Paritas Status Gizi
Frek
ANC
Anemia
Ibu
1 Ny. A 1 1 1 1 1
2 Ny.N 1 1 1 1 1
3 Ny.T 1 1 1 1 1
4 Ny.Y 1 1 1 1 1
5 Ny.A 1 1 1 1 1
6 Ny.J 1 1 1 1 1
7 Ny.H 1 1 1 1 1
8 Ny.S 1 1 1 1 1
9 Ny.N 1 1 1 1 1
10 Ny.R 1 1 1 1 1
11 Ny.M 1 1 1 1 1
12 Ny.L 1 1 1 1 1
13 Ny.R 1 1 1 1 1
14 Ny.E 1 1 1 1 1
15 Ny.Y 1 1 1 1 1
16 Ny.M 1 1 1 1 1
17 Ny.S 1 1 1 1 1
18 Ny.S 1 1 1 1 1
19 Ny.K 1 1 1 1 1
20 Ny.N 1 1 1 1 1
21 Ny.I 1 1 1 1 1
22 Ny.U 1 1 1 1 1
23 Ny.T 1 1 1 1 1
24 Ny.B 1 1 1 1 1
25 Ny.B 1 1 1 1 1
26 Ny.T 1 1 1 1 1
27 Ny.D 1 1 1 1 1
28 Ny.H 1 1 1 1 1
29 Ny.I 1 1 1 1 1
30 Ny.J 1 1 1 1 1
31 Ny.T 1 1 1 1 1
32 Ny.S 1 1 1 2 1
33 Ny.K 1 1 1 2 1
86
34 Ny.M 1 1 1 1 1
35 Ny.N 1 1 1 2 1
36 Ny.J 1 1 1 2 1
37 Ny.P 1 1 1 2 1
38 Ny.E 1 1 1 2 1
39 Ny.M 1 1 1 2 1
40 Ny.R 1 1 1 2 1
41 Ny.E 1 1 1 2 1
42 Ny.L 1 1 1 2 1
43 Ny.L 1 1 1 2 1
44 Ny.U 1 1 1 2 1
45 Ny.A 1 1 1 2 1
46 Ny.W 1 1 1 2 1
47 Ny.N 1 1 1 2 1
48 Ny.E 1 1 1 2 1
49 Ny.D 1 1 1 2 1
50 Ny.L 2 1 1 2 1
51 Ny.R 2 2 2 2 1
52 Ny.O 2 2 2 2 1
53 Ny.A 2 2 2 2 1
54 Ny.N 2 2 2 2 1
55 Ny.B 2 2 2 2 1
56 Ny.K 2 2 2 2 1
57 Ny.B 2 2 2 2 1
58 Ny.M 2 2 2 2 1
59 Ny.R 2 2 2 2 1
60 Ny.T 2 2 2 2 1
61 Ny.Y 2 2 2 2 1
62 Ny.D 2 2 2 2 1
63 Ny.O 2 2 2 2 1
64 Ny.P 2 2 2 2 1
65 Ny.T 2 2 2 2 1
66 Ny.A 2 2 2 2 1
67 Ny.A 2 2 2 2 1
68 Ny.R 2 2 2 2 1
69 Ny.R 1 1 1 1 2
70 Ny.G 1 1 1 1 2
71 Ny.J 1 1 1 1 2
72 Ny.N 1 1 1 1 2
73 Ny.N 1 1 1 1 2
74 Ny.B 1 1 1 1 2
87
75 Ny.L 1 1 1 1 2
76 Ny.M 1 1 1 1 2
77 Ny.I 1 1 1 1 2
78 Ny.L 1 1 1 1 2
79 Ny. 1 1 1 1 2
80 Ny.T 1 1 1 1 2
81 Ny.R 1 1 1 1 2
82 Ny.G 1 1 1 1 2
83 Ny.S 1 1 1 1 2
84 Ny.O 1 1 1 1 2
85 Ny.L 1 1 1 1 2
86 Ny.A 1 1 1 1 2
87 Ny.D 1 1 1 2 2
88 Ny.E 1 1 1 2 2
89 Ny.G 1 1 1 2 2
90 Ny.N 1 1 1 2 2
91 Ny.N 1 1 1 2 2
92 Ny.S 1 1 1 2 2
93 Ny.R 1 1 1 2 2
94 Ny.A 1 1 1 2 2
95 Ny.F 1 1 1 2 2
96 Ny.T 1 1 1 2 2
97 Ny.R 1 1 1 2 2
98 Ny.R 1 1 1 2 2
99 Ny.R 2 1 1 2 2
100 Ny.N 2 1 1 2 2
101 Ny.M 2 1 1 2 2
102 Ny.L 2 1 1 2 2
103 Ny.O 2 1 1 2 2
104 Ny.C 2 1 1 2 2
105 Ny.D 2 1 1 2 2
106 Ny.R 2 1 1 2 2
107 Ny.E 2 1 1 2 2
108 Ny.N 2 1 1 2 2
109 Ny.N 2 1 1 2 2
110 Ny.N 2 1 1 2 2
111 Ny.R 2 1 1 2 2
112 Ny.T 2 1 1 2 2
113 Ny.U 2 1 1 2 2
114 Ny.S 2 1 1 2 2
115 Ny.G 2 1 1 2 2
88
116 Ny.L 2 1 1 2 2
117 Ny.B 2 1 1 2 2
118 Ny.S 2 1 1 2 2
119 Ny.E 2 1 1 2 2
120 Ny.D 2 1 1 2 2
121 Ny.N 2 1 1 2 2
122 Ny.N 2 1 1 2 2
123 Ny.D 2 1 1 2 2
124 Ny.B 2 1 1 2 2
125 Ny.C 2 1 1 2 2
126 Ny.P 2 1 1 2 2
127 Ny.R 2 1 1 2 2
128 Ny.L 2 1 1 2 2
129 Ny.N 2 1 1 2 2
130 Ny.K 2 2 2 2 2
131 Ny.E 2 2 2 2 2
132 Ny.J 2 2 2 2 2
133 Ny.N 2 2 2 2 2
134 Ny.M 2 2 2 2 2
135 Ny.K 2 2 2 2 2
136 Ny.S 2 2 2 2 2
KETERANGAN :
Umur :
Paritas :
Status Gizi :
1.
Risiko tinggi bila <
20 thn dan > 35 thn.
1. Risiko tinggi
bila ≥ 4 kali 1.
Bumil
KEK bila
ukuran
LILA <
23,5 cm
(KEK)
2.
Risiko rendah bila
20 – 35 thn
2. Risiko
rendah
bila < 4 kali
2.
Bumil tidak
KEK bila
ukuran
LILA ≥23,5
cm
Frekuensi ANC:
Anemia Ibu :
1.
Tidak sesuai bila <
4 kali selama hamil
1. Anemia
(Kasus)
2. sesuai bila ≥4 kali
selama hamil
2.
Tidak
Anemia
(Kontrol)
89
ANALISIS UNIVARIAT
ANEMIA
Statistics
Umur Ibu Paritas Status Gizi Frekuensi ANC Anemia pada Ibu
N Valid 68 68 68 68 68
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko Tinggi <20 dan >35 tahun 49 72.1 72.1 72.1
Resiko Rendah 20 - 35 tahun 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko Tinggi >= 4 kali 50 73.5 73.5 73.5
Resiko Rendah < 4 kali 18 26.5 26.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Status Gizi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang ( LILA < 23,5 cm) 50 73.5 73.5 73.5
Cukup ( LILA >=23,5 cm) 18 26.5 26.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Frekuensi ANC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak sesuai ( <4 kali) 32 47.1 47.1 47.1
Sesuai ( >= 4 kali) 36 52.9 52.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
90
KONTROL
Statistics
Umur Ibu Paritas Status Gizi Anemia pada Ibu Frekuensi ANC
N Valid 68 68 68 68 68
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko Tinggi <20 dan >35 tahun 30 44.1 44.1 44.1
Resiko Rendah 20 - 35 tahun 38 55.9 55.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Resiko Tinggi >= 4 kali 61 89.7 89.7 89.7
Resiko Rendah < 4 kali 7 10.3 10.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
Status Gizi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang ( LILA < 23,5 cm) 61 89.7 89.7 89.7
Cukup ( LILA >=23,5 cm) 7 10.3 10.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
Frekuensi ANC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak sesuai ( <4 kali) 18 26.5 26.5 26.5
Sesuai ( >= 4 kali) 50 73.5 73.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
91
UJI BIVARIAT ( Chi Square)
Umur Ibu * Anemia pada Ibu
Crosstab
Anemia pada Ibu
Total
Anemia ( Hb < 11
gr%)
Kontrol ( Hb>= 11
gr%)
Umur Ibu Resiko Tinggi <20 dan >35
tahun
Count 49 30 79
Expected Count 39.5 39.5 79.0
% within Umur Ibu 62.0% 38.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 72.1% 44.1% 58.1%
% of Total 36.0% 22.1% 58.1%
Resiko Rendah 20 - 35 tahun Count 19 38 57
Expected Count 28.5 28.5 57.0
% within Umur Ibu 33.3% 66.7% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 27.9% 55.9% 41.9%
% of Total 14.0% 27.9% 41.9%
Total Count 68 68 136
Expected Count 68.0 68.0 136.0
% within Umur Ibu 50.0% 50.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
92
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10.903a 1 .001
Continuity Correctionb 9.785 1 .002
Likelihood Ratio 11.071 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
N of Valid Cases 136
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Paritas * Anemia pada Ibu
Crosstab
Anemia pada Ibu
Total
Anemia ( Hb <
11 gr%)
Kontrol ( Hb>=
11 gr%)
Paritas Resiko Tinggi >= 4 kali Count 50 61 111
Expected Count 55.5 55.5 111.0
% within Paritas 45.0% 55.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 73.5% 89.7% 81.6%
% of Total 36.8% 44.9% 81.6%
Resiko Rendah < 4
kali
Count 18 7 25
Expected Count 12.5 12.5 25.0
% within Paritas 72.0% 28.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 26.5% 10.3% 18.4%
% of Total 13.2% 5.1% 18.4%
Total Count 68 68 136
Expected Count 68.0 68.0 136.0
% within Paritas 50.0% 50.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
93
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5.930a 1 .015
Continuity Correctionb 4.901 1 .027
Likelihood Ratio 6.102 1 .014
Fisher's Exact Test .025 .013
N of Valid Cases 136
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Status Gizi * Anemia pada Ibu
Crosstab
Anemia pada Ibu
Total
Anemia ( Hb
< 11 gr%)
Kontrol (
Hb>= 11 gr%)
Status Gizi Kurang ( LILA < 23,5
cm)
Count 50 61 111
Expected Count 55.5 55.5 111.0
% within Status Gizi 45.0% 55.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 73.5% 89.7% 81.6%
% of Total 36.8% 44.9% 81.6%
Cukup ( LILA >=23,5
cm)
Count 18 7 25
Expected Count 12.5 12.5 25.0
% within Status Gizi 72.0% 28.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 26.5% 10.3% 18.4%
% of Total 13.2% 5.1% 18.4%
Total Count 68 68 136
Expected Count 68.0 68.0 136.0
% within Status Gizi 50.0% 50.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
94
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.930a 1 .015
Continuity Correctionb 4.901 1 .027
Likelihood Ratio 6.102 1 .014
Fisher's Exact Test .025 .013
N of Valid Cases 136
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Frekuensi ANC * Anemia pada Ibu
Crosstab
Anemia pada Ibu
Total
Anemia ( Hb <
11 gr%)
Kontrol (
Hb>= 11 gr%)
Frekuensi
ANC
Tidak sesuai ( <4
kali)
Count 32 18 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Frekuensi ANC 64.0% 36.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 47.1% 26.5% 36.8%
% of Total 23.5% 13.2% 36.8%
Sesuai ( >= 4 kali) Count 36 50 86
Expected Count 43.0 43.0 86.0
% within Frekuensi ANC 41.9% 58.1% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 52.9% 73.5% 63.2%
% of Total 26.5% 36.8% 63.2%
Total Count 68 68 136
Expected Count 68.0 68.0 136.0
% within Frekuensi ANC 50.0% 50.0% 100.0%
% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.199a 1 .013
Continuity Correctionb 5.345 1 .021
Likelihood Ratio 6.262 1 .012
Fisher's Exact Test .020 .010
N of Valid Cases 136
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.00.
b. Computed only for a 2x2 table
96
UJI KORELASI
UMUR
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .272 .001
N of Valid Cases 136
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
PARITAS
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .204 .015
N of Valid Cases 136
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
STATUS GIZI
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .204 .015
N of Valid Cases 136
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
FREKUENSI ANC
Symmetric Measuresa
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .209 .013
N of Valid Cases 136
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati bahwa setiap
variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun variable umur
merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan
variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia 0,272. Korelasi yang didapati belum
termasuk korelasi yang kuat karena tidak mendekati angka 1.
97
Odds Ratio
Anemia dengan Umur
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate 3.267
ln(Estimate) 1.184
Std. Error of ln(Estimate) .364
Asymp. Sig. (2-sided) .001
Asymp. 95% Confidence
Interval
Common Odds Ratio Lower Bound 1.600
Upper Bound 6.671
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .470
Upper Bound 1.898
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common
odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Interpretasi:
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur
dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada umur yang
beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi
nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna
yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas
atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko tinggi
sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat menderita anemia dan
paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia
98
98
Anemia dengan Paritas
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate .319
ln(Estimate) -1.143
Std. Error of ln(Estimate) .485
Asymp. Sig. (2-sided) .018
Asymp. 95% Confidence
Interval
Common Odds Ratio Lower Bound .123
Upper Bound .824
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -2.093
Upper Bound -.194
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common
odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Interpretasi:
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas
multipara memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas primipara.
Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila
< 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat
mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas
atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas multipara
sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita anemia dan
paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia
99
Anemia dengan Status Gizi
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate .319
ln(Estimate) -1.143
Std. Error of ln(Estimate) .485
Asymp. Sig. (2-sided) .018
Asymp. 95% Confidence
Interval
Common Odds Ratio Lower Bound .123
Upper Bound .824
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -2.093
Upper Bound -.194
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common
odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Interpretasi:
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status gizi
dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada status gizi
bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau
signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan
bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas
atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi dengan bumil
KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita anemia dan
paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia
100
Anemia dengan ANC
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate 2.469
ln(Estimate) .904
Std. Error of ln(Estimate) .367
Asymp. Sig. (2-sided) .014
Asymp. 95% Confidence
Interval
Common Odds Ratio Lower Bound 1.203
Upper Bound 5.068
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .185
Upper Bound 1.623
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common
odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Interpretasi:
Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC tidak
sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang sesuai. Nilai
Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila <
0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat
mewakili keseluruhan populasi
Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas
atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak sesuai
sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita anemia dan
paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia
101
102
103
104
105
106
107
DOKUMENTASI
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125