Post on 13-May-2018
ANALISIS EKONOMI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN INSTALASIPERCONTOHAN PENGOLANAN AIR LIMBAH GABUNGAN INDUSTRIDI DAERAN BANDUNG SELATAN KAPASITAS TOTAL 600 LITER/DETIK
DALAM UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN S. CITARUM
RINGKASAN
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Daerah Jawa Barat dibidanglingkungan hidup di Jawa Barat antara lain pencemaran air yangdisebabkan oleh air limbah industri terutama pada daerah pengaliransungai Citarum, karena sebagian besar industri di daerah tersebutbelum memiliki sarana pengendalian pencemaran air.
Di daerah industri Bandung Selatan terdapat 45 buah industri yangmemberikan kontribusi pencemaran terbesar di daerah Citarum hulu. Untukmenanggulangi masalah pencemaran tersebut Pemda Jawa Barat merencanakanpembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri secaragabungan sebagai salah satu proyek percontohan pengolahan air limbahindustri secara kolektif di Jawa Barat, dengan demikian perencanaannyaharus disertai dengan analisis yang matang dan terarah.
Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka dibutuhkan suatu analisisekonomi untuk menguji kelayakan rencana pembangunan IPAL gabungan tersebutdan penetapan struktur organisasi Badan Pengelola serta tarip jasapelayanan pengolahan air limbah yang layak dengan jangkauan perencanaanselama masa pengoperasian IPAL yang bersangkutan (20 tahun ).
Analisis dimulai dengan meramal debit air limbah industri daerahBandung Selatan yang merupakan dasar bagi perhitungan biaya-biayapembangunan dan pengoperasian instalasi pengolahan air li_mbah gabunganindustri daerah Bandung Selatan.
Dengan menggunakan data hasil peramalan produksi tekstilindustri di daerah Bandung Selatan selama masa pengoperasian IPALgabungan yaitu 20 tahun sejak tahun 1995 dan data aktual debit totalair limbah tahun 1992 serta pembatasan debit total maksimum sebesar600 liter/detik , maka dapat dilakukan peramalan debit air limbahindustri di daerah Bandung Selatan, sehingga akhirnya diketahuibahwa debit total maksimum diramalkan dapat dicapai pada tahun 2013.
Hasil yang diperoleh pada tahap peramalan merupakan dasar bagianalisa selanjutnya, yaitu perhitungan biaya IPAL dan penyusunan cashflow. Perhitungan biaya pembangunan IPAL dilakukan dengan menggunakanprinsip skala ekonomi. Sedangkan biaya operasi dan pemeliharaan IPALdihitung dengan menggunakan metoda regresi linier dan prinsip skalaekonomi. Untuk menghitung biaya overhead sistim IPAL gabungan,sebelumnya dilakukan perancangan struktur organisasi Badan Pengelola.Seluruh biaya-biaya keaia sistim IPAL yang akan diperbandingkan yaitusistim IPAL individual dan sistim IPAL gabungan disusun dalam bentukcash flow untuk analisis ekonomi.
Analisis ekonomi yang dilakukan dimaksudkan untuk menguji keunggulansistim IPAL gabungan dari sistim IPAL individual dengan Present WorthAnalysis. Hasilnya adalah bahwa sistim IPAL gabungan lebih unggul darisistim IPAL individual. Analisis ekonomi ini juga dilengkapi dengananalisis ekonomi Badan Pengelola serta analisis sensitifitas dan titikkritis. Hasilnya adalah bahwa Badan Pengelola layak secara ekonomi.
Akhirnya ditentukan perhitungan tarip biaya pengolahan air limbahterdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
V.2.3. Biaya Investasi Pembangunan IPAL...... V - 10V.2.3.1. Biaya Investasi Pembangunan
IPAL Individual.............. V - 10V.2.3.2. Biaya Investasi Pembangunan
IPAL Gabungan................ V - 11V.2.4. Biaya Operasi dan Pemeliharaan........ V - 14
V.2.4.1. Biaya 0 & P IPAL Individual ... V - 14V.2.4.2. Perhitungan Biaya 0 & P IPAL
Gabungan.................... V - 17V.2.5. Sumber Dana Pembangunan IPAL.......... V - 19V.2.6. Perencanaan Struktur Organisasi Badan
Pengelola IPAL....................... V - 19V.2:6.1. Missi Badan Pengelola IPAL Ga-
bungan (BPIG)................ V - 19V.2.6.2. Tujuan dan Sasaran BPIG....... V - 20
V.2.7. Overhead dan Biaya Umum............... V - 22V.3. Pengumpulan Data Tahap Analisis Ekonomi....... V - 23V.4. Pengolahan Data Pada Tahap Peramalan ......... V - 25
V.4.1. Matrik Korelasi...................... V - 26V.4.2. Analisis Regresi Ganda Dengan Metoda
Stepwise Regression................... V - 27V.4.3. Pengetesan Koefisien-koefisien Persamaan
Regresi Ganda........................ V - 31V.4.4. Meramalkan Variabel Bebas Persamaan
Regresi Ganda Dengan Model Regresi TimeSeries............................... V - 33
V.4.5. Pemilihan Model Peramalan Terbaik...... V - 36V.4.6. Menggunakan Persamaan Regresi Ganda
Untuk Meramalkan Produksi Tekstil danDebit Air Limbah..................... V - 37
V.S . Pengolahan Data Tahap Perhitungan Biaya Insta-lasi Pengolahan Air Limbah dan Penyusunan CashFlow....................................... V - 40V.5.1. Perhitungan Biaya Investasi Pembangunan
IPAL Individual...................... V - 40V.5.2. Perhitungan Biaya Investasi Pembangunan
IPAL Gabungan........................ V - 43V.5.2.1. Perhitungan Biaya Investasi
Pembangunan IPAL Gabungan..... V - 43
9. Biaya operasi dan pemeliharaan IPAL dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu debit serta kualitas air limbah yang diolah.
Dan kualitas air limbah industri daerah Bandung Selatan
mempunyai ciri yang khas sebagaimana halnya air limbah
industri tekstil yaitu ditandai dengan nilai parameter COD
yang mencolok.
10. Pengaruh debit air limbah terhadap biaya operasi dan
pemeliharaan IPAL mengikuti prinsip skala ekonomi sedang-
kan pengaruh kadar COD air limbah terhadap biaya tersebut
mengikuti pola regresi linier.
VI.2. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan berkaitan
dengan hasil penelitian ini antara lain sebgai berikut :
1. Disarankan agar rencana pembangunan IPAL gabungan
percontohan tahap III sehingga dengan tahap sebelumnya
berkapasitas total 600 liter/detik , dapat dilaksanakan
sesuai rencana yaitu dimulai pada tahun 1993.
Hal ini selain diharapkan dapat mengatasi masalah pence-
maran air sungai Citarum hulu secara lebih terkoordinir
dan terkendali juga secara ekonomis lebih menguntungkan
4gibandingkan dengan pengolahan air limbah secara sendiri-
sendiri oleh masing-masing industri atau dengan IPAL
gabungan tahap I, II saja.