Post on 21-Jul-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain dengan memakai PIL KB, metode kontrasepsi lain yang bisa
dilakukan yaitu dengan pemasangan AKDR. AKDR merupakan alat
kontrasepsi yang dipasang dalam rahim, dimana alat ini dapat mengubah
transportasi tubal dan rahim, serta mempengaruhi sel telur dan sperma
sehingga pembuahan tidak terjadi.
AKDR jenis Cupper T380A digunakan BKKBN sebagai standar
yang dibuat oleh PT. Kimia Farma. Pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi
yang menurunkan resiko kehamilan sampai lebih dari 99%. Adapun efek
samping dari pemasangan AKDR diantaranya adalah rasa tidak enak
diperut, spotting, disminore, menorrhagea, fluor albus dan infeksi. Bagi
mereka yang beresiko tinggi untuk tertular IMS, kurang aman dengan
pemasangan AKDR.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan sebagai calon bidan dapat memberikan pelayanan
semaksimal mungkin kepada masyarakat dan sangat penting dalam
menentukan keberhasilan gerakan KB nasional.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa atau calon bidan dapat memberikan
pelayanan KB sebaik mungkin kepada masyarakat, khususnya
AKDR.
Diharapkan mahasiswa atau calon bidan dapat memberikan
konseling KB pada masyarakat mengenai AKDR
Diharapkan mahasiswa atau calon bidan dapat menjelaskan efek
samping dari AKDR kepada masyarakat.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah efek
samping dari pemasangan AKDR.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Adalah alat kontrasepsi yang dipasng didalam rahim
( Hartanto, 2004 ). Dimana AKDR terdiri dari bermacam – macam bentuk,
terdiri dari plastik ( polietilin ), ada yang dililit tembaga ( Cu ), ada pula
Yang tidak. Tetapi ada pula tembaga bercampur perak ( Ag ). Selain itu, ada
pula yang batangnya berisi hormone progesterone.
B. EFEK SAMPING
1. MUNTAH, KERINGAT DINGIN DAN SYNCOPE
a. Penyebab : reaksi vaso-vagal
b. Pencegahan : pemberian atropine 0,4-05 mg 1M/1V, sedative ringan
dan anastesi lokal
c. Pengobatan : istirahat dalam posisi horizontal, inhalasi ammonia (obat
hirup yang mengandung gas alkalis asam amino) untuk
melancarkan pernafasan pada pasien muntah.
2. MULES-MULES ATAU RASA NYERI OLEH AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan :
- Rasa mules diperut.
Sesudah pemasangan dapat timbul rasa nyeri seperti mules kadang-
kadang dapat menjadi rasa nyeri atau sakit pinggang terutama pada hari-
hari pertama pemasangan.
2. Penyebab gejala keluhan :
1. Psychis
2. Kemungkinan disebabkan letak AKDR yang salah atau atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim.
3. Penanggulangan & pengobatan
KIE :
1. Pemantapan agar tetap memakai AKDR.
2. Memastikan penyebabnya dengan menganjurkan pemeriksaan dalam.
Tindakan medis :
Kalau ringan diberi analgetika (obat anti nyeri); spasmolitika (obat anti
mules) atau kombinasi keduanya.
Kalau berat, dilihat apakah AKDR masih ada di dalam rahim, sebaiknya
oleh dokter. Bila AKDR terlihat sedikit, berarti sebagian sudah keluar,
maka keluarkanlah AKDR dan ganti AKDR yang baru.
3. PERFORASI/TRANSLOKASI OLEH AKDR
Bentuk gejala/keluhan :
a) Bisa tanpa gejala.
b) Biasanya disertai rasa nyeri dan perdarahan
c) Pada pemeriksaan ginekologi :
- benang tidak ditemukan.
- sewaktu dilakukan sonde, tidak ditemukan AKDR dalam rahim.
- Perforasi terjadi kira-kira 10/00 pemakai-AKDR.
Penyebab gejala :
— Karena tindakan yang terlalu kasar pada waktu pemasangan AKDR.
— Pada waktu pemasangan AKDR mengalami kesulitan sehingga dilakukan
dengan paksaan
— Karena memasukkan alat pendorong (insertor) ke dalam rongga rahim
dengan arah yang salah.
Penanggulangan & pengobatan
KIE :
— Penjelasan sebab terjadinya.
— Bila lipesloop yang perforasi dan tidak ada keluhan, tidak perlu segera
dikeluarkan, karena tidak menimbulkan reaksi jaringan.
— Bila AKDR tembaga atau bentuk AKDR tertutup yang perforasi, se-
baiknya segera diangkat/dikeluarkan, karena dapat mengakibatkan
perlekatan sampai ileus.
Tindakan Medis :
a. ada kehamilan : pemeriksaan dengan ultrasonografi
b. tidak ada kehamilan
1. Lakukan sonde cavum uteri (alat untuk mengukur kedalaman uterus)
2. Sonde positif : AKDR intra-uterine
3. Sonde Negatif :
a) X-foto pelvis (AP dan Lateral) dengan ronde in-utero, atau masukan
AKDR macam lain intra-uterine
b) Histerografi
c) Histeroskopi
d) Ultrasonografi
Penanggulangan Perforasi AKDR menurut Hartanto (2004)
a. Perforasi partial : keluarkan AKDR
b. Perforasi komplit : :
1) Closed devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya
strangulasi usus.
2) Cu devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya timbulnya
reaksi inflamasi dan adhesi sekitar AKDR di dalam rongga peritoneum
(adhesi omentum).
3) Open –linier devices
Sampai sekarang masih ada 2 pendapat L
Menurut Medical Advisory Panel IPPF, tidak perlu dikeluarkan kecuali
bila ada gejala-gejala dan keluhan abdominal. Harus dikeluarkan
meskipun tidak ada gejala-gejala dan keluhan abdominal.
4. PERDARAHAN OLEH AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan:
— Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasa
(Menoragia).
— Perdarahan di luar haid (Metroragia).
— Perdarahan yang berupa tetesan (Spotting).
2. Penyebab gejala/keluhan :
1). Diperkirakan karena kerja enzime yang terkonsentrasi di jaring
selaput lendir rahim (endometrium). Enzime ini bersifat fibriontik
(menghancurkan fibrin).
Catatan : Fibrin adalah zat yang berguna untuk pembekuan darah
2). Faktor mekanik, yaitu perlukaan selaput lendir rahim karena kontraksi
rahim disebabkan karena adanya ketidakserasian antara besarnya.
AKDR dan rongga rahim (incompatibility).
3 Penanggulangan dan pengobatan
KIE :
1). Penjelasan sebab terjadinya.
2). Gangguan haid berlebihan memang akan tedadi pada 3 bulan pertama
pemakaian AKDR.
3). Untuk menoragia segera menghubungi petugas kesehatan untuk
memeriksaan lebih lanjut.
4). Pada pemakaian AKDR tembaga biasanya tidak menimbulkan
perdarahan yang lama atau banyak.
Tindakan medis :
1). Pemberian vitamin, koagulansia (obat untuk pembekuan darah) besi
dll.
Dalam hal ini bisa diberikan
—Vit. K 3 x 1 tablet sehari (3-5 hari).
—Vit. C 3 x 1 tablet sehari (3-5 hari).
—Adona 3 x 1 tablet sehari (3-5 hari).
2) Penggantian AKDR.
3) Apabila tindakan 1 & 2 belum menolong, dilakukan pencabutan
AKDR dan diganti dengan cara kontrasepsi lainnya.
5. INFEKSI OLEII AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan :
—Nyeri di daerah perut bawah.
—Keputihan yang berbau.
—Demam.
—Nyeri pada waktu bersetubuh.
Tanda dan gejala peradangan timbul 12 jam settiah pemasangan AKDR
2. Penyebab, gejala
1 ). Peradangan bisa terjadi akibat pemasangan yang tidak steril.
2). Peradangan bisa juga terjadi pada waktu pemasangan saja atau
setia saat selama memakai AKDR.
3. Penanggulangan dan pengobatan
KIE :
1). Penjelasan sebab terjadinya.
2). Segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Tindakan medis :
1). Pengobatan dengan antibiotika broad spektrum, misal
— Penicilin : 3 x 500 mg 3-5 hari (penbritin, amicilin dll)
— Teramycin : 3 x 500 mg 3-5 hari.
— Erythromycin : 3 x 500 mg 3-5 hari. atau :
— Penicilin injeksi : 800.000 u/11ari 3-5 hari.
— Teramycin injeksi: 50 mg/hari 3-5 hari.
— Garamycin injeksi: 80 mg/hari 3-5 hari.
2). Bila telah dilakukan pengobatan 54 hari tidak berhasil, AKDR cabut
dan ganti cara kontrasepsi yang lain.
4. Catatan khusus :
Infeksi dapat berupa
— Radang liang sanggama (vaginitis).
— Radang leher rahim (cervicitis).
— Radang selaput lendir rahim (endometritis).
— Radang saluran sel telur (salpingitis/adnexitis).
— Radang panggul (PID = Pelvis Inflamatory Disease).
— Abses.
6. KEPUTIHAN OLEH AKDR
1. Bentuk Gejala/keluhan :
- Dapat timbul setelah pemasangan AKDR
- Keluar cairan berwarna putih dari vagina.
2. Penyebab gejala :
1. Reaksi dari endometrin karena adanya AKDR di dalam kandung
rahim (benda asing)
2. Adanya infeksi, yang terbawa pada waktu pemasangan AKDR.
3. Penanggulangan & pengobatan :
KIE :
Diberikan penerangan bila keputihan yang terjadi adalah sedikit dan tidak
perlu dirisaukan, karena hal tersebut adalah gejala biasa, serta diberikan
penjelasan sebagai berikut :
1) Keputihan bening tidak berbau, tidak berbahaya, akan berkurang
setelah 3 bulan.
2) Kalau ada bau, keruh/kekuningan harus diperiksakan kepada dokter.
Tindakan medis :
1) Periksa dalam
2) Bila keputihan banyak agar diberikan obat vaginal yang tersedia, misal
albotil.
3) Dilihat apakah ada erosi portio, bila ada diobati dengan albotil.
4) Bila dengan pengobatan tidak menolong, AKDR dicabut dan ganti cara
kontrasepsi lain.
4. Catatan khusus :
Keputihan dapat juga disebabkan oleh penyakit
– Infeksi panggul.
– Candidiasis (infeksi jamur candida).
- Trichomoniasis (infeksi jamur Trichomonas)
- Vaginitis aspesifik (Infeksi liang sanggana)
- Vaginitis spesifik (Infeksi liang sanggama oleh Gonoroe).
- Dalam hal ini diberikan pengobatan infeksi.
7. EKSPULSI AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan :
Bila AKDR teraba di dalam vagina (bisa seluruh AKDR atau sebagian)
– Dapat tedadi sewaktu-waktu, akan tetapi biasanya pada waktu haid
berikutnya setelah pemasangan.
– Bisa juga terjadi secara spontan pada bulan pertama pemasangan
2. Penyebab gejala :
– Karena ukuran AKDR terlalu kecil atau terlalu besar (AKDR yang terlalu
kecil lebih tinggi angka ekspulsi dari pada AKDR yang lebih besar).
– Karena letak AKDR yang tidak sempurna di dalam rahim.
3. Penanggulangan & pengobatan
KIE :
– Pemantapan kembali pemakaian AKDR.
Tindakan medis :
– AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR baru yang sesuai
dengan ukuran rahim dan cara pemasangan yang baik.
Bila AKDR terlalu kecil – – – – ganti yang lebih besar.
Bila AKDR terlalu besar – – – – ganti yang lebih kecil.
4. Catatan :
- Kemungkinan tedadinya ekspulsi ini sangat dipengaruhi oleh jenis
bahan yang dipakai.
Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi
- Pada wanita muda dengan paritas rendah lebih sering tedadi ekspulsi
dibanding dengan wanita yang lebih tua dengan paritas lebih tinggi
- Jenis AKDR menurut Bentuknya
a. bentuk terbuka, seperti lippes loup, cuper T, Cuper 7, Margulies,
spring coil, multi load, nova-T, dll
b. bentuk tertutup seperti : ota since, antigon, hall-stone rince dll.
8. NYERI WAKTU HAID OLEH AKDR
1. Bentuk gejala/Keluhan :
— Dysmenore (nyeri waktu haid).
Penyebab gejala
1). Psychis.
2). Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tak sesuai
dengan rongga rahim (besarnya AKDR yang terlalu besar).
3). Kemungkinan lain disebabkan infeksi menahun pada alat kandung-
an.
2. Penanggulangan & pengobatan
KIE :
1). Pemantapan agar tetap memakai IUD.
2). Memastikan penyebabnya dengan menganjurkan pemeriksaan dalam.
Tindakan medis :
Pengobatan simtomatik (analgetika = anti nyeri dan atau spasmolitika anti
mules).
Apabila tidak berhasil, maka pcngobatan dilanjutkan sebagai beriku :
1). Mengganti AKDR yang baru dan cocok.
2). Pemberian antibiotika.
9. NYERI WAKTU SENGGAMA OLEH AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan :
- Dispareunia (nyeri pada waktu senggama)
2. Penyebab gejala
1). Psychis.
2). Karena ada
3. Penanggulangan & pengobatan
KIE :
1). Pemantapan pemakaian AKDR.
2). Memastikan penyebab dengan menganjurkan pemeriksaan dalam.
Tindakan medis
Pengobatan dengan antibiotika bila terjadi infeksi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AKDR sebagai kontrasepsi yang menurunkan resiko kehamilan
sampai lebih dari 99%. Dan efek samping dari pemasangan AKDR adalah
rasa tidak enak di perut, spotting, disminore, menorhagea, fluor albus,
disparenia, ekspulsi, embedding dan displacement dan infeksi. Bagi mereka
yang beresiko tinggi terkena IMS, kurang aman karena AKDR tidak
mencegah IMS.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Pembaca
Diharapkan pembaca dapat memahami materi yang
disajikan, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai AKDR.
3.2.2 Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat lebih memahami materi yang
ditulis dan mampu menjelaskan materi yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
IBI. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC.
MAKALAH PELAYANAN KB
EFEK SAMPING DAN PENATALAKSANAAN AKDR
Dosen Pembimbing : Hj. Sri Mekar, S.ST.
Disusun Oleh :
Kelas C / Semester IV
1. Ikhda S. (0630145) 9. Linda Zahrotul (0630153)2. Indah N. (0630146) 10. Luh Putu Eka (0630154)3. Inggar Swita (0630147) 11. Lukita Dewi K. (0630155)4. Intan (0630148) 12. Mudrikah (0630156)5. Isa Deby (0630149) 13. Nana Junaily (0630157)6. Ita Kuspita (0630150) 14. Ni Luh Eka (0630158)7. Krisna Ria (0630151) 15. Ninik Sulistyowati S. (0630159)8. Lina Saidah (0630152)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ARTHA BODHI ISWARA”
SURABAYA
2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayahNya sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini yang berjudul efek samping dan penatalaksanaan AKDR.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang
telah banyak membanyak memberikan dorongan dan motivasi, sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo Hp. dr. DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya
2. Ibu Hj. Sri Mekar, SST selaku dosen pengajar mata kuliah pelayanan KB
3. Deni Kristianti selaku petugas perpustakaan
4. Teman-teman mahasiswa khususnya kelompok yang telah banyak membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................
1.2.1 Tujuan umum.......................................................
1.2.2 Tujuan khusus.......................................................
1.3 Rumusan Masalah............................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AKDR.............................................................
2.2 Efek samping dan penanganan.........................................
1. Muntah, keringat dingin dan syncope................................
2. Mules-mules atau rasa nyeri oleh AKDR...........................
3. Perforasi/translokasi oleh AKDR.......................................
4. Perdarahan oleh AKDR......................................................
5. Infeksi oleh AKDR.............................................................
6. Keputihan oleh AKDR.......................................................
7. Ekspulsi AKDR..................................................................
8. Nyeri waktu haid oleh AKDR............................................
9. Nyeri waktu senggama oleh AKDR...................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................
3.2 Saran.................................................................................
3.2.1 Bagi Pembaca.........................................................
3.2.2 Bagi Penulis............................................................
Daftar Pustaka .........................................................................................