BAB II 1. a. AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari...

31
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Alat Kontrasepsi Intra Uteri (AKDR) a. Pengertian AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380 A) yang terpasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan. (Saifudin, 2006, p. MK-63) b. Jenis AKDR 1) Lippes Loop Lippes Loop, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat. Lippes loop ada empat macam yaitu : a) Lippes Loop A :Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada pangkal AKDR dekat benang ekor. b) Lippes Loop B :Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benang hitam, bertitik 4. c) Lippes Loop C :Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning, bertitik 3.

Transcript of BAB II 1. a. AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari...

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Alat Kontrasepsi Intra Uteri (AKDR)

a. Pengertian

AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus

berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380 A)

yang terpasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh

dokter atau bidan. (Saifudin, 2006, p. MK-63)

b. Jenis AKDR

1) Lippes Loop

Lippes Loop, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert

secara biologik) ditambah Barium Sulfat. Lippes loop ada

empat macam yaitu :

a) Lippes Loop A :Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm,

benang biru, satu titik pada pangkal

AKDR dekat benang ekor.

b) Lippes Loop B :Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm,

2 benang hitam, bertitik 4.

c) Lippes Loop C :Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm,

2 benang kuning, bertitik 3.

8

d) Lippes Loop D :Panjang 27,5 mm, lebar 30.0 mm,

2 benang putih, bertitik 2.

Lippes Loop ini dapat bertahan sampai menopause,

sepanjang tidak ada keluhan. (Hartanto, 2004, pp. 212-213)

2) CuT 380 A

CuT 380 A : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm2 kawat

Cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing

33 mm2 pada masing-masing lengan horizontal. Daya kerja 8

tahun atau sampai 10 tahun.

(Hartanto, 2004, pp. 213)

3) Nova-T

Nova-T : panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm2 luas

permukaan Cu dengan inti Ag di dalam kawat Cu-nya. Daya

kerja 5 tahun.

(Hartanto, 2004, pp. 214)

4) AKDR dengan progestin

Jenis AKDR yang mengandung hormone steroid adalah

Prigetase yang mengandung Progesteron dan Mirena yang

mengandung Levonorgestrel.

(Saifuddin, 2006, pp. MK-63)

c. Mekanisme Kerja

AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah

terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan menghalangi bersatunya

9

ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai

tuba falopi dan menginaktifasikan sperma. Ada beberapa mekanisme

cara kerja AKDR sebagai berikut :

1) Timbulnya reaksi radang lokal di dalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping

itu, dengan munculnya leokosit, makrofag, dan sel plasma yang

dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa atau ovum dan

blastocyt.

2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang

menyebabkan terhambatnya implantasi.

3) Gangguan atau terlepasnya blastocyt telah berimplantasi di

dalam endometrium

4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.

5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

6) Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag, dan limfosit

menyebabkan blastokis dirusak oleh makrofag dan balstokis

tidak dapat melakukan nidasi.

7) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan

gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi

kemampuan untuk melakukan konsepsi.

(Hartanto, 2004, p.205)

10

d. Efektifitas

Efektifitas metode AKDR yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan per 100

perempuan selama satu tahun pertama penggunaan.(Saifuddin, 2006,

p. MK - 75)

1) Efektifitas dari AKDR dinyatakan dalam rangka kontinuitas

yaitu beberapa lama AKDR tetap berada di dalam uterus tanpa

:

a) Ekspulsi spontan.

b) Terjadinya kehamilan

c) Pengangkutan / pengeluaran karena alasan-alasan medis

atau pribadi.

2) Efektifitas dari bermacam-macam AKDR tergantung pada :

a) AKDR-nya yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau

Progesterone.

b) Akseptor yaitu umur, paritas, frekuensi senggama.

3) Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu

umur, dan paritas, diketahui :

a) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi

dan pengangkatan/pengeluaran AKDR.

b) Makin muda usia, terutama pada nulligravida, makin

tinggi angka ekspulsi dan pengankatan/pengeluaran

AKDR.

11

Dari uraian diatas, maka efektifitas dari AKDR

tergantung pada pasien dan medis, termasuk kemudahan

insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari

pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui

terjadinya ekspulsi dan kemudahan untuk mendapatkan

pertolongan medis.(Hartanto, 2004, p.207)

e. Keuntungan AKDR

Keuntungan - keuntungan AKDR adalah sebagai berikut :

1) Efektif dengan proteksi jangka panjang.

2) Tidak menganggu hubungan suami istri.

3) Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.

4) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR dilepas.

5) Mengurangi nyeri haid.

(Saifudin, 2006, p. MK-63)

f. Kerugian AKDR

AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga

masih terdapat beberapa kerugian antara lain :

1) Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia

diperlukan sebelum pemasangan AKDR.

2) Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul.

3) Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang

dan mencabutnya.

12

4) Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan

pertama pemakaian AKDR.

5) Klien tidak dapat mencabut sendiri AKDR-nya.

6) Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS (penyakit menular

seksual), AIDS/HIV.

7) AKDR dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar

vagina.

(Saifudin, 2006, p.MK 63-64)

g. Indikasi

Yang boleh menggunakan AKDR antara lain:

1) Usia reproduksi.

2) Telah memiliki anak maupun belum.

3) Menginginksn kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk

mencegah kehamilan.

4) Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.

5) Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang

panggul.

6) Mempunyai resiko rendah mendapat penyakit menular seksual.

(Saifudin, 2006, p. MK-64)

h. Kontraindikasi

Kontraindikasi AKDR terbagi manjadi dua yaitu :

1) Kontra-indikasi absolut :

a) Infeksi pelvis akut, diduga Gonorrhoe atau Chlamyda.

13

b) Kehamilan atau diduga hamil.

2) Kontra-indikasi relatife :

a) Partner seksual yang banyak.

b) Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila

terjadi komplikasi.

c) Pernah mengalami infeksi pelvis

d) Cervicitis akut atau purulent.

e) Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang

menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan

ektopik.

f) Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetes

Militus, Pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain).

g) Kelainan pembekuan darah.

3) Keadaaan-keadaan lain yang dapat menyebabkan

kontraindikasi untuk insersi AKDR :

a) Keganasan endometrium atau serviks

b) Endometriosis

c) Myoma uteri

d) Polip endometrium

e) Kelainan congenital uterus

f) Dismenorhoe yang hebat, darah haid yang banyak, haid

yang irregular, atau perdarahan bercak atau (spotting)

14

g) Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit

gangguan Cu yang turun menurun

h) Anemia

(Hartanto, 2004, pp. 208-209)

i. Efek Samping

1) Beberapa efek samping yang ringan ialah sebagai berikut :

a) Nyeri pada waktu pemasangan. Kalau nyeri sekali, dapat

dilakukan anestesi paraservikal.

b) Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal

ini dapat diatasi dengan memberikan spasmollitikum atau

pemakaian AKDR lebih kecil ukurannya.

c) Nyeri pelvic. Pemberian spasmolitikum dapat

mengurangi keluhan ini.

d) Perdarahan diluar haid.

e) Darah haid lebih banyak.

f) Sekret vagina lebih banyak.

2) Disamping itu pula terjadi efek samping yang lebih serius yaitu

sebagai berikut :

a) Perforasi uterus

b) Infeksi pelvic

c) Endometritis

(Prawirohardjo, 2005, p. 914)

15

j. Waktu Pemasangan

AKDR dapat dipasang pada :

1) Bersamaan dengan menstruasi

2) Segera setelah bersih menstruasi

3) Pada masa akhir puerperium

4) Tiga bulan pasca persalinan

5) Bersamaan dengan seksio sesarea

6) Bersamaan dengan abortus dan curetase

7) Hari kedua-ketiga pasca persalinan.

(Arum, 2009, p.150)

k. Hal-hal yang harus diketahui oleh akseptor AKDR

1) Cara memeriksa sendiri benang ekor AKDR.

2) Efek samping yang sering timbul misalnya perdarahan haid

yang bertambah banyak atau lama, rasa sakit atau kram.

3) Segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala-gejala

infeksi.

4) Jenis AKDR yang dipakai.

5) Pertimbangan pemakaian metode kontrasepsi tambahan seperti

kondom atau spermisid selama tiga bulan pasca pemasangan.

6) Mengetahui tanda bahaya AKDR : terlambat haid, perdarahan

abnormal, nyeri abdomen, dispareunia, keputihan abnormal,

demam/menggigil, benang ekor AKDR hilang/bertambah

pendek/bertambah panjang.

16

7) Bila mengalami keterlambatan haid segera periksa ke petugas

kesehatan.

8) Sebaiknya tunggu tiga bulan untuk hamil kembali setelah

pelepasan AKDR dan gunakan metode kontrasepsi lain. Ini

dapat mencegah kehamilan ektopik.

9) Bila berobat apapun, beritahu dokter bahwa akseptor

menggunakan AKDR.

10) AKDR tidak memberi perlindungan terhadap virus AIDS.

(Hartanto, 2004, p. 229)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

a. Faktor Endogen dan Faktor Eksogen

1) Faktor Endogen

a) Jenis Ras

Setiap ras di dunia memiliki perilaku spesifik, saling

berbeda satu dengan lainnya.

b) Jenis Kelamin

Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari–hari. Pria

berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal.

Sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau

perasaan. Perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan

perilaku wanita disebut feminim.

17

c) Sifat Fisik

Perilaku individu akan berbeda - beda karena sifat

fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk

berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

d) Sifat Kepribadian

Perilaku individu adalah manifestasi dari kepribadian

yang dimilikinya sebagai perpaduan antara faktor genetik dan

lingkungan. Perilaku individu tidak ada yang sama karena

adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang

dipengaruhi oleh aspek kehidupan, seperti pengalaman, usia,

watak, tabiat, sistem norma, nilai, dan kepercayaan yang

dianutnya.

e) Bakat Pembawaan

Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan

lingkungan serta tergantung pada adanya kesempatan untuk

pengembangan.

f) Intelegensi

Inteligensi sangat berpengaruh terhadap individu. Oleh

karena itu, kita kenal ada individu yang inteligen, yaitu

individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak

tepat, cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang

memiliki inteligensi rendah dalam mengambil keputusan

akan bertindak lambat.

18

2) Faktor Eksogen

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada di

sekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

Lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.

b) Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses

kehidupan, berupa interaksi individu dengan lingkungannya,

baik secara formal maupun informal. Proses pendidikan pada

dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun

kelompok.

c) Agama

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke

dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh

dalam cara berfikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku

individu.

d) Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi, misalnya keluarga yang sosial ekonomi

berkecukupan akan memenuhi kebutuhan hidupnya, itu akan

berpengaruh terhadap perilaku individu tersebut. Sebaliknya,

keluarga yang sosial ekonomi rendah, mereka mengalami

kesulitan untuk memenuhi kebutahan hidupnya, sehingga

mereka berperilaku, misalnya meminjam uang, mengadaikan

19

barang dan lain-lain.

e) Kebudayaan

Hasil suatu kebudayaan manusia akan mempengaruhi

perilaku manusia tersebut.

f) Faktor lain

Faktor lain disini misalnya sususan saraf pusat, persepsi,

dan emosi juga mempengaruhi perilaku manusia.

(Sunaryo, 2004, p.8-11)

3) Determinan Perilaku Kesehatan

Perilaku yaitu pemilihan metode kontrasepsi dipengaruhi

oleh faktor-faktor baik dari luar maupun dari dalam subjek.

Faktor yang menentukan perilaku ini disebut determinan. Dalam

bidang kesehatan, terdapat tiga teori determinan, antara lain :

a) Teori Lawrence Green

Green membedakan determinan masalah kesehatan

maenjadi dua yaitu behavior factor (faktor perilaku) dan non-

behavior factor (faktor non perilaku). Dan selanjutnya Green

menganalisis, bahwa faktor-faktor perilaku ditentukan oleh 3

faktor utama, yaitu :

(1) Faktor Predisposisi (Disposing Factor)

Faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara

lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,

20

nilai-nilai, tradisi, pendidikan, pekerjaan, dan sosila

ekonomi.

(2) Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor pemungkin adalah saran dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadi perilaku kesehatan,

misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, tempat

pembuagan air, tempat pembuangan sampah, tempat

olahraga, makanan bergizi.

(3) Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

Faktor penguat untuk terjadinya perilaku disini

adalah adanya contoh dari tokoh masyarakat, tokoh

agama, petugas kesehatan yang melakukan perilaku

kesehatan, dan merupakan referensi perilaku

masyarakat. (Notoatmodjo, 2005, pp.59-60)

b) Teori Snehandu B.Karr

Karr menganalisis perilaku kesehatan mempunyai lima

determinan perilaku yaitu :

(1) Behavior Intention (Niat)

Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan

kesehatan atau perawatan kesehatannya.

(2) Social-Support (Dukungan Sosial)

Dukungan social dari masyarakat sekitarnya.

21

(3) Accessibility Of Information (Terjangkaunya Informasi)

Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan

atau fasilitas kesehatan.

(4) Personal Autonomy (Kebebasan Pribadi)

Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini

mengambil tindakan atau keputusan.

(5) Action Situation (Situasi Yang Memungkinkan)

Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau

tidak bertindak.

(Notoadmodjo, 2003, p.166)

c) Teori WHO

WHO merumuskan determinan perilaku menjadi 4, yaitu

:

(1) Pemikiran Dan Perasaan (Thoughts and Feeling)

Pemikiran dan perasaan merupakan modal awal untuk

bertindak atau berperilaku.

(2) Adanya Acuan Atau Referensi (Personal Refenreces)

Perubahan perilaku masyarakat tergantung dari

perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya tokoh

masyarakat setempat.

(3) Sumber Daya (Resources)

Sumber daya ini merupakan faktor pendukung untuk

terjadinya perilaku.

22

(4) Sosial Budaya (Culture)

Sosial budaya mempengaruhi terbentuknya perilaku

seseorang. Hal ini dapat dilihat dari perilaku tiap etnis di

Indonesia yang berbeda-beda.

(Notoatmodjo, 2005, pp.62-63)

3. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau

penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan, atau upaya untuk

mempengaruhi, dan atau mengajak orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat, agar melakukan perillaku hidup sehat.

Hasil yang diharapka dari suatu pendidikan kesehatan di sini adalah

perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang kondusif.

(Notoatmodjo, 2003, pp.16-17)

Menurut Effendy (2001, p. 232) pengertian pendidikan

keshatan identik dengan penyuluhan kesehatan, karena keduanya

berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu

23

perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah

kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan

kesehatannya.

Menurut Anwaz dalam Effendy (2001, p.232), penyuluhan

kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (2001, p. 233),

penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa saja yang bisa dilakukan, secara

perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila

perlu.

b. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan menurut Lawrence Green dalam bukunya

Notoatmodjo (2003, pp.17-18) dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu :

1) Pendidikan kesehatan dalam faktor predisposisi

Dalam pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah

kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan

24

masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat.

Pendidikan kesehatan memberikan pengertian tentang tradisi,

kepeercayaan masyarakat, dan sebagainya, baik yang

merugikan maupun yang menguntungkan kesehtan. Bentuk

pendidikan kesehatan ini antara lain : penyuluhan kesehatan,

pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk,

billboard, dan sebagainya.

2) Pendidikan kesehatan dalam faktor pemungkin

Bentuk pendidikan kesehatannya yaitu memberdayakan

masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana

kesehatan dengan cuma-cuma tetapi memberikan kemampuan

dengan cara bantuan tehnik (pelatihan dan bimbingan),

memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk

pengadaan saran dan prasarana.

3) Pendidikan kesehatan dalam faktor penguat

Pendidikan kesehatan dalam faktor penguat dalah dalam

bentuk pelatihan-pelatihan bagi toma, toga, dan petugas

kesehatan. Tujuan utama dari pelatihan ini dalah agar sikap dan

perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh, atau acuan bagi

masyarakat tentang berperilaku hidup sehat.

25

c. Sasaran pendidikan kesehatan

Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah kemampuan

masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dari

tujuan tersebut jelas bahwa yang menjadi sasaran pendidikan

kesehatan adalah masyarakat khususnya, perilaku masyarakat.

Berdasarkan pentahapan upaya pendidikan kesehatan ini, maka

sasaran di bagi dalam tiga kelompok :

1) Sasaran Primer

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung

segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai

dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat di

kelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah

kesehatan umum, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,

dan anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.

2) Sasaran Sekunder

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan petugas

kesehatan. Disebut sasaran sekunder, karena dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini

diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Di

samping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat

sebagai hasil pendidikan kesehatan ini akan memberikan

contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitar.

26

3) Sasaran Tersier

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di

tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan

kesehatan. Dengan kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan

oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku

para tokoh masyarakat, dan juga masyarakat umum.

(Notoatmodjo, 2003, pp.26-27)

d. Tujuan

Tujuan pendidikan kesehatan yang paling pokok menurut

Effendy (2001, pp. 233-234) adalah :

1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan

lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal.

2) Terbentuknya perilaku sehat pada induvidu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik

fisik, mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan angka

kesakitan dan kematian.

3) Menurut WHO tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

merubah perilaku perorangan dan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan.

27

e. Tempat Penyelenggaraan

Penyelenggaraan pendidikan kesehatan menurut Effendy

(2001, p. 235) dapat dilakukan diberbagai tempat, diantaranya adalah

:

1) Di dalam institusi pelayanan

Dapat dilakukan di rumah sakit, puskesmas, rumah

bersalin, klinik dan sebagainya, yang dapat diberikan secara

langsung kepada individu maupun kelompok mengenai penyakit,

perawatan, pencegahan penyakit dan sebaginya. Tetapi dapat

juga diberikan secara langsung misalnya melalui poster, gambar-

gambar, pamphlet, dan sebagainya.

2) Di masyarakat

Pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan

melalui pendidikan edukatif terhadap keluarga dan masyarakat

binaan secara menyulur dan terorganisasi sesuai dengan masalah

kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.

Pendidikan kesehatan masyarakat di masyarakat biasanya

berkaitan dengan pembinaan wilayah binaan Puskesmas atau

oleh karena kejadian luar biasa seperti wabah dan lain

sebagainya.

28

f. Ruang Lingkup

1) Sasaran pendidikan kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang dijadikan subjek dan objek

perubahan perilaku, sehingga diharapkan dapat memahami,

menghayati dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dalam

kehidupan sehari-harinya.

2) Materi / pesan

Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada

masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan

dan keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan

langsung manfaatnya.

g. Metode

Metode yang dipakai hendaknya metode yang dapat

mengembangkan komunikasi dua arah yang memberikan pendidikan

terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran

terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah

dipahami, diantaranya metode curah pendapat, diskusi, demonstrasi,

simulasi, bermain peran, dan sebagainya.

29

4. Pekerjaan

Kerja adalah Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai

profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.Pengeluaran

energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu. Manusia bekerja untuk dapat menghasilkan suatu

pendapatan (uang), yang akan mereka gunakan untuk memenuhi

kebutuhannya.

Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti dengan

pekerja lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yang waktu siang 7

jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu

minggu, atau dengan 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5

hari kerja dalam satu minggu. Sisa waktunya 16-18 jam digunakan untuk

kehidupan dalam keluarga, masyarakat, tidur, dan lain-lain (Siswanto

Sastrohadiwiryo, 2003:13). Dengan sisa waktu yang dimiliki oleh Ibu

bekerja sehinga mereka lebih memilih metode kontrasepsi yang praktis.

Menurut mereka metode kontrasepsi AKDR kurang praktis, karena

memerlukan pemeriksaan khusus, serta harus membuka aurat.

Adapun pekerjaan yang akan diteliti dibagi dua yaitu bekerja dan

tidak bekerja. Untuk bekerja, masih dibagi lagi, yaitu petani, pedagang,

PNS (pengawai negeri sipil), swasta, wiraswasta, dan buruh.

30

5. Ekonomi

Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang.

Ekonomi juga cakupan urusan keuangan rumah tangga.

Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal

ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang di

perlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan.

Pengolongan masyarakat dalam stratifikasi berdasarkan status sosial

ekonomi dibedakan 3 tingkatan yaitu, upper class (tingkat atas), meddlo

class (tingkat menengah), lower class (tingkat bawah).

Adapun yang diteliti yaitu pendapatan perkapita kurang dari Rp

939.756,- dan lebih dari Rp 939.756,-. Ini disesuaikan dengan upah

minimal regional untuk Kota Semarang tahun 2010 sebesar Rp 939.756,-

.(Http://www.wordpress.com)

6. Pengetahuan

a. Pengertian

Ahli pengetahuan mengatakan bahwa tidak mudah untuk

membuat definisi tentang pengetahuan, lebih mudah

mengelompokkan atau menggolongkannya. Beberapa pengertian

atau batasan tentang pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) H.M. Rasjidi

Pengetahuan (knowledge) itu adalah pekerjaan (fungsi) dari

pada otak.

31

2) International Encyclopedia of Higher Education

“The totally of fact, truth, principles, and information to

which man has acces”. Pengetahuan adalah keseluruhan fakta-

fakta, kebenaran, asas-asas, dan keterangan yang diperoleh dari

manusia.

3) Jujun S. Surisumantri

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang

kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya

ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang

diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya

seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah mental

yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya

kehidupan kita. Pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi

pertanyaan yang muncul dalam kehidupan.

(Wijono, 2006, p. 136).

4) Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2003, p.121)

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007, pp.140-142), pengetahuan yang

dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu :

32

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recaal (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek

yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi artinya apabila orang yang telah memahami objek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen – komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan sesorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen – komponen pengetahuan yang dimiliki.

33

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma – norma yang berlaku

di masyarakat.

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat

– tingkat tersebut diatas.

(Notoadmodjo, 2003, p.124)

d. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengaruh pengetahuan terhadap pertumbuhan anak maupun

remaja sangat penting. Oleh sebab itu, seseorang yang mempunyai

cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya

(Notoadmodjo, 2003, p. 58).

Menurut Sukmadinata (2009), faktor - faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :

34

1) Faktor internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera

seseorang.

b) Rohani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis,

intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif

individu.

2) Faktor eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,

berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,

majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi

lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak

pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan

35

media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang

baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan

status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi

pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam

kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih

besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial

juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan

untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat

diperoleh dari lingkungan dalam proses perkembangannya,

misalnya seseorang mengikuti kegiatan yang mendidik,

seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat

memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan

tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

36

B. KERANGKA TEORI

Bagan 2.1 Faktor - faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode

kontrasepsi AKDR

Sumber : (Green,L dalam Notoatmodjo, 2003: 164)

Faktor Predisposisi :

1. Nilai-nilai

2. Sikap

3. Kepercayaan

4. Tradisi

5. Pengetahuan

6. Pekerjaan

7. Pendidikan

8. Sosial ekonomi

Faktor Penguat :

1. Sikap dan perilaku tokoh

masyarakat

2. Sikap dan perilaku tokoh

agama

3. Sikap dan perilaku petugas

kesehatan

Faktor Pemungkin :

1. Sarana dan prasarana

kesehatan

Pemilihan metode kontrasepsi AKDR

37

C. KERANGKA KONSEP

Variabel bebas Variabel terikat

Bagan 2.2 Variabel bebas dan variabel terikat

Sumber : (Green,L dalam Notoatmodjo,2005:64)

D. HIPOTESIS

1. Ada hubungan antara pendidikan kesehatan tenteng AKDR dengan

pemilihan metode kontrasepsi AKDR.

2. Ada hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan metode kontrasepsi

AKDR.

3. Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan pemilihan metode

kontrasepsi AKDR.

4. Ada hubungan antara pengetahuan Ibu tentang AKDR dengan

pemilihan metode kontrasepsi AKDR.

Pemilihan metode

kontrasepsi AKDR

Pendidikan

kesehatan tentang

AKDR

Pekerjaan

Pengetahuan Ibu

tentang AKDR

Pendapatan

perkapita