Post on 12-Apr-2018
7/21/2019 96-135-1-PB
1/5
Jurnal Tata Kota dan DaerahVolume 1, Nomor 1, Juli 2009 19
PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN
KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN
Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono
Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Gedung G-II Jl. Pattimura Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telepon/Fax : 0217267762
ABSTRAK
Perkembangan permukiman pinggiran kota pada Koridor Jalan Kaliurang dapat memberikan tekanan padakemampuan ruang sehubungan untuk menampung kegiatan bermukim, yang ditengarai oleh tipologiperkembangan kelompok permukiman perkampungan yang tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini yakni, untukmengkaji hubungan berpengaruh perkembangan permukiman pinggiran kota, dengan tipologi perkembangan
kelompok-kelompok permukiman, yang akan dicapai melalui sasaran penelitian meliputi: mengkaji tipologiperkembangan kelompok permukiman dan mengkaji faktor berpengaruh aspek perkembangan permukimanpinggiran kota, serta menganalisa hubungan tergantung tipologi perkembangan kelompok permukiman dengan
faktor perkembangan permukiman pinggiran kota pada koridor Jalan Kaliurang kabupaten Sleman. Metodeyang digunakan yaitu metode survei untuk mengetahui sikap masyarakat pada perkembangan permukimanpinggiran kota, yang memperlihatkan tipologi perkembangan kelompok permukiman yang teratur dan tidakteratur. Hasil studi menunjukkan bahwa pada perkembangan permukiman pinggiran kota terjadi penurunan
dayadukung ruang lingkungan perumahan sebesar 25,89%, yang diperlihatkan oleh tipologi perkembangankelompok permukiman yang tidak teratur. Faktor-faktor yang mempengaruhi tipologi pekembangan kelompokpermukiman yang teratur adalah: a) faktor pertumbuhan penduduk, b) faktor hak-hak pemilikan lahan.Sedangkan faktor yang mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok permukiman yang tidak teratur, yaitu:c) faktor persaingan memperoleh lahan.
Kata kunci: perkembangan, pinggiran, kota, tipologi, kelompok, permukiman
ABSTRACT
The growth of suburban settlement along Kaliurang street corridor, Ngaglik district, Sleman can result in apresure over the space capacity to accommodate housing needs, as indicated by the typologyo irregular ruralsettlement communal growth in the rural areas of Sardonoharjo and Sinduharjo. This research aims to see
whether there is a relation between the growth of suburban settlement and the typology of the growth ofsettlement groups, which would be achieved through the following research target: studying the typology of thegrowth of settlement groups, studying the influential factors of the growth of suburban settlement, and alsoanalyzing the impact of the growth of suburban settlement on the typology of the growth of settlement groupsalong Kaliurang Street corridor, Sleman Regency.The research method used in this research is survey, which isused to identify the attitude of the community towards the growth of suburban settlement, which shows the
typology of growth of regular settlement groups, and also the typology of growth of irregular settlement groups.The results of the study show that there was a declining capacity of housing space of 25.89% in the growth ofurban settlement, as shown by the typology of growth of irregular settlement group. Meanwhile, the growth
factors of suburban settlement, which tend to influence the typology of growth of regular settlement groups, are:a) the population growth, and b) the land ownership rights. On the other hand, the factors which tends toinfluence the typology of growth of irregular settlement groups is: c) the competition to get the land.
Keywords: growth, suburban, typology, group, settlement
PENDAHULUAN
Perkembangan (fisik) ruang merupakanmanifestasi spasial dari pertambahan penduduk
sebagai akibat dari meningkatnya prosesurbanisasi maupun proses alamiah (melalui
kelahiran), yang kemudian mendorong terjadinyapeningkatan pemanfaatan ruang serta perubahanfungsi lahan. Dikatakan oleh Yunus (1999:124)bahwa, dari waktu ke waktu sejalan dengan
selalu meningkatnya jumlah penduduk perkotaan,serta meningkatnya tuntutan kebutuhan
kehidupan dalam aspek-aspek politik ekonomi,sosial, budaya, dan teknologi telah
mengakibatkan meningkatnya kegiatan pendudukperkotaan, dan hal tersebut berakibat pada
meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yangbesarDikatakan oleh Yunus (1999:125) bahwa,
oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota
7/21/2019 96-135-1-PB
2/5
PERKEMBANGAN PERMUKIMANPINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN
20 Jurnal Tata Kota dan DaerahVolume 1, Nomor 1, Juli 2009
tetap dan terbatas, maka secara alamiah terjadipemilihan alternatif dalam memenuhi kebutuhan
ruang untuk tempat tinggal dan kedudukanfungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di
daerah pinggiran kotaDi Kabupaten Sleman telah terjadi
pemekaran kawasan perkotaan yang indikator
pertumbuhanya meliputi laju pertumbuhanpenduduk, kepadatan penduduk, struktur tenaga
kerja dan struktur ekonomi. Tepatnya terdapatperkembangan permukiman di daerah pinggiran
sebagai gejala perembetan kenampakan fisik kotakearah luar pada koridor jalan kaliurangkecamatan Ngaglik, kabupaten sleman. denganindikasi perkembangan terjadi pertumbuhanmeliputi tingkat kepadatan penduduk dan
berkembangnya perumahan baru, serta terdapatfenomena perkembangan permukiman dengan
kondisi lingkungan perumahan yang teratur maupun tidak teratur, sebagai bentuk lingkunganperumahan yang menurun dayadukunya.Sehubungan adanya isue permasalahanberkembangnya permukiman pinggiran kota,maka perlu ada kebijakan yang mengaturpengembangan permukiman pada kawasan
tersebut. Untuk itu penelitian mengenaiperkembangan permukiman pinggiran kota perludikaji lebih mendalam lagi. Dalam pengelolaanserta pengalokasian penggunaan lahan,hubungannya dengan penataan/perencanaan
ruang untuk meningkatkan daya dukung ruang,yang merupakan media bagi aktivitas sosial
ekonomi masyarakat, pada hakekatnyamemerlukan penanganan yang komprehensip dan
terencana dengan baikEvers (1986:29-31) mengemukakan bahwa,
gejala perkembangan perluasan kota yang secaraterencana maupun tidak direncanakan (natural),berimplikasi pada berubahnya konsep fungsi
tanah sebagai gejala baru di pinggiran kotaterutama bagi penduduk asli
Dikatakan oleh Spencer (1979:112) bahwa,
proses perkembangan kota ke arah pinggiranyang cenderung alamiah, daripada terencana,merupakan suatu gejala sub-urbanisasi prematurdan tidak terencana, sehingga menciptakan
perluasan kota yang liar dan tidak teratur, sertatidak terkendali. Koestoer (1997:6) bahwa,kemerosotan lingkungan dapat terjadi dimana
akibat kontaminasi sumberdaya alam tidakterkait, tetapi justru karena berkait dengan aspek
sosial lingkungan. Demikian sisi buruk yangditimbulkan dari peristiwa perkembangan
permukiman pinggiran kota disamping akibat
yang positif dipihak lainnya. Menyikapi adanyaperkembangan permukiman pinggiran kota yang
negatif disamping akibat yang positif, untuk itu
perlu dilakuan kajian lebih mendalam terhadapfaktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya
daya dukung ruang lingkungan permukiman.Tujuan dari studi adalah untuk : Mengkaji
karakteristik perkembangan kelompok-kelompokpermukiman pinggiran kota pada koridor JalanKaliurang di Desa Sinduharjo dan Desa
Sardonoharjo Kabupaten Sleman.
METODE PENELITIAN
Wilayah Studi
Wilayah studi adalah koridor Jalan Kaliurang
di Desa Sinduharjo dan Desa SardonoharjoKabupaten Sleman (Gambar 1)
Gambar 1. Wilayah Studi
Metode Analisis Data
Identifikasi Kategori tipologi perkembangan
kelompok permukiman
Kriteria perkembangan kelompokpermukiman pinggiran kota, dijabarkan kedalamindikator-indikator yang akan dijadikan dasardalam penyusunan pertanyaan kuisioner kepadaresponden. kemudian hasil quesiner dilakukan
analis. Cara penilaian untuk membedakanmasing-masing tipologi perkembangan kelompok
permukiman antara yang tidak teratur denganyang teratur, digunakan teknik dengan metodebobot dan skor menurut item pertanyaan dalamkuisioner
7/21/2019 96-135-1-PB
3/5
Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono
Jurnal Tata Kota dan DaerahVolume 1, Nomor 1, Juli 2009 21
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Tipologi Perkembangan Kelompok
Permukiman
Faktor-faktor yang mempengaruhi TipologiPerkembangan Kelompok Permukiman dianalisis
dengan model tabel distribusi analisis
diskriminan. Hubungan variabel dependen faktoryang mempengaruhi tipologi perkembangankelompok-kelompok permukiman meliputi: a)tipologi perkembangan kelompok-kelompokpermukiman yang tidak teratur dan; b) tipologiperkembangan kelompok-kelompok permukiman
yang teratur, dengan variabel independen faktorperkembangan permukiman pinggiran kotayakni: a) pertumbuhan penduduk, b) persaingan
memperoleh lahan, c) hak-hak pemilikan lahan,d) kegiatan developer, e) perencanaan, f)perkembangan teknologi, g) lingkungan fisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Permukiman Pada Koridor
Jalan Kaliurang
Kebijakan pengembangan perumahan
permukiman
Belum disusunnya RDTR dan RTR padakawasan permukiman yang terletak padadaerah hinterland, maka perkembangan
permukiman pinggiran kota pada koridor jalan
Kaliurang di Desa Sinduharjo dan DesaSardonoharjo Kecamatan Ngaglik KabupatenSleman berjalan secara organik.
Penilaian masyarakat terhadap kondisi
lingkungan perumahan
Kondisi lingkungan perumahan yangmengalami penurunan yakni: kualitasbangunan perumahan, sarana dan prasarana
pendukung, serta lingkungan perumahan.Sedangkan kondisi lingkungan perumahanyang mendukung perkembangan permukiman
yakni: kepadatan penduduk yang masihjarang, kepemilikan lahan yang legal, dankepadatan bangunan yang masih rendah
Nilai bobot-skor dan persebaran kategori
tipologi perkembangan kelompok
permukiman
Dusun-dusun yang mengindikasikan
adanya kondisi lingkungan perumahantermasuk kategori tipologi perkembangankelompok permukiman yang tidak teraturdengan jumlah skor antara 173 sampai 183,
sejumlah 15 (lima belas) dusun atau 43%.Sedangkan Dusun-dusun yang menunjukankategori tipologi perkembangan kelompok
permukiman dengan jumlah skor antara191sampai 212, sejumlah 20 (dua puluh) dusun
atau 57%. (Tabel 1)
Tabel 1. Jumlah skor kategori tipologi
perkembangan kelompok permukiman pada
koridor jalan kaliurang
Persebaran tipologi perkembangan
kelompok permukiman dapat dirinci sebagaiberikut :
Dusun-dusun yang termasuk kategori tipologiperkembangan kelompok permukiman tidak
teratur yakni meliputi dusun: Ngemplak,
Taraman, Palgading, Ngabeanwetan, Pedak,Candikarang, Candi III, Turen, Rejosari,
Pencarsari, Wonosobo, Blekik, Nglanjaran
dan, Candiwinangun. lama yang hidup tapi
kacau (chaos) (Gambar 2)
Dusun-dusun yang termasuk kategori tipologiperkembangan kelompok permukiman teraturyakni meliputi dusun: Gadingan, Dukuh,
Gentan, Nglaban, Tambakan, Lojajar,Ngentak, Dayu, Banteng, Prujakan, Nagabean
Kulon, Jetisbaran, Candidukuh, Bulusan,Rejosar, Prumpung,, Plumbon, Ngebelgede,
Ngalangan, Gondangan/Ngebelcilik. (Gambar3)
KategoriPerkembangan Nama Desa Sebaran Lokasi
JumlahSkor
TIDAK
TERATUR
DesaSinduharjo
Dusun Ngemplak+CaranDusun Taraman+CalukanDusun Palgading+Tempel
Dusun Ngabean WetanDusun PedakDusun Jaban
179178177
179176180
174178
181183
182173183
179180
DesaSardonoharjo
Dusun CandiKarang+Candisari
Dusun Candi IIIDusun Turen+Dukuh II+TegalejoDusun RejosariDusun Pencarsari/MriyunanDusun Wonosobo
Dusun BlekikDusunNglanjaran+Ngangkruk
+ Bonjotan Candiwinangun
TERATUR
DesaSinduharjo
Dusun GadinganDusun Dukuh
Dusun GentanDusun NglabanDusun Tambakan+Gandok
Dusun NgentakDusun DayuDusun Banteng+Pusung
+PrujakanDusun PrujakanDusun Nagabean KulonDusun Lojajar
201204
201205199
209207203
191206206
212
207
205
209212197
207203205
DesaSardonoharjo
Dusun Jetisbaran/Kringinan
Dusun Candidukuh+Candi II+CandipuroDusun Bulusan
Dusun Rejosari+Patuk+MrisenDusun Prumpung/TempusariDusun Plumbon
Dusun Ngebelgede+KlabananDusun Ngalangan+BaransariDusuGondangan +Klabanan+Ngebelcilik
7/21/2019 96-135-1-PB
4/5
PERKEMBANGAN PERMUKIMANPINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN
22 Jurnal Tata Kota dan DaerahVolume 1, Nomor 1, Juli 2009
Gambar 2. Persebaran permukiman yang
tidak teratur
Gambar 3. Persebaran permukiman yang
tidak teratur
Permasalahan dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tipologi Perkembangan
Kelopok Permukiman
Permasalahan Perkembangan PerumahanPermukiman Pinggiran Kota Pada Koridor
Jalan Kaliurang kecamatan Ngaglik kabupatenSleman diataranya yakni: a) perkembanganperumahan permukiman pada Koridor jalan
Kaliurang tidak didukung atau belumtersentuh oleh arahan kebijakan
pengembangan permukiman perkotaanterutama pada wilayah cepat berkembang; b)
Terdapat peningkatan jumlah pendudukpendatang yang lebih tinggi dan pertumbuhanperumahan secara organik yang berpotensi
terhadap penurunan daya dukung ruanglingkungan perumahan; c) Tumbuhnya
kegiatan pengembang yang membangunkomplek perumahan kecil-kecil, serta tidak
dilengkapi dengan fasilitas pelayanan umumdengan daya tampung yang kecil, sertaterletak sporadis (menyebar) pada lahan ditengah persawahan. Hal itu mendorongberkembangnya sisten jaringan pelayanan
sarana dan prasarana mikroFaktor-faktor yang mempengaruhi
tipologi perkembangan kelompok permukimanadalah : (1) Faktor dominan yangmempengaruhi tipologi perkembangankelompok permukiman yang teratur, sebagaibentuk lingkungan perumahan yangmeningkat daya dukungnya yaitu faktorpertumbuhan penduduk, serta hak-hak
kepemilikan lahan; (2) faktor dominan yangcenderung mempengaruhi tipologiperkembangan kelompok permukiman yangtidak teratur, sebagai bentuk lingkunganperumahan dengan dayadukung yang menurun
yaitu faktor persaingan memperoleh lahan.Gambaran pengaruh faktor hak-hak
kepemilikan lahan, terhadap tipologiperkembangan kelompok permukiman yang
teratur, tercermin pada perilaku masyarakatpada pertumbuhan permukiman baru yangpada umumnya menghadap ke arah jalandengan bangunan permanen yang memenuhikriteria aman sehat dan serasi. Sedangkan
Gambaran pengaruh faktor persaingan dalammemperoleh lahan terhadap tipologi
perkembangan permukiman yang tidak teratur
yakni: Ketika terjadi persaingan memperolehlahan, bahwa penduduk perkampungan akanlebih memilih mempertahankan lahanpekarangan dan memindahkan aktivitas sosial
ekonominya yang berlatar belakang pertanianke lahan-lahan pekarangan dan sekaligussebagai tempat hunian. Oleh karenanya terjadi
kegiatan campuran (mix-use) yang merupakansalah satu kriteria pada pengertian kampung
kumuh, sebagai bentuk keruangan denganlingkungan perumahan yang menurun daya
dukungnya.
7/21/2019 96-135-1-PB
5/5
Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono
Jurnal Tata Kota dan DaerahVolume 1, Nomor 1, Juli 2009 23
SIMPULAN
Faktor-faktor kenampakan keruanganpinggiran kota sebagai bentuk perkembanganpermukiman pinggiran kota secara fisik yangpaling mempengaruhi tipologi perkembangan
kelompok permukiman yaitu: faktorpertumbuhan penduduk (population growth),faktor hak-hak kepemilikan lahan (property
rights), dan faktor persaingan memperoleh lahan(competition for land).
SARAN
Sehubungan dengan pembatasan lingkup
studi berkaitan dengan karakteristik pendudukdalam bermukim, dan agar perkembangan
perumahan permukiman pada koridor jalankaliurang dapat mencapai optimal dalam
menampung kebutuhan akan hunian seiringdengan laju pertumbuhan penduduk, maka perluada studi lebih lanjut mengenai preferensi
masyarakat dalam bermukim, sehingga dapat ditentukan mengenai kebijakan-kebijakan dalam
alokasi lahan untuk pengembangan perumahanpermukiman
DAFTAR PUSTAKA
Koestoer, RH. 1997.Perspektif Lingkungan Desa
Kota, Teori dan Kasus. Jakarta.
Universitas Indonesia (UI-Press)Koestoer, RH. 2001. Dimensi Keruangan Kota
(Teori dan Kasus). Jakarta. UniversitasIndonesia (UI-Press)
Spencer, Metta. 1979. Foundation of ModernSociolog. New Jersey. Prantice Hall Inc.,
Englewood ClieffsYunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar