Post on 15-Jan-2017
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 51
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI
PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA DI KELAS X SMAN 3 LAMONGAN
Meiliyah Ulfa, Muchlis
Jurusan Kimia FMIPA UNESA
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing yang dilihat dari (1) aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran; (2) aktivitas siswa; (3) deskripsi pelatihan problem posing; (4) ketuntasan hasil belajar siswa; dan (5) respon siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan sasaran siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan tahun ajaran 2011/2012 yang dilakukan melalui tiga siklus. Metode yang digunakan yaitu metode observasi, metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mendapat penilaian baik dengan nilai 4,14 pada putaran I, nilai 4,24 pada putaran II, dan nilai 4,42 pada putaran III; (2) aktivitas problem posing siswa meningkat selama tiga putaran yaitu dengan persentase waktu putaran I 63,1%, putaran II 66,9%, dan putaran III 69,6%; (3) hasil pelatihan problem posing menunjukkan siswa mampu membuat soal sesuai indikator, pada putaran I 85,7%, putaran II 85,7% (sangat baik), dan putaran III 85,7% (sangat baik); (4) ketuntasan klasikal pada putaran I 57,1% (belum tercapai), pada putaran II sebesar 80% (tuntas) dan pada putaran III sebesar 85,7% (tuntas); dan (5) respon siswa terhadap pembelajaran sangat baik (86,4%).
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe NHT, strategi problem posing. PENDAHULUAN
Pelajaran kimia merupakan pelajaran yang menarik dipelajari bagi siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan. Hal ini didasarkan angket yang menunjukkan sebesar 65% siswa berminat dalam pelajaran kimia. Fakta ini juga didukung hasil wawancara dengan seorang guru kimia SMAN 3 Lamongan yang menyatakan bahwa ketertarikan siswa menyebabkan siswa bersemangat dalam belajar kimia di kelas. Namun demikian ada beberapa materi kimia yang dianggap sulit oleh siswa, antara lain ikatan kimia.
Ikatan kimia merupakan salah satu materi kimia di SMA. Berdasarkan dokumentasi guru kimia diperoleh ketuntasan klasikal pada materi ikatan kimia sebesar 70,5% setelah diadakan tes ulang dan 62,5% siswa menganggap materi ikatan kimia merupakan materi yang sulit. Ketidaktuntasan ini disebabkan
pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Ketika diberi kesempatan bertanya oleh guru, hanya beberapa siswa yang bertanya. Mereka bingung harus bertanya apa. Ketika diberi kesempatan membaca di kelas, lalu guru memberi pertanyaan, hanya beberapa siswa yang menjawab.
Keterampilan bertanya perlu ditanamkan sejak dini pada siswa agar terampil bertanya. Melalui pertanyaan, kadang proses berpikir baru dimulai. Bila ada pertanyaan, ada aktifitas berpikir. Makin banyak kita bertanya, maka makin banyak pula kita berpikir (Hajar, 2000). Namun, dalam kegiatan pembelajaran pertanyaan lebih sering diungkapkan oleh guru daripada siswa sehingga keaktifan siswa dalam bertanya masih relatif kecil. Hal tersebut didukung oleh angket yang disebarkan yaitu sebesar 45% siswa
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 52
menyatakan jarang bertanya kepada guru tentang materi yang diajarkan. Keterampilan bertanya dapat dilatihkan melalui pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil misalnya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe ini menuntut siswa dapat memecahkan setiap permasalahan karena siswa bekerja sama dalam kelompok. Ciri khas Numbered Head Together adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompok tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya itu.
Keterampilan bertanya siswa dapat dilatihkan dengan mengintegrasikan strategi problem posing dalam sintaks pembelajaran kooperatif tipe NHT pada fase 4 dan fase 5. Problem posing merupakan perumusan atau pembuatan soal dari situasi yang diberikan (Irwan, 2011). Strategi ini mengharuskan setiap kelompok membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi dan penyelesaiannya. Menurut Ibrahim (2000:7), langkah-langkah pembelajaran kooperatif terlihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi belajar siswa.
Fase 2: Menyajikan informasi
Guru menyajikan infomasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi nomor setiap anggota.
Fase 4: Membimbing kelompok belajar dan bekerja
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam bentuk LKS Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban tersebut.
Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari. Menjawab Guru memanggil salah satu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru mencari cara menghargai upaya dan hasil belajar individu dan kelompok.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 dengan sasaran penelitian siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan. Peneltian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Rancangan penelitian dilakukan melalui tiga siklus.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu (1) Lembar pengamatan kemampuan guru, (2) Lembar pengamatan aktivitas siswa, (3) Lembar kerja siswa untuk melatih problem posing, (4) Lembar soal tes, dan (5) Angket respon siswa. HASIL PENELITIAN
Data yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi problem posing adalah data pengamatan kemampuan guru dalam
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 53
mengelola pembelajaran, aktivitas siswa, pelatihan problem posing, ketuntasan hasil belajar siswa, dan respon siswa. Putaran 1 1. Perencanaan
Mempersiapkan silabus, RPP I, LKS I, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran I, dan soal post test.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran I dilaksanakan sesuai dengan langkah pembelajaran kooperatif seperti yang tercantum pada RPP I. a. Data hasil pengamatan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pada Putaran I
No Aspek yang Diamati Rata-rata
Rata-rata (kategori)
Rata-rata (kategori)
1 A. Pendahuluan 4,56 (sangat baik)
4,17 (baik)
Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,67 Memotivasi siswa 4,33 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,67
2 B. Kegiatan Inti
4,30 (baik)
Menyajikan informasi 4,67 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,33
Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,00 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 4,33 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,33 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,33 Membimbing diskusi kelompok 4,67 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,00
Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 3,67
3 C. Penutup
3,95 (baik)
Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,33 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 3,67
Menanggapi jawaban siswa 4,00 Membimbing siswa membuat simpulan materi 3,33 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 4,33 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 3,67
Menutup pembelajaran 4,33 4 Suasana Kelas
3,89 (baik)
Siswa aktif 4,00 Guru aktif 4,00 Pengelolaan waktu 3,67
b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran I No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa
1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,4 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 13,1 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 12,2 4 Bertanya kepada guru 8,7 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 9,6 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 10,7 7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 8,7
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 54
No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa
8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 8,0 9 Mengerjakan soal post test. 12,2
10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 4,3 Jumlah 100
c. Data pelatihan problem posing
Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran I
Indikator Soal 1. Menjelaskan
kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya
1. Tuliskan konfigurasi elektron dari berikut dan cara unsur itu untuk mencapai kestabilan! a. 11Na b. 13Al
2. Bagaimana konfigurasi elektron dari K dan bagaimana supaya stabil? 3. Bagaimana unsur 53I mencapai kestabilan? 4. Bagaimana supaya unsur 47Ag mencapai/ menjadi stabil? 5. Tuliskan konfigurasi 19K dan caranya mencapai kestabilan! 6. Bagaimana 12Mg mencapai kestabilan? 7. Apakah yang dilakukan suatu unsur untuk mencapai suatu kestabilan?
2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia dan bukan gas mulia (struktur Lewis)
1. Gambarkan struktur elektron valensi untuk 20Ca! 2. Gambarkan struktur lewis dari oksigen! 3. Gambarkan struktur lewis dari Cl! 4. Gambarkan simbol lewis untuk unsur 17Cl
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
1. Jelaskan terbentuknya senyawa ion dari reaksi antara K dan S! 2. Jelaskan terbentuknya senyawa ion KBr! 3. Nomor atom K, L, M, dan N adalah 6, 9, 11, 18. Jelaskan pasangan
unsur yang dapat membentuk ikatan ion! 4. Tuliskan terbentuknya ikatan ion dari 20Ca dan 17Cl! 5. Jelaskan proses terbentuknya ikatan ion?
4. Menjelaskan sifat fisik senyawanya
1. Jelaskan sifat-sifat senyawa ion! 2. Jelaskan sifat fisis senyawa yang memiliki ikatan ion!
Jumlah Soal 18
d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran I Data ringkas ketuntasan klasikal hasil tes belajar siswa pada akhir putaran I dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Hasil Tes Belajar Siswa pada Putaran I Karakteristik Jumlah
Siswa 35 Siswa yang tuntas 20 Siswa yang tidak tuntas 15 Ketuntasan klasikal (%) 57,1
3. Refleksi
Pengelolaan waktu kurang baik disebabkan waktu untuk menjelaskan materi lebih banyak. Persentase waktu aktivitas bertanya kepada guru yaitu sebesar 8,7% disebabkan siswa belum terbiasa untuk membuat soal sehingga kesulitan dan lebih banyak bertanya.
Perilaku yang tidak relevan
4,3% yaitu terdapat siswa yang tidak serius dalam mengikuti pelajaran seperti gaduh, mengganggu diskusi kelompok lain yang mengakibatkan proses belajar mengajar belum maksimal. Selain itu, ketuntasan klasikal hanya mencapai 57,1% sehingga perlu diadakan perbaikan untuk putaran selanjutnya.
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 55
Revisi: a) Guru sebaiknya memiliki alokasi
waktu yang sesuai. b) Guru diharapkan memberikan lebih
banyak waktu pada siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga siswa terbiasa membuat soal sekaligus penyelesaiannya.
c) Ketuntasan belajar perlu ditingkatkan.
Putaran 2 1. Perencanaan
Mempersiapkan silabus, RPP II, LKS II, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran II, dan soal post test.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran II terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup seperti yang tercantum pada RPP II. a. Data hasil pengamatan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran Data hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran padaPutaran II No Aspek yang Diamati Rata-
rata Rata-rata (kategori)
Rata-rata (kategori)
1 A. Pendahuluan 4,22
(baik)
4,24 (baik)
Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,00 Memotivasi siswa 4,67 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,00
2 B. Kegiatan Inti
4,27 (baik)
Menyajikan informasi 4,67 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,33
Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,00 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 4,33 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,00 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,00 Membimbing diskusi kelompok 4,33 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,00
Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 4,33
3 C. Penutup
4,29 (baik)
Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,67 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 4,67
Menanggapi jawaban siswa 4,33 Membimbing siswa membuat simpulan materi 4,33 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 4,00 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 3,67
Menutup pembelajaran 4,33 4 Suasana Kelas
4,22 (baik)
Siswa aktif 4,00 Guru aktif 4,33 Pengelolaan waktu 4,33
b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa
Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 7 berikut.
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 56
Tabel 7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran II No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa
1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,4 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 12,4 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 14,1 4 Bertanya kepada guru 8,9 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 7,8 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 10,9
7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 12,8
8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 6,1 9 Mengerjakan soal post test. 11,3
10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 3,3 Jumlah 100,0
c. Data pelatihan problem posing
Pelatihan problem posing dianalisis dari soal atau pertanyaan yang dibuat oleh siswa dalam kelompok pada
LKS II yang disediakan. Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran II
Indikator Soal Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga dan sifat fisik senyawanya
1. Dua unsur H dan C mempunyai nomor atom 1 dan 6. Jelaskan pembentukan ikatan kovalen pada unsur tersebut!
2. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen? 3. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga. 4. Jelaskan ikatan yang terbentuk dari reaksi kimia antara unsur H dan O! 5. Bagaimana ikatan kovalen rangkap terbentuk? 6. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada molekul CF4! 7. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada Cl2! 8. Jelaskan terbentuknya ikatan pada C dan Cl! 9. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada N2! 10. Dua unsur N dan H mempunyai nomor atom 7 dan 1. Jelaskan terbentuknya ikatan
kovalen pada unsur tersebut! 11. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada F2! 12. Gambarkan terbentuknya ikatan kovalen pada O2! 13. Mengapa molekul nitrogen (N2) berikatan rangkap tiga? 14. Jelaskan terbentuknya senyawa kovalen dan jenis ikatan kovalen yang terbentuk
dari reaksi antara C dan H! 15. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada O2! 16. Jelaskan terbentuknya CS2! 17. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen? 18. Sebutkan sifat-sifat senyawa kovalen!
Jumlah Soal 18
d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran II Data ringkas ketuntasan klasikal hasil tes belajar siswa pada akhir putaran II dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Hasil Tes Belajar Siswa pada Putaran II
Karakteristik Jumlah Siswa 35 Siswa yang tuntas 28 Siswa yang tidak tuntas 7 Ketuntasan klasikal (%) 80
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 57
e. Refleksi a. Guru sudah cukup memberi
kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam membuat soal sekaligus penyelesaiannya.
b. Perilaku yang tidak relevan pada putaran II mengalami penurunan dibandingkan pada putaran I.
c. Pengelolaan waktu sudah cukup baik.
d. Ketuntasan klasikal pada putaran II telah tercapai.
Revisi: a. Guru harus lebih mengawasi siswa
secara merata ke seluruh kelas secara bergantian agar perilaku yang tidak relevan dapat diminimalkan.
b. Guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa yang belum tuntas belajarnya.
Putaran 3 1. Perencanaan
Mempersiapkan silabus, RPP III, LKS III, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran III, dan soal post test.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran III terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup seperti yang tercantum pada RPP III. a. Data hasil pengamatan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran Data hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran pada Putaran III No Aspek yang Diamati Rata-
rata Rata-rata (kategori)
Rata-rata (kategori)
1 A. Pendahuluan 4,22
(baik)
4,42 (baik)
Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,67 Memotivasi siswa 4,00 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,00
2 B. Kegiatan Inti
4,53 (sangat baik)
Menyajikan informasi 5,00 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,00
Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,33 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 5,00 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,00 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,67 Membimbing diskusi kelompok 4,67 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,33
Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 4,67
3 C. Penutup
4,48 (baik)
Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,33 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 4,33
Menanggapi jawaban siswa 5,00 Membimbing siswa membuat simpulan materi 4,00 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 5,00 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 4,00
Menutup pembelajaran 4,67 4 Suasana Kelas
4,44 (baik)
Siswa aktif 4,33 Guru aktif 4,67 Pengelolaan waktu 4,33
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 58
b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran III No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa
1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,0 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 12,6 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 14,1 4 Bertanya kepada guru 10,6 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 8,0 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 11,5 7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 13,0 8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 6,1 9 Mengerjakan soal pos tes. 11,9
10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 0,4 Jumlah 100,0
c. Data pelatihan problem posing
Pelatihan problem posing dianalisis dari soal yang dibuat melalui diskusi kelompok pada LKS III berdasarkan
indikator pembelajaran. Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12 Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran III
Indikator Pembelajaran Soal 1. Menjelaskan proses
terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa
1. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada suatu senyawa tertentu?
2. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada HNO3! 3. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada H2SO4! 4. Jelaskan ikatan kovalen koordinasi pada H2SO4 5. Jelaskan terbentuknya senyawa koordinasi pada NH3.BCl3 6. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada H2SO3 7. Jelaskan terbentuknya iktan koordinasi pada H3O+?
2. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan
1. Tentukan sifat kepolaran dari NH3 berdasarkan besarnya keelektronegatifan!
2. Tentukan sifat kepolaran dari CO2 berdasarkan keelektronegatifannya!
3. Tentukan molekul berikut: O2,H2, dan N2 bersifat polar atau non polar? jelaskan dan berikan contoh lain yang sifatnya sama seperti molekul tersebut?
4. Tentukan sifat kepolaran dari NH3 dan HF berdasarkan keelektronegatifannya!
5. Bagaimana sifat kepolaran dari CCl4? Apakah larut dalam air? 6. Jelaskan sifat kepolaran pada BF3! 7. Jelaskan apakah H2O bersifat polar atau nonpolar?
3. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam
1. Bagaimana proses terbentuknya ikatan logam? 2. Bagaimanakah terbentuknya ikatan logam?
4. Mendeskripsikan hubungan ikatan logam dengan sifat fisik logam
1. Sebutkan sifat-sifat fisik senyawa yang memiliki ikatan logam! 2. Tuliskan sifat senyawa yang berikatan logam!
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 59
d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran III Data ringkas ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 13 berikut
Tabel 13 Hasil Tes Belajar Siswa pada Putaran III
Karakteristik Jumlah Siswa 35 Siswa yang tuntas 30 Siswa yang tidak tuntas 5 Ketuntasan klasikal (%) 85,7
e. Data respon siswa
Hasil angket respon siswa disajikan pada Tabel 14 berikut. Tabel 14 Hasil Angket Respon Siswa
Kategori Jawaban Ya (%) Tidak (%)
1. Apakah Anda senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini? 94,3 5,7 2. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat membuat
Anda termotivasi untuk dapat membuat soal dan menyelesaikannya? 88,6 11,4
3. Apakah Anda lebih mudah membuat soal atau pertanyaan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 88,6 11,4
4. Apakan Anda lebih mudah menyelesaikan soal dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 74,3 25,7
5. Apakah Anda lebih mudah memahami materi melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 74,3 25,7
6. Apakah Anda aktif selama proses pembelajaran berlangsung? 91,4 8,6 7. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
membangun kerjasama yang baik antar teman? 85,7 14,3
8. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat membangun kerjasama yang baik antara siswa dengan guru? 94,3 5,7
Rata-rata 86,4 13,6
3. Refleksi a. Guru sudah cukup mampu
menghubungkan pembelajaran pada putaran II dan III.
b. Guru sudah cukup memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam membuat soal sekaligus penyelesaiannya.
c. Pengelolaan waktu sudah cukup baik.
PEMBAHASAN
Penelitian berlangsung selama tiga putaran dengan waktu setiap putaran 2x45 menit. Pembahasan dari data penelitian sebagai berikut. 1. Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran Pengelolaan pembelajaran
diamati oleh tiga orang pengamat
dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas disajikan pada grafik 1.
Pada putaran I, pengamat memberikan penilaian sangat baik terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata 4,56 (sangat baik). Kegiatan memotivasi siswa, kemampuan guru mendapatkan kategori sangat baik (4,67). Hal ini disebabkan siswa terlihat tertarik dengan apa yang diungkapkan oleh guru karena memberikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti, persentase rata-rata yang diberikan pengamat sebesar 4,30 (baik).
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
0.00
2.00
4.00
6.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pers
enta
se
Aspek yang diamati
Putaran I
Putaran II
Putaran III
Grafik 3 Kesesuaian Soal dengan Indikator Pembelajaran
Grafik 1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran selama Tiga Putaran
Pada putaran II, kegiatan dilaksanakan sesuai dengan masukan yang diberikan oleh pengamat pada putaran sebelumnya. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata 4,22 (baik). Kegiatan memotivasi siswa, nilai rata-ratanya mengalami peningkatan dibandingkan pada putaran sebelumnya (4,67). Pada kegiatan inti, nilai rata-rata yang diberikan pengamat sebesar 4,27 (baik). Guru juga lebih dapat membimbing siswa dalam diskusi kelas sehingga suasana kelas tidak terlalu gaduh. Pengamat memberikan penilaian baik terhadap kegiatan penutup (4,29) dan suasana kelas (4,22).
Pada putaran III, pengelolaan pembelajaran mendapatkan penilaian yang sangat baik dari pengamat. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata dari pengamat 4,22 (baik).
Namun, penilaian terhadap kegiatan memotivasi menurun. Hal ini disebabkan banyak siswa yang belum siap sehingga sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Pada kegiatan inti, penilaian terhadap kemampuan guru pada kategori sangat baik (4,53).
Secara keseluruhan penilain pengamat terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing selama tiga putaran sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwakegiatan guru telah sesuai dengan sintaks pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung diamati oleh tiga orang pengamat. Hasil pengamatan selama tiga putaran terhadap aktivitas siswa disajikan pada Grafik 2 berikut.
Grafik 2 Aktivitas Siswa
Aktivitas kelompok terlihat pada
aspek no 2 dan 3. Pada putaran I, aktivitas kelompok 25,4%, putaran 26,5%, dan putaran III 26,7%. Persentase waktu mengalami
peningkatan dimaksudkan agar siswa dalam kelompok dapat berdiskusi secara maksimal untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pelatihan problem posing tercermin pada aktivitas
0.0
5.0
10.0
15.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pers
enta
se
Kategori
Putaran I
Putaran II 0
10
20
putaran I putaran II putaran III
Jum
lah
Soal
jumlah soal
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Grafik 4 Ketuntasan Belajar Siswa Selama Tiga Putaran
no 2-7. Pada putaran I, 63,1% waktu dihabiskan siswa untuk berlatih problem posing. Pada putaran II persentase waktu meningkat menjadi 66,9%, dan putaran III mencapai 69,6%. Peningkatan persentase waktu seiring dengan bertambah bagusnya pelatihan problem posing bagi siswa.
3. Pelatihan problem posing Problem posing merupakan
perumusan atau pembuatan soal dari situasi yang diberikan (Irwan, 2011). Hasil pengamatan terhadap pelatihan problem posing selama tiga putaran disajikan pada Grafik 3.
Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa pada setiap putaran dari 21 soal yang dibuat melalui diskusi kelompok ada 18 soal yang sesuai dengan indikator pembelajaran sehingga diperoleh persentase sebesar 85,7% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelatihan problem posing telah berhasil dilakukan seperti pada tujuan dari penelitian di kelas X-2 SMA Negeri 3 Lamongan.
4. Ketuntasan belajar siswa Ketuntasan hasil belajar siswa
pada materi ikatan kimia diperoleh dari nilai post test. Data ketuntasan belajar siswa selama tiga putaran disajikan pada Grafik 4.
Berdasarkan Grafik 4 dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal pada putaran I belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sekolah (57,1%). Pada putaran II dan III ketuntasan klasikal telah tercapai dendan persentase 80% dan 85,7%.
5. Respon siswa Respon siswa merupakan
tanggapan atau pendapat siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Adapun hasil angket respon siswa disajikan pada grafik 5. Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa penggunaan strategi problem posing membuat 88,6% siswa merasa lebih mudah untuk membuat soal dan 74,3% siswa lebih mudah menyelesaikannya. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru menyebabkan siswa aktif selama pembelajaran (91,4%). Keaktifan ini terkait aktivitas bertanya, menjawab, dan berpendapat. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tersebut dapat membangun kerja sama yang baik antarsiswa dan antara guru dengan siswa (85,7% dan 94,3%). Secara keseluruhan respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat baik (86,4%).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dengan strategi problem posing sudah baik dengan nilai rata-rata yang diberikan oleh pengamat pada putaran I sebesar 4,14 (baik), putaran II sebesar 4,24 (baik), dan putaran III sebesar 4,42 (baik).
Grafik 5 Hasil Angket Respon Siswa
0
50
100
1 2 3 4 5 6 7 8
Pers
enta
se
Kategori
Ya
Tidak050
100
Putaran I Putaran II Putaran III
57.180 85.7
Pers
enta
se
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
B - 62
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tercermin melalui aktivitas kelompok dengan persentase waktu putaran I 25,4%, putaran II 26,5%, dan putaran III 26,7%. Aktivitas problem posing juga mengalami peningkatan tiap putarannya dengan persentase waktu putaran I 63,1% putaran II 66,9%, dan putaran III 69,6%.
3. Siswa telah mampu membuat yang soal sesuai indikator pembelajaran yaitu putaran I sebesar 85,7% (sangat baik), putaran II sebesar 85,7% (sangat baik), dan putaran III sebesar 85,7% (sangat baik).
4. Ketuntasan klasikal putaran I sebesar 57,1%, putaran II 80%, dan putaran III 85,7%.
5. Respon siswa terhadap kegiatan belajat mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing sangat baik dengan persentase rata-rata banyak siswa yang menjawab ya sebanyak 86,4%.
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dibuat, secara keseluruhan rumusan masalah telah terjawab. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu disarankan lagi dalam penerapannya karena keterbatasan waktu penelitian antara lain: 1. Dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif dengan strategi problem posing, guru lebih sering memberikan contoh-contoh soal yang sesuai dengan indikator pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa terbiasa dengan soal-soal yang sesuai dengan indikator sehingga memudahkan siswa untuk menyusun soal.
2. Agar siswa lebih aktif dalam bekerja sama, perlu adanya penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan penghargaan terbaik (tim super) sebagai ciri khas dalam model pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hajar, Nurul. 2000. Problem Posing Belajar dari Masalah Membuat Masalah (Online). (http://h4j4r.multiply.com/journal/item/7. Diakses 14 Februari 2011).
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model SSCS dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1. Universitas Negeri Padang. 3
Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
Tatag. 2000. Pengajuan Soal (Problem Posing) oleh Siswa dalam Pembelajaran Geometri d SLTP. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.