Laporan Alkaloid Kafein Ulfa

32
Penentuan Kandungan Alkaloida Kafein Dalam Daun Teh Secara Ekstraksi Pelarut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Farmasi berhubungan dengan layanan terhadap pasien yaitu layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Teh merupakan bahan minuman yang secara universal dikonsumsi dibanyak negara serta diberbagai lapisan masyarakat.Teh memiliki beberapa Husnul Khatimah Ulfa MUAMMAR FAWWAZ, S.farm, M.Si, apt 15020120092

description

ALKALOID merupakan golongan senyawa yang sangat heterogen apabila dipandang secara kimiawi. Semua alkaloid mengandungunsur nitrogen (N0,sering dalam bentuk cincin heterosiklik, tetapi tidak semua demikian. Ini di gunakan sebagai dasar penamaannya, seperti nama alkaloid bermakna alkali (basa) karena alkaloid mempunyai sifat alkalis atau basa. Senyawa alifatik sederhana (asam amino) walaupun mengandung nitrogen tidak termasuk alkaloid.KAFEIN adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid, yaitu senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman.

Transcript of Laporan Alkaloid Kafein Ulfa

Penentuan Kandungan Alkaloid Kafein Dalam Daun Teh Secara Ekstraksi Pelarut

Penentuan Kandungan Alkaloida Kafein Dalam Daun Teh Secara Ekstraksi Pelarut

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Farmasi berhubungan dengan layanan terhadap pasien yaitu layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.Teh merupakan bahan minuman yang secara universal dikonsumsi dibanyak negara serta diberbagai lapisan masyarakat.Teh memiliki beberapa jenis, diantaranya teh hijau, teh putih, teh hitam, dan teh olong Namun dari sekian banyak manfaat dari teh, ada efek buruk pula dari teh salah satunya yaitu kafein (tehin) yang berbahaya bila konsumsi terlalu berlebihan.Alkaloid merupakan golongan senyawa yang sangat heterogen apabila dipandang secara kimiawi. Semua alkaloid mengandungunsur nitrogen (N0,sering dalam bentuk cincin heterosiklik, tetapi tidak semua demikian. Ini di gunakan sebagai dasar penamaannya, seperti nama alkaloid bermakna alkali (basa) karena alkaloid mempunyai sifat alkalis atau basa. Senyawa alifatik sederhana (asam amino) walaupun mengandung nitrogen tidak termasuk alkaloid.Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid, yaitu senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Uji alkaloid dapat dilakukan dengan uji kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menentukan Rf noda yang dihasilkan, dan dapat juga dilakukan dengan uji alkaloid yang ditandai dengan adanya endapan berwarna jingga.1.2 Maksud Praktikum

Mengetahui dan memahami proses pembuatan maserasi dengan metode maserasi/soklet dan mengetahui kadar dari teh tongji1.3 Tujuan PraktikumBertujuan menentukan kadar kafein dalam teh tongji dengan metode maserasi/soklet.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Metabolisme sekunder biasanya tidak untuk semua sel secara keseluruhan tetapi hanya untuk beberapa sel tertentu. Menurut biosintesisnya metabolit sekunder dapat terbagi atas terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin), senyawa fenol (falvonoid dan tanin), dan alkaloid (Simbala, 2009). Alkaloid merupakan senyawa kimia bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit kayu. Alkaloid memiliki efek dalam bidang kesehatan dalam memisu sistem saraf pusat, menaikkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit, antimikroba, obat penenang, obat penyakit jantung dan lain-lain. Salah satu contoh senyawa yang termasuk dalam alkaloid adalah kafein (Simbala, 2009).Kafein adalah basa sangat lemah dalam larutan air atau alkohol tidak terbentuk garam yang stabil. Kafein terdapat sebagai serbuk putih, atau sebagai jarum mengkilat putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Kafein larut dalam air (1:50), alkohol (1:75) atau kloroform (1:6) tetapi kurang larut dalam eter. Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada 80oC) atau alkohol panas (1:25 pada 60 oC). Kafein berbentuk anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,1% C8H10N4O2 (Novianti, 2008).Kafein bekerja dengan menstimulasi SSP (sistem saraf pusat), dengan efek menghilangkan rasa letih, lapar dan mengantuk. Kafein juga dapat meningkatkan daya konsentrasi dan kecepatan reaksi serta prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. Kafein juga dapat memperkuat daya konstraksi dari jantung, vasodilatasi perifer dan diuretis (Tjay, 2007).Secara umum, ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponn campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solven), Sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara destilasi/penguapan (Wahyuni, dkk., 2004).Cairan pengekstraksi dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ektraksi total, maka cairan pengekstraksi dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung (Asni, 2009).BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Alat soklet/maserasi

Corong pisah

Gelas kimia

Erlenmeyer

Oven

Penangas air (waterbath)

Timbangan

Buret

Corong pisah

3. 2 Bahan Praktikum

Larutan baku NaOH 0,2 N

Larutan baku H2SO4 0,2 N

Amonium Hidroksida

Amonia 10%

Larutan H2SO4 0,5 N

Etanol 95%

Kloroform

Indikator metal merah

Dietil eter

Aquadest

3.3 Prosedur Kerja

Timbang sebanyak 10 gram daun the dalam bentuk bubuk kasar masukkan dalam labu soklet atau alat maserasi. Selanjutnya dilakukan penyarian dengan membasahi bahan tersebut dengan campuran 8 ml ammonium hidroksida pekat, 10 ml etanol 95% dan 20 ml eter , campur dengan baik, lalu dimaserasi selama semalam. Selanjutnya itu dilakukan penyarian dengan eter selama 3 jam.

Pindahkan sari eter yang mengandung lkaloid kedalam corong pisah, bilas labu dengan sedikit eter dan kumpulkan kedalam corong pisah yang lain. SSari alkaloid dalam fase air itu masukkan kedalam corong pisah. Tambahkan ammonia 10% kedalam fase air sampai jelas bereaksi alkalis. Sari fase air dengan 20 ml kloroform sebanyak 5 kali. Kumpulkan sari kloroform dan uapkan diatas waterbath sampai kering. Larutan residu dalam beberapa milliliter kloroform, tambahkan 15 ml larutan baku H2SO4 0,2 N panaskan untuk menghilangkan kloroform, dinginkan, tambahkan indicator metal merah, lalu titrasi kelebihan asam dengan larutan baku NaOH 0,2 N. Kemudian dihitung kandungan alkaloid dalam daun the sebagai kafein. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

No.Nama SampelVolume Titrasi NaOH 0,1 N

1.Teh sosro jojo6,5 mL

2.Teh hitam celup6,5 mL

3.TehSariwangi7,5 mL

4.Teh tongji6,6 mL

a) Perhitungan

1.) Teh Sosro (Kelompok 1)N = 0,2 NValensi Kafein = 10Be kafein=

=

= 19,419Wkafein = NNaOH x Vtitran NaOH x Bekafein= 0,0065 X 0,2 X 19,419= 0,0252

% Kafein = x 100 %

= x 100%= 0,504 %2.) Teh Hitam Celup (Kelompok 2)N = 0,2Valensi Kafein = 10BM Kafein

= 194,19Be

=

=

= 19,419Wkafein = NNaOH x Vtitran NaOH x Bekafein

= 0,0065 X 0,2 X 19,419

= 0,0252% Kafein = x 100 %

= 0,0252/5 x 100%

= 0,503 %3.) Teh Sariwangi (Kelompok 3)N = 0,2

Valensi Kafein= 10

V = 7,5 ml= 0,0075 L

Be =

=

= 19,419Wkafein = NNaOH x Vtitran NaOH x BEkafein

= 0,0075 X 0,2 X 19,419

= 0,0219

% Kafein = x 100 %

= x 100%

= 0,582 %

4.) Teh Tongji (Kelompok 4)N = 0,2V= 6,6 ml = 0,0065 mlBE =

=

= 19,419Wkafein = NNaOH x Vtitran NaOH x Bekafein

= 1,0065 X 0,2 X 19,419

= 0,0252% Kafein = x 100 %= x 100%

= 0,502 %4.2 PembahasanAlkaloid merupakan golongan senyawa metabolit sekunder terbesar dan secara kimia heterogen dimana ia berkisar dari senyawa sederhana seperti konilin sampai pada senyawa dengan cincin pentasiklik seperti strikhinin. Senyawa metabolit sekunder ini dapat ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi, insekta, amphibi, jamur dan kadang-kadang pada mamalia. Banyak senyawa alkaloid yang memiliki aktivitas farmakologis yang penting seperti d-tubbocurrarin sebagai relaksasi obat dalam anastesi, reserpin sebagai antihipertensi dan obat bersifat psikotropik.Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid. Kemudian reaksi yang mendasari pembentukan alkaloid membentuk basa. Basa kemudian bereaksi dengan karbanion dalam kondensasi hingga terbentuklah alkaloid. Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksi-reaksi sekunder yang menyebabkab terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida. Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting adalah reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.Kafein merupakan senyawa bahan alam yang tersebar luas dan tergolong dalam senyawa alkaloid, dengan rumus molekul C8H10N4O2, bersifat basa lemah berbentuk serbuk putih yaitu kristal-kristal panjang, rasanya pahit dan memiliki titik leleh sebesar 234-2390C serta menyublin pada temperature 180-2000C. Kafein memiliki berat molekul 194,19 g/mol. Larutan kafein 1% daam air memiliki pH 6,9. 1 gram kafein akan larut dalam 46 ml air (suhu kamar), 5,5 mL air (800C), 1,5 mL (1000C), 66 mL alcohol (suhu kamar), 22 mL alcohol (600C), 50 mL aseton, 5,5 kloroform, 530 mL eter, 100 mL benzena, dan 22 mL benzene. Kafein merupakan turunan N-metilxantin, turunan N-metilxantin yang ditemukan dalam daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat serta dalam buah dari 63 spesies tumbuhan yang tumbuh diseluruh dunia. Kafein ini banyak ditemukan dalam minuman seperti teh, kopi, minuman ringan yang mengandung kola, minuman energi/suplemen, coklat, kakao, obat-obatan dan makanan. Kandungan kafein dalam teh relative lebih besar daripada yang terdapat dalam kopi, namun pemakaian teh dalam minuman ringan pun atau dalam suplemen juga lebih encer bila dibandingkan dengan kopi.Kafein bekerja dengan menstimulasi SSP (sistem saraf pusat), dengan efek menghilangkan rasa letih, lapar dan mengantuk. Kafein juga dapat meningkatkan daya konsentrasi dan kecepatan reaksi serta prestasi otak dan suasana jiwa diperbaiki. Kafein juga dapat memperkuat daya konstraksi dari jantung, vasodilatasi perifer dan diuretic.Pada percobaan ini sampel yang digunakan berupa daun teh dimana pada daun teh senyawa metabolit sekunder yang dimiliki yaitu senyawa kafein (golongan alkaloid). Sebagaimana diketahui metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil biosintetik turunan dari metabolit primer yang umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna untuk pertahanan diri dari lingkungan maupun dari serangan organisme lain. Sedangkan substansi yang dihasilkan oleh organisme melalui metabolisme dasar, digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan organisme yang bersangkutan disebut dengan metabolit primer. Salah satu hasil metabolit sekunder dari tumbuhan yaitu golongan alkaloid, yang merupakan produk alam yang sering digunakan sebagai bahan baku dalam obat-obatan.Dari hasil percobaan yang dilakukan pada teh tongji kadar kafein yang terdapat dalam teh tongji yaitu 0,502 %.BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar kafein yang paling tinggi teh sariwangi yaitu0,508% sedangkan yang terendah teh tongji yaitu 0,502%. Hal ini tidak sesuai literatur kadar kafein berdasarkan literatur adalah 1,63-2,44%. 5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, asisten hadir untuk mendampingi praktikan agar praktikum berjalan dengan lancar.DAFTAR PUSTAKA

Asni, A., 2009, Buku Ajar Obat Asli Indonesia, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Simbala, Herny E. I. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Journal Vol. 1 No. 14 : 489-494. Syah Fitri, Novianty. 2008. Pengaruh Berat dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein dari Bubuk Teh. Universitas sumatera Utara. MedanTjay, T. H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. Elex Media Komputindo. Jakarta.Wahyuni, A. Hardjono, Pasklina Hariyantiwasi Yamrewav. 2004. Ekstraksi Kurkumin Dari Kunyit. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang.LAMPIRAN 1. Skema KerjaDibilas corong pisah dengan eter

Dimasukkan sampel yang dipreparasi

Dimasukkan fase air (H2SO4) 20 ml (sebanyak 5 kali)

Tanpa dikocok

Ambil fase air

Fase air + ammonia 10% sampai

pH alkalis (pH 10) dalam Erlenmeyer

dimasukkan kedalam corong pisah

ditambahkan 20 ml kloroform (sebanyak 5 kali)

tanpa dikocok

ambil fase kloroform

diuapkan

Hasil uapan dilarutkan dalam 20 ml kloroform

Ditambahkan 15 ml larutan baku H2SO4 0,2 N

Dipanaskan hingga gelembung kloroform

hilang dengan menggunakan bunsen

Ditambahkan 3 tetes indikator metil merah

Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,2 N

Sampai warna menjadi kuning2. Gambar

Husnul Khatimah UlfaMUAMMAR FAWWAZ, S.farm, M.Si, apt 15020120092