SKRIPSI Oleh : ULFA FITRIANA 1701012031repository.helvetia.ac.id/2463/7/ULFA FITRIANA...
Transcript of SKRIPSI Oleh : ULFA FITRIANA 1701012031repository.helvetia.ac.id/2463/7/ULFA FITRIANA...
FORMULASI SEDIAAN HAND BODY GEL SARI BUAH
NANAS (Ananas comusus (L.) Merr)
SKRIPSI
Oleh :
ULFA FITRIANA
1701012031
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN HAND BODY GEL SARI BUAH
NANAS (Ananas comusus (L.) Merr)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Sarjana Farmasi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi
(S. Farm)
Oleh :
ULFA FITRIANA
1701012031
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Formulasi Sediaan Hand Body Gel Dari Sari
Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr)
Nama Mahasiswa : Ulfa Fitriana
Nomor Induk Mahasiswa : 1701012031
Minat Studi : S1 Farmasi
Medan,………………...
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing-I
(Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt)
Pembimbing-II
(Evi Ekayanti Ginting, S. Farm, M. Si., Apt)
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
(H. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt)
NIDN:0125096601
Telah di Uji Pada Tanggal : 08 November 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt.
Anggota : 1. Evi Ekayanti Ginting, S.Farm., M.Si., Apt.
2. Dwi Setio Purnomo, S.Si., M.Sc., Apt
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik Sarjana (S.Farm) di Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan
masukkan tim penelaah/tim penguji.
3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi
lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, November 2019
Yang membuat pernyataan,
(Ulfa Fitriana)
1701012031
i
ABSTRAK
FORMULASI SEDIAAN HAND BODY GEL SARI BUAH
NANAS (Ananas comusus (L.) Merr)
ULFA FITRIANA
1701012031
Buah nanas mengandung asam ananasat, asam sitrat, saponin, tanin,
flavonoida, polifenol dan enzim bromelin. Selain itu buah nanas juga mengandung
vitamin C dan vitamin A (Retinol). Gel memiliki kemampuan melembabkan
dengan bahan yang mengandung banyak air, memiliki efek sejuk yang baik
digunakan pada cuaca panas dan sesuai untuk kulit berminyak. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui efektivitas gel sari buah nanas dengan variasi konsentasi
dalam melembabkan kulit dengan kontrol negatif, konsentrasi 3%, 5%, dan 7%.
Metode penelitian adalah penelitian eksperimental laboratorium. Prosedur
kerja terdiri dari pengambilan sampel secara purposive sampling, identifikasi
tanaman, pengolahan sampel, pembuatan sediaan gel, evaluasi sedian gel meliputi
uji organoleptis, homogenitas, uji iritasi, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan
uji kelembaban menggunakan alat skin analyzer.
Hasil yang didapat dari pengujian evaluasi sediaan gel memenuhi
persyaratan parameter uji kualitas gel. Pada uji kelembaban terlihat adanya
peningkatan kelembaban kulit setiap minggu, semakin tinggi kosentrasinya
semakin tinggi nilai kelembabannya, nilai paling tinggi terlihat pada konsentrasi
7% (F3) yaitu dengan awal kondisi kulit 23,2% menjadi 90,4%, sementara pada
kontrol positif (KP) awal 23,2% menjadi 85,7% dan pada kontrol negatif (F0)
22,3% menjadi 61,9%.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan formulasi gel sari buah nanas
(Ananas comusus (L.) Merr) dengan kontrol negatif, konsentrasi 3%, 5% dan 7%
memberikan efek melembabkan kulit, yang paling tinggi tingkat kelembaban
ditunjukan pada gel sari buah nanas dengan konsentrsi 7% pada kulit.
Kata kunci: Sari Buah Nanas, Gel, Melembabkan Kulit
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Seiring syalawat dan salam penulis sampaikan keharibaan junjungan
besar besar Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau semoga kelak
mendapat limpahan safaat beliau. Adapun judul skripsi ini adalah: “Formulasi
Sediaan Hand Body Gel Dari Sari Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) ”. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta fasilitas
sehingga Skripsi ini dapat disusun, antara lain penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.sc., M.Kes. selaku Penasehat Yayasan
Helvetia Medan.
2. Bapak Iman Muhammad, S.E., S.Kom, M.M., M.Kes. selaku Ketua Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
3. Bapak Dr. Drs. H. Ismail Efendy, M.Si. selaku Rektor Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
4. Bapak Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan, sekaligus Dosen Pembimbing I.
5. Ibu Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt. selaku Ketua Progra Studi S-1 Farmasi
Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. Ibu Evi Ekayanti Ginting, S. Farm, M. Si., Apt Selaku Dosen Pembimbing II.
7. Bapak Dwi Setio Purnomo, S, SI., M. Sc., Apt Selaku Dosen Penguji.
8. Staf dosen dan para pegawai tata usaha Institut Kesehatan Helvetia Medan.
9. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda, Ibunda, Kakak, Adik dan
keluarga besar yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan
kepada penulis baik secara moril maupun materil.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S-1 Farmasi yang telah meluangkan
waktu dalam membantu penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis juga
mengharapkan Skripsi ini menjadi sesuatu yang berarti bagi ilmu pengetahuan.
Medan, November 2019
Penulis,
Ulfa FitrianaDY GEL
SARI BUAcomusus
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Ulfa Fitriana
Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Bungo, 09 Maret 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Anak Ke : 2
Alamat : Harapan Jaya RT/RW 019/006 Desa : Karang Dadi
Kec. Rimbo Ilir Kota Jambi
Agama : Islam
Nama Ayah : Safi’i Pane.
Nama Ibu : Rosmawati.
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2000-2007 : SD Negeri 182/VIII Karang Dadi
2. Tahun 2007-2010 : SMP Negeri 2 Muara Bungo
3. Tahun 2010-2013 : SMA Negeri 4 Muara Bungo
4. Tahun 2013-2016 : Program Studi D3 Farmasi Institut Kesehatan
Helvetia
5. Tahun 2017 – 2019 : Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan
Helvetia Medan
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR. ................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.4. Hipotesa.................................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
1.6. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1. Klasifikasi Tanaman Nanas. ............................................................ 7
2.1.1. Bagian-Bagian Tanaman Nanas ....................................... 7
2.1.2. Jenis Golongan Nanas ...................................................... 10
2.1.3. Kandungan Nutrisi Buah Nanas ....................................... 12
2.1.4. Manfaat Buah Dalam Kecantikan ..................................... 14
2.2 Kulit. ................................................................................................ 15
2.2.1. Struktur Kulit ..................................................................... 16
2.2.2. Fungsi Kulit ....................................................................... 17
2.2.3. Jenis-Jenis Kulit ................................................................ 19
2.2.4. Melembabkan Tubuh ......................................................... 20
2.3. Kosmetik Untuk Kulit ..................................................................... 21
2.3.1. Pelembab ........................................................................... 21
2.4. Gel ........................................................................................... 22
2.4.1. Bahan-Bahan Dalam Sediaan Gel ..................................... 23
2.5. Skin Analyzer .................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 27
3.1. Metode Penelitian ............................................................................ 27
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 27
3.2.1. Tempat Penelitian .............................................................. 27
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................... 27
3.3. Sampel Penelitian ............................................................................ 27
vi
3.4. Sukarelawan .................................................................................... 28
3.5. Alat dan Bahan ................................................................................ 28
3.5.1. Alat .................................................................................... 28
3.5.2. Bahan ................................................................................. 28
3.6. Pengolahan Sampel.......................................................................... 28
3.7. Formulasi Sediaan Hand Body Gel Pelembab Kulit ....................... 29
3.7.1. Pembuatan Sediaan Gel .................................................... 30
3.8. Prosedur Evaluasi Sediaan Gel ....................................................... 30
3.9. Analisis Data.................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 33
4.1. Hasil Identifikasi Tumbuhan .......................................................... 33
4.1.1. Proses Pengolahan Sampel dan Hasil Sari Buah ............... 33
4.1.2. Pembuatan Sediaan Hand Body Gel ................................. 33
4.2. Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan ................................................... 34
4.2.1. Hasil Uji Organoleptik ...................................................... 34
4.2.2. Hasil Pengujian Homogenitas ........................................... 35
4.2.3. Hasil Daya Iritasi Terhadap Kulit Sukarela ...................... 35
4.2.4. Hasil Pemeriksaan pH ....................................................... 36
4.2.5. Hasil Pengujian Daya Sebar .............................................. 36
4.2.6. Hasil Pengujian Viskositas ............................................... 37
4.2.7. Hasil Pengujian Sediaan Terhadap Pengukuran
Kelembaban Kulit.............................................................. 38
4.3. Pembahasan .................................................................................... 39
4.3.1. Hasil Mutu Fisik Sediaan ................................................. 39
4.4. Hasil Analisa Data .......................................................................... 42
4.4.1. Uji Post Hoe ...................................................................... 43
4.4.2. Uji Paired Sample Test ..................................................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 45
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 45
5.2. Saran .................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 46
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Buah Nanas ............................................................................ 9
Gambar 2.2 Struktur Kulit ......................................................................... 16
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Formulasi Sediaan Hand Body Gel Sari Buah Nanas ............ 29
Tabel 3.2 Pengujian Awal/Minggu Setiap Formulasi ............................ 32
Tabel 3.3 Parameter Pengukuran Kulit .................................................. 32
Tabel 4.1 Formulasi Sediaan Hand Body Gel ........................................ 34
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoteptik ........................................................... 34
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Homogenitas ................................................ 35
Tabel 4.4 Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarela............................... 35
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan pH ........................................................... 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Sebar .............................................................. 37
Tabel 4.7 Hasil Uji Viskositas................................................................ 37
Tabel 4.8 Data Kelembaban Kulit Sebelum Penggunaan Hand Body
Gel Sari Buah nanas dan Sesudah Penggunaan Pada
Minggu ke 0, 1, 2, dan 3......................................................... 38
Tabel 4.9 Hasil Uji One Way Anova ...................................................... 43
Tabel 4.10 Hasil Uji Post Hoe ................................................................ 43
Tabel 4.11 Data Uji Paired Samples Test Awal/Minggu ......................... 44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Determinasi Tumbuhan .......................................................... 49
Lampiran 2 Surat Permohonan Judul ........................................................ 50
Lampiran 3 Lembar Bimbingan 1 Proposal............................................... 51
Lampiran 4 Lembar Bimbingan 2 Skripsi ................................................. 53
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 55
Lampiran 6 Surat Selesai Penelitian .......................................................... 56
Lampiran 7 Kerangka Pengolahan Sampel Buah Nanas .......................... 57
Lampiran 8 Pengolahan Sampel Pengujian Sediaan Gel .......................... 58
Lampiran 9 Penimbangan dan Pembuatan Gel .......................................... 60
Lampiran 10 Pengujian Mutu Sediaan Gel .................................................. 61
Lampiran 11 Pengujiaan Kelembaban ......................................................... 66
Lampiran 12 Sediaan Hand Body Gel Sari Buah Nanas Kontrol Negatif
dan Kontrol Positif ................................................................. 71
Lampiran 13 Data Output SPSS .................................................................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kelembapan udara yang tinggi. Kondisi
tersebut membuat penduduknya menjadi rentan dihinggapi berbagai macam
penyakit, salah satunya adalah penyakit kulit. Kulit merupakan organ terluar yang
menutupi seluruh tubuh manusia yang sering terpapar sinar matahari, radiasi,
polusi udara, debu dan asap rokok. Akibatnya kulit terlihat kering dan tipis,
muncul garis-garis atau kerutan halus, muncul pigmentasi kulit, terlihat tidak
kencang. Kerusakan pada kulit akan sangat mengganggu kesehatan manusia
maupun penampilan, sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya
(1,2).
Kulit yang tidak sehat mengakibatkan kulit menjadi kering, kulit kering
tidak hanya terdapat di wajah saja, namun kulit kering bias terjadi di kulit seluruh
tubuh. Kulit bisa menjadi kering karena beberapa faktor seperti memiliki banyak
sel kulit mati, umur, gaya hidup yang kurang baik, kondisi lingkungan, keturunan,
hormon dan radikal bebas. Kulit memiliki peran yang begitu penting, dengan
demikian kulit senantiasa dijaga dan dipelihara kesehatannya (3).
Salah satu yang menyebabkan kerusakan pada kulit adalah radikal bebas.
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang relatif tidak stabil dengan atom
yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan, radikal bebas menjadi stabil jika berikatan dengan elektron dari
molekul lain. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan
2
satu elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam.
Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,
sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan
antioksidan (4,5).
Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antiokisdan adalah buah nanas.
Antioksidan didalam buah nanas merupakan senyawa atau zat yang dapat
menetralkan radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh (3). Tanaman
Indonesia yang berasal dari Paraguay dan Brazil bagian selatan adalah salah satu
jenis buah istimewa karena nanas memiliki rasa lezat dan memiliki kandungan
nutrisi yang sangat berguna bagi manusia, buah nanas masak memiliki pH 3,5-4
(6). Buah nanas mengandung asam ananasat, asam sitrat, saponin, tanin,
flavonoida, polifenol dan enzim bromelin. Selain itu buah nanas juga mengandung
vitamin C dan vitamin A (Retinol). Kedua vitamin sudah lama dikenal memiliki
aktivitas sebagai antioksidan yang mampu menghentikan reaksi berantai
pembentukan radikal bebas (7).
Vitamin C dan A pada buah nanas berfungsi sebagai antioksidan,
meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan selaput lendir, menjaga
kesehatan kulit dan menjaga kesehatan mata. Buah nanas sangat kaya akan
vitamin C nya, kandungan vitamin C ini lebih banyak jika dibandingkan dengan
vitamin lain. Vitamin C dibutuhkan untuk pembuatan kolagen di tubuh. Kolagen
merupakan struktur protein utama ditubuh, kolagen dibutuhkan untuk merawat
jaringan kulit agar kulit tidak rusak dan menyebabkan kulit menjadi kering (3).
3
Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan penelitian oleh Teti (2011)
bahwa eksrak buah nanas dengan konsentrasi 17% hingga 78% dapat di formulasi
kan sebagai gel pengelupas sel kulit mati dengan kandungan bromelin pada buah
nanas (6). Selain itu pada penelitian Kiki (2014) bahwa sari buah nanas dapat di
formulasikan sebagai pelembab tangan dan badan pada sediaan krim dengan
kandungan antioksidan pada buah nanas (8). Sedangkan pada kulit buah nanas
pada penelitiaan Helen (2016) dapat diformulasikan sediaan losio sebagai tabir
surya dengan kandungan senyawa flavonoid dan taninnya (9) .
Kosmetika perawatan kulit semakin banyak dan beragam dan terus
berkembang di pasaran, sebagian besar kosmetika perawatan kulit untuk sediaan
topikal ada dalam bentuk krim, gel atau lotion (10). Kosmetik pelembab
(moisturizer) merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk
mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara,
sinar matahari terik, usia, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh
yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering (11). Dalam
satu jenis kosmetika biasanya terdapat banyak macam zat kimia yang diperlukan
untuk pembuatan, penyimpanan dan stabilitas kosmetik. Kadar dari tiap bahan
kimia yang digunakan pada sediaan kosmetika harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, dan menggunakan bahan-bahan yang diizinkan dalam peraturan kepala
badan pengawas obat dan makanan (BPOM) (12).
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh
suatu cairan (13). Gel memiliki kemampuan melembabkan dengan bahan yang
4
mengandung banyak air, memiliki efek sejuk yang baik digunakan pada cuaca
panas dan sesuai untuk kulit berminyak. Kemampuan melembabkan suatu sediaan
seperti pada gel juga memberikan efek melembutkan, serta mencegah iritasi pada
kulit. Sediaan gel lebih banyak digunakan karena rasa dingin di kulit, mudah
menyerap dikulit, dan mudah dicuci (14). Bahan pembentuk gel yang biasa
digunakan adalah Carbopol 940, Na-CMC dan HPMC. Gelling agen tersebut
banyak digunakan dalam produk kosmetik dan obat karena memiliki stabilitas dan
kompaktibilitas yang tinggi, toksisitas yang rendah, serta mampu meningkatkan
waktu kontak dengan kulit (15).
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian sari buah
nanas sebagi pelembab pada sediaan hand body gel.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini
adalah
1. Apakah sari buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) dapat diformulasikan
dalam sediaan hand body gel.
2. Apakah sari buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr) dalam sediaan hand
body gel dapat melembabkan kulit.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah sari buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) dapat
diformulasikan dalam sediaan hand body gel.
5
2. Untuk mengetahui efektivitas sari buah nanas (Ananas comosus L. (Merr))
dalam sediaan hand body gel dapat melembabkan kulit.
1.4. Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesa pada penelitian ini
adalah :
1. Sari buah nanas (Ananas Comusus (L.) Merr) dapat diformulasikan dalam
sediaaan hand body gel.
2. Sari buah nanas (Ananas Comusus (L.) Merr) dalam sediaan hand body gel
dapat melembabkan kulit.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang formulasi sediaan hand body gel sari buah nanas (Ananas
comusus (L.) Merr) memberikan manfaat sebagai pelembab kulit. Serta
meningkatkan daya dan hasil guna dari buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr)
yaitu tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat digunakan dalam
pembuatan kosmetik kulit dan badan.
6
1.6. Kerangka Konsep Penelitiaan
Variabel bebas Variabel terikat Parameter
Sari Buah
Nanas
Konsentrasi Gel Sari
Buah Nanas 3%, 5%,
7% dan Kontrol
Negatif
Uji Organoleptik
Uji Homogenitas
Uji Iritasi
Uji pH
Uji Kelembapan dengan
skin analyzer
1. Bentuk, bau dan warna sediaan.
2. Tidak ada partikel-partikel yang
menggumpal.
3. Iritasi seperti kemerahan dan gatal-
gatal pada kulit.
4. pH 4,5-7,0
5. Diameter 5-7 cm
6. Viskositas 3.000-50.000 cp
7. Pengukuran kondisi kulit.
Uji Daya Sebar
Uji Viskositas
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Nanas
Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan tanaman buah yang
bersal dari Amerika tropis yaitu, Brazil, Argentina dan Peru. Pada abad ke-16
orang Spayol membawa nanas ke Filiphina dan semenanjung Malaysia, masuk ke
Indonesia pada abad ke-15 (16). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai
tanaman perkarangan, dan meluas dikebunkan dilahan kering (tegalan) di seluruh
wilayah nusantara . Daerah penghasil nanas di Indonesia yang terkenal adalah
Subang, Bogor, Riau, Palembang dan Blitar (16).
Klasifikasi tanaman nanas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Farinosae
Family : bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas Comosus (L). Merr (16).
2.1.1. Bagian-bagian Tanaman Nanas
Adapun bagian-bagian tanaman nanas antara lain sebagai berikut :
a. Akar
Nanas memiliki akar serabut dengan sebaran kearah vertikal dan horizontal.
Perakaran dangkal dan terbatas walaupun ditanam pada media yang paling baik.
8
Kedalamaan akar nanas tidak akan lebih dari 50 cm, berdasarkan pertumbuhannya
akar nenas dibedakan menjadi akar primer dan sekunder (17).
b. Batang
Batang tanaman nanas dapat dilihat apabila daun-daun dihilangkan. Hal ini
disebabkan batang nanas sangat pendek yaitu 20-25 cm dengan diameter bawah 2-
3,5 cm, sedangkan diameter bagian tengah 5,5 sampai 6,5 cm dan mengecil pada
bagian puncak 2,0-3,5 cm. batang tanaman nanas beruas-ruas dengan panjang
masing-masing ruas bervariasi antara 1 sampai 10 cm. Batang berfungsi sebagai
tempat melekat akar, daun, bunga, tunas, dan buah. Sehingga secara visual batang
tersebut tidak nampak karena di sekelilingnya tertutup oleh daun, tangkai bunga
atau buah merupakan perpanjangan batang (17).
c. Daun
Daun nanas berbentuk memanjang dan sempit, panjang daun dapat
mencapai 130-150 cm, dengan daun tua lebih pendek dari daun muda yang ada
diatasnya. Pertumbuhan daun nanas biasanya satu dalam seminggu, pada mulanya
pertumbuhannya lambat, kemudian cepat. Tanaman nanas yang mempunyai
pertumbuhan dan perkembangan normal akan mempunyai daun sempurna lebih
dari 35 helai pada sekitar umur 12 bulan setelah tanaman (17).
Panjang daun dapat mencapai 1,6 m dan lebar 7 cm, jumlah daun tiap
batang tanaman sangat bervariasi antara 40-80 helai yang tata letaknya seperti
spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan
kiri. Daun nanas berbentuk pedang, agak kaku, berserat, beralur dan tidak
9
mempunyai tulang daun utama. Daunnya ada yang tumbuh duri tajam dan ada
yang tidak berduri, ada juga yang durinya hanya terdapat di ujung daun (3).
d. Bunga
Bunga pada tanaman nanas bersifat majemuk terdiri dari 50-200 kuntum
bunga tunggal atau lebih. Letak bunga duduk tegak lurus pada tangkai buah
kemudian berkembang menjadi buah majemuk. Bunga nanas tidak memiliki
tangakai dan terdiri dari banyak kuntum bunga. Bunga nanas bias berwarna ungu
atau merah atau oranye, bunga nanas akan tumbuh tegak lurus pada batang utama,
selanjutnya bunga nanas akan berkembang menjadi buah nanas (3).
Gambar 2.1 Buah Nanas
e. Buah
Buah nanas merupakan buah yang terbentuk dari gabungan 100-200 bunga
berbentuk silinder dengan panjang buah sekitar 20,5 cm dengan diameter 14,5 cm
dan beratnya sekitar 2,2 kg. kulit buah keras dan kasar, saat menjelang panen
warna hijau buah mulai memudar, diameter dan berat buah nanas semakin
bertambah sejalan dengan pertambahan umurnya, sebaliknya untuk tektur buah
nenas semakin tua umur buah maka teksturnya akan semakin lunak (3). Buah
dapat dipanen sekitar 5-6 bulan setelah berbunga, di bagian atas terdapat mahkota
10
yang dapat digunkan untuk perbanyakan tanaman. Buah nanas berbentuk slinder
dihiasi oleh suatu daun-daun pendek, tersusun spiral yang disebut mahkota. Ujung
buah biasanya tumbuh tunas mahkota tunggal, tetapi ada pula tunas yang tumbuh
lebih dari satu yang biasa disebut multiple crown (mahkota ganda). Selain tunas
mahkota juga terbentuk tunas batang (slips) yaitu tunas yang tumbuh pada batang
dibawah buah dan tunas ketiak daun (stuckers) yang kedua-duanya dapat
digunakan sebagai bahan perbanyakan (3).
2.1.2. Jenis Golongan Nanas
Berdasarkan habitat tanaman nanas, terutama bentuk daun dan buah di
kenal 4 jenis golongan nanas yaitu :
a. Nanas Cayenne
Golongan nanas ini memiliki duri yang tidak menonjol atau nanas tidak
berduri, daging buah golongan nanas ini cukup besar. Berat buah normal nanas
cayenne sekitar 0,907-4,535 kg. Selain memilki ukuran daging buah yang besar,
daging buah nanas ini memiliki serat yang rendah, memiliki banyak kandungan
airdan rasanya agak asam (3,16).
b. Nanas Abacaxi
Jenis buah nanas abacaxi ini menghasilkan buah yang tinggi, manis,
berdaging putih atau kuning pucat, lembut dan berair juga memiliki bagian tengah
yang kecil. Ukuran buah nanas abacaxi bervariasi, mulai dari 0,0997 kg sampai
4,989 kg bergantung pada varietas turunan yang dikembangkan dari golongan
nanas ini. Pada daun tanaman nanas abacaxi berbentuk panjang dan berduri kasar,
buah silindris atau seperti piramida (3,16).
11
c. Nanas Queen
Ukuran buah nanas queen lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan
dengan golongan nanas lain. Tanaman nanas queen menghasilkan buah yang
memiliki berat sekitar 0,453-1,133 kg. Buah nanas ini berwarna kuning emas atau
tua, kaya akan kandungan air, aromanya harum dan memiliki sedikit serat. Daging
buah cukup tebal karena bagian inti buah berukuran kecil. Daun pendek dan
berduri tajam, buah berbentuk lonjong mirip kerucut sampai silindris, mata buah
menonjol, dan rasanya manis (3).
d. Nanas Red Spanish
Tanaman nanas red spanish cenderung bisa menjadi tanaman besar, kulit
dan daun nanas red spanish berduri. Pada umunya daun nanas ini berwarna abu-
abu kehijauan atau ungu kehijauan. Red Spanish memiliki luar yang berwarna
merah-oranye dan bagian dalam yang berwarna kuning cahaya atau putih,
memiliki berat sekitar 1,360-2,721 kg, ada juga yang memiliki berat 4,082 kg
lebih. Daging buah nanas ini tidak terlalu lembut dan kaya akan serat, selain baik
dimanfaatkan sebagai buah segar, nanas juga bisa diolah menjadi buah kaleng (3).
Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayyene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat,
Puerto Riko, Meksiko dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di
Brazilia (16).
12
2.1.3. Kandungan Nutrisi Buah Nanas
Nanas termasuk salah satu buah istimewa karena nanas memiliki rasa lezat
dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat berguna bagi manusia. Dalam 100 g
buah nanas memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral sebanyak: air 86 g,
kalori 218 kj, protein 0.5 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13.5 g, serat 0.5 g, dan abu
0.3 g. Kandungan mineralnya sebagai berikut : kalsium 18 mg, besi 0.3 mg,
magnesium 12 mg, pospor 12 mg, kalium 98 mg dan Na 1 mg. Kandungan
vitamin sebagai berikut: vitamin C 10 mg, vitamin A 525 IU, tiamin 0.09 mg,
riboflavin 0.04 mg, niasin 0.24 mg. Buah nanas juga mengandung senyawa
flavonoid, saponin dan tanin yang baik untuk kulit tubuh serta baik untuk
pencernaan (18).
Nanas memiliki beberapa nutrisi yang bernilai rendah, seperti protein,
sodium, kolestrol, dan kalori. Nutrisi yang rendah ini memiliki beberapa
keuntungan, seperti jumlah kalori yang rendah. Bila kita ingin makan nanas kita
tidak perlu menghitung beberapa banyak kalori yang masuk ke tubuh. Buah nanas
juga mengandung karbohidrat didalamnya seperti gula dan serat. Karbohidrat
pada buah nanas bisa digunakan untuk menaikkan kadar gula darah, serat yang
terkandung di nanas juga sangat berguna bagi tubuh. Serat makanan di dalam
nanas juga dapat digunakan untuk menyehatkan pencernaan (3). Gula yang
terkandung dalam nanas yaitu glukosa 2.32%, fruktosa 1.42%, dan sukrosa7.89%.
Asam-asam yang terkandung dalam buah nanas adalah asam sitrat, asam malat,
danasam oksalat. Jenis asam yang paling dominan yakni asam sitrat 78% dari total
asam (18).
13
Nanas mengandung beberapa vitamin-vitamin seperti :
a. Vitamin C
Nanas segar banyak mengandung vitamin, terutama vitamin C. kandungan
vitamin C ini lebih banyak jika dibandingkan dengan vitamin lain. Beberapa
manfaat vitamin C pada buah nanas yaitu:
1) Vitamin C dibutuhkan untuk pembuatan kolagen di tubuh. Kolagen ini
dibutuhkan untuk merawat jaringan kulit, jaringan darah, orgam-organ,
dan tulang.
2) Vitamin C yang dikonsumsi secara teratur dapat menurunkan resiko
terkena penyakit kulit dan bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
3) Vitamin C merupakan antioksidan yang dapat larut di air. Antioksidan
merupakan senyawa atau zat yang dapat menetralkan radikal bebas yang
sangat berbahaya bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi nanas secara
teratur, vitamin ini dapat membantu melawan beberapa masalah yang ada
di tubuh, seperti penumpukan plak diarteri dan gangguan jantung. Selain
itu vitamin ini dapat mengurangi lender di tenggorokan dan hidung (3).
b. Vitamin A
Vitamin A (beta-carotene) berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan
kekebalan tubuh, menjaga kesehatan selaput lender, menjaga kesehatan kulit, dan
menjaga kesehatan kesehatan mata (3).
c. Vitamin B1 dan B6
Nanas mengandung vitamin B1 atau thiamin. Thiamin berguna untuk
meningkatkan sirkulasi darah sekaligus mengangkut darah ke seluruh secara
efesien. Vitamin ini juga berfungsi untuk membantu mencerna karbohidrat secara
14
efesien. Selain vitamin B1 nanas juga mengandung vitamin B6. Vitamin ini
berperan pada proses metabolism tubuh, menyehatkan tubuh, dan membantu
memproduksi energi di dalam tubuh (3).
d. Bromelin
Senyawa yang paling bermanfaat untuk mengatasi masalah kesehatan
adalah bromelain, enzim bromelin banyak terdapat pada batang dan di bagian
tengah buah nanas. Bromelin yaitu suatu enzim protease yang dapat mengurangi
tekanan darah tinggi, membersihkan darah, dan meningkatkan pencernaan,
Bromelain juga berguna untuk mencuci timbunan protein dan parasit cacing pada
dinding usus sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan melalui feces saat buang
air. Enzim ini menghambat pertumbuhan sel kanker dan merangsang serta
meningkatkan sistem pertahanan tubuh. Enzim ini juga menjaga keseimbangan
hormon tubuh sehingga sangat berguna bagi wanita untuk mengatur siklus
menstruasi (19).
2.1.4. Manfaat Buah Nanas Dalam Kecantikan
Buah nanas memiliki maanfaat yang terkandung didalam daging buahnya
sebagai perawatan kecantikan seperti :
1) Nanas membantu merawa kulit kering
Cara perawatan: 4 potong besar buah nanas segar ( 85 gram) di blender,
setelah itu 3 sendok makan minyak zaitun extrak-virgin di campurkan,
oleskan ke wajah atau bagian kulit yang kering selama 15 menit, lalu di
bilas dengan air bersih (3).
2) Nanas membantu mengurangi risiko terkena jerawat dan membantu
mengobati jerawat.
15
Cara perawatan : ½ nanas segar di potong-potong, tambahkan madu asli,
tepung terigu dan air mawar di campurkan hingga merata. Sebelum masker
dipakai, sebaiknya wajah dibersihkan terlebih dahulu. lalu oleskan masker
keseluruh wajah kecuali didaerah sekitar mata dan mulut, biarkan masker
merekat selama 30 menit. Lalu basuh wajah hingga bersih, sebaiknya
menggunakan masker secara teratur setiap malam sebelum tidur.
3) Membantu merawat jenis kulit berminyak.
Cara perawatan: 1 sendok makan air dari buah nanas, 1 sendok makan
santan kelapa hangat dan 1 sendok makan tepung pati jagung di
campurkan hingga merata. Setalah itu oleskan masker ke wajah dan
biarkan selama 10 menit, setelah itu wajah dibilas dengan air hangat.
Sebaiknya masker digunakan dua kali seminggu untuk merawat kulit
berminyak.
4) Membantu mengangkat sel kulit mati dan lain-lain
Beberapa potong buah nanas segar di parut ditambahkan 1 sendok gula
pasir, kemudian diaduk merata. Setelah itu pakai dengan cara mengosok
atau memijat pelan-pelan kulit selama 10-15 menit, kemudian bilas dengan
air bersih.Dan mamsih banyak lagi kegunaan buah nanas untuk kecantikan
(3).
2.2. Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terluas dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16
% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5-1,9
16
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 1,5 mm tergantung
dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis,
labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat
pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong (20).
Gambar 2.2 Struktur Kulit
2.2.1. Struktur Kulit
a. Epidermis (kulit ari)
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki
tebal yang berbeda-beda : 400-600 µm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75-150 µm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Epidermis yang paling tipis yaitu di kelopak mata dan yang
paling tebal adalah pada bagian yang paling banyak digunakan (telapak kaki dan
tangan). Epidermis merupakan bagian kulit yang menarik untuk diperhatikan
dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis (20).
b. Dermis (kulit jangat)
Dermis yaitu lapisan kulit dibawah epidermis memiliki ketebalan yang
bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di
daerah punggung. Lapisan ini menjadi ujung saraf perasa, keberadaan ujung-
ujung saraf perasa pada kulit jangat memungkinkan membedakan berbagai
rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memilliki fungsi tertentu seperti
17
saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas dan dingin.
Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita (20).
c. Hypodermis (Subkutan)
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara
longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di
atasnya. Hipodermis sering mengandung sel-sel lemak yang jumlahnya bervariasi
sesuai daerah tubuh dan ukuran yang bervariasi sesuai daerah tubuh dan ukuran
yang bervariasi sesuai dengan status gizi yang bersangkutan. Lapisan hipodermis
berfungsi sebagai cadangan makanan dan bantalan untuk melindungi tubuh dari
benturan-benturan fisik serta berperan pula dalam pengaturan suhu tubuh (21).
2.2.2. Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi sangat penting secara umum yaitu:
a. Kulit Sebagai Pelindung
Kulit menjaga bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik atau
mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan mikrobiologi seperti
jamur dan kuman, melindungi tubuh dari serangan zat-zat kimia dari lingkungan
yang polusif (21).
b. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban. Kulit tidak bias menyerap air, tapi bias menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbondioksida
(21).
18
c. Menjaga Kelembaban Tubuh
Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam
jaringan tubuh, lapisan kulit bersifat padat dan kencang terutama dari dalam
tubuh. Kulit mempunyai ikatan yang kuat terhadap air. Apabila kulit mengalami
luka atau kering maka daya ikat terhadap air akan berkurang (21)
d. Tempat Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak. Kulit berfungsi
sebagai alat penampung air dan lemak yang dapat melepaskan bila mana
diperlukan .
e. Indra Peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin
sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat
tertentu, yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif (peka) terhadap dingin, terhadap
panas, dan lain-lain terhadap sakit.
f. Penunjang Penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak
halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari kulit
yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun kontraksi otot penegak rambut (21).
g. Alat Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat sampah yang terdapat dalam keringat. Keringat
adalah pengeluaran aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf
simpatis (21).
19
2.2.3. Jenis-Jenis Kulit
Ditinjau dari sudut perawatan kulit terdiri atas 5 jenis:
1. Kulit Normal
Kulit normal merupakan jenis kulit yang dapat dikatakan sebagai kulit
ideal atau kulit dambaan. Hal ini karena kulit normal umumnya tidak memiliki
masalah yang serius dan perawatannya relative lebih mudah dibandingkan jenis
kulit lainnya. Kulit normal merupakan kulit yang tampak elastis, lembut, tidak
berminyan dan tidak kering, dan indah dipandang mata walaupun tidak memakai
kosmetik (22).
2. Kulit Berminyak
Adalah kulit yang mempunyai permukaan kulit terlihat berminyak dan
sedikit sulit untuk dihilangkan. Untuk beberapa kasus kulit berminyak,
dipermukaan kulit nampak berminyak namun pada bagian bawah lapisan kulit
mengalami kekeringan sehingga terjadi seperti hidrasi kulit. Bagian yang paling
banyak biasanya berada di sekitar T-zone (dahi, hidung, dagu) dan dibawah tulang
pipi, orang yang memiliki jenis kulit ini biasanya mudah berjerawat. Kulit
berminyak cenderung mudah menangkap kotor dan debu yang tidak terlihat
dibandingkan jenis kulit kering (22).
3. Kulit Kering
Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau
sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit
yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan. Jenis
kulit ini biasanya kelihatan kusam, kadang seperti ditarik, bersisik, dan terasa
20
gatal. Faktor penyebab kulit menjadi kering antara lain seperti cuaca, penggunaan
kosmetik yang tidak cocok, efek samping penggunaan obat-obatan tertentu, faktor
genetik, usia, kekurangan nutrisi dan terlalu sering berada di ruangan ber AC (22).
4. Kulit Kombinasi
Jenis kulit kombinasi merupakan perpaduan antara kulit berminyak dan
kulit kering. Jika satu bagian kulit wajah disekitar T-zone (hidung, dahi, dagu dan
bagian atas mata) berminyak, dan pori-porinya terlihat besar. Sementara bagian
lainnya (pipi, daerah seputara mata, dan leher) kering.
5. Kulit sensitif
Kulit sensitif akan lebih gampang terbakar sinar matahari dan sensitif
dengan kosmetik. Maka dari itu kulit sensitif tidak bisa diberi sembarangan
produk kecantikan. Kulit jenis ini juga rawan berjerawat, jenis kulit sensitif tidak
banyak meninggalkan sisa minyak, tetapi akan cenderung kering dan terasa
kencang (22).
2.2.4. Melembabkan Kulit.
Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya, yang
antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak
tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan
menyebabkan dehidrasi kulit. Kandungan air di dalam stratum korneum,
meskipun sedikit (hanya 10%), sangat penting. Air yang terkandung dalam
stratum korneum sangat berpengaruh pada kelembutan dan elastisitas stratum
korneum (10).
21
Jika kandungan air dari stratum korneum semakin sedikit, semakin rendah
elastisitas jaringan stratum korneum. Kulit akan kering dan pecah-pecah,
membentuk retak-retak mendalam mirip huruf V. Jika bahan-bahan asing seperti
sisa sabun, kotoran dan mikroorganisme masuk dan menumpuk dalam celah V ini,
maka kulit menjadi kering dan retak-retak akan menimbulkan iritasi dan
peradangan yang juga akan melemahkan kulit. Disinilah perlunya kosmetika
pelembab kulit untuk mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan
dan retak-retak pada kulit serta akibat-akibat buruknya (10).
2.3 Kosmetik Untuk Kulit
Kosmetik berasal dari kata “kosmetikos” (Yunani) berati keterampilan
menghias atau mengatur. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik
diri ini, dahulu diramu dari bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun,
sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk
maksud meningkatkan kecantikan. Produk kosmetik sangat diperlukan untuk
manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara
berulang setiap hari dan diseluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki
(10).
2.3.1 Pelembab
Pelembab adalahsalah satu jenis kosmetik yang berfungsi menghidrasi
kulit dengan cara mengurangi penguapan air dari kulit dan menarik air dari udara
masuk kedalam stratum korneum yang mengalami dehidrasi. Bahan-bahan yang
dapat mengurangi penguapan air dari kulit adalah bahan-bahan yang berminyak
dan bahan-bahan yang dapat menarik air kedalam stratum korneum dikenal
22
sebagai humektan. Pelembab merupakan kosmetik yang sangat penting
dibandingkan kosmetik lainnya, karena pelembab dapat mengurangi penguapan
air dari kulit hingga kandungan air didalam kulit terpenuh dan membuat kulit
menjadi lembut dan kenyal (23).
2.4 Gel
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan, gel kadang-kadang disebut jeli. Gel juga didefenisikan sebagai suatu
sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari
partikel anorganik yang terkecil atau molekul organik yang besar dan saling
diresapi cairan (13,24).
Gel memiliki kemampuan melembabkan dengan bahan yang mengandung
banyak air, memiliki efek sejuk yang baik digunakan pada cuaca panas dan sesuai
untuk kulit berminyak. Kemampuan melembabkan suatu sediaan seperti pada gel
juga memberikan efek melembutkan, serta mencegah iritasi pada kulit (14).
Sediaan gel lebih banyak digunakan karena rasa dingin di kulit, mudah
mengering, dan mudah dicuci. Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan adalah
Carbopol 940, Na-CMC dan HPMC. Gelling agent tersebut banyak digunakan
dalam produk kosmetik dan obat karena memiliki stabilitas dan kompaktibilitas
yang tinggi, toksisitas yang rendah, serta mampu meningkatkan waktu kontak
dengan kulit (15).
23
2.4.1 Bahan-Bahan Dalam Sediaan Gel
Bahan pembentuk gel atau biasa disebut dengan gelling agent adalah
bahan tambahan yang digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan berbagai
macam sediaan obat dan sediaan kosmetik. Jenis-jenis bahan pembentukan gel
biasanya merupakan bahan berbasis polisakarida atau protein. Gelling agent
merupakan komponen polimer dengan bobot molekul tinggi yang merupakan
gabungan molekul-molekul dari molekul polimer yang akan memberikan sifat
kental pada gel yang diinginkan. Pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi
dan kosmetik harus inert, aman, tidak bereaksi dengan komponen lain (25).
Bahan pembentuk gel yang digunakan adalah makromolekul sintetik
seperti carbomer, turunan selulosa seperti karboksi metil selulosa atau hidroksi
propil metil selulosa, dan getah alam seperti tragakan. Selain itu dapat juga
digunakan akasia, asam alginat, bentonit, setostearil alkohol, koloid silicon
dioksida, gelatin, guar gum, polivinil alkohol, dan Natrium alginat (25).
a. HPMC
Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) disebut juga hypromellose,
methocel, hydroxyl propilmethil cellulose, metolose, pharmacoat. Rumus kimia
HPMC adalah CH(OH) . HPMC secara luas digunakan sebagai suatu
eksipiendi dalam formulasi pada sediaan topikal dan oral. Dibandingkan dengan
metil selulosa, HPMC menghasilkan cairan lebih jernih. HPMC juga digunakan
sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi, dan agen penstabil di dalam sediaan
salep dan gel. Sifat merekat dari HPMC apabila sediaan menggunakan bahan
pelarut organik cenderung menjadi lebih kental dan merekat, dengan
24
meningkatnya konsentrasi juga menghasilkan sediaan yang lebih kental dan
merekat (26).
b. Propilen glikol
Berbentuk cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak manis, dapat bercampur dengan air, etanol, klorofom dan minyak lemak,
propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut dan pengawet dalam
berbagai formulasi (27).
c. Metil paraben
Berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar. Kelarutannya yaitu sukar
larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam
etanol dan dalam eter, larut dalam air 70°C. Penggunaan dalam sediaan topikal
sebanyak 0,02%-0,3% sebagai antimikroba, kombinasi antara metil paraben dan
propil paraben digunakan untuk mempertahankan formulasi farmasi (27).
d. Propil paraben
Propil paraben merupakan serbuk putih kecil tidak berwarna, sebagai
pengawet pada rentang pH 4-8. Peningkatan pH dapat menyebabkan penurunan
aktivitas antimikroba. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan etanol, larut
dalam 25 bagian gliserin dan sukar larut didalam air. Kosentrasi propel paraben
yang digunakan dalam sediaan topical antara 0,01-0,06% (27)
e. Natrium metabisulfit
Digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan oral, parenteral dan topikal,
pada konsentrasi 0,01-1,0% b/v dan pada konsentrasi sekitar 27% b/v pada
25
sediaan injeksi intramuskular. Natrium metabisulfit juga memiliki aktivitas
antibakteri, yang berperan lebih baik pada pH asam, dan juga dapat digunakan
sebagai bahan pengawet pada preparat oral seperti sirup (27).
f. Dinatrium EDTA
Agent pengkelat merupakan suatu komponen yang dapat membentuk
kompleks dengan cara beraksi dengan ion logam atau alkali kompleks yang
terbentuk terdiri dari ikatan molekul yang tersusun oleh ikatan ion logam tunggal.
EDTA ditambahkan dalam sediaan karena memiliki kemampuan dalam mencegah
bau tengik yang disebabkan oleh logam yang tidak larut, juga digunakan sebagai
penstabil pada gel (27).
g. Aquades
Adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan
menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat
dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan
lainnya. Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau (25).
2.5 Skin Analyzer
Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter
yang tidak hanya meiliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan
sisi lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode pengukuran normal
dan polaritasi, dilengkapi dengan rancagan sensor kamera pada skin analyzer .
Pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan skin analyzer, yaitu
moisture (kadar air), evenness (kehalusan), pore (pori-pori), spot (noda), wrinkle
26
(keriput), dan kedalaman keriput juga terdeteksi dengan alat ini.Lapisan kulit
teratas namun mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit, dengan
menggunakan mode pengukuran normal dan polaritasi, dilengkapi dengan
rancagan sensor kamera pada skin analyzer (28).
Instrumen ini adalah jenis monitor kelembapan digital presisi tinggi untuk
kulit yang memanfaatkan teknologi analisis bioelectric impendance (BIA) terbaru,
alat ini mudah dioperasikan, mudah dibawa, dan memiliki kinerja yang baik saat
digunakan. Monitor kelembaban digital untuk kulit dapat digunakan sebagai alat
pemasaran kecantikan atau salon kecantikan, untuk melakukan tes kulit, yang juga
dapat digunakan sebagai barang promosi untuk perusahaan kosmetik yang dapat
digunakan untuk perawatan pribadi di rumah (28).
Skin Analyzer (FCM-1)
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan menggunakan penelitian eksperimental yaitu
membuat sediaan hand body gel dari sari buah nanas (Ananas comusus. (L.) Merr)
sebagai pelembab kulit.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Semi Solid Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan pada bulan Juli-September 2019.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel diambil secara purposive, yaitu: dengan tidak membandingkan di
daerah lain. Sampel yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah buah
nanas yang diperoleh dari kebun nanas lubuk pakam.
Karakteria buah nanas yang digunakan:
1. Nanas berumur 16-18 bulan setelah penanaman
2. Warna terlihat kuning masak
3. Timbul aroma bau khas nanas
4. Berat 1- 1,5 kg
5. Berbentuk lonjong dan mata buah menonjol (3).
28
3.4 Sukarelawan
Sukarelawan yang di jadikan panelis berjumlah 10 orang dengan kriteria
inklusi sebagai berikut:
1. Wanita.
2. Mahasiswa atau pekerja yang sering beraktivitas diluar.
3. Sukarelawan adalah orang terdekat dan sering berada disekitar penguji,
sehingga lebih mudah dan di amati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit
yang sedang di uji (21).
3.5. Alat dan Bahan
3.5.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, visko
meter, beaker glass, gelas ukur, timbangan digital, kaca datar, sudip, batang
pengaduk, pipet tetes, lumpang dan alu, objek glass, wadah, kertas perkamen dan
kain flanel.
3.5.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan hand body gel pelembab ini
adalah sari buah nanas, HPMC, metil paraben, propil paraben, Natrium
Metabisulfit, Propilen glikol, Dinatriun EDTA dan Aquadest.
3.6. Pengolahan Sampel
Buah nanas yang segar 5,6 kg dikupas dari kulitnya, kemudian buah nanas
yang telah dikupas diperoleh 4 kg dan dicuci hinga bersih lalu dipotong menjadi 4
bagian dan diparut dengan parutan kelapa. Kemudian diperas menggunakan kain
flanel, sari nanas yang diperoleh 2450 ml dipekat kan di penangas air hingga
29
diperoleh hasil sari buah nanas sebanyak 1755 ml kemudian hasil sari yang telah
dipekatkan dimasukan kedalam wadah yang bersih (7).
3.7. Formulasi Sediaan Hand Body Gel Pelembab Kulit
Gel dibuat dalam 3 formulasi yang dibedakan oleh konsentrasi sari buah
nanas. Sari buah nanas dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 3%, 5%, 7% dan
kontrol negative. Masing-masing sebanyak 100 gr dalam komposisi basis yang
sama (8).
Formula Standar Gel (29)
Gelatin 4 gr
Sodium Alginat 2 gr
Glycerol 20 gr
Nipagin 0,2 gr
Air suling ad 100
Tabel 3.1 Formulasi Sediaan Hand Body Gel Sari Buah Nanas
Bahan Satuan Kontrol
negatif
F1 F2 F3 Kontrol
positif
Fungsi
Sari buah nanas % 0 3 5 7 Hanasui Body
Serum Gel
Vitamin C
Zat aktif
HPMC gr 3 3 3 3 Gelling agent
Metil paraben gr 0,03 0,03 0,03 0,03 Pengawet
Propilen Glikol gr 15 15 15 15 Humektan
Propil paraben gr 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengawet
Dinatruium EDTA gr 0,05 0,05 0,05 0,05 Chelating agent
Na. Metabisulfit gr 0,1 0,1 0,1 0,1 Antioksidan
Aquadest ad 100 100 100 100 Pelarut
Keterangan
F1 : Konsentrasi sari buah nanas 3 %
F2 : Konsentrasi sari buah nanas 5%
F3 : Konsentrasi sari buah nanas 7%
Kontrol Negatif: Gel tanpa sari buah nanas
Kontrol Positif : Hanasui Body Serum Gel Vitamin C
30
3.7.1. Pembuatan Sedian Gel
Semua bahan yang diperlukan ditimbang. Dalam lumpang yang bersih
dimasukkan HPMC kemudian dikembangkan dengan air panas, lalu digerus
hingga homogen. Dalam beaker glass masukkan metil paraben, propil paraben
yang telah dilarutkan dengan menggunakan air panas, setelah larut masukan
propilen glikol dan masukkan sedikit demi sedikit Natrium metabisulfit dan
Dinatrium EDTA yang sudah dilarutkan dalam aquades. Kemudian tambahkan
sisa aquadest sedikit demi sedikit. Kemudian semua bahan yang telah tercampur
ditambahkan sari buah nanas konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Kemudian digerus
perlahan dan digerus sampai membentuk dasar gel yang homogen. Masukkan
sedian kedalam wadah yang telah disediakan (27).
3.8. Prosedur Evaluasi Sediaan Gel
1. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati warna, bau dan
bentuk sediaan gel menggunakan panca indra (30).
2. Uji Homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan gel dioleskan pada objek glass, sediaan harus
menunjukkan susunan yang homogen dengan tidak terlihat adanya butiran kasar
atau partikel-partikel (30).
3. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Untuk mengetahui ada tidaknya efek samping tersebut maka dilakukan uji
daya iritasi terhadap kulit. Percobaan yang dilakukan pada 5 orang sukarelawan,
kosmetik dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian dibiarkan
31
24 jam dan dilihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan pada kulit dan gatal-
gatal (22).
4. Uji pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat
terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan standar netral (pH 7,01)
kemudian alat dibilas dengan aquadest dan dimasukkan ke larutan pH asam (pH
4,01) hingga alat menunjukkan nilai pH tersebut. Kemudiaan alat pH
dicuci/dibilas dengan aquades, lalu dikeringkan dengan tisu. Ditimbang 0,5 gram
sediaan dan dilarutkan dengan aquades 50 ml. Kemudiaan alat pH dicelupkan
dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan (21).
5. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan cara sebanyak 0,5 gram sediaan gel
ditimbang dan diletakan di tengah atas kaca datar kemudian di letakan kaca datar
lain diatas massa gel tersebut. Kemudian diberi beban tambahan 150 gram di
diamkkan selama 1 menit dihitung diameter penyebarannya, daya sebar gel yang
baik antara 5-7cm (31).
6. Uji Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan dengan cara sebanyak 100 ml gel
dimasukkan ke dalam beaker glass lalu dipasang spindle 64. Spindle harus
terendam dalam sediaan uji, viskometer dilakukan dengan kecepatan 60 rpm. Di
catat hasil yang keluar pada layar viskositas (15).
32
7. Pengukuran Kelembaban Kulit dengan Alat Skin Analyzer
Uji kelembaban akan berlangsung selama 3 minggu, sebelum sediaan
diaplikasikan ke lengan panelis, terlebih dahulu kelembaban dari kulit lengan
panelis diukur menggunakan alat Skin Analyzer. Panelis diminta untuk tidak
memakai produk topikal seperti pelembab di lokasi uji selama satu minggu
sebelum dan selama penelitian. Lokasi uji adalah kulit lengan panelis berdiameter
4,5 cm dengan pemakaian sediaaan 2 kali sehari setelah mandi sebanyak 1 gr (32).
Formula Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Konsentrasi 3%
Konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
Pengukuran
Parameter
Dehidrasi Normal Hidrasi
Kelembaban (moisture) 0-29% 30-50% 51-100%
3.9. Analisis Data
Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka data dianalisis dengan
menggunakan aplikasi statitik uji/SPSS (Statistical Product and Servive Solution)
dari uji One Way Anova (Analysis Of Variant), dan uji Paired Samples Test dan
Uji Paired Samples Test.
.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi yang dilakukan di Laboratorium Herbarium Medanese
(MEDA) Universitas Sumatera Utara Medan, menunjukkan bahwa benar bahan
uji yang digunakan adalah tumbuhan nanas (Ananas comusus (L.) Merr ) dari
famili : Bromeliaceae.
4.1.1 Proses Pengolahan Sampel dan Hasil Sari Buah Nanas
Sampel Hasil
Buah nanas segar 5,6 kg
Dikupas kulit buah nanas 4 kg
Di cuci dan dipotong 4 bagian
Di parut dengan parutan kelapa -
Diperas dengan kain flannel -
Hasil perasan sari buah nanas 2450 ml
Dipekatkan diatas penangas air 1755 ml
4.1.2 Pembuatan Sediaan Hand Body Gel
Gel dibuat dalam 4 formulasi yang dibedakan oleh konsentrasi sari buah
nanas. Sari buah nanas dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 3%, 5%, 7% dan
kontrol negatif. Masing-masing sebanyak 100 gr dalam komposisi basis yang
sama.
34
Tabel 4.1 Formulasi Sediaan Hand Body Gel
Bahan Satuan Blanko F1 F2 F3 Kontrol positif Fungsi
Sari buah nanas % 0 3 5 7
Hanasui Body
Serum Gel
Vitamin C
Zat aktif
HPMC gr 3 3 3 3 Gelling agent
Metil paraben gr 0,03 0,03 0,03 0,03 Pengawet
Propilen glikol gr 15 15 15 15 Humektan
Propil paraben gr 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengawet
Dinatruium EDTA gr 0,05 0,05 0,05 0,05 Chelating agent
Na. Metabisulfit gr 0,1 0,1 0,1 0,1 Antioksidan
Aquadest ad 100 100 100 100 Pelarut
Keterangan
F1 : Konsentrasi sari buah nanas 3 %
F2 : Konsentrasi sari buah nanas 5%
F3 : Konsentrasi sari buah nanas 7%
Kontrol Negatif : Gel tanpa sari buah nanas
Kontrol Positif : Hanasui Body Serum Gel Vitamin C
4.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan
4.2.1 Hasil Uji Organoleptik
Hasil uji organoleptik pada sediaan hand body gel sari buah nanas (Ananas
comusus (L.) Merr ) dapat dilihat pada table 4.2.
Table 4.2 Hasil Pengujian Organoteptik Hand Body Gel Sari Buah Nanas
(Ananas comusus (L.) Merr).
Formula Bentuk Warna Bau
Kontrol Negatif Setengah padat Bening Tidak berbau
Kontrol Positif Setengah padat Orange lemah Bau parfum
Gel konsentrasi 3% Setengah padat Kuning lemah Bau khas nanas
Gel konsentrasi 5% Setengah padat Kuning lemah Bau khas nanas
Gel konsentrasi 7% Setengah padat Kuning kecoklatan Bauk khas nanas
Berdasarkan hasil pengujian organoleptik pada sediaan kontrol negatif
memiliki bentuk setengah padat, berwarna bening dan tidak berbau. Pada sediaan
gel sari buah nanas konsentrasi 3%, 5%, dan 7% memiliki bentuk setengah padat,
35
berwarna kuning lemah hingga kuning kecoklatan dan berbau aroma khas buah
nanas
4.2.2 Hasil Pengujian Homogenitas
Hasil uji homogenitas hand body gel sari buah nanas (Ananas comusus
(L.) Merr) dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Hand Body Gel Sari Buah Nanas (Ananas
comusus (L.) Merr )
Formula Homogenitas
Kontrol negatif Homogen, tidak ada butiran kasar
Gel konsentrasi 3% Homogen, tidak ada butiran kasar
Gel konsentrasi 5% Homogen, tidak ada butiran kasar
Gel konsentrasi 7% Homogen, tidak ada butiran kasar
Berdasarkan hasil uji homogenitas pada sediaan kontrol negatif, kontrol
positif, dan sediaan konsentrasi 3%, 5%, dan 7% menghasilkan sediaan yang
homogen dengan ditandai tidak adanya butiran kasar atau partikel-partikel pada
sediaan hand body gel tersebut.
4.2.3 Hasil Daya Iritasi Terhadap Kulit Sukarela
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan
No. Pernyataan
sukarelawan (+/-)
Kontrol
negatif 3% 5% 7%
1 Kemerahan pada kulit - - - -
2 Gatal pada kulit - - - -
3 Kulit menjadi kasar - - - -
Keterangan
+ : Terjadi Iritasi
- : tidak terjadi iritasi
36
Berdasarkan tabel 4.5 hasil yang diperoleh pada sediaan hand body gel sari
buah nanas dengan konsentrasi 3%, 5%, 7% dan kontrol negatif tidak terlihat
adanya efek samping berupa kemerahan, gatal-gatal dan pengasaran pada kulit
yang ditimbulkan pada sediaan.
4.2.4 Hasil Pemeriksaan pH
Hasil uji pH hand body gel sari buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr)
dengan menggunakan pH meter dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan pH Hand Body Gel Sari Buah Nanas (Ananas
comusus (L.) Merr).
Formula Pengulangan
I
Pengulangan
II
Pengulangan
III Rata-Rata
Kontrol negatif 5,2 5,2 5,2 5,2
Kontrol positif 5,1 5,1 5,1 5,1
Gel konsentrasi 3% 5,0 5,0 5,0 5,0
Gel konsentrasi 5% 4,9 4,9 4,9 4,9
Gel konsentrasi 7% 4,8 4,8 4,8 4,8
Berdasarkan hasil pemeriksaan pH pada sediaan hand body gel kontrol
negatif, kontrol positif, dan sediaan hand body gel sari buah nanas (Ananas
comusus (L.) Merr) konsentrasi 3%, 5%, dan 7% di peroleh pH 4,8-5,2, sehingga
sediaan tersebut memenuhi syarat sebagai gel pelembab kulit.
4.2.5 Hasil Pengujian Daya Sebar
Hasil uji daya sebar gel sari buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr) dapat
dilihat pada tabel 4.6.
37
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Daya Sebar Gel Sari Buah Nanas (Ananas comusus
(L.) Merr)
Formula
Diameter Sebar Gel
Pengulangan
I
Pengulangan
II
Pengulangan
III Rata-Rata
Kontrol Negatif 5,5 5,5 5,4 5,5
Kontrol Positif 5,3 5,3 5,3 5,3
Konsentrasi 3% 5,8 5,8 5,8 5,8
Konsentrasi 5% 6,0 5,9 6,0 6,0
Konsentrasi 7% 6,1 6,1 6,1 6,1
Berdasarkan hasil pengujian daya sebar pada sediaan gel sari buah nanas
pada kontrol negatif, kontrol positif, konsentrasi 3%, konsentrasi 5% dan
konsentrasi 7% diperoleh diameter daya sebar yaitu 5,5 cm pada kontrol negatif,
5,8 cm pada konsentrasi 3%, 6,0 cm pada konsentrasi 5%, 6,1 pada konsentrasi
7% dan 5,3 pada kontrol positif.
4.2.6 Hasil Pengujian Viskositas
Hasil pengujian viskositas yang dilakukan dengan menggunakan
viscometer Brookfield pada kecepatan 60 rpm dengan spindle no. 64 dapat dilihat
pada tabel 4.7 sebagai berikut
Tabel 4.7 Data Pengukuran Viskositas Sediaan Gel Sari Buah Nanas
Formula
Pengamatan Viskositas (centipoise)
Pengulangan
I
Pengulangan
II
Pengulangan
III
Rata-
Rata
Kontrol Negatif 10350 10270 10210 10276
Kontrol Positif 11100 10360 10570 10676
Konsentrasi 3% 8790 8460 8630 8626
Konsentrasi 5% 7820 7750 7810 7793
Konsentrasi 7% 7430 7260 7420 7370
Hasil uji viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas
dari sediaan, dimana nilai viskositas tersebut menyatakan besarnya tahanan suatu
cairan untuk mengalir.
38
4.2.7 Hasil Pengujian Sediaan Terhadap Pengukuran Kelembaban Kulit
Hasil pengukuran kelembaban yang menunjukkan persentase peningkatan
kelembabab kulit pada tiap minggu pengujian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut.
Tabel 4.8 Data Kelembaban Kulit Sebelum Penggunaan Hand Body Gel Sari
Buah nanas dan Sesudah Penggunaan Pada Minggu ke 0, 1, 2, dan 3.
Formula Sukarelawan Awal % Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
F0
I 22,3 46,3 58,2 61,9
II 24,5 45,3 57,2 63,8
III 21,3 45,6 55,3 61,6
Rata-Rata 22,7 45,7 56,9 62,4
KP
I 23,2 45,0 67,1 85,7
II 25,7 47,5 69,1 88,4
III 21,3 42.6 66,7 81,8
Rata-Rata 23,4 45,0 67,6 85,2
F1
I 25,4 49,3 60,8 76,1
II 24.8 48,4 58,2 74,3
III 22,6 40,4 56.9 70,3
Rata-Rata 24,2 46,0 58,6 73,5
F2 I 25,1 40,3 79,7 88,6
II 25,3 43,5 73,4 85,0
III 26,2 49,2 76,3 89,3
Rata-Rata 25,5 44,3 75,0 87,6
F3
I 20,6 44,5 76,3 90,4
II 24,8 47,3 78,4 91,3
III 21,3 44,7 74,1 91,0
Rata-Rata 23,1 45,5 76,2 90,9
Keterangan :
F0 : Kontrol Negatif
KP : Kontrol Positif
F1 : Konsentrasi 3%
F2 : Konsentrasi 5%
F3 : Konsentrasi 7%
Berdasarkan data hasil pengukuran kelembaban sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan pada kontrol negatif, kontrol positif,
39
konsentrasi 3%, 5%, dan 7% terlihat bahwa terjadi peningkatan persentase
kelembaban kulit pada setiap masing-masing sediaan.
4.3 Pembahasan
Penelitiaan ini menggunkkan sampel sari buah nanas (Ananas comusus
(L.) Merr) untuk mengetahui kemampuan sebagai gel pelembab kulit.
4.3.1 Hasil Mutu Fisik Sediaan
4.3.1.1 Organoleptis
Sediaan diuji warna, bentuk, dan bau dari semua sediaan gel. Semua
sedian berbentuk setengah padat dan berbau khas buah nanas, pada blanko sediaan
berwarna putih bening karena tidak ada penambahan sari buah nanas. Pada
konsentrasi 3% dan 5% berwarna kuning lemah, pada konsentrasi 7% berwarna
kuning kecoklatan. Warna yang dihasilkan disebabkan karena adanya
penambahan sari buah nanas, semakin tinggi konsentrasi yang ditambahkan maka
warna menjadi kuning kecoklatan (30).
4.3.1.2 Homogenitas
Semua sediaan di uji homogenitas menggunakan objek glass, dengan cara
gel dioleskan pada objek glass jika tidak homogen maka akan terlihat adanya
butiran kasar pada gel, jika tidak adanya butiran kasar hal ini menunjukan bahwa
sediaan gel tersebut homogen. Gel yang homogen sangat berpengaruh pada uji
efektivitas, jika gel homogen maka akan mudah menyerap kedalam kulit dan lebih
cepat memberikan efek melembabkan kulit (30).
40
4.3.1.3 Pemeriksaan Iritasi Terhadap Kulit Sukarela
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 5 orang sukarelawan
dengan cara dioleskan sediaan gel sari buah nanas pada bagian belakang telinga,
kemudiaan dibiarkan selama 24 jam, sukarelawan menunjukan hasil negatif
terhadap parameter iritasi. Dari hasil pengujian tersebut semua sediaan gel sari
buah nanas menunjukkan hasil negatif dan aman digunakan dikarena gel sari buah
nanas tidak terkontaminasi dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
gel tidak mengiritasi dan aman digunakan.
Parameter yang dilihat yaitu kemerahan, gatal-gatal, dan pengasaran pada
kulit. Dari hasil pengujian tersebut semua sediaan gel sari buah nanas
menunjukkan hasil negatif dan aman digunakan (22).
4.3.1.4 Penentuan pH Sediaan
Pemeriksaan pH sediaan menggunakan pH meter dan didapat hasil dari
kontrol negatif didapat pH 5,2 kontrol positif pH 5,1 konsentrasi 3% pH 4,9
konsentrasi 5% pH 4,9 dan konsentrasi 7% didapat pH 4,8. Semakin tinggi
kosentrasi sari buah nanas yang ditambahkan kedalan sediaan gel maka pH
semakin asam atau menurun.
Nilai pH pada sediaan tersebut berada dalam kisaran pH yang terdapat
pada SNI 16-4399-1996 sebagai syarat mutu pelembab kulit (pH 4,5-8,0). Dengan
demikian hand body gel yang dihasilkan relatif aman digunakan. Nilai pH juga
menentukan efektivitas sedian gel, nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat
menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika terlalu basa dapat menyebabkan
41
kulit kasar dan bersisik, hal ini dapat mempengaruhi penurunan kelembaban pada
kulit dan membuat gel tidak efektif dalam melembabkan kulit (10,33)
4.3.1.5 Pengukuran Daya Sebar
Uji daya sebar pada sediaan gel sari buah nanas (Ananas comusus (L.)
Merr) didapat hasil dari semua konsentrasi 3%, 5% 7%, kontrol negatif dan
kontrol positif dengan diameter 5,3 – 6,1 cm. Uji daya sebar dilakukan untuk
mengetahui kemampuan gel menyebar pada permukaan kulit, daya sebar gel yang
baik antara 5-7 cm. Dari hasil pengujian daya sebar gel dari semua konsentrasi
didapat bahwa semua gel memenuhi persyaratan, gel yang memiliki daya sebar
yang baik sangat mempengaruhi pada efektivitas pengujiaan kelembaban pada
kulit karena gel yang memiliki daya sebar yang baik lebih mudah menyerap
kedalam kulit dan lebih cepat memberikan efek melembabkan pada kulit (31).
4.3.1.6 Pengukuran Viskositas
Hasil uji viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas
dari sediaan, dimana nilai viskositas tersebut menyatakan besarnya tahanan suatu
cairan untuk mengalir. Viskositas yang disyaratkan oleh SNI 16-4399-1996
adalah 3.000 cp- 50.000 cp. Dapat dilihat bahwa sediaan gel sari buah nanas
memenuhi syarat nilai viskositas, viskositas yang baik sangat mempengaruhi
efektivitas suatu sediaan gel pelembab kulit karena gel yang terlalu kental akan
memberikan waktu yang cukup lama untuk menyerap kedalam kulit sehingga
sediaan gel akan lebih lama dalam memberikan efek melembabkan pada kulit
(34)
42
4.3.1.7 Pengukuran Kelembaban Kulit dengan Skin Analyzer
Pengukuran kelembababn dilakukan dengan menggunakan alat skin
analyzer menggunakan parameter % yaitu dehidrasi 0-29, normal 30-50, hidrasi
51-100. Dapat dilihat pada tabel 4.8 bahwa pemakaian gel sari buah nanas selama
3 minggu menunjukkan adanya efek peningkatan kelembaban pada kulit
sukarelawan. Yaitu kulit yang awalnya kering menjadi lembab setelah pemakain
gel selama 3 minggu, persentase kelembaban pada kulit meningkat setelah
pemakaian gel sari buah nanas yaitu dari 22,3% menjadi 69,1% pada kontrol
negatif, kontrol positif dari 23,2% menjadi 85,7%, konsentrasi 3% 25,4% menjadi
76,1%, konsentrasi 5% dari 25,1% menjadi 88,6% dan konsentrasi 7% dari 20,6%
menjadi 90,4%. Semakin tinggi kosentrasi maka gel sari buah nanas semakin
memberikan efek melembabkan bagi kulit di karenakan tingginya kandungan
antioksidan dari vitamin C dan vitamin A serta kandungan enzim bromelin yang
dapat melembutkan kulit pada buah nanas yang dapat melembabkan dan
menyehatkan kulit (3).
4.4 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Dilakukan analisis secara statistik yaitu dengan menggunakan
uji One Way Anova. Hasil uji One Way Anova meliputi uji normalitas, uji
homogenitas dan uji Anova. Uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov
test, data terdistribusi normal dimana nilai P = 0,532 > 0,05. Lalu dilakukan uji
homogenitas dengan Homogeneity of Variances test dengan nilai signifikansi P =
0,359 > 0,05 data homogen, maka varian konsentrasi sari buah nanas 3%, 5% dan
43
7% terdistribusi normal dan homogen. Pada Uji Anova nilai signifikansi P < 0,05
maka adanya perbedaan yang signifikan dan jika > 0,05 maka tidak ada perbedaan
yang signifikan. Dari data yang dilakukan dapat disimpulkan rata-rata setiap
kosentrasi pada setiap minggunya terdapat ada perbedaan yang signifikan dan
terbukti secara sistematik. Dapat dilihat pada tabel 4.9 pada uji paired samples
test.
Tabel 4.9 Hasil Uji One Way Anova
Formula Mean ± SD
Kontrol Negatif 62,43 ± 1,19
Kontrol positif 85,30 ± 3,31
Konsentrasi 3% 73,56 ± 2,96
Konsentrasi 5% 87,63 ± 2,30
Konsentrasi 7% 90,90 ± 0,45
4.4.1 Uji Post Hoe
Uji Post Hoe adalah untuk memberikan hasil statistik yang lebih detail
untuk mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Data dapat dilihat pada
tabel 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10 Data Post Hoe Setiap Formula
Formula Sig/p-value
Kontrol negatif Kontrol positif
Konsentrasi 3%
Konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
0,000
0,000
0,000
0,000
Konsentrasi 3% Konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
Kontrol positif
0,000
0,000
0,000
Konsentrasi 5% Konsentrasi 7%
Kontrol positif
0,115
0,245
Konsentrasi 7% Kontrol positif 0,014
Syarat :
1. Normalitas : P < 0,05 = Tidak terdistribusi normal
44
P > 0,05 = Terdistribusi normal
2. Homogenitas : P < 0,05 = Data tidak homogen
P > 0,05 = Data homogen
3. Signifikansi : P < 0,05 = Ada perbedaan yang signifikan
P > 0,05 = Tidak ada perbedaan yang signifikan
Dari data diatas dilihat bahwa kontrol negatif memiliki perbedaan yang
signifikan pada kontrol positif, kosentrasi 3%, konsentrasi 5% dan konsentrasi
7%. Pada konsentrasi 3% juga terlihat adanya perbedaan pada konsentrasi 5%,7%
dan kontrol positif, pada konsentrasi 5% terlihat tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara konsentrasi 7% dan kontrol positif tetapi pada konsentrasi 7%
terlihat adanya perbedaan yang signifikan pada kontrol positif.
4.4.2 Uji Paired Samples Tes
Uji Paired Samples Test dilakukan untuk membedakan perlakuan antara
kelompok Pre (sebelum diberikan perlakuan) dan Post (sesudah diberikan
perlakuaan) setiap minggu.
Tabel 4.11 Data Uji Paired Samples Test Awal/Minggu
Perlakuan Tiap Minggu Sig. (2- tailed)
Awal - Minggu 1 0,000
Minggu 1 – Minggu 2 0,000
Minggu 2 – Minggu 3 0,000
Keterangan :
*signifikan p < 0,05 = Ada perbedaan yang signifikan
p > 0,05 = Tidak ada perbedaan yang signifikan
Dapat dilihat hasil analisis dari pengukuran kelembabab pada uji Praired
Samples Test menunjukkan bahwa awal (sebelum penggunaan gel) ke minggu
pertama terlihat adaanya perbedaan yang signifikan, pada minggu 1 dan 2 dan
pada minggu 2 ke minggu 3 juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
pada semua formula.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Sari buah nanas (Anansas comusu (L.) Merr) dapat diformulasikan sebagai
sediaan hand body gel pelembab kulit.
2. Sari buah nanas (Ananas comusus (L.) Merr) dalam sedian hand body gel
pada konsentrasi 7% memberikan kelembaban yang paling tinggi dari semua
konsentrasi.
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memformulasikan dalam
bentuk sediaan lain dengan menggunakan bonggol buah nanas.
2. Penggunaan bahan formulasi untuk menstabilkan pH pada sediaan.
3. Pemilihan jenis buah nanas yang rendah kandungan glukosa untuk
menghindari sediaan yang terlalu lengket.
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan I. Perbandingan pH dan Daya Sebar Krim Ekstrak Kulit Nanas
(Ananas comosus (L). Merr). J Anal Kesehat. 2018;7(1):680–4.
2. Daud N, Musdalipah. Optimasi Formula Lotion Tabir Surya Ekstrak Kulit
Buah Naga Super Merah ( Hylocereus costaricensis ) Menggunakan
Metode Desain D-Optimal. J Sains Farm dan Klin. 2018;5(2):72–7.
3. Nugraheni. Sehat Tanpa Obat dengan Nanas. 2016. 12–206 hal.
4. Purwaningsih S, Salamah E, Budiarti TA. Formulasi Skin Lotion Dengan
Penambahan Karagenan Dan Antioksidan Alami Dari Rhizophora
Mucronata Lamk. J Akuatika. 2014;5(1).
5. Faramayuda F, Alatas F, Yesi. Formulasi Sediaan Losion Antioksidan
Ekstrak Air Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Formulation Of
Antioksidant Lotion Containing Water Extract Of Green Tea Leaft
(Camellia sinensis L). Maj Obat Tradis. 2010;15(153):105–11.
6. Indrawati, Teti. Zissakina F. Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati yang
Mengandung Sari Buah Nanas ( Ananas comosus L ) antara 17 sampai 78
% ( Dead Skin Cell Exfoliating Gel Formulation containing 17 % to 78 %
of Ananas comosus L juice ). 2011;9(2):104–9.
7. Lestari. Pramulani Mulya D. Carbomer 980 Dalam Masker Gel Pell-Off
Buah Nanas (Ananas comusus L. Merr). 2015;2(6).
8. Andriani K. Formulasi Sediaan Krim Dari Sari Buah Nanas (Ananas
comusus) Sebagai Pelembab Tangan dan Badan. 2014.
9. Eliska H, Gurning T,dkk. Formulasi Sediaan Losio Dari Ekstrak Kulit
Buah Nanas ( Ananas comosus L . ( Merr )) Sebagai Tabir Surya.
2016;5(3):110–5.
10. Tranggono RI, Latifah F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Vol. 6, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2007.
11. Sinuraya. Julianti RB. Penggunaan Sari Buah Strawberry (Fragria x ananas
Duchenes) Sebagai Pelembab Pada Sediaan Krim. 2014;
12. Bukit LK. Penetapan Kadar Metil Paraben, Propil Paraben, dan
Fenoksietanol Pada Sediaan Handbody Lotion Secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi. 2017;
13. Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta Depkes
RI. 1995;1064.
14. Hasanah, Uswatun D. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor ( Moringa
oleifera Lam ) Sebagai Antioksidan Formulation Gel Of Ethanolic ’ s
Extract of The Leaves of Moringa oleifera Lam as an Antioxidant.
2017;6(1):46–57.
15. Astuti, Dwi Puji D. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula Angustifolia
Miller). Farmaka. 2017;15(1):176–84.
16. Annisa A. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus. L) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Penyebab
Karies Gigi. Upt. Perpustakaan Unand; 2015.
47
17. Siregar, Anisah A. Karakterisasi edible film dari tepung tapioka kitosan dan
gliserin dengan penambahan ekstrak buah nanas. 2017;(L).
18. Irfandi. Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas ( Ananas comosus (
L .) Merr .). Ipb. 2005;1–38.
19. Nurhidayah N. Isolasi dan Pengukuran Aktivitas Enzim Bromelin dari
Ekstrak Kasar Batang Nanas (Ananas commosus) Berdasarkan Variasi pH.
UIN Alauddin Makassar; 2013.
20. Maharani A. Buku Penyakitkulit Perawatan Pencegahan Dan Pengobatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015.
21. Putri karina. G. Formulasi Sediaan Losio Tangan Dan Badan
Menggunakan Sari Kentang ( Solanum tuberosum L .) Sebagai Bahan
Pelembab. 2013;
22. Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta. UI press.
Hal. Jakarta; 1997.
23. Husna N, Purba D. Efek Pelembab Minyak Biji Bunga Matahari Dalam
Sediaan Krim Tangan The Moisturizer Effect of Sunflower Seed Oil In
Hand Cream Preparation. 2012;1(1):63–9.
24. Ansel H. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keem. Ibrahim F,
editor. Jakarta: UI-Press; 2008.
25. Putra AA. Pengaruh Konsentrasi HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
Sebagai Gelling Agrnt Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Hand
Sanitizer Minyak Atsiri Daun Mint (Oleum Mentha piperita L.). Skripsi
Progr Sarj. 2013;(3):4–5.
26. Rachmawaty, JF dkk. Perbandingan Aktivitas Antiseptik Sediaan Gel
Minyak Atsiri Daun SIrih Merah (Piper crocatum) Dengan Variasi
Kosentrasi HPMC dan Na CMC. 2015;
27. FT, Lasmida, A. Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Anti Aging
Yang Mengandung Ekstrak Air Kentang Kuning (Solanum tuberosum L.).
2012;
28. Rani. Efek Ekstra Curcuma Longa 0,5% Tehadap Komposisi Sebum dan
Kelembaban Kulit Pada Pasien Kulit Kering. 2018;
29. Tranggono, Retno, I,S. Latifah F. Buku Pegangan Dasar Kosmetologil.
Jakarta; 2014. 1–244 hal.
30. Ditjen POM. Formularium Kosemetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 1985. 29–357 hal.
31. Sayuti, Nutrisia A. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak
Daun Ketepeng Cina ( Cassia alata L .) Formulation and Physical Stability
of Cassia alata L . Leaf Extract Gel 2015;5(2):74–82.
32. Manggau M, Damayanty R, M L. Uji Efektivitas Kelembaban Sabun
Transparan Ekstrak Rumput Laut Cokelat ( Sargassum Cristaefolium C .
Agardh ) dengan Variasi Konsentrasi Sukrosa. J Pharm Med Sci.
2017;2(1):21–6.
33. Mailana DNH. Formulasi Sediaan Krim Antioksidan Ekstrak Etanolik Daun Alpukat ( Persea americana Mill .) Antioxidant Cream Formulation
of Ethanolic Extract from Avocado Leaves ( Persea americana Mill .). Acta
Pharm Indones. 2016;4(2):21–8.
48
34. Pertiwi RD, Kristanto J, Praptiwi GA. Uji Aktifitas Antibakteri Formulasi
Gel Untuk Sariawan Dari Ekstrak Daun Saga ( Abrus precatorius. J Ilm
Manuntung. 2016;2(2):239–47.
49
Lampiran 1. Determinasi Tumbuhan
50
Lampiran 2. Surat Permohonan Judul
51
Lampiran 3. Lembar Bimbingan 1 Proposal
52
Lampiran Lanjutan Lembar Bimbingan 2 Proposal
53
Lampiran 4. Lembar Bimbingan 1 Skripsi
54
Lampiran Lanjutan Lembar Bimbingan 2 Skripsi
55
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
56
Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian
57
Lampiran 7. Kerangka Pengolahan Sampel Buah Nanas
Dikupas
Buah Nanas 5,6 kg
Di parut
menggunakan parutan
kelapa
Hasi sari buah nanas
2450 ml
Di cuci dan di belah
menjadi 4 bagian
Di peras menggunakan
kain flanel
Diperoleh buah nanas
4 kg
Hasil pemekatan
1755 ml
Dipekatkan
dipenangas air
58
Lampiran 8. Pengolahan Sampel
Buah Nanas Proses pencucian
Nanas dipotong-potong Nanas diparut
59
Pengolahan Sampel (Lanjutan)
Ampas buah nanas Sari buah nanas
Hasil pemekatan
60
Lampiran 9. Penimbangan dan Pembuatan Gel
Bahan-bahan gel Penimbanganbahan-bahan
Pembuatan gel
61
Lampiran 10. Pengujian Sediaan Gel
Organoleptik dan Homogenitas
Pengujian organoleptik Pengujian homogenitas 1
Pengujian homogenitas 2
Pengujian homogenitas 3
62
Lampiran Uji iritasi kulit (lanjutan)
Kontrol Negatif konsentrasi 3%
Konsentrasi 5% Konsentrasi 7%
63
Lampiran Uji pH (lanjutan)
Kontrol Negatif Kontrol Positif
Konsentrasi 3% konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
64
Lampiran Daya sebar (lanjutan)
Kontrol Negatif Kontrol Positif
Konsentrasi 3% Konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
65
Lampiran Uji Viskositas (lanjutan)
Kontrol Negatif Kontrol Positif
Konsentrasi 3% Konsentrasi 5%
Konsentrasi 7%
66
Lampiran 11. Pengujian Kelembaban
Kontrol Negatif
Minggu 0 Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
67
Kontrol positif
Minggu 0 Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
68
Konsentrasi 3%
Minggu 0 Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
69
Konsentrasi 5%
Minggu 0 Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
70
Konsentrasi 7%
Minggu 0 Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
71
Lampiran 12. Hand Body Gel Sari Buah Nanas Konsentrasi 3% 5% 7%
Kontrol Negatif dan Kontrol Positif
72
Lampiran 13. Data Output SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Awal Minggu1 Minggu2 Minggu3
N 15 15 15 15
Normal Parametersa,b
Mean 23.6267 45.3267 67.1800 79.9667
Std.
Deviation 1.90768 2.82045 8.81510 11.08079
Most Extreme Differences
Absolute .210 .118 .179 .209
Positive .155 .093 .179 .153
Negative -.210 -.118 -.160 -.209
Kolmogorov-Smirnov Z .812 .457 .694 .808
Asymp. Sig. (2-tailed) .524 .985 .721 .532
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
65
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.228 4 10 .359
Descriptives
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Awal
Kontrolnegatif 3 22.7000 1.63707 .94516 18.6333 26.7667 21.30 24.50
KontrolPositif 3 23.4000 2.20681 1.27410 17.9180 28.8820 21.30 25.70
Konsentrasi 3% 3 24.2667 1.47422 .85114 20.6045 27.9288 22.60 25.40
Konsentrasi 5% 3 25.5333 .58595 .33830 24.0778 26.9889 25.10 26.20
Kosetrasi 7% 3 22.2333 2.25019 1.29915 16.6436 27.8231 20.60 24.80
Total 15 23.6267 1.90768 .49256 22.5702 24.6831 20.60 26.20
Minggu1
Kontrolnegatif 3 45.7333 .51316 .29627 44.4586 47.0081 45.30 46.30
KontrolPositif 3 45.0333 2.45017 1.41461 38.9468 51.1199 42.60 47.50
Konsentrasi 3% 3 46.0333 4.89932 2.82862 33.8627 58.2039 40.40 49.30
Konsentrasi 5% 3 44.3333 4.50814 2.60278 33.1345 55.5322 40.30 49.20
Kosetrasi 7% 3 45.5000 1.56205 .90185 41.6197 49.3803 44.50 47.30
Total 15 45.3267 2.82045 .72824 43.7648 46.8886 40.30 49.30
Minggu2
Kontrolnegatif 3 56.9000 1.47309 .85049 53.2406 60.5594 55.30 58.20
KontrolPositif 3 67.6333 1.28582 .74237 64.4392 70.8275 66.70 69.10
Konsentrasi 3% 3 58.6333 1.98578 1.14649 53.7004 63.5663 56.90 60.80
Konsentrasi 5% 3 76.4667 3.15331 1.82056 68.6334 84.2999 73.40 79.70
Kosetrasi 7% 3 76.2667 2.15019 1.24141 70.9253 81.6080 74.10 78.40
Total 15 67.1800 8.81510 2.27605 62.2984 72.0616 55.30 79.70
Minggu3
Kontrolnegatif 3 62.4333 1.19304 .68880 59.4697 65.3970 61.60 63.80
KontrolPositif 3 85.3000 3.31813 1.91572 77.0573 93.5427 81.80 88.40
Konsentrasi 3% 3 73.5667 2.96873 1.71399 66.1919 80.9414 70.30 76.10
Konsentrasi 5% 3 87.6333 2.30723 1.33208 81.9018 93.3648 85.00 89.30
Kosetrasi 7% 3 90.9000 .45826 .26458 89.7616 92.0384 90.40 91.30
Total 15 79.9667 11.08079 2.86105 73.8303 86.1030 61.60 91.30
74
ANOVA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 20.689 4 5.172 1.709 .224
Within Groups 30.260 10 3.026
Total 50.949 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Minggu1
(I) Konsetrasi (J) Konsetrasi Mean Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD
Kontrolnegatif
KontrolPositif .70000 2.65916 .798 -5.2250 6.6250
Konsentrasi 3% -.30000 2.65916 .912 -6.2250 5.6250
Konsentrasi 5% 1.40000 2.65916 .610 -4.5250 7.3250
Kosetrasi 7% .23333 2.65916 .932 -5.6916 6.1583
KontrolPositif
Kontrolnegatif -.70000 2.65916 .798 -6.6250 5.2250
Konsentrasi 3% -1.00000 2.65916 .715 -6.9250 4.9250
Konsentrasi 5% .70000 2.65916 .798 -5.2250 6.6250
Kosetrasi 7% -.46667 2.65916 .864 -6.3916 5.4583
Konsentrasi 3%
Kontrolnegatif .30000 2.65916 .912 -5.6250 6.2250
KontrolPositif 1.00000 2.65916 .715 -4.9250 6.9250
Konsentrasi 5% 1.70000 2.65916 .537 -4.2250 7.6250
Kosetrasi 7% .53333 2.65916 .845 -5.3916 6.4583
Konsentrasi 5%
Kontrolnegatif -1.40000 2.65916 .610 -7.3250 4.5250
KontrolPositif -.70000 2.65916 .798 -6.6250 5.2250
Konsentrasi 3% -1.70000 2.65916 .537 -7.6250 4.2250
Kosetrasi 7% -1.16667 2.65916 .670 -7.0916 4.7583
Kosetrasi 7%
Kontrolnegatif -.23333 2.65916 .932 -6.1583 5.6916
KontrolPositif .46667 2.65916 .864 -5.4583 6.3916
Konsentrasi 3% -.53333 2.65916 .845 -6.4583 5.3916
Konsentrasi 5% 1.16667 2.65916 .670 -4.7583 7.0916
75
preperlakuan
Konsetrasi N Subset for alpha
= 0.05
1
Duncana
Konsentrasi 5% 3 44.3333
KontrolPositif 3 45.0333
Kosetrasi 7% 3 45.5000
Kontrolnegatif 3 45.7333
Konsentrasi 3% 3 46.0333
Sig. .567
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
76
Descriptives
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Awal
Kontrolnegatif 3 22.7000 1.63707 .94516 18.6333 26.7667 21.30 24.50
KontrolPositif 3 23.4000 2.20681 1.27410 17.9180 28.8820 21.30 25.70
Konsentrasi 3% 3 24.2667 1.47422 .85114 20.6045 27.9288 22.60 25.40
Konsentrasi 5% 3 25.5333 .58595 .33830 24.0778 26.9889 25.10 26.20
Kosetrasi 7% 3 22.2333 2.25019 1.29915 16.6436 27.8231 20.60 24.80
Total 15 23.6267 1.90768 .49256 22.5702 24.6831 20.60 26.20
Minggu1
Kontrolnegatif 3 45.7333 .51316 .29627 44.4586 47.0081 45.30 46.30
KontrolPositif 3 45.0333 2.45017 1.41461 38.9468 51.1199 42.60 47.50
Konsentrasi 3% 3 46.0333 4.89932 2.82862 33.8627 58.2039 40.40 49.30
Konsentrasi 5% 3 44.3333 4.50814 2.60278 33.1345 55.5322 40.30 49.20
Kosetrasi 7% 3 45.5000 1.56205 .90185 41.6197 49.3803 44.50 47.30
Total 15 45.3267 2.82045 .72824 43.7648 46.8886 40.30 49.30
Minggu2
Kontrolnegatif 3 56.9000 1.47309 .85049 53.2406 60.5594 55.30 58.20
KontrolPositif 3 67.6333 1.28582 .74237 64.4392 70.8275 66.70 69.10
Konsentrasi 3% 3 58.6333 1.98578 1.14649 53.7004 63.5663 56.90 60.80
Konsentrasi 5% 3 76.4667 3.15331 1.82056 68.6334 84.2999 73.40 79.70
Kosetrasi 7% 3 76.2667 2.15019 1.24141 70.9253 81.6080 74.10 78.40
Total 15 67.1800 8.81510 2.27605 62.2984 72.0616 55.30 79.70
Minggu3
Kontrolnegatif 3 62.4333 1.19304 .68880 59.4697 65.3970 61.60 63.80
KontrolPositif 3 85.3000 3.31813 1.91572 77.0573 93.5427 81.80 88.40
Konsentrasi 3% 3 73.5667 2.96873 1.71399 66.1919 80.9414 70.30 76.10
Konsentrasi 5% 3 87.6333 2.30723 1.33208 81.9018 93.3648 85.00 89.30
Kosetrasi 7% 3 90.9000 .45826 .26458 89.7616 92.0384 90.40 91.30
Total 15 79.9667 11.08079 2.86105 73.8303 86.1030 61.60 91.30
77
Test of Homogeneity of Variances
Minggu1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.114 4 10 .066
ANOVA
Minggu1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.303 4 1.326 .125 .970
Within Groups 106.067 10 10.607
Total 111.369 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Minggu1
(I) Konsetrasi (J) Konsetrasi Mean
Difference (I-
J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD
Kontrolnegatif
KontrolPositif .70000 2.65916 .798 -5.2250 6.6250
Konsentrasi 3% -.30000 2.65916 .912 -6.2250 5.6250
Konsentrasi 5% 1.40000 2.65916 .610 -4.5250 7.3250
Kosetrasi 7% .23333 2.65916 .932 -5.6916 6.1583
KontrolPositif
Kontrolnegatif -.70000 2.65916 .798 -6.6250 5.2250
Konsentrasi 3% -1.00000 2.65916 .715 -6.9250 4.9250
Konsentrasi 5% .70000 2.65916 .798 -5.2250 6.6250
Kosetrasi 7% -.46667 2.65916 .864 -6.3916 5.4583
Konsentrasi 3%
Kontrolnegatif .30000 2.65916 .912 -5.6250 6.2250
KontrolPositif 1.00000 2.65916 .715 -4.9250 6.9250
Konsentrasi 5% 1.70000 2.65916 .537 -4.2250 7.6250
Kosetrasi 7% .53333 2.65916 .845 -5.3916 6.4583
Konsentrasi 5%
Kontrolnegatif -1.40000 2.65916 .610 -7.3250 4.5250
KontrolPositif -.70000 2.65916 .798 -6.6250 5.2250
Konsentrasi 3% -1.70000 2.65916 .537 -7.6250 4.2250
Kosetrasi 7% -1.16667 2.65916 .670 -7.0916 4.7583
78
Kosetrasi 7%
Kontrolnegatif -.23333 2.65916 .932 -6.1583 5.6916
KontrolPositif .46667 2.65916 .864 -5.4583 6.3916
Konsentrasi 3% -.53333 2.65916 .845 -6.4583 5.3916
Konsentrasi 5% 1.16667 2.65916 .670 -4.7583 7.0916
Minggu1
Konsetrasi N Subset for alpha
= 0.05
1
Duncana
Konsentrasi 5% 3 44.3333
KontrolPositif 3 45.0333
Kosetrasi 7% 3 45.5000
Kontrolnegatif 3 45.7333
Konsentrasi 3% 3 46.0333
Sig. .567
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
Minggu1
Konsetrasi N Subset for alpha
= 0.05
1
Duncana
Konsentrasi 5% 3 44.3333
KontrolPositif 3 45.0333
Kosetrasi 7% 3 45.5000
Kontrolnegatif 3 45.7333
Konsentrasi 3% 3 46.0333
Sig. .567
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
79
Descriptives
Minggu2
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Kontrolnegatif 3 56.9000 1.47309 .85049 53.2406 60.5594 55.30 58.20
KontrolPositif 3 67.6333 1.28582 .74237 64.4392 70.8275 66.70 69.10
Konsentrasi 3% 3 58.6333 1.98578 1.14649 53.7004 63.5663 56.90 60.80
Konsentrasi 5% 3 76.4667 3.15331 1.82056 68.6334 84.2999 73.40 79.70
Kosetrasi 7% 3 76.2667 2.15019 1.24141 70.9253 81.6080 74.10 78.40
Total 15 67.1800 8.81510 2.27605 62.2984 72.0616 55.30 79.70
Test of Homogeneity of Variances
Minggu2
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.542 4 10 .709
ANOVA
Minggu2
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1043.217 4 260.804 58.389 .000
Within Groups 44.667 10 4.467
Total 1087.884 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Minggu2
(I) Konsetrasi (J) Konsetrasi Mean Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD
Kontrolnegatif
KontrolPositif -10.73333* 1.72562 .000 -14.5783 -6.8884
Konsentrasi 3% -1.73333 1.72562 .339 -5.5783 2.1116
Konsentrasi 5% -19.56667* 1.72562 .000 -23.4116 -15.7217
Kosetrasi 7% -19.36667* 1.72562 .000 -23.2116 -15.5217
KontrolPositif Kontrolnegatif 10.73333
* 1.72562 .000 6.8884 14.5783
Konsentrasi 3% 9.00000* 1.72562 .000 5.1551 12.8449
80
Konsentrasi 5% -8.83333* 1.72562 .000 -12.6783 -4.9884
Kosetrasi 7% -8.63333* 1.72562 .001 -12.4783 -4.7884
Konsentrasi 3%
Kontrolnegatif 1.73333 1.72562 .339 -2.1116 5.5783
KontrolPositif -9.00000* 1.72562 .000 -12.8449 -5.1551
Konsentrasi 5% -17.83333* 1.72562 .000 -21.6783 -13.9884
Kosetrasi 7% -17.63333* 1.72562 .000 -21.4783 -13.7884
Konsentrasi 5%
Kontrolnegatif 19.56667* 1.72562 .000 15.7217 23.4116
KontrolPositif 8.83333* 1.72562 .000 4.9884 12.6783
Konsentrasi 3% 17.83333* 1.72562 .000 13.9884 21.6783
Kosetrasi 7% .20000 1.72562 .910 -3.6449 4.0449
Kosetrasi 7%
Kontrolnegatif 19.36667* 1.72562 .000 15.5217 23.2116
KontrolPositif 8.63333* 1.72562 .001 4.7884 12.4783
Konsentrasi 3% 17.63333* 1.72562 .000 13.7884 21.4783
Konsentrasi 5% -.20000 1.72562 .910 -4.0449 3.6449
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Minggu2
Konsetrasi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana
Kontrolnegatif 3 56.9000
Konsentrasi 3% 3 58.6333
KontrolPositif 3 67.6333
Kosetrasi 7% 3 76.2667
Konsentrasi 5% 3 76.4667
Sig. .339 1.000 .910
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
81
Descriptives
Minggu3
N Mean Std.
Deviation
Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper Bound
Kontrolnegatif 3 62.4333 1.19304 .68880 59.4697 65.3970 61.60 63.80
KontrolPositif 3 85.3000 3.31813 1.91572 77.0573 93.5427 81.80 88.40
Konsentrasi 3% 3 73.5667 2.96873 1.71399 66.1919 80.9414 70.30 76.10
Konsentrasi 5% 3 87.6333 2.30723 1.33208 81.9018 93.3648 85.00 89.30
Kosetrasi 7% 3 90.9000 .45826 .26458 89.7616 92.0384 90.40 91.30
Total 15 79.9667 11.08079 2.86105 73.8303 86.1030 61.60 91.30
Test of Homogeneity of Variances
Minggu3
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.009 4 10 .169
ANOVA
Minggu3
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1665.413 4 416.353 77.736 .000
Within Groups 53.560 10 5.356
Total 1718.973 14
82
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Minggu3
(I) Konsetrasi (J) Konsetrasi Mean Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD
Kontrolnegatif
KontrolPositif -22.86667* 1.88962 .000 -27.0770 -18.6563
Konsentrasi 3% -11.13333* 1.88962 .000 -15.3437 -6.9230
Konsentrasi 5% -25.20000* 1.88962 .000 -29.4103 -20.9897
Kosetrasi 7% -28.46667* 1.88962 .000 -32.6770 -24.2563
KontrolPositif
Kontrolnegatif 22.86667* 1.88962 .000 18.6563 27.0770
Konsentrasi 3% 11.73333* 1.88962 .000 7.5230 15.9437
Konsentrasi 5% -2.33333 1.88962 .245 -6.5437 1.8770
Kosetrasi 7% -5.60000* 1.88962 .014 -9.8103 -1.3897
Konsentrasi 3%
Kontrolnegatif 11.13333* 1.88962 .000 6.9230 15.3437
KontrolPositif -11.73333* 1.88962 .000 -15.9437 -7.5230
Konsentrasi 5% -14.06667* 1.88962 .000 -18.2770 -9.8563
Kosetrasi 7% -17.33333* 1.88962 .000 -21.5437 -13.1230
Konsentrasi 5%
Kontrolnegatif 25.20000* 1.88962 .000 20.9897 29.4103
KontrolPositif 2.33333 1.88962 .245 -1.8770 6.5437
Konsentrasi 3% 14.06667* 1.88962 .000 9.8563 18.2770
Kosetrasi 7% -3.26667 1.88962 .115 -7.4770 .9437
Kosetrasi 7%
Kontrolnegatif 28.46667* 1.88962 .000 24.2563 32.6770
KontrolPositif 5.60000* 1.88962 .014 1.3897 9.8103
Konsentrasi 3% 17.33333* 1.88962 .000 13.1230 21.5437
Konsentrasi 5% 3.26667 1.88962 .115 -.9437 7.4770
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
83
Minggu3
Konsetrasi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Duncana
Kontrolnegatif 3 62.4333
Konsentrasi 3% 3 73.5667
KontrolPositif 3 85.3000
Konsentrasi 5% 3 87.6333 87.6333
Kosetrasi 7% 3 90.9000
Sig. 1.000 1.000 .245 .115
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Awal - Minggu1 -21.70000 2.68940 .69440 -23.18934 -20.21066 -31.250 14 .000
Pair 2 Minggu1 - Minggu2 -21.85333 9.53826 2.46277 -27.13544 -16.57122 -8.873 14 .000
Pair 3 Minggu2 - Minggu3 -12.78667 4.60882 1.18999 -15.33895 -10.23439 -10.745 14 .000