(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal

Post on 14-Feb-2017

176 views 12 download

Transcript of (1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal

PRINSIP PENANGANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL

PRESENTASI OLEH :

MARTA AGUSTINA SIRAITNIM: PO.73.24.2.15.021

A.DEFINISI KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL Kegawatdaruratan adalah kejadian yang

tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan,  2011).

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).

B. PRINSIP DASAR DAN PENILAIAN AWAL KASUS GAWAT DARURAT MATERNAL NEONATAL

B.PRINSIP DASAR1. Prinsip Dasar Permasa

lahan Utama

(Diagnosa)

2.Menghormati

hak pasien

3.Gentleness

4.Komunikatif

5.Hak Pasien

6. Dukungan

Keluarga (Family

Support)

1.PRINSIP DASAR PERMASALAHAN UTAMA DIAGNOSA Dalam menangani kasus

kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosa) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik, walaupun suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya mungkin dalam kepanikan.

Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan terarah.

2.MENGHORMATI HAK PASIEN Setiap pasien harus diperlakukan

dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan ekonominya.

Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam situasi dan kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang mengalaminya.

3.GENTLENESS Dalam melakukan pemeriksaan ataupun

memberikan pengobatan setiap langkah harus dilakukan dengan penuh kelembutan,

termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapi prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit mungkin.

4. KOMUNIKATIF Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan

pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat.

Dalam melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan.

Apabila hasil pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien sangatlah penting.

5.HAK PASIEN Hak-hak pasien harus dihormati

seperti penjelasan informed consent,  hak pasien untuk menolak pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik pasien.

6.DUKUNGAN KELUARGA (FAMILY SUPPORT) Dukungan keluarga bagi pasien sangat

dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus

mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan keuangan, keterbatasan transportasi, dan sebagainya.

PENILAIAN AWAL Penilaian awal adalah langkah untuk

menentukan dengan cepat kasus obstetri yang dicurigai dalam keadaan kegawatdarurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit yang dihadapi.

Anamnesa awal dilakukan bersama-sama periksa pandang, periksa raba, dan penilaian tanda vital dan hanya untuk mendapatkan informasi yang sangat penting berkaitan dengan kasus.

FOKUS UTAMA PENILAIAN ADALAH APAKAH PASIENG MENGALAMI SYOK HIPOFOLEMIK, SYOK SEPTIK, SYOK JENIS LAIN :

dan hal itu terjadi dalam kehamilan, persalinan,  atau pasca persalinan.

syok kardiogenik,

koma,

koma disertai kejang-kejang

kejang-kejang,

syok neurologik

PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN DALAM PENILAIAN AWAL IALAH SEBAGAI BERIKUT :

1.Periksa Pandang

2.Periksa Raba

3.Tanda vital

a.    Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan.

b.    Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.

c.    Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.

d.   Menilai perdarahan dalam kemaluan.

1.Periksa Pandang

2.Periksa Raba

•dingin•demam.Kulit •Lemah / Kuat•Cepat / NormalNadi•Bengkak / Oedem•Tidak Bengkak / Tidak Oedem

Kaki/tungkai bawah

3.Tanda vital

Tekanan

darah

nadi, suhu

pernapasan

C.PRINSIP UMUM PENANGANAN GAWAT DARURAT MATERNAL NEONATAL

1.Pastikan Jalan Napas

Bebas2.Pemberian Oksigen

3.Pemberian Cairan

Intravena

6.Pemberian Antibiotika

5.Pasang Kateter

Kandung Kemih

4.Pemberian Tranfusi Darah

7.Obat Pengurang Rasa Nyeri

8.Penanganan Masalah

Utama

9.Rujukan

1.PASTIKAN JALAN NAPAS BEBAS Harus diyakini bahwa jalan napas tidak

tersumbat. Jangan memberikan cairan atau makanan ke dalam mulut karena pasien sewaktu-waktu dapat muntah dan cairan muntahan dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

Putarlah kepala pasien dan kalau perlu putar juga badannya ke samping dengan demikian bila ia muntah, tidak sampai terjadi aspirasi.

2.PEMBERIAN OKSIGEN Oksigen diberikan dengan kecepatan

6-8 liter / menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas.

3.PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA Cairan intra vena diberikan pada tahap

awal untuk persiapan mengantisipasi kalau kemudian penambahan cairan dibutuhkan.

Pemberian cairan infus intravena selanjutnya baik jenis cairan, banyaknya cairan yang diberikan, dan kecepatan pemberian cairan harus sesuai dengan diagnosis kasus.

4.PEMBERIAN TRANFUSI DARAH Pada kasus perdarahan yang banyak,

terlebih lagi apabila disertai syok, transfusi darah sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa penderita.

Walaupun demikian, transfusi darah bukan tanpa risiko dan bahkan dapat berakibat kompliksai yang berbahaya dan fatal.

Oleh karena itu, keputusan untuk memberikan transfusi darah harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

5.PASANG KATETER KANDUNG KEMIH Kateter kandung kemih dipasang untuk

mengukur banyaknya urin yang keluar guna menulai fungsi ginjal dan keseimbangan pemasukan danpengeluaran cairan tubuh.

Lebih baik dipakai kateter foley. Jika kateterisasi tidak mungkin dilakukan, urin ditampung dan dicatat kemungkinan terdapat peningkatan konsesntrasi urin ( urin berwarna gelap) atau produksi urin berkurang sampai tidak ada urin sama sekali.

Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 mL/ jam.

6.PEMBERIAN ANTIBIOTIKAAntibiotika harus diberikan

apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsi, syok septik, cidera intraabdominal, dan perforasi uterus.

7. OBAT PENGURANG RASA NYERI Pada beberapa kasus

kegawatdaruratan obstetri, penderita dapat mengalami rasa nyeri yang membutuhkan pengobatan segera.

Pemberian obat pengurang rasa nyeri jangan sampai menyembunyikan gejala yang sangat penting untuk menentukan diagnosis.

8.PENANGANAN MASALAH UTAMA Penyebab utama kasus

kegawatdaruratan kasus harus ditentukan diagnosisnya dan ditangani sampai tuntas secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan untuk segera ditindak.

Kalau tidak, kondisi kegawatdaruratan dapat timbul lagi dan bahkan mungkin dalam kondisi yang lebih buruk.

9.RUJUKAN Apabila fasilitas medik di tempat kasus

diterima tidak memadai untuk menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap.

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN MEDIK

Penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal meliputi intervensi yang spesifik untuk menangani kasus “kegawatan” atau komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta kegawatan pada bayi baru lahir di bawah 30 hari.

PENANGANAN AWAL Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh

pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. angan berikan sesuatu melalui mulut untuk

mencegah aspirasi. Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui

slang atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit .

Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.

Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami edema paru maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru.

TERAPI DEFINITIF Tentukan penyebab syok dan tentukan

tindakan segera untuk mengatasi hal tersebut .

Perdarahan hipovolemik. Infeksi septik ,Nyeri hebat

kardiogenik/vasovagal Infus/restorasi cairan. Oksigen Antibiotika Agen Vasoaktif. Selalu periksa ketersediaan dan

kelengkapan obat-obatan gawatdarurat

GAWATDARURAT OBSTETRIKPerdarahan obstetrik akut.Syok (hemoragik, septik, reaksi

vasovagal, dll)Serangan eklampsia.Kesulitan bernafas.Overdosis obat.Reaksi anafilaktik.

MEDIKAMENTOSA GAWAT DARURAT 

Antibiotik Ampisilin Amoksilin Benzatin penisilin Benzil penisilin Cefazolin Ceftriakson Kloksasilin Eritromisin Gentamisin Metronidazol Trimetoprim-

Sulfametoksazol Steroid Hidrokortison Betametason Deksametason Anti kejang Magnesium sulfat Diazepam Antihipertensi Hidralazin Nifedipin Labetolol

MEDIKAMENTOSA GAWATDARURAT

UterotonikaOksitosinErgometrinMetil ergometrin MisoprostolProstaglandin E215-metil

prostaglandin F2

AnestetikKetaminLignokain 1%

atau 2%Dekstrosa 5%Glukosa (10%,

50%) Ringer Laktat

(RL)

PERALATAN DAN BAHAN GAWAT DARURAT Ambu bag (resusitator manual) Sungkup muka Silinder oksigen dengan flow-meter dan katup

aliran, kunci silinder, dan selang. Mesin penghisap / suction (manual/elektrik)

dengan selang dan tabung . Kateter hisap yang tidak fleksibel. Kateter hisap yang fleksibel Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm) Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)  DLL