GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

30
GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL PADA IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSIA DI RSUD KOTA BANDUNG TAHUN 2019 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung Di susun oleh : TANTI WIRASANTIKA NIM: CK.1.16.042 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG TAHUN 2019

Transcript of GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

Page 1: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL

PADA IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSIA

DI RSUD KOTA BANDUNG

TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana Bandung

Di susun oleh :

TANTI WIRASANTIKA

NIM: CK.1.16.042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG TAHUN 2019

Page 2: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …
Page 3: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …
Page 4: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …
Page 5: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

ABSTRAK

Kematian ibu di Indonesia didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu

perdarahan (32 %), preeklamsia (26 %) dan infeksi (7,3 %). Preeklamsia dapat

dicegah melalui pemeriksaan ANC yang adekuat dan komprehensif sehingga

komplikasi yang ditimbulkan untuk maternal dan neonatal dapat dikurangi.

komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh preeklamsia diantaranya eklamsia, solusio

plasenta, sindrom HELLP, ablasio retina, gagal jantung, syok dan terjadinya

kematian. Sedangkan komplikasi pada neonatal diantaranya prematur, afiksia dan

kematian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi maternal dan neonatal

pada ibu bersalin dengan preeklamsia di RSUD Kota Bandung tahun 2019 periode

1 Januari 2019 – 31 Mei 2019. Jenis penelitian ialah deskriptif menggunakan data

rekam medik pasien dan sampel yang digunakan adalah seluruh ibu bersalin dengan

preeklamsia. Hasil penelitian pada

ibu bersalin dengan preeklamsia memperlihatkan komplikasi maternal kurang dari

setengahnya mengalami syok sebanyak 15 orang (26,8 %) dan memperlihatkan

komplikasi neonatal kurang dari setengahnya mengalami asfiksia sebanyak 13

orang (23,3 %). Simpulan didapatkan yang paling

banyak komplikasi preeklamsia pada maternal yaitu syok dan pada neonatal yaitu

asfiksia. Sarn bagi pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan dan melakukan peningkatan preventif seperti mendeteksi dini terjadinya

preeklamsia pada waktu pemeriksaan kehamilan dan pelayanan pencegahan

terjadinya risiko tinggi dan komplikasi kehamilan pada ibu hamil dengan

melakukan pelaksanaan penanganan preeklamsia

Kata kunci : Preeklamsia, Komplikasi, Maternal, Neonatal

( Buku 34, Jurnal 5, Artikel 1 ) ( 2009 – 2019 )

Page 6: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan keteguhan hati dan kerja keras, kami

masih bisa di beri kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul “GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NOENATAL PADA

PREEKLAMSIA DI RSUD KOTA BANDUNG TAHUN 2019” sesuai dengan

waktu yang telah di tentukan. Laporan Tugas Akhir ini kami ajukan sebagai salah

satu persyaratan menyelesaikan studi DIII Kebidanan di STIKes Bhakti Kencana

Bandung. Dalam penyusunan, kami mendapatkan banyak pengarahan, dorongan

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. H. Mulyana, S.H., M.Pd., MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung

2. Dr. Entris Sutrisno.,S.Farm.,MH.Kes.,Apt selaku Rektor Universitas Bhakti

Kencana Bandung

3. Dr. Ratna Dian Kurniawati.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Bhakti Kencana Bandung

4. Dewi Nurlaela Sari M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes

Bhakti Kencana bandung sekaligus sebagai pembimbing Laporan Tugas

Akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan,

perhatian serta motivasi yang sangat mendukung dan berguna bagi saya.

5. Sri Ayu Arianti.,S.ST.,MM.Kes dan Iceu Mulyati.,S.ST.,M.Keb selaku

penguji sidang laporan tugas akhir DIII Kebidanan Universitas Bhakti

Kencana Bandung

6. Seluruh staf dosen dan karyawan Universitas Bhakti Kencana Bandung

7. RSUD Kota Bandung selaku tempat penelitian yang telah memberikan izin

penelitian

Page 7: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

8. Sarya H. Wira dan Dedeh Jubaedah selaku orangtua yang sangat saya cintai

dan selalu mendukung baik itu dukungan moril atau dukungan finansial, dan

selalu memberikan motivasi yang membangun bagi saya untuk segera

menyelesaikan pendidikan diploma kebidanan ini

9. Rekan-rekan mahasiswa program studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti

Bhakti Kencana Bandung dan seluruh pihak yang telah membantu

kelancaran penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat kami

sebutkan satu persatu Kami berusaha untuk dapat menyelesaikan laporan ini

dengan sebaik-baiknya namun kami menyadari bahwa penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kami

mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

untuk dapat menyempurnakan menjadi lebih baik

Bandung, Juli 2019

Penulis

Page 8: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................

PERNYATAAN PENULIS ..................................................................................

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR BANGAN .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 3

1.4.1 Bagi Penulis ............................................................................................ 3

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan ........................................................................ 3

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian ........................................................................... 3

Page 9: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Preeklamsia ................................................................................................... 4

2.1.1 Pengertian Preeklamsia ........................................................................... 4

2.1.2 Epidemiologi Preeklamsia ...................................................................... 4

2.1.3 Penatalaksanaan Obstetri Sosial Preeklamsia ......................................... 5

2.1.4 Diagnosa Preeklamsia ............................................................................. 6

2.1.5 Patofisiologi Preeklamsia ....................................................................... 6

2.1.6 Tanda dan Gejalan Preeklamsia .............................................................. 7

2.1.7 Faktor Risiko Preeklamsia ...................................................................... 7

2.1.8 Faktor lain yang berperan dalam penyakit preeklamsia ......................... 8

2.1.9 Klasifikasi Preeklamsia........................................................................... 8

2.1.10 Komplikasi Preeklamsia.......................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 18

3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 18

3.2 Populasi penelitian ...................................................................................... 18

3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ....................................................... 18

3.4 Kerangka pemikiran dan kerangka konsep.................................................. 19

3.4.1 kerangka pemikiran............................................................................... 18

3.4.2 Kerangka Konsep .................................................................................. 21

3.5 Definsi Operasional ..................................................................................... 22

3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 22

3.6.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 23

3.6.2 Tahap Akhir .......................................................................................... 23

3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 23

3.8 Pengolahan dan Analisa data ....................................................................... 23

Page 10: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

3.8.1 Pengolahan data .................................................................................... 23

3.8.2 Analisa Data .......................................................................................... 24

3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian....................................................................25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 26

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 26

4.1.1 Gambaran Kompikasi Maternal pada Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

di RSUD Kota Bandung Tahun 2019 ............................................................ 26

4.1.2 Gambaran Komplikasi Neonatal pada Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

di RSUD Kota Bandung Tahun 2019 ............................................................ 27

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 28

4.2.1 Gambaran Komplikasi Maternal pada Ibu Bersalin dengan Preeklamsia

di RSUD Kota Bandung Tahun 2019 ............................................................ 28

4.2.2 Gambaran Komplikasi Neonatal pada Ibu Bersalin denga Preeklamsia

di RSUD Kota Bandung Tahun 2019 ............................................................ 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 32

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 32

5.2 Saran ............................................................................................................ 32

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya ...................................................................... 32

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan ...................................................................... 32

5.2.3 Bagi Pihak Rumah Sakit ....................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Gambaran komplikasi maternal dan neonatal pada preeklamsia di RSUD

Kota Bandung tahun 2019 ...................................................................................... 22

Page 12: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran komplikasi maternal dan neonatal pada preeklamsia di RSUD

Kota Bandung tahun 2019 ...................................................................................... 21

Tabel 4.1 Gambaran komplikasi maternal pada preeklamsia di RSUD Kota

Bandung tahun 2019 ............................................................................................... 26

Tabel 4.2 Gambaran komplikasi neonatal pada preeklamsia di RSUD Kota

Bandung tahun 2019 ............................................................................................... 27

Page 13: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Angka Kematian Ibu ( AKI ) merupakan salah satu indikator derajat

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara umumnya disuatu negara.

Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2015 kejadian AKI

mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. ( SDKI, 2015 )

Data terbaru di sampaikan oleh Direktur Kesehatan Keluarga dr. Eni

Gustiana,MPH menyebutkan, angka kematian ibu di indonesia tercatat 305 per

100.000 kelahiran hidu. Dilaporkan bahwa tahun 2016 sebanyak 400.000 ibu

meninggal setiap bulannya, dan 15 ibu meninggal setiap harinya dengan

penyebab kematian tertinggi 32% disebabkan oleh perdarahan, 26% disebabkan

preeklamsia yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan hingga

menyebabkan kematian pada ibu. Penyebab lain yang menyertai seperti faktor

hormonal, kardiovaskuler dan infeksi (Eni Gustiana, 2017 )

Preeklamsia dan eklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang

disebabkan langsung oleh kehamilan sendiri (Ammirundin dkk, 2013).

Preeklamsia terjadi karena adanya mekanisme imunolog yangkompleks, aliran

darah ke plasenta berkurang, akibatnya suplai zat makanan yang dibutuhkan

janin berkutang, penyebabnya karena penyempitan pembuluh darah yang unik,

yang terjadi kepada setiap orang selama kehamilan (Indriati, 2009 &

Cuningham, 2011). Perdarahan, infeksi, dan eklamsia, merupakan komplikasi

yang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada

ibu hamil yang telah diidentifikasi normal (Sulistyawati, 2010).

Pencegahan preeklamsia bisa dilakukan dari mulai masa kehamilan, ibu

hamil membutuhkan tambahan 400 mg kalsium per hari. Hampir semua

tambahan kalsium ini ditransfer ke tulang bayi. Kebutuhan ini akan dipenuhi

Page 14: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

dengan mengkonsumsi produk peternakan. Jika pangan ibu tidak cukup kalsium

maka janin akan mengambil kalsium dari tulang ibu. Kadar kalsium pada janin

menunjukan bahwa ion kalsium ditransfer dari ibu kepada janin 50 mg/hari

pada usia kehamilan 20 minggu dan 330 mg/hari pada usia kehamilan 35

minggu. Pemberian suplemen pada usia kehamilan 20 minggu secara nyata

meningkatkan destensi tulang janin. Suplementasi kalsium harian 1500 – 2000

mg mengurangi insiden hipertensi yang dipicu kehamilan ( pregnancy induced

hyperthension ). Adanya hipocalciuria atau rendahnya kalsium dalam urine

merupakan diagnostik untuk menunjukan adanya preeklamsia sebagai bentuk

lain dari hipertensi kehamilan ( Evawany Aritonang, 2010 )

Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Jawa Barat pada tahun 2016 mencapai 780

kasus kematian ibu atau 18,06 - 169,09 / 100.000 kelahiran hidup dan Angka

Kematian Bayi ( AKB ) sekitar 5719 kematian bayi atau 3,32/100.000 kelahiran

hidup (Profil Kesehatan Provinsi jabar, 2016)

Penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia disebabkan oleh perdarahan 32

% diikuti oleh preeklamsia 26 %, penyebab lain kematian ibu adalah karena

penyebab lain seperti faktor hormonal, kardiovaskuler, dan infeksi..

Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas

ibu di Indonesia. Sampai sekarang penyakit preeklamsia masih merupakan

masalah kebidanan yang belum dapat terpecahkan secara tuntas (Roeshadi,

2013)

Preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi maternal dan neonatal

dikarenakan secara patofisiologi preeklamsia berkaitan dengan perubahan

fisiologis kehamilan. Pada preeklamsia, volume plasma yang beredar menurun,

sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.

Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke

unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklis lebih lanjut menurunkan perfusi

organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen

maternal menurun (Bobak, 2014). Dengan kejadian tersebut maka bisa

menyebabkan masalah pada ibu maupun janin (Bobak, 2014 ).

Page 15: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

Komplikasi dari terjadinya preeklamsia menurut mitayani (2009) yaitu,

komplikasi maternal meliputi eklamsia , solusio plasenta, sindrom HELLP,

ablasio retina, gagal jantung, syok dan terjadinya kematian. Sedangkan

komplikasi bagi neonatal diantaranya prematur, afiksia dan kematian (

Mitayani, 2009 )

Jawa barat menempati urutan ketiga provinsi dengan angka kematian ibu

tertinggi setelah sumatera utara dan banten (Kemenkes RI, 2016). Jumlah

kematian ibu sepanjang tahun 2017 terlaporkan sebanyak 22 kasus. Berdasarkan

hasil statistika Dinas Kesehatan Kota Bandung penyebab kematian ibu tertinggi

adalah perdarahan 5 kasus , hipertensi dalam kehamilan 5 kasus seperti

preeklamsia dan eklamisa, dan infeksi 1 kasus, gangguan perdarahan 1 kasus

dan lain – lain 10 kasus pada tahun 2017 ( Dinkes Kota Bandung,2017 ). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Santi, dkk (2017) Jumlah kematian bayi dikota

bandung akibat komplikasi ibu preeklamsia tercatat 22 kasus, penyebabnya

adalah BBLR dan Afiksia ( Santi dkk, 2017 )

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Kota Bandung

didapatkan pada tahun 2018 terdapat 1829 persalinan dari 1829 persalinan

diketahui bahwa 289 ibu bersalin mengalami preeklamsia, dari 289 ibu bersalin

yang mengalami preeklamsia didapatkan data bahwa terdapat komplikasi

maternal dan neonatal yang ditimbulkan yaitu komplikasi maternal kurang dari

setengahnya mengalami perdarahan ( 34,2 % ) dan bayi yang dilahirkan dari ibu

yang bersalin dengan preeklamsia mengalami komplikasi neonatal lebih dari

setengahnya mengalami asfiksia ( 87,8 % ) . Dilihat dari satu tahun terakhir

didapat kejadian preeklamsia cukup tinggi. Pada kasus ini bidan diharapkan

dapat mencegah atau melakukan deteksi dini untuk menurunkan angka

preeklamsia.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Gambaran komplikasi maternal dan neonatal pada

preeklamsia di RSUD Kota Bandung tahun 2019 “.

Page 16: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran

komplikasi maternal dan neonatal pada preeklamsia di RSUD Kota Bandung

tahun 2019

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran komplikasi maternal dan neonatal pada

preeklamsia di RSUD Kota Bandung tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui komplikasi meternal pada preeklamsia di RSUD

Kota Bandung tahun 2019

2. Untuk mengetahui komplikasi neonatal pada preeklamsia di RSUD

Kota Bandung tahun 2019

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam penyusunan suatu

laporan tugas akhir, juga mendapatkan pengetahuan tentang kejadian

komplikasi dari preeklamsia

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidikan sebagai

sumber bacaan mengenai kejadian preeklamsia, serta dapat dijadikan

referensi dalam pembelajaran mengenai ilmu kebidanan di masa

mendatang

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

dalam semakin meningkatnya pelayanan kesehatan di RSUD Kota

Bandung khususnya mengenai penanganan tentang preeklamsia

Page 17: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Preeklamsia

2.1.1 Pengertian Preeklamsia

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,

proteinuria dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

umumnya timbul dalam triwulan ke-3 pada kehamilan (Prawirohardjo,

2015).

Preeklamsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan ( usia

kehamilan .20 minggu dan berat janin 500 gram ) yang ditandai dengan

hipertensi, proteinuria dan edema. Gejala ini dapat timbul sebelum

kehamilan pada penyakit trofoblas (Crisdiono, 2014).

2.1.2 Epidemiologi Preeklamsia

Hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbilitas dan

mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi

komplikasi sekitar 7-10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang

mengalami hipertansi selama hamil, setengah sampai pertiganya didiagnosis

mengalami preeklamsia atau eklamsia (Bobak, 2015).

Di Indonesia, mortalitas morbiditas preeklamsia juga masih cukup

tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perawatan

dalam persalinan masih ditangani petugas nonmedik serta sistem rujukan

yang belum sempurna. Preeklamsia dapat dipaham oleh semua tenaga

medik baik di pusat maupun didaerah (Prawirohardjo, 2015).

Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah

perdarahan 30,3 %, Hipertensi dalam kehamilan ( preeklamsia) 27,1 % dan

infeksi 7,3 . Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas

Page 18: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

dan mortalitas ibu di Indonesia. Sampai sekarang penyakit preeklamsia

masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat terpecahkan secara

tuntas (Kementrian kesehatan RI, 2013 & Roeshadi, 2013)

2.1.3 Penatalaksanaan Obstetri Sosial Preeklamsia

1. Penanganan di Puskesmas

Mengingat terbatasnya fasilotas yang tersedia yang tersedia di

puskesmas , maka secara, prinsip, kasus-kasus preeklamsia berat dan

eklamsia harus dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan dengan fasilitas

yang lebih lengkap, Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam merujuk

penderita adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan surat rujukan yang berisikan riwayat-riwayat penderita.

b. Menyiapkan partus set dan tongue spatel ( sudip lidah ).

c. Menyiapkan obat-obatan antara lain, valium injeksi, antihipertensi,

oksigen, cairan infus dextrose/ringer laktat.

d. Pada penderita terpasang infus dengan blood set

e. Pada penderita eklamsia, sebelum berangkat diinjeksi valium 20

mg/iv, dalam perjalanan diinfus drip valium 10 mg/500 cc dextrose

dalam maintenance drops, selain itu diberikan oksigen, terutama saat

kejang, dan terpasang tounge spatel. (Marmi, 2011).

2. Penangan di Rumah Sakit

Ditinjau umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala

preeklamsia berat selama perawatan, maka perawatan dibagi menjadi :

a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi

ditambah pengobatan medisinal

b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah

pengobatan medisinal. (Marmi, 2011)

2.1.4 Diagnosa Preeklamsia

1. Kriteria minimum

Page 19: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

Kriteria minimum preeklamsia adalah:

a. TD > 149/90 mmHg setelah gestasi 20 minggu

b. Proteinuria >300 mg/24 jam atau > +1 pada dipstick

2. Peningkatan kepastian preeklamsia

Peningkatan kepastian preeklamsia adalah :

a. TD > 160/110 mmHg

b. Proteinuria 2,0 g/24 jam

c. Trombosit <100.000/mm

d. SGOT atau SGPT meningkat

e. Nyeri kepala menetap

f. Nyeri epigastrium menetap (Leveno, 2014)

2.1.5 Patofisiologi Preeklamsia

Patofisiologi preeklamsia-eklamsia berkaitan dengan perubahan

fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi

peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan retensi vaskular

sistemik, peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik

koloid. Pada preeklamsia volume plasma yang beredar menurun , sehingga

terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan

ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi organ

dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen

maternal menurun (Bobak, 2014).

Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap

tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu

ketidak seimbangan antara protaksilin prostagladin dan tromboksan. Selain

kerusakan endotelial, vasopasme arterial turut menyebabkan peningkatan

permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lenih lanjut

menurunkan volume intravaskular, sehingga terjadi edema paru

2.1.6 Tanda dan Gejalan Preeklamsia

1. Tanda Preeklamsia

a. BB berlebihan, kenaikan berat badan lebih 1 kg dalam seminggu

Page 20: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

b. Edema, bengkak pada muka, tangan dan kaki

c. Hipertensi, tekanan darah sistolik bernilai > 140 mmHg atau

tekanan darah diastolik >90 mmHg pada dua kali pengukuran yang

dilakukan dalam waktu berlainan

d. Proteinuria, konsentrasi protein dalam air kencing melebihi 0,3

g/liter dalam air kencing 24 jam (Marmi, 2011).

2. Gejala preeklamsia

a. Sakit kepala yang hebat karena vasopasme atau edema otak

b. Skotoma, gangguan penglihatan

c. Gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan

kadang-kadang pasien buta

d. Nyeri didaerah epigastrium, sakit ulu hati karena regangan selaput

hati oleh perdarahan atau edema atau skit karena perubahan pada

lambung

2.1.7 Faktor Risiko Preeklamsia

1. Hipertensi kronik, adah hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu.

2. Mola hidatidosa, hamil anggur

3. Kehamilan sebelumnya disertai penyulit preeklamsia

4. Usia ibu sudah lanjut, umur >35 tahun

5. Obesitas, kelebihan berat badan

6. Kehamilan kembar, preeklamsia sering terjadi pada wnaita yang

mempunyai bayi kembar atau lebih

7. Diabetes atau diabetes gestasional, kondisi di mana perempuan tanpa

sebelumnya didiagnosis diabetes menunjukan kadar glukosa darah

tinggi selama kehamilan (Dutton, 2011).

2.1.8 Faktor lain yang berperan dalam penyakit preeklamsia

Berbagai teori yang ditemukan mengenai faktor yang berperan

dalam penyakit ini, antara lain :

Page 21: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

1. Faktor imunologis, endokrin, atau genetik. Hal ini didasarkan atas

pengamatan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada :

a. Primigravida

b. Hiperplasentosis

c. Kehamilan dengan inseminasi donor

1. Faktor nutrisi. Ada yang mengemukakanbahwa penyakit ini

berhubungan dengan beberapa keadaan kekurangan kalsium, protein,

kelebihan garam natrium, atau kekurangan asam lemak tak jenuh dalam

makanan.

2. Faktor endotel. Teori jelas endotel akhir-akhir ini banyak

dikemukankan sehubungan dengan perannya mengatur keseimbangan

kadar zat vasokonstriktor dan vasodilator serta pengaruh pada sistem

pembekuan darah (Sastrawinata, 2014).

2.1.9 Klasifikasi Preeklamsia

Klasifikasi preeklamsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu sebagai

berikut (Sofian, 2011)

1. Preeklamsia ringan

a. Pengertian Preeklamsia Ringan

Preeklamsia ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan

menurunya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasopasme

pembuluh darah dan aktivis endotel (Saifuddin, 2009).

b. Gejala Klinik Preeklamsia Ringan

1). Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi

berbaring terlentang, atau kenikan diastolik 15 mmHg atau lebih

atau kenaikan siastolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran

sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan jarak 1 jam,

sebaiknya 6 jam.

2). Proteinuria 0,3 gr atau lebih, kwalitatif 1+ atau 2+

Page 22: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

3). Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan BB 1 kg

atau lebih perminggu (Nugroho, 2012).

c. Penanganan/penatalaksanaan preeklamsia ringan

1) Penatalaksanaan rawat jalan

a) Ibu dianjurkan banyak istriahat ( berbaring, tidur/miring)

b) Diet; cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

c) Sedativa ringan ( jika tidak dapat istirahat ) tablet

fenobarbital 3x30 mg peroral selama 7 hari

d) Raboransia

e) Kunjungan ulang setiap 1 minggu

f) Pemeriksaan laboratorium; hemoglobin, hematokrit,

trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati dan fungsi

ginjal ( Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2) Penatalsanaan rawat tinggal

Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsia ringan yaitu:

a) Pada kehamilan aterm ( kehamilan 37 minggu atau lebih ).

Persalinan ditunggu sampai terjafi onset persalinan atau

dipertimbangkan untuk melakukan persalinanpada taksiran

tanggal persalinan.

b) Kehamilan preterm ( Kurang 37 minggu )

(1) Bila desakan mencapai nomortensif selama perawatan,

persalinan ditunggu sampai aterm

(2) Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai

normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat

diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih

(3) Cara persalinan, persalinan dapat dilakukan spontan bila

perlu memperpendek kala II

2. Preeklamsia Berat

a. Pengertian preeklamsia berat

Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik

>160 mmHg atau mengalami kenaikan 30 mmHg dari tekanan

Page 23: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

normal dan tekanan darah diastolik >110 mmHg atau mengalami

kenaikan 15 mmHg dari tekanan darah normal diseratai proteinuria

lebih dari 5g/24 jam (Winkjosastro, 2010).

b. Gejala klinis preeklamsia berat

1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau kenaikan tekanan darah

diastolik > 110 mmHg

2) Proteinuria, proteinuria > 5 gram/24 jam atau dipstick >+3 – 4

pada dua kali pengukiran selang 4 jam

3) Oliguria, diuresis <400 ml dalam 24 jam

4) Sakit kepala hebat dengan gangguan penglihatan

5) Nyeri epigastrium atau kuadran kananatas abdomen atau ada

ikterus

6) Edema paru atau sianosis

7) Trombositopenia ( <100.000 sel/mm )

8) Pertumbuhan janin terhambat (Dewi dan Sunarsih, 2011).

c. Penangan preeklamsia berat

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala

preekalmsia berat selama perawatan, maka perawatan dibagi

menjadi :

1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi

ditambah pengobatan medisinal.

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita

dilakukan pemeriksaan fetal assesment NST (Non Stress Test )

dan USG ( Ultrasonografi ) (Pudiastuti, 2012).

Indikasi :

a. Ibu

(1) Usia kehamilan 37 minggu atau lebih

(2) adaya tanda-tanda atau gejala impending eklamsia,

kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan

meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam

Page 24: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

perawatan medisinal, ada gejala-gejala atau status quo

(tidak ada perbaikan)

b. Janin

(1) Hasil fetal assesment jelek NST (Non Stress Test) dan USG

(Ultrasonografi).

(2) Adanya tanda IUGR (Intrauterine Growth Retardation).

(3) Laboratorium

(a) Adanya HELLP syndrom ( Hemolysis Elevaled Liver

Enzyme, Low Platelets )

(b) Pengobatab medisinal

Pengobatan mendisinal pasien preeklamsia berat yaitu :

a) Segera masuk rumah sakit

b) Tirah baring miring ke satu sisi

c) Tanda vital diperiksa setiap 30 menit sekali, refleks patella

setiap jam

d) Indus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus

RL 500cc

e) Dipasang voley chateter untuk mengukur pengeluaran urin

f) Antasida

g) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemat dan garam

h) Pemberian obat anti kejang: magnesium sulfat (Pudiastuti,

2012).

Pemberian magnesium sulfat

1) Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (Intravena) (20% dalam

20 cc) selama 1gr/menit kemasan 20% dalam 25cc larutan

MgSO4 ( dalam 1-5 menit ). Diikuti segera 4 gr di bokong kiri

IM (Intramuskular) (40% dalam 10cc)

2) Dosis ulangan, diberikan 4 gr IM (Intramuskular) 40% setelah 6

jam pemberian dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gr IM

Page 25: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

(Intramuskular) setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak

melebihi 2-3 hari

3) Infus intravena kontinue

(a) Berikan dosis bolus 4-6 g 20% MgSO4 yang diencerkan

dalam 100 ml cairan IV (Intravena) dan diberikan dalam 15-

20 menit

(b) Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml

cairan IV (Intravena)

(c) Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelahnya dan sesuaikan

kecepatan infus antara 4 dan 7 mEq/l (4,8-8,4 mg/dl).

(d) Magnesium sulfat dihentikan 24 jam setelah bayi lahir

(Cuningham, 2005:660).

4) Syarat-syarat pemberian MgSO4

(a) Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium glukonan 10%, 1

gr (10% dalam 10 cc)

(b) Refleks patella positif

(c) Frekuensi pernapasan >16 kali/menit

(d) Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5

cc/kgBB/jam)

i) Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda

edema paru, payah jantung kognetif atau edema anasarka.

Diberikan furosemid injeksi 40 mg/jam

j) Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih

180 mmHg dan diastolok lebih 110 mmHg atau MAP

(mean Arterial Pressure) lebih 125 mmHg (Pudiastuti,

2012)

2) Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan

ditambah pengobatan medisinal (Pudiastuti,2012).

a) Indikasi perawatan konservayif ialah, bila kehamilan preterm

<37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eclamisa

dengan keadaan janin baik’

Page 26: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

b) Pengobatan medisinal, sama dengan perawatan medisinal

pada pengelolaan aktif. hanya, loading dose MgSO4 tidak

diberikan IV (Intravena), cukup IM (Intramuskular) saja

dimana 4 gr bokong kiri dan 4 gr bokong kanan

c) Pengobatan obstetri

(1) Selama perawatan konservatif, observasi dan evaluasi

sama seperti perawatan aktif, kehamilan tidak diakhiri

(2) Magnesium sulfat dihentikan bila ibu sudah mencapai

tanda-tanda preeklamsia ringan selambat-lambatnya

dalam waktu 24 jam

(3) Bila dalam 24 jam tidak ada perbaikan, keadaan ini

dianggap sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa

dan harus diterminasi

2.1.10 Komplikasi Preeklamsia

Komplikasi dari terjadinya preeklamisa aiantaranya yaitu komplikasi

maternal meliputi eklamsia, solusio plasenta, sindrom HELLP, ablasio

retina, gagal jantung, syok dan terjadinya kematian. Sedangkan komplikasi

neonatal diantaranya prematur, afiksia dan kematian (Mitayani, 2009;

Saifuddin, 2009; Wiknjosastro, 2010).

1. Pada ibu

a. Eklamsia

Eklamsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan

kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma sering dikaitkan

dengan beberapa tipe hipertensi. Hal ini mencakup preeklamsia,

hipertensi gestasional atau hipertensi kronis. Hipertensi mungkin

bekum disadari hungga volume intravaskular yang berkurang akibat

perdarahan diganti dengan adekuat (Oxorn & Forte, 2010)

b. Solusio plasenta

Page 27: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

Insiden solusio plasenta meningkat sekitar tiga kali lipat pada

hipertensi kronis dan empat kali lipat pada preeklamsia berat (Oxorn

& Forte, 2010). Gejala yang timbul adalah rasa nyeri pada perut

dengan atau tanpa disertai keluarnya darah berwarna kehitaman dari

vagina. Oleh karena peristiwa pelepasan plasenta dan pembekuan

darah pada mulanya meliputi luas daerah yang kecil dari plasenta

terlepas semakin banyak perdarahan dan semakin besar hematon

yang terbentuk sehingga sehingga semakin jelas semua tanda dan

gejala yang ditimbulkan. Oleh sebab itu dapat dimengerti jika

dijumpai perbedaan intensitas gejala nyeri dan perdarahan di antara

kasus.

Gambar klinis pada solusio plasenta ringan, tidak ada gejala

kecuali hematon yang berukuran beberapa sentimenter pada

permukaan maternal plasenta. Nyeri perut ringan dan darah yang

keluar masih sedikit, sehingga belum keluar dari vagina. Keadaan

umum ibu maupun janin masih baik

Gambaran klinis pada solusio plasenta sedang, rasa nyeri dan

tegang perut jelas sehingga palpasi bagian-bagian anak sukar. Rasa

nyeri akut kemudian menetap dan sifatnya hilang timbul. Perdarahan

pervagina jelas berwarna kehitaman, penderita pucat dan mulai ada

syok. Keadaan janin biasanya sudah gawat.

Gambaran klinis pada solusio plasenta berat, nyeri perut

yang hebat dan tegang serta keras disertai perdarahan yang berwarna

hitam. Oleh karena itu palpasi bagian-bagian anak tidak mungkin

dilakukan. Fundus uteri tampak lebih tinggi karena perempuan darah

di dalam rahim pada kategon perdarahan ke dalam (Gary, 2011).

c. Sindrom HELLP

Sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low

Platelets Count) merupakan suatu variasi dari preeklamsia berat

Page 28: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

yang ditandai trombositopenia, hemolisis dan gangguan fungsi

hepar. Sindroma HELLP juga merupakan suatu kondisi yang

mengancam jiwa dan berpotensi mempersulit kehamilan

(Prawirohardjo, 2015)

d. Ablasio retina

Pada preeklamsia berat, gangguan penglihatan yang sering

muncul adalah diplopia dan penglihatan kabur. Ablasio retina dapat

terjadi pada ibu dengan preeklamsia dalam bentuk gangguan

penglihatan yang tidak total atau unilateral. Sedangkan kebutaan

lebih jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Ibu yang mengalami

kebutaan oksipital biasanya mengalami edema vasogetik yang luas

dilobus oksipital. Infark pada retina maupun nucleus geniculatum

juga dapat menyebabkan kebutaan (Prawirohardjo, 2015)

e. Gagal jantung

Gagal jantung adalah konsekuensi lain. Keadaan ini dapat

dimulai sebagai disfungsi diastolik dan berkembang menjadi sistolik

gagal terpompa sehingga seolah-olah seperti jantung tersumbat.

stroke merupakan komplikasi utama hipertensi dihasilkan oleh

terjadinya trombosis, trombo emboli, atau perdarahan intrakranial.

Penyakit ginjal pada tahap awal diungkap oleh terbentuknya mikro-

albuminemia yang dapat berkembang secara lambat dan menjadi

lebih berat pada tahapan selanjutnya. Hal ini menyebabkan

berkurangnya kekuatan otot jantung, mengurangi tekanan diastolik

akhir dan gangguan pengisian ventrikel kiri. meningkatkan kerja

pernapasan dan mengahsilkan perasaan subyektif sesak nafas. Gejala

ini akan bertambah buruk dengan aktifitas. ( Adhi Pribadi, 2019 )

f. Syok

Retensi plasenta juga dapat menyebabkan perdarahan, selain

plasenta, kantong air ketuban yang masih tersisa dalam rahim dapat

Page 29: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

menyebabkan perdarahan. sebagian plasenta atau kantong air

ketuban yang masih tersisa di dalam rahim tersebut membuat rahim

tidak bisa berkontraski secara normal untuk menghentikan

perdarahan. Faktor yang membuat melahirkan berisiko mengalami

perdarahan salah satunya adalah preeklamsia. Tanda lain perdarahan

adalah keluarnya bekuan darah, pusing, lemas, jantung berdebar,

sesak nafas, kulit lembab dan gelisah disertai dengan turunnya

tekanan darah karna kemungkinan terjadi syok hipovolemik. ( Tjin

Willy, 2018 )

g. Kematian

Preeklamsia berat berhubungan erat dengan komplikasi

maternal, baik akut maupun kronik. kematiann yang terjadi sebagai

efek sekunder dari preeklamsia biasanya terjadi akibat eklamsia,

tekanan darah yang terkontrol, atau inflamasi sistemik. Kematian

sekunder preeklamsia juga banyak disebabkan oleh perdarahan

selebral (Prawirohardjo, 2015)

2. Pada janin

a. Prematur

Preeklamsia dapat muncul jika proses inflamasi sistemik

pada ibu menyebabkan ibu untuk melakukan dekompensasi. Ibu

dengan preeklamsia mengalami peningkatan produksi kortisol dan

sistokin yang lebih besar dibandingkan dengan ibu tanpa komplikasi

kehamilan. Hal ini diasosiasikan dengan meningkatnya risiko

kelahiran bayi prematur. Kelahiran prematur sering terjadi pada ibu

dengan preeklamsia terjadi dikarenakan persalinan merupakan terapi

definitif preeklamsia, sehingga persalinan perlu dilakukan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2015)

b. Afiksia

Page 30: GAMBARAN KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL …

Faktor risiko akan terjadinya afiksia pada bayi dapat dilihat

dari riwayat obstetri ibu, riwayat perkembangan janin, dan

komplikasi persalinan. Di antara faktor risiko tersebut, terdapat

preeklamsia berat dan kelahiran prematur sebagai faktor risiko

terjadinya afiksia (Mitayani, 2009)

c. Kematian

Kematian perinatal dapat dipengaruhi dengan kondisi

kehamilan, semakin banyak risiko dalam kehamilan akan

menyebabkan berbagai kompikasi dan morbiditas yang akan

meningkatkan angka kematian pada perinatal. Misalnya pada

preeklamsia berat, indikasi terminasi persalinan sering

dilakukanyang tidak jarang tidak melihat usia kehamilan, sehingga

bayi terlahir prematur, Bayi prematur merupakan salah satu

penyebab tersering kematian pada bayi pada sindrom HELLP sendiri

dikaitkan dengan luaran perinatal yang buruk dan angka kematian

perinatal dilaporkan dai 7,7% menjadi 60%, ketika kehamilan

dengan preeklamsia berat dengan dan tanpa sindrom HEELP, luaran

lebih buruk dengan sindrom HELLP (Wiknjosastro, 2010; Mitayani

2009).