KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha
bijaksana yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada
hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya
degan suri tauladan-Nya yang
baik
.
Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini . Makalah ini merupakan pengetahuan
tentang KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA , semua ini
dirangkum dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan
akurat .
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang
merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam bab tersebut .Selanjutnya, Pembaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan saran makalah
ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan
tentang KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA Akhirnya, kami
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum semmpurna
untuk menjadi lebih sempurna lagi saya membutuhkan kritik dan
saran dari pihak lain untuk membagikannya kepada saya demi
memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi anda semua. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Lamongan, 31 Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri
setiap manusia sejak manusia masih dalam kandungan sampai
akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak jarang menimbulkan
gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada
dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan
pelanggaran HAM seorang individu terhadap individu
lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami
kemajuan dalam bidang penegakan HAM bagi seluruh warganya.
Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai upaya menunjang
komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun seiring
dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering
terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami menyusun makalah
yang berjudul “Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di
Indonesia”,untuk memberikan informasi tentang apa itu
pelanggaran HAM.
C. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Pelanggaran Hak Asasi
Manusia” , maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Apa pengertian pelanggaran HAM ?
2. Apa saja macam-macam pelanggaran HAM?
3. Apa contoh pelanggaran HAM di Indonesia?
4. Bagaimana upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM?
B. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang kasus hak asasi
manusia di Indonesia yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian pelanggaran HAM.
2. Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran HAM.
3. Untuk mengetahui contoh pelanggaran HAM di Indonesia.
4. Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud
dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM,
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun
oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak
asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan
alasan rasional yang menjadi pijakanya.
B. MACAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genosida)
Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan cara
melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang
Pengadilan HAM).
2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan
berupa serangan yang ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil seperti pengusiran penduduk secara paksa,
pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain
C. CONTOH PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Tragedi Trisakti sulut api reformasi 1998
LIMA belas tahun yang lalu, enam mahasiswa Universitas
Trisakti tewas tertembus peluru polisi. Mereka menjadi martir
saat melakukan aksi demonstrasi menolak pemilihan kembali
Soeharto sebagai Presiden, pada 12 Mei 1998 silam. Kematian
pejuang pro demokrasi itu, dengan cepat menyebar dan membakar
amarah rakyat.
Peristiwa itu terjadi saat ribuan mahasiswa menggelar
longmarch dari kampus Trisakti di Grogol, menuju Gedung
DPR/MPR di Slipi Jakarta. Namun, baru sampai depan kampus,
mereka sudah dihadang ratusan polisi bersenjata lengkap dengan
posisi siap menembak. Meski dihadapkan dengan moncong sejata,
pemuda-pemudi pemberani ini tak gentar.
Mereka tetap melangsungkan aksi demonstrasi dengan
menggelar mimbar bebas di jalan selama berjam-jam. Polisi yang
kesal kemudian menyuruh mahasiswa masuk, sambil mengancam akan
menembak jika mereka tak mendengar.
Mahasiswa pun setuju untuk kembali ke dalam kampus dengan
damai. Namun, saat akan masuk ke dalam kampus, mereka mendapat
provokasi hingga berujung pada bentrokan fisik. Suasana
berubah menjadi chaos, dan terdengar suara rentetan tembakan
ke arah massa pro demokrasi itu.
Enam orang dinyatakan tewas dalam peristiwa penembakan
itu. Sementara 16 orang mahasiswa lainnya, termasuk pelajar,
dan masyarakat yang ikut dalam aksi mengalami luka parah.
Mereka dipukuli, diinjak, dan menjadi korban penembakan brutal
polisi.
Para mahasiswa yang tewas tertembak dalam tragedi
Trisakti adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur
1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi 96), Heri Heriyanto
(Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin 95), Hendriawan
(Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 96), Vero (Fakultas
Ekonomi 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil 95).
Selain mahasiswa, Samsul Bahri, siswa STM juga tewas. Dia
terkena peluru tajam pada bagian perutnya hingga terburai, dan
langsung dilarikan ke rumah sakit untuk operasi. Sayang, nyawa
pelajar pemberani ini tak tertolong.
Pada saat yang sama, di kampus Atmajaya, massa mahasiswa
yang tergabung dalam Forum Kota (Forkot) tengah melakukan aksi
mimbar bebas di dalam kampus. Saat mendengar rekannya tewas
tertembus timah panas, mereka berencana bergabung dengan
mahasiswa Trisakti. Namun, baru sampai depan kampus, mereka
dihadang polisi.
Pasca peristiwa itu, amuk massa terjadi dimana-mana,
hingga 15 Mei 1998. Ribuan gedung, toko, dan rumah
dihancurkan. Bahkan ada yang dibakar oleh massa. Sasaran
kemarahan massa saat itu dialihkan kepada etnis China. Tidak
hanya menjarah, massa juga membunuh, dan memperkosa para
wanita keturunan etnis minoritas itu.
Situasi benar-benar tidak terkendali. Mahasiswa ada yang
coba menenangkan, namun gagal. Sedang aparat kepolisian, dan
tentara yang berjaga-jaga di lokasi saat itu, hanya menonton
dari kejauhan. Alhasil, ribuan orang menjadi korban. Ada yang
tewas dalam bentrok, hilang diculik, hingga terpanggang api
saat melakukan penjarahan.
Berdasarkan data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF),
pelaku kerusuhan pada 13-15 Mei 1998 dibagi menjadi dua
golongan. Terdiri dari massa pasif (massa pendatang) yang
karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, dan kedua
kelompok provokator.
Para provokator ini, umumnya bukan dari wilayah setempat.
Secara fisik, mereka tampak terlatih, dan sebagian memakai
seragam sekolah seadanya (tidak lengkap). Bahkan mereka tidak
ikut menjarah, dan segera meninggalkan lokasi setelah gedung
atau barang terbakar. Belum diketahui siapa provokator ini.
Mereka juga membawa dan menyiapkan sejumlah barang untuk
keperluan merusak dan membakar, seperti jenis logam
pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan, bom molotov, dan
sebagainya.
Kelompok inilah yang menggerakkan massa dengan memancing
keributan, memberikan tanda-tanda tertentu pada sasaran,
melakukan perusakan awal, pembakaran, dan mendorong aksi
penjarahan. Kelompok ini datang dari luar, dan bukan penduduk
setempat. Jumlah mereka hanya belasan, tetapi sangat terlatih.
Kelompok ini mempunyai kemampuan ahli dan terbiasa
menggunakan alat untuk kekerasan. Mereka juga memiliki
mobilitas yang tinggi dan kerja yang sistematis. Dalam
aksinya, mereka kerap menggunakan sarana transportasi, seperti
motor, mobil/Jeep, dan alat komunikasi (HT/HP).
Pada umumnya, kelompok ini sulit dikenali walaupun di
beberapa kasus dilakukan oleh kelompok dari organisasi pemuda
(contoh di Medan, ditemukan keterlibatan langsung Pemuda
Pancasila). TGPF juga menemukan fakta adanya keterlibatan
anggota aparat keamanan dalam kerusuhan di Jakarta, Medan, dan
Solo.
Dalam kesimpulannya, TGPF menyatakan, kerusuhan Mei
bersifat saling terkait antar-lokasi, dengan model yang mirip
provokator. Skala kerusuhan ini sangat besar dan terdapat
keseragaman waktu. Lebih jauh, kerusuhan terjadi secara
berurutan, dan sistematis.
Tim juga menemukan, dugaan adanya faktor kesengajaan yang
mengandung unsur penumpangan situasi. Dimana para provokator
diduga sengaja menciptakan kerusuhan, sebagai bagian dari
pertarungan politik di tingkat elite.
Kesimpulan itu merupakan penegasan bahwa terdapat
keterlibatan banyak pihak, mulai dari preman lokal, organisasi
politik dan massa, hingga adanya keterlibatan sejumlah anggota
dan unsur di dalam ABRI yang ada di luar kendali dalam
kerusuhan itu.
D. UPAYAH PENYESLESAIAN DALAM PELANGGARAN HAM
Penyelesaian kasus trisakti nasibnya kurang lebih sama
dengan reformasi, yaitu mati suri. Bertahun-tahun sudah kasus
trisakti terjadi, tapi para pelaku tidak pernah terungkap
dengan terang benderang, sehingga mereka tak pernah dibawa ke
meja hijau.
Padahal Komnas HAM menengarai adanya pelanggaran HAM berat
pada penangan demonstrasi mahasiswa Trisakti 12 Mei 1998.
Salah satu indikasi sulitnya membongkar kasus ini adalah
keterlibatan orang-orang penting (berkuasa) pada saat itu atau
bahkan sampai saat ini sehingga ada banyak kepentingan yang
menghalang-halangi penuntasa kasus ini.
Tahun demi tahun terus bergulir. Pemerintah (presiden) pun
telah beberapa kali berganti, namun penyelesaian kasus
trisakti tidak tahu rimbanya. Komnas HAM menyatakan bahwa
mereka telah menyerahkan laporan penyalidikan kasus itu sejak
6 Januari 2005 kepada Kejaksaan Agung. Namun sampai saat ini
tidak ada tindak lanjut yang jelas yang dapat diketahui
masyarakat terutama keluarga korban.
Untuk itu diperlukan keseriusan, kejujuran, dan kebranian
berbagai pihak untuk menuntaskan kasus ini. Presiden serta
menkopolhukam dan kementrian hukum dan HAM yang ada dibawahnya
harus bertindak. DPR memberikan pengawasan dan meningkatkan
pemerintah, Kejaksaan Agung harus mengambil langkah strtegis.
Demikian juga keberadaan Komnas HAM dan pihak lainnya untuk
sama-sama mencari solusi penyelesaiann kasus ini. Tanpa itu
semua, sepertinya kita masih harus menunngu bagaimana akhir
dari tragedy Trisakti.
Namun ada beberapa cara lagi yang menurut saya bisa dilakukan untuk
mengatasi kasus pelanggaran HAM pada kasus Trisakti ini.
Pertama, pemerintah melalui Komnas HAM, harus menyelidiki dengan
seksama apa yang terjadi saat itu, siapa yang menembaki mahasiswa
itu dan mengapa mereka harus ditembaki. Komnas HAM harus segera
menuntaskannya agar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap
pemerintahnya tidak hilang akibat janji-janji kosong mengenai
tindakan lanjut dari tragedi di Trisakti.
Kedua, tidak hanya Komnas HAM, pemerintah pun harus mendukung
penyelesaian kasus ini, yaitu dengan mendukung Komnas HAM dalam
investigasi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam investigasi. Parapejabat tinggi militer pun harus
mendisiplinkan mereka yang saat itu bertugas “menjaga ketertiban
massa”, karena ternyata mereka membunuh empat mahasiswa dengan
peluru bermesiu, bukan peluru karet. Dan suatu hal yang tidak biasa
menertibkan massa dengan peluru karet.
Saat penyelidikan usai, giliran lembaga yudikatif kita untuk
mengadili dengan adil tiap mereka yang bertanggung jawab akan aksi
kekerasan dan penembakan yang terjadi. Jangan sampai keputusan yang
diambil tidak sebanding denagn perbuatan mereka.
Bila ternyata Komnas HAM dan pemerintah ternyata tidak sanggup
melakukan penegakan HAM di Indonesia, masyarakat kita harus meminta
lembaga yang lebih tinggi lagi, yaitu PBB, untuk mengambil alih
kasus ini sebelum kasus ini kadaluarsa dan ditutup sehingga
mengecewakan masyarakat Indonesia.
Yang terakhir yang dapat saya uraikan agar menjadi suatu cara
untuk mengatasi terulangnya kejadian ini adalah pembenahan akan jiwa
pemerintah agar menghargai hak-hak asasi dari warga Indonesia,
melalui mengusahakn secara maksimal agar hak mereka untuk hidup
dijunjung tinggi, begitu pula hak asasi lain seperti hak mereka
untuk memperoleh penghidupan yang layak, perekonomian yang baik,
kebebasab individu diakui sesuai nilai Pancasila yangberkembang
dalam masyarakat. Maka pemerintah Indonesia harus memperbaiki hidup
bangsa ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia
sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan
agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM
baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu
instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita
Bookmark the permalink.
Makalah Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di IndonesiaAug 23 by luishalianysp
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telangmelimpah kan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Budaya Barat di Kecamatan Tambun Selatan”dengan baik penulisanmakalah ini untuk memenuhi tugas pelajaran menulis di SMA Negeri 2 Tambun Selatan.
Penulisan makalah ini tidak dapat di selesaikan dengan baik tanpa semangat,dukungan,dan bantuan di berbagai pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Asep Setia Sudjatmiko, S.Pd, M.M. selaku guru pengajar yang telah memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepadakami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik;
2. Ari Aryani Darsono, S.Pd. selaku wali kelas yang telah memberikan masukan ini dengan baik
3. H.Sujadi,M.Pd. selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini;
4. Guru-guru SMA Negeri 2 Tambun Selatan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada kami ;
Semoga atas segala bantuan yang diberikan akan mendapat balasan dari Allah Swt. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini jauh dari sempurna untuk itu, penulis mengharapkankritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tambun Selatan, Februari 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. iii
1. Latar Belakang……………………………………………………………………….. 12. Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 13. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….. 14. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………. 15. Landasan Teori………………………………………………………………………… 26. Pembahasan…………………………………………………………………………… 57. Kesimpulan……………………………………………………………………………… 98. Saran……………………………………………………………………………………… 9
9. Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 10
1. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaranHAM seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami menyusun makalah yang berjudul“Contoh Kasus Pelanggaran Hak asai Manusia di Indonesia”,untukmemberikan informasi tentang apa itu pelanggaran HAM.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahandapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia ?2. Apa sajafaktor – faktor penyebab pelanggaran Hak Asasi
Manusia?3. Apa contoh dari kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1. mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
di Indonesia.
2. mendeskripsikan contoh – contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pernah ada di Indonesia.
1. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap para penduduk di Indonesia, khususnya memajukan penduduk di Indonesia menjadi modern khususnya yang berhubungan dengan perkembangan zaman agar tidak melanggar HakAsasi Manusia.
2. Mamfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kasus – kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dan pemahaman tentang pengaruh pelanggaran Hak Asasi Manusia.
1. Landasan Teori
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat padadiri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. Sedangkan hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalahmerupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangandengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati,
melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusiamenjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia Menurut Pasal 1 Ayat 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasimanusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pada tingkatan operasional, berbagai perencanaan program nasional telah dicanangkan untuk menanganimasalah pelanggaran HAM pada anak antara lain penghapusan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak, penghapusan perdagangan perempuan dan anak, penghapusan eksploitasi seksual komersial pada anak, penanganan terhadap anak jalanan. Namun berbagai peraturan perundang-undangan yang ada terhadap anak itu belum dapat memberikan jaminan bagi peningkatan kualitas anak Indonesia. Banyaknya faktor yang menghambat implementasi peraturan perundang-undangan di lapangan menunjukkan bahwa masalah pembinaan kualiatas anak merupakan masalah yang kompleks.
Faktor yang menghambat pengimplementasian ketentuan tersebut dapat bersifat internal maupun eksternal. Untuk dapat mengentaskan anak-anak dari kondisi demikian, yang perlu dilakukan pertama-tama adalah: kenali masalah yang terdapat didalam lingkungan terdekat anak, yaitu keluarga.
Fungsi perlindungan atau proteksi kepada anak merupakan salah satu fungsi yang penting karena dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan dalam keluarga. Bila fungsi ini dapatdikembangkan dengan baik, keluarga akan menjadi tempat perlindungan yang aman secara lahiriah dan batin bagi seluruh
anggotanya. Namun, selain fungsi perlindungan keluarga juga memiliki fungsi ekonomi. Fungsi itu menjadi pendukung kemampuan kemandirian keluarga dan anggotanya dalam batas-batas ekonomi masyarakat, bangsa, dan negara dimana keluarga itu hidup. Apabila dikembangkan dengan baik fungsi ini dapat memberikan kepada setiap keluarga kemampuan untuk mandiri dalam bidang ekonominya, sehingga mereka dapat memilih bentuk dan arahan sesuai kesanggupannya.
Dengan berkembangnya waktu, fenomena pekerja anak banyak berkaitan erat dengan dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kesempatan memperoleh pendidikan. Pendapatan orangtua yang sedikit tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga memaksa mereka untuk bekerja. Di lain pihak,biaya pendidikan di Indonesia yang masih tinggi telah pula ikut memperkecil kesempatan untuk mengikuti pendidikan.
Perbenturan kepentingan antara kedua fungsi inilah yang kadangmenimbulkan dilema bagi keluarga yag kehidupan ekonominya kurang membahagiakan. Di satu sisi, keluarga harus mampu memberikan perlindungan kepada anggotanya, termasuk anak-anak.Namun di sisi lain, adanya fungsi ekonomi juga telah menuntut para anggotanya untuk ikut memberikan sumbangan agar kebutuhanhidup keluarga dapat terpenuhi, yaitu dengan bekerja. Karena itu tidak heran jika kemudian muncul fenomena pekerja anak.
Fenomena pekerja anak di Indonesia pada awalnya banyak berkaitan dengan tradisi atau budaya membantu orangtua, yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia pada umunya. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa anak dilatih untuk bekerja. Pertama, sebagian orangtua masih beranggapan bahwa memberi pekerjaan kepada anak-anak merupakan upaya proses pembelajaran agar anak mengerti arti tanggung jawab. Kedua, tindakan itu juga dapat melatih dan memperkenalkan anakkepada dunia kerja. Ketiga, untuk membantu meringankan beban kerja keluarganya.
Bahkan lebih parah lagi, saat ini fenomena pekerja anak masih ditambah dengan munculnya fenomena anak jalanan di kota-kota besar, yang makin menambah kompleksnya permasalahan. Jika kitamenyusuri jalan-jalan di sekitar Jakarta, dengan mudah kita akan mendapatkan anak-anak usia sekolah yang mengamen atau sekedar meminta-minta di lampu merah. Tidak jarang pula kita menemukan mereka di dalam bis-bis kota. Mereka kemudian dikenal dengan sebutan ‘anak jalanan’. Entah sebutan itu cocokatau tidak untuk mereka. Sebagaimana anak-anak lain, anak jalanan juga menginginkan hidup normal. Mereka anak kita juga yang membutuhkan tempat untuk tinggal, rasa aman, nyaman, dan ingin diterima oleh masyarakat.
Fenomena anak jalanan merupakan ekses lingkaran setan kemiskinan bangsa Indonesia. Kendala yang dihadapi mobilitas anak-anak itu cukup tinggi. Anak-anak yang dibimbing di rumah singgah, setelah keluar, kadang kembali menjadi anak-anak jalanan. Sebab, kebutuhan ekonomi tidak terelakkan. Sayangnya,perhatian kepada anak-anak terkesan digelar pada momen-momen tertentu saja. mereka yang hidup di jalanan sebagai, pengamen,pedagang asongan, pengemis, dan pelacur. Paru-paru mereka tidak hanya menghirup kerasnya udara yang mengandung timbal dan karbon monoksida tapi juga menghisap asap kekerasan purba langsung dari akarnya.
Secara, struktural negara bisa disalahkan sebagai penyebab buruknya kondisi anak-anak di negeri ini. Karena negara sebagai pemegang kekuasaan membuat kebijakan yang sering tak berpihak pada masyarakat bawah. Kebijakan itu menyebabkan orang miskin yang makin terbelenggu dan tidak berdaya. Kemiskinan menjadi satu faktor pemicu terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada anak. Anak dalam keluarga miskin mengalami subordinasi ganda, yaitu ada supremasi dari yang kaya dan orang dewasa. Hak anak bisa dilanggar karena dia anak-anak dan miskin.
Menyalahkan negara sebagai satu-satunya pihak yang bertanggungjawab tak secara otomatis membawa kehidupan anak menjadi lebihbaik. Kita semua, tanpa disadari, telah menjadi orang dewasa, para orang tua yang merangkap sebagai eksekutor bagi anak-anakkita sendiri. Algojo yang menghukum anak secara tidak proporsional. Hukuman yang menghabiskan seluruh energi kehidupan dan masa depan anak-anak dalam bayang-bayang trauma jalanan, dan debu peperangan.
1. Pembahasan
1. Pengertian pelanggaran Hak Asasi manusia
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud denganpelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hakasasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggarankemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi
negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu laintanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.
2. Faktor – faktor penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) disebabkan oleh faktor – faktor berikut :
1. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah:
o Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
Sikan ini akan menyebaabkan seseorang untuk selalu mennuntutkan haknya, sementara kewajibabannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyi sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapan melanggar hak orang lain
Rendahnya kesadaran HAM.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahuitu berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak asasi manusia
Sikap tidak toleran
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.
1. Faktor eksternal, yaitu faktor – faktor di luar diri manusia yang mendorong seorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya sebagai berikut:
o Penyalahgunaan kekuasaan
Di Masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk – bentuk kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat.
Ketidaktegasan aparat penegak huku,
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran HAM, tentu saja akan mendorong timbulya pelanggaran HAM lainnya.
Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.
Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Kesenjangan menggambarkan telah terjadinya ketidakseimbangan yang mencolok didalam kehidupan masyarakat.
3. Contoh – contoh kasus pelanggaran HAM
Di Indonesia, meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturanperundangan – undangan mengenai HAM, namun pelanggaran HAM tetap selalu ada baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun olej masyarkat sendiri.
Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia :
1. Kasus Trisakti dan Semanggi
Kasus pelanggaran HAM Trisakti dan Semanggi ini erat berkaitandengan gerakan reformasi pada 1998 lalu. Dipicu oleh krisis
ekonomi pada tahun 1997 dan tindakan KKN pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, maka terjadilah gerakan reformasi besar-besaran yang dipelopori oleh mahasiswa. Para mahasiswa pun melakukan demo yang berujung pada bentrok fisik dengan aparat. Hal inilah yang akhirnya menyebabakan tewasnya 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti akibat tembakan peluru aparat. Sedangkan tragedi Semanggi terjadi 6 bulan kemudian pada 13 November 1998 yang menewaskan 5 mahasiswa. Dua peristiwa ini memicu kerusuhan di seluruh wilayah Indonesia. Kerusuhan dan kekerasan pun terjadi di mana-mana dan menewaskan ribuan warga. Peristiwa kerusuhan Mei 1998 ini pun dicatat sebagai salah satu tahun kelam sejarah bangsa Indonesia.
2. Kasus Marsinah
Kasus pelanggaran HAM Marsinah terjadi pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yangdilakukan buruh PT.CPS. Marsinah dan 12 buruh lain menuntut kepada perusahaan untuk mencabut status PHK pada mereka. Namunberselang 5 hari kemudian, Marsinah ditemukan tewas di hutan Wilangan, kota Nganjuk dalam keadaan yang mengenaskan.
3. Kasus Bom Bali
Kasus Bom Bali juga menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM terbesar di Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 12 November 2002, di mana terjadi peledakan bom oleh kelompok teroris di daerah Legian Kuta, Bali. Total ada 202 orang yang meninggal dunia, baik dari warga lokal maupun turis asing mancanegara
yang sedang berlibur. Akibat peristiwa ini, terjadi kepanikan di seluruh Indonesia akan bahaya teroris yang terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya.
4. Kasus Pembunuhan Munir
Kasus pembunuhan Munir merupakan salah satu pelanggaran HAM diIndonesia yang kasusnya belum terselesaikan hingga akhirnya ditutup. Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah seorang aktivis HAM yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Ia meninggal pada tanggal 7 September 2004 didalam pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanan menuju kota Amsterdam di Belanda. Banyak yang menganggap bahwa Munir meninggal karena dibunuh atau diracuni oleh suatu kelompok tertentu. Sayangnya hingga kini kasus kematian Munir ini belumjelas dan kasusnya sendiri akhirnya ditutup.
5. Peristiwa Tanjung Priok
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia lain pernah terjadi di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan karena adanya upaya pemindahan makam keramat Mbah Priok untuk kepentingan lain. Hal ini lalu mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan anggota TNI yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka.
1. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
1. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita
DAFTAR PUSTAKA
Fuad Mahfuddin. (2014, 18 Maret). Makalah Pelanggaran Ham. Diperoleh 23 Agustus 2014, dari http://fuadmahfuddin13.wordpress.com/2014/03/18/makalah-pelanggaran-ham/
Hanya Sekedar Blog. (2:54 AM). Hak Asasi Manusia. Diperoleh 23 Agustus 2014, dari http://hanyasekedarblogg.blogspot.com/2013/05/hak-asasi-manusia.html
Cepat Lambat. (2013, Oktober). Contoh Kasus Pelanggaran Ham Indonesia. Diperoleh 23 Agustus 2014, dari http://cepatlambat.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-ham-indonesia.html
Lentera Kecil. (2013, 1 November). Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet. Diperoleh 23 Agustus 2014, dari http://cepatlambat.blogspot.com/2013/10/contoh-kasus-pelanggaran-ham-indonesia.html
Halimi, Muh dan Dadang Sumdawa. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.