1
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MUKENA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI LIHAT
DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
(Studi kasus: Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
GUSNITA RAHAYU NIM : 3215.233
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITINGGI
TAHUN AJARAN 2019 M/1440
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Islam manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, kita juga
dituntut untuk selalu berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan
membangun perekonomian masyarakat, karena pekerjaan yang baik akan
mendatangkan damfak positif serta diapresiasi dengan penghargaan di
dunia ataupun di akhirat dan demikian pula sebaliknya Allah mengetahui
bagaimana seseorang bekerja dengan jujur atau tidak dalam bekerja. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an At-taubah ayat 105:
Artinya: “Dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan mu itu, dan kamu akan dikembalikan pada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikaNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Ayat ini menjelaskan bahwa, Allah memerintahkan kita sebagai
manusia agar bekerja dan berbuat sesuatu dan tidak berpangku tangan
serta dan tidak bermalas-malasan karena sesuatu yang kita kerjakan tidak
ada yang sia-sia, jadi berbisnis merupakan suatu hal yang juga dianjurkan
oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam.
3
Bisnis Islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis baik itu kegiatan
produksi, distribusi, jasa, maupun konsumsi. Dalam berbagai bentuknya yang
tidak dibatasi jumlah kepemilikan harta, barang dan jasa termasuk keuntungan
yang diperoleh. Dalam Al-Qur’an tentang bisnis sangat komprehensif,
parameter yang dipakai tidak hanya masalah dunia saja tetapi akhirat. Yang
benar-benar sukses adalah bisnis yang membawa keuntungan pada pelakunya
dalam kehidupan dunia dan akhirat. 1
Dalam mejalankan suatu usaha, banyak hal yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan suatu keuntungan yang diperoleh pelaku usaha, serta mencapai
tujuan usaha. Untuk mencapai tujuan usaha tersebut dibutuhkan strategi
pengembangan usaha. Strategi pengembangan usaha merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam langkah menjalankan sebuah usaha, yang mana
pada umumnya pengembangan usaha tersebut harus melalui tahap-tahap
pengembangan usaha yaitu, memiliki ide usaha, konsep usaha, menghitung
kebutuhan investasi, studi kelayakan usaha, pengembangan rencana usaha dan
implementasi rencana usaha serta pengendalian usaha.
Strategi pengembangan usaha dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
memperluas skala usaha, adalah menambahkan kafasitas mesin, tenaga kerja,
dantambahan modal kerja untuk investasi, meningkatkan kualitas dan standar
produk, meningkatkan kualitas SDM dan jiwa kewirausahaan UKM.
1 Idri, Hadis Ekonomi : Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Kencana, 2015),
h. 327.
4
Strategi Pengembangan usaha merupakan tugas dan proses persiapan
analisis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan
pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, serta strategi dan implementasi
pertumbuhan usaha, agar usaha yang kita jalankan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan usaha. Hal Dengan demikian, dengan adanya strategi
pengembang usaha ini, akan dapat meningkatkanpendapatan.2
Pendapatan merupakan segala bentuk penerimaan upah dan gaji, juga
termasuk semua tunjangan seperti kesehatan dan pensiun dalam jangka waktu
tertentu sebagai balas jasa yang telah dilakukan seseorang dalam
pekerjaanya.Salah satu faktor yang mempengharui pendapatan adalah
keahlian. Keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efesiensi dan
efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pada penghasilan.
pendapatan dalam Islam dapat diilustrasikan dengan menggunakan asumsi
bahwa yang diproduksi umat Islam tidak mengandung riba, tidak mengandung
kegiatan yang haram dan harta bagi konsumen dan produsen dikenai zakat.3
kemudian Distribusi pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta
yang berhak menerima yang ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan syariat, karena jika distribusi kekayaan itu tidak
tepat maka sebagian kekayaan itu akan beredar diantara orang kaya saja.
Akibatnya, banyak masyarakat yang menderita karena kemiskinan. Oleh
2Panji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi, (Jakarta:
Rineka Cipta,2011), h. 182 3 Heri Sudarsono, Konsep ekonomi Islam (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), Cet ke-1, h.236
5
karena itu, kesejahteraan rakyat tidak sepenuhnya tergantung pada produksi,
tetapi juga tergantung pada distribusi pendapatan yang tepat.4
Dalam konteks kehidupan dan persaingan guna mendapatkan kesempatan
kerja maupun kesempatan berusaha, ide atau gagasan-gagasan wirausaha kini
semakin mengemuka. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, maka
dunia usaha turut mengalami perkembangan yang positif. Hal tersebut terlihat
dari banyaknya unit-unit usaha yang semakin bertambah. Salah satu unit usaha
yang sangat berpengaruh dalam bidang ekonomi adalah usaha mikro kecil dan
menengah ( UMKM).
UMKM merupakan kelompok usaha dengan jumlah paling besar dan
terbukti handal menghadapi goncangan krisis moneter. Kriteria usaha yang
termasuk dalam usaha mikro kecil dan menengah telah diatur dalam payung
hukum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa lembaga atau instansi
bahkan memberikan defenisi tersendiri pada Usaha Kecil Menengah (UKM),
diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Menengah, Badan
Pusat Statistik (BPS), Keputusan Mentri Keuangan No 316/ KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994.
Perkembangan UMKM di Indonesia sangatlah pesat dari tahun ketahun,
terjadinya perkembangan yang signifikan baik dalam jumlah unit, penyediaan
lapangan kerja maupun output yang dihasilkan.Di negara- negara yang sedang
4Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), Cet Ke-2, h.131-132.
6
berkembang usaha-usaha yang banyak bertumbuh di masyarakat pada
umumnya tergolong sebagai usaha kecil dan menengah. Fakta ini
menunjukkan bahwa usaha kecil menengah merupakan mayoritas kegiatan
masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan pada penciptaan
pendapatan penduduk
UMKM di Indonesia memilki peranan yang sangat penting terutama
dalam hal penyediaan lapangan kesempatan kerja. Jika dilihat dari jumlah unit
usahanya yang sangat banyak yang terdapat di semua sektor ekonomi dan
kontribusinya yang besar terhadap kesempatan kerja dan pendapatan,
khususnya di daerah pedesaan dan bagi keluarga berpendapatan rendah, tidak
dapat diingkari betapa pentingnya UMKM bagi pembangunan ekonomi dan
juga memperbaiki kesejahteraan sosial.
Jumlah UMKM yang ada di Indonesia saat ini semakin bertambah banyak,
namun jumlah UMKM ini teryata tidak sebanding dengan tingkat daya saing
yang dimiliki UMKM tersebut, baik secara lokal maupun internasional. Jika
diperhatikan, kebanyakan UMKM di Indonesia hanya melakukan proses
produksi, berdagang, dan berekonomi, sehingga membuat daya saing UMKM
di Indonesia tidak bisa bersaing dengan perusahan-perusahaan besar maupun
eksis di pasar global.
Pada kenyataannya, dari keseluruhan UMKM yang jumlahnya cukup besar
tersebut ternyata sekitar 70% UMKM yang ada di Indonesia memulai
usahanya tersebut karena adanya desakan ekonomi bukan karena mereka
7
memiliki produk yang unik atau keterampilan pada bidang tertentu. Tentu saja
kondisi ini akhirnya membuat sebagian besar dari UMKM di Indonesia tidak
memilki daya saing, dimana kita ketahui bahwa untuk tetap bertahan dan
berkembang di dalam dunia bisnis yang semakin ketat ini, seharusnya pelaku
UMKM memiliki keterampilan, dapat bekerja secara profesional, dan mampu
menciptakan inovasi-inovasi pada bisnis mereka. Hal ini menjadi masalah
mendasar yang harus menjadi perhatian semua pihak dalam mengembangkan
UMKM yang berdaya saing.5
Penyebaran UKM di setiap daerah juga dapat menunjang perekonomian
bagi daerah tersebut.Berbagai bentuk usaha diciptakan demi memenuhi nilai
yang dibutuhkan konsumen dan menguntungkan bagi pelaku usaha.Begitupun
denganUKM Sumatera Barat,UKM merupakan sektor yang penting di
provinsi Sumatera Barat karena mampu memberikan dampak terhadap
lapangan pekerjaan. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat
angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia bekerja menjadi berkurang.
UKM di Sumatra Barat didominasi oleh usahamikro dan kecil.Jumlah
tenaga kerja paling tinggi yang diserap oleh UKM adalahusaha mikro
berjumlah 674.559 orang, dengan jumlah unit usahasebesar 423.280unit. Dari
total UKM, jumlah UKM di Sumatra Barat saat ini adalah 501.410
UKM,dengan total tenaga kerja 968.225 orang. membuktikan bahwa UKM
dapatmenyerap hingga 91,24 persen tenaga kerja.
5Rahmawati, Bisnis Usaha Kecil Menengah: Akuntansi, kewirausahaan dan manajemen
pemasaran, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), h.78.
8
Perkembangan UKM di Sumatra Barat termasuk lebih bagus dibandingkan
daerah lain, mulai dari penambahan unit usaha hingga pergerakan
bisnisnya.Beberapa UKM yang memproduksimakanan/minuman dan hasil
kerajinan sudah bisa menembus pasar ekspor meskivolumenya masih dalam
jumlah terbatas atau hanya sekadar untuk memenuhipesanan secara berkala.6
Salah satu di Sumatra Barat itu, ada di Kabupaten Agam Di Jorong Angge
Kecamatan Palupuh adalahdaerah yang memiliki Usaha Mikro Kecil
Menengah untuk menunjang perekonomian masyarakat.Daerah Angge
merupakan suatu daerah yang berada di Kabupaten Agam yang bertempat di
Jorong Angge Kecamatan Palupuh yang memiliki jumlah penduduk 700 jiwa.
Daerah Angge ini adalah daerah yang jauh dari kota dan jalan raya sehingga
daerah Angge ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat luar.
Daerah Angge ini adalah daerah memiliki banyak sumber daya alam yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut. Akan tetapi banyak hal yang
masih kurang pengetahuan tentang cara pengelolan untuk mengembangan
sumber daya alam itu sendiri. Masyarakat Angge ini merupakanmasyarakat
yangsebagian besar banyak melakukan usaha mukena. Usaha mukena adalah
usaha yang bergerak di bidang home industri yang memproduksi suatu barang
dan jasa. Usaha mukena ini adalahsalah satu usaha yang
dapatmenyediakanlapangan pekerjaandan menunjang perekonomian
masyarakat Angge.
6Ahmad Rozali, Analisis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Alumni Mahasiswa Fakultas Ekonomi: Universitas Muhammadiah Sumatra Utara.
9
Dalam tataran praktis suatu masyarakat Angge tersebut itu memiliki ide
dan potensi atau kemampuan yang ahli dibidang usaha mukena, berbagai
keinginan mereka untuk mengembangkan usaha mukena ini dan dimasa yang
akan datang namun, itu harus didukung dengan strategi pengembangan usaha
untuk meningkatkan pendapatanmasyarakat tersebut.
Dengan demikian strategi pengembangan usaha mukena di masyarakat
Angge itu, dikarenakan pengelolaan belum optimal, kecendrungan kekurangan
modal, kesulitan dalam pengiriman barang, lemahnya jaringan usaha dan
kemampuan penetrasi pasar usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit
usaha keluarga, produk yang dihasilkan jumlahnya terbatas, kesulitan untuk
mendapatakan bahan baku dan sumber daya lainnya. sehingga pendapatan
tergolong rendah dibandingkan dengan sumber pendapatan daerah lainnya.
Dengan keterbatasan itu dituntut untuk membuat pilihan strategi untuk
mengembangkan usaha tersebut.
Di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam selama periode
2014-2018 terjadi kenaikan jumlah penduduk pertahun, yaitu tahun 2015
mencapai 2,7%,tahun 2016 mencapai 2,7%, tahun 2017 mencapai 7,8% dan
tahun 2018 mencapai 12% disbanding tahun sebelumnya. Hal ini
menginformasikan bahwa pertumbuhan penduduk akan selalu meningkat dari
tahun-ketahun. Hal ini tentu permasalah jika tidak diikuti dengan pertambahan
lapangan pekerjaan.Berikut data-data yang penulis dapatkan di Jorong Angge
Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam.
10
Tabel 1.1 Jumlah penduduk di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten
Agam Pada Tahun 2014-2018 No Tahun Penduduk Kenaikan / Penurunan
1. 2014 550
2. 2015 565 15 2,7%
3. 2016 580 20 2,7%
4. 2017 625 45 7,8%
5. 2018 700 75 12%
Sumber : Daftar Isian Tingkat Perkembangan Daerah dan kelurahan Jorong Angge
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Jorong Angge kecamatan Palupuh Kabupaten Agam Pada Tahun 2014-2018 Tahun Kelompok Umur Jumlah
0-14 15-64 65+
2014 160 319 71 550
2015 170 320 75 565
2016 175 325 80 580
2017 210 330 85 625
2018 233 380 87 700 Sumber : Daftar Isian Tingkat Perkembangan Daerah dan kelurahan Jorong Angge
Tabel: 1.3
Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada Tahun
2014-2018. Jenis Kegiatan Utama 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (1) (3) (4) (5) (6)
I. Angkatan kerja a. Bekerja b. Menganggur
II. Bulan angkatan kerja
(sekolah, mengurus rumah tangga dan
319 229 90
71
320 225 95
75
325 215 110
80
330 210 120
85
380 235 145
87
11
lainnya)
Jumlah 390 395 405 415 467 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
71,8%
70,3%
66,2%
63,7%
61,8%
Tingkat Pengangguran
28,2%
29,7%
33,8%
36,4%
38,2%
Sumber : Bapak Zulkifli Jorong masyarakat Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Dari tabel di atas menginformasikan bahwa lima tahun terakhir jumlah
pengangguran yang ada di jorong Angge mengalami peningkatan, dimana
tahun 2018 jumlah pengangguran yang sudah ada berjumlah 145 orang, jika
melihat dari jumlah pengangguran tersebut, itu disebabkan salah satunya
keterserapan atau perkembangan usaha yang ada disekitar wilayah tersebut
belum berkembang secara signifikan seperti usaha mukena.
Tabel 1.4 Data Jenis Produksi Mukena di Jorong Angge Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam Pada Tahun 2014-2018 No Tahun Jumlah
Usaha
Persentase
Penambahan
usaha
Tenaga
Kerja
Mesin
Hitam
Mesin
Putih
1 2014 3 - 5 3 0
2 2015 5 2 3 2 3
3 2016 7 2 2 2 5
4 2017 9 2 - 1 8
5 2018 12 3 - 0 12
36 9 10 8 28
Sumber : Masyarakat yang usaha mukena di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Dari tabel diatas tersebut perkembangan jumlah usaha mukena
12
meningkatkat setiap tahunnya dari 3 sampai tahun 2018 sudah ada 12 orang
usaha mukena, rata-rata jumlah tenaga kerja yang diserap adalah lemah,
keterserapan ini jika dilihat dari jumlah pengangguran,perkembangan jumlah
usaha mukena ini belum bisa menyerap jumlah tenaga kerja yang ada
dijorong Angge, maka sangat perlu dilakukan strategi untuk pengembangan
usaha mukena, supaya usaha mukena ini bisa lebih banyak menyerap tenaga
kerja yang ada di jorong Angge. Berdasarkan permasalahan di atas penulis
tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai “Strategi Pengembanagan
Usaha Mukena Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Lihat dari
Perspektif Ekonomi Islam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang penulis paparkan di atas, untuk
mempermudah dalam memahami tugas akhir ini, penulis merumuskan
masalah yaitu.
1. Meningkatnya jumlah dan persentase pengangguran karena
perkembangan usaha yang disekitar wilayah tersebut belum
berkembang secara signifikan.
2. Kurangnya pengetahuan mengenai strategi pengembangankan
dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan
3. Keterbatasan modal dan sumber daya lainnya dalam pengelolaan
suatu usaha tersebut.
C. Batasan Masalah
13
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
membatasi masalah sebagai berikut : modifikasi produk, menambahan
modal, menambahan tenaga kerja dalam mengembangkan suatu usaha
tersebut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas yang
menjadi pokok permasalahan yaitu “ Bagaimana strategi
pengembangan usaha mukena dalam meningkatkan pendapatan
keluarga di lihat dari perspektif ekonomi Islam.
E. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi dalam mengembangkan usaha mukena di Jorong Angge
Nagari Pasia Laweh.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Dapat menjadi tambahan wawasan dalam hal strategi
pengembangan usaha mukena dalam meningkatkan pendapatan
keluarga.
b. Bagi Mahasiswa
14
Memberikan manfaat untuk memperluas gambaran dalam
penulisan skripsi. Bisa menjadi studi pembanding maupun
penunjang dalam penelitian mereka selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat Luas sebagai salah satu sumber informasi
tentang strategi pengembangan yang mendorong orang dalam
mengembangkan usaha.
F. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul di atas,
maka penulis perlu menjelaskan pengertian judul di atas sebagai berikut:
Strategi: Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang
sebuah perusahaan dan arah tindakan serta
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan sasaran.7
Pengembangan Usaha: Sekelompok orang yang terorganisasi untuk
mendapatakan laba dengan memproduksi dan
menjual barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan komsumen.8
Pendapatan: Hasil kerja (usaha dan sebagainya) atau uang
yang diterima oleh perorangan, perusahaan,
dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, dan laba.9
7 Panji Anoraga, Manajemen BIsnis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h.339. 8 Darma Putra Nasution, Pengembangan Wirausaha Bru, (Medan: Yayasan Harmonis
dan Asian Cummuniti Trust , 2001). h. 25. 9Heri Sudarsono, Konsep ekonomi Islam (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), Cet ke-1, h.122
15
Perspektif Ekonomi Islam: Suatu ilmu yang mempelajari ekonomi dalam
prinsip Islam atau membawa ekonomi sejalan
dengan prinsip syariat.10
Berdasarkan penjelasan judul diatas, maka penulis dapat meyimpulkan
maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang dalam pengembangan usaha
mukena yang berada di Jorong Angge Kecamatam Palupuh, yang mana
Jorong Angge ini merupakan salah satu usaha yang memproduksi mukena
atau memiliki kemampuan yang ahli dibidang usaha mukena. Untuk
meningkatkan pendapatan keluarga di Jorong Angge, maka di perlukan
strategi pengembangan usaha mukena tersebut.
G. Kajian Terdahulu
Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, ada beberapa penelitian
yang terdahulu yang berkaitan diantaranya:
Pertama, M. Arifin dengan judul skripsi Strategi Pengembangan
objek Wisata Museum Tuakku Imam Boljol Dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pasaman, hasil penelitian bahwa
starategi pengembangan Objek Wisat Museum Tuakku Imam Boljol
Dalam Meningkatkan PAD dikabupaten Pasaman adalah melalui strategi
SO yaitu menggunakan kekuatan agar dapat memanfaatkan peluang secara
10Hulwati, Ekonomi Islam (Jl. Kertamukti Gang Haji Nipan No. 133 B Pisangan , Ciputat
15419 : 2009), h.9
16
optimal dengan mengadakan event kerja sama baik pemerintahan maaupun
swasta.11
Kedua, Eni Ramadanis dengan judul skripsi Strategi Pengembangan
Usaha Budidaya Ikan Nila untuk Meningkatkan Pendapatan Pada
Kelompok Tani Arraudah Jorong Simarasok, hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha
Budidaya Ikan Nila Pada Kelompok Tani Arraudah yaitu melakukan
peningkatan produksi ikan dengan melakukan pembibitan dan
mensosialisasikan produk kepada masyarakt melalui anggota kelompok
tani, dimana masyarakat diajak dan diberi pemahaman untuk
mengkomsumsi ikan.12
Ketiga, Nurul Sakinah NIM: 3214.055 tentang Strategi Pengembangan
Usaha Home Industri Kerajinan Sebo di Jorong Galuang Nagari Sungai
Pua Kabupaten Agam, hasil penelitian bahwa strategi yang dapat
digunakan untuk mengembangkan Usaha Home Industri Kerajinan Sebo
adalah dengan menggunakan strategi Strenghts Opportunities (SO) yaitu
11M. Arifin, Strategi Pengembangan objek Wisata Museum Tuakku Imam Boljol Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pasaman,(Skripsi: 2016), h.13, tidak diterbitkan.
12Eni Ramadanis, Eni Ramadanis dengan judul skripsi Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Nila untuk Meningkatkan Pendapatan Pada Kelompok Tani Arraudah Jorong Simarasok,( Skripsi: 2016), h.11, tidak diterbitkan.
17
strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dimanfaatkan
peluang yang ada yaitu dengan meningkatkan kualitas.13
Pada kajian terdahulu diatas yang membedakan dengan penulis adalah
terletak pada lokasi penelitian, subjek dan objek yang diteliti dan juga
analisis pembahasannya dan penulis akan lebih memfokuskan pada
strategi pengembangan usaha Mukena dalam Meningkatkan Pendapatan
Keluarga di lihat dari Perspektif Ekonomi Islam
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam lima
bab, antara lain sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan
Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,
Penjelasan Judul, Kajian Terdahulu.
BAB II LANDASAN TEORI
Yang terdiri dari: strategi, strategi meliputi: (pengertian strategi,
macam-macam strategi, konsep strategi syariah), pengembangan
usaha, meliputi: (pengertian pengembangan, tahap pengembangan
usaha, teknik pengembangan usaha, strategi pengembangan usaha
13Nurul Sakinah, Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Kerajinan Sebo
di Jorong Galuang Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam (Skripsi: 2016), h. 12, tidak diterbitkan.
18
dalam perspektif ekonomi Islam), usaha dan bisnis, meliputi:
(pengertian UMKM, kriteria UMKM, strategi pencapaian daya
saing untuk UMKM), UMKM dan pengembangan jarinan usaha,
meliputi: (defenisi dan tujuan jaringan usaha, bangun jaringan
usaha, jenis kerjasama jaringan usaha,strategi jaringan usaha,
pengembangan jaringan usaha UMKM yang efektif), pendapatan,
meliputi: (pengertian pendapatan, pengertian pendapatan para ahli,
fungsi pendapatan, manfaat pendapatan, faktor- faktor yang
mempengharui pendapatan, tujuan distribusi pendapatan, jenis
pendapatan, pendapatan dalam Islam, ayat dan Hadis pendapatan).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Yang terdiri dari Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian,Unit Analisis, Objek Penelitian, Informan, Sumber Data,
Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Bab ini merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian yang terdiri dari
Gambaran Umum daerah Angge, gambaran demografi jorong Angge pasia
laweh, perkembangan usaha mukena, startegi perkembangan usaha
mukena, meliputi: (analisi SWOT, Matrik IFE dan EFE, Matrik SWOT,
Analisis bobot skor), Strategi Pengembangan Usaha di Tinjau dari
Perspektif Ekonomi Islam.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian strategi
Secara bahasa strategi berasal dari kata strategic yang berarti siasat
atau rencana, dan strategic yang berarti ilmu siasat. Menurut istilah
strategi adalah rencana yang cermat mengenal kegiatan untuk sasaran
khusus.Strategi adalah bagaimana menggerakan pasukan keposisi
paling menguntungkan sebelum pertempuran aktual dengan musuh
atau saingan.14
Sebagaiman dikutip oleh Husein Umar “strategic manajemen in
action”, Menurut Sukristono, Strategi adalah sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang yang ingin dicapai. Sedangkan menurut Hamel dan
Prahalad, strategi merupakan tindakan yang bersifat increminal
(senantiasa meningkat) dan terus menerus,serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
dimasa depan.15 Dengan demikian, Strategiselalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
14 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta ; Balai Pustaka ,
2005), h. 65 15 Husein Umar, Strategi Managemen In action, ( Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2001 ), h. 106
21
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkanbahwa, strategi adalah
suatu proses yang direncanakan untuk mencapai sasaran perusahaan
dalam jangka waktu yang panjang. Saat strategi telah diterapkan maka
akan diketahui apakah suatu usaha tersebut gagal atau sebaliknya.
2. Macam-macam strategi
Pada prinsipnya strategi yang digunakan dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Strategi Integrasi (Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan
pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok para
pesaing.
1) Strategi integrasi kedepan
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai
kemampuan yang besar terhadap pengendalian para
distributor atau pengecer mereka bila perlu dengan
memilikinya.
2) Strategi integrasi belakang
Merupakan sebuah usaha strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yng lebih besar atas pemasok
perusahaan.
3) Strategi integrasi horizontal
22
Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas pesaing perusahaan.
b. Strategi Intensif (Intensive Strategy)
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk
meningkatkan posisi pesaingan melalui produk yang ada.
1) Strategi potensi pasar (Market Penetration)
Strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar
untuk produk atau jasa yang ada dipasar saat ini melalui
upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
2) Strategi pengembangan pasar (Market Development)
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-
produk atau jasa ke daerah-daerah yang secara geogafis
merupakan daerah baru.
3) Strategi pengembangan produk (Product Development)
Strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan
cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang
ada saat ini.
c. Strategi diversifikasi (Deversification Strategy)
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk
baru.
23
1) Strategi diversifikasi terkait
Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki
kesesuaian strategi lintas bisnis yang bernilai secara
kompetitif.
2) Strategi diversifikasi tidak terkait
Bisnis yang dikatakan tidak terkait ketika rantai nilai bisnis
sangat sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan
lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif.16
3. Konsep strategi syariah
Strategi syariah adalah rangkaian proses aktivitas
manajemen Islam yang mencangkup tahapan formulasi,
implementasi, dan evaluasi strategi untuk mencapai tujuan
organisasi, dimana nilai-nilai Islam menjadi landasan strategi
dalam seluruh aktivitas organisasi, yaitu diwarnai oleh azaz tauhid,
orientasi duniawi-ukhrawi dan motivasi madhatillah.17
Al-Quran memberikan tuntunan bahwa dalam menjalankan
bisnis hendaknya menggunakan jihad fi sabilillah dengan harta dan
jiwa atau dalam bahasa manajemen menggunakan strategi di jalan
Allah dengan mengoptimalkan sumber daya. Dari Ibnu Umar, RA,
ia berkata, “ Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai usaha
16
Ferrysa Aprianta Ruslim, Strategi Pengembangan Bisnis (Surabaya: Program Manajemen Bisnis, 2015), h.439-440. 17
Abdul Halim Usman, Manajemen Strategi Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2015), h.63.
24
apakah yang paling baik?’’ Beliau menjawab, “ Usaha seseorang
dengan tangannya sendiri dan perdagangan yang jujur.”18
Strategi syariah pada dasarnya memiliki empat karakter
khas yang membedakannya dengan manajemen strategi
konvesional, yaitu:
1. Azaz tauhid
Azaz yang digunakan dalam manajemen strategi syariah
adalah tauhid.Tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan
aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi, manajemen,
politik, sosial maupun budaya.Dalam konteks muamalah
(ekonomi) tauhid berimplikasi pada adanya keharusan setiap
kegiatan ekonomi bertolak dari ajaran Allah SWT, dan
ditunjukkan untuk ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran telah ditegaskan bahwa Allah SWT adalah
tuhan yang satu (esa), tuhan seluruh umat manusia, tidak ada
sekutu bagi-Nya dan hanya kepada-Nya manusia menyembah,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran sebagai
berikut
Artinya “Sesungguhnya (Agama tauhid) ini adalah agama
kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. AI-anbiya: 92)
18
M Suyanto, Muhammad Business Strategy dan Ethics,( Yogyakarta: CV Andi Offiset, 2008) h. 219.
25
Maksud dari ayat diatas adalah bahwa Allah SWT
menjelaskan kepada kita hal-hal yang harus kita hindari dan
hal-hal yang harus kita kerjakan.Sesungguhnya agama Islam
ini adalah tuntunan bagi kita semua dan kita diperintahkan
hanya menyembah kepada Allah SWT semata, tiada sekutu
baginya.
2. Orientasi duniawi-ukhrawi
Orientasi yang dimaksud dalam menjalankan manaajemen
syariah adalah pendekatan untuk meraih output, outcome, dan
profit yang bersifat keduniaan dan sekaligus manfaat atau
pahala dunia akhirat.
Hal ini menjadikan orientasi manajemen strategi syariah
tidak hanya mengejar keuntungan duniawi saja, tetapi juga
keuntungan ukrawi. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam ayat
Al-Quran sebagai berikut:
Artinya “Barang siapa yang menghendaki di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”( QS. An-nisa: 134)
Maksud dari ayat diatas adalah kita jangan mengajar
kemewahan hidup di dunia saja dengan mengabaikan tuntunan
26
kebagiaan di akhirat karena itu akan merugikan kita. Tetapi
kejarlah pahala dunia dan akhirat, karena sesunggunya Allah
SWT hanya memberi dunia kepada orang kafir sedangkan dia
mengkurniakan kepada orang beriman dunia dan akhirat.
3. Motivasi mardhatillah
Motivasi mardhatillah yaitu mengharapkan pahala dan
keridhaan Allah SWT. Dalam organisasi atau perusahaan,
pemberian motivasi mardhatillah dalam bekerja akan memicu
prestasi dan meningkatkan kinerja individu, tim dan
perusahaan.
Dalam AI-Quran, Allah SWT menjanjikan pahala bagi
orang-orang yang beriman dan beramal shalih, baik pahala di
dunia maupun akhirat. Seperti disebutkan dalam ayat AI-
Quran berikut ini:
Artinya: “Dan jika sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 29)
Maksud ayat diatas adalah Allah SWT telah menjanjikan
pada kita bagi manusia yang berbuat baik dan yang
menghendaki keridhaan Allah SWT dan Rasul-Nya maka bagi
kita pahala yang besar yaitu surga.
27
4. Strategi berbasis syariah
Strategi dalam Islam mengandung makna pengelolaan agar
menjadi lebih baik, dalam koridor kebenaran sesuai syariah,
tidak menghalalkan segala cara, terorganisasi rapi, dan itqan
(tepat, tuntas, professional), mengandung kemaslahatan dunia
hingga akhirat.19
B. Pengembangan Usaha
1. Pengertian pengembangan Usaha
Pengembangan merupakan usaha yang terencana dari
organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pegawai. Pengembangan lebih ditekankan pada
peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa
yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang
terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.20
Pengembangan adalah, setiap usaha memperbaiki
pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang,
dengan memberikan imformasi mempengaruhi sikap-sikap atau
menambah kecakapan. Menurut H. Malayu S.P Hasibuan
pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritas, konseptual dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
19Abdul Halim Usman, Manajemen Strategi Syariah,…, h. 66-69. 20 Marihot Tua Effendi Hariandja, Manajemen Sumberdaya Manusia ( Jakarta :
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002 ), h. 215.
28
pelatihan. Sedangkan pengembangan usaha adalah tugas atau
proses persiapan analisis, peluang, pertumbuhan, potensial,
dukudngan dan pemantauan pelaksaan peluang pertumbuhan
usaha.
Pendapatan beberapa para ahli tentang pengembangan usaha:
a. Mahmud Mach Foedz, perkembangan usaha adalah
perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang terorganisisasi untuk mendapatkan laba dengan
memperoduksi dan menjual barang atau jaasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Allan Affuah, pengembangan usaha merupakan
sekumpulan aaktifitas yang dilakukan untuk
menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransfortasi sebagai sumber daya menjadi
barang/jasa yang diinginkan konsusmen.
c. Glos, Steade dan Lawry, pengembangan usaha jumlah
seluruh kegiataan yang terorganisir.21
2. Tahapan Pengembangan Usaha
21
Bukhari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta,2004), Cet Ke-6, h. 343.
29
Dalam melakukan kegiatan usaha, seorang wirausaha
pada umumnya melakukan pengembangan kegiatan usaha
tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai
berikut :
a. Memiliki Ide Usaha
Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide
usaha.Ide usaha yang dimiliki seorang wirausaha dapat
berasal dari berbagai sumber.
b. Penyaringan Ide
Pada tahap selanjutnya, wirausaha akan menuangkan ide
usaha kedalam konsep usaha yang merupakan tahap lanjut
ide usaha ke dalam bagian bisnis yang lebih spesifik.
Penyaringan ide-ide usaha akan dilakukan melalui suatu
aktifitas penilaian kelayakan ide usaha secara formal
maupun yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan Rencana Usaha
Wirausaha adalah, orang yang melakukan penggunaan
sumber daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan.
Maka komponen utama dari perencanaan usaha yang akan
dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah perhitungan
proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan.
d. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha.
30
Rencana usaha akan menjadi panduan dalam
pelaksanaanusaha yang akan dilakukan seorang wirausaha.
Dalam kegiatanimplementasi rencana usaha, seorang
wirausaha akan mengerahkan berbagai sumberdaya yang
dibutuhkan sepertimodal, material, dan tenaga kerja untuk
menjalankan kegiatanusaha.22
3. Teknik Pengembangam Usaha
Pengembangan usaha merupakan, sejumlah tugas atau
proses yang bertujuan untuk menumbuhkan usaha yang dilakukan.
Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya :
a. Perluasan Skala Usaha
Beberapa cara umum yang digunakan untuk
memperluas skala usaha anatara lain :
1. Menambahkan kapasitas mesin, tenaga kerja, dan
tambahan jumlah modal untuk investasi. Ketika
memperluas produksi, seorang wirausaha harus
memperhitungkan mengenai prospek pemasaranya.
2. Menambah jenis barang atau jasa yang dihasilkan.
Pengembangan jenis ini baik dilakukan untuk
22Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis (Jakarta : Mitra Wacana, 2009 ), h. 153-
154
31
menurunkan biaya jangka panjang sekaligus
menaikan skala ekonomi.
3. Menambahkan lokasi usaha ditempat lain. Ketika
skala usaha sudah berkembang dititik tertinggi,
pengembangan skala usaha harus dihentikan.
Sebagai gantinya usaha dapat dikembangkan
dengan menambah cakupan usaha.
b. Perluasan Cakupan Usaha
Perluasan cakupan usaha atau diversifikasi usaha
dilakukan dengan mengembangkan jenis usaha baru
diwilayah usaha baru, serta dengan jenis produk yang
baru dan bervariasi.
c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan dan
ekspansi baru.
4. Ide Pengembangan Usaha
Setiap perusahaan sama dengan setiap manusia, memilki
keinginan untuk makin maju dan makin besar, hal tersebut
yang melatarbelakangi perusahaan ingin mengembangkan
usahanya. Perusahaan dalam mengembangkan usahanya bisa
menempuh beberapa cara sebagai berikut:
a. Meluncurkan produk baru
Peluncuran produk baru merupakan hal yang paling
sering dan paling mudah dilakukan oleh perusahaan
32
dan merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam
mempertahankan hidupnya karena hampir semua
produk memilki siklusnya.
b. Mendirikan unit usaha baru
Perusahaan juga bisa mendirikan unit usaha baru,
dalam hal ini perusahaan akan mendirikan unit usaha
yang cenderung memilki potensi untuk berkembang
dan juga yang memilki hubungan lini bisnis dengan
usaha perusahaan yang ada sekarang, sehingga bisa
timbulnya integrasi vertical dan horizontal terhadap
keseluruhan bisnis yang telah ada dan menghasilkan
sinergi.
c. Mengakusisi produk yang telah ada
Selain menciptakan produk baru, perusahaan juga bisa
melakukan akuisisi produk yang telah ada dan
dikembangkan menjadi produk yang bagus.
d. Mengakusisinperusahaan yang telah ada
Selain produk baru, perusahaan juga bisa mengakusisi
perusahaan lainnya dengan tujuan mengembangkan
usahanya melalui merger atau akuisisi.23
23
Suwanto Johan, Studi Pengembangan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),h.23
33
C. Usaha dan Bisnis
Bisnis adalah, suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.Orang yang
berusaha menggunakan uang dan waktunya untuk menanggung resiko
disebut dengan entrepreneur.Tujuan dari kegiatan bisnis ialah, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, serta memperoleh
keuntungan bagi pelaku bisnis, sehingga mereka berani memikul
resiko. Dari hasil penjualan barang maupun jasa yang diproduksi,
pelaku bisnis akan mendapatkan laba.
Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi Islam yaitu, dengan
pengorbanan yang dilakukan dengan maksimal, maka akan
mendapatkan keuntungan yang maksimal.24 Sebagaimana Firman
Allah SWT dalam ( Qs. Al- an’am : 135 )
Artinya:“Katakanlah wahai kaum ku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapakah ( diantara kita ) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”
Sebagaimana bagi seorang muslim, bekerja merupakan suatu
upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh asset dan
24Alma Buchari, Pengantar Bisnis, ( Bandung : Alfabeta, 2015 ), Cet ke-8, h.20.
34
zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakan dirinya sebagai
hamba Allah SWT yang mendukung dunia, serta menempatkan
dirinya sebagai bagian dari masyarakat. Berwirausaha dalam rangka
mengembangkan perekonomian merupakan suatu kewajiban,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al- Saffat :
61:
Artinya:“Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja.”25
1. Definisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
Dalam sejarah perekonomian Indonesia, UMKM
merupakan kelompok usaha dengan jumlah pesaing besar dan
terbukti handal menghadapi goncangan krisis
ekonomi.Kriteria usaha yang termasuk dalam usaha mikro
kecil dan menegah telah diatur dalam paying hukum.
Berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ada beberapa
kriteria yang dipergunakan untuk Definisi UKM yang
disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya:
25Idri. Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Prespektif Hadis Nabi ( Jakarta:
Kencana, 2015 ), h.323
35
a. Menurut Kementrian Menteri Negara Kopera dan Usaha
Kecil Menengah ( Menegkop dan UKM), bahwa yang
dimaksud dengan:
1) Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro (UMI)
adalah entitas usaha yang dimiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan
memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp
1.000.000.000 (satu milyar rupiah).
2) Usaha menengah (UM) Merupakan entitas usaha
milik warga Negara Indonesia yang memiliki
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 (dua
ratus juta) sampai dengan Rp 10.000.000.000 (
sepuluh milyar rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan.
b. Badan pusat Statistik (BPS) memberikan defenisi UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja.
1) Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 0rang.
2) Usaha menengah merupakan entitas usaha yang
memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.
c. Berdasarkan keputusan Mentreri Keuangan Nomor 316/
KMK. 016/ 1994 tanggal 27 juni 1994 menyatakan bahwa
36
usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan
usaha yang telah dilakukan kegiatan atau usaha yang
mempunyai penjualan omset per tahun setinggi-tingginya
Rp 600.000.000 ( enam ratus juta rupiah).
Berdasarkan definisi UKM diatas, usaha mukena ini adalah usaha
yang termasuk dalam definisi UKM pusat statistic BPS yang menjelaskan
bahwa usaha mukena merupakan entitas usaha yang memiliki entitas
jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang.
2. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Kriteria berdasarkan perkembangan usaha UMKM menurut Rahmana
mengelompokkan UMKM dalam beberapa kriteria, yaitu:
a. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang di
gunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih
umum dikenal sebagai sector informal, misalnya perdagangan kaki
lima.
b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki
sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan
sub-kontrak dan ekspor.
37
d. Fast Moving Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan trasformasi menjadi
usaha besar.26
3. Strategi pencapaian daya saing untuk UMKM
Penentu daya saing dari suatu usaha adalah pengusaha dan pekerja.
Pengusaha akan selalu berperan penting, karena pada umumnya pengusaha
atau pemilik usaha merupakan penggerak utama perusahaan, ini artinya
kreatifitas, spirit entrepreneurship dan jiwa inovatif dari pengusaha yang
didukung oleh keahliandari pada pekerjaannya adalah sumber utama
peningkatan daya saing UMKM.
Gambar 2.1 Daya Saing dan Faktor-Faktor Pendukung Utama UMKM
Daya Saing Perusahaan
Pendorong Inti: Pengusaha dan Pekerja (SDM)
Syarat Utama
Pendidikan Modal Teknologi Informasi Input Krusial lannya
Dari tabel diatas semua itu harus dimiliki oleh UMKM sesuai
kebutuhan yang sifatnya tidak statis tetapi dinamis mengikuti tiga
perkembangan utama yang akan terus berlangsung, yakni perubahan pasar
26
Rahmawati, Bisnis Usaha Kecil Menengah: Akuntansi, kewirausahaan dan manajemen pemasaran, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), h.74-75.
38
(terutama permintaan atau selera konsumen dan tekanan persaingan),
perubahan ekonomi (nasional dan global), kemajuan teknologi, dan
penemuan material-material baru untuk produksi.
Strategi yang dilakukan oleh usaha UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya terdiri dari dua komponen atau sub strategi yaitu:
a. Komponen pertama, Strategi untuk memenuhi atau pengadaan
kelimapersyaratan utama tersebut.
b. Komponen kedua, adalah perhatian harus ditunjukkanpeningkatan
dua hal yakni kemampuan produksi dan kemampuan pemasaran.
Upaya peningkatan kemampuan produksi termasuk peningkatan
kemampuan teknologi dan kemampuan desain. Sedangkan upaya
peningkatan kemampuan pemasaran termasuk promosi, distribusi
dan pelayanan pasca penjualan.27
D. UMKM Dan Pengembangan Jariang Usaha
1. Defenisi dan Tujuan Jaringan Usaha
Jaringan usaha merupakan kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan
oleh para pelaku bisnis dalam rangka mengenali, menciptakan, atau
bertindak atas peluang bisnis yang timbul. Jaringan usaha juga
merupakan proses membangun saling menguntungkan dengan
pengusaha dari klien potensial atau pelanggan.
Tujuan dari membangun jaringan usaha adalah untuk
meningkatkan pendapatan bisnis. Kelompok-kelompok jaringan bisnis
27
Rahmawati, Bisnis Usaha Kecil Menengah: Akuntansi, kewirausahaan dan manajemen pemasaran,…,h.83
39
merupakan sebuah wadah dalam pertukaran informasi bisnis, ide, dan
dukungan.
2. Bangun jaringan Usaha
Kekuatan dibalik pembentukan usaha adalah kekuatan jumlah,
artinya sekumpulan usaha UMKM yang saling bekerjasama untuk
melakukan kegiatan bersama-sama dengan berbagai tujuan. Beberapa
strategi yang dilakukan dalam kerjasama ini meliputi pembelian teknologi,
keberadaan pelayanan, pemasaran dan juga investasi bersama dalam
penelitian dan pengembangan suatu produk.
UMKM seharusnya lebih mudah dan fleksibel dalam membangun
jariangan bisninya karena kekuatan UMKM terletak pada:
a. Hubungan yang dekat antara para pelanggan dan leveransir
b. Kemampuan untuk bereaksi dengan ceapat terhadap perubahan-
perubahan di tempat penjualan.
c. Dorongan berwiraswasta.
d. Pelaksanaan dan proses bisnis yang dilakukan oleh pemilik
UMKM.
Selain itu, UMKM dapat terkoordinir produk baru maupun produk
yang telah ada di pasar, mendapatkan akses untuk informasi dan
pengetahuan usaha yang sangat penting, membuat biaya usaha menjadi
lebih rendah, memperbaiki teknologi proses produksi, memperkuat
pemasaran dan distribusi, dan secara bersama-sama mencari jalan keluar
dalam menghadapi permasalahan.
40
3. Jenis kerjasama jaringan usaha (Business Network)
a. Kemitraan
Adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi cirid dengan
hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling
percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk
mencapai tujuan bisnis bersama.
b. Koordinasi dan kerjasama
Koordinasi merupakan suatu pengaturan atau penataan beragam
elemen kedalam suatu pengoperasian yang terpadu dalam
harmonis.sementra kerja sama mengacu kepada praktek antara dua
pihak atau lebih UMKM untuk mencapai tujuan bersama.
c. Kolaborasi
Digunakan untuk menjelaskan praktik dua pihak atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses kerja masing-masing
maupun kerja bersama dalam mencapai tujuan bersama tersebut.
d. Kemitraan strategi
Merupakan kemitraan antara dua atau multi pihak dalam bidang-
bidang sprsifik yang dinilai stategi dalam bisnis.
4. Strategi jaringan usaha
a. Jaringan produksi
41
Jaringan usaha ini terdiri dari 3-10 perusahaan kecil yang
menghasilkan berbagai jenis produk dan kegiatan pemasaran, dan
bekerjasama menembus pasar baru.
b. Jaringan pemasaran
Jaringan ini biasanya terdiri dari sekelompok perusaan kecil pada
sector industri yang serupa.Mereka bekerjasama untuk membentuk
suatu usaha yang penting artinya dalam memenangkan persaingan
pada dasar yang baru tersebut.
c. Jaringan pelayanan
Dalam jariangan ini, kelompok perusahaan kecil yang akan bergabung
dalam pembiayaan untu jasa-jasa tertentu, seperti pelatihan informasi
tentang teknologi, atau jasa konsultasi tenaga ahli.
5. Pengembangan Jaringan Usaha UMKM yang Efektif
Membangun jaringan bisnis adalah hal yang sangat menyenangkan.
Jaringan bisnis terjadi ketika sekelompok orang-orang yang berpikiran
bisnis dan tujuan sama berkumpul dan saling membantu.
a. Jaringan perusahaan besar VS jaringan usaha UMKM
Jaringan perusahaan besar menyebar lebih lebar dari usaha kecil, tetapi
perbedaan antara kedua jenis adalah bahwa untuk menjadi bagian dari
jaringan perusahaan besar, maka harus mencapai tingkat keberhasilan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
b. Jaringan bisnis Online
42
Dengan alat jaringan menghubungkan para mitra bisnis
memungkinkan individu untuk mencari orang-orang tertentu dalam
jaringan mereka, melalui alat perkenalan, angota dalam bisnis ini
kemudian memdapatkan kontak dengan calon mitra usaha baru.
c. Jaringan bisnis face to face
Para pelaku bisnis UMKM yang ingin meningkatkan keterampilan
presentasi mereka dengan urgensi secara fisik hadir menghadiri acara-
acara bisnis umum dan eksklusif.28
E. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah segala bentuk penerimaan upah atau gaji,
juga termasuk semua tunjangan seperti kesehatan dan pension
dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa yang telah
dilakukan seseorang dalam pekerjaanya.Gaji atau upah itu dapat
berupa uang cdengan jumlah tertentu maupun berupa barang.
Menurut kamus marketing pendapatan merupakan alur
pembayaran yang selalu bertambah untuk individu dan organisasi
selama periode waktu tertentu, dan biasanya dilawankan dengan
pengeluaran untuk periode yang sama untuk kepentingan anggaran.
Pendapatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
konsumen.Tanpa pendapatan konsumen tidak bisa mengkomsumsi
barang atau jasa yang diinginkannya. Islam berpendapat yang
28Rahmawati, Bisnis Usaha Kecil Menengah: Akuntansi, kewirausahaan dan manajemen
pemasaran,…,h.88-98.
43
diraih dengan cara halal akan digunakan untuk mencukupi
kebutuhan harian konsumen muslim, baik itu individu ataupun
keluraganya. 29
2. Pendapat para ahli tentang pengertian pendapatan
a. Menurut C. Ralin Niswanger dan Carl.S Waren mengatakan,
pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal
pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,
pelaksanaan jasa kepada pelanggan, penyewa harta,
peminjaman uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang
bertujuan untuk memperoleh penghasilan.30
b. Menurut Sukirno, pendapatan merupakan jumlah penghasilan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama
periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan.
c. Menurut Eldon S. Hendrikon, pendapatan merupakan Ekspresi
moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang di transfer
oleh suatu perusahaan kepada pelangganya selama satu
periode.31
Dari beberapa pengertian di atas pahami bahwa pendapatan
atau keuntungan pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk
selesai diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi yang ditandai
29 Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 39. 30
Sinaga Marius, Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), h.181 31 http:)//Akuntasi-indonesia,web,id/pengertian-pendapatan dan penggolongan :
pendapatan/diakses, 12 mare t 2019.
44
dengan penyerahan barang, pendapatan belum dapat dinyatakan ada
dan diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata.
3. Fungsi pendapatan
a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, pendapatan merupakan
hal penting yang harus diperhatikan.Pendapatan atau income
adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam
bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba termasuk jugaberagam
tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun.
Ada tiga kategori pendapatan yaitu:
1) Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan
berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima
biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi.
2) Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan
yang sifatnya regular dan biasa, akan tetapi selalu
berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang
dan jasa
3) Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah
segala penerimaan yang bersifat transfer redistributive
dan biasanya memnbuat perubahan dalam keuangan
rumah tangga.
b. Untuk kemaslahatan keluarga
45
Berusaha dan bekerja diwajibkan demi terwujudnya keluarga
sejahtera. Islam mensyariatkan seluruh manusia untuk berusaha
dan bekerja, baik laki-laki maupun prempuan sesuai dengan
profesi masing-masing .
c. Usaha untuk bekerja
d. Menurut islam, pada hakikatnya setiap muslim diminta untuk
selalu berusaha dan bekerja untuk menghasilkan suatu
pendapatan dari usahanya.
4. Manfaat pendapatan
a. Menilai perkembangan ekonomi suatu Negara dari waktu ke waktu.
Dari sini dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau
bergerak ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau
keselahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi
masa selanjutnya.
b. Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa.
Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan
kemakmuran suatu bangsa yang menjadi penghargaan ketika
pendapatan nasional suatu Negara itu tinggi.
c. Membandingkan perekonomian dengan Negara lain
Disamping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian
Negara sendiri, membandingkan perekonomian dengan Negara lain
juga merupakan suatu kebanggan tersendiri kertika perekonomian
di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.
46
d. Menerangkan struktur perekonomian Negara
Untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu di
evaluasi.
e. Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Pentinya melakukan evaluasi terhadap perekonomian Negara agar
perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya.
f. Dapat membantu merumuskan kebijkan pemerintah
Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari
bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapa pentingya
perekonomian suatu negara.32
5. Faktor- faktor yang mempengarui pendapatan.
Ada beberapa faktor- faktor yang mempengharui pendapatan,
yakni:
a. Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja
yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa
diperoleh dari hasil kerja tersebut.
b. Kecakapan dan keahlian, dengan bekal kecakapan dan keahlian
yang tinggi akan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas yang
pada akhirnya berpengaruh pula pada penghasilan.
c. Motivasi, motivasi atau dorongan juga mempengharui jumlah
penghasilan, semakin besar dorongam seseorang untuk melakukan
pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.
32
Muh. Said HM, Pengantar Ekonomi islam: dasar-dasar dan pengembangan , (Pekanbaru: SUSKA Press, 2008), h. 75.
47
d. Keuletan kerja, pengertian keuletan daapat disamakan dengan
ketekunan, keberanian untuk menghadapi kegagalan, maka
kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti keaarah
kesuksesaan dan keberhasilan.
e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan, besar kecilnya usaha
yang dilakukaan seseorang sangat dipengharui oleh besar kecilya
modal.
6. Tujuan distribusi pendapatan dalam Islam
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
b. Mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam
masyarakat.
c. Untuk mensucikan jiwa dan harta dari segala bentuk kotoran lahir
maupun batil
d. Untuk membangun generasi yang unggul karena generasi muda
merupakan penerus dalam sebuah kepemimpinan suatu bangsa.
Dengan ekonomi yang mapan, suatu bangsa dapat membentuk
generasi yang unggul.
e. Untuk mengembangkan harta dari dua sisi spiritual dan ekonomi.
f. Untuk pendidikan dan mengembangkan dakwah Islam melalui
ekonomi.
g. Untuk terbentuknya solidaritas sosial di kalangan masyarakat.33
7. Jenis pendapatan
33
Havis Aravik, Ekonomi Islam: Konsep, Teori dan Aplikasi serta Pandangan Pemikir Ekonomi Islam dari Abu Ubaid sampai Al-Maududi, (Malang: Empatdua, 2016),h.141,h.142.
48
Pendapatan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis diantaranya:
a. Pendapatan total ( Total Revenue)
Adalah seluruh pendapatan dari penjualan pendapatan total atau
total revenue ini adalah hasil dari perkalian dari jumlah unit yang
terjual dengan harga jual per unit.
b. Pendapatan Rata-rata (Average Revenue)
Adalah pendapatan dari setiap unit penjual oleh karena itu, maka
pendapatan rata-rata dapat juga dirumuskan sebagai hasil bagi dari
pendapatan total dengan jumlah unit yang terjual.
c. Pendapatan tambahan (Marginal Revenue)
Adalah tambahan pendapatan yang dapat untuk setiap tambahan
untuk satu unit penjualan atau produksi, karena tambahan bisa
terjadi pada setiap tin gkatan produksi ataupun penjualan, maka
pendapatan tambahan ini berbeda untuk setiap tingkatan produksi.34
8. Pendapatan dalam Islam
Dalam islam, juga dikenal adanya distribusi pendapatan, distribusi
pendapatan dalam islam adalah penyaluran harta yang ada, baik itu
dimiliki oleh pribadi aatau umum (publik) kepada pihak yang berhak
menerimanya yang ditunjukkan untum meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan syariat. Fokus dari pendapatan dalam islam
adalah pendistribusiannya. Secara sederhananya bisa digambarkan,
kewajiban menyisihkan sebagian harta bagi pihak surplus
34
Henri Faizal Noor, Ekonomi Media, (Jakarta: Raja Wali Pres, 2010), h. 171.
49
(berkecukupan) diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya dan di
sisi lain merupakan insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak deficit
(berkekurangan).
Distribusi dalam ekonomi islam didasarkan pada nilai-nilai
manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan
dan nilai keadilan.
a. Keadilan, dalam islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi
semua ajaran dan hukum Islam. Persoalan yang menjadi perhatian
Islam dalam keadilan adalah pelarangaan berbuat kezaliman.
Ketidakseimbangaan distribusi kekayaan adalah sumber dari semua
komflik individu dan sosial. Untuk itu, agar kesejahteraan sosial
yang diwujudkan, penerapan prinsip keadilan ekonomi merupakan
suatu keharusan.
b. Kebebasan, nilai utama dalam bidang industri kekayaan adalah
kebebasan. Nilai kebesasan dalam Islam memberikan inplikasi
terhadap adanya pengakuan akan kepemilikan individu. Setiap
hasil usaha seseorang muslim dapat menjadi miliknya, menjadi
motivasi yang kuat bagi dirinya untuk melakukan aktivitas
ekonomi.35
9. Ayat dan Hadis Pendapatan
35
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet Ke-2, h.135.
50
Sebagai agama yang membawa rahmat bagi alam semesta, Islam
telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam
bidang ekonomi. Salah satu tujuannya adalah untuk mewujudkan
keadilan dalam pendistribusian harta, baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun individu. Dalam perekonomian modern saat
ini, distribusi merupakan sektor yang terpenting dalam aktivitas
perekonomian, baik distribusi pendapatan maupun distribusi kekayaan
melalui kegiatan-kegiatan ekonomi ataupun kegiatan sosial.
Ekonomi Islam menghendaki agar suatu barang didistribusikan
kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya. Karena tanpa
pembagian kepada yang berhak menerimanya, suatu barang tidak akan
bisa dinikmati oleh yang berhak menerima itu. Islam menggaris
bawah dalam harta pribadi terdapat hak-hak orang lain yang harus
ditunaikan, sebab dalam harta itu terdapat hak masyarakat. Bagi umat
islam yang berharta ada kewajibannya untuk mendistribusikan
pendapatannya atau hartanya kepada orang lain, khususnya mereka
yang berkekurangan. Sebagimana firman Allah QS. Al-Isra’ 26-27.
Artinya:“Dan berikan kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
51
Dalam ayat diatas, umat Islam diperintahkan untuk
mendistribusikan sebagian harta yang diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan karib kerabat, orang-orang miskin, dan para musafir,
serta dilarang berlaku boros, Menurut suhrawardi K. Lubis,
seseorang muslim yang mempunyai harta berkewajiban untuk
mendistribusikan sebagian hartanya kepada masyarakat yang
berkekurangan dan untuk kepentingan umum. Sarana
pendistribusian ini dalam agama Islam dikenal dengan istilah
zakat, sedekah, infak, dan wakaf.
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah menyatakan bahwa
mendistribusikan kepada orang lain dapat mencegah pelakunya
dari siksa api neraka, sebagaimana sabdanya:
“Dari ‘Adi ibn Hatim r.a., katanta: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Takutlah pada api neraka walaupun hanya dengan (memberikan) satu biji kurma.” (HR. al- Bukhari).”36
36
Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Kencana, 2015), Cet ke-1,h.131.-132.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif kualitatif.Deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang
terjadi disekitar objek penelitian dengan maksud mencari jalan
penentuan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu peristiwa yang
telah terjadi sesungguhnya.37 Dilihat dari tempat penelitian merupakan
penelitian lapangan pada hakikatnya data yang diperoleh dapat
dijadikan dasar untuk pelaksanaan penelitian lapangan.38
Jadi jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dianalisis
dengan metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan tentang
produk usaha mukena dan apa yang terjadi di lapangan dalam bentuk
tulisan, berpedoman pada teori yang didapat pada perpustakaan
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah dilakukan pada usaha mukena yang
dilakukan oleh masyarakat Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten
Agam, pemilihan lokasi ini berdasarkan berapa banyak masyarakat
Angge yang berbisnis produk usaha mukena tersebut dan membahas
tentang strategi pengembangan usaha mukena dalam meningkatkan
37Muhammad Teguh, metodelogi penelitian ekonomi dan praktek,( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1999). 38Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
53
pendapatan keluarga di lihat dari perspektif ekonomi.Waktu penelitian
di laksanakan pada bulan oktober 2018.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diproleh secara langsung yang
dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data primer dalam
penelitian ini adalah data tentang omset perbulan, jumlah
anggota tenaga kerja usaha mukena, strategi yang diterapkan di
Jorong Angge Kecamatan Palupuh.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung.39 Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber lain secara tidak langsung, yaitu data
tersebut diperoleh penulis yang didapat melalui dokumen-
dokumen resmi yang berkaitan dengan objek penelitian baik
secara nasional, catatan-catatan penunjang, dan literatur, buku-
buku perpustakaan, dokumentasi, arsip-arsip dan keterangan-
keterangan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian
yang digunakan sebagai perlengkapan dan pendukung data
primer. Data sekunder dalam penelitian adalah tentang gambaran
usaha mukena di Jorong Angge, jumlah usaha mukena dan
39
Masyhuri & Asnawi Nur , Metodoogi Riset Manajemen Pemasaran, Malang: UIN-Maliki Press, 2011
54
sebagainya yang mendukung operasional penulisan hasil
penelitian.
D. Informan
1. Informan Kunci (Key Informan)
Informan kunci adalah orang-orang yang sangat memahami
permasalahan yang diteliti.Adapun yang dimaksud sebagai
informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang sudah
menjadi senior atau orang yang sudah lama memproduksi usaha
mukena hingga sekarang di Jorong Angge Kecamatan Palupuh.
2. Informan non kunci (Informan biasa)
Informan non kunci adalah orang yang dianggan mengetahui
permasalahan yang diteliti.Seperti anggota usaha mukena yang
berada di Jorong Angge Kecamatan Palupuh.40
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam ( Depth Interview)
Wawancara mendalam merupakan suatu wawancara tamp
alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami
informasi dari seorang informan. Karena pewawancara perlu
mendalami imformasi dari seorang informan.41Dalam teknik
pengumpulan data ini peneliti menggunakan wawancara
kepada pemilik usaha mukena di Jorong Angge Kecamatam
Palupuh.
40Sugiyono, Memahami Penelitian kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2014), h. 64.
41Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif :Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kulitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta ; Rajawali Press, 2014 ), h. 114
55
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu usaha atau spekulasi bisnis.Keempat faktor
inilah yang membentuk akronim SWOT.
Penjabaran SWOT tersebut antara lain:
1. Strength (Kekuatan), merupakan kondisi internal yang
menunjang suatu organisasai untuk mencapai objektif yang
diinginkan.
2. Weaknesses (Kelemahan), merupakan kondisi internal yang
menghambat suatu organisasi untuk mencapai objektif yang
diinginkan.
3. Opportunity (Peluang), merupakan kondisi eksternal yang
menunjang suatu organisasi untuk mencapai objektifnya.
4. Threat (Ancaman), merupakan kondisi eksternal yang
menghambat suatu organisasi untuk mencapai objektifnya.42
42
J. salusu, Pengambil Keputusan Strategik Untuk Organisasi Public dan Organisasi Non Profit, (Jakarta: PT Grasindo, 1996), h. 349.
56
Teknik yang digunakan adalah
a. IFE (Internal Evaluation)
Mengevaluasi faktor-faktor yang berada di lingkungan internal
organisasi yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
b. EFE ( Ekternal Factor Evaluation)
Mengevaluasi faktor yang mempengharui pada objek penelitian
yang berada di luar lingkungan organisasi.
Semua faktor yang diidentifikasi ditentukan bobotnya, dimana
bobot diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobot
seluruh faktor, baik internal maupun eksternal harus sama dengan 1,0
atau 100%, pilihan bobot tersendiri dari:
1. 0,01 : Sangat rendah
2. 0,05 : Rendah
3. 0,10 : Sedang
4. 0,15 : Tinggi
Setelah menentukan bobot dari masing-masing faktor, kemudian
menentukan ranting masing-masing faktor tersebut dengan pilihan
ranting sebagai berikut:
1. Ranting 1 : Tidak penting
2. Ranting 2 : Cukup penting
3. Ranting 3 :Penting
4. Ranting 4 : Sangat penting
57
Jika bobot dan ranting ditentukan maka data-data tersebut dapat diolah
menjadi arahan untuk memilih strtaegi apa yang dipakai oleh usaha
mukena di Jorong Angge Kecamatan Palupuh.
c. Analisis Matrik SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang
berpengharuh terhadap kelangsungan pemasaran, tahap selanjutnya
aadalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam kuantitas
perumusan strategi model yang digunakan matrik SWOT.
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapai oleh usaha
mukena dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya, matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan
strategi WT.
Matrik SWOT ditunjukan dengan menggunakan analisis
SWOT dalam perumusan keputusan stategi guna untuk meyusun
perencanaan usaha yang baik dengan menggunakan salah satu
metode yang ada, yaitu Matrik SWOT yang merupakan rangkuman
dari berbagai metode.Matrik SWOT dapat juga dimanfaatkan
dalam mencapai peluang usaha.
58
Tabel 3.1 Matrik SWOT
Internal atau Ekternal Strenghts (S) Kekuatan
Weaknesses (W) Kelemahan
Opportunities (Peluang)
O
S-O
Mengeoptimalkan
kekuatan yang ada dalam
rangkamendapatkan
peluang
W-O
Meminimalkan
kelemahan yang ada
dalam rangka
mendapatkan peluang
Threat
(Ancaman)
T
S-T
Mengoptimal kankekuatan
yang ada dalam rangka
meminimalkan ancaman
dari luar
W-T
Meminimal
kankelemahan yang
ada dalam rangka
memminimalkan
ancaman dari luar
Sumber: Irfan Fahmi: 2013
d. Analisis Tabel Bobot Skor
Tabel Bobot Skor merupakan tabel yang menunjukkan skor
pada masing-masing strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi
WT. Tabel bobot skor akan memberikan panduan kepada para
pengguna mengenai skor untuk masing- masing strategi, sehingga
nantinya pengguna dapat mengambul keputusan, manakah strategi
yang paling tepat yang akan diambil. Strategi yang diambil adalah
strategi yang mempunyai bobot skor paling tinggi, sebagaimana tabel
berikut.43
43
Irfan Fahmi, Kewirausahaan Teori Kasus dan Solusi, ( Bandung: Alfabeta, 2013),h.356.
59
Tabel 3.2 Total Bobot Skor
IFE atau EFE Strenghts
(Kekuatan)
Weakness
(Kelemahan)
Opportunities
(Peluang)
Total Skor Strategi SO Total Skor Strategi WO
Threats
(Ancaman)
Total Skor Strategi ST Total Skor Strategi WT
Sumber: Irfan Fahmi: 2013
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Gambaran Umum Jorong Angge Nagari Pasia Laweh Kecamatan
Palupuh Kabupaten Agam
1. Sejarah Jorong Angge Pasia Laweh
Menurut rangkaian sejarah yang bersumber dari cerita tertua
Nagari dan buku-buku yang berisikan tambo asal usul Nagari dalam
wilayah Minangkabau, dimana nenek moyang Nagari Pasia Laweh
berasal dari kenagarian Kamang Mudiak Agam yang pertama kali
dibawa oleh seorang Penghulu Pucuak basuku Koto bergelar AWA
DT RAJO NAGARI, disertai sejumlah karib kerabat beliau yang
diperkirakan datang sekitar tahun 1842, persisnya 5 tahun sejak
berakhirnya Perang PADERI disebuah Limau Abuang Sungai
Guntung.
Berawal dari Nagari inilah Sang Datuak mulai menata
kehidupan Bakorong, Bakumpung, Baadat Baagamo dan
bermusyawarah mencari kata mufakat di lingkungan kaum dan
kerabatnya. DT Rajo Nagari sebagai Angku Lareh pertama yang
pemerintahannya berpusat pada sebuah Pasia Nan Laweh tempat
berdiri bangunan Mesjid Nurul Falah Pasia Laweh sekarang yang
akhirnya nama Pasia Laweh tersebut dikukuhkan sebagai nama sebuah
nagari yang sampai sekarang tetap utuh adanya di kabupaten Agam
Sumatra Barat.
61
Jorong Angge merupakan salah satu Jorong yang terdapat
di Kenagarian Pasia Laweh Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam.
Tentang nama Jorong Angge, pada awalnya adalah Jorong Angge
Palimbatan Nagari Pasia Laweh. Pada tahun 2014 terjadi
pemekaran Jorong dan membagi menjadi dua Jorong yaitu Jorong
Angge dan Jorong Palimbatan Nagari Pasia Laweh.
2. Letak dan Batas Administrasi Wilayah
Secara administrasi Nagari Pasia Laweh berbatasan dengan:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Pagadih
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Koto Rantang
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kamang Mangek
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Nan Tujuah dan
Kecamatan Palembayan.
Jorong Angge ini adalah salah satu Jorong yang terdapat di
Nagari Pasia Laweh Kecamatan Palupuh yang terdiri dari 6 (enam)
Jorong dengan luas wilayah 5954 Ha. Dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Luas Nagari Pasia Laweh Perjorong
NO JORONG LUAS (Ha) 1 Palupuh 1850 2 Angge Palimbatan 935 3 Pasia Laweh 1915 4 Sungai Guntung 625 5 Aur Kuning 314 6 Lurah Dalam 315
Jumlah 5954 Sumber: Nagari Pasia Laweh
62
C. Gambaran Umum Demografi Jorong Angge Pasia Laweh
1. Jumlah Penyebaran Penduduk
Jumlah penduduk Jorong Angge hasil pendataan yang dilakukan oleh
perangkat Kanagarian Pasia Laweh 2014-2018 adalah 700 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 150 yang tersebar di 3 (tiga) kampung.
Tabel 4.2 Jumlah Penyebaran Penduduk Jorong Angge Pasia Laweh
Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada Tahun 2014-2018
No Tahun Penduduk Kenaikan / Penurunan
6. 2014 550
7. 2015 565 15 2,7%
8. 2016 580 20 2,7%
9. 2017 625 45 7,8%
10 2018 700 75 12%
Sumber : Wali Jorong Angge Pasia Laweh (data diolah)
Dari tabel 4.2 dapat dilihat pertumbuhan penduduk di Jorong
Angge Pasia Laweh mulai tahun 2014- 2018 terjadi kenaikan jumlah
penduduk pertahun,yaitu tahun 2015- 2016 menjadi 2,7% , tahun 2017
kenaikan jumlah penduduknya sebesar 7,8% dan tahun 2018 mencapai
12% disbanding tahun sebelumya.
2. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur
Struktur penduduk Nagari Pasia Laweh menurut kelompok umur
pada hasil pendataan tahun 2010 dapat dilihat bahwa jumlah terbesar
terdapat pada kelompok umur 19-25 tahun sebesar 12,54% dari jumlah
penduduk, dilihat berdasarkan kelompok umur pada umumnya
63
penduduk Kanagarian Pasia Laweh sebagian pada kelompok umur 19-
49 tahun (32,02%) dan kelompok usia sekolah 7-18 tahun (16,77%),
sedangkan usia non produktif yaitu usia balita dan lanjut usia masing-
masing sebanyak 8,31% dan 22,78%.
Tabel 4.3 Data Jumlah Penduduk Pasia Laweh Menurut Kelompok Umur
Tahun 2010
No Golongan Umur
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-Laki
Perempuan
1 0-11 Bulan 47 45 92 1,9 2 1-5 Bulan 58 51 109 2,26 3 5-6 Bulan 102 98 200 4,15 4 7-12 Tahun 110 104 214 4,44 5 13-15Tahun 201 189 390 8,10 6 16-18 Tahun 103 101 204 4,23 Sumber: Nagari Pasia Laweh Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Jorong Angge Menurut Jenis Kelamin pendataan
yang dilakukan oleh perangkat Kanagarian Pasia Laweh.
Tabel 4.4 Data Jumlah Penduduk Jorong Angge Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2014-2018 No
Daerah Laki-laki Perempuan Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Angge 80 25 100 26,31 180 25,71 2 Mudiak
Angge 60 18,75 80 21,05 140 20
3 Koto Tangah
180 56,25 200 52,63 380 54,28
Jumlah 320 100 280 100 700 100 Sumber: wali Jorong Angge Nagari Pasia Laweh
64
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui jumlah penduduk yang
paling banyak adalah jumlah penduduk perempuan 280 orang dan
penduduk laki-laki sebanyak 320 orang.
4. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kegiatan utama
Tabel: 4.5 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam pada Tahun
2014-2018
Sumber : Bapak Zulkifli Jorong masyarakat Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat jumlah angkatan kerja pada tahun
2014-2018 meningkat dari jumlah 319 menjadi 380 orang. Jumlah bekerja
pada tahun 2014-2018 mengalami penurunan yang signifikan terlihat pada
tahun 2017 sebanyak 2010 orang dan meningkat kembali pada tahun 2018
Jenis Kegiatan Utama 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (1) (3) (4) (5) (6)
III. Angkatan kerja
c. Bekerja d. Menganggur
IV. Bulan angkatan kerja
(sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)
319 229 90
71
320 225 95
75
325 215 110
80
330 210 120
85
380 235 145
87
Jumlah 390 395 405 415 467 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
71,8%
70,3%
66,2%
63,7%
61,8%
Tingkat Pengangguran
28,2%
29,7%
33,8%
36,4%
38,2%
65
sebanyak 235 orang. Sedangkan jumlah pengangguran pada tahun 2014
sebanyak 90 orang dan mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2015-
2018 sebanyak 145 orang. Selanjutnya jumlah bukan angkatan kerja pada
tahun 2014 sebanyak 71 orang dan mengalami kenaikan pada tahun 2015-
2018 menjadi 87 orang. Sedangkan jumlah partisipasi angkatan kerja pada
tahun 2014 sebanyak 71,8% dan mengalami penurunan yang signifikan dari
tahun 2015-2018 sebanyak 61,8%
Hal ini tentu berpengaruh pula pada kenaikan jumlah pengangguran
dari tahun ke tahun terlihat pada tahun 2014 sebanyak 28,2 dan mengalami
kenaikan hingga tahun 2018 menjadi 38,2%.
5. Pekerjaan
Sesuai dengan kondisi iklim dan tanah subur, hampir seluruh penduduk
Jorong Angge memiliki usaha pertanian yang baik sebagai petani penggarap
(petani aktif) maupun sebagai petani pasif (petani yang memilki lahan tetapi
di kerjakan oleh orang lain). Disamping pertaniaan penduduk Jorong Angge
juga memilki industri rumahan (home industri) berupa kerajinan bordiran
mukena yang mana sebagai salah satu penopang keperekonomian masyarakat.
66
6. Denah Jorong Angge
Sumber: Nagari Pasia Laweh
D. Perkembangan Usaha Mukena di Jorong Angge Pasia Laweh
Usaha bordiran mukena di Jorong Angge Nagari Pasia Laweh ada
pada awal tahun 2014, yang dimulai oleh ibu Rahmi. Pada masa itu, usaha
bordiran mukena di Jorong Angge mendapatkan respon positif dari
masyarakat karena usaha bordiran mukena ini dapat menggerakkan
perekonomian masyarakat Jorong Angge, dengan respon positif dari
masyarakat usaha mukena mulai berkembang dan orang disekitarnya pun
mulai berusaha bordiran mukena. Masa itu, juga ada dukungan dari
pemerintah untuk fasilitas pelatihan bordiran mukena di Nagari Pasia
Laweh, khususnya bagi masyarakat Jorong Angge. Sehingga dengan
adanya fasilitas pelatihan bordiran masyarakat di Nagari Pasia Laweh
terutama di Jorong Angge mulai terampil dan ahli dalam menjahit bordiran
mukena, dengan keahlian yang dimilki oleh masyarakat itu, usaha
bordiran yang ada di Jorong Angge mulailah berkembang dan juga dapat
67
merekrut karyawan yang sangat banyak. Namun beberapa tahun
belakangan ini usaha bordiran mukena semakin menurun disebabkan
beberapa hal. Berikut data jumlah tenaga kerja pada tahun 2014-2018.
Tabel 4.6
Jumlah Usaha Mukena dan Tenaga Anggota Kerja
Tahun 2014-2018
Tahun Jumlah usaha mukena
Jumlah Anggota Tenaga Kerja
2014 6 60
2015 6 47
2016 4 40
2017 4 35
2018 3 25
Sumber: Wawancara dengan Pengusaha bordiran mukena
Dari tabel 4.6 dapat dilihat, bahwa usaha mukena selalu berkurang
setiap tahunnya. Pada tahun 2014-2015 jumlah usaha mukena masih
berkembang secara signifikan, akan tetapi pada tahun 2018 jumlah usaha
mukena dan jumlah anggota tenaga kerja semakin menurun. Pada tahun
2014 usaha bordiran mukena yang ada di Jorong Angge dapat
memproduksi lebih banyak bordiran mukena pada masa itu, dan
penghasilan bordiran mukena tersebut bordiran mukena langsunng
dikirimkan ke kota lain yaitu Jakarta dan Malaysia, dan selebihnya
didistribusikan di daerah Sumatra Barat seperti Bukitinggi, payakumbuh,
68
Si junjung, solok. Berbeda dengan sekarang produksi bordiran mukena
semakin menurun. Berikut data permintaan bordiran mukena dan
omsetnya.
Tabel 4.7
Jumlah Permintaan dan Omset
Tahun Jumlah Permintaa n/
bulan
Harga/ helai Omset/bulan
2014-2015
2016-2017
2018- Sekarang
40 kodi Rp.800.000 Rp.32.000.000
30 kodi Rp.1.000.000 Rp.30.000.000
10 kodi Rp.1.000.000 Rp.10.000.000
Sumber : Wawancara dengan Pengusaha bordiran mukena (data diolah)
E. Strategi Pengembangan Usaha Mukena
1. Analisis SWOT
Dalam rangka mengembangkan suatu usaha dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT. Pendekatan ini berusaha untuk
mengembangkan kekuatan-kekuatan internal dalam suatu usaha
dengan kesempatan-kesempatan dan ancaman-ancaman yang ada pada
lingkungan internal. Pendekatan ini mengusulkan bahwa usaha utama
yang dihadapi oleh suatu usaha dapat diisolasi melalui analisis yang
diteliti dari setiap unsur tersebut. Strategi-strategi kemudian
diinformasikan unruk memusatkan perhatian pada masalah-masalah
tersebut.
69
Analisis SWOT pada Usaha Bordiran Mukena di Jorong Angge Nagari Pasia Laweh
Streghts (Kekuatan) Weakneses (Kelemahan)
a. Kualitas produk
terjamin
b. Dapat memenuhi
selera konsumen
sesuai dengan pesanan
c. Beragam model motif
produk
d. Ramah dalam
melayani konsumen.
e. Dominan masyarakat
tersebut memiliki
keahlian menjahit
bordiran mukena
f. Pendapatan usaha
bordiran mukena
cukup besar
g. Usaha tersebut
memiliki nilai seni
yang tinggi
a. Proses dalam
pembuatan produk
lama
b. Kesulitan mendapatkan
bahan baku yang
berkualitas
c. Pencatatan keuangan
masih manual
d. Modal untuk
mengembangkan usaha
masih kurang
e. Kurangnya teknologi
yang dapat mendukung
atau mempermudah
proses produksi
mukena
f. Keterbatasan tenaga
kerja
g. Jauh dari keramaian
70
Opportunities (peluang) Therats (Ancaman)
a. Dukungan dan
kepercayaan masyarakat
b. Permitaan pasar tinggi
c. Wilayah pemasaran luas
d. Dukungan dari kebijakan
pemerintah untuk
mendapatkan pelatihan
e. Anggapan masyarakat
baik terhadap produk
f. Kerjasama dari
pemerintah dengan
pemberian modal
g. kepuasan konsumen
terhadap produk sehingga
konsumen berlangganan.
a. Tingkat persaingan Tinggi
b. Momen pasar tidak selalu
baik, hanya momen
tertentu saja, barang atau
jasa yang butuhkan.
c. Banyak barang subtitusi di
pasaran
d. Produk seragam yang
memilki keunggulan.
e. Munculnya barang impor
dari luar negri
f. Promosi produk lain lebih
menarik
g. Munculnya produk baru
yang lebih modern
sumber: wawancara dengan pengusaha bordiran mukena
2. Matrik IFE dan EFE
a. Matrik IFE
Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal yaitu
variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor kunci yang
dikuasai oleh perusahan. Setelah dilakukan penelitian pada Usaha
Bordiran Mukena di Jorong Angge Nagari Pasia Laweh Kecamatan
Palupuh Kabupaten Agam, ditemukan berbagai faktor internal
yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Usaha
71
Bordiran Mukena dalam mengembangkanya. Adapun faktor
internal tersebut antara lain:
1) Faktor Kekuatan
Faktor kekuataan yang dimilki oleh suatu perusahaan
dalam kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang
berakibatkan pada kemilikan keunggulan komparatif oleh unit
usaha pasaran yang sudah direncanakan akan dilayani oleh
satuan usaha yang bersangkutan. Faktor yang menjadi kekuatan
dalam mengembangkan Usaha Bordiran Mukena adalah:
a) Kualitas Produk Terjamin
Produk yang dihasilkan oleh usaha bordiran mukena
memiliki kualitas produk yang baik, dimana si pengusaha
mukena memang benar-benar mencari bahan baku yan g
berkualitas, bahan baku yang dipakai oleh usaha bordiran
mukena adalah bahan sutra, bahan paris stel, dan bahan
katun silki.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, tentunya
tidak terlepas dari aturan-aturan syariat Islam. Terdapat
beberapa kaidah-kaidah produksi dalam Islam, yaitu:
1) Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap
tahapan produksi.
72
2) Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk
membatasi polusi, memelihara keserasian, dan
keserasian, ketersediaan sumber daya alam.
3) Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
individu dan masyarakat serta mencapai
kemakmuran.
4) Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari
kemandirian umat, untuk itu hendaknya umat
memiliki berbagai kemampuan, keahlian, dan
prasarana yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan spiritual dan material.
b) Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
Setiap usaha bordiran mukena mereka siap
mengirimkannya kepada konsumen, selain itu, usaha
bordiran mukena juga dapat memenuhi keinginan
konsumen yang meminta untuk membuat bordiran mukena
yang mereka inginkan. Seperi konsumen meminta motif
kerancang dan lain-lain.
c) Beragam motif produk.
Jenis-jenis bordiran mukena yang ditawarkan oleh
usaha bordiran mukena ini, bermacam-macam jenis mukena
yaitu mukena kerancang, bordiran, sulam, komputer, dari
bahan baku katun silki, sutra dan bahan paris. Usaha
73
bordiran yang mereka tawarkan kepada konsumen selalu
ada perubahan supaya konsumen tertarik untuk
berlangganan, dan puas dengan produk yang diberikan
dengan beragam jenis bordiran mukena tersebut.
d) Ramah dalam melayani konsumen
Usaha bordiran mukena di Jorong Angge ramah
dalam melayani konsumen, dibuktikan banyak konsumen
yang menjadi pelanggan tetap, bahkan pelanggan tersebut
juga menawarkan produk yang dihasilkan oleh usaha
bordiran mukena di Jorong Angge.
e) Dominan masyarakat tersebut memilki keahlian menjahit
bordiran mukena.
Usaha bordiran mukena yang ada di daerah angge
kecamatan palupuh tersebut lumayan banyak ahli dari
keterampilan menjahit khususnya menjahit bordiran
mukena, karena sebelumya masyarakat diberikan pelatiha
terlebih dahulu oleh pemerintah sehingga masyarakat di
jorong Angge kecamatan palupuh tersebut memilki
keahlian yang cukup dalam menjahit bordiran mukena.
f) Pendapatan dari usaha bordiran mukena cukup besar
Hasil kerajinan bordiran mukena yang ada didaerah
angge tersebut telah dipasarkan secara luas, sampai luar
Sumatra barat. Adanya kerajinan ini akan meningkatkan
74
produktivitas para pengrajin dan memberi tambahan
pendapatan masyarakat.
g) Usaha tersebut memiliki nilai seni yang tinggi
Usaha bordiran mukena ini Selain memberikan nilai
tambahan bagi usaha, dapat juga memberikan nilai seni
yang tinggi bagi usaha untuk menambag kesah keindahan
terhadap suatu produk.
2. Faktor kelemahan
a) Proses dalam pembuatan produksi cukup lama.
Dalam proses pembuatan bordiran mukena ini
membutuhkan waktu yang cukup lama, karna dalam menjahit
bordiran mukena ini sedikit sulit dan butuhkan ketelitian dan
keterampilan pada bordiran mukena ini.
b) Kesulitan dalam mendapatkan bahan baku yang berkualitas.
Usaha bordiran mukena mengalami kesulitan dalam
mendapatkan bahan baku yang berkualitas. Salah satunya
usaha mukena mengatakan bahwa dia merasakan kesulitan
dalam mendapatkan bahan baku yang bermutu dan
berkualitas yang disebabkan karena bahan baku yang
berkualitas tersebut terbatas dan mahal, dan usaha mukena
lain pun kesulitan dan kekurangan untuk mendapatkan bahan
baku.
75
c) Tidak menggunakan jasa promosi atau iklan
Dalam pengembangan dan pemasaran usaha
bordiran di Jorong Angge ini belum menggunakan jasa
promosi atau iklan seperti di media sosial, surat kabar radio
ataupun TV Lokal sehingga usaha bordiran mukena di Jorong
Angge kurang di Kenal dan hanya mengandalkan promosi
mulut kemulut sehingga mendapatkan pelanggan atau
konsumen.
d) Modal untuk mengembangkan usaha masih kurang
Usaha bordiran mukena masih kesulitan dalam
mengembangkan usaha bordiran mukena dikarenakan masih
kekurang modal yang dimiliki.
e) Kurangnya teknologi yang dapat mendukung atau
mempermudah proses produksi mukena
Dalam proses produksi usaha mukena media yang
digunakan masih kurang, karena masih kekurang modal atau
sumber daya lainnya yang dapat memperlambat proses
produksi mukena.
f) Keterbatasan tenaga kerja
Meskipun tenaga kerja yang ada didaerah Angge tersebut
sudah memilki keahlian, akan tetapi tenaga kerja yang dibutuh
tidak semuanya diambil, dikarena untuk mendapatkan bahan
bakunya sulit, dan harga bahan baku cukup mahal sehingga
akan berdampak pada penambahan karyawan.
76
g) Jauh dari keramaian
Bordiran mukena yang aada di deerah Angge tersebut cukup
jauh dari kota da akses jalan menuju tempat tersebut juga
cukup jauh, sehingga proses perdistribusian hasil usaha
tersebut menjadi terhambat.
Tabel 4.8 Hasil Matrik IFE Usaha Bordiran Mukena
No Faktor Internal Bobot Peringkat Nilai
Kekuatan (Strenghts)
1 Kualitas produk terjamin
0,15 4 0,6
2 Beragam model motif produk. 0,15 4 0,6
3 Ramah dalam melayani konsumen 0,10 3 0,3
4
Dapat memenuhi selera konsumen sesuai
dengan pesanan
0,05 4 0,15
5
Dominan masyarakat tersebut memiliki
keahlian menjahit bordiran mukena
0,15 4 0,6
6
Pendapatan usaha bordiran mukena cukup
besar
0.10 4 0,4
7 Usaha tersebut memiliki nilai seni yang
tinggi
0,10 4 0,4
JUMLAH 3,05
Kelemahan (Weakneses)
1 proses dalam pembuatan produk lama 0,10 4 0,4
2 Kesulitan mendapatkan bahan baku yang
berkualitas
0,15 3 0,45
3 Tidak melakukan jasa promosi atau iklan 0,10
4
0,4
77
4 Modal untuk mengembangkan usaha masih
kurang
0,15 3 0,45
5 Kurang adanya teknologi yang daapat
mendukung atau mempermudah proses
produksi mukena
0,10 4 0,4
6 Keterbatasan tenaga kerja
0,01 4 0,04
7 Jauh dari keramaian 0,10
4
0,4
JUMLAH 2,54
Total (S+W) 5,59
Sumber: Penelitian Lapangan (data diolah)
Berdasarkan hasil analisis matrik IFAS pada tabel 4.8 diatas
dapat dilihat bahwa posisi internal ini jumlah nilai dari masing-masing
elemen kekuatan adalah 3,05 dan kelemahan 2,54 dengan total nilai
5,59. Hal ini menunjukkan bahwa usaha bordiran mukena di Jorong
Angge cukup kuat dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi
kelemahan yang ada.
b. Matrik EFE
Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor diluar
kendali perusahaan yang dapat memberikan usaha. keberhasilan suatu
usaha terletak pada kemampuannya menghadapi dan beradaptasi dalam
lingkungan yang selalu berubah, hal ini menentukan bagaimana cara
serta kapan saat yang tepat untuk bertahan dan berkembang.
78
1) Faktor Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan salah satu komposisis dalam perkembangan
kearah lebih baik, dimana peluang adalah situasi penting yang
berada diluar lingkungan perusahaan yang jika dimanfaatkan
dengan baik dapat memberikan keuntungan bagi pengembangan
usaha bordiran mukena antara lain:
a) Dukungan dan kepercayaan masyarakat.
Masyarakat adalah faktor terpenting dalam
mengembangkan usaha bordiran mukena, karena kalau
usaha yang dijalankan mempunyai image yang positif atau
memiliki citra yang baik dimata masyarakat maka hal ini
akan menjadi saarana bagi perkembangan usaha bordiran
mukena agar berjalan dengan positif pula dengan adanya
dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Usaha
bordiran mukena akan berdampak positif yang diberikan
bagi perekonomian masyarakat salah satu bentuk damfak
positif dengan adanya usaha bordiran mukena ini adalah
dapat memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat yang
menganggur di Jorong Angge dan dapat menunjang
perekonimian keluarganya.
b) Permintaan pasar terhadap produk
Permintaan pasar terhadap produk bordiran mukena
yang dihasilkan oleh usaha bordiran mukena di Jorong
79
Angge cukup tinggi, selain kualitas produknya terjamin,
jahitan bordiran mukenanya pun rapi dan bagus pada usaha
bordiran mukena di Jorong Angge telah dirasakan oleh para
pelanggan, sehingga permintaan yang tinggi terhadap
bordiran mukena.
c) Wilayah pemasaran luas
Wilayah pemasaran pada usaha bordiran mukena
tidak hanya berfokus di daerah Sumatra Barat saja,
melainkan pemasaran yang dilakukan oleh usaha bordiran
mukena juga melakukan diluar Sumatra barat seperi
Malaysa, Jakarta, Bandung dan sekitarnya untuk
memasarkan suatu produk bordiran mukena dan ini menjadi
salah satu peluang untuk mengembangkan usaha bordiran
mukena di Jorong Angge.
d) Dukungan kebijakan dari pemerintah untuk mendapatkan
pelatihan
Dukungan dan kebijakan yang diberikan oleh
pemerintah adalah memberikan pelatihan kepada penjahit
bordiran mukena di Jorong Angge agar penjahit bordiran
mukena memilki kemampuan dan keahlian yang bermutu
dan desain produk yang lebih bagus dan lebih bisa menjahit
mukena dengan beragam motif bordiran mukena
80
Bantuan yang diberikan pemerintah di dalam Jorong
Angge adalah dengan mengadakan pelatihan salah satunya
dengan memasukkan orang asing (dari luar) yang bisa
menjahit dan terampil yang mempunyai keahlian menjahit
dan diajarkan kepada penduduk Nagari Pasia Laweh salah
satunya masyarakat Jorong Angge.
e) Anggapan masyarakat baik terhadap produk
Dengan adanya usaha bordiran mukena di daerah
Angge tersebut pendapatan masyarakat jauh lebih baik dari
pada sebelumnya, karena usaha bordiran mukena ini
merupakan salah satu peluang untuk mensejahterakan
pendapatan masyarakat.
f) Kerjasama dari pemerintah dengan pemberian modal
Salah satu kendala yang dihadapi oleh bordiran
mukena di Jorong Angge yakni kurangnya modal usaha
karena hanya mengandalkan modal sendiri tanpa adanya
bantuan pinjaman dari lembaga keungan, untuk itu
pemerintah Nagari Pasia Laweh terutama jorong Angge
melakukan upaya untuk meningkatkan usaha bordiran
mukena dilakukan langkah berikut:
81
1) Pengembangan teknologi industri (industri
rumah tangga)
2) Pembinaan Home Industry (Industri rumah
tangga) kegiatan ini bertujuan untuk membantu
kerjasama dengan lembaga keuangan yang ada
di Jorong Angge untuk membantu permodalan
kepada pelaku ekonomi yang ada di Jorong
Angge.
g) Kepuasan konsumen terhadap produk sehingga konsumen
berlangganan.
Kepuasan konsumen terhadap produk merupakan
salah satu peluang untuk meningkatkan pendapatan dari
usaha bordiran mukena, karena dengan terciptanya
kepuasan pada konsumen, itu akan membuat konsumen
akan berlangganan terhadap produk tersebut.
2) Faktor Ancaman (Theats)
a) Tingkat persaingan tinggi
Kegiatan ekonomi dan bisnis tak luput dari sebuah
persaingan, mengingat kegiatan ini dilakukan oleh banyak pihak
untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
hukum yang mengatur persaingan usaha dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis sangat diperlukan semua pihak supaya tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan. Tingkat persaingan pada usaha
82
bordiran mukena tinggi terutama pada sekitar Sumatra Barat
usaha bordiran mukena sudah banyak dan usaha bordiran
mukena bisa mengatasinya dengan menjaga dan
mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan dan
meningkatkan berbagai ragam macam produk yang dihasilkan
serta meningkatkan promosi.
b) Produk seragam yang memiliki keunggulan
Produk yang sama yang memilki keunggulan merupakan
salah satu ancaman pada usaha bordiran mukena di Jorong
Anggge karena itu akan memunculkan suatu pemasaranya
menjadi lemah dan lama kelamaan citra produk kalah bersaing
di pasaran, disebabkan karena produk dari luar selalu mengikuti
perkembangan teknologi dan lebih modern sehingga kualitasnya
semakin meningkat dan bagus, sedangkan dari suatu produk
bordiran mukena selalu stagman karena tidak diberi sentuhan
teknologi modern.
c) Selera konsumen yang berubah
Terjadinya perubahan selera konsumen menjadi salah satu
ancaman sekaligus tantangan terhadap usaha bordiran mukena
di Jorong Angge mau tidak mau harus mengikuti selera
konsumen dengan menambah motif atau pun mengubah model
motif yang lebih mondren yang bisa dijual kepada para
pelanggan.
83
d) Kondisi Konsumen disekitarnya lebih banyak Beralih kualitas
Untuk menjual di daerah Sumtra Barat ini orang jarang
untuk membelinya, dan itu pas hari-hari tertentu saja seperti
untuk lebaran, atau untuk mahar pernikahan dam untuk yang
sehari-harinya orang lebih memilih untuk menggunakan mukena
yang biasa lebih murah soalnya harga bordiran mukena itu
mahal. Kemudian usaha bordiran mukena di Jorong Angge
tersebut lebih banyak mendapatkan pesanan dari luar dari pada
sekitarnya.
e) Munculnya barang impor dari luar negri
Munculnya barang impor dari luar negri merupakan salah
satu ancaman yang akan berdampak buruk terhadap usaha
bordiran mukena karena barang yang masuk dari luar negri
memilki kualitas yang bagus dan harga yang ditawarkan sangat
murah.
f) Promosi produk lain lebih menarik
Usaha bordiran mukena di daerah Angge tidak melakukan
promosi melainkan promosi yang dilakukan dari mulut kemulut
oleh konsumen yang sudah menjadi langganan.
g) Munculnya produk baru yang lebih mondren.
Tidak hanya mendapatkan saingan produk yang serupa dari
luar negri, produk mukena juga memilki ancaman berupa
munculnya produk serupa yang bergaya lebih modern.
84
Tabel 4.9 Hasil Matrik EFE Usaha Bordiran Mukena
No Faktor Ekternal Bobot Peringkat Nilai
Peluang (Opportunities)
1 Dukungan dan kepercayaan masyarakat 0,15 4 0,6
2 Permintaan pasar terhadap produk 0,15 3 0,45
3 Wilayah pemasaran luas 0,15 4 0,6
4
Dukungan kebijakan dari pemerintah
untuk mendapatkan pelatihan
0,15
3
0,45
5
Anggapan masyarakat baik terhadap
produk
0,10 4 0,4
6
Kerjasama dari pemerintah dengan
pemberian modal
0,15 3 0,45
7 Kepuasan konsumen terhadap produk
sehingga konsumen berlangganan
0,15 3 0,45
Jumlah 3,4
Ancaman (Threats)
1 Tingkat persaingan tinggi 0.10 1 0,1
2 Produk seragam yang memilki
keunggulan
0,15 2 0,3
3 Selera konsumen yang berubah 0,10 3 0,3
4
Kondisi konsumen disekitarnya lebih
banyak beralih kualitas
0,15 2 0,3
5
Munculnya barang impor dari luar
negri
0,15 2 0,3
6 Promosi produk lain lebih menarik
0,10 2 0,2
7 Munculnya produk baru yang lebih
mondren
0,15 2 0,3
Jumlah 1,8
85
Total (O+T) 5,2
Sumber: Penelitian Lapangan (data diolah)
Matrik EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Berdasarkan
hasil dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa sisi eksternal terlihat
bahwa nilai bobot peluang dengan nilai 3,4 dan ancaman 1,8
dengan nilai total bobot EFE 5,2 hal ini menunjukkan bahwa
usaha mukena di Jorong Angge mampu merespon faktor eksternal
dengan memanfaatkan peluang yang ada.
3. Matrik SWOT
Setelah didefinisikan dan dianalisis serta ditentukan analisis
bobot dari peringkat masing-masing faktor lingkungan internal dan
faktor eksternal yang mempengharui strategi pengembangan usaha
mukena, maka semua faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
matriks SWOT.
Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan
secara lebih jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dapat diselesaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta
peluang dan ancaman eksternal usaha bordiran mukena, maka dapat
disusun suatu strategi berdasarkan matriks SWOT.
86
Pendekatan matriks SWOT memberikan alternatif strategi yaitu
strategi S-O, strategi S-T, Strategi W-O dan strategi W-T. Matriks
SWOT tentang strategi pengembangan usaha bordiran mukena dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut:
87
Tabel 4.10
Matriks SWOT Usaha Bordiran Mukena Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Kualitas produk terjamin
2. Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
3. Beragam model motif produk
4. Ramah dalam melayani konsumen
5. Dominan masyarakat tersebut memiliki keahlian menjahit bordiran mukena
6. Pendapatan usaha bordiran mukena cukup besar
7. Usaha tersebut memiliki nilai seni yang tinggi
Kelemahan (W)
1. Proses dalam pembuatan produksi cukup lama
2. Kesulitan dalam mendapatkan bahan baku
3. Tidak menggunakan jasa promosi atau iklan
4. Modal untuk mengembangkan usaha masih kurang.
5. Kurangnya teknologi yang dapat mendukung atau mempermudah proses produksi mukena
6. Keterbatasan tenaga kerja 7. Jauh dari keramaian
Peluang (O)
1. Permintaan pasar terhadap produk
2. Kepercayaan masyarakat baik terhadap produk
3. Wilayah yang pemasaran yang luas
4. Dukungan kebijakan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan
5. Anggapan
Strategi S-O
1. Dengan meningkatkan kualitas produk, maka permintaan pasar pada bordiran mukena akan tinggi (S1,O1)
2. Mempertahan dan meningkatkan kualitas produk serta meningkatkan layanan terhadap konsumen (S2,O1)
3. Dukungan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan dapat melatih masyarakat menjahit bordiran mukena agar dapat
Strategi W-O
1. Dengan adanya dukungan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan dapat melatih penjahit agar lebih mudah dan terampil untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik Dan rapi (S1,O4)
2. Kepercayaan masyarakat baik terhadap produk, maka Melakukan kerja sama dengan pihak lain atau mencari sumber informasi untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas (S2,O3)
3. Meningkatkan kegiatan promosi sehingga permintaan
88
masyarakat baik terhadap produk
6. Kerjasama dari pemerintah dengan pemberian modal
7. Kepuasan konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlanggan
menghasilkan produk yang baik dan dapat menciptakan inovasi baru terhadap bordiran mukena (S2,O4)
4. Menjaga hubungan baik dengan konsumen
5. Mempertahankan atau meningkatkan nilai seni (S7,07)
pasar meningkat (W3,O1) 4. Memperbaikan akses jalan
ketempat usaha yaitu dengan cara bantuan untuk perbaikan jalan. (W7,O6)
5. Dengan bekerja sama dengan pemerintah untuk mempermudah proses produksibordiran mukena.(W5,O6)
Ancaman (T)
1. Tingkat persaingan tinggi
2. Produk seragam yang memilki keunggulan
3. Selera konsumen yang berubah
4. Kondisi konsumen lebih banyak beralih kualitas
5. Munculnya barang impor dari luar negri
6. Kerjasama dari pemerintah dengan pemberian modal
7. kepuasan konsumen terhadap produk sehingga konsumen
Strategi S-T
1. Melatih kemampuan penjahit agar dapat menciptakan inovasi baru terhadap bordiran mukena (S1,T4)
2. Membangun loyalitas pelanggan terhadap usaha maka, permintaan pasar terhadap produk tinggi
3. Mempertahankan kualitas pelayanan dan meningkatkan inovasi baru dari produk (S2,T3)
4. Meningkatkan kualitas seni dan keindahan pada bordiran mukena
5. kepuasan konsumen terhadap produk sehingga konsumen berlangganan.
6. Mempertahankan seni dan kemampuan dalam keterampilan menjahit bordiran mukena tersebut.
Strategi W-T
1. melatih penjahit agar lebih mudah dan terampil untuk menghasilkan produk yang berkualitas baikDan rapi dari produk.(W1,T1)
2. Melakukan kerja sama dengan pihak lain atau mencari sumber informasi untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas (W2,T2)
3. Meningkatkan kegiatan promosi agar mencapai keunggulan dalam bersaing (W3,T1)
4. Melakukan pinjaman pada lembaga keuangan agar dapat menambah modal
5. Melakukan perekrutan tenaga kerja
89
berlangganan.
Sumber: penelitian Lapangan
Dari matriks SWOT diatas dapat digambarkan dengan jelas bagaimana
usaha bordiran mukena menyusun strategi berdasarkan kekuatan dan kelemahan
yang ada. Matrik ini akan menghasilkan empat jenis alernatif strategi yaitu
strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T diantaranya:
1. Strategi Strenghts-Opportunities (SO)
Strategi Strenghts-Opportunities (SO) merupakan strategi dengan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang
ada, beberapa strategi SO yang dapat diterapkan dalam usaha bordiran
mukena adalah dengan meningkatkan kualitas produk maka permintaan
pasar pada bordiran mukena akan meningkat, Membangun loyalitas
pelanggan terhadap usaha maka, permintaan pasar terhadap produk tinggi,
dengan dukungan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan dapat
melatih menjahit bordiran mukena agar dapat menghasilkan produk yang
baik dan dapat menciptakan inovasi baru terhadap bordiran mukena dan
Menjaga hubungan baik dengan konsumen.
2. Strategi weaknesess- opportunities (WO)
Dalam strategi ini upayakan untuk meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Strategi yang dilakukan adalah
dengan mengikuti pelatihan dari pemerintah agar dapat terciptanya tenaga
kerja yang lebih terampil dan bagi penjahit mukena dapat menambah
90
kemampuannya dibidang teknologi agar dapat membantu proses produksi
menjahit bordiran mukena serta bagi pengusaha mukena harus
meningkatkan kegiatan promosi sehingga permintaan pasar meningkat.
3. Strategi streghts- treaths (ST)
Strategi streghts- treaths (ST) merupakan strategi dengan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi berbagai ancaman
yang ada. Strategi yang dilakukan adalah, Melatih kemampuan penjahit
agar dapat menciptakan inovasi baru terhadap bordiran mukena,
Mempertahankan kualitas pelayanan dan meningkatkan inovasi baru dari
produk agar selera konsumen yang berubah bisa dipenuhi, Mempertahan
dan meningkatkan kualitas produk serta meningkatkan layanan terhadap
konsumen agar tinggat persaingan yang tinggi bisa tercapai keunggulan
dalam bersaing.
4. Strategi weaknesess-treaths (WT)
Strategi weaknesess-treaths (WT) merupakan strategi yang
digunakan untuk meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
dari luar. Strategi yang digunakan adalah melatih penjahit agar lebih
mudah dan terampil untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik dan
rapi dari produk, meningkatkan kegiatan promosi agar mencapai
keunggulan dalam bersaing, melakukan pinjaman pada lembaga keuangan
agar dapat menambah modal usaha.
4.Analisis Bobot Skor
91
Setelah dilakukan analisa terhadap strategi yang telah ditetapkan
apakah itu trategi SO, startegi WO, strategi ST, dan strategi WT, maka
langkah berikutnya yang harus di ambil usaha bordiran mukena adalah
dengan memilih salah satu keempat strategi yang telah ditetapkan.
Perusahaan dapat menilai manakah dari keempat strategi itu yang
mempunyai nilai lebih tinggi dan lebih baik lagi. Sehingga keputusan yang
diambil dapat berkualitas. Untuk itu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Bobot Skor pada Matrik SWOT
Internal
Eksternal
Strengths (S)
Kekuatan
Weaknesess (W)
Kelemahan
Opportunities (O)
Peluang
Strategi S-O
Total Skor
3,05+5,2=8,25
Strategi W-O
Total Skor
2,54+3,4=5,94
Threaths (T)
Ancaman
Strategi S-T
Total Skor
3,05+1,8=4,85
Strategi W-T
Total Skor
2,54+1,8=4,34
Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas dan telah dilakukan
pertimbangan semua faktor yang mempengharui strategi pengembangan
usaha bordiran mukena di Jorong Angge, maka dapat disimpulkan bahwa
alternatif yang terpilih adalah strategi SO, yang memiliki skor tertinggi
yaitu 8,25. Usaha bordiran mukena dapat menggunakan strategi SO untuk
92
meningkatkan daya saingnya. Beberapa stategi SO yang dapat diterapkan
adalah:
1. Dengan meningkatkan kualitas produk, maka permintaan pasar
terhadap bordiran mukena akan tinggi
Kualitas produk merupakan hal yang paling penting dalam
menciptakan sebuah produk. Konsumen akan menilain produk itu baik
atau tidak itu tergantung pada kualitas. Apabila kualitas produk itu
kurang baik, maka konsumen akan merasa tidak puas begitu juga
sebaliknya apabila produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
bagus maka konsumen akan merasa puas dan konsumen akan
berlangganan. Oleh karena itu dengan meningkatkan kualitas produk,
maka permintaan di pasaran terhadap bordiran mukena juga akan
meningkat.
2. Mempertahan dan meningkatkan layanan terhadap konsumen
Kualitas pelayanan yang baik sangat berpengaruh dalam dunia
bisnis. Setiap pelanggan yang datang pasti akan senang jika
mendapatkan pelayanan yang baik. Dengan kualitas pelayanan yang
baik akan tercipta pelayanan yang biasanya akan merekomendasikan
usaha kepada orang lain, sehingga akan bertambah lagi pelanggan-
pelanggan baru dan ini akan berpengaruh pada permintaan pasar akan
meningkat.
3. Dukungan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan dapat melatih
masyarakat menjahit bordiran mukena agar dapat menghasilkan
93
produk yang baik dan dapat menciptakan inovasi baru terhadap
bordiran mukena
Kebijakan pemerintah dengan mengadakan pelatihan juga dapat
berpengharuh terhadap hasil produk bordiran mukena, karena dengan
adanya pelatihan dapat melatih penjahit untuk dapat memanfaatkan
media atau teknologi dalam proses produksi bordiran mukena dan itu
akan berpengharuh terhadap kualitas mukena yang akan dihasilka,
kemudian penjahit juga dapat memanfaatkan teknologi agar dapat
menciptkan inovasi baru terhadap produk mukena agar bisa
berkembang dan bersaing dengan produk lain.
4. Menjaga hubungan baik dengan konsumen
Menjaga hubungan baik dengan konsumen adalah salah satu
penting dalam sebuah bisnis, karena itu akan bisa mempertahan suatu
konsumen untuk selalu berlanggan terus pada usaha bordiran mukena
di Jorong Angge
F. Strategi Pengembangan Usaha di Tinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam
Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memilik
tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok
yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Sebagaimana
dikutip oleh Mardani “ Hukum Bisnis Syariah “ menurut Dr. Yusuf
Qardawi, bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika pekerja bersikap
konsisten terhadap peraturan Allah SWT, suci niatnya dan tidak
94
melupakan-Nya. Dengan bekerja, manusia dapat melaksanakan tugas
kekhalifahanya, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang sangat
besar.
Dengan demikian bekerja individu bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya, mencukupi kebutuhan keluarganya, dan berbuat baik dengan
tetangganya. Semua bentuk yang diberkahi oleh aturan agama ini hanya
akan terlaksana dengan memiliki harta dan mendapatkanya dengan bekerja
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaaf : 19 :
Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedangkan mereka tiada dirugikan.”
Nabi Muhammad Saw telah memberikan contoh kepada umatnya
mengenai bisnis syariah. Sebelum memulai bisnis, pebisnis harus
menyusun, menetapkan dan melaksanakan strategi bisnisnya terlebih
dahulu. Strategi bisnis tersebut meliputi lima sikap utama yaitu :
1. Jujur, sikap jujur akan melahirkan kepercayaan konsumen atau
pelanggan.
2. Ikhlas, sikap ikhlas akan membentuk pribadi seorang pembisnis
tidak lagi memandang keuntungan materi sebagai tujuan utama,
tetapi juga memperhitungkan keuntungan non materil ( mandapat
ridha dari Allah SWT ).
95
3. Professional, professional yang didukung oleh sikap jujur dan
ikhlas merupakan dua sisi yang saling menguntungkan.
4. Silahturahmi, merupakan jembatan yang menghubungkan
pembisnis dengan semua manusia, lingkungan, dan penciptanya.
Silahturahmi menjadi dasar membina hubungan baik tidak hanya
dengan pelanggan dan investornya, tetapi juga dengan calon
pelangganya, dan bahkan dengan kompetitornya.44
5. Niat Suci dan Ibadah, islam meneggaskan keberadaban manusia di
dunia ini adalah untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam Qs. Al-Dzariyat : 56
6.
Artinya:”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
Bagi seorang muslim menjalankan usaha merupakan
ibadah, sehingga usaha itu harus dimulai dengan niat yang suci,
cara yang benar, tujuan yangbenar, serta pemanfaatan hasil
usaha secara benar pula.
7. Menunaikan Zakat, Infaq, dan Shadaqah, hendaknya menjadi
budaya pembisnis syariah. Menurut ajaran islam harta yang
digunakan untuk membayar zakat, infaq, dan shadaqah tidak
akan hilang, bahkan menjadi tabungan kita yang akan dilipat
gandakan oleh Allah SWT di dunia dan akhirat, sehingga
44 Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group,2014), h.75.
96
menyuburkan bisnis kita. Sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Qs. Al-baqarah : 261
8.
Artinya “Perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh )
orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
45 Ma’ruf, Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari’ah, (Banjarmasin : Antasari Perss, 2011),
h.58
97
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha mukena
di Jorong Angge Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam maka dapat
diambil kesimpulan bahwa strategi pengembangan usaha mukena dalam
meningkatkan pendapatan keluarga dilihat dari perspektif ekonomi Islam
adalah dengan menggunakan strategi Strengths-Opportunities (SO) yaitu
strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan
peluang yang ada. Adapun strategi SO yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan usaha mukena adalah:
1. Meningkatkan kualitas produk, dengan memanfaatkan destinasi yang
tidak bertentangan dengan syariat Islam
2. Dukungan dari pemerintah untuk mendapatkan pelatihan untuk melatih
masyarakat menjahit bordiran mukena agar dapat menghasilkan
produk yang baik dan dapat menciptakan inovasi baru terhadap
bordiran mukena.
3. Memanfaatkan tenaga kerja yang ada di daerah tersebut, sehingga
dapat memicu tercapainya kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan layanan terhadap konsumen
B. Saran
98
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada usaha
mukena dalam meningkatkan pendapatan keluarga di lihat dari perspektif
ekonomi Islam, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu:
1. Melakukan kerja sama dengan pihak lain atau mencari informasi
sumber informasi untuk mendapatkan sumber bahan baku yang
berkualitas supaya tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku.
2. Membangun sarana dan prasarana atau memperbaiki akses jalan
ketempat usaha dengan bekerja sama dengan pemerintah, supaya akse
jalan untuk mengetahui usaha yang ada di daerah tersebut bisa
diketahui dan berkembang.
3. Meningkatkan promosi pada usaha mukena dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi dan informasi untuk mengembangkan usaha
mukena tersebut.
4. Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pemerintah untuk masyarakat
supaya masyarakat bisa menjahit bordiran mukena atau bahkan bisa
membuka lapangan pekerjaan sendiri untuk menambah pendapatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
99
Agustinova Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Candi Gebang
Al Arif Nur Rianto. 2012. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta
Alma Buchari. 2014. Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta Alma Buchari. 2015. Pengantar Bisnis, Bandung Alfabeta Alma Buchari dan Priansa Dooni Juni. 2009. Manajemen Bisnis Syari’ah,
Bandung: Alfabeta Anoraga Panji. 2011. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era
Globalisasi, Jakarta: Rineka Cipta Assauri Sofyani. 2013. Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Strategi,
Jakarta: Rajawali Pres Burso Muhammad. 2017. Studi Kelayakan Bisnis, Yogyakarta: Expert Dharmawati Made. 2016. Kewirausahaan, Jakarta: Rajawali Pres. Daryanto, Pengantar Kewirausahaan. 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya Fauzia Ika, Yunia. Etika Bisnis dalam Islam. 2013. Jakarta: Media Group Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara Idri. 2015. Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta: Kencana Irham, Fahmi. 2014. Manajemen Teori,Kasus,Dan Solusi. Bandung: Alfabeta Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisni. Yogyakarta: Graha
Ilmu Jusmaliana, dkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: PT Bumi Aksara Konler, Philip dan Kelle Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Gelora Aksara Pratama
Manan, Abdul. 2012. Hukum Ekonomi Syraiah. Jakarta: Kencana
Mardalis. 2010. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Masyhuri & Asnawi Nur. 2011. Metodoogi Riset Manajemen Pemasaran. Malang: UIN-Maliki Press
Panji, Anoraga. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta
Purwana, Dedi dan Hidayat Nurdin. 2016. Studi Kealayakan Bisnis. Depok: Raja Grafindo Persada
Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Analisis Integratif dan Studi Kasus. Malang: UIN Maliki Press
Sunyono, Danang. 2013. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Konsep, kasus, dan Psikologi Bisnis. Yogyakarta: CAPS
Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis.Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press
100
Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Teguh, Muhammad. 1999. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Praktek. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Usman, Abdul Halim. 2015. Manajemen Strategi Syariah. Jakarta: PT Bestari Buana Murni
Yusuf, Muri. 2014. Metode penelitian. Jakarta: Prenada media
Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual. Yogyakarta: Grana Ilmu, 2012
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. (2018, 28 Oktober). Diakses pada tanggal 23 Desember 2018, dari http://www.febi.iainbukittinggi.ac.id
Top Related