analisis dan strategi pengembangan usaha - Ejournal Unisi

16
Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018 ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DUMBO DI KELURAHAN TEMBILAHAN HULU KECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Yeni Afiza , Sri Puji Pangestuti1 1 1Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNISI Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui biaya, pendapatan, keuntungan dan efisiensi dalam usaha budidaya lele dumbo, (2) untuk merumuskan strategi yang alternative yang dapat diterapkan dalam mengembangkan budidaya ikan lele dumbo. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah (1) dengan analisis biaya, pendapatan, keuntungan serta efisiensi usaha. (2) Analisis SWOT. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara langsung dengan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) biaya tidak tetap sebesar Rp.4.346.510,00/produksi. Serta biaya tetap sebesar Rp.2.582,363,33/produksi dengan rata – rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 10.362.880,00/produksi, rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp.3.509.047,67/produksi, rata rata pendapatan kerja keluarga sebesar Rp. 5.371.410,00/produksi dan nilai RCR adalah sebesar 1,49 (2) Dari analisis SWOT, diperoleh hasil perumusan strategi pada Kuadran I dengan nilai Peluang 1,31 dan Kekuatan 2,54. Kata Kunci : Keuntungan, Efisiensi, Ikan lele dumbo, SWOT. ABSTRACT The purposes of research were : (1) to determine the cost net income and efficiency of catfish farming, (2) to formulate of alternative strategy for developt of business catfish farming. The method of data analysis are (1) Total cost, revenue, profit and Effeciency analysis, (2) SWOT analysis.This research was conducted using the method of direct documentation and interview with questionnaires. The research results show that : (1) Total cost of business catfish farming variabel cost Rp.4.346.510,00/production and fix cost Rp.2.582,363,33/production, average revenue is Rp. 10.362.880,00/produktion, average net income is Rp. 3.509.047,67/production, family income is Rp.5.371.410,00/production and RCR equal to 1,49. (2) From SWOT analysis, formulated strategy in Kuadran I with score of Opportunities is 1,31 and Strenght is 2,54. Keywords : Benefit, Effeciency, Catfish, SWOT. 58

Transcript of analisis dan strategi pengembangan usaha - Ejournal Unisi

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

ANALISIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHABUDIDAYA LELE DUMBO

DI KELURAHAN TEMBILAHAN HULUKECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Yeni Afiza , Sri Puji Pangestuti11

1Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNISI

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui biaya, pendapatan,keuntungan dan efisiensi dalam usaha budidaya lele dumbo, (2) untukmerumuskan strategi yang alternative yang dapat diterapkan dalammengembangkan budidaya ikan lele dumbo. Metode yang digunakan untukmenganalisis data dalam penelitian ini adalah (1) dengan analisis biaya,pendapatan, keuntungan serta efisiensi usaha. (2) Analisis SWOT. Penelitian inidilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara langsungdengan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) biaya tidak tetapsebesar Rp.4.346.510,00/produksi. Serta biaya tetap sebesarRp.2.582,363,33/produksi dengan rata – rata penerimaan yang diperoleh sebesarRp. 10.362.880,00/produksi, rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah sebesarRp.3.509.047,67/produksi, rata – rata pendapatan kerja keluarga sebesar Rp.5.371.410,00/produksi dan nilai RCR adalah sebesar 1,49 (2) Dari analisisSWOT, diperoleh hasil perumusan strategi pada Kuadran I dengan nilai Peluang1,31 dan Kekuatan 2,54.

Kata Kunci : Keuntungan, Efisiensi, Ikan lele dumbo, SWOT.

ABSTRACT

The purposes of research were : (1) to determine the cost net income andefficiency of catfish farming, (2) to formulate of alternative strategy for developtof business catfish farming. The method of data analysis are (1) Total cost,revenue, profit and Effeciency analysis, (2) SWOT analysis.This research wasconducted using the method of direct documentation and interview withquestionnaires. The research results show that : (1) Total cost of business catfishfarming variabel cost Rp.4.346.510,00/production and fix costRp.2.582,363,33/production, average revenue is Rp. 10.362.880,00/produktion,average net income is Rp. 3.509.047,67/production, family income isRp.5.371.410,00/production and RCR equal to 1,49. (2) From SWOT analysis,formulated strategy in Kuadran I with score of Opportunities is 1,31 and Strenghtis 2,54.

Keywords : Benefit, Effeciency, Catfish, SWOT.

58

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

I. PENDAHULUAN

Ikan lele merupakan salah

Permasalahan atau kendalayang sering dihadapi pembudidayadiantaranya pengelolaan bubidayayang masih sederhana, selain itu sifatusaha yang bisa gagal panen karnaikan mati disebabkan cuaca yangtidakstabil, air yang kurangbersih,

satu jenis ikan air tawar yang sudahdibudidayakan secara komersial olehmasyarakat Indonesia terutama dikabupaten Indragiri Hilir. Budidayalele berkembang pesat dikarenakandapat budidayakan di lahan dansumber air terbatas dengan padattebar tinggi, teknologi budidaya yang

kepadatanbudidaya,sertasifat

ikan diikan

kolamyang

kanibalisme sehingga mengurangiproduksi dalam skala besar.

relatif mudah dikuasai oleh Sedangkan keunggulan dari usahabudidaya ikan lele dumbo ini adalahhasil panennya yang dalam kapasitasbesar bisa memenuhi kebutuhan lelebagi konsumen khususnya rumahmakan pecel lele. Selain itu lele hasilpanen ikan lele ini adalah kualitasunggulan, dengan ukuran yang besardan masih segar. Serta kapasitas

masyarakat, pemasarannya relatifmudah serta modal usaha yangdibutuhkan relatif rendah.Selain itubeberapa keunggulan lele dumbosebagai komoditas budidayadiantaranya ikan ini dapat dipijahkansepanjang tahun, memiliki fekunditastelur yang tinggi, dapat hidup padakondisi air yang marjinal,dan produksi dari usaha lelememiliki efisiensi pakan yang pembudidaya kelurahan Tembilahan

Hulu cenderung stabil.Terdapat pula peluang yang

dimiliki oleh pembudidaya ikan lele

tinggi.Lele juga kaya akan gizi16yaitu protein sebesar 20% dansangat baik untuk kesehatan karenatergolong makanan dengan diantaranya ikan lele yangkandungan lemak yang relatif rendahdan mineral yang tinggi. Dalamsetiap 100 gram lele memilikikandungan lemak hanya dua gram,jauh lebih rendah daripada dagingsapi sebesar 14 gram apalagi daging

mengandung banyak zat gizi yangdbutuhkan oleh tubuh, sehinggakonsumen berminat untuk terusmengkonsumsi ikan lele. Selain itudengan banyaknya usaha warungmakan yang berada Tembilahan,

ayam(Departemen

yaitu sebesarKelautan

25 gramdan

menjadikan permintaan terhadapikan lele pun terus meningkat.Peluang lain yang dimiliki olehPerikanan, 2003).

Usaha budidaya ikan leledumbo di Kelurahan Tembilahan

pembudidayamudahnya jalur transportasi tentu

adalah dengan

Hulu mengalami peningkatan akan mempermudah pula bagiproduksi perikanan setiap tahunnyabaik dari budidaya kolam maupun

pembudidaya untuk mendistribusikanproduknya untuk sampai ketangankonsumen. Namun terdapat pulapemeliharaan diterpal,Kolam di

peternakan ikan lele di KelurahanTembilahan Hulubiasanya digunakanuntuk budidaya ikanair tawar. Usaha

ancaman yang dihadapipembudidaya yaitu akan munculpesaing – pesaing baru, selain itudengan harga pakan yang terusbudidaya ikan lele dumbo

memberikan prospek yang bagusuntuk dikembangkan.

meningkatkeuntungan

akanyang

memperkecildidapat oleh

pembudidaya. Dan isu yang beredar

59

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

tentang ikan lele yang memicutumbuhnya sel kanker yang akanmembuat ketakutan konsumen untukmengkonsumsi ikan lele.

memilih subsistem yang disukai,misalnya hanya menekuni usahapendederan(Anonim, 2002).

Tahap

atau pembesaran

Menghadapidemikian

situasimaka

danuntuk

pembesarankondisi merupakan tahap pemeliharaan ikanmengoptimalkan pemanfaatan lele

konsumsi.pembesaran sama dengan persiapanuntuk kolam pendederan, tetapi tidak

untuk mencapaiPersiapan

ukurankolampotensi sumberdaya dan peluang

usaha budidaya lele dumbo dalamrangka mendukung pembangunandan peningkatan taraf hidup perlu

denganberlangsung sekitar 2-3 bulan atauhinggapenebarannya 30-50 ekor/m2 atau 70ekor/m2 untuk ikan lele ukuran 5-8cm. Sebagai pakan utama dapat

dilakukanpestisida.

penyemprotanPemelihaaraanpembudidaya ikan lele dumbo, para

pelaku input dan output usahabudidaya lele dumbo diperlukan caraefektif untuk pengembangan usahabudidaya lele dumbo. Tujuan dari

empat bulan. Padat

penelitian ini adalah untukmengetahui tingkat efesiensi usahalele dumbo dan merumuskan strategi

diberikanpemberiannya

pelet.bisa

Frekuensisesering

yangditerapkan dalam mengembangkanbudidaya ikan lele dumbo.

alternative yang dapat mungkin, misalnya 2-3 kali dalamsehari. Pada tahap ini mortalitas ikanlele mencapai 30% (500kg/100m2)(Anonim, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Penerimaan,Keuntungan

Biaya dan

2.1 Usaha Budidaya Lele DumboMenurut Soekartawi (1990)

peneriman tunai usahatani adalahnilai yang diterima dari penjualan

Ikan lele dombo mempunyaiprospek bisnis yang sangat bagus.Hal ini didukung oleh rasa dagingnyayang gurih, bergizi tinggi, warnanyaputih dan bertekstur halus. Selain ituikan berkumis ini juga memiliki

produk usahatani. Sedangkanpenerimaan ini merupakan hasilperkalian dari jumlah produk totaldengan harga persatuan.beberapa kelebihan, antara lain

pertumbuhannya cepat meskipun Klasifikasi biaya pentingdipelihara dengan kepadatan tinggi,ketahanan hidupnya tinggi, tidak 25terlalu sulit dalam hal pakan karenatermasuk jenis omnivora, teknologibudidayanya tidak terlalu rumit danbisa dipelihara diberbagai lokasi,misalnya di kolam, sawah, empangatau mina padi. Keuntungan lain dariusaha budi daya lele adalah tidakperlu dilakukan secara integrated

dalam membandingkan pendapatanuntuk 27 mengetahui kebenaranjumlah biaya yang tertera padapernyataan pendapatan (incomestatement) terdiri dari empatkategori, yaitu:a. Biaya tetap (fixed cost) adalah

biaya yang penggunaanya tidakhabis dalam satu masa produksiyang termasuk dalam biaya iniantara lain adalah pajak tanah,pajak air, penyusutan alat, danbangunan pertanian.

dalam satu unit usaha, daripembenihan hingga pembesaran.Artinya pelaku usaha budi daya bisa

60

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

b. Biaya variabel atau biaya-biayaberubah (variabel cost) adalahbiaya yang besar kecilnya sangat

sendiri, yaitu sewa tanah milikpetani, upah tenaga kerjakeluarga dan bunga modal miliksendiri (Djuwari, 1994).tergantung pada biaya skala

produksi. Yang termasukkedalam biaya ini antara lainadalah : biaya untuk bibit, pupuk,pembasmi hama dan penyakit,buruh atau tenaga kerja upahan,biaya panen, biaya pengolahantanah baik yang berupa kontrakmaupun upah harian.

2.3 Analisis SWOT

2.3.1 Analisis Situasi Internal

Analisis Kekuatan (Strength)Setiap perusahaan perlu menilaikekuatan dan kelemahannyadibandingkan para pesaingnya.

c. Biaya tunai dari biaya tetap dapatberupa pajak air dan pajak tanah.Sedangkan biaya tunai dari biaya

Penilaian tersebut dapat didasarkanpada faktor-faktor seperti teknologi,sumber daya finansial, kemampuan

variabel antara lain berupa kemanufakturan, kekuatanpemakaian bibit, pupuk, obat-obatan tenaga luar keluarga.

d. Biaya tidak tunai meliputi biayatetap, biaya untuk tenaga kerja

pemasaran dan basis pelanggan yangdimiliki. Strength adalah keahlianatau kelebihan yang dimilki olehperusahaan pesaing.

keluarga. Sedangkan yang Analisis Kelemahantermasuk biaya variabel antaralain biaya panen dan pengolahan

(Weakness)perusahaan

Merupakan keadaandalam menghadapi

tanah dari tenaga kerja pesaing mempunyai keterbatasan dankeluarga(Fadholi, 1989). kekurangan serta kemampuan

menguasai pasar, sumber daya sertaAnalisis dalam usahatani

pendapatankeahlian. Keterbatasan dan

untuk menghitung kekuranganketerampilan

dalamdan

halkemampuan

sumber,usahatani dapat dilakukan dengandua pendekatan, yaitu : menjadi penghalang serius bagi

kinerja organisasi yang memuaskan.a. Pendekatan pendapatan,Keterbatasan dan kekurangandigunakan jika usahatani yang

dikelola bersifat subsisten atautidak berorientasi keuntungan.

kemampuan bias terlihat pada saranadan prasarana yang dimiliki atautidak dimiliki,kemampuan manajerialPendapatan merupakanyang rendah, keterampilanpengurangan penerimaan dengan

total biaya luar yang secara nyatadibayarkan untuk masukan dariluar.

pemasaran yang tidak sesuai dengantuntutan pasar, produk yang tidakatau kurang diminta oleh parapengguna atau calon pengguna dantingkat perolehan keuntungan yangkurang memadai.

b. Pendekatan keuntungan,digunakan jika usahatani yangdikelola bersifat komersial ataubertujuan untuk memaksimalkankeuntungan. Keuntungan 2.3.2 Analisis Situasi Eksternalmerupakan hasil dari penerimaandikurangi dengan total biayayang dikeluarkan untuk masukandari luar dan masukan milik

Analisis(Opportunity)

Peluangperusahaan

yangSetiap

memiliki sumber daya

61

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

membedakanperusahaan

dirinya dengandan

sebagai sampel. Hal ini seringlain. Peluang dilakukan bila jumlah populasi

terobosan atau keunggulan bersaing relative kecil, kurang dari 30 orang,atau penelitian yang ingin membuatgeneralisasi dengan kesalahan yangsangat kecil. Peneliti menggunakanteknik sampling ini karena jumlahpopulasi sebanyak 5 orang. MenurutRidwan (2012), “Sampling jenuhialah teknik pengambilan sampelapabila semua populasi digunakansebagai sampel dan dikenal juga

tertentu dan beberapa peluangmembutuhkan sejumlah besar modalunutuk dapat dimanfaatkan. Di lainpihak, perusahaan-perusahaan barubermunculan. Peluang pemasaranadalah suatu tempat dimanaperusahaan dapat beroperasi secaramenguntungkan.

Analisis Ancaman (Threats)Ancaman adalah tantangan yang dengan istilah sensus”. Dalamdiperlihatkanperkembanganmenguntungkan dalam lingkungan

atauyang

suatutidak

penelitian ini, melihat jumlahpopulasi sebanyak 5 orang makasemua anggota populasi dijadikansampel penelitian. Oleh karena itu,sampel yang diambil untuk penelitianini sebanyak 5 orang.

yang menyebabkan kemundurankedudukan perusahaan. Pengertianancaman merupakan kebalikanpengertian peluang. Ancaman adalahfaktor-faktor lingkungan yang tidakmenguntungkan suatu bisnis. 3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Analisis Usaha

III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Menurut Rahim dan Hastuti (2007 ) total biaya atau total costadalah jumlah dari biaya tetap ataufixed cost dan biaya tidak tetap atauvariabel cost. Untuk menghitungtotal biaya ( total cost ) dapatdirumuskan dengan rumus :

Penelitian ini dilaksanakan diLokasi Usaha Budidaya Ikan Lele diKel.Tembilahan Hulu Kec.Tembilahan Hulu Kabupaten InhilRiau. Pemilihan lokasi penelitiandilakukan secara sengaja (purposive) TC = TFC + TVC

Dimana :dengan alasan bahwa usahaBudidaya Ikan lele di Kelurahan

TC = Biaya Total (Rp/produksi)Tembilahan Hulu sudah lamaTFC = Biaya tetap total (Rp/beroperasi dan setiap pembudidaya

lele dumbo mengalami peningkatan produksi)TVC = Biaya variabel (Rp/dalam pengembangan usahanya.

produksi).Penelitian ini dilakukan bulan Junisampai dengan bulan Agustus 2017. Menurut Soekartawi (1995),

pendapatan kotor merupakan total3.2 Metode Pengambilan Sampel nilai produksi usahatani dalam

jangka waktu tertentu dikali denganPenelitian ini menggunakanharga jual. Untuk menghitungteknik sampling nonprobabilitypendapatan kotor (total revenue)dapat digunakan rumus :

sampling dengan jenis samplingjenuh yaitu teknik penentuan sampelbila anggota populasi digunakan

62

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

TR = Y .Py

Di mana:

3.3.2 Analisis SWOT

1. Matrik Faktor StrategiInternal (IFAS)TR = Total penerimaan (Rp/ Tahapan penentuan faktor

sebagaiproduksi) strategi internal adalahPyY

= Harga= Produksi ikan lele yang

diperoleh

berikut :1. Menentukan faktor-faktor yang

menjadi kekuatan sertaRahim dan Hastuti (2007) kelemahan

kolom 1.2. Beri bobot dengan alternative

nilai 1 – 5 dimana :

perusahaan dalammengemukakan bahwa pendapatanbersih yaitu selisih antara totalpenerimaan dengan total biaya yangdikeluarkan selama proses 1 = Tidak Pentingproduksi.Untuk menghitung 2 = Kurang pentingpendapatan bersih dapat digunakanrumus :

3 = Biasa saja4 = Penting5 = Sangat Penting

π = TR –TC Dari alternative nilai tersebut,selanjutnya dibuat persentasebobot sehingga besarnya bobotantara 0,0 sampai 1,0 ( semuabobot totalnya maksimal 1,0 )

3. Menghitung rating (dalam kolom3) untuk masing-masing faktordengan memberikan skala mulai

Di mana:Π = Pendapatan bersih (Rp/

produksi)TR

TC

= Total penerimaan (Rp/produksi)

= Total biaya (Rp/produksi)dari 4 (outstanding) sampai

Rahim dan Hastuti (2007) dengan 1 (poor), 38 berdasarkanmengemukakan analisis R/C Ratiomerupakan perbandingan (ratio ataunisbah) antara penerimaan (revenue)dan biaya (cost). Pernyataan tersebut

pengaruh faktor tersebut terhadapkondisi perusahaan yangbersangkutan.

4. Kalikan bobot pada kolom 2dengan rating pada kolom 3dapat dinyatakan dalam rumus

sebagai berikut :

RCR = TR / TC

Dimana:

untukpembobotan dalam kolom 4.Hasilnyapembobotan

memperoleh faktor

berupauntuk

skormasing-

masing faktor yang nilainyaTR = Total Revenue (Rp/ bervariasi mulai dari 4,0

produksi)= Total cost (Rp/ produksi)

(outstanding) sampai dengan 1,0(poor).TC

5. Gunakan kolom 5 untukKriteria keputusan : memberikan komentar atauR/C >1 : Usaha budidaya ikan lelemenguntungkanR/C <1 : Usaha budidaya ikan lelerugi

catatan mengapa faktor-faktortertentu dipilih dan bagaimanaskor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotanR/C = 1 : Usaha budidaya ikan leleimpas (tidak untung dan tidak rugi )

(padamemperoleh jumlah total skor

kolom 4), untuk

63

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

pembobotan bagi peternakanikanyang bersangkutan. Nilai total ini

digunakanmembandingkan peternakanikan

untuk

menunjukkan bagaimana ini dengan peternakanikanpeternakanikan tertentu bereaksiterhadap faktor-faktor strategisinternalnya. Total skor ini dapat

lainnya dalam kelompok industriyang sama (Rangkuti, 2006 : 24).

Tabel 1. Form Matrik IFAS ( Internal Strategic Factor Analysis Summary )Kekuatan Bobot Rating Skor

1.2.3.4.

Kelemahan Bobot Rating Skor

1.2.3.4.

bersangkutan. Pemberian nilai2. AnalisisEksternal (EFAS)

Faktor Strategirating untuk faktor peluangbersifat positif (peluang yangsemakin besar diberi rating 4,Berikut ini adalah cara-cara

penentuan Faktor Strategi Eksternal(EFAS) : tetapi jika peluangnya kecil

diberi rating 1). Pemberian nilairatingkebalikannya.

ancamanMisalnya, jika

adalah1. Susunlah dalam kolom 1 (5sampai dengan 10 peluang danancaman).

2. Beri bobot dengan alternativenilai 1 – 5 dimana :1 = Tidak Penting2 = Kurang penting3 = Biasa saja4 = Penting

nilai ancamannya sangat besar,ratingnya adalah 1. Sebaliknya,jika nilai ancamannya sedikitratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2dengan rating pada kolom 3,untukpembobotan dalam kolom.

5. Hasilnyapembobotan

memperoleh faktor5 = Sangat Penting

berupauntuk

skormasing-

Dari alternative nilai tersebut,selanjutnya dibuat persentasebobot sehingga besarnya bobotantara 0,0 sampai 1,0 (semuabobot totalnya maksimal 1,0)

3. Hitung rating (dalam kolom 3)

masing faktor yang nilainyabervariasi mulai dari 4,0(outstanding) sampai dengan 1(poor). 4. Gunakan kolom 5untuk memberikan komentar ataucatatan mengapa faktor-faktortertentu dipilih dan bagaimanaskor pembobotannya dihitung.

untuk masing-masing faktordengan memberikan skala mulai

(outstanding)dari 4 sampaidengan 1 (poor) berdasarkanpengaruh faktor tersebut terhadapkondisi perusahaan yang

6. Jumlahkan(pada

skor pembobotanuntukkolom 4),

64

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

memperoleh jumlah total skor eksternalnya. Total skor ini dapatpembobotan bagi perusahaan digunakan untukyang bersangkutan. Nilai total ini membandingkan peternakanikanmenunjukkan bagaimana ini dengan peternakanikanpeternakan ikan tertentu bereaksiterhadap faktor-faktor strategis

lainnya dalam kelompok industriyang sama (Rangkuti, 2006 : 22).

Tabel 2. Form Matrik EFAS ( EksternalStrategic Factor Analysis Summary)Peluang Bobot Rating Skor

1.2.3.4.

Ancaman Bobot Rating Skor

1.2.3.4.

Posisidikelompokkankuadran, yaitu kuadran I,II,III danIV. Kuadran I strategi yang sesuaiadalah strategi agresif, kuadran II

perusahaandalam

dapatempat

strategi diversifikasi, Kuadran IIIstrategi turn around dan kuadran IVstrategi defensif. Diagram grandstrategi disajikan pada Gambar 2.

III. mendukung strategi agresifturn - arround

I. Mendukung strategiBERBAGAIPELUANG

KELEMAHANMendukungINTERNAL KELEMAHAN

EKSTERNAL

IV. Mendukung strategi defensive II. strategi diverifikasi

BERBAGAIANCAMAN

Gambar 1. Diagram Grand Strategi

65

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 AnalisisIkan lele dumbo

4.1.1 Biaya Produksi

adalah biaya yang benar-benardikeluarkan oleh pembudidaya dalamusaha budidaya lele dumbo selamasatu musim budidaya pada Agustus2017- Oktober 2017. Meliputi biayapembelian sarana produksi dan biayalain - lain. Besarnya biaya yangdikeluarkan dalam usaha budidayaikan lele dumbo milik pembudidayalele dumbo di kel.Tembilahan Huludilihat pada Tabel 3.

Usaha Budidaya

Biaya adalah sejumlah nilaiuangpembudidayamembiayai

yang dikeluarkan olehuntukusahayang

ikan lelekegiatan

Biayabudidayanya.diperhitungkan dalam penelitian ini

Tabel 3. Analisis Biaya Produksi Usaha Budidaya Ikan Lele DumboNo.1.

KomponenBiaya Variabela. Bibit / benihb. Pakan

Satuan

Ekor

Jumlah

3.400

Harga (Rp)

270,00

Total (Rp)

918.000,00

---

Usus ayam KgKg

612102408

-

2.000,009.400,003.000,00

-

1.224.000,00958.800,00

1.224.000,003.406.800,00

21.710,00

PeletDedak Kg

Sub Total Pakanc. Bahan

untuk transportasi

Kgbakar Liter 2,6 8.350,00

Sub Total Biaya 4.346.510,00Variabel

2. Biaya Tetapa. Upah karyawanb. Penyusutan Alat

RpRp

--

--

2.520.000,0049.830,89

Sub Total Biaya 2.569.830,9Tetap

3 Total BiayaPenerimaana. Produksib. Harga

Rp - - 6.916.340,94.

KgRp

563,2-

- --18.400,00

Sub Total 10.362.880,00Penerimaan ( a x b )

5.6.

Keuntungan ( 4 – 3) RpRp

--

--

3.446.539,15.283.837,6Pendapatan kerja

dalam keluargaRCR ( 4 : 3 )7. Rp - - 1,49

Sumber : Data primer diolah, 2017

66

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

a. Biaya Tidak TetapPada Tabel 3 menunjukkan

bahwa biaya tidak tetap dari usahabudidaya ikan lele dumboKelurahan Tembilahan Hulu adalah

b. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biayainvestasi awal usaha budidaya leledumbo seperti kolam terpal dandiperalatan lainnya karena paling

sebesarperproduksidengan

Rp. 4.346.510,00 dibutuhkan dalam produksi. Biayapenyusutan ini dihitung dari masing– masing peralatan yang ditentukanoleh banyaknya masing – masing alat

rincian biayadiantaranya jumlah rata – ratapembelian bibit adalah 3.400 ekordengan harga Rp 250,00 per ekornya.Jadi total biaya pembelian bibitadalah Rp 918.000,00 perproduksi.Bibit dibeli langsung dari pedagangbibit / benih ikan. Biaya pakan yangterdiri dari usus ayamdengan rata –rata 612 Kg per produksi, denganharga Rp 2.000,00 per Kg. Jadi totalbiaya pembelian usus ayam sebesar

yang digunakan dan umurekonomisnya. Biaya penyusutandalam penelitian ini adalahpenyusutan alat-alat yang digunakandalam budidaya ikan lele dumbo,terdiri dari terpal, jaring, ember,papan, palu, tali, bak penampung,cangkul, gerobak, paku.

Pada Tabel 3 menunjukanbahwa biaya tetap terdiri dari biayapenyusutan alat per produksi sebesarRp. 49.830,89 dan biaya untuk upahkaryawan sebesar Rp 2.520.000,00 .Upah diberikan kepada karyawantersebut per satu kali produksi.Sehingga dapat diketahui biaya tetap

Rp. 1.224.000,00 Per Produksi,Biaya pakan pelet dengan rata – rata102 Kg per produksi, dengan hargaRp 9.400,00 per Kg. Jadi total biayapembelian pellet ikan sebesar Rp.958.800,00 perproduksi, Biaya pakandedak dengan rata – rata 408 Kg perproduksi, dengan harga Rp 3.000,00per Kg. Jadi total biaya pembelianDedak sebesar Rp. 1.224.000,00perproduksi, dan biaya transportasiselama produksi adalah sebanyak 2,6liter dengan harga Rp 8.350,00

sebesar 2.569.830,9 perproduksi.Berdasarkan data diatas dapat dilihatbahwa kontribusi terbesar pada biayatetap adalah upah karyawan sebesarRp 2.520.000,00 perproduksi.

perliternya.transportasi selama produksi sebesarRp. 21.710,00 perproduksi.

Berdasarkan data diatas dapatdilihat bahwa kontribusi terbesarpada biaya tidak tetap adalah pakan

Jadi total biayac. Total Biaya

Darimemperlihatkanbahwa total biayausaha budidaya ikan lele adalah rata-

tabel 3

rata sebesar Rp. 6.916.340,9sebesar Rp 3.406.800,00 perproduksi, dimana jumlah biayaperproduksi.Hal ini senada denganpenelitian Wibowo ( 2011) yangmenunjukan bahwa kontribusi biaya

tetap rata-rata sebesarRp.2.569.830,9 perproduksidan biayatidak tetap sebesar Rp.4.346.510perproduksi.berkontribusi terbesar adalah biayatidak tetap, hal ini dikarenakan biayayang paling besar dikeluarkan adalah

variable terbesar dalam usaha Biaya yangbudidaya ikan lele dumbo berasaldari biaya pembelian pakan, yaitusebesar Rp 775.725,00 perproduksi.Karna biaya pakan paling besar daripada biaya variable lainnya.

biaya pakan, karena pemberianpakan rutindiberikan kepada ikan

67

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

agar pertumbuhan ikan lele tidakterganggu. Nafsu makan ikan leleselama masa pertumbuhan sangattinggi sehingga jika kekuranganpakan sifat dari kanibalisme ikan leledapat terjadi.

Menurut Tohir (1983),keberhasilan atau kesuksesan usahadapat dilihat dari sudut ekonomiyaitu besarnya penghasilan ataupendapatan kerjakeluarga.Pendapatan kerja keluargamerupakan imbalan terhadap bungaharta sendiri, upah tenaga kerjakeluarga, dan besarnya penghasilanyang di peroleh. Pada tabel 9 dapatdilihat bahwa jumlah pendapatankerja dalam keluarga rata- rata

4.1.2 Penerimaan

Penerimaan usahaagroindustri adalah perkalian antarajumlah produksi yang diperolehdengan harga yang berlaku dipasar

sebesar Rp. 5.283.837,6 per(Soekartawi, 1998). Tabel 3Produksi. Pendapatan kerja keluargadiperoleh dari pendapatan bersihditambah dengan upah tenaga kerjadalam keluarga dan penyusutan alat.Besarnya pendapatan tenaga kerjadalam keluarga pada usaha budidaya

menunjukan bahwa penerimaan yangdiperoleh yaitu rata- rata sebesarRp.10.362.880,00 perproduksi.Penerimaan diperoleh dari hargaikan lele rata- rata Rp. 18.400/kgdikalikan dengan jumlah produksiikan lele rata-rata yaitu 563,2 kgperproduksi.

ikan lele dumbo dikarenakanbanyaknya jumlah curahan tenagakerja dalam keluarga yang digunakanpada usaha ini.4.1.3 Keuntungan

Keuntungan yang diperolehusaha budidaya ikan lele dumbo di

4.1.5 Efisiensi

Efisiensi usahatidaknya

adalahusaha

Kelurahanmerupakan

Tembilahan Hulutotal gambaran layakselisih antara

tersebut dilakukan atau diusahakan.Menurut Soekartawi (2002), analisisReturn Cost (R/C) ratio merupakanperbandingan (ratio atau nisbah)antara penerimaan (revenue) danbiaya (cost). yang dikeluarkan dalamsatu kali produksi.

penerimaan dengan total biaya yangdikeluarkan. Untuk mengetahuibesarnya keuntungan pada usahabudidaya ikan lele dumbo diKelurahan Tembilahan Hulu dapatdilihat pada Tabel 3 yangmenunjukan bahwa keuntungan yangdiperoleh sebesar Rp. 3.446.539,1 Dari Table 3 dapat dilihat

bahwa usaha budidaya ikan leledumbo di daerah penelitian layakdiusahakan, hal ini dapat dilihat daribesarnya R/C yang diperoleh yaitusebesar 1,49 yang berarti bahwasetiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkanuntuk usaha budidaya ikan lele akanmenghasilkan pendapatan kotor ataupenerimaan sebesar Rp. 1,49. Hal ini

perproduksi. Menurut Hernanto(1998), berhasil tidaknya usaha dapatdilihat dari besarnya pendapatanyang diperoleh dalam mengelolasuatu usaha. Bagi pengusaha analisisini membantu mereka dalammengukur apakah kegiatan usahamereka pada saat ini berhasil atautidak.

senada dengan penelitian yangdilakukan oleh Putriana(2014), nilaiRCR yang diperoleh adalah sebesar

4.1.4 Pendapatan Kerja dalamKeluarga

68

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

1,05 yang berarti usaha budidayaikan lele dumbo menguntungkan.

Berdasarkan hasil penelitiandan pengamatan, diperoleh beberapadata faktor internal yang

4.2Budidaya Lele Dumbo

Analisis SWOT Usaha selengkapnyaTabel 4.

dapat diamati pada

Tabel 4. Internal Faktor Analisys SummaryFaktor – faktorStrategi Internal

Bobot Rating Bobot XRating

Kekuatan

1. Pengalaman dalam usaha budidayalele hampir 5 tahun

0,10 4

3

0,40

2. Hasil produksi adalah jenis ikanunggulan 0,12

0,10

0,12

0,12

0,14

0,36

0,40

0,48

3. Jarak waktu panen stabil 4

44. Keuangan perusahaan baik karenadari modal sendiri

5. Sudah memiliki pelanggan tetap 4

3

0,48

0,426. Lahan cukup luas membuatproduksi ikan lele meningkat

0,70 2,54

Faktor – faktorStrategi Internal

Bobot Rating Bobot XRating

Kelemahan1. Pengelolaan budidaya yang masih

sederhana / tradisional 0,10 1 0,10

0,12

0,20

0,12

2. Belum mampu memproduksi pakansendiri 0,12

0,10

1

23. Manajemen produksi ( pemberianpakan ) tidak terkontrol

4. Kapasitas produksi rendah danbelum mampu menjangkau pasardiluar Tembilahan

0,12

0,44

1

0,54

Sumber : Data olahan primer, 2017

Berdasarkan hasil analisis bahwa faktor yang menjadi kekuatanmatrik IFE pada table 4, menunjukan utama pembudidaya adalah

69

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

Keuangan perusahaan baik karena Kelemahan utama ini harus dijadikandari modal sendiri dan sudah pertimbangan untuk merubahmemiliki pelanggan tetap dengan kebijakan menggunakan alat modern

yang dengan begitu dapat membantunilai sebesar 0,48. Hal inidikarenakan modal yang dimilikiadalah modal sendiri tanpa harusmemikirkan pembayaran tagihan dan

pembudidayameningkatkan hasil produksi dapatterlaksana.

sehingga untuk

bungapembudidaya masing – masing telahmemilikiKelemahan

ditiap bulannya dan Nilai persentase skor bobotdari factor internal adalah 3,08. Nilaitersebut menunjukan bahwa usahabudidaya secara internal adalah kuat

pelangganutama

tetap.usahadari

budidaya lele dumbo di kelurahan karna mampu memanfaatkanTembilahanTembilahan

HuluAdalah

KecamatanManajemen

kekuatannya untuk mengatasikelemahan yang dimiliki dan terusmeningkatkan kinerja dengan caramengatasi kelemahan utama yangmenjadi kendala.

Berdasarkan hasil penelitiandan pengamatan, diperoleh beberapa

produksi ( pemberian pakan ) tidakterkontrol dengan nilai sebesar 0,20.Hal ini dikarenakan pembudidayatidak memiliki alat yang modernyang dapat member pakan padaikanyang secara otomatis sehingga data factor eksternal yangikanketerlambatan

tidakakanpemberian

mengalamipakan.

selengkapnya dapat diamati padaTabel 5.

Tabel 5. Eksternal Faktor Analisys Summary

Faktor – faktorStrategi Eksternal

Bobot Rating Bobot XRating

Peluang1. Ikan lele mengandung banyak zat

gizi0,14

0,11

4

3

0,56

0,332. Banyaknya permintaan ikan leleuntuk usaha warung makan

3. Akses jalan dan transportasi yangmudah diakses sehinggamemudahkan dalam 0,14

0,39

3 0,42

1,31

mendistribusikan produkkekonsumen

Ancaman1. Tingkat persaingan tinggi 0,11

0,11

1

1

0,11

0,112. Isu yang beredar mengenai ikanlele mengandung zat pembunuh selkanker

3. Harga bahan pakan yang terusmeningkat

4. Kecendrungan masyarakat terhadapikan lain

0,14 2

1

0,28

0,110,47

0,11

0,61

70

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis5,

yang

bahwa nilai dari Opportunities(peluang) adalah 1,31 dan Treath(ancaman) adalah 0,61, sehinggatotal dari keseluruhan dari factoreksternal adalah 1,92

matrik EFE pada tablemenunjukan bahwa factormenjadi Peluang utama pembudidayaadalah ikan lele mengandung banyakgizi dengan nilai sebesar 0,56. Halini dikarenakan ikan lele merupakanikan yang memiliki kualitas vitaminyang sangat dibutuhkan oleh tubuh..ancaman utama dari usaha budidayalele dumbo di kelurahan TembilahanHulu Kecamatan Tembilahan Adalahharga pakan yang terus meningkatdengan nilai sebesar 0,28.

Dari data diatas dapat dilihatpada antara factor internal Strengths(kekuatan)kelemahan

sebesar 2,54daninisebesar 0,54.Hal

berarti factor kekuatan harusdijadikan sebagai langkah strategidalam meningkatkan strategipengembangan usaha budidaya leledumbokelemahan

ini. Sementara factorharusNilai persentase skor bobot sebesar 0,54

dari factor eksternal adalah 1,92.Nilai tersebut menunjukan bahwausaha budidaya secara Eksternaladalah sedang karna dalam usahabudidayanya menjalani strategi yang

diminimalisirmemperkuatpengembangan usaha yang mampumengurangi factor resiko dalam

dengansystem

carastrategi

strategi pengembangan usahamemanfaatkan peluang dan budidaya ikan lele dumbo.menghindari ancaman. Sementara itu pada

sebesaryang

factor1,31

cukupeksternal Peluang

4.3 Strategi Pengembangan UsahaBudidaya Ikan Lele

merupakan kondisimenguntungkan bagi pembudidayauntuk mengembangkan usahaBerdasarkan analisis IFAS danbudidaya ikan lele karna factorancaman lebih kecil yaitu 0,61.Dalam kondisi ini pembididaya harus

EFAS pengembangan usahabudidayaKelurahanKecamatandijelaskan sebagai berikut :1. Faktor internal strategi pemasaran

yang(kekuatan)(kelemahan) menunjukan bahwanilai dari Strengths (kekuatan)adalah(kelemahan) adalah 0,54 sehinggatotalintenal adalah 3,08

2. Factor eksternal yang meliputi

ikan lele dumbo diHuludapat

TembilahanTembilahan mampu

peluangmempertahankan kondisisaat ini, dan terus

meminimalisir ancaman sehinggapeluangdapat

strategi pengembanganFactor

meliputidan

Strengthsterus meningkat.weaknesses

ancaman sebesar 0,61 inimenunjukan bahwa strategipemasaran memiliki resiko yangbesar.

Dari hasil tabulasi analisaSWOT, maka budidaya ikan lele di

2,54 dan weaknesses

keseluruhan dari factor

kelurahan Tembilahan HuluKecamatan Tembilahan KabupatenIndragiri Hilir sebagai berikut :

OpportunitiesTreath (ancaman) menunjukan

(peluang) dan

71

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

Berbagai Peluang1,31

Kudran III Kuandran I2,54

Kelemahan

Kuadran IV

Kekuatan Internal

Kuadran II

Berbagai Ancaman

Gambar 2. Diagram Grand strategi

Berdasarkan diagram strategidiatas, maka strategi yang terdapatpada pengembangan usaha budidaya

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanadalahOpportunities)yangkuadran I. Strategi yang harusditerapkan untuk perusahaan yangberadamendukungpertumbuhanyangagresif,pengembanganpasar,

SO (Strenghtterletak

danpada 1. Rata-rata jumlah biaya yang

dikeluarkan adalah sebesar Rp.6.916.340,9sedangkanpendapatann

per produksiRata-ratadiperolehpada posisi ini adalah yangkebijakan sebesar Rp. 10.362.880,00per

Produksi,keuntunganRp.3.446.539,1

sehinggarata-rata

diperolehsebesar

perpasar, penetrasi

produk,integrasi

pengembangankedepan,integrasi produksi.Nilai efisiensi atau R/C

yang diperoleh adalah sebesar1,49 yang berarti bahwa setiapRp. 1 biaya yang dikeluarkanuntuk usaha budidaya ikan leleakan menghasilkan pendapatankotor atau penerimaan sebesarRp. 1,49 dan pendapatan bersihatau keuntungan sebesar Rp.0,49. Hal ini menunjukan bahwausaha budidaya ikan lele dumbodi Kelurahan Tembilahan HuluKecamatan Tembilahan efisienatau layak diusahakan.

kebelakang, integrasi horizontal dandisersifikasi konsentrik.

Strategi SO merupakansituasi yang paling menguntungkan.Pembudidaya memiliki peluang dankekuatan, sehingga dapatmemanfaatkan peluang sebesar –besarnya. Strategi ini mampumengembangkan usaha budidayakarna dengan banyaknya permintaanterhadappembudidaya

produktelah

sehinggamemiliki

pelanggan yang tetapdan juga lahanyang luas memiliki dampak kepadajarak panen yang cenderung stabildan dapat berproduksi terus menerus.

2. Strategi pengembangan usahayang digunakan olehpembudidaya lele dumbo adalahstrategi SO. Strategi SO (Strengh Opportunity ) adalah

72

Jurnal Agribisnis Unisi Vol.7 No.1 Tahun 2018

strategi yang digunakan untukmemanfaatkan peluang yang adadengan memanfaatkan kekuatanyang dimiliki oleh perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Lele : Ikan BerkumisPaling Populer. Agromedia Pustaka.Jakarta.

5.2 Saran1. Pembudidaya

meningkatkan produksi ikan leledikarenakan semakin banyaknya

David, F R. 2004. Manajemendapat terusStrategis Konsep-Konsep.Terjemahan. PT. IndeksKelompok Gramedia. Jakarta.warung makan yang

menyediakan menu ikan leleakan Departemen Kelautan dan Perikanan.semakin meningkatkan 2007.Sangkuriang.

Budidaya Lelehttppermintaan pasar sehingga dapat

pula meningkatkan pendapatan ://www.dkp.go.id/content.php?c=2558.bagi pembudidaya ikan lele

dumbo.2. Perlu adanya perhatian Freddy. 2006. Penuntun Kepada Gizi

Yang Baik Dalam Rumahpemerintah baik itu penyuluhantentang teknologi terbaru, teknikbudidaya maupun bantuan danaterhadapdumbo

Tangga Dan Kesehatan.Penebar Swadaya. Jakarta.

budidayaini

ikan leleagar dapat Fadholi, H, 1989. Ilmu Usahatani.

Penebar Swadaya. Jakarta.berkembang dengan lebih baiklagi

73