Strategi Penentuan Lokasi Usaha Warung Kopi dengan ...

11
465 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021 Strategi Penentuan Lokasi Usaha Warung Kopi dengan Metode Pemeringkatan Faktor di Kota Pontianak Ahmad Shalahuddin Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura, Pontianak 78124 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang prospek usaha warung kopi di Kota Pontianak dan menentukan formula pemilihan alternatif yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan lokasi warung kopi di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan objek penelitian pada warung kopi di wilayah Kota Pontianak. Analisis yang digunakan adalah menggunakan Metode Pemeringkatan Faktor atau Factor Rating Method. Hasil analisis menunjukkan bahwa prospek usaha warung kopi di kota Pontianak sangat baik. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor, maka disimpulkan bahwa alternatif terbaik lokasi usaha warung kopi secara berurutan adalah: pertama, di kawasan jalan Reformasi; kedua, di kawasan jalan Gajah Mada dan jalan Tanjungpura; ketiga, di kawasan jalan Ampera; dan keempat, di kawasan jalan Putri Candramidi dan jalan Gusti Hamzah.. Kata kunci: : Prospek Usaha, Lokasi Usaha dan Pemeringkatan Faktor PENDAHULUAN Usaha warung kopi, kedai kopi, kafe atau coffee shop di Kota Pontianak merupakan usaha yang memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan jumlah warung kopi yang semakin menjamur di berbagai sudut kota Pontianak baik di jalan-jalan utama maupun di dalam gang-gang kecil. Pontianak merupakan salah satu kota yang memiliki ketertarikan yang kuat terhadap kopi. Hal ini ditunjang dengan kebudayaan nongkrong di Pontianak yang masih kental. Fenomena ini dapat dilihat setiap malamnya di Kota Pontianak. Selain dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, Pontianak juga dikenal sebagai Kota 1000 Warung Kopi. Terdapat beberapa titik sentra warung kopi di Kota Pontianak, antara lain: Jalan Gusti Hamzah terdapat 18 warung kopi, Jalan Putri Candramidi terdapat 11 Warung Kopi, Jalan Reformasi terdapat 30 warung kopi, Jalan Gajah Mada, Tanjungpura dan sekitarnya terdapat 115 warung kopi (Novan, Kalsum & Lestari, 2021). Titik sentra lainnya yang tidak kalah banyak jumlahnya adalah di Jalan Prof. M. Yamin, Jalan Ampera, Jalan Rais A. Rahman, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Kom.Yos Sudarso. Bahkan Jalan Gajah Mada dicanangkan sebagai coffee street di Kota Pontianak pada tahun 2011 (Barus, 2011), dan saat ini telah dipromosikan sebagai Gajah Mada Coffee Street. Walikota Pontianak menyebutkan bahwa Pontianak sudah dikenal sebagai kota dengan jumlah warung kopi terbanyak dan penikmat kopi terbesar (Dedi, 2019).

Transcript of Strategi Penentuan Lokasi Usaha Warung Kopi dengan ...

465 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Strategi Penentuan Lokasi Usaha Warung Kopi dengan Metode Pemeringkatan Faktor di Kota Pontianak

Ahmad Shalahuddin

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura, Pontianak

78124

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang prospek usaha warung kopi di Kota Pontianak dan menentukan formula pemilihan alternatif yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan lokasi warung kopi di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan objek penelitian pada warung kopi di wilayah Kota Pontianak. Analisis yang digunakan adalah menggunakan Metode Pemeringkatan Faktor atau Factor Rating Method. Hasil analisis menunjukkan bahwa prospek usaha warung kopi di kota Pontianak sangat baik. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor, maka disimpulkan bahwa alternatif terbaik lokasi usaha warung kopi secara berurutan adalah: pertama, di kawasan jalan Reformasi; kedua, di kawasan jalan Gajah Mada dan jalan Tanjungpura; ketiga, di kawasan jalan Ampera; dan keempat, di kawasan jalan Putri Candramidi dan jalan Gusti Hamzah..

Kata kunci: : Prospek Usaha, Lokasi Usaha dan Pemeringkatan Faktor

PENDAHULUAN

Usaha warung kopi, kedai kopi, kafe atau coffee shop di Kota Pontianak

merupakan usaha yang memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat pada

perkembangan jumlah warung kopi yang semakin menjamur di berbagai sudut kota

Pontianak baik di jalan-jalan utama maupun di dalam gang-gang kecil.

Pontianak merupakan salah satu kota yang memiliki ketertarikan yang kuat

terhadap kopi. Hal ini ditunjang dengan kebudayaan nongkrong di Pontianak yang

masih kental. Fenomena ini dapat dilihat setiap malamnya di Kota Pontianak. Selain

dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, Pontianak juga dikenal sebagai Kota 1000 Warung

Kopi. Terdapat beberapa titik sentra warung kopi di Kota Pontianak, antara lain: Jalan

Gusti Hamzah terdapat 18 warung kopi, Jalan Putri Candramidi terdapat 11 Warung

Kopi, Jalan Reformasi terdapat 30 warung kopi, Jalan Gajah Mada, Tanjungpura dan

sekitarnya terdapat 115 warung kopi (Novan, Kalsum & Lestari, 2021). Titik sentra

lainnya yang tidak kalah banyak jumlahnya adalah di Jalan Prof. M. Yamin, Jalan

Ampera, Jalan Rais A. Rahman, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Imam Bonjol dan Jalan

Kom.Yos Sudarso. Bahkan Jalan Gajah Mada dicanangkan sebagai coffee street di Kota

Pontianak pada tahun 2011 (Barus, 2011), dan saat ini telah dipromosikan sebagai

Gajah Mada Coffee Street. Walikota Pontianak menyebutkan bahwa Pontianak sudah

dikenal sebagai kota dengan jumlah warung kopi terbanyak dan penikmat kopi

terbesar (Dedi, 2019).

466 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Kafe adalah penyedia makanan dan minuman ringan yang dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan/atau

penyajiannya, di dalam satu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah (Permen

Parekraf 10 Tahun 2014). Kafe bisa digambarkan sebagai lokasi yang memiliki ciri

menyediakan minuman ringan biasanya berupa kopi dan makanan ringan dalam

suatu bangunan permanen yang tetap dan tidak berpindah-pindah. Di Pontianak,

istilah yang banyak digunakan adalah warung kopi atau warkop. Namun, seiring

perkembangan jaman, warung kopi atau kafe telah banyak mengalami perubahan

atau pergeseran terutama berkaitan dengan fungsi warung kopi itu sendiri (Damajani,

2008:144). Warung kopi atau kafe yang ada saat ini telah memberikan konsep

suasana yang berbeda sehingga pengunjungnya tidak hanya didominasi oleh orang-

orang dewasa, akan tetapi anak-anak muda. Bahkan wanita juga sudah mulai ikut

meramaikan tempat ini. Warkop atau kafe yang semula merupakan tempat untuk

meminum kopi saat ini telah berubah menjadi ruang publik alternatif (Damajani,

2008:144).

Salah satu langkah yang harus dilakukan agar usaha warung kopi dapat eksis

dan berkembang adalah pemilihan lokasi usaha yang tepat. Strategi penentuan lokasi

merupakan salah satu langkah penting dan sangat menentukan keberhasilan dalam

menjalankan kegiatan usaha (baik di bidang manufaktur, jasa, ritel maupun

profesional) karena akan berpengaruh terhadap pendapatan. Bahkan dapat menjadi

faktor kekuatan utama atau keunggulan dalam bersaing.

Dalam menetapkan lokasi yang strategis, perusahaan harus

mempertimbangkan faktor-faktor penetapan lokasi strategis, karena lokasi

perusahaan akan berdampak pada kesuksesan perusahaan itu sendiri. Menurut

Heizer & Render (2017), lokasi strategis adalah pendorong biaya dan pendapatan,

sehingga lokasi seringkali menjadi kekuatan yang besar dalam membuat strategi

bisnis perusahaan. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan

keuntungan dari lokasi bagi perusahaan.

Pemilihan lokasi usaha tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar, usaha

jasa berskala mikro juga perlu memilih lokasi usaha yang strategis. Hal ini terjadi

karena pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan suatu usaha.

Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus

dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi

usaha berpengaruh terhadap kesuksesan atau keberhasilan usaha (Ketokivi,

Turkulainen, Seppala, & Rouvinen, 2017; Sharma, Phanden & Baser, 2012; Wahyudi

& Heriyanto, 2014; Saepul, Mulyatin & Prabowo, 2019; Lesmana, Soegiarto & Suyatin,

2018).

Pemilihan lokasi harus melalui perencanaan strategis yang komprehensif.

Faktor-faktor yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi

perusahaan, adalah: lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, ketersediaan

tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah dan supplier, fasilitas dan biaya

transportasi, sumber daya alam lain. Selain faktor-faktor tersebut, berbagai faktor

lainnya berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi antara lain adalah

467 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws)

dan relokasi, kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan

maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim,

keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.”

(Assauri, 2016; Heizer & Render, 2017; Tjiptono, 2013; Xu, Liu, Zhang & Liu (2018).

Usaha mikro/ kecil lebih mudah mencapai kesuksesan jika memilih lokasi yang lebih

dekat dengan pelanggan, sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal

(Fitriyani, Murni & Warsono, 2018; Fu’ad, 2015).

Salah satu unsur penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi

warung kopi atau kafe adalah segmen atau komunitas konsumen yang akan dilayani.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yee et al. (2014) diketahui bahwa

sebagian besar penikmat kopi adalah dari kalangan remaja dan mahasiswa dari usia

18 sampai 25 tahun yaitu sebesar 67,9 % dan penikmat kopi usia di atas 40 tahun

hanya sebesar 6,5 %.

Mengingat pentingnya strategi penentuan lokasi dan banyaknya faktor-faktor

yang mempengaruhi kesuksesan dalam menjalankan kegiatan usaha, maka penulis

ingin meneliti tentang faktor-faktor penting yang layak dipertimbangkan dan formula

yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan penentuan

lokasi usaha warung kopi di Kota Pontianak.

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran tentang prospek usaha warung kopi di kota Pontianak dan menentukan

formula pemilihan alternatif yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan

lokasi warung kopi di kota Pontianak.

KAJIAN LITERATUR

Strategi Lokasi

Keputusan lokasi biasanya tergantung pada tipe bisnis. Untuk keputusan

lokasi industri, strategi biasanya adalah meminimalkan biaya, meskipun inovasi dan

kreativitas juga sangat penting. Bagi organisasi ritel, perdagangan dan jasa

profesional, strategi dipusatkan dalam memaksimalkan pendapatan. Strategi gudang,

merupakan gabungan atau kombinasi dari biaya dan kecepatan pengiriman (Heizer

& Render, 2017). Keputusan penentuan lokasi lebih sering dilakukan pada usaha jasa

dibandingkan dengan usaha manufaktur.

Terdapat 8 faktor yang menentukan volume dan pendapatan bagi perusahaan

jasa sebagai berikut (Heizer & Render, 2017):

1. Daya beli konsumen pada area yang dituju.

2. Jasa dan gambaran sesuai dengan demografis konsumen pada area yg dituju.

3. Persaingan di dalam area.

4. Kualitas persaingan.

5. Keunikan dari lokasi perusahaan dan para pesaingnya.

6. Kualitas fisik dari tempat fasilitas dan bisnis di sekitarnya.

7. Kebijakan operasional perusahaan.

8. Kualitas dari manajemen.

468 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Sementara menurut Tjiptono (2013) faktor-faktor penetapan lokasi strategis

adalah:

1. Aksesibilitas yaitu lokasi yang mudah dijangkau atau dilalui sarana transportasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lalu lintas (traffic), dimana terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Banyaknya orang yang melintasi daerah tersebut bisa memberikan besarnya

terjadi impulse buying;

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya

terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran dan ambulans.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.

5. Ekspansi yaitu tersedia tanah/ tempat yang cukup luas untuk keperluan perluasan

usaha dikemudian hari.

6. Lingkungan yaitu kondisi lingkungan sekitar yang mendukung produk yang

ditawarkan. Misalnya usaha fotocopy yang berdekatan dengan sekolah, kampus

atau perkantoran.

7. Persaingan yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi warnet, perlu

dipertimbangkan apakah daerah yang sama sudah banyak berdiri warnet.

8. Peraturan pemerintah misalnya adanya larangan untuk berjualan produk

makanan di kawasan tertentu, larangan usaha reparasi (bengkel) kendaraan

bermotor di daerah pemukiman penduduk, dan sebagainya.

Baik perusahaan manufakturing maupun jasa, keduanya kadangkala lebih

menyenangi lokasi dekat dengan pesaing. Kecenderungan ini, dinamakan dengan

pengelompokan (clustering atau aglomerasi), sering terjadi ketika sumber daya

utama ditemukan dalam kawasan tersebut. Aglomerasi merupakan pola

pengelompokan industri atau sektor usaha dalam suatu wilayah atau kawasan

tertentu (Heizer & Render, 2017). Terdapat dua macam aglomerasi yaitu aglomerasi

produksi dan aglomerasi pemasaran.

Pentingnya aglomerasi lebih terkait dengan adanya keuntungan-keuntungan

yang ditimbulkan dari pola pengelompokan berbagai industri dan pemasaran. Hal ini

berimplikasi pada penghematan dalam hal biaya transportasi, biaya produksi dan

biaya pemasaran. Disamping memberi keuntungan pada pedagang, aglomerasi juga

menguntungkan pembeli (konsumen). Konsumen akan merasa puas ketika membeli

barang dengan melakukan banyak perbandingan, baik menyangkut barang yang

sejenis atau barang subtitusi. Perbandingan itu terkait dengan perbedaan harga,

kualitas, jenis dan lain sebagainya.

Selain itu, masalah keamanan, lingkungan masyarakat, kemungkinan

perluasan dan fasilitas pendukung (kemudahan akses, ketersediaan lahan parkir),

kebersihan lingkungan, ketersediaan air bersih, listrik, jaringan internet menjadi

pertimbangan penting dalam penentuan lokasi.

469 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Metode Penyusunan Formula Pakan Ternak

Terdapat empat metode utama yang dapat digunakan untuk memecahkan

permasalahan lokasi, yaitu: metode pemeringkatan faktor, analisis biaya-volume

lokasi, metode pusat gravitasi, dan metode transportasi. Namun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemeringkatan faktor. Metode ini

dianggap paling sesuai untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan penentuan

lokasi usaha warung kopi, yaitu menentukan lokasi berdasarkan faktor-faktor

penting yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian.

Analisis Biaya-Volume lebih cocok untuk industri manufaktur yang

berorientasi pada biaya terendah dengan menentukan volume penjualan optimal.

Metode Pusat gravitasi lebih menekankan pada penentuan lokasi sebagai pusat

wilayah pemasaran atau pendistribusian dengan faktor kedekatan jarak dan

kecepatan pendistribusian barang sebagai pertimbangan utama. Metode transportasi

adalah metode yang bertujuan untuk mencari pola distribusi yang paling efisien,

sehingga lebih cocok untuk perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusi barang.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian pada

warung kopi di wilayah Kota Pontianak. Analisis yang digunakan adalah

menggunakan Metode Pemeringkatan Faktor atau Factor Rating Method.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan objek penelitian pada

warung kopi di wilayah Kota Pontianak. Penggunaan metode kualititaf karena

peneliti ingin menemukan formula pemilihan alternatif yang dapat dijadikan sebagai

acuan dalam penentuan lokasi warung kopi di kota Pontianak. Teknik pengumpulan

data menggunakan teknik observasi, indept interview, fokus group discussion (FGD)

dan studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah menggunakan Metode

Pemeringkatan Faktor atau Factor Rating Method.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prospek Usaha Penggemukan Sapi Potong

Salah satu budaya masyarakat kota Pontianak adalah berkumpul bersama

teman atau dikenal dengan istilah nongkrong sambil menikmati minum kopi. Budaya

nongkrong ini pada umumnya dilakukan oleh masyarakat kota Pontianak pada usia

produktif dan khususnya pada usia sekolah (pelajar SMA dan mahasiswa).

Besarnya jumlah usia produktif yaitu sebesar 466.645 jiwa atau sebesar

69,40 % dari jumlah penduduk kota Pontianak, menjadikan budaya nongkrong ini

sebagai peluang yang sangat bagus bagi pengembangan bisnis warung kopi.

Fenomena yang terlihat saat ini adalah, budaya nongkrong tidak hanya dilakukan oleh

kaum pria tetapi juga kaum wanita.

470 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Penentuan Alternatif Lokasi Usaha Warung Kopi di Kota Pontianak

Lokasi yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah lokasi untuk

pengembangan warung kopi dengan harga jual di bawah Rp. 10.000,00 per gelas

dengan pertimbangan warung kopi dengan harga jual tersebut yang paling banyak

berkembang saat ini baik dengan konsep tradisional maupun modern. Berdasarkan

hasil observasi terhadap titik sentra warung kopi di kota Pontianak, maka alternatif

lokasi yang direkomendasikan untuk dinilai, diperbandingkan, dan dievaluasi dengan

metode pemeringkatan faktor (Factor Rating Method) adalah:

1. Lokasi di Jalan Reformasi (Lokasi A),

2. Lokasi di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura (Lokasi B),

3. Lokasi di Jalan Putri Candramidi dan Jalan Gusti Hamzah (Lokasi C), dan

4. Lokasi di Jalan Ampera (Lokasi D).

Keempat lokasi tersebut merupakan lokasi yang berkembang pesat sebagai

titik sentra warung kopi di kota Pontianak. Lokasi jalan Gajah Mada dan jalan

Tanjungpura merupakan suatu kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik

sehingga kedua jalan tersebut dijadikan satu kelompok alternatif dalam pemilihan

lokasi usaha warung kopi. Demikian juga halnya dengan jalan Putri Candramidi dan

jalan Gusti Hamzah. Keduanya merupakan kawasan satu jalur yang memiliki

kemiripan karakteristik wilayah sehingga dijadikan satu kelompok alternatif dalam

pemilihan lokasi usaha.

Faktor Penting Pemilihan Lokasi Usaha Warung Kopi di Kota Pontianak

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian dengan kondisi wilayah dan segmen

pelanggan yang akan diteliti, maka indikator atau faktor penting yang akan diteliti,

dinilai dan dipertimbangkan dalam penentuan atau pemilihan alternatif lokasi usaha

warung kopi di kota Pontianak berikut pembobotannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Bobot Faktor Pemilihan Lokasi Berdasarkan Peringkat

No Faktor Penting Bobot

1 Kedekatan dengan pesaing 0,200

2 Biaya lokasi 0,175

3 Keunikan Lokasi 0,150

4 Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman 0,125

5 Kemudahan ekspansi usaha 0,125

6 Daya beli konsumen pada area yang dituju 0,100

7 Kedekatan dengan pelanggan 0,075

8 Dukungan lingkungan sekitar 0,050

J U M L A H 1,000

Sumber: Data olahan 2021

471 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Penentuan peringkat dan pemberian bobot terhadap faktor-faktor penting

dalam pemilihan alternatif lokasi tersebut dilakukan berdasarkan hasil observasi,

indept interview dan FGD dengan para pemilik dan pelanggan warung kopi

Pemilihan Alternatif Lokasi Warung Kopi di Pontianak

1. Lokasi A di Kawasan Jalan Reformasi

Alternatif pertama adalah lokasi yang terletak di sepanjang jalan

Reformasi Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak. Lokasi ini berada di

belakang (sebelah selatan) kampus Universitas Tanjungpura. Di sekitaran jalan

reformasi ini banyak terdapat rumah kost dan asrama mahasiswa. Lokasi ini

mengalami perkembangan yang pesat sebagai salah satu titik sentra warung kopi

di kota Pontianak. Biaya sewa di sekitaran wilayah jalan reformasi berkisar

antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta per tahun per kapling lahan kosong dengan

luasan 440 m2 atau 20 m x 22 m. Luasan lahan tersebut memungkinkan untuk

menyiapkan ruang untuk parkir dengan daya tampung yang relatif besar untuk

kendaraan roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat dapat menggunakan

badan jalan yang masih tersedia cukup lebar. Secara umum dapat dikatakan

bahwa tempat parkir di kawasan jalan reformasi relatif luas, nyaman dan aman.

Keunikan lokasi di kawasan ini terbentuk karena berada di dekat kampus

terbesar di kota Pontianak sehingga sebagian besar pelanggannya adalah

mahasiswa. Selain itu desain warung kopi di kawasan ini pada umumnya

menampilkan ruang dan pandangan yang luas. Hal ini yang membedakannya

dengan warung kopi di kawasan lain.

2. Lokasi B di Jalan Gajah Mada dan Jalan Tanjungpura

Alternatif kedua adalah lokasi yang berada di kawasan jalan Gajah Mada

dan jalan Tanjungpura Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak. Kedua

jalan ini menjadi satu kawasan karena berdekatan dan memilik banyak jalan

penghubungnya. Selain jalan utama, pada jalan penghubungnya juga banyak

terdapat warung kopi sehingga kawasan ini telah ditetapkan menjadi coffee

street di Kota Pontianak. Kawasan ini terletak di pusat kota, sehingga untuk

perolehan lahan sudah sangat sulit dan sangat mahal. Pada umumnya bentuk

bangunan sewa berbentuk ruko.

Pada jalan utama, tempat parkir relatif sulit terutama bagi kendaraan roda

empat, namun untuk di jalan penghubungnya masih relatif mudah. Oleh karena

ketersediaan lahan terbatas, maka kemungkinan untuk ekspansi sulit dilakukan.

3. Lokasi C di Jalan Putri Candramidi dan Jalan Gusti Hamzah

Alternatif ketiga adalah lokasi di kawasan jalan Putri Candramidi dan Jalan

Gusti Hamzah Kelurahan Sei Bangkong Kecamatan Pontianak Kota, Kota

Pontianak. Kedua jalan ini dijadikan satu kawasan yang akan dipertimbangkan

dalam penentuan lokasi karena kedua jalan ini masih satu jalur dan memiliki

kemiripan wilayah. Kedua jalan ini merupakan jalan perlintasan yang banyak

dilalui oleh masyarakat dari tempat tinggal ke tempat beraktivitas. Lokasi pada

kawasan ini masih bercampur antara kawasan ruko dan rumah penduduk.

472 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

4. Lokasi D di Jalan Ampera

Alternatif terakhir yang dipertimbangkan adalah lokasi di kawasan jalan

Ampera Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Pada

lokasi ini banyak terdapat sekolah dan kompleks perumahan. Biaya lokasi relatif

lebih murah dibandingkan dengan lokasi yang lainnya dengan luasan yang lebih

luas, sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi usaha.

Jumlah warung kopi di kawasan ini masih relatif sedikit, tidak sebanyak di

tiga lokasi lain yang diperbandingkan, namun lokasi ini memiliki kemungkinan

berkembang yang sangat baik. Hal ini dikarenakan kawasan ini sangat luas,

banyak terdapat kompleks perumahan dan sekolah baik di tingkat SMP, SMA

maupun perguruan tinggi.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka penilaian terhadap

beberapa alternatif lokasi di kota Pontianak dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Penilaian Alternatif Lokasi Usaha Warung Kopi

Di Kota Pontianak

No Faktor Penting Nilai Lokasi

A B C D

1 Kedekatan dengan pesaing 80 90 70 60

2 Biaya lokasi 50 40 60 70

3 Keunikan Lokasi 80 85 70 60

4 Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman 75 60 60 75

5 Kemudahan ekspansi usaha 75 50 60 80

6 Daya beli konsumen pada area yang dituju 75 90 80 70

7 Kedekatan dengan pelanggan 75 80 70 70

8 Dukungan lingkungan sekitar 80 85 70 65

Sumber: Data olahan 2021

Langkah selanjutnya untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif tersebut adalah menghitung nilai tertimbang masing-masing alternatif lokasi. Nilai tertimbang adalah hasil kali bobot dengan nilainya pada Tabel 2. Prioritas pilihan alternatif lokasi adalah lokasi dengan nilai tertimbang tertinggi secara berurutan. Berdasarkan hasil penilaian dan perhitungan beberapa alternatif lokasi pada

Tabel 3, diketahui bahwa nilai yang paling tinggi sebagai prioritas pilihan alternatif

lokasi secara berurutan adalah:

1. Lokasi di kawasan jalan Reformasi dengan jumlah nilai 72,625.

2. Lokasi di kawasan jalan Gajah Mada dan jalan Tanjungpura dengan jumlah nilai

70,750.

3. Lokasi di kawasan jalan Ampera dengan jumlah nilai 68,125.

4. Lokasi di jalan Putri Candra Midi dan jalan Gusti Hamzah dengan jumlah nilai 66,750.

473 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Tabel 3 Penilaian Alternatif Lokasi Usaha Warung Kopi

Di Kota Pontianak

No Faktor Penting Bobot Nilai Tertimbang Lokasi

A B C D

1 Kedekatan dengan pesaing 0,200 16 18 14 12

2 Biaya lokasi 0,175 8,75 7 10,5 12,25

3 Keunikan Lokasi 0,150 12 12,75 10,5 9

4 Tempat parkir yang luas, nyaman

dan aman 0,125 9,375 7,5 7,5 9,375

5 Kemudahan ekspansi usaha 0,125 9,375 6,25 7,5 10

6 Daya beli konsumen pada area yang

dituju 0,100 7,5 9 8 7

7 Kedekatan dengan pelanggan 0,075 5,625 6 5,25 5,25

8 Dukungan lingkungan sekitar 0,050 4 4,25 3,5 3,25

J U M L A H 1,000 72,625 70,75 66,75 68,125

Sumber: Data olahan 2021

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai strategi penentuan

lokasi usaha warung kopi dengan metode pemeringkatan faktor di kota Pontianak,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prospek usaha warung kopi di kota Pontianak sangat baik karena “Ngopi”

merupakan budaya masyarakat kota Pontianak dan pelanggan potensial sangat

tinggi (69 % dari jumlah penduduk kota Pontianak).

2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode pemeringkatan

faktor, maka disimpulkan bahwa alternatif terbaik lokasi usaha warung kopi

secara berurutan adalah: pertama, di kawasan jalan Reformasi; kedua, di kawasan

jalan Gajah Mada dan jalan Tanjungpura; ketiga, di kawasan jalan Ampera; dan

keempat, di kawasan jalan Putri Candramidi dan jalan Gusti Hamzah.

Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian, disarankan kepada pemilliki usaha

warung kopi di kota Pontianak dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Menetapkan dengan jelas segmen pelanggan, sehingga faktor-faktor penting yang

dipertimbangkan dalam penentuan lokasi usaha lebih sesuai.

2. Penetapan bobot dan penilaian bukan merupakan acuan baku. Penentuan bobot

dan penilaian sangat mungkin berbeda hasilnya tergantung pemahaman,

pengetahuan dan pengalaman dari tim peneliti yang melakukan dan kualitas

sumber informasi.

474 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. (2016). Manajemen Operasi Produksi – Pencapaian Sasaran Organisasi Berkesinambungan. Edisi 3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Barus, H. (2011). Kawasan Gajah Mada Pontianak Dicanangkan Coffee Street. Retrieved from https://investor.id.

Chelviani, Kadek Mery, Meitriana, Made Ary, & Haris, Iyus Akhmad. (2017). Analisis faktor-faktor yg mempengaruhi pemilihan lokasi toko modern di Kecamatan Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Volume 9 No.2 Tahun 2017.

Damajani, R., (2008). Vernakularisme, Informalitas, dan Urbanisme: Café sebagai Ekspresi Gaya Hidup Kontemporer. Journal Visual Art & Design, 2(2), 141-158.

Dedi. 2019. Pontianak kota seribu warung kopi, sejuta inspirasi. Artikel. https://www.antaranews.com/berita/1167060/pontianak-kota-seribu-warung-kopi-sejuta-inspirasi

Fitriyani, Sandra, Murni, Trisna, & Warsono, Sri. (2018). Pemilihan lokasi Usaha dan Pengaruhya Terhadap Keberhasilan Usaha Jasa Berskala Mikro dan Kecil. Management Insight, 13 (1): 47-58.

Fu’ad, Eko Nur. (2015). Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Berskala Mikro/Kecil Di Komplek Shopping Centre Jepara. Media Ekonomi Dan Manajemen Vol. 30 No. 1.

Hariwan, Peggy, & Silviatni, Inggi. (2014). Perancangan Model Bisnis Café Zapateria. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia. Vol. 2, Nomor 1.

Heizer, Jay, & Render, Barry. (2017). Manajemen Operasi – Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Indrawati. (2015). Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi Teknologi Komunikasi dan Informasi. Bandung: Refika Aditama.

Ketokivi, Mikko, Turkulainen, Virpi, Seppala, Timo, & Rouvinen, Petri. (2017). Why Locate manufacturing in a high-cost country? A Case Study of 35 Production Location Decisions. Elsevier, Journal of Operations Management 49-51 (2017); 20 – 30.

Khoirul, Muhammad, Yudana, Galing, & Rahayu, Paramita. (2019). Faktor Utama Pemilihan Lokasi Kafe Di Kota Surakarta. Desa – Kota, Vol. 1, No. 2, 2019, 108-120.

Lesmana, Dwi Indra, Soegiarto, Eddy & Suyatin. (2018). Pengaruh Pemilihan Lokasi Usaha Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa Mikro di Jalan Juanda Samarinda. Ekonomia, Vol 7, No. 1.

Novan, Kalsum, Emilya, & Lestari. (2021). Pontianak Coffee Shop. Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 9, No. 1.

Riduwan. (2018). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rosalina, Sylvia Sari. (2018). Strategi Penentuan Lokasi Global Perusahaan. Bisma, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 12, No. 2, Mei 2018, Hal. 233-239.

475 | Proceeding Seminar Bisnis Seri V 2021

Saepul, Setia, Ahmad, Mulyatini, Nurdiana & Prabowo, Faizal Haris Eko. (2019). Analisis Faktor-faktor Penetapan Lokasi Strategis Perusahaan PT. POS Indonesia Cabang Ciamis. Business Management and Entrepreneurship Journal, Volume 1, No. 2.

Sharma, Parveen, Phanden, Rakesh, Kumar & Baser, Vinod. (2012). Analysis for Site Selection Based on Factors Rating. International Journal of Emerging Trends in Engineering and Development, Issue 2, Vol. 6

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2013. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.

Umar, H. (2010). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Posivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Press.

Wahyudi, N. dan Heriyanto, A.E., (2014). Analisis Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa Mikro Di Kecamatan Sungai Kunjang. Jurnal Ekonomi Universitas Samarinda.

Xu, Wei, Liu, Lina, Zhang, Qingshan, & Liu, Peng. (2018). Location Decision-Making of Equipment Manufacturing Enterprise under Dual-Channel Purchase and Sale Mode. Wiley Hindawi Complexity, Volume 2018, 16 pages.

Yee, C. P., Mun, K. W. K., Yee, L. M. and Ling, Y. (2014). Factors Influencing Purchase Intention of Starbucks. Univ