gambaran lokasi sumbatan arteri koroner

12
GAMBARAN LOKASI SUMBATAN ARTERI KORONER BERDASARKAN TREADMILL TEST DAN ANGIOGRAFI Studi Deskriptif Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Laboratorium Kateterisasi Jantung Rumkit TK II Dustira Cimahi Periode April-Maret 2016 Nesha Adelina Mandala 1 , Julianto Widjojo 2 , Wendra 3 1 Program Studi Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran UNJANI, 2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam Kedokteran UNJANI, 3 Bagian Anatomi Kedokteran UNJANI ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi masalah kesehatan di dunia dengan angka mortalitas yang tinggi. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,5% atau sekitar 2.650.340 orang. Terdapat pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis PJK yaitu treadmill test dan angiografi. Indikasi dilakukannya angiografi yaitu pasien nyeri dada dengan hasil treadmill test positif. Treadmill test memiliki sensitivitas 47% dan spesifisitas 53% sedangkan angiografi koroner memiliki sensitivitas mencapai 96% dengan spesifisitas 65%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dengan jumlah subjek 35 pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan angiografi. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata usia pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan angiografi yaitu 51 tahun dengan jenis kelamin laki-laki (57%) lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (43%), lokasi infark terbanyak berdasarkan treadmill test yaitu anterolateral (40%), lokasi sumbatan arteri koroner terbanyak berdasarkan treadmill test yaitu di LCx (40%). Lokasi sumbatan arteri koroner terbanyak berdasarkan angiografi yaitu di LAD (43%). Jumlah lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan angiografi pada pasien PJK dengan treadmill test positif terbanyak menunjukan non significant CAD (47%). Terdapat perbedaan lokasi sumbatan berdasarkan treadmill test dan angiografi karena adanya perbedaan sensitivitas dan spesifisitas. Lokasi sumbatan arteri koroner pada umumnya pada left coronary artery (LCA) berhubungan dengan struktur histologi LCA yang memiliki serabut elastika interna lebih sedikit dibandingkan dengan RCA. Kata Kunci: Angiografi, PJK, Treadmill Test ABSTRACT Coronary artery disease (CAD) become a health problem in the world with a high mortality rate. Pusdatinkes RI stated that the prevalence of coronary heart disease based on the doctor's diagnosis and symptoms in Indonesia in 2013 amount to 1,5%, or 2,650,340 people. There are examination for the diagnostic of CAD, treadmill test and angiography. Indication for angiography is chest pain with a positive treadmill test. Treadmill test had a sensitivity of 47% and 1

Transcript of gambaran lokasi sumbatan arteri koroner

GAMBARAN LOKASI SUMBATAN ARTERI KORONER

BERDASARKAN TREADMILL TEST DAN ANGIOGRAFI

Studi Deskriptif Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

di Laboratorium Kateterisasi Jantung Rumkit TK II Dustira Cimahi

Periode April-Maret 2016

Nesha Adelina Mandala1, Julianto Widjojo2, Wendra3

1

Program Studi Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran UNJANI, 2Bagian Ilmu

Penyakit Dalam Kedokteran UNJANI, 3Bagian Anatomi Kedokteran UNJANI

ABSTRAK

Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi masalah kesehatan di dunia dengan

angka mortalitas yang tinggi. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia

tahun 2013 sebesar 1,5% atau sekitar 2.650.340 orang. Terdapat pemeriksaan

penunjang untuk mendiagnosis PJK yaitu treadmill test dan angiografi. Indikasi

dilakukannya angiografi yaitu pasien nyeri dada dengan hasil treadmill test

positif. Treadmill test memiliki sensitivitas 47% dan spesifisitas 53% sedangkan

angiografi koroner memiliki sensitivitas mencapai 96% dengan spesifisitas 65%.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dengan

jumlah subjek 35 pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan

angiografi. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Hasil

penelitian menunjukan bahwa rata-rata usia pasien PJK dengan treadmill test

positif dan dilakukan angiografi yaitu 51 tahun dengan jenis kelamin laki-laki

(57%) lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (43%), lokasi infark

terbanyak berdasarkan treadmill test yaitu anterolateral (40%), lokasi sumbatan

arteri koroner terbanyak berdasarkan treadmill test yaitu di LCx (40%). Lokasi

sumbatan arteri koroner terbanyak berdasarkan angiografi yaitu di LAD (43%).

Jumlah lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan angiografi pada pasien PJK

dengan treadmill test positif terbanyak menunjukan non significant CAD (47%).

Terdapat perbedaan lokasi sumbatan berdasarkan treadmill test dan angiografi

karena adanya perbedaan sensitivitas dan spesifisitas. Lokasi sumbatan arteri

koroner pada umumnya pada left coronary artery (LCA) berhubungan dengan

struktur histologi LCA yang memiliki serabut elastika interna lebih sedikit

dibandingkan dengan RCA.

Kata Kunci: Angiografi, PJK, Treadmill Test ABSTRACT

Coronary artery disease (CAD) become a health problem in the world with a high

mortality rate. Pusdatinkes RI stated that the prevalence of coronary heart

disease based on the doctor's diagnosis and symptoms in Indonesia in 2013

amount to 1,5%, or 2,650,340 people. There are examination for the diagnostic

of CAD, treadmill test and angiography. Indication for angiography is chest pain

with a positive treadmill test. Treadmill test had a sensitivity of 47% and

1

2

specificity of 53% and angiography had a sensitivity of 96% with a specificity of

65%. This research method was descriptive with cross-sectional study method.

The data obtained from secondary data of medical records with amount of

subjects is 35 CAD patients with positive treadmill test and do angiography. The

samples were taken by simple random sampling method. The results showed that

the average age of CAD patiens with positive treadmill test and do angiography is

51 years old which male (57%) and female (43%), the highest infarct location by

treadmill test is anterolateral (40%), the highest location of the coronary artery

occlution by treadmill test is LCx (40%). The highest location of coronary artery

occlution by angiography is LAD (43%). The most number of locations of

coronary arteries occlutions by angiography from CAD patients with positive

treadmill test showed non significant CAD (47%). There are differences location

of the occlution by treadmill test and coronary angiography because of

differences among sensitivity and specificity. Location of coronary artery

occlution generally in LCA which have fewer internal elastica fibers than RCA.

Keywords: Angiography, Coronary Artery Disease, Treadmill Test Pendahuluan

Penyakit jantung koroner (PJK) atau dikenal juga dengan ischemic heart

disease adalah suatu penyakit akibat iskemik miokard yang disebabkan oleh

kurangnya asupan oksigen yang dibawa oleh pembuluh darah koroner ke dalam

miokard. Berkurangnya asupan oksigen tersebut diakibatkan oleh pembuluh darah

koroner mengalami penyempitan akibat adanya deposit kolesterol pada dinding

pembuluh darah koroner yang disebut plak aterosklerosis. PJK masih menjadi

masalah kesehatan di dunia karena angka mortalitas yang tinggi di tiap

tahunnya.1,2

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2004 menyatakan

bahwa PJK merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi

penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya di dunia yaitu diperkirakan 12,2%

dari semua penyebab kematian diakibatkan oleh PJK. Di Amerika Serikat

700.000 orang yang meninggal pertahunnya diakibatkan oleh PJK dan lebih dari

300.000 orang meninggal karena infark miokard akut sebelum sampai ke rumah

sakit. Menurut pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan pada tahun 2008

diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit

kardiovaskuler.2,3

3

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI menyatakan

bahwa prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan gejala dan diagnosis

dokter di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340

orang. Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (P2PL), penyebab kematian kasus rawat inap dari tahun 2009-2010

adalah penyakit jantung koroner.4,5

Treadmill test dan angiografi koroner merupakan pemeriksaan yang dapat

dilakukan untuk mendiagnosis PJK dan dapat menentukan lokasi sumbatan arteri

koroner. Treadmill test penting untuk mendiagnosis pasien dengan nyeri dada

yang berhubungan dengan aktifitas. Menurut penelitian Maffei E dkk. pada tahun

2009 di Italia menunjukkan bahwa treadmill test dikenal memiliki sensitivitas

47% dan spesifisitas 53% sedangkan angiografi koroner memiliki sensitivitas

mencapai 96% dengan spesifisitas 65%. Angiografi koroner juga dapat

menunjukkan lokasi jumlah stenosis arteri koroner dibandingkan treadmill test.6

Angiografi koroner adalah pemeriksaan medis yang invasif dilakukan untuk

mengamati pembuluh darah jantung. Prosedur ini dilakukan untuk mengamati

bagaimana darah mengalir melalui arteri jantung dan menentukan terdapat

penyumbatan arteri koroner atau tidak. Angiografi koroner juga dapat

menunjukkan lokasi jumlah stenosis arteri koroner dibandingkan treadmill test.

Jumlah sumbatan arteri koroner dapat mempengaruhi perjalanan penyakit dan

kemungkinan pemulihan dari pasien PJK karena semakin banyak jumlah

sumbatan arteri koroner kemungkinan lokasi infark semakin luas yang berarti

kemungkinan pemulihan semakin lama dan sulit. Pemeriksaan ini dapat

memberikan informasi mengenai arteri koroner secara anatomis dengan resolusi

spasial yang lebih tinggi dibanding pencitraan non invasif seperti treadmill test.7,8

Lokasi infark anterior ekstensif lebih sering ditemukan pada pasien STEMI

dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pembuluh

darah arteri koroner kiri yang lebih banyak memperdarahi 75% bagian jantung

terutama bagian anterior jantung meliputi daerah ventrikel kiri yang luas,

diantaranya, dinding depan ventrikel kiri, bagian depan septum dan bagian depan

dinding lateral. Lebih sering adanya jejas pada arteri koroner kiri dipengaruhi oleh

4

adanya serabut elastik pada tunika intima arteri koroner kiri dan cabang-

cabangnya seperti left anterior descending artery (LAD) dan circumflexa artery

(LCx) lebih sedikit dibandingkan dengan arteri koroner kanan sehingga sedikitnya

serabut-serabut elastik berhubungan dengan lemahnya menahan terhadap tekanan.

Selain itu, lebih sering adanya oklusi pembuluh darah.9

Angiografi koroner merupakan pemeriksaan invasif yang dijamin oleh BPJS

dan sudah mulai dilakukan pada bulan Maret 2016 di Laboratorium Kateterisasi

Jantung Rumkit TK II Dustira Cimahi dan sebagai salah satu unit pelayanan

kesehatan dan merupakan rumah sakit rujukan di kota Cimahi khususnya untuk

anggota TNI di Wilayah Kodam III Siliwangi untuk dilakukannya pemeriksaan

angiografi guna menentukan diagnosis lokasi sumbatan arteri koroner juga untuk

perencanaan penatalaksanaan selanjutnya.

Data mengenai lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan treadmill test dan

angiografi pada pasien PJK di Rumkit TK II Dustira Cimahi yang tertera dengan

lengkap di mulai dari bulan April dan pengambilan data dari rekam medis dimulai

pada bulan September maka peneliti mengambil data pada periode April-

September 2016. Berdasarkan daftar penelitian sebelumnya, belum pernah

dilakukan penelitian mengenai gambaran lokasi sumbatan arteri koroner

berdasarkan treadmill test dan angiografi koroner pada pasien PJK di

Laboratorium Kateterisasi Jantung Rumkit TK II Dustira sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai gambaran lokasi sumbatan arteri koroner

berdasarkan treadmill test dan angiografi di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode

April-September 2016 untuk kepentingan praktis berupa memberikan informasi

kepada Laboratorium Kateterisasi Jantung Rumkit TK II Dustira Cimahi dan ilmu

pengetahuan mengenai lokasi sumbatan arteri koroner terbanyak berdasarkan

angiografi koroner dan treadmill test dikaitkan dengan struktur dan fisiologi arteri

koroner.

SUBJEK DAN METODE

Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan

pada 35 pasien yang di diagnosis angina pektoris stabil dengan hasil treadmill test

5

positif dan dilakukan angiografi di Laboratorium Kateterisasi Rumkit TK II

Dustira Cimahi yang telah tercatat dalam rekam medis dan memenuhi kriteria

inklusi penelitian. Metode pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan di Rumkit TK II Dustira Cimahi mulai Mei 2016-Februari

2017. Keseluruhan jumlah subjek pada rekam medis yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 35 subjek.

4.1 Karakteristik Pasien PJK dengan Treadmill Test Positif dan Dilakukan

Angiografi

Dari hasil penelitian ini didapatkan karakteristik pasien berdasarkan usia dan

jenis kelamin sebagai berikut.

Dari hasil penelitian ini didapatkan karakteristik pasien berdasarkan usia dan jenis

kelamin sebagai berikut.

4.1.1 Karakteristik pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan

angiografi berdasarkan usia

Hasil penelitian menunjukan bahwa usia pasien PJK dengan treadmill test

positif dan dilakukan angiografi di Rumkit TK II Dustira Cimahi paling muda

yaitu 32 tahun dan usia paling tua 70 tahun, dengan rerata usia pasien 51 tahun

dan simpangan baku 9 tahun, serta nilai tengah pada 52 tahun. Data selengkapnya

dapat dilihat di Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan usia

Karakteristik Rerata Median Simpangan Baku Minimal Maksimal

Usia 51 52 9 32 70

Usia merupakan faktor risiko utama PJK yang tidak dapat diubah, teori

menyebutkan usia diatas 51 tahun paling banyak menderita PJK dibandingkan

kelompok usia lainnya. Hal tersebut disebabkan karena perubahan elastisitas

pembuluh darah yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia

6

seseorang, selain hal tersebut terdapat peningkatan pembentukan plak

aterosklerosis dan faktor-faktor risiko tersebut memicu terjadi PJK.10

4.1.1 Karakteristik Pasien PJK dengan Treadmill Test Positif dan Dilakukan

Angiografi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan

angiografi di Rumkit TK II Dustira Cimahi paling banyak laki-laki (57%)

dibandingkan dengan perempuan (43%). Data selengkapnya dapat dilihat di Tabel

4.2.

Tabel 4.2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin n %

Perempuan 15 43%

Laki-laki 20 57%

Total 35 100%

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wagyu dkk. (Tahun

2010) di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou, Manado. Pada penelitian tersebut

disimpulkan pasien pasien PJK terbanyak yaitu berjenis kelamin laki-laki yaitu

84% sedangkan perempuan 16%.11

Jenis kelamin merupakan faktor risiko utama PJK yang tidak dapat diubah,

jenis kelamin yang mempunyai faktor risiko tinggi yaitu laki-laki. Perbedaan

faktor risiko pada jenis kelamin ini diakibatkan oleh adanya perbedaan hormon

esterogen yang mengakibatkan faktor risiko PJK lebih banyak terjadi pada laki-

laki.12

4.2 Gambaran Lokasi Infark dan Sumbatan Arteri Koroner Berdasarkan

Hasil Treadmill Test

Lokasi infark berdasarkan hasil treadmill test di Rumkit TK II Dustira Cimahi

periode April-September 2016 umumnya berlokasi di anterolateral sebanyak 14

pasien (40%) dengan lokasi sumbatan terbanyak di LCx. Data selengkapnya dapat

dilihat di Tabel 4.3.

7

Tabel 4.3 Lokasi infark dan sumbatan arteri koroner berdasarkan treadmill test

Hasil Treadmill Test n %

Anterior ekstensif (LAD, LCx) 10 28,57

Anteroseptal ( LAD) 3 8,57

Anterolateral (LCx) 14 40,00

Inferior (RCA) 8 22,86

Posterior murni (LCx) 0 0

Total 35 100%

Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa lokasi infark terbanyak pada

pasien penyakit jantung koroner yang dilakukan treadmill test di Rumkit TK II

Dustira Cimahi periode April-September yaitu di anterolateral sebanyak 40%. Hal

ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Elias dkk. di Medan tahun 2002 di

RUMKIT Pringadi Medan yang menyimpulkan bahwa lokasi infark di anterior

ekstensif terbanyak yaitu 28,6%.13 Hasil penelitian Wagyu dkk. pada tahun 2010

di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado menyimpulkan lokasi infark miokard

pada pasien STEMI yang terbanyak yaitu anterior ekstensif 53% dan terbanyak

kedua inferior 37%.11

Lokasi infark anterior ekstensif lebih sering ditemukan pada pasien STEMI

dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pembuluh

darah arteri koroner kiri yang lebih banyak memperdarahi 75% bagian jantung

terutama bagian anterior jantung meliputi daerah ventrikel kiri yang luas,

diantaranya, dinding depan ventrikel kiri, bagian depan septum dan bagian depan

dinding lateral. Lokasi sumbatan arteri koroner paling sering terdapat di LCx hasil

penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Paul R yang menyatakan bahwa

lebih sering adanya jejas pada arteri koroner kiri dipengaruhi oleh adanya serabut

elastik pada tunika intima arteri koroner kiri lebih sedikit dibandingkan dengan

arteri koroner kanan sehingga sedikitnya serabut-serabut elastik berhubungan

dengan lemahnya menahan terhadap tekanan.9

Fungsi dari serabut elastis pada pembuluh darah yaitu untuk memberikan

kelenturan terhadap dinding pembuluh darah agar dapat menahan tekanan dari

aliran darah sehingga tidak mudah terjadi jejas pada pembuluh darah akibat

tekanan dari aliran darah yang tinggi.14

8

4.3 Gambaran Lokasi Sumbatan Arteri Koroner berdasarkan Hasil

Angiografi

Lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan hasil angiografi pada pasien yang

telah dilakukan treadmill test di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode April-

September 2016 umumnya berlokasi di Left Artery Coronary (LAD) dengan

persentase 40% . Data selengkapnya dapat dilihat di Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan angiografi

Hasil Angiografi n %

Left Main Artery (LM) 0 0

Left Anterior Descendens

Artery (LAD)

Left Circumflex Artery

(LCx)

Right Coronary Artery

15 43

9 26

11 31

(RCA)

Total 35 100%

Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa lokasi sumbatan arteri koroner

terbanyak pada pasien penyakit jantung koroner dengan treadmill test positif yang

dilakukan angiografi di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode April-September

yaitu di pembuluh LAD yaitu sebanyak 40%. Hal ini dipengaruhi oleh sistem

pembuluh darah arteri koroner kiri yang lebih banyak memperdarahi 75% bagian

jantung terutama bagian anterior jantung meliputi daerah ventrikel kiri yang luas,

diantaranya, dinding depan ventrikel kiri, bagian depan septum dan bagian depan

dinding lateral. Lebih sering adanya injury pada arteri koroner kiri dipengaruhi

oleh adanya serabut elastik pada tunika intima arteri koroner kiri dan cabang-

cabangnya seperti left anterior descending artery (LAD) dan circumflexa artery

(LCx) lebih sedikit dibandingkan dengan arteri koroner kanan sehingga sedikitnya

serabut-serabut elastik berhubungan dengan lemahnya menahan terhadap tekanan.

Fungsi dari serabut elastis pada pembuluh darah yaitu untuk memberikan

kelenturan terhadap dinding pembuluh darah agar dapat menahan tekanan dari

9

aliran darah sehingga tidak mudah terjadi jejas pada pembuluh darah akibat

tekanan dari aliran darah yang tinggi.9,14

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lokasi sumbatan arteri

koroner berdasarkan hasil treadmill test dan angiografi dikarenakan treadmill test

memiliki beberapa kelemahan seperti tidak dapat menentukan lokasi sumbatan

arteri koroner dibandingkan dengan angiografi, memiliki spesitivitas lebih rendah

dibanding angiografi, dan mungkin terdapat beberapa kesalahan dalam

pelaksanaan treadmill test yang dapat terjadi seperti persiapan pasien yang kurang

baik seperti pasien yang merasa gugup atau cemas yang akan mempengaruhi hasil

treadmill test, tidak memberikan arahan kepada pasien untuk menghentikan

konsumsi obat jantung yang sedang di konsumsi 1-2 hari sebelum dilakukannya

treadmill test, dan pemasangan lead EKG yang kurang baik. Kesalahan yang

dapat terjadi pada saat latihan yaitu kurangnya pemahaman pasien bahwa ketika

melakukan latihan memerlukan usaha maksimal, dan kesalahan yang dapat terjadi

saat setelah dilakukannya latihan yaitu mungkim terdapat kesalahan dalam

interpretasi hasil treadmill test.10

4.5 Gambaran Jumlah Lokasi Sumbatan Arteri Koroner pada Pasien

Penyakit Jantung Koroner

Jumlah lokasi sumbatan arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner

berdasarkan pemeriksaan angiografi di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode

April-September 2016 yaitu non significant coronary artery disease dengan

persentase 47%. Data selengkapnya dapat dilihat di Tabel 4.6.

Tabel 4.5 Jumlah lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan hasil angiografi

Hasil Angiografi N %

Non Significant CAD 15 47

Single vessel disease 8 25

Double vessel disease 3 9

Triple vessel disease 6 19

Total 32 100%

10

Angiografi koroner dapat menunjukkan lokasi jumlah stenosis arteri koroner

dibandingkan dengan treadmill test. Jumlah sumbatan arteri koroner dapat

mempengaruhi perjalanan penyakit dan kemungkinan pemulihan dari pasien PJK

karena semakin banyak jumlah sumbatan arteri koroner kemungkinan lokasi

infark semakin luas yang berarti kemungkinan pemulihan semakin lama dan sulit.

Jumlah infark mempengaruhi kondisi dan pemulihan pasien.8,13,15

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah sumbatan arteri koroner

pada pasien penyakit jantung koroner di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode

April-Septermber 2016 berdasarkan hasil angiografi paling banyak yaitu non

significant coronary artery disease. Hal ini menunjukkan bahwa pasien dengan

treadmill test positif belum tentu dinyatakan adanya sumbatan pada arteri koroaria

yang berarti berdasarkan angiografi koroner sehingga kemungkinan kondisi dan

masa pemulihan tidak membutuhkan lama dengan terapi yang tepat.13,15

Hasil angiografi terbanyak yaitu non significant CAD juga dapat menunjukkan

bahwa kesadaran pasien akan pencegahan dan tatalaksana lebih lanjut tinggi

kemungkinan berkaitan dengan pemeriksaan angiografi merupakan pemeriksaan

invasif yang ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardi pada tahun 2015 di

Rumkit TK II Dustira Cimahi, setelah dicanangkannya asuransi jaminan sosial

dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebanyak 84% pasien PJK di

Rumkit TK II Dustira Cimahi melakukan pengobatan dan pemeriksaan

menggunakan BPJS. Hal ini menunjukkan adanya asuransi jaminan sosial sangat

membantu pasien dalam pencegahan dan pengobatan khususnya pasien PJK.16

4.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini disebabkan masih banyak data pada rekam medis

yang tidak mencantumkan diagnosis lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan

treadmill test hanya dicantumkan hasil positif saja dan hasil treadmill test pasien

tidak terlampir sehingga peneliti sulit menyimpulkan hasil treadmill test dari

pasien.

11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran lokasi

sumbatan arteri koroner berdasarkan treadmill test dan angiografi pada pasien

penyakit jantung koroner di Rumkit TK II Dustira Cimahi periode April-

September 2016 dieproleh hasil sebagai berikut.

1. Karakteristik usia pasien PJK dengan treadmill test positif dan dilakukan

angiografi rata-rata berada pada 51 tahun dengan usia paling muda 32

tahun dan usia paling tua 70 tahun.

2. Lokasi infark miokard terbanyak pada pasien penyakit jantung koroner

berdasarkan treadmill test yaitu Anterolateral 40% dengan lokasi

sumbatan arteri koronaria terbanyak di LCx 40%.

3. Lokasi sumbatan arteri koroner terbanyak pada pasien penyakit jantung

koroner berdasarkan hasil angiografi terdapat di LAD 43%.

4. Lokasi sumbatan arteri koroner berdasarkan hasil treadmill test yang

sesuai dengan hasil angiografi yaitu sebesar 40%.

5. Jumlah lokasi sumbatan arteri koroner terbanyak pada pasien penyakit

jantung koroner berdasarkan angiografi yaitu non significant CAD 47%.

Saran

Berikut ini adalah saran yang direkomendasikan setelah dilakukannya

penelitian mengenai “Gambaran Lokasi Sumbatan Arteri Koroner Berdasarkan

Treadmill Test dan Angiografi (Studi Deskriptif pada Pasien Penyakit Jantung

Koroner di Laboratorium Kateterisasi Rumkit TK II Dustira Cimahi Periode

April- September 2016)” sesuai dengan simpulan, manfaat, dan tujuan penelitian:

1. Memberikan usulan kepada Laboratorim Kateterisasi Jantung Rumkit TK

II Dustira Cimahi untuk menuliskan hasil treadmill test meliputi lokasi

infark miokard dan arteri koroner yang mungkin mengalami penyumbatan

berdasarkan hasil di rekam medis pasien yang akan dilakukan angiografi.

12

2. Memberikan usulan kepada Laboratorium Kateterisasi Jantung Rumkit TK

II Dustira Cimahi untuk menyertaskan hasil treadmill test secara lengkap

di rekam medis pasien.

3. Mengusulkan penelitian selanjutnya mengenai kesesuaian lokasi sumbatan

arteri koroner berdasarkan hasil treadmill test dan angiografi.