Resensi buku karangan imam al-ghazali “The Inner dimension of
Islamic worship”
Pendahuluan
Latar belakang
Ilmu tasawuf merupakan salah satu ilmu dari beberapa
ilmu-ilmu yang ada diagama islam . Bahwa ilmu tersebut
membahas tentang bagaimana perilaku seseorang dalam melakukan
pendekatan terhadap tuhannya, baik dengan suatu cara atau
metode tertentu yang biasa disebut dengan tarekat islam.
Setelah kita melakukan testimoni dan ikrar diagama islam atau
yang lebih dikenal dengan bersyahadat maka diri kita akan
terikat dengan agama islam dan harus melangkah pada tahap yang
kedua yaitu mengamalkan Syariah yang telah dilandasi dengan
aqidah dimana aqidah ini didapat dari bersyahadat sebelumnya
dan oleh karena itu diri kita telah beriman atau telah
mempunyai iman dalam diri kita dan iman itu harus diucapkan
dari mulut lidah kita , kemudian dibenarkan oleh hati kita
sendiri , dan setelah itu mengamalkan dengan rasa ikhlas
sebagai satu hal yang islam . Dan tahap yang ketiga diri kita
2
harus berakhlak dan dari sinilah ilmu tassawuf berada dan
diri kita harus keadaannya ihsan .
Bila iman keadaannya adalah esoterik dan islam pada
syariahnya adalah keadaan yang eksoterik maka ihsan adalah
gabungan antara iman dan islam atau leburan kondisi esoterik
dan exoterik. Dalam beraktivitas diagama islam umat muslimin
tidak cukup hanya beraqidah , bersyariah, dan berakhlak saja,
umat muslim masih mempunyai satu hajat yang khusus dimana diri
seorang muslim harus mempunyai rasa akan kehadirat tuhannya
dalam diri mereka yang dengan secara signifikan atau berarti
dapat dirasakan oleh diri kita sebagai suatu hal yang ma’rifat
dan hakikat, maka diri kita telah mencapai esensi dalam
beragama diagama islam sehingga tuntaslah spiritual kita dalam
hidup didunia fana ini.
Maka terdapat satu rujukan atau referensi buku yang dapat
membantu kita dalam menjalani ilmu tasawuf dengan benar yang
ditulis dan dikarang oleh imam Al-ghazali dengan judul dalam
bahasa Inggris “The Inner dimension of Islamic worship” dimana
buku ini sangat bagus sekali dibaca untuk memperoleh ma’rifat
dan hakikat dalam berketuhanan diagama islam sebagai satu ilmu
tasawuf. Dalam buku ini kita akan mendapat beberapa hal
3
mengenai petunjuk-petunjuk dalam beribadah diagama islam
hingga mencapai derajat bertassawuf secara murni. Di sini imam
al-ghazali sebagai salah satu bapak dalam bertassawuf diagama
islam dimana meskipun masih ada nabi Muhammad SAW seorang
yang paling hakiki dalam bertassawuf dialam semesta ini tidak
ada duanya, akan tetapi imam al-ghazali dapat sebagai
pembimbing kita dalam bukunya ini ke arah ilmu tasawuf yang
baik dan benar sesuai dengan ajaran islam yang terdapat di
dalam alquran dan alhadist.
Dalam buku ini alghazali menulis dengan judul “The inner
dimension of Islamic worship” dan dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia inner berarti sisi dalam, dan dimension
berarti ukuran , dan Islamic berarti islam dalam adjektif, dan
worship berarti keadaan menyembah , maka bila diartikan secara
keseluruhan adalah Ukuran dari sisi bagian dalam daripada menyembah
diagama islam . Maksud imam alghazali dengan judul tersebut adalah
bahwa dalam kita atau umat muslim beribadah diagama islam
terdapat suatu ruang Sisi dalam dalam diri kita atau umat
muslim dalam beribadah diagama islam bahwa ruang sisi dalam
tersebut adalah suatu bentuk keihsanan serta keesoterikan
dalam beribadah diagama islam .
4
Hasrat yang besar dalam bertassawuf tetapi tidak
mempunyai arahan dan tuntunan yang jelas akan menyebabkan diri
kita berada pada jalan yang sesat yang malah akan
menjerumuskan kita kearah yang perbuatan dosa tanpa kita
sadari sedikitpun. Hal ini sangatlah berbahaya bagi diri kita
sendiri karena dari hal tersebut maka neraka ancaman yang kita
hadapi kelak diakhirat. Sudah tentulah dengan buku ini kita
akan terhindar dari keadaan tersebut maka buku ini sangat
bermanfaat bagi kita yang masih awam dalam bertassawuf atau
dapat dikatakan buku ini sangat cocok bagi seorang pemula
dalam bertassawuf .
م ي� ق� مست� ل� ط ٱ� ر ل�ص ا ٱ� دن�� ه� ن� ٦ٱ� ي� ل� ا" ل�ض� هم ولا ٱ� لي� وب, ع� ض� مغ� ل� ر ٱ� ي� هم غ� لي� عمت� ع� ن�� ن� ٱ7 ي�8 د� ل� ط ٱ� ٧ صر
Yang artinya:
6 :: Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7 :: Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau
telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat. (
al fatihah:6-7)
5
Dan isya Allah dengan buku ini kita diberikan petunjuk jalan
yang lurus yang tidak juga engkau murkai amin......
Pembahasan
Daftar isi dari buku
Pada bab pertama dari buku ini membahas tentang shalat
dimana sub bab yang isinya terdapat keutamaan pahala dari
shalat dan detail yang berisi tujuh buah bagian diantaranya
yaitu: azan , shalat, ta’dil, jama’a, sujud, khusu’, dan
masjid. Pada sub bab kedua yaitu prasyarat di bagian sisi
dalam: tindakan oleh rasa malu dihati dan kesadaran , dan pada
sub bab yang ketiga yaitu ucapan bagian sisi dalam yang
menghasilkan ke kesempurnaan kehidupan dalam shalat yang
berisi kesadaran – pemahaman – penghormatan – perasaan kagum –
harapan – rasa malu, dan pada sub bab bagian keempat yaitu
bertapa yang menghasilkan ketenangan di dalam jiwa, dan sub
bab yang kelima yaitu ucapan di dalam hati yang pada
setiaptahapan rukun shalat yang terdapat tentang azan –
bersuci – memakai pakaian yang menutup aurat – menghadap
kiblat – berdiri dengan sempurna – niat – bertakbir – bacaan
takbiratul ihram – membaca alquran – ruku – sujud – duduk dan
6
bersyahadat – takhiyatul akhir - salam , dan sub bab yang ke
enam yaitu kisah tentang kekhusuan.
Pada bab yang kedua berisi tentang zakat dimana berisi
tentang delapan pembahasan yaitu diantaranya: memahami tujuan
dan arti ujian derajat cinta kepada Allah (menghilangkan
kekikiran-dan ungkapan rasa syukur), pembayaran zakat pada
waktu yang tepat, memberi zakat dalam kerahasiaan tanpa
sepengetahuan orang lain, memberi zakat secara ikhlas,
menghindari mengejek dan melukai sesama muslim, memberikan
yang terbaik dan dengan rasa kasih sayang, mencari kesepadanan
.
Pada bab yang ketiga buku ini membahas tentang puasa ,
ada tiga buah isi pembahasan dalam bab yang ketiga ini
yaitu:tentang tiga tingkatan orang yang berpuasa, persyaratan
batin diantaranya adalah tidak melihat apa yang tidak disukai
oleh Allah – tidak berbicara – tidak mendengar – tidak
melakukan sesuatu – tidak makan yang berlebihan – melihat atau
menghadapi kepada tuhan dengan rasa takut dan berharap,
pentingnya mengamati aspek batin.
Pada bab yang keempat ini buku ini membahas tentang
ibadah naik haji Dan sub bab dalam buku ini adalah membahas
7
tentang keutamaan dan pahala dalam melaksanakan ibadah haji,
musim haji, Ka’bah dan Mekah Mukaramah, menetap di Mekkah ,
kota Madinah Munawarah, nilai-nilai yang baik daripada
kesopanan dan hubungan bagian dalam yang berdapat beberapa
topik pembahasan diantaranya adalah kemurnian dari niat dan
maksud – menjauhkan diri dari pungutan liar – menengah atau
sedang-sedang saja di dalam pengeluaran belanja - bersumpah
tidak berhubungan dengan kejahatan - berjalan kaki – kesopanan
dan kesederhanaan daripada sarana angkutan – apa adanya dalam
berpakaian atau berpenampilan – kebaikan ke keburukan daripada
pokok ibadah – melakukan penyembelihan hewan kurban –
ketenangan hati, ucapan di dalam hati pada bermacam tingkatan
ibadah haji yang berisi diantaranya adalah pengertian – merasa
kasihan kepada sesama makhluk – ketetapan hati – menguatkan
pertalian – ketetapan syarat – sarana angkutan – pembelian
baju ihram – meninggalkan rumah – menyebrang padang pasir –
mengenakan baju ihram dan mengumandangkan kata “labaika” –
masuk ka’bah – melihat ka’bah – tawaaf mengelilingi ka’bah –
mnyentuh hajar aswat – berdiri pada tempat yang multazam –
sa’y berlari Siantar bukit Shafar dan mara – berdiri di padang
8
Arafah – melempar jumrah – berkurban – mengunjungi Madinah –
mengunjungi makam Rasulullah, kesimpulan.
Pada bab yang kelima ini alghazali menulis tentang
khiyamu lail atau yang sering biasa disebut dengan shalat
ditengah malam yang mempunyai sub bab bahasan diantaranya
adalah membaca ayat-ayat alquran – tradisi dari para nabi –
tradisi dari para sahabat dan para pengikut.
Pada bab yang keenam ini penulis menulis tentang
mengharap berkah dari Rasulullah SAW, dan pada bab yang
ketujuh penulis menulis tentang pahala daripada mencari
pengampunan kepada Allah SWT .1
Ulasan dari peresensi terhadap buku karangan imam Alghazali
yang berjudul “The inner dimension of Islamic worship” dari
keenam bab di dalam buku ini
Dalam buku ini imam alghazali menulis kehidupan beribadah
di agama islam yang merupakan diantaranya adalah rukun islam
dimana terdapat lima Item rukun islam yaitu syahadat , shalat,
zakat, puasa, dan yang terakhir adalah naik haji bagi yang
1 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation;hal 3-5
9
mampu. Di dalam buku ini imam alghazali tidak memasukkan salah
satu rukun islam dalam beribadah diagama islam dimana rukun
tersebut adalah rukun yang pertama dari rukun islam yaitu
bersyahadat (testifying) akan menjadi kuranglah kita dalam
bertassawuf bila tanpa salah satu rukun islam tersebut karena
salah satu rukun ini kunci dari perasaan esoterik menjadi ada
dalam diri kita . Dan dapat dikaitkan antara rukun islam
dengan metode bertassawuf atau metode bertassawuf melalui
kelima rukun islam untuk terapplikasikan dan juga sebagai
sarana dalam menerapkan ilmu tasawuf , sehingga dapat timbul
pertanyaan dimana kita dalam mengimplementasikan ilmu tasawuf?
Maka jawabannya adalah pada kelima rukun islam tersebut yang
didasari dengan ilmu Syariah .
Ulasan Bab I
Dalam buku ini imam alghazali mengawali penulisannya
dengan aktivitas ibadah shalat diagama islam mungkin beliau
menganggap bahwa shalat adalah hal yang mutlak penting dalam
beragama diagama islam yang merupakan adalah sebuah tiang
agama , bila tidak ada yang shalat dari umat islam maka
runtuhlah agama islam secara tidak langsung dan dalam bukunya
beliau menulis “The prayer is The pillar of The religion, The mainstay of
10
conviction, The chief of good Works and The Best act of obedience......” .2
Keutamaan dan pahala dalam menjalankan ibadah shalat adalah
sangat penting di agama islam dalam buku ini terdapat hal-hal
mengenai aktivitas dalam lingkup shalat yaitu azan, lima waktu
shalat, ta’dil, shalat berjamaah, sujud, khusu’, dan masjid.
Beberapa hal tersebut adalah hal penting dalam beribadah
shalat tidak ada salah satunya maka shalat tidak akan
terlaksana atau kurang afdhal dan malahan tidak sah shalat
tersebut kemudian akan berdampak turunnya derajat kepatuhan
kita kepada Allah SWT dan hal ini akan berimbas tidak dapat
terlaksanakannya perilaku tasawuf.
Dalam bab ini imam alghazali menyebutkan berapa hal dalam
ibadah shalat yaitu: adzan , saat waktu shalat (lima waktu
shalat ) ,ta’dil, berjama’ah , bersujud , berkhusu’, dan
masjid. al ghazali menulis hal-hal mengenai aspek dan lingkup
dalam shalat . Dan dalam sub bab berikutnya beliau menulis
tentang rukun-rukun dari shalat yaitu azan – bersuci – memakai
pakaian yang menutup aurat – menghadap kiblat – berdiri dengan
sempurna – niat – bertakbir – bacaan takbiratul ihram –
membaca alquran – ruku – sujud – duduk dan bersyahadat –
2 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation;hal 19
11
takhiyatul akhir – salam. Beliau mencantumkan perkataan
Rasulullah bahwa shalat tidak lain adalah ketundukkan ,
kerendah hatian, dan permohonan, serta berkeluh dan penyesalan
kepada tuhan, “ The prophet on him be Peace also said:prayer is nothing but
submissiveness, humility, suplication, sighing and remorse”.3 Bahwa
bertassawuf tidak hanya semata mendapat satu kedekatan
terhadap tuhan akan tetapi seorang hamba muslim harus
menyesali segala bentuk dosa baik yang besar maupun yang
kecil, tidak merasa atau mempunyai rasa penyesalan sebagai
keadaan berdosa sedikitpun didunia tidaklah benar bahwa bila
berada disisi tuhannya untuk itu haruslah sebaliknya, tidak
akan sampai seseorang muslim pada kedekatan kepada tuhannya
kecuali jika ia telah mempunyai rasa sesal pada dirinya
terhadap apa yang pernah dilakukannya pada waktu yang telah
lalu sebagai dosa baik yang disengaja atau tidak baik yang
tidak diketahui atau tidak. Dan juga tidak akan sampai
seseorang muslim pada kedekatan kepada tuhannya kecuali jika
ia telah mempunyai permohonan kepadanya entah satu pengampunan
atau apapun bahwa tanpa permohonan membuktikan hamba tersebut
mempunyai sedikit kesombongan dan hal itu tidaklah menjadi
3 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation;hal - 28
12
dekat seseorang kepada tuhannya dan terdapat sedikit
kesenjangan antara hamba yang sombong dengan tuhannya. Dengan
permohonan seseorang secara otomatis mempunyai sikap yang
rendah hati dan itulah saat diri yang paling tepat untuk dapat
dekat dengan tuhannya .
Terdapat dalam buku ini beberapa rukun shalat yang wajib
dilaksanakan oleh seorang muslim yaitu azan , wudu, menutup
aurat, menghadap kiblat, berdiri sempurna, niat, bertakbir,
bertakbiratul ihram, membaca alquran, ruku’, sujud, duduk
bersyahadat, takhiyatul akhir, dan salam. Komponen-komponen
dari rukun shalat ini adalah akar dari kerendah hatian kita
kepada Allah SWT yang sebagai hal yang sangat penting dalam
bertassawuf, bertassawuf yang paling utama dan yang paling
tepat adalah saat kita menjalankan ibadah shalat dan di
sinilah pusat dari aktivitas spiritual kepada tuhannya, yang
bukan main bermaknannya bila kita sadari lebih jauh bahwa
melaksanakan shalat tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban
sebagai umat muslim akan tetapi adalah sebagai wujud
penghambaan diri kita kepada sang pencipta. Maka oleh sebab
itu ibadah shalat sebagai salah satu rukun islam mempunyai
peran besar dalam malakukan ilmu tasawuf yang mempunyai
13
pengaruh yang sangat besar untuk jiwa kita dalam aktivitas
bertassawuf sehingga diri kita akan merasa akan kehadirat
tuhan sebagai sang pencipta. Dalam buku ini imam alghazali
menulis bahwa kerendah hatian adalah produk dari iman dan
hasil dari pendirian dan membawa tentang kekuasaan serta
keagungan tuhan ( “ It should be known That The humility is Products of faith
and Result of conviction, brought about by The majestic Power of got Great and
glorious is he.”).4Akan tetapi sayangnya imam alghazali tidak
mencamtumkan atau membubuhkan ayat turunnya perintah shalat
saat nabi Muhammad SAW melakukan isra’ dan mi’raj di dalam
buku ini sejak mula awal pembahasan tentang shalat seperti
ayat dibawah ini.
هودٱ ش? ان� م� ر ك� ج, ف� ل� �رءٱن� ٱ� ن� ق� Kٱ ج, ف� ل� �رءٱن� ٱ� ل وق� ي� ل� ٱ� سق� لى غ�� Kمس ٱ ل�ش? وك�V ٱ� دل� لوة� ل� ل�ض م ٱ� ق�� ٧٨رٱ7
Artinya:
78 :: Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari
hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang subuh
sesungguhnya sembahyang subuh itu adalah disaksikan
(keistimewaannya).( al isra’ :78)
4 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 49
14
Akan tetapi dalam buku ini imam alghazali mencantumkan
ayat pada pembahasan khusu’ (surat attaha-14) dimana dalam
ayat ini terdapat di dalamnya keadaan yang meerintahkan shalat
sebagaimana hambanya mengingat sang penciptanya senantiasa
yang merujuk pada perilaku tassawuf.
ري�" ك� د� لوة� ل� ل�ض م ٱ� ق�� ى� وٱ7 � ن` د ي, غ� ا� ا ف�� �eن ا" ٱ7 ل Kه ٱ ل Kلا" ٱ هلل ا ٱ� �eن ي�" ٱ7 ن� �eن K١٤ٱ
Artinya: 14 :: "Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan
melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah
sembahyang untuk mengingati Daku (surat attaha-14).5
Ulasan Bab II
Pada bab dua ini imam al ghazali menulis tentang zakat,
dimana seorang muslim diwajibkan zakat oleh telah penuh
hartanya dan zakat tersebut diperuntukkan untuk keperluan
kegiatan islam dan kaum fakir dan miskin . Selain ibadah
lainnya dalam menuju jalan tasawuf terdapat ibadah dengan
harta yaitu berzakat , perilaku bertassawuf tidak hanya
pengayaan pengetahuan batin terhadap tuhannya akan tetapi
mempunyai rasa ingin memberi dan menolong sesama yang
mengalami kesusahan dengan apa yang kita miliki dan kezuhudan5 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 27
15
itu bisa dicapai meskipun kita masih memiliki dan bersama
dunia tersebut. Dan imam alghazali memcantumkan sebuah ayat
tentang perintah zakat yaitu:
ب, ل�ب� كت�ت, وٱ� ل� وٱ� ه� rrك ي7 مل" ل� ر وٱ� rrخ�� لا7" وم ٱ� r ي� ل� وٱ� هلل ا� ن� ن�, ن� ءٱم� ر م� rr,لي كن� ٱ� مغ�rrرب, ول� ل� وٱ� رق� ?rمش ل� ل ٱ� rr ب, م ق�� ك وه� r وٱ وج�, rول� ن� ت�� ر ٱ7 لي, س ٱ� ي�� ي�
�ى eلوة� وءٱن rrل�ض ام ٱ� rف�� اب, وٱ7 rrف�� ل�ر ي� ٱ� ن� وف� لي� ن�7 ا" rل�س ل وٱ� ي� ب� rل�س ن� ٱ� ي�, ن� وٱ� كي� rrمس ل� مي وٱ� ت� ب� ل� ى وٱ� ن�, ق�rrر ل� وي� ٱ� هۦ د� ب, لي ح� مال ع� ل� �ى ٱ� eوءٱن �ن
وٱۦ دق� �rrrrrص �ن ي�8 د� rrrrrل� كV ٱ� ي7 ول�" سۦ ٱ7 ا7 rrrrr ي, ل� ن� ٱ� ي� ء وح� ٱ" ر �rrrrrل�ص ء وٱ� ا" �rrrrrس ا7 ي, ل� ي� ٱ� ن� ف� ي�8 ر ي, rrrrrل�ص دوٱۦ وٱ� rrrrrه ٱ ع� د� Kم ٱ ده� rrrrrعه ون� ن�, rrrrrموق� ل� وة� وٱ� rrrrrك� ل�ر� ٱ�
�ون ق� مت� ل� م ٱ� كV ه� ي7 ول�" ١٧٧وٱ7
Artinya:
177 :: Bukanlah perkara kebajikan itu hanya kamu menghadapkan
muka ke pihak timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah
berimannya seseorang kepada Allah, dan hari akhirat, dan
segala malaikat, dan segala Kitab, dan sekalian Nabi; dan
mendermanya seseorang akan hartanya sedang ia menyayanginya, -
kepada kaum kerabat, dan anak-anak yatim dan orang-orang
miskin dan orang yang terlantar dalam perjalanan, dan kepada
orang-orang yang meminta, dan untuk memerdekakan hamba-hamba
abdi; dan mengerjanya seseorang akan sembahyang serta
16
mengeluarkan zakat; dan perbuatan orang-orang yang
menyempurnakan janjinya apabila mereka membuat perjanjian; dan
ketabahan orang-orang yang sabar dalam masa kesempitan, dan
dalam masa kesakitan, dan juga dalam masa bertempur dalam
perjuangan perang Sabil. orang-orang yang demikian sifatnya),
mereka itulah orang-orang yang benar (beriman dan mengerjakan
kebajikan); dan mereka itulah juga orang-orang yang bertaqwa.
( albaqarah-177).6
Arti penting dan tujuan dari melaksanakan zakat adalah
cerminan dari ujian chracter diri kita di dalam berkah
keimanan yang kita miliki dan mengapa zakat juga adalah
sebagai salah satu fundamental diagama islam meskipun hanya
sebuah transaksi keuangan yang bukan satu peribadatan
penyembahan kepada Allah SWT (“to understand necessity and signifikan of
paying The alm, It’s represent Test of character, and Why it has been made One
fundamental of islam, Even though it is a Financial transaction and not physical act
of worship”)7 . Berilah orang yang membutuhkan dengan keadaan
yang rahasia tidak seorangpun yang tahu kecuali Allah SWT dan
berilah dengan rasa yang ikhlas terbuka hati tanpa pamrih
selain pahala dari Allah SWT saja Allah akan mecatat dari6 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 557ibid; hal 53
17
kebajikan tersebut bila ia tetap merahasiakan perbuatan
memberinya tersebut , dan Allah akan mencoret catatan amal
kebaikan tersebut bila orang tersebut membicarakannya dengan
orang lain dan mencatatnya sebagai seorang yang munafik .
Imam alghazali menuliskan hadis rasulluah SAW dalam bukunya
tersebut “The prophet, on him be Peace , also Said : ‘let servant do good deed in
secret and got Will surely records it do His Credit as a secret;If he reveal it, it Will
transfered from The secret list and recorded among a good Works done openly;If he
talks about it, it Will be taken for both list and recorded as hipocricy’”. 8
Ulasan Bab III
Dalam bab yang ketiga ini imam alghazali menulis tentang
puasa , beliau menyebutkan ada tiga kategory orang yang
menjalankan ibadah puasa yaitu :
1. orang yang berpuasa pada umumnya yaitu orang yang
berpuasa menjaga lapar , dan dahaga serta hasrat
sexualitasnya.
2. Orang yang berpuasa secara khusus yaitu orang yang
berpuasa selain menahan ketiga hal diatas juga menahan
kelima pancar indranya dari hal-hal dosa.
8 ; hal 58-59
18
3. Orang yang berpuasa dengan lebih khusus lagi yaitu orang
yang berpuasa selain beberapa hal diatas juga menjaga
hatinya agar tetap terhindar dari pengaruh-pengaruh dosa
dalam mewnjalankan ibadah puasa.
(“ it should be knowns,that Three are Three grades of fasting : ordinary , Special, and
extra special . ordinary fasting means abstaining krom Food, drink,and seksual
satisfaction. Special fasting means keeping one’s ear , eye, tounge, Hands, and feet,
and all other organs, Free from sin. Extra Special fasting means fasting of The heart
krom unworthly Concern and worldly thoughts , in total disregard of everything but
God ,Great and glorious is he The only”).9
Dan pada bukunya juga menuliskan hadis nabi tentang puasa “ The
prophet , on him be Peace, once Said : The Fast is The Trust ,so Let each of you keep
this Trust”.10 Dimana dalam hadis ini mengatakann tentang puasa
bahwa puasa adalah kepercayaan jadi biarkan dari masing-masing
kamu menjaga kepercayaan dalam berpuasa , hanya allahalah yang
maha melihat dan maha mengetahui makhluknya, di sini dapat
diketahui pula bahwa kepercayaan yang diberikan tuhan kepada
kita saat berpuasa adalah dapat kita gunakan dalam
melaksanakan perilaku tassawuf . Kedekatan diri kita kepada
sang pencipta akan terjalin bila kepercayaan yang diberikan
9 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 7510 Ibid ;hal 82
19
kepadanya tetap kita jaga maka terjadilah diri kita dalam
berperilaku tasawuf.
Ulasan Bab IV
Pada bab keempat ini imam alghazali membahas tentang
ibadah haji sebagai salah satu dasar agama islam dan rukun
islam. Di sini ada berapa hal mengenai ritual menjalankan
ibadah haji mulai dari niat beserta berangkat dengan biaya
yang halal, hingga sampai tertib dalam beritual dikota Mekkah
dan Madinah. Hal yang paling ditekankan dalam ibadah ini dalam
buku ini yaitu bahwa beribadah haji hingga mencapai penemuan
hati yang murni dan hantaran hingga terjadi intimacy
(kedekatan yang sangat dekat sekali ) dan inilah hal yang luar
biasa dalam perilaku tasawuf untuk umat muslim dan keadaan
yang paling diinginkan dan dicari dalam melakukan ilmu
tasawuf adapun kutipannya dalam buku ini “The pilgrim should
Discovery The from His hearth and Its conduct. If he Finds His hearth extremely
adverse do The World of delusion and inclined to that of intimacy with god, exalted
is he, and Ir he Find it’s conduct to have been weighed Alt The balance of The sacred
law Then he May count of acceptance, for god, exalted is he, accept only those he
Love”.11 Dalam bertassawuf tidak hanya berzuhud dalam bertassawuf
11 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 119
20
juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melaksanakan
ibadah haji , anggapan bahwa dalam melakukan ilmu tasawuf
tidak diperlukan sesuatu pengorbanan ternyata salah dalam buku
ini imam alghazali menyebutkan ibadah haji adalah ibadah yang
membutuhkan pengorbanan diantara ibadah –ibadah yang lain di
agama islam . Dalam berzuhud di tasawuf menjadi keadaan yang
kurang sempurna karena keadaan sempurna dalam bertasawuf
adalah melakukan pengorbanan baik dunia yang kita miliki atau
jiwa raga yang kita miliki sesungguhnya semua itu adalah milik
sang pencipta dan kembali kepada sang pencipta juga. Maka
itulah yang dinamakan telah berada pada cinta kepada tuhannya
meskipun kesannya adalah miring seakan terdapat hubungan yang
najis dengan sang penciptanya untuk memaami hal itu diperlukan
ma’rifat yang lebih tinggi dan hakikat yang lebih mendalam .
Ulasan Bab V
Pada bab kelima ini imam alghazali menulis tentang qiyamu
lail yaitu aktivitas umat islam untuk bangun di sepertiga
malam untuk melakukan ibadah shalat malam yaitu shalat tahajud
dan shalat witir dengan rakaat yang tidak ditentukan atau
lebih banyak lebih baik secukup waktu untuk mengisi hingga
menjelang waktu subuh dan hal ini adalah tradisi dari nabi
21
Muhammad SAW semasa hidupnya menjadi nabi di kota Makkah dan
Madinah . di buku ini terdapat kisah Malik Ibn dinar bermimpi
bertemu seorang perempuan cantik dan ditangannya terdapat
secarik kertas dan berisi “have pleasure and desires distracted you from
paradise with maidens fair and sweet ? there you shall dwell eternally and sport
with all the lovely ladies you shall meet. from dream awake and better far than sleep
recite alquran until the dawn you greet”.12 Tulisan perempuan dalam mimpi
Malik Ibn dinar adalah kurang lebih sebagai berikut bila dalam
bahasa Indonesia (Memiliki kesenangan dan keinginan terganggu
saat Anda berada di surga dengan bidadari-bidadari yang adil
dan manis? disana Anda akan tinggal selamanya dan melakukan
apa saja dengan semua wanita yang cantik yang akan anda
temui. Dari mimpi terjaga dan lebih baik bangun dari tidur
untuk membaca alquran sampai fajar menyapa Anda). Dari sini
mimpi Malik Ibn dinar dapat ditafsirkan bahwa tidur dengan
berlimpah mimpi yang indah tidak lebih baik dari pada bangun
dan kemudian mengambil air wudu yang kemudian dilanjutkan
dengan mebaca alquran hingga saat fajar tiba , sebagai rasa
wujud tanggung jawab kita dalam memiliki iman didalam diri
kita . Bahwa iman yang kita miliki setelah kita bersyahadat
12 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 127
22
adalah tanggung jawab yang besar yang harus kita emban sebagai
umat muslim , bila kIta hanya sekadar memiliki iman tanpa
adanya tanggung jawab maka tidak ada gunanyalah iman kita
tersebut , dan wujud tanggung jawab terhadap iman kita alah
selalu mengingat kepada Allah dengan shalat dan membaca
alquran setiap waktu (siang dan malam ), dan dari sinilah
perilaku tasawuf dapat timbul juga .
Ulasan Bab VI dan VII
Pada bab ke enam dan yang ketujuh imam alghazali membahas
tentang berharap berkah atas Rasulullah SAW dan pahala mencari
pengampunan kepada Allah . Dalam mencari berkah atas
Rasulullah SAW kita harus memulyakan beliau dan memuji akan
beliau dalam suatu rangkaian kalimat yang indah dan bermakna
mendalam untuk menyanjung Rasulullah SAW. Dalam buku ini
terdapat kisah Umar ibin alkhatab yang selalu menyebutkan dan
mengucapkan bahwa Rasulullah adalah lebih baik dari diri Umar
Ibn alkhattab sendiri ,serta kedua orang tuannya ,terdapat 11
paragraf Umar berkata demikian dalam buku ini. Maka hal inilah
yang sangat membuat kita tidak mengerti dan heran bahwa
seharusnya meskipun kita menyanjung Rasulullah akan tetapi
kedua orang tua adalah seorang yang tidak boleh dilebihkan
23
oleh siapapun bahwa Rasulullah adalah juga manusia biasa
juga . Kutipannya adalah sebagai berikut:” it is related that , after
The Dead of god messengger , on him be Peace , Umar Ibn alkhattab May god be
plesed wlth him ,Was heard weeping and saying. You More To Me,than My father
and mother o messengger of god.......................................... “13 hingga 11
paargraf .
Dan untuk bab yang terakhir yaitu bab yang ke tujuh yaitu
pahala mencari pengampunan kepada Allah SWT bahwa dalam
mencari pengampunan kepada Allah dari dosa-dosa yang pernah
kita perbuat sesungguhnya adalah hal yang sangat penting dalam
kehidupan seorang manusia yang beragama kepada tuhannya dalam
kehidupan sehari-hari yang tidak akan luput dari salah dan
dosa sebagaimana kita seorang insan manusia , dalam buku ini
imam alghazali mencantumkann sebuah ayat alquran
وٱ rعل ا ف�� rلي م� وٱ ع� ر rص م ي�� ول� هلل ا ٱ� ل Kوب, ٱ ت�� د� �rل ر ٱ� rق� غ� ن� ن�� هم وم� وب�, �eت د� rق�روٱ ل� غ� ت� �rس ا� ف�� هلل روٱ ٱ� rك� هم د� rش ق� ن�� ٱ ٱ7 و" rلم و ظ�¬ ه� ٱ7 ?rش ح وٱ ف�� rعل ٱ ف�� د� Kٱ �ن ي�8 د� rل� وٱ�
�علمون م ن�� ١٣٥وه�
Artinya:
13 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation: 130
24
135 :: Dan juga orang-orang yang apabila melakukan perbuatan
keji, atau menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada
Allah lalu memohon ampun akan dosa mereka - dan sememangnya
tidak ada yang mengampunkan dosa-dosa melainkan Allah -, dan
mereka juga tidak meneruskan perbuatan keji yang mereka telah
lakukan itu, sedang mereka mengetahui (akan salahnya dan
akibatnya).(ali imran -135)
Banyak sekali hadis-hadis yang membicarakan
tentang pengampunan atau permintaan ampun kepada Allah SWT
dalam buku ini , hampir dari tiap paragraph didisi dengan
hadis yang diriwayatkan oleh beberapa perawi diantaranya abu
hurairah,Aisyah, hudhaifah ,al fudayl,abu Abdullah al warraq,
Khalid Ibn ma’dan,qatada ali Ibn abi Thalib. Diantar hadis –
hadis tersebut yang paling singkat akan tetapi mempunyai makna
adalah hadis yang diriwayatkan qatada sebagai berikut:” Qatada
Said:The Quran shows you yours sickness and your medicine. your sickness is sin
and your medicine is The prayer of forgiveness”.14 Dari hadis ini bahwa
kita memiliki dosa dan dosa tersebut adalah suatu penyakit
dari diri kita yang harus disembuhkan dimana obat dari sakit
14 Imam alghazali ;inner dimension of Islamic worship;The Islamic Foundation; hal 136
25
dosa tersebut adalah doa untuk meminta pengampunan kepada
tuhan Allah SWT sebagai sang pencipta .
Buku yang teresensi
Buku berjudul : “The inner dimension of Islamic worship”
Pengarang : Imam Alghazali
Edisi : pertama
Penerbit : Islamic Foundation seri terjemehan bahasa inggris
Tebal halaman : 139 halaman
Warna cover : biru
26
Top Related