1 0 0
Titrasi argentometri
PERCOBAAN V
Judul : TITRASI ARGENTOMETRI
Tujuan : 1. Menentukan kadar Cl-
dalam air laut.
2. Penentuan kadar Cl- dalam air kran.
3. Menentukan kadar NaCl dalam garam
meja.
Hari/ Tanggal : Senin / 1 Desember 2008
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM
Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Suatu reaksi pengendapan dapat dikatakan
berkesudahan, jika kelarutan endapannya cukup kecil. Di
dekat titik ekivalensinya, konsentrasi ion-ion yang
dititrasi akan mengalami perubahan-perubahan besar.
Permasalahan yang mungkin dihadapi adalah pemilihan
indikator yang baik.
Ada beberapa cara untuk menentukan saat tercapai
titik ekivalen pada titrasi pengendapan:
1. Dengan pembentukan endapan berwarna (cara
Mohr)
2. Dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang
larut (cara Volhard)
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
3. Dengan indikator adsorbs (cara Fajans)
Pada proses disinfeksi air, sering digunakan klor,
karena harganya murah dan mempunyai daya disinfeksikan
sampai beberapa jam setelah pembubuhan (residu klor).
Selama proses tersebut klor direduksi hingga menjadi
klorida (Cl-) yang tidak mempunyai daya disinfektan,
disamping klor juga bereaksi dalam keadaan bebas (Cl2,
OCl-, HOCl) dan keadaan terikat (NH4Cl, NHCl2, NCl3).
Klor terikat mempunyai daya disinfektan yang tidak
seefisian klor bebas.
Pada titrasi dengan pembentukan endapan berwarna
(cara Mohr) akan terbentuk endapan baru yang berwarna.
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan
standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator.
Pada titrasi ion Ag yang berlebih akan diendapkan
dengan warna merah bata. Larutan bersifat nitrat atau
sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa. Pada
kondisi yang cocok, metode Mohr cukup akurat dan dapat
digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada
jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus
lebih larut dibanding endapan warna yang terbentuk
selama titrasi. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan
dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH
6,5 – 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan
terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42-+ 2H- ↔ CrO7
2- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- ↔ 2 AgOH + 2AgOH ↔ Ag2O
+ H2O
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium
bikorbonat atau kalsium karbonat. Larutan alkalis
diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat
sebelum dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun
menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat
mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini.
Namun oleh karena perak lodida maupun tiosanat sangat
kuat menyerang kromat, maka hasilnya tidak memuaskan.
Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi
menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak
kromat yang mula-mula terbentuk sukar bereaksi pada
titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana
netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan titer
perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion
klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion
perak, maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan
perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai
titik akhir titrasi. Sebagai indikator digunakan
larutan kromat K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan
ion perak akan membentuk endapan coklat merah dalam
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator
yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat
diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu
titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat
sebagai pengganti endapan AgCl.
Pada titrasi dengan pembentukan persenyawaan
berwarna yang larut (cara Volhard) kesalahan pada titik
akhir sangat kecil, tetapi larutan harus dikocok dengan
kuat pada titik akhir, agar Ag+ yang teradsorpsi pada
endapan dapat diadsorpsi. Metode Volhard didasari oleh
pengendapan dari perak tiosianat dalam asam nitrit,
dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi
kelebihan ion tiosianat. Metode Volhard dipergunakan
secara luas untuk perak dan klorida mengingat
titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam.
Merkurium merupakan kation yang lazim mengganggu dalam
metode Volhard.
Pada titrasi dengan indikator adsorpsi (cara
Fajans) diketahui jika AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang
mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan
dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah
jingga. Jika didiamkan, tampak endapan berwarna,
sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya
adsorpsi indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang
terbentuk dapat berubah akibat adsorpsi pada permukaan.
Kelebihan dari indikator adsorpsi adalah memberikan
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
kesalahan yang kecil pada penentuan titik akhir
titrasi. Perubahan warna yang disebabkan adsorpsi
indikator biasanya tajam. Adsorpsi pada permukaan
berjalan baik jika endapan memiliki luas permukaan yang
besar. Warna adsorpsi tidak begitu jelas jika endapan
terkoagulasi, misalnya dengan adanya muatan ion yang
besar.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Piknometer : 1 buah
2. Neraca analitik : 1 buah
3. Labu ukur : 1 buah
4. Pipet tetes : 1 buah
5. Erlenmeyer : 2 buah
6. Gelas ukur 50 mL : 1 buah
7. Buret 50 mL + statif : 1 buah
Bahan yang digunakan :
1. Cuplikan air laut, air PDAM, dan garam
dapur.
2. K2CrO4 5%
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
3. AgNO3 0,1 M
III.PROSEDUR KERJA
1. Penentuan kadar Cl- dalam air laut
Mengukur berat jenis air laut dengan piknometer
dan mencatat tempat pengambilan sampel.
Mengencerkan 25 mL air laut dalam labu ukur 250
mL. Mengambil 25 mL larutan yang sudah diencerkan,
menambah dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5%.
Menitrasi dengan AgNO3 sampai terjadi endapan
merah bata. Melakukan percobaan sebanyak 2 kali.
Menghitung kadar Cl- dalam air laut tersebut.
2. Penentuan kadar Cl- dalam air PDAM.
Prosedur sama dengan penentuan kadar Cl- dalam
air laut.
3. Penentuan kadar NaCl dalam garam meja.
Menimbang 1,45 g garam meja (mencatat merknya).
Melarutkan dalam labu ukur 250 mL. Mengambil 25
mLlarutan tersebut. Memasukkan dalam Erlenmeyer,
menambah 5 tetes indikator K2CrO4 5%. Menitrasi
dengan AgNO3 sampai terjadi endapan merah bata.
Melakukan percobaan 2 kali, menghitung kandungan
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
NaCl dalam sampel, mencocokkan dengan kadar yang
tertera pada bungkusnya. Menghitung kesalahannya.
IV. DATA PENGAMATAN
NO Perlakuan Hasil PengamatanA
1
Penentuan kadar Cl- dalam
air laut
25 mL larutan air laut
yang telah diencerkan
Larutan bening
Larutan + 5 tetes K2CrO4
5%
Larutan + 1 mL AgNO3
Larutan + 2 mL AgNO3
Larutan + 6 mL AgNO3
Larutan + 6,7 mL AgNO3
Larutan + 7 mL AgNO3
Larutan + 25 mL AgNO3
Larutan kuning
Larutan kuning
keruh
Larutan kuning
keruh lebih muda
Larutan berendapan
kuning jingga
Larutan coklat agak
bening, endapan
merah bata
Larutan merah hati
Larutan merah
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
bening dan endapan
merah bata2 25 mL air laut yang telah
diencerkan
Larutan + 5 tetes
K2CrO4 5%
Larutan + 1 mL AgNO3
Larutan + 2 mL AgNO3
Larutan + 4 mL AgNO3
Larutan + 6 mL AgNO3
Larutan + 7 mL AgNO3
Larutan + 8 mL AgNO3
Larutan + 9 mL AgNO3
Larutan + 11 mL AgNO3
Larutan + 13 mL AgNO3
Larutan + 15 mL AgNO3
Larutan bening
Larutan kuning
Larutan kuning
keruh
Larutan tambah
keruh, larutan
kuning memudar
Larutan tetap
Larutan kuning,
endapan putih
Larutan merah,
endapan putih
Larutan merah bata,
endapan merah
bening
Larutan tetap
Larutan merah
bening, endapan
makin banyak
Larutan merah
terang, endapan
merah bata dan
semakin banyak
Larutan makin merah
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Larutan + 17 mL AgNO3
Larutan + 19 mL AgNO3
Larutan + 21 mL AgNO3
bening, endapan
merah bata dan
masih ada yang
mengapung
Larutan makin
bening, endapan
makin merah
Larutan makin
bening, endapan
mengapung makin
sedikit
Larutan bening,
endapan merah bata
makin banyak,
endapan terapun
makin sedikitB
1
Penentuan kadar Cl- dalam
air PDAM
25 mL air PDAM yang telah
diencerkan
Larutan + 5 tetes K2CrO4
5%
Menitrasi dengan AgNO3
Larutan bening
Larutan kuning
Larutan merah bata
tanpa endapan pada
penambahan 0,5 mL
AgNO3
2 25 mL air PDAM yang telah
diencerkan
Larutan bening
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Larutan + 5 tetes K2CrO4
5%
Menitrasi dengan AgNO3
Larutan kuning
Larutan merah bata
tanpa endapan pada
penambahan 0,3 mL
AgNO3
C Penentuan kadar Cl- dalam
garam meja
25 mL larutan garam meja +
5 tetes K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3
Penambahan 1 mL
Penambahan 2 mL
Penambahan 4 mL
Penambahan 6 mL
Penambahan 8 mL
Penambahan 11 mL
Penambahan 17 mL
Larutan kuning
keruh (+)
Larutan kuning
pudar, keruh (++)
Larutan keruh (++
+), kuning pudar,
sedikit berendapan
Larutan keruh (+++
+), kuning pudar,
endapan putih
terlihat
Larutan keruh (++++
+), kuning pudar,
endapan putih
bertambah
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Penambahan 21 mL
Penambahan 25 mL
Penambahan 27 mL
Penambahan 29 mL
Penambahan 31 mL
Larutan keruh (++++
++), kuning pucat,
endapan putih
bertambah banyak
Larutan keruh (++++
++++), kuning
pucat, endapan
putih bertambah
banyak
Larutan makin
keruh, kuning makin
pucat, endapan
putih bertambah
banyak dan terapung
Larutan kuning
kemerahan, endapan
bertambah
Larutan merah bata,
endapan bertambah
Larutan merah bata
makin bening,
endapan bertambah
Larutan bening,
endapan putih
semakin banyak2 25 mL larutan garam Larutan kuning
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
meja + 5 tetes K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3
Penambahan 1 mL
Penambahan 9 mL
Penambahan 13 mL
Penambahan 25 mL
Penambahan 28 mL
Larutan kuning
keruh
Larutan lebih keruh
Mulai ada percikan
merah bata tapi
tidak permanen
Larutan semakin
keruh terdapat
endapan berwarna
putih
Laarutan merah
kecoklatan, banyak
endapan putih
Larutan berendapan
putih yang lebih
banyak
1
2
3
4
5
6
Catatan:
Merk garam meja
Massa piknometer
Massa piknometer +
massa air laut
Massa piknometer + air
PDAM
Massa jenis air laut
Massa jenis air PDAM
Bintang 9
15,3584 g
25,2725 g
25,2947 g
0,99141 g/ mL
0,99363 g/ mL
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
V. ANALISIS DATA
Dalam titrasi pengendapan (argentometri)
didasarkan pada penggunaan larutan baku yaitu perak
nitrat (AgNO3). Zat yang ditentukan bereaksi dengan zat
peniter akan membentuk senyawa yang sukar larut dalam
air. Sehingga, kesepakatan zat yang ditentukan
berkurang selama berlangsungnya proses titrasi.
Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik kesetaraan
dengan bantuan indikator atau peralatan yang sesuai.
Cara seperti ini mempunyai persyaratan yang ketat,
misalnya terjadi keseimbangan yang serba berlangsung
cukup cepat. Oleh karena itu reaksi-reaksi pengendapan
yang lazim dipakai dalam gravimetri tidak dapat dipakai
seluruhnya dalam titrasi pengendapan. Sebagai indikator
digunakan larutan kromat K2CrO4 yang dengan ion perak
akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana
netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang
berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi
dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa
zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai
pengganti endapan AgCl.
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Pada percobaan yang telah dilakukan, digunakan
cara Mohr dalam menentukan saat tercapainya titik
ekivalen. Mula-mula Ag+ akan mengikat Cl- membentuk
AgCl ( terbentuk endapan merah) dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
Ag+ + Cl- AgCl
Penambahan AgNO3 secara terus menerus akan membuat
ion Cl- habis diikat oleh ion Ag+ dari AgNO3. Apabila Cl-
sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya
bereaksi dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4
yang ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang
berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi sudah
tercapai sehingga selanjutnya Ag+ akan berikatan
dengan CrO dari K2CrO4 membentuk Ag2CrO4. Persamaan
reaksinya adalah
2Ag+ (aq) + CrO (aq) Ag2CrO4 (s)
Dari percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa air
dari garam laut dan garam meja mengandung Cl-. Hal ini
terlihat dari terbentuknya endapan baru yang berwarna
yang menunjukkan jika ion Ag+ telah bereaksi terlebih
dahulu dengan Cl- membentuk AgCl, sampai jenuh dan
terbentuk endapan tersebut. Sedangkan pada PDAM tidak
terbentuk endapan baru yang berwarna sehingga bisa
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada ion Cl- yang
berikatan dengan Ag+ dari AgNO3.
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Kadar Cl- yang ada pada garam dapur lebih banyak
dari kadar Cl- dalam air laut. Hal ini dapat dilihat
dari hasil perhitungan yang menunjukkan kadar Cl- yang
ada pada garam dapur adalah 8,893 % sedangkan kadar Cl-
yang ada pada garam meja adalah sebanyak 11,907 %.
Sedangkan kadar Cl- pada garam dapur antara hasil
perhitungan dengan pernyataan kadar dari bungkus garam
tersebut terdapat perbedaan. Jika dari hasil
perhitungan diketahui kadar Cl- dari garam dapur adalah
sebanyak 11,907 % sedangkan pada bungkus tertera angka
98,1 % artinya terdapat perbedaan kadar sebanyak 86,2%.
VI. KESIMPULAN
1. Kadar Cl- dalam air laut yang sampelnya
diambil dari pantai Batakan sebanyak 0,32943%.
2. Kadar Cl- dalam air PDAM sebanyak 0%.
3. Kadar NaCl dalam garam meja dengan merk
bintang 9 adalah sebesar 11,9%.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis
Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Penerjemah Iis
Sopyan, Jakarta: Erlangga.
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Rivai, Harizul.1995. Asas Pemeriksaan kimia. Jakarta :
UI-Press
Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul
Hamid. 2007. Panduan Praktikum Kimia Analisis.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
LAMPIRAN
Perhitungan :
1. Kadar Cl- dalam air laut
Cl- (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NO3- (aq)
Ag+ (aq) + Cl- (aq) AgCl (s)
M Cl- . V air laut = M AgNO3 . V AgNO3
M Cl- =
= 0,092 M
Massa Cl- = 0,092 M. 25x10-3 L. 35,5
g/mol
= 0,08165 g
Massa piknometer = 15,3584 g
Massa piknometer + air laut = 25,2725 g
Volume piknometer = 10 ml
Massa air laut = 25,2725 g – 15,3584 g
= 9,9141 g
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
ρ air laut =
= 0, 99141 g/ mL
Massa air laut = ρ x v
= 0, 99141 g/mL x 25 mL
= 24, 78525 g
Kadar Cl- dalam air laut= x 100%
= x 100%
= 0, 32943 %
2. Kadar Cl- dalam air PDAM
Karena tidak terdapat endapan merah bata maka tidak
dapat dihitung kadar Cl- nya.
3. Kadar NaCl dalam garam meja
Menentukan konsentrasi NaCl
V NaCl . M NaCl = V AgNO3 . M AgNO3
25 mL . M NaCl= 29,5 mL . 0, 1
M
M NaCl =
= 0,118 M
Mol NaCl
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
Mol NaCl = V NaCl . M NaCl
= 25mL . 0, 118 M
= 2, 95 mmol
= 2, 95 x 10-3 mol
Massa NaCl
Massa NaCl = mol NaCl .
Mr NaCl
= (2, 95 x 10-3) mol . (23 +
35,5) g/mol
= (2, 95 x 10-3 ) . 58,
5 g
= 0, 17257 g
Massa NaCl dalam sampel
Kadar NaCl = x
100%
= x 100 %
= 11, 9 %
Selisih = 98,1% - 11, 9%
= 86, 2%
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara memilih indikator pada titrasi
argentometri?
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
2. Terangkan bagaimana suatu indikator adsorpsi
bekerja?
Jawaban Pertanyaan
1. Cara memilih indikator pada titrasi argentometri
adalah dengan memperhatikan sejumlah faktor untuk
indikator yang cocok. Factor-faktor tersebut
adalah :
a. AgCl seharusnya diperkenankan untuk mengental
menjadi partikel-partikel besar pada titik
ekivalen, mengingat hal ini akan menurunkan
secara drastic permukaan yang tersedia.
b. Adsorpsi dari indikator seharusnya dimulai
sesaat sebelum titik ekivalen dan meningkat
secara cepat pada titik ekivalen.
c. pH dan media titrasi harus dikontrol untuk
menjamin sebuah konsentrasi ion dari indikator
asam lemah atau basa lemah cukup.
d. Sangat disarankan bahwa ion indikator bermuatan
berlawanan dengan ion yang ditambahkan sebagai
titran.
2. Cara kerja suatu indikator adsorpsi :
Bila perak nitrat ditambahkan ke dalam suatu
larutan natrium klorida, partikel perak klorida
yang sangat halus itu cenderung memegangi pada
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
permukaannya (mengadsorpsi sejumlah ion klorida
berlebihan yang ada dalam larutan itu). Ion-ion
klorida ini dikatakan membentuk lapisan
teradsorpsi primer dan dengan demikian menyebabkan
partikel koloid perak klorida itu bermuatan
negatif, yang cenderung terikat lebih longgar.
Jika perak nitrat terus-menerus ditambahkan
sampai ion peraknya berlebih, ion-ion inilah
menggantikan ion klorida dalam lapisan primer.
Maka partikel-partikel menjadi bermuatan positif
dan anion dalam larutan ditarik untuk membentuk
lapisan sekunder.
(AgCl).Cl | M+
Lapisan primer | lapisan klorida
| sekunder berlebih
(AgCl) | Ag+ x
Lapisan primer | lapisan perak
| sekunder berlebih
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
FLOWCHART
1. Penentuan kadar Cl- dalam air laut
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
Air lautMengukur berat jenis air laut dengan piknometer
Mencatat tempat pengambilan sampel
Air laut
1 0 0
Titrasi argentometri
NB: - Melakukan percobaan sebanyak tiga kali
- Menghitung kadar Cl- dalam air laut tersebut
- Reaksi:
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
Air lautMemipet 25 mLMengencerkan dalam labu ukur 250 mL
Larutan air laut encerMengambil 25 mL larutan yang telah diencerkan
25 mL larutan encer
Menambahkan dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan merah bata
Larutan + endapan merah bata*
1 0 0
Titrasi argentometri
2Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
2. Penentuan kadar Cl- dalam air PDAM
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
Air PDAMMengukur berat jenis air laut dengan piknometer
Mencatat tempat pengambilan sampel
Air PDAM
Air PDAMMemipet lebih dari 25 mLMengencerkan dalam labu ukur 250 mL
Larutan air PDAM encerMengambil 25 mL larutan yang telah diencerkan
25 mL larutan encer
Menambahkan dengna 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan merah bata
Larutan + endapan merah bata*
1 0 0
Titrasi argentometri
NB: - Melakukan percobaan sebanyak tiga kali
- Menghitung kadar Cl- dalam air PDAM tersebut
- Reaksi:
2Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
3. Penentuan kadar NaCl dalam garam meja
NB: - Melakukan percobaan sebanyak lima kali
- Menghitung kandungan NaCl dalam sampel
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
Larutan garamMemipet 25 mL larutan tersebut
25 mL larutan encer
Memasukkan dalam erlenmeyerMenambahkan dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan merah bata
Larutan + endapan merah bata*
1,45 gram garam mejaMenimbang dan mencatat merknya
Melarutkan dalam labu ukur 250 mL
1 0 0
Titrasi argentometri
- Mencocokkan dengan kadar yang tertera pada
bungkusnya
- Menghitung kesalahannya
- Reaksi:
2Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Ag2CrO4 (s)
Saran-Saran dari Asisten:
1. Sampel bisa digunakan aqua refill
2. Pada air PDAM, digunakan AgNO3 0,1 M tidak
terdeteksi adanya Cl-, coba gunakan AgNO3 dengan
konsentrasi yang lebih tinggi , apakah masih tidak
terdeteksi??
Pertanyaan dan Jawaban Dalam Presentasi Final Praktikum
1. Penanya : Halimah (Kelompok 5)
Pertanyaan :
1) Kenapa yang digunakan indikator K2CrO4?
2) Kenapa kadar NaCl dalam garam dapur pada
percobaan berbeda dengan yang tertera pada
bungkus?
Jawaban :
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
1 0 0
Titrasi argentometri
1) Karena indikator tersebut memberikan warana
merah bata yang dapat menunjukkna telah
tercapainya titik titrasi yang ditandai dengan
terbentuknya Ag2CrO4
2) Karena pada percobaan yang dilakukan
pengenceran dengan air yang akan mempengaruhi
konsentrasi Cl- sehingga kadarnya lebih kecil.
2. Penanya : Neno Supriadi (Kelompok 5)
Pertanyaan :
Bagaimana kita tahu bahwa titik akhir titrasi
telah tercapai dan apa pengaruh konsentrasi terhadap
titik akhir titrasi?
Jawaban :
Dengan terjadinya perubahan warna merah bata,
disini konsentrasi akan menyebabkan Ksp Ag+ lebih
besar dari Ksp Cl- sehingga Ag+ akan mengikat CrO4
karena Cl- telah habis diikat oleh Ag+, AgCrO4 inilah
yang akan membentuk endapan merah bata.
Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis
Top Related