MAKALAH
BASIS DATA 2
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELOMPOK 7:
IZHAR AHMAD
LAILA ADAWIYAH
MUHAMMAD HAZMI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
1
A. Definisi Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan (decision making) adalah
tindakan memilih di antara berbagai alternatif
solusi pemecahan masalah.
Salah satu kegiatan manajemen yang penting
adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil
keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat
memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-
batas tertentu. Dengan demikian pengambilan
keputusan adalah suatu proses pemilihan dari
berbagai alternatif baik kualitatif maupun
kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik
guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik
(pertentangan).
Proses penurunan suatu keputusan mengandung empat
unsur :
1. Model : Model menunjukkan gambaran suatu rnasalah
secara kuantitatif atau kualitatif.
2. Kriteria: Kriteria yang dirumuskan menunjukkan
tujuan dari keputusan yang diambil. Jika terdapat
beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka
pengambilan keputusan harus melalui kompromi
(misalnya menambah jasa langganan dan mengurangi
3
persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu
kompromi).
3. Pembatas: Faktor-faktor tambahan yang perlu
diperhatikan dalam memecahkan masalah pengambilan
keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
4. Optimalisasi: Apabila masalah keputusan telah
diuraikan dengan sejelas jelasnya, maka manajer
menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa
yang diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini
pengambil keputusan siap untuk memilih pemecahan
yang terbaik atau yang optimal.
Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang
berbasis komputer interaktif untuk memberikan
dukungan keputusan kepada manajer dengan menggunakan
data dan model-model keputusan untuk menyelesaikan
masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak
terstruktur untuk mencapai efektivitas keputusan.
Sistem pengambilan keputusan hanya digunakan untuk
memperluas wawasan pengambil keputusan (Decision
Maker - DM) sebagai bahan pertimbangan bukan untuk
menggantikan penilaiannya. Artinya bahwa sistem
pengambilan keputusan tidak dapat menggantikan
intuisi yang dimiliki oleh manusia, hanya terbatas
pada model dasar yang dimilikinya.
4
B. Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pada
Pengambilan Keputusan
Dukungan sistem informasi manajemen pada
pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat
diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan
keputusan (Herbert A. Simon), yaitu pemahaman,
perancangan (design), pemilihan dan implementasi.
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan
pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat
diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian
nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan
proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap
diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan
5
/ dengan memperhatikan kriteria – kriteria
berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan
sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan
serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah
dipilih pada tahap pemilihan.
Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan,
file komputer maupun non komputer. Pada tahap
pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses
penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik
dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara
khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut.
Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data
dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai
situasi-situasi yang jelas dan menuntut perhatian.
Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui
dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi
tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat
ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan
kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan
suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan
intern ditambah metode untuk penelusuran dan
penemuan masalah-masalah.
6
Pada tahap perancangan (design), kaitannya
dengan SIM adalah membuat model-model keputusan
untuk diolah berdasarkan data yang ada serta
memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-
model yang tersedia harus membantu menganalisis
alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari
perangkat lunak statistika serta perangkat lunak
pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan
pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem
pencarian kembali data base.
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling
efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan
dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan
keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk
umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM
pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model
keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis
sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan.
Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri
dari suatu database yang lengkap, kemampuan
pencarian kembali database, perangkat lunak
statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar
model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-
model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut
7
pada proses pemahaman, .yang menyangkut penelitian
lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan
keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai arti
sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses
perancangan serta pada proses pemilihan. Sering
orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil
keputusan, ini merupakan suatu pernyataan yang salah
kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer
serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan
dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil
atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu,
manusia pengambil keputusan harus selalu menjadi
bagian dari suatu pemilihan.
Suatu aturan keputusan atau suatu program
komputer hanya membantu dengan memberikan dasar
untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan
keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan
komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan
atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat
diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang
lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi
tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram
sangat penting untuk perancangan SIM.
Ada suatu kecenderungan di antara para
perancang SIM untuk beranggapan bahwa suatu database
8
(pusat data) saja akan banyak memperbaiki
pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya
telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam
pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu;
data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil
keputusan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model
keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan
yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak
pengalaman, dan sebagainya).
Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki
sifat yang hampir sama dengan sistem produksi yang
mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang
mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau
menjadi bahan baku untuk fase konversi berikutnya.
Sistem informasi mengkonversi data kasar menjadi
suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input
untuk proses lanjutan. Banyak manajemen yang tidak
puas dengan sistem informasi mereka dan secara tajam
langsung menyalahkan sistem komputer.
C. Proses Pengambilan Keputusan
Model yang bermanfaat dan terkenal yang
diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan
9
sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan
keputusan. Model ini terdiri dari tiga tahap pokok,
yaitu:
1. Penyelidikan: Mempelajari lingkungan atas kondisi
yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh,
diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang
dapat mengidentifikasi persoalan.
2. Perancangan: Mendaftar, mengembangkan, dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini
meliputi proses-proses untuk memahami persoalan,
menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan
pemecahan tersebut.
3. Pemilihan: Memilih arah tindakan tertentu dari
semua yang ada. Pilihan ditentukan dan
dilaksanakan.
Jadi, proses keputusan dapat dianggap sebagai
sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan
kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap
hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya
untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut merupakan
unsur-unsur sebuah proses yang berkesinambungan.
Sebagai contoh, pilihan pilihan mungkin
menolak semua alternatif dan kembali ke tahap
perancangan untuk menerbitkan pemecahan tambahan.
10
PenyelidikanPerancanganPemilihan
Gambar: Bagan arus proses keputusan
Kekuatan yang menggerakkan proses pengambilan
keputusan dapat berupa ketidakpuasan atas keadaan
saat itu atau imbalan yang diharapkan dari keadaan
baru. Dalam kasus ketidakpuasan, kekuatan penggerak
adalah penemuan sebuah persoalan. Dalam hal imbalan
yang diharapkan, adalah hasil pencarian peluang.
Cara lain untuk menjelaskan proses pengambilan
keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan
bersinambung yang digerakkan oleh sebuah sasaran
mengubah sistem ( bisnis, departemen, keluarga, dan
sebagainya) dari keadaan sekarang menjadi suatu
keadaan baru. Keadaan yang diharapkan atau tujuan
mengakibatkan suatu pencarian cara mencapainya.
Proses ini sering disebut “analisis cara tujuan”
(means end analysis).
Beberapa model pengambilan keputusan lebih
banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan.
Sebagai contoh, Rubenstein dan Harberstroh
mengusulkan langkah-langkah berikut ini:
11
1. Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk
pengambilan keputusan.
2. Analisis dan laporan alternatif-alternatif.
3. Pemilihan diantara alternatif yang ada.
4. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Kedua model tersebut tidak saling
bertentangan. Model Simon pada dasarnya mengatakan
bahwa pelaksanaan adalah keputusan dan bahwa
keputusan lain diperlukan untuk langkah
selanjutnya.
Model Simon adalah relevan bagi perancangan
sistem informasi manajemen. Relevansi ini diuraikan
untuk ketiga tahap model Simon.
Tahap proses Relevansi terhadap SIM
Penyelidikan Proses pencarian melibatkan
suatu pengujian data baik dalam
cara yang telah ditentukan
dahulu maupun dalam cara
khusus. SIM harus menyediakan
kedua fasilitas tersebut.
Sistem informasinya sendiri
harus memeriksa semua data dan
menimbulkan suatu permintaan
uji pada manusia atas situasi
12
yang jelas menuntut perhatian.
Baik SIM maupun organisasi
harus menyediakan saluran
komunikasi untuk persoalan yang
diterima agar dialirkan ke atas
dalam organisasi sampai diambil
suatu tindakan terhadapnya.
Perancangan SIM harus memiliki model-model
keputusan untuk mengolah data
dan menimbulkan pilihan
pemecahan. Model tersebut harus
membantu dalam menganalisis
pilihan/alternatif.
Pemilihan Sebuah SIM adalah paling
efektif bila hasil rancangan
disajikan dalam suatu bentuk
yang mendorong keputusan. Bila
pilihan telah diambil, peranan
SIM berubah menjadi pengumpulan
data untuk umpan balik dan
penaksiran kelak.
D. Teori Pengambilan Keputusan
Teori pengambilan keputusan menekankan bahwa
terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh, yaitu:
13
1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu
“permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya
dengan tepat sesungguhnya sudah separo
terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga
implikasi, yaitu:
a) Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar
situasi problematik yang menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi
atau perusahaan.
b) Pengenalan secara mendasar berarti “akar”
penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus
digali sedalam-dalamnya.
c) Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya
dengan diagnosis gejala-gejala yang segera
tampak. Jika hanya gejala yang
diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya”
pun hanya mampu menghilangkan gejala tersebut.
Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber
penyakitnya”.
2. Pengumpulan data
Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan
keputusan memerlukan dukungan informasi yang
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah
dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan data
14
ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian,
yaitu:
a) Pentingnya menggali data dari semua sumber yang
layak digali, baik secara internal maupun
secara eksternal. Dari segi inilah harus
dilihat pentingnya akses bagi para pengolah
data terhadap semua sumber data.
b) Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang
dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang
hendak diatasi.
c) Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah
setinggi mungkin sehingga informasi yang
dihasilkan akan bermutu tinggi pula.
3. Analisis data
Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai
alternatif yang mungkin ditempuh untuk memecahkan
masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan
pada pembentukan persepsi yang sama diantara
berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki,
dengan demikian memberikan interpretasi yang sama
tentang data tersebut.
4. Analisis berbagai alternatif
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengambil
keputusan ialah menemukan jawaban yang paling
tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil
keputusan harus selalu terdapat berbagai
15
alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika
seorang pengambil keputusan dihadapkan kepada
hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk
menggunakan alternatif tersebut, yang bersangkutan
sudah mengambil keputusan. Bahkan teori
pengambilan keputusan mengatakan bahwa jika
seseorang memutuskan untuk tidak mengambil
keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan
keputusan juga.
5. Pemilihan alternative
Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai
alternatif akan “memberi petunjuk” tentang
alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan
membuahkan solusi yang paling efektif. Alternatif
di pilih dengan demikian, merupakan alternatif
yang tampaknya paling baik. Pengalaman mengambil
keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa
keputusan yang diambil adalah keputusan yang
terbaik.
6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan
yang terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan
dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi
permasalahan dan apakah permasalahan yang dihadapi
tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau
tidak.
16
7. Evaluasi (penilaian)
Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang
objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang
baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat
menunjukkan bahwa hasil yang di capai melampaui
harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang
dari sasaran. Kesemuanya itu menjadi bahan penting
dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa
depan.
E. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Organisasi
Teori pelaku pengambilan keputusan
mencerminkan suatu sistem terbuka. Teori tersebut
lebih bersifat deskriptif daripada normatif. Empat
paham penting yang dipergunakan oleh Cyert dan
March untuk menjelaskan pengambilan keputusan
organisasi, yaitu:
1. Pemecahan semu pertentangan
Suatu organisasi menunjukkan suatu persatuan dan
penggabungan anggota-anggota yang mempunyai tujuan
dan kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi
tujuan organisasi. Ada pertentangan diantara
bermacam-macam tujuan dari anggota-anggota
17
organisasi. Pertentangan-pertentangan tersebut
dipecahkan dengan tiga metode sebagai berikut:
Relevansi terhadap SIMTahap prosesProses pencarian melibatkan suatu
pengujian data baik dalam cara yang
telah ditentukan dahulu maupun
dalam cara khusus. SIM harus
menyediakan kedua fasilitas
tersebut. Sistem informasinya
sendiri harus memeriksa semua data
dan menimbulkan suatu permintaan
uji pada manusia atas situasi yang
jelas menuntut perhatian. Baik SIM
maupun organisasi harus menyediakan
saluran komunikasi untuk persoalan
yang diterima agar dialirkan ke
atas dalam organisasi sampai
diambil suatu tindakan terhadapnya
Penyelidikan
SIM harus memiliki model-model
keputusan untuk mengolah data dan
menimbulkan pilihan pemecahan.
Model tersebut harus membantu dalam
menganalisis pilihan/alternatif.
Perancangan
Sebuah SIM adalah paling efektif
bila hasil rancangan disajikan
dalam suatu bentuk yang mendorong
Pemilihan
18
keputusan. Bila pilihan telah
diambil, peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk
umpan balik dan penaksiran kelak.
2. Penghindaran ketidakpastian
Organisasi berada pada lingkungan yang tidak
pasti. Perilaku pasar, relevansir, pemegang saham,
pemerintah, dan sebagainya tidak dapat dipastikan.
Teori pelaku pengambilan keputusan organisasi
menyatakan bahwa organisasi akan berusaha
menghindarkan resiko dan ketidakpastian dengan
mengorbankan nilai yang diharapkan. Beberapa
metode yang digunakan untuk mengurangi atau
menghindari ketidakpastian adalah sebagai berikut:
a) Siklus umpan balik dan reaksi jangka pendek :
Siklus umpan balik yang pendek memungkinkan
seringnya keputusan-keputusan yang baru, dan
dengan demikian mengurangi kebutuhan akan
ketidakpastian yang akan datang.
b) Lingkungan yang dimusyawarahkan : Organisasi
berusaha mengendalikan lingkungannya dengan
praktek-praktek konvensional dalam industri
(kadang-kadang bersifat membatasi seperti
perilaku hubungan rahasia) dengan persediaan
jangka panjang atau perjanjian penjualan dan
lain-lain.
19
3. Pencarian masalah
Pencarian merupakan maslah yang di dorong dan
diarahkan kepada penemuan pemecahan atas masalah
tersebut. Teori perilaku mempunyai dalil bahwa
pencarian didasarkan atas aturan-aturan yang agak
sederhana sebagai berikut:
a) Pencarian setempat, baik yang dekat dengan
gejala maupun dengan pemecahan yang ada
sekarang.
b) Apabila pencarian setempat tidak berhasil,
kembangkan pencarian tersebut pertama-tama pada
bidang-bidang organisasi yang lemah sebelum
pindah ke bidang-bidang lainnya.
4. Pengetahuan organisasi
Organisasi menunjukkan perilaku menyesuaikan diri
sepanjang waktu. Organisasi mengubah tujuannya dan
memperbaiki prosedur pencarian berdasarkan
pengalamannya. Tujuan-tujuan pada tingkat
keinginan dianggap berubah dalam menanggapi hasil
yang diperoleh.
F. Penerapan Model Keperilakuan Pengambilan Keputusan
Terhadap SIM
20
Teori keperilakuan adalah sebuah model
deskriptif dari pengambilan keputusan
keorganisasian. Di sini tekanannya adalah pada
pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk
mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak
konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian
para anggota yang ada, dan perilaku penyesuaian
keorganisasian dengan berjalannya waktu.
Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan
SIM adalah menyadarkan perancang pada pertimbangan-
pertimbangan keperilakuan. Perancang SIM mungkin
tertarik pada rasionalitas, tetapi pengambil
keputusan mungkin menekankan pada penghindaran
ketidakpastian. Pemahaman keorganisasian dan
perilaku penyesuaian adalah penting dalam merancang
prosedur informasi bagi sistem perencanaan dan
pengendalian karena adanya kebutuhan mengenal
perubahan tujuan dan aspirasi.
G. Sistem Pendukung Keputusan
Di dalam organisasi-organisasi publik, banyak
keputusan yang tidak berulang (non-recurring/non-
repetitive decisions) yang harus dibuat oleh para
manager atau pembuat keputusan. Keputusan-keputusan
itu biasanya bersifat sangat srtategis dan
21
menghadapkan para manajer pada situasi-situasi yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh sebab itu,
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
sangat penting peranannya dalam membantu proses
pembuatan keputusan dalam organisasi-organisasi
publik. Para manajer publik harus ditunjang dengan
data dan informasi yang akurat dan aktual untuk
dapat membuat keputusan-keputusan strategis yang
dalam urusan-urusan publik.
Parker (1989:396) mengatakan bahwa decision
support system (DSS) adalah suatu sistem yang
menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer
untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat.
Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis
keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Keputusan administrative
Adalah keputusan yang diambil oleh seorang
administrator atau manajer puncak sebagai pucuk
pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum
dan menyeluruh, berfungsi sebagai landasan bagi
kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis
operasional oleh organisasi secara keseluruhan.
2. Keputusan eksekutif
22
Adalah keputusan yang diambil manajer eksekutif.
Kedudukan manajer eksekutif secara umum berada
diantara manajer administratif dan manajer
operasional. Jadi tugas manajer eksekutif adalah
menerjemahkan gagasan-gagasan manajer
administratif dan mengkoordinasi fungsi-fungsi
dalam organisasi untuk melaksanakan gagasan-
gagasan tersebut.
3. Keputusan operasional
Adalah keputusan yang diambil oleh seorang manajer
operasioanl dalam rangka pelaksanaan gagasan,
arahan, dan kebijakan manajer diatasnya
disesuaikan dengan sistem koordinasi yang
dikembangkan oleh manajer eksekutif.
Dari sistem informasi pendukung keputusan, baik
yang terotomasi maupun yang bersifat manual, pada
dasarnya pembuat keputusan dapat mengambil banyak
manfaat besar, antara lain:
1. Pengambilan keputusan yang rasional
Ialah proses pengambilan keputusan yang lebih
menekankan pada pengujian alternatif tindakan
berdasarkan fakta atau informasi yang jelas dan
bukan hanya berlandaskan pada dugaan subjektif dan
dorongan emosional. Akal sehat (common sense)
memang sangat diperlukan di dalam pengambilan
23
keputusan, tetapi pemakaian akal sehat itu
hendaknya disertai dengan informasi, argumen, dan
landasan yang jelas. Maka pengambilan keputusan
rasional berproses melalui beberapa tahapan,
antara lain: identifikasi dan perumusan masalah,
rumusan alternatif pemecahan masalah, pertimbangan
mengenai akibat dan konsekuensi yang mungkin
terjadi, dan akhirnya pemilihan kebijakan atau
strategi sesuai dengan tujuan.
2. Peramalan (forecasting)
Pengambilan keputusan dalam banyak hal menyangkut
perencanaan atau persoalan-persoalan yang terjadi
di masa yang akan datang. Data dan informasi yang
tepat akan dapat menjadi landasan bagi tugas-tugas
peramalan mengenai hal-hal yang akan terjadi.
Tujuannya adalah mengendalikan apa yang mungkin
terjadi sehingga keadaan yang tercipta sesuai
dengan kehendak pengambil keputusan.
Peramalan yang dihasilkan berdasarkan data dan
informasi itu secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga yang berurutan menurut intensitas pemakaian
informasinya, yaitu sebagai berikut:
a) Conjecture (konjektur, dugaan), peramalan yang
lebih banyak menggunakan penilaian subjektif
dan data kualitatif
24
b) Prediksi, peramalan yang menggunakan kerangka
teori dan inferensi data sebagai landasan
c) Proyeksi, peramalan yang menggunakan
ekstrapolasi kecenderungan (trend
extrapolation) sebagai landasan
3. Membandingkan alternatif tindakan
Data dan informasi yang baik akan merupakan
landasan yang kuat untuk mengidentifikasi berbagai
rangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan.
Selanjutnya pengambil keputusan dapat
membandingkan alternatif tindakan mana yang paling
mungkin dan paling tepat untuk dilaksanakan.
Variasi teknik di dalam membuat keputusan optimal
demikian banyak. Dan informasi yang lengkap akan
memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat
berbagai bentuk simulasi hasil keputusan sebelum
alternatif tindakan itu sendiri ditetapkan.
4. Membuat analisis dampak
Informasi pendukung keputusan akan bermanfaat
untuk melakukan analisis dampak dari kebijakan-
kebijakan yang hendak diterapkan. Yang perlu
disadari oleh para pembuat keputusan, ialah bahwa
dalam setiap pelaksanaan keputusan akan selalu
terdapat implikasi terhadap kelompok masyarakat
tertentu. Dengan demikian setiap dampak dari
sebuah kebijakan baik yang bersifat langsung
25
maupun tidak langsung harus senantiasa mendapat
perhatian dari pembuat keputusan.
5. Membuat model
Secara sederhana yang disebut pembuatan model
(modelling) adalah upaya untuk menggambarkan
realitas dengan menggunakan berbagai bentuk
replika yang lebih padat dan yang lebih ringkas.
Oleh karena itu model dapat berupa rumusan
matematis, uraian verbal, presentasi grafis atau
geometris, dan sebagainya. Sesuai dengan tingkat
pengembalian keputusan, suatu model dapat
berbentuk sederhana, hanya menggambarkan sebuah
aspek atau komponen situasi, tetapi juga dapat
berbentuk sangat kompleks jika akan diusahakan
untuk menggambarkan sistem sosial ekonomi secara
keseluruhan.
Karena biasanya model relatif lebih ringkas dan
mudah dipahami, model dapat dimanfaatkan untuk
membantu peramalan, membandingkan alternatif
tindakan yang bisa dilaksanakan, dan menggambarkan
situasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh
pembuat keputusan.
26
Top Related