EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
MOODLE SEBAGAI E-LEARNING
BAGI MAHASISWA PENDIKKAT
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA
MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
Disusun Oleh:
Ancella Kristanti
NIM: 181124067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Kepada
Mendiang Nenek yaitu Maria Magdalena Djuarti dan Ibuku yaitu Hari Taat
Prihatini, yang telah mendukung, doa, dan kepercayaan kepada saya selama proses
studi dan penyusunan Skripsi dari awal hingga akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh oleh seseorang, tapi pendidikan adalah
sebuah proses seumur hidup
-Gloria Steinem-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juli 2022
Penulis,
Ancella Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ancella Kristanti
NIM : 181124067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOODLE SEBAGAI E-LEARNING BAGI
MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA PENDIKKAT SELAMA
MASA PANDEMI COVID-19 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin maupun
memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 8 Juli 2022
Yang Menyatakan,
Ancella Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOODLE SEBAGAI E-
LEARNING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA MASA PANDEMI COVID-
19. Tujuan penulisan ini berdasarkan keingintahuan terhadap keefektifan
penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan
Katolik Universitas Sanata Dharma terutama di masa pandemi COVID-19. Belajar
dari rumah (BDR) merupakan kebijakan baru yang diterapkan oleh Kemendikbud
bagi semua pelajar di Indonesia. Diikuti dengan kebijakan baru dalam Universitas
Sanata Dharma yang menerapkan pembelajaran daring bagi mahasiswanya di masa
pandemi. Masa Pandemi melatih serta menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang
dapat dikembangkan melalui e-learning. Universitas Sanata Dharma memiliki
learning management system (LMS) dalam bentuk moodle yang dapat diakses di
htpps://belajar.usd.ac.id atau diunduh di play store maupun app store. Pembelajaran
yang dilakukan melalui moodle sebagai e-learning memiliki banyak tantangan,
diantaranya kendala jaringan dan keterbatasan kuota. Berdasarkan permasalahan
yang terjadi, penulis merumuskan pertanyan sebagai berikut. Bagaimana efektivitas
penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendikkat Universitas
Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19? Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif deskriptif dengan subjek penelitian 202 mahasiswa Program
Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data
dari penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket dan wawancara. Penelitian
ini menggunakan dua aspek yaitu moodle dan e-learning dalam mengembangkan
instrumen kuesioner. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa
25 pernyataan dinyatakan valid. Selain itu, berdasarkan uji realibilitas menunjukan
nilai Cronbachs’s Alpha sebesar 0,937 yang termasuk dalam kategori sempurna.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata (mean) 82,41 dan 41% mahasiswa
merasa moodle sebagai e-learning efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat
Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. 50% mahasiswa merasa
moodle sebagai e-learning cukup efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat
Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. 9% mahasiswa merasa
moodle sebagai e-learning kurang efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat
Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil
tersebut rata-rata mahasiswa prodi Pendikkat merasa bahwa moodle sebagai e-
learning cukup efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata
Dharma di masa pandemi COVID-19.
Kata Kunci: Efektivitas, Penggunaan Moodle, E-learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis is entitled THE EFECTIVITY OF USING MOODLE AS AN E-
LEARNING FOR CATHOLIC EDUCATION STUDENTS OF SANATA
DHARMA UNIVERSITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC. The
motivation for this thesis came from an interest in the efficiency of moodle as an e-
learning platform for Catholic Education students at Sanata Dharma University,
particularly during the COVID-19 pandemic. The Ministry of Education and
Culture has just established a new policy known as learning from home (BDR) for
all Indonesian students. Sanata Dharma University then instituted a new regulation
that required its students to complete their coursework online throughout the
pandemic. Through e-learning, self-study habits may be created and reinforced
during the Pandemic Period. Sanata Dharma University provides a learning
management system (LMS) in the form of Moodle, which may be viewed through
https://learning.usd.ac.id or downloaded through the play store or app store.
Moodle-based e-learning presents a number of difficulties, including network limits
and quota limitations. The author formulates the following questions in response to
the challenges that arise. How helpful has Moodle been as an e-learning platform
for Pendikkat students at Sanata Dharma University during the COVID-19
pandemic? This study utilized descriptive quantitative research methods on 202
students from the Catholic Education Study Program at the University of Sanata
Dharma Yogyakarta. This study's data is compiled through the distribution of
questionnaires and interviews. This study develops a questionnaire instrument
using two features, namely moodle and e-learning. According to the findings of the
instrument validity test, 25 statements are confirmed valid. Furthermore,
Cronbach's Alpha of 0.937 falls into the excellent range according to the
dependability test. The study's findings revealed an average (mean) score of 82.41,
with 41% of students stating that Moodle as an e-learning platform was effectively
employed for students at Sanata Dharma University's Education and Training
Center during the COVID-19 pandemic. During the COVID-19 epidemic, 50% of
students indicated that Moodle as an e-learning platform is very useful for students
at Sanata Dharma University's Education and Training Center. During the
COVID-19 pandemic, 9% of students consider that moodle as an e-learning
platform is less effective for Sanata Dharma University Education and Training
students. Based on these findings, Pendikkat students stated that Moodle as an e-
learning platform is quite effective for students of Sanata Dharma University's
Education and Education Department during the COVID-19 pandemic.
Keywords: Efectivity, Using Moodle, E-learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan berkat-Nya dalam setiap proses penyusunan hingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
MOODLE SEBAGAI E-LEARNING BAGI MAHASISWA PENDIKKAT
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA MASA PANDEMI COVID-
19.
Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana moodle digunakan
oleh mahasiswa Pendikkat terutama dalam mengembangkan pembelajaran
sepanjang hayat yang akan berguna bagi mahasiswa Pendikkat sebagai calon
katekis maupun calon guru di masa depan. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam
proses penyusunan skripsi ini penulis banyak bantuan, bimbingan, arahan dan
semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya yang kepada:
1. Cecilia Paulina Sianipar S.Pd., M.Si., MM.Ed. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak perhatian, meluangkan waktu, dan membimbing
penulis dengan sabar, serta memberi masukan dan saran sehingga penulis dapat
lebih termovitasi dalam menyelesaikan dari awal hingga akhir penyusunan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Yoseph Kristianto, SFK, M. Pd selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji II yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan
skripsi dari awal hingga akhir.
3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku penguji III yang telah memberikan dukungan
dan bantuan dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir dan Ketua
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis.
4. Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik yang telah
mendidik dan mebimbing selama studi berlangsung.
5. Keluarga besar Djuarti yang telah memberikan seluruh doa, kasih sayang,
kepercayaan serta dukungan baik secara materil maupun non materil.
6. Sahabat-sahat terkasih terutama Bella Vista Baumanns, Adelia Evelyn Calista,
Yaya Andrea, Hervin Oktalinta, Ricardo Arbim dan Nicholas Andreson yang
selalu menemani penulis dalam setiap pergulatan penyusunan skripsi dan telah
memberikan banyak dukungan serta doa.
7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Angkatan 2018
terutama Imelda Theresia, Heriberta Putri Ancilla Domini dan Agustina Ika
Debby yang telah membantu dan menemani penulis dalam menyusun skripsi
maupun berkas-berkas yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu dalam partisipasinya
membantu penulis dalam menyelesaikan proses studi terlebih dalam
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga
penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta,8 Juli 2022
Penulis
Ancella Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv
MOTO…………………………………………………………………………….v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………………vii
ABSTRAK……………………………………………………………………....viii
ABSTRACT………………………………………………………………………..ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xvi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii
DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………….xviii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
G. Metode Penelitian .............................................................................. 6
H. Sistematika Penelitian ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9
A. Kajian Teori....................................................................................... 9
1) Efektivitas .......................................................................................... 9
a. Pengertian Efektivitas ................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
b. Efektivitas Pembelajaran ............................................................. 10
2) Pendidikan Tinggi ............................................................................ 11
a. Pengertian Pendidikan Tinggi ...................................................... 11
b. Fungsi pendidikan tinggi ............................................................. 12
c. Tujuan pendidikan tinggi ............................................................. 12
d. Pendidikan tinggi di masa pandemi ............................................. 13
a) Sistem pembelajaran daring indonesia (SPADA) ................... 13
b) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ........................ 15
3) E-learning ........................................................................................ 16
a. Sejarah e-learning......................................................................... 16
b. Pengertian e-learning .................................................................... 17
c. Karateristik Kelebihan e-learning ................................................. 18
d. Persyaratan kegiatan belajar e-learning ......................................... 18
e. Model penyelenggaraan e-learning ............................................... 19
f. Strategi Implemntasi e-learning .................................................... 20
g. Fungsi e-learning .......................................................................... 20
h. Manfaat e-learning ....................................................................... 21
i. Peran setiap pihak dalam e-learning.............................................. 22
j. Kelemahan e-learning ................................................................... 23
4) Moodle ............................................................................................. 24
a. Sejarah Moodle ............................................................................. 24
b. Pengertian Moodle ........................................................................ 25
c.Fitur dalam Moodle ....................................................................... 26
d.Kelebihan Moodle......................................................................... 29
e.Kekurangan Moodle ...................................................................... 30
5) Pengertian Pembelajaran Daring ....................................................... 30
a. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 30
b. Pengertian Pembelajaran Daring ................................................... 31
6) Blended Learning ............................................................................. 32
a. Pengertian blended learning.......................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Kategori blended learning ............................................................ 33
c. Kelebihan blended learning .......................................................... 34
d. Kekurangan blended learning ....................................................... 34
e. Klasifikasi blended learning ......................................................... 35
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 37
B. Desain Penelitian ............................................................................. 37
C. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 37
D. Populasi dan Sample penelitian ........................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Pegumpulan Data ............. 39
1. Definisi Konseptual ............................................................................ 39
2. Definisi Operasional .......................................................................... 39
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 41
a. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian..................................................... 42
b. Pengembangan Instrumen ........................................................... 43
F. Teknik Analisis Instrumen ............................................................... 46
1. Uji Validitas Instrumen...................................................................... 46
2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................................. 48
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 51
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 51
B. Pembahasan ..................................................................................... 64
C. Refleksi Katekis............................................................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 68
A. Kesimpulan ..................................................................................... 68
B. Saran ............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian…………………………………...(1)
Lampiran 2: Panduan Kuesioner ………………………………………………….(2)
Lampiran 3: Pernyataan Kuesioner …………………………………………….....(3)
Lampiran 4: Validitas Pertanyaan ………………………………………………...(5)
Lampiran 5: Hasil keseluruhan Kuesioner……………………………………….(14)
Lampiran 6: Hasil responden……………………….……………………………(23)
Lampiran 7: Hasil Wawancara…………………………………………………...(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang diambil untuk sampel……...38
Tabel 2. Profil Informan Wawancara…….………………………………....40
Tabel 3. Skala Likert dengan interval empat………………………………..42
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian……………………………………..42
Tabel 5.1 Pengembangan Instrumen Angket………………………………....43
Tabel 5.2 Instrumen Wawancara……………………………………………..45
Tabel 6.1 Penentuan Rtabel………………………………………………….....47
Tabel 6.2 Hasil Uji Validitas Intrumen……………………………………….47
Tabel 7.1 Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha……………………………49
Tabel 7.2 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………49
Tabel 8.1 Rangkuman stastik deskriptif secara keseluruhan…………………51
Tabel 8.2 Rangkuman hasil deskripsi frekuensi data keseluruhan…………...53
Tabel 8.3 Tabel Kategori Frekuensi secara keseluruhan……………………..54
Tabel 9.1 Rangkuman stastik deskriptif aspek moodle………………………56
Tabel 9.2 Rangkuman hasil deskripsi frekuensi aspek moodle………………57
Tabel 9.3 Tabel Kategori Frekuensi aspek moodle…………………………..59
Tabel 10.1 Rangkuman stastik deskriptif aspek e-learning……………………60
Tabel 10.2 Rangkuman hasil deskripsi frekentif aspek e-learning……………61
Tabel 10.3 Tabel Kategori Frekuensi aspek e-learning...……………………...63
Tabel 11 Hasil Pengujian Keseluruhan Responden………………………….65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR DIAGRAM BATANG
Diagram Batang 1. Statistik frequency data keseluruhan………………………53
Diagram Batang 2. Statistik frequency aspek moodle………………………….58
Diagram Batang 3. Statistik frequency aspek e-learning………………………62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Negara
Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional
UU : Undang-Undang
Permendikbud: Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi
B. Singkatan dalam Penelitian
df : Degree of Freedom
SPSS : Statistical Product and Service Sulutions
Std. : Standard
Xmax : Nilai Maksimal
Xmin : Nilai Minimal
Mi : Mean Ideal
SDi : Standar Deviasi Ideal
C. Singkatan lain
WHO : World Health Organization
COVID-19 : Corona Virus Disease 2019
BDR : Belajar dari Rumah
Daring : Dalam Jaringan
Luring : Luar Jaringan
Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik
LMS : Learning Management System
USD : Universitas Sanata Dharma
P3MP : Pusat Perkembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran
SPADA : Sistem Pembelajaran Daring Indonesia
Kemendikbud : Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dikti : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
PT : Perguruan Tinggi
PD Dikti : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
MBKM : Merdeka Belajar Kampus Merdeka
PTN : Perguruan Tinggi Negeri
SKS : Satuan Kredit Semester
CBT : Computer Based Training
PC : Personal Computer
CD-ROM : Compact Disc read only memory
LAN : Local Area Network
WAN : Wide Area Network
CMS : Content Management System
Moodle : Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment
VLE : Virtual Learning Environment
PDF : Portable Document Format
SCROM : Sharable Content Object Reference Model
COLLES : Constructivist Online Learning Environment Survey
ATTLS : Attitudes to Thinking and Learning Survey
MB : Megabit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak maret 2020 World Health Organization (WHO) menyatakan virus
COVID-19 sebagai pandemi akibat tingkat penyebarannya yang eksponensial
secara global (Satuan Tugas Penangan COVID-19, 2021). Pandemi COVID-19
berpengaruh terhadap pendidikan termasuk di Indonesia. Masa pandemi melatih
serta menanamkan kebiasaan belajar mandiri bagi mahasiswa melalui kelas daring
yang diikuti. Dosen juga merupakan salah satu yang mendapat tantangan di masa
pandemi dengan memastikan bahwa mahasiswa mampu memahami materi
pembelajaran (Hendayana, 2020).
Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor 15 tahun
2020 mengenai Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) selama darurat
COVID-19 menguraikan pembelajaran jarak jauh yang dapat dilakukan selama
masa pandemi, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan
pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Pembelajaran jarak jauh daring
dilaksanakan dengan media gawai atau gadget seperti laptop, handphone dan
aplikasi belajar lainnya, sedangkan pembelajaran jarak jauh secara luring dapat
dilakukan dengan modul belajar, alat peraga, radio, lembar kerja, televisi, bahan
ajar cetak, dan media di sekitar lingkungan (Kemendikbud, 2020:2-3).
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma
menerapkan pembelajaran daring sesuai dengan Surat Edaran Rektor Drs. Johanes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. tentang kebijakan kegiatan kampus Universitas Sanata
Dharma di tengah Pandemi Nomor: 529/Rektor/XII/2020 yang dikeluarkan pada
tanggal 21 Desember 2020. Pada penerapan pembelajaran daring ini mengharuskan
para dosen dan mahasiswa untuk beradaptasi secara cepat dengan teknologi. Hal ini
tentu saja membutuhkan banyak usaha, tenaga dan pikiran untuk beradaptasi dalam
pembelajaran secara daring. Melalui arahan Rektor ini, Program studi Pendidikan
Keagamaan Katolik menerapkan pembelajaran daring dengan menggunakan
jaringan komunikasi seperti whatsapp, zoom, google meet, dan aplikasi
pembelajaran seperti google classroom dan learning management system (LMS)
atau biasa disebut moodle USD.
Berbagai macam model pembelajaran daring salah satunya adalah
pembelajaran dengan berbasis blended learning. Menurut Hartono dan Rustaman
(2008:19), blended learning dalam pembelajaran yang dilakukan secara online
perlu disusun agar penyajian bahan ajarnya memiliki daya tarik yang
menyenangkan, misalkan dengan bentuk video dan animasi. Bahan ajar ini dapat
dikemas dalam bentuk Learning Manajemen System (LMS) misalnya dengan
menggunakan Moodle.
Dalam buku panduan untuk mahasiswa belajar.usd.ac.id dituliskan bahwa
Universitas Sanata Dharma sudah menggunakan aplikasi belajar (e-learning) yaitu
exelsa sejak tahun 2012 yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan dan
Penjaminan Mutu Pembelajaran (P3MP) dengan alamat http://exelsa2012.usd.ac.id.
Sejak tahun 2018 Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran mulai
memikirkan pengembangan moodle USD agar lebih berkembang sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
direncanakan bahwa nantinya moodle USD dapat diakses melalui mobile
application. Pada tahun 2019, PPIP melanjutkan pembaharuan dengan moodle
versi 3.5 yang dapat diakses di htpps://belajar.usd.ac.id, dan Learning Manajemen
System (LMS) yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store.
Penggunaan moodle bagi mahasiswa Pendikkat di masa pandemi dimulai dari
presensi, pembagian materi, pengumpulan tugas, diskusi, pembagian link zoom, dan
pengumuman lainnya. Bagi dosen moodle USD dapat digunakan untuk persiapan
bahan ajar, membuat dan mengedit bahan ajar, menambahkan resources,
menambahkan aktivitas dan penilaian. Dalam hal ini moodle USD sudah menjadi
media bagi mahasiswa dan dosen Sanata Dharma selama masa pandemi, walaupun
seringkali sinyal menjadi masalah bagi mahasiswa dan dosen Pendikkat sehingga
mahasiswa maupun dosen sulit mengakses moodle USD.
Abidin dan Nawi (dalam Darmawan 2014:26) menyatakan bahwa e-learning
merupakan pembelajaran yang menggunakan sistem online berbasis internet
sebagai penghubung di antara pengajar dan pelajar. Moodle menjadi terobosan e-
learning bagi mahasiswa dan dosen Pendikkat di masa pandemi yang dapat
digunakan untuk interaksi pembelajaran Mahasiswa dan Dosen dari mana saja dan
kapan saja.
Maka dengan diadakannya penelitian ini, penulis ingin mengetahui
bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa
Pendikkat selama masa pandemi. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memunculkan kebebasan belajar yang baru yaitu pembelajaran yang dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja sehingga mahasiswa dapat beradaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan berbagai perubahan yang terjadi dan memiliki rasa keingintahuan yang
tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1) Pembelajaran jarak jauh daring menggunakan gadget dan aplikasi belajar
menjadi hal baru baik bagi dosen mahasiswa.
2) Keterbatasan teknis seperti gadget yang kurang memadai, sinyal yang terkadang
buruk serta hal teknis lainnya menjadi hambatan baik bagi pendidik maupun
peserta didik sehingga perlu diketahui efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan media e-learning yaitu moodle.
3) Penggunaan moodle sebagai e-learning di masa pandemi harus terus
dikembangkan, tidak hanya di masa pandemi, namun juga untuk seterusnya.
C. Batasan Masalah
1) Batasan Keilmuan
Penelitian ini masuk ke dalam lingkup Ilmu Pendidikan khususnya pembelajaran
mandiri menggunakan e-learning seperti moodle.
2) Batasan Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendikkat Sanata
Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3) Batasan Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus V
yang terletak di Kotabaru.
4) Batasan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan 25 April sampai 23 Mei tahun 2022.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning
bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-
19?”
E. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Utama
Mengetahui efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi
mahasiswa Pendikkat selama masa pandemi.
2) Tujuan Khusus
a) Mengetahui macam-macam aktivitas dalam moodle.
b) Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan moodle sebagai e-
learning bagi mahasiswa Pendikkat di masa pandemi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Manfaat Penelitian
1) Bagi Ilmu Pengetahuan
Mengetahui efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa
Pendikkat Universitas Sanata Dharma selama pandemi.
2) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menggunakan moodle secara maksimal agar pembelajaran
dapat berjalan secara efektif.
3) Bagi Dosen
Dosen dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran secara efektif dengan
menggunakan moodle.
4) Bagi Peneliti
Sebagai salah satu media memperkaya wawasan ilmu pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
diterima selama masa studi.
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif
deskriptif. Menurut Kasiram (2008), penelitian kuantitatif dapat dijelaskan sebagai
suatu proses mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka
sebagai alat untuk menguraikan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menggunakan penyebaran kuisioner sebagai teknik pengumpulan data yang berisi
pernyataan yang disebar melalui google form.
H. Sistematika Penelitian
Gambaran umum dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
BAB I: Berisi mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II: Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian dari efektivitas,
pengertian pendidikan tinggi, fungsi pendidikan tinggi, tujuan pendidikan tinggi,
pendidikan tinggi di masa pandemi, sejarah e-learning, pengertian e-learning,
karakteristik kelebihan e-learning, persyaratan kegiatan belajar e-learning, model
penyelenggaraan e-learning, stategi implementasi e-learning, fungi e-learning,
manfaat e-learning, peran setiap pihak dalam e-learning, kelemahan e-learning,
sejarah moodle, pengertian moodle, fitur moodle, kelebihan moodle, kekurangan
moodle, pengertian pembelajaran, pengertian pembelajaran daring, pengertian
blended learning, kategori blended learning, kelebihan blended learning,
kekurangan blended learning, dan klasifikasi blended learning.
BAB III: Berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,
teknik pengembangan instrumen dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB IV: Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan mengenai hasil
data, analisis data, pembahasan mengenai efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendikkat di masa
pandemi, refleksi katekis dan keterbatasan penelitian.
BAB V : Penutup. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian
dan diakhiri dengan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1) Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektivitas dipahami dengan tiga
pemahaman. Pemahaman efektivitas yang pertama adalah adanya suatu efek,
akibat, pengaruh dan kesan, pemahaman efektivitas yang kedua adalah manjur atau
mujarab dan pemahaman yang ketiga adalah dapat mengakibatkan hasil atau hasil
guna. Kata efektif diambil dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh dan kata
efektif yang berarti memiliki pengaruh atau akibat dari suatu unsur. Jadi efektivitas
ialah keberpengaruhan atau keberhasilan setelah melakukan sesuatu (P3B, 1995).
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan
(Rosalina, 2012:3).
Menurut Sardjuli (2001: 17) efektivitas adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan sejauh mana suatu rencana atau keinginan dapat direalisasikan. Dari
beberapa pengertian mengenai efektivitas di atas dapat dilihat bahwa efektivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
merupakan keberhasilan dari suatu tujuan yang sudah direncanakan kepada sesuatu
kegiatan.
b. Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar yang bukan hanya berpusat
kepada hasil belajar peserta didik tetapi pembelajaran efektif adalah dimana proses
belajar mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan,
kesempatan, dan mutu yang mampu diterapkan dalam kehidupan (Khanifatul
2013:15). Menurut Supardi (dalam Rohmawati 2017:16) pembelajaran yang efektif
adalah kombinasi yang sistematis meliputi manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan tata cara belajar yang diarahkan untuk memperbaiki perilaku
siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang
dimiliki siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Miarso (dalam Rohmawati 2017:16) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran
merupakan salah satu kriteria mutu pendidikan dan sering kali dinilai dengan
terlaksananya tujuan, atau juga diartikan sebagai akurasi dalam mengelola suatu
situasi “doing the right things”.
Menurut Harry Firman (2021:34) keefektifan pembelajaran memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: pertama berhasil mengantar peserta didik mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Kedua, memberikan pembelajaran yang
menarik sehingga membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Ketiga, memiliki sarana yang mampu mendukung proses belajar
mengajar. Menurut Kaharudin (dalam Asri 2022:16) terdapat 4 unsur yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mendukung keefektifan pembelajaran yaitu pertama kualitas pembelajaran, sejauh
mana penyampaian informasi atau kemampuan membantu peserta didik dengan
mudah meninjau bahan. Kedua, kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauh mana
guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap mempelajari suati materi baru
yang dapat dilihat dari kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan, motif, tujuan,
keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang dipelajari. Ketiga, insentif
yaitu sejauh mana guru mengetahui bahwa peserta didik memiliki semangat untuk
mengerjakan tugas dan mempelajari bahan yang sedang disediakan. Keempat,
waktu di mana peserta didik diberi cukup waktu untuk mempelajari bahan yang
diajarkan.
2) Pendidikan Tinggi
a. Pengertian Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi ialah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi (UU No.20 mengenai sistem pendidikan
nasional 2003:19). Pendidikan tinggi merupakan pijakan akhir seluruh jenjang
pendidikan dan sebagai sarana pembentukan sarjana yang mempunyai budi pekerti
luhur, melaksanakan nilai-nilai kebudayaan, memajukan kehidupan dan
membentuk satria pinandita (Harsono, 2008:22).
Menurut Fuad Ihsan (2013:130) pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari
pendidikan menengah yang dilakukan guna menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan profesional untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dapat menerapkan, meningkatkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi, mesin (Ihsan dikutip dalam Irnawati (2019:5).
Proses pengajaran pada perguruan tinggi tidak hanya dilakukan melalui
transfer of knowledge tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademi dan profesional di
bidangnya, selain itu pengajaran juga dilakukan untuk manusia yang bermoral
dan berbudi baik (Nurpratiwi, 2021).
b. Fungsi pendidikan tinggi
Menurut UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, terdapat tiga fungsi
pendidikan tinggi. Pertama, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kedua, mengembangkan masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan
mahasiswa (sivitas akademika) yang kreatif, inovatif, kooperatif, terampil,
responsif dan berdaya saing melalui pelaksanaan Tridharma yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegita yaitu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan mencermati dan menerapkan nilai disiplin
akademik yang meninjau nilai intrinsik (humaniora).
c. Tujuan pendidikan tinggi
Menurut UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi terdapat empat
tujuan pendidikan tinggi. Pertama, berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, kompeten, sehat, berilmu, terampil, kreatif, mandiri, cakap dan berbudaya
untuk kepentingan bangsa. Kedua, mewujdukan lulusan yang menguasai cabang
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk mencakup kepentingan nasional dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
peningkatan daya saing bangsa. Ketiga, mewujudkan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui penelitian yang memedulikan dan melaksanakan nilai humaniora
agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan
kesejahteraan umat manusia. Keempat, dihasilkan pengabdian kepada masyarakat
berbasis pengetahuan dan karya penelitian yang bermanfaat dalam meningkatan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Pendidikan tinggi di masa pandemi
a) Sistem pembelajaran daring indonesia (SPADA)
SPADA Indonesia adalah singkatan dari Sistem Pembelajaran Daring
Indonesia. Menurut Kemendikbud Dikti, SPADA Indonesia merupakan salah satu
program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mengembangkan keseimbangan mengenai
akses pembelajaran yang bermutu di Perguruan Tinggi.
Menurut Kemendikbud Dikti, SPADA Indonesia dikembangkan untuk
menjawab beberapa tantangan pendidikan tinggi seperti:
“Kapasitas perguruan tinggi yang terbatas; keterjangkauan PT yang rendah
dikarenakan sebaran yang kurang merata; masih banyaknya perguruan tinggi
yang belum memiliki sumber daya pendidikan yang memadai dan berkualitas,
perguruan tinggi bermutu lebih banyak masih terkonsentrasi di pulau Jawa;
masih rendahnya layanan pendidikan tinggi yang setara dan bermutu; dan
masih rendahnya jaminan pemenuhan kebutuhan dan permintaan pendidikan
tinggi yang bermutu”. (Winarto 2021:1)
Implementasi SPADA Indonesia menurut Kemendikbud Dikti adalah
perguruan tinggi (PT) dapat memberikan mata kuliah terbaik agar mahasiswa lain
dari perguruan tinggi lain dapat berpartisipasi. PT yang menyelengarakan disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dengan Perguruan Tinggi Penyelenggara. PT yang mahasiswanya melaksanakan
perkuliahan daring yang ditawarkan disebut dengan Perguruan Tinggi Pengguna.
Perguruan Tinggi Penyelenggara bekerjasama dengan beberapa Perguruan
Tinggi Pengguna. Mata kuliah yang diusulkan PT Penyelenggara, terlebih dahulu
disaring dan dipastikan kualitasnya oleh tim penjamin mutu (quality assurance
team) yang telah ditunjuk oleh Direktorat Pembelajaran. Mata kuliah yang telah
lolos uji kelayakan dari tim penjamin mutu dapat langsung ditawarkan kepada
mahasiswa dari Perguruan Tinggi Pengguna untuk kemudian dapat dilakukan
proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dari mata kuliah daring yang diusulkan dapat diakses
melalui learning management system (LMS) SPADA Indonesia atau melalui LMS
Perguruan Tinggi Penyelenggara. Proses pembelajaran didata, dipantau dan
dievaluasi melalui sistem aggregator SPADA Indonesia. Oleh karena itu, untuk
mata kuliah daring yang dilakukan dalam aplikasi LMS Perguruan Tinggi
Pengguna harus menyiapkan webservice yang terhubung ke aggregator SPADA
Indonesia. Data SPADA Indonesia terhubung dengan Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi (PD Dikti), sehingga segala sesuatunya baik dari sisi Perguruan Tinggi
Penyelenggara dan Perguruan Tinggi Pengguna harus sudah terdaftar di PD Dikti.
Universitas Sanata Dharma terhubung dengan SPADA melalui moodle dengan
alamat url https://spada.kemdikbud.go.id/lms/belajar.usd.ac.id.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu ketentuan dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program dari
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar
Program Studi (Kemendikbud Dikti, 2020). Dalam buku panduan mengenai
MBKM dikatakan bahwa MBKM didirikan untuk mempersiapkan mahasiswa
dalam perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat.
Kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih mengikuti kebutuhan zaman.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam buku panduan MBKM (2020) mengatakan:
Program utama MBKM yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru,
perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi
negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar
program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar
program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan
mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan
aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka adalah pertama,
program “hak belajar tiga semester di luar program studi” adalah untuk
mengembangkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih
siap dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kedua, mempersiapkan lulusan sebagai
pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Ketiga, memiliki
program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel sehingga dapat
memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan
bakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) E-learning
a. Sejarah e-learning
Menurut Darmawan (2014:23) e-learning bermula dari pembelajaran jarak
jauh (distance learning) di mana belum banyak gedung sekolah dibangun sehingga
pembelajaran dilaksanakan dengan mengirim pendidik ke luar sekolah untuk
memberikan pengajaran secara tatap muka kepada peserta didik. Seiring
berjalannya waktu makna pembelajaran jarak jauh berubah dengan seiring
berkembangnya teknologi. Sejumlah institusi berupaya menciptakan komunikasi
yang interaktif salah satunya dengan media internet maka terciptalah electronic
learning atau e-learning.
Menurut Hyatt, dalam Kamarga, e-learning mulai mengalami perubahan pada
pembatasan dan orientasi yang mengarah kepada “pemisahan fisik instruktur dan
siswa dan penggunaan beberapa sistem penyampaian teknologi” (Darmawan
2014:23). E-learning sendiri tidak lepas dari keberadaan komputer dan Internet
yang semakin maju, maka pada tahun 1970 menjadi tahun pertama kemunculan e-
learning dan mulai berkembang pada tahun 1990.
E-learning pertama kali dikenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer dan komputer bernama
PLATO. Pada tahun 1990 pada era CBT (Computer-Based Training) muncullah
aplikasi e-learning dalam bentuk PC standlone atau CD-ROM, isi materi berupa
multimedia (video dan audio dalam format mov, mpeg-1 atau avi). Pada tahun 1994
CBT diterima oleh masyarakat dan berkembang dalam bentuk paket-paket yang
diproduksi secara masal dan menarik. Pada tahun 1997, LMS atau Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Management System muncul dengan koneksi internet, jarak bukan lagi menjadi
halangan dan LMS dapat mengatasi masalah jarak antara pengajar dan peserta
didik. Pada tahun 1999, aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total,
LMS mulai dapat diakses dengan situs informasi, majalah, video streaming, dan
format data yang lebih standar dan berukuran kecil. (Husamah, 2014:134). Pada
masa kini LMS berbasis web banyak digunakan sebagai alternatif pendidikan
terlebih di masa pandemi.
b. Pengertian e-learning
Menurut Koran dalam Rusman (Husamah 2014:39), e-learning adalah
media pengajaran dan pembelajaran yang menjalankan rangkaian elektronik (LAN,
WAN, atau internet) untuk menyajikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Purbo dalam Rusman (dalam Husamah 2014:41), menjelaskan bahwa istilah “e”
atau singkatan dari elektronik dalam e-learning dimanfaatkan sebagai istilah untuk
segala teknologi yang diterapkan untuk mengembangkan usaha-usaha pengajaran
lewat teknologi elektronik internet. Menurut Dong dalam Kamarga (Husamah
2014:39), e-learning adalah kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (dalam Husamah 2014:39), berpendapat bahwa e-learning mengacu
pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Tafiardi (2005:87) mendefiniskan “E-learning sebagai pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika”. E-learning merupakan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
metode pembelajaran yang menggunakan media elektronik atau device tertentu
sebagai perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran (Rahmawati,
2019:128).
c. Karateristik Kelebihan e-learning
Cisco dalam Kamarga (dalam Darmawan 2014:27) mendiskripsikan e-
learning dalam berbagai karakteristik, antara lain e-learning merupakan
penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan pelatihan secara online. E-
learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya hasil-hasil belajar
yang diperoleh secara konvensional, sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi. E-learning memperkuat model belajar kovensional
dengan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. E-learning akan
menyebabkan kapasitas peserta didik bervariasi bergantung pada bentuk konten dan
alat peyampaiannya.
d. Persyaratan kegiatan belajar e-learning
Ada beberapa persyaratan kegiatan belajar e-learning menurut Hartanto
(2016:134-135). Pertama, melalui pemanfaatan jaringan internet atau Local Area
Netwon (LAN) atau Wide Area Network (WAN). Kedua, tersedianya dukungan
layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM
atau bahan cetak. Ketiga, tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu
peserta didik belajar apabila mengalami kesulitan. Keempat, lembaga pendidikan
yang mengerti cara mengelola sistem pembelajaran ini. Kelima, sikap positif
peserta didik dan pendidik terhadap teknologi komputer. Keenam, rancangan sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran yang dapat dipelajari dan diketahui oleh setiap peserta didik. Ketujuh,
sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan peserta belajar. Kedelapan,
umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan penyelengara kegiatan
belajar melalui e-learning.
e. Model penyelenggaraan e-learning
Menurut Prawiradilaga (2013:36) e-learning diklasifikasikan ke dalam tiga
bentuk atau model yaitu adjunct, model mixed atau blended dan model fully online.
Model adjunct adalah model yang dilaksanakan dengan proses pembelajaran
tradisional plus yang artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem
penyampaian online sebagai pengayaan. Contohnya ketika seorang pendidik
menyampaikan materi di kelas lalu pendidik memberi tugas kepada peserta didik
untuk mencari informasi dari internet.
Model mixed atau blended adalah sistem penyampaian secara online sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik
proses tatap muka maupun pembelajaran secara online merupakan kesatuan yang
utuh. Dalam model ini masalah relevansi topik pelajaran mana yang dapat
dilakukan secara online dan mana yang dilakukan secara tatap muka menjadi faktor
pertimbangan penting dalam penyesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, dan karakteristik peserta didik maupun kondisi yang ada. Model fully
online adalah interaksi pembelajaran yang menyampaikan bahan ajar secara online
seperti yang dilakukan banyak lembaga pendidikan di masa pandemi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f. Strategi Implementasi e-learning
Menurut Koswara (dalam Husamah 2014:151-152) ada beberapa strategi
pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning antara
lain yang pertama, belajar dengan mengerjakan (learning by doing) yaitu belajar
dengan melakukan apa yang hendak peserta didik pelajari. Kedua, pembelajaran
insidental (incidental learning) yaitu mempelajari sesuatu secara tidak langsung
dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat dipelajari secara tidak langsung.
Ketiga, belajar dengan refleksi (learning by reflection) yaitu mempelajari sesuatu
dengan mengembangkan gagasan mengenai suatu subyek yang hendak dipelajari.
Keempat, pembelajaran berbasis kasus (case based learning) pembelajaran ini
bergantung kepada narasumber atau ahli dalam kasus yang dapat dikumpulkan
mengenai materi yang hendak didalami. Kelima, belajar dengan mengeksplorasi
(learning by exploring) mempelajari dengan mendalami subyek yang hendak
didalami.
g. Fungsi e-learning
Fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas diuraikan
menjadi tiga menurut Darmawan (2014:29):
1) Suplementasi (tambahan), yaitu peserta didik mempunyai kebebasan untuk
memilih, akan memanfaatkan materi e-learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak
ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi e-learning tetapi
walaupun sifatnya opsional peserta didik dapat memanfaatkannya sebagai
tambahan pengetahuan atau wawasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Komplemen (pelengkap), yaitu materinya diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas atau dapat
sebagai program remedial. Dikatakan sebagai program remedial karena jika
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi di kelas maka materi
diberikan untuk kesempatan peserta didik agar lebih mudah memahami materi
pembelajaran.
3) Substitusi (pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya.
Tujuannya agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas sehari-hari peserta didik.
h. Manfaat e-learning
Menurut Bates dan Wulf (dalam Darmawan 2014:33-34) manfaat e-learning
sebagai berikut: pertama, meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta
didik dan pendidik. Kedua, memungkinkan terjadinya pembelajaran dari mana saja
dan kapan saja. Ketiga, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
Keempat, mempermudah pembaharuan dan penyimpanan materi pembelajaran.
Manfaat e-learning adalah siswa dan guru dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat dan waktu. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar sehingga
keduanya bisa saling menilai sampai mana bahan ajar sudah dipelajari. Siswa dapat
belajar mengulas kembali bahan ajar di mana saja dan kapan saja karena bahan ajar
tersimpan di komputer. Guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran
siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien karena bagi
mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional akan
menjadi lebih mudah (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini,
1997 dalam Muzid & Munir 2005:30).
Menurut Kamarga (dalam Darmawan 2014:34) manfaat e-learning dalam
organisasi belajar adalah pertama meningkatakan produktivitas karena perjalanan
waktu dalam e-learning dapat direduksi. Kedua, mempercepat proses inovasi
dengan pembaharuan kompetensi sehingga kompentesi selalu memberi nilai
melalui kreativitas dan inovasi sumber daya manusia. Ketiga, efisiensi karena dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan mencakup jumlah yang besar.
Keempat, flesksibel dan interaktif karena dapat dilakukan dimana saja selama
memiliki koneksi internet.
i. Peran setiap pihak dalam e-learning
Menurut Husamah (2014:148-150) ada lima pihak yang mendukung
kesuksesan program e-learning yaitu:
1) Peserta didik, peran utama dari peserta didik adalah untuk belajar sehingga perlu
untuk didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, motivasi belajar,
perencanaan dan kemampuan menganalisa dengan menggunakan modul belajar
yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2) Lembaga pendidikan, dalam tingkat universitas lembaga pendidikan
bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
3) Fasilitator, lembaga pendidikan harus menyediakan fasilitator yang mampu
menjadi penghubung antara peserta didik dengan lembaga pendidikan maka
fasilitator harus mengerti kebutuhan pesrta didik dan harapan yang diinginkan
lembaga pendidikan.
4) Staf penunjang, merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan,
sehingga e-learing tetap berada dijalur yang benar dengan pelayanan registrasi
peserta didik, pemesanan buku teks, penjadwalan, dan pengelolaan sumber daya
teknis.
5) Administrator, kebutuhan dan kesusksesan para peserta didik merupakan
tanggung jawab utama. Administrator seringkali berkerja sama dengan staf
penunjang untuk meyakinkan bahwa sumber daya teknologi harus
dikembangkan untuk keperluan akademis ke depan.
j. Kelemahan e-learning
Selain manfaat dan fungsi e-learning, ternyata e-learning juga menyebabkan
beberapa permasalahan antara lain menurut Darmawan (2014:38) adalah kurangnya
interaksi antara pendidik dan peserta didik dan antar peserta didik. Kemudian dapat
memperlambat values dalam proses pembelajaran, kecenderungan mengabaikan
aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis atau komersial. Selain itu, proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
daripada pendidikan, perubahan peran pendidik dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional menjadi dituntut mengetahui teknik pembelajaran
mengunakan teknologi. Dari sisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Dari segi teknis, tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet, serta kurangnya keterampilan yang berkaitan dengan internet dan
kurangnya penguasaan bahasa komputer oleh pelaku pendidikan.
4) Moodle
a. Sejarah Moodle
Content Management System (CMS) adalah sebuah aplikasi berbasis web
yang memiliki sistem yang sedemikian rupa sehingga memudahkan para pengguna
sekaligus pengelolanya dalam proses pembuatan, pembaharuan, dan publikasi
konten secara bersama (collaborative content management) (Rachdian, 2005:4).
Beberapa contoh umum CMS menurut Prasetio (2010:11) yang sering digunakan
adalah web content management, digital asset management, digital records
management, electronic content management, mobile contenet management, dan
learning management system.
Moodle adalah suatu Content Management System (CMS) yang
diperkenalkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002, seorang
computer scientist dan educator yang menghabiskan sebagian waktunya untuk
mengembangkan LMS (learning management system) di salah satu perguruan
tinggi di Kota Perth, Australia (Darmawan, 2014:69). Moodle merupakan sebuah
CMS berbasis open source yang saat ini digunakan oleh univeritas, lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pendidikan, K-12 School, bisnis dan instruktur individual. Tujuannya untuk
mengirimkan online course dan sebagai perangkat tambahan bagi tradisional face to
face courses (Darmawan, 2014:70). Tools moodle sangat lengkap dan dapat
divariasikan sesuai tujuan belajar yang diinginkan, namun dibutuhkan kemampuan
dalam desain pembelajaran yang sangat baik jika ingin menggunakannya, bila tidak
moodle sebagai platform belajar online hanya akan menjadi sistem pengiriman
materi ajar tanpa disertai dengan pola pembelajaran yang terstruktur dengan baik
(Prawiradilaga, 2013:63).
b. Pengertian Moodle
Moodle sendiri merupakan singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic
Learning Environment. Learning Management System (LMS) ini merupakan salah
satu LMS papan atas (Irawan & Surjono, 2018:4). Menurut Herayanti,
Fuadunnazmi, & Habibi (2007:212) moodle adalah sebuah Open Source Course
Management System (CMS), yang berarti tempat belajar dinamis dengan
menggunakan model berorientasi objek, juga dikenal sebagai Learning
Management System (LMS) atau Virtual Learning Environment (VLE).
Sebagaimana yang dijelaskan Jati (2013:283) bahwa Moodle adalah suatu
perangkat yang canggih untuk membuat dan mengelola kursus, mengecek
kehadiran dan kinerja siswa, mengelola kuis dan tugas serta survei.
Moodle adalah suatu media yang dapat diakses dengan mudah dengan
komputer ataupun smartphone yang dihubungkan dengan jaringan internet (Altania
& Sungkono, 2021:61). Menurut Setiawan (2013:3) pembangunan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pengembangan e-learning saat ini bisa dibangun dengan perangkat lunak Learning
Management System (LMS) yang disebut moodle. Moodle merupakan perangkat
lunak open source yang mendukung implementasi e-learning dengan paradigma
terpadu di mana berbagai fitur penunjang pembelajaran dengan mudah dapat
diakomodasi dalam suatu portal e-learning.
c. Fitur dalam Moodle
Terdapat beberapa fitur dalam moodle yang dapat digunakan oleh dosen yang
tertulis berdasarkan Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (2019:5-59)
diantaranya sebagai berikut: course yaitu mata kuliah, pada course ini pengajar atau
dosen dapat mempersiapkan materi ajar, menyesuaikan jumlah topik kuliah,
menambahkan mahasiswa pada mata kuliah, mengimpor template atau course pada
moodle versi lama. Course juga mampu digunakan untuk membuat dan mengedit
bahan ajar.
Activity, merupakan sekelompok fitur di pada course yang biasa digunakan
oleh dosen untuk berinteraksi dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan
mahasiswa lainnya. Contohnya seperti membuat tugas online atau assignment,
membuat forum diskusi, membuat quiz, chatting dimana obrolan dapat disimpan
dapat dilihat untuk semua orang atau dapat juga membatasi obrolan tersebut, choice
aktivitas ini memungkinkan dosen untuk memberikan satu pertanyaan bagi
mahasiswa dan menawarkan beberapa pilihan, yang hasilnya dapat dilihat secara
umum ataupun anonym. Database aktivitas ini memungkinkan peserta untuk
menciptakan, menyimpan, atau mencari koleksi dalam suatu topik tertentu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mahasiswa juga dapat saling berkolaborasi untuk mengumpulkan link website, pdf,
review dan juga dapat digunakan untuk memamerkan hasil karya mahasiswa yang
dapat dinilai oleh dosen. Feedback, dalam akitivitas ini memungkinkan dosen untuk
mengumpulkan feedback dari peserta, dengan menggunakan berbagai varian
pertanyaan seperti pilihan ganda, yes atau no questions dalam bentuk teks. Hasil
feedback dapat diatur supaya tetap anonim atau ditunjukkan ke seluruh peserta.
Feedback dapat digunakan untuk mengevaluasi course atau mata kuliah.
Glossary, aktivitas ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menciptakan
dan menyimpan daftar istilah atau kosakata seperti layaknya kamus. Lesson,
aktivitas ini lebih bersifat ke bahan ajar interaktif berupa serangkaian halaman web
secara umum, Lesson dapat memberikan ruang skenario pembelajaran seperti:
Sequential learning, Self-directed learning, Self-directed assessment. SCROM
Page, SCORM (Sharable Content Object Reference Model) adalah kumpulan
spesifikasi yang digunakan untuk interoperabilitas, aksesibilitas, dan penggunaan
kembali konten pembelajaran berbasis web. Konten SCORM dapat dikirimkan ke
mahasiswa melalui Learning Management System (LMS) yang sesuai dengan versi
SCORM yang sama.
Survey, aktivitas ini menyediakan sejumlah instrumen survei terverifikasi,
termasuk COLLES (Constructivist On-Line Learning Environment Survey) dan
ATTLS (Attitudes to Thinking and Learning Survey), yang bermanfaat dalam
menilai dan merangsang pembelajaran di lingkungan online. Wiki, hampir mirip
seperti Database maupun Glossary, aktivitas ini dapat digunakan bagi mahasiswa
untuk bersama-sama menulis buku online, membuat konten pada topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
ditetapkan oleh dosen atau untuk kolaborasi story telling dimana setiap peserta bisa
menulis satu baris atau kalimat yang saling berkesinambungan. Workshop, aktivitas
ini memungkinkan pengumpulan, peninjauan, dan assesment atas tugas mahasiswa.
Mahasiswa dapat mengirimkan file apapun seperti dokumen atau spreadsheet dan
dapat juga menuliskan teks secara langsung menggunakan text editor.
Resource, yaitu bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu proses
pengajaran baik berupa file, book, folder, label, page, maupun url. Penilaian dari
halaman tugas online, melalui fitur ini mahasiswa akan mendapatkan notifikasi
bahwa tugas mereka sudah dinilai. Penilaian dari grade report, merupakan laporan
keseluruhan nilai untuk semua tugas yang ada. Dosen juga dapat membuat rubrik
penilaian supaya metode penilaian lebih terkesan terbuka dan terstruktur. Fitur
pembuatan rubrik penilaian ini hanya dapat dibuat pada saat dosen membuat
assignment untuk pertama kalinya, namun masih dapat diedit apabila belum ada
mahasiswa yang belum mengumpulkan tugas tersebut. Laporan grade book, dapat
diunduh melalui gradebook yang sudah dibuat di Belajar USD ke dalam bentuk file
excel (.xls) maupun open document spreadsheet.
Menggunggah file pribadi, dosen dapat mengunggah file atau berkas di dalam
komputer untuk dipergunakan lagi nantinya di dalam pemberian materi
pembelajaran, atau hanya untuk sekedar menyimpan file di server moodle untuk
disimpan sebagai cadangan. Melacak progress mahasiswa, dalam moodle ada
beberapa cara untuk mengecek kemajuan atau progress mahasiswa dalam menjalani
lesson yang dimasukkan salah satunya adalah fitur Activity completion. Pada setiap
activity, kolom centang akan muncul di sebelah kanan. Mahasiswa dapat menandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tanda centang tersebut secara manual, atau akan dicentang secara otomatis setelah
mahasiswa memenuhi kriteria tertentu. Fitur ini sangat berguna untuk memastikan
apakah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah sudah melakukan perintah yang
ditunjukkan pada masing-masing lesson, dan juga akan sangat berguna apabila
dosen kehilangan data tugas mahasiswa berikut sehingga dapat dilihat kembali
apakah mahasiswa yang bersangkutan sudah mengumpulkan yang diberikan.
Fasilitas Kalender yang dapat digunakan untuk membuat kalender pribadi di
website belajar USD, fitur ini akan sangat berguna sebagai pengingat maupun
menandai tanggal-tanggal penting. Fitur mobile, digunakan untuk mengunggah
assignment, mengontak user lain dengan fitur messaging, mengecek progress, dan
bahkan mahasiswa juga dapat menerima notifikasi pengumpulan tugas, tugas yang
dikumpulkan oleh mahasiswa juga dapat dilihat langsung di ponsel kapanpun dan
di manapun.
d. Kelebihan Moodle
Ada beberapa alasan kuat sehingga moodle dijadikan salah satu e-learning
yang popular digunakan oleh banyak institusi pendidikan Unton (2011:19) antara
lain free dan open source. Moodle bernaungan di bawah bendera open source
sehingga semua orang dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan institusi
yang menggunakannya. Moodle didistribusikan secara gratis sehingga tidak
membutuhkan sedikitpun dana untuk membeli aplikasinya kecuali untuk
mendownload 17 MB master moodle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Ukuran kecil tetapi memiliki kemampuan maskimal, dengan ukuran 17 MB
untuk versi moodle 1.9 mampu mengaplikasikan aktivitas kegiatan akademik dan
pembelajaran hingga seukuran sebuah universitas dengan jumlah mahasiswa sekitar
50.000 orang. Dilandasi oleh education philosophy, moodle tidak dibangun oleh
computer scientist murni, tetapi berdasarkan pada pengalaman dan latar belakang
dalam bidang ilmu pendidikan sehingga moodle mampu mengakomodir hampir
semua kebutuhan pendidikan konversional yang ditransfer dalam wujud online
learning.
e. Kekurangan Moodle
Menurut Prima (2020:23) kekurangan moodle dijelaskan sebagai berikut:
a) Memerlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sistem moodle.
b) Perlunya tenaga ahli untuk membangun sistem e-learning tersebut.
c) Membutuhkan biaya lebih.
d) Memerlukan hardware khusus.
e) Harus menginstal aplikasi khusus.
5) Pengertian Pembelajaran Daring
a. Pengertian Pembelajaran
Kamus besar bahasa Indonesia (2007:17) mendefinisikan kata
“pembelajaran” dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui atau diturut, sedangkan “pembelajaran” berarti proses, cara,
pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut undang-undang
nomer 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pembelajaran adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Menurut Rohmah (2017:196) pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar. Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari
yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut
terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan
organisasi kognitif kemudian keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada
keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada
diri siswa atau lingkungannya. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam
Pringgawidaga, 2002:20) pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang
relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran
memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan, subjek
belajar yang dimaksud adalah siswa.
b. Pengertian Pembelajaran Daring
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata daring adalah akronim dari dalam
jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya (P3B,
1995). Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi
dilakukan secara online dengan menggunakan jaringan internet (Harnani, 2020).
Pembelajaran dalam jaringan atau daring adalah suatu program pelaksanaan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
di dalam jaringan yang dapat menjangkau target kelompok yang luas serta massif
(Qomarudin & Bilfaqih, 2015:1). Setiap pembelajaran daring harus
mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dalam melaksanakan
pembelajarannya. Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran daring
memerlukan beberapa persiapan khusus dibandingkan dengan pembelajaran tatap
muka langsung tanpa jaringan (Cahyawati & Gunarto, 2020:152).
Pembelajaran daring telah banyak dikembangkan seiring perkembangan
teknologi informasi yang sangat dinamis bahkan sebelum masa pandemi. Dalam
pembelajaran daring, interaksi guru dan peserta didik dapat dilakukan dari jarak
jauh di luar kelas dengan bantuan perangkat teknologi sebagai penghubung atau
mediator (Setiawan, Mardapi, Pratama, & Ramadan, 2019:150). Maka dari
pengertian yang diambil dari beberapa ahli di atas pembelajaran daring merupakan
proses interaksi pendidik dan peserta didik yang dilakukan menggunakan jaringan
internet dan menggunakan aplikasi belajar atau jaringan komunikasi seperti
Learning Manajemen System (LMS), Zoom, Google Meet, dan sebagainya.
6) Blended Learning
a. Pengertian blended learning
Association for Talent Development menjelaskan bahwa blended learning
atau pembelajaran campuran merupakan praktik menggunakan beberapa media
dalam satu kurikulum dan menggabungkan pembelajaran formal dan informal,
seperti kegiatan belajar di kelas, online, dan pembelajaran langsung di lapangan,
serta pembinaan pekerjaan (Yunizha, 2021). Blended learning merupakan istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu
blended dan learning. Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan
keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.
Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata
pelajaran yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran online (Khoiroh, Munoto, & Anifah, 2017:99).
Blended learning mengkombinasikan berbagai bentuk perangkat yang dapat
digunakan dalam pembelajaran mulai dari aplikasi komunikasi seperti whatsapp,
zoom, facebook, program pembelajaran berbasis web seperti Edmodo, Zenius,
Quipper, Zenler atau menggunakan aplikasi lain seperti google classroom
(Nurhadi, 2020:123). Kesimpulan dari beberapa ahli mengenai blended learning
adalah pembelajaran campuran dengan pembelajaran yang dilakukan secara
langsung dan pembelajaran yang dilakukan dengan media pembelajaran secara
online.
b. Kategori blended learning
Dua kategori utama dari menurut (Husamah, 2014:15) yaitu:
1) Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka atau face to face. Banyak pengajar
menggunakan istilah blended learning untuk merujuk pada penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam aktivitas tatap muka, baik dengan
memanfaatkan web dependent maupun web supplemented yang tidak mengubah
model aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Pembelajaran campuran atau hybrid learning adalah pembelajaran yang
mengurangi aktivitas tatap muka sehingga memungkinkan peserta didik belajar
secara online.
c. Kelebihan blended learning
Terdapat enam kelebihan atau keunggulan blended learning menurut
Husamah (2014:35). Pertama, peserta didik leluasa untuk mempelajari materi
pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia
secara online. Kedua, peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar
atau peserta didik lain di luar jam tatap muka. Ketiga, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dapat
dikontrol dengan baik oleh pengajar. Keempat, pengajar dapat meminta peserta
didik membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum
pembelajaran. Kelima, pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui
fasilitas internet. Keenam, pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan
balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif, dan peserta didik dapat
saling berbagi file dengan peserta didik.
d. Kekurangan blended learning
Menurut Husamah (2014:36) terdapat tiga kekurangan blended learning
yaitu sebagai berikut: pertama, media yang dibutuhkan sangat beragam,
sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana sulit ditemukan. Kedua,
tidak meratanya fasilitas yang dimiliki oleh peserta didik seperti komputer dan
akses internet. Bila jaringan kurang memadai, akan menyulitkan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dalam mengikuti pembelajaran secara online. Ketiga, kurangnya sumber daya
pembelajaran (pengajar, peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan
teknologi.
e. Klasifikasi blended learning
Ranganthan, Negash, dan Wilcox (dalam Dwiyogo 2018:65) membagi empat
jenis klasifikasi e-learning yaitu e-learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi,
e-learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi, e-learning dikombinasi
dengan kehadiran sekali dan e-learning digunakan sebagai alat dalam mengajar di
kelas. Menurut Dwiyogo (2018:66) berdasarkan empat klasifikasi tersebut
kemudian dikembangkan menjadi enam jenis e-learning:
1) Tipe I, pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dilakukan dengan adanya
kehadiran fisik pengajar yang melakukan presentasi materi secara fisik tetapi
tidak melakukan komunikasi elektronik. Pembelajaran ini merupakan e-learning
karena sudah menggunakan media elektronik misalnya slide power point, klip
video, dan multimedia untuk penjelasan isi pembelajaran.
2) Tipe II, pembelajaran mandiri. Pembelajaran dilakukan tanpa presentasi dan
kehadiran pengajar dan tanpa komunikasi elektronik sehingga mahasiwa atau
peserta didik belajar secara mandiri. Dalam format ini contohnya adalah peserta
didik menerima konten pra-rekaman atau mengakses arsip rekaman konten.
3) Tipe III, pembelajaran tidak sinkron. Pembelajaran ini dilakukan tanpa
kehadiran pengajar namun dilakukan dengan komunikasi elektronik yang tidak
sinkron. Yang dimaksud dengan tidak sinkron adalah komunikasi elektronik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
antara pengajar dan peserta didik tidak dilakukan pada waktu dan tempat yang
sama. Contoh pembelajar ini adalah pengajar yang memberikan email atau pesan
sehingga peserta didik tidak perlu hadir secara fisik di kelas.
4) Tipe IV, pembelajaran sinkron. Pembelajaran dilakukan secara maya dan
komunikasi elektronik yang sinkron karena pengajar hadir secara real-time
walau tanpa kehadiran fisik. Contoh pembelajaran ini adalah kelas virtual
dengan video audio disertai chatting.
5) Tipe V, blended learning tidak sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan
kehadiran pengajar sesekali dan komunikasi elektronik yang dikombinasi atau
campuran.
6) Tipe VI, blended learning sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan kehadiran
pengajar dan dengan komunikasi elektronik.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis laksanakan
adalah penelitian dari Maria Consolatrix Naben (2021) dengan judul Deskripsi
Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akutansi Universitas Santa Dharma pada
penggunaan Learning Management System berbasis Moodle dalam pelaksanaan e-
learning, yang menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang pembelajaran
menggunakan Learning Management System berbasis Moodle dalam pelaksanaan
e-learning diperoleh dari 13 indikator yang ada 12 indikator termasuk dalam
kategori baik dengan tingkat kecenderungan 92,30% dan 1 indikator termasuk
dalam kategori sangat baik dengan tingkat kecenderungan 7,69%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantiatif
dengan metode deskripsi analisis. Menurut Sugiyono (2019:21) metode analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional
yaitu penelitian dilakukan dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Menurut Notoatmodjo (2010:36)
cross sectional adalah penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan satu pendekatan, observasi ataupun
pengumpulan data pada suatu waktu tertentu.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan penelitian dilaksanakan pada 25 April sampai 23 Mei 2022.
Tempat penelitian dilaksanakan di Kampus V Univeritas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Populasi dan Sample penelitian
1. Populasi
Menurut (Taniredja & Musfidah, 2012:33). populasi dirumuskan sebagai
sekelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas atau
kelompok lebih besar yang menjadi sasaran generalisasi. Dalam penelitian ini
populasi yang diambil adalah mahasiswa program studi Pendidikan Keagamaan
Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah 462 mahasiswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2019:146) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 202 mahasiswa yang menggunakan moodle
sebagai e-learning di Masa Pandemi Covid-19.
Tabel 1. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang diambil untuk sampel
No. Kategori Jumlah Mahasiswa Presentase
1. Angkatan 2017 3 1,5%
2. Angkatan 2018 66 32,7%
3. Angkatan 2019 56 27,7%
4. Angkatan 2020 38 18,8%
5. Angkatan 2021 39 19,3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Pegumpulan Data
1. Definisi Konseptual
Berdasarkan kajian pustaka yang terdapat dalam Bab II, maka definisi
konseptual variabel yaitu efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan
ataupun program. Moodle adalah suatu perangkat yang canggih untuk membuat dan
mengelola kursus, mengecek kehadiran dan kinerja siswa, mengelola kuis dan tugas
serta survey. E-learning merupakan aplikasi Internet yang dapat menghubungkan
antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Moodle, moodle memiliki banyak fitur yang dapat diakses baik melalui laptop
maupun handphone seperti course, activity, resource, dan penilaian. Moodle
mampu dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan institusi yang menggunakan
karena berada di bawah naungan open source, dilandasai dengan education
philosophy sehingga moodle mampu memfasilitasi kebutuhan pendidikan
konvensional yang dipindah dalam wujud online learning.
b. E-learning, memiliki karakteristik untuk menyampaikan informasi dan
komunikasi pendidikan secara online, menyediakan alat yang dapat
memperkaya hasil belajar lebih dari pembelajaran konvensional, memperkuat
model belajar konvensional dengan konten dan teknologi pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik yaitu angket dan
wawancara. Menurut Taniredja & Musfidah (2012:44), angket merupakan alat
penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah
responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan
angket berbentuk skala, yakni angket serangkaian tingkat, level, atau nilai yang
mendeskripsikan variasi derajat sesuatu.
Disini peneliti mengadakan wawancara kepada mahasiswa Pendikkat guna
mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi
mahasiswa Pendikkat di masa pandemi. Wawancara menurut KBBI adalah tanya
jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya. Menurut Rosaliza (2013:71) wawancara adalah salah satu kaedah
mengumpulkan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan dan perasaan
untuk memenuhi tujuan penelitian. Informan dalam wawancara ini terdiri dari 5
mahasiswa (3 mahasiswa dari angkatan 2019 dan 2 mahasiswa dari angkatan 2018).
Di bawah ini penulis memaparkan profil informan dengan pengodean agar
mempermudah dalam membaca hasil wawancara yang akan dipaparkan:
Tabel 2. Profil Informan Wawancara
No. Keterangan Usia Jenis Kelamin Angkatan
1. Informan 1 (I1) 28 Perempuan 2018
2. Informan 2 (I2) 22 Perempuan 2018
3. Informan 3 (I3) 21 Perempuan 2019
4. Informan 4 (I4) 21 Perempuan 2019
5. Informan 5 (I5) 21 Perempuan 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini menerapkan skala likert pada kuesioner.
Menurut Sugiyono (2019:167) skala likert adalah skala pengukuran yang digunakan
untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Dalam skala ini, jawaban tiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Menurut Hadi (dalam Calista 2021:45), pembaruan terhadap
skala likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh
skala lima tingkat dengan alasan pembaruan skala Likert mengkategorikan jawaban
yang ditengah berdasarkan dua alasan :
a) Kategori Undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau belum dapat memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa
juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu.
Kategori jawaban ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan
dalam suatu instrumen.
b) Tersedianya jawaban di tengah (netral) menimbulkan jawaban ke tengah (central
tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan
kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga
mengurangi banyaknya informasiyang dapat dijaring para responden.
Penelitian ini menggunakan skala likert dengan interval empat di antaranya
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), dengan
rincian bobot skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3. Skala Likert dengan interval empat
No. Instrumen Skala Likert Skor
1. Sangat Setuju (SS) 4
2. Setuju (S) 3
3. Tidak Setuju (TS) 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
a. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lembar angket menggunakan skala, mahasiswa memberikan tanda centang
pada salah satu pilihan sesuai dengan kondisi yang ada. Angket ini dibagikan untuk
mengetahui respon mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik terhadap moodle
USD, berikut kisi-kisi angket mahasiswa.
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Aspek Indikator Jumlah No. Soal
1.
Efektivitas
penggunaan
Moodle
a. Efektivitas moodle 1 1
b. Manfaat moodle bagi mahasiswa
selama pembelajaran daring di masa
pandemi
15
11,12,13,1
4,15,16,17
,18,
19,20,21,2
2,23,24,25
2. E-learning
a. Pengertian Pembelajaran daring 1 2
b. Efektivitas Pembelajaran daring
selama masa pandemi 1 3
c. Tujuan blended learning 2 4,5
d. Manfaat blended learning 2 6,7
e. Pengertian e-learning 1 8
f. Manfaat E-learning terhadap
pembelajaran 2 9,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Pengembangan Instrumen
Tabel 5.1 Pengembangan Instrumen Angket
No. Pernyatan SS S TS STS
1. Moodle mampu membawa pengaruh baik
terhadap mahasiswa Pendikkat.
2. Mahasiswa melakukan interaksi dengan dosen
secara online melalui moodle.
3. Pembelajaran daring efektif digunakan di masa
pandemi.
4. Blended learning menyediakan peluang yang
praktis-realistis bagi mahasiswa untuk belajar
secara mandiri, bermanfaat dan terus
berkembang.
5. Blended learning membantu mahasiswa untuk
berkembang lebih baik di dalam proses belajar
di masa pandemi.
6. Pembelajaran blended learning memberikan
mahasiswa konten pengetahuan berupa
multimedia kapan saja dan dimana saja selama
peserta didik memiliki akses internet.
7. Dengan blended learning, mahasiswa dapat
melakukan diskusi dengan dosen atau
mahasiswa lain di luar jam tatap muka.
8. E-learning sebagai ruang belajar online
membantu mahasiswa berhubungan dengan
dosen di masa pandemi.
9. E-learning memperkuat model belajar
konvensional dengan konten dan
pengembangan teknologi pendidikan.
10. E-learning mempercepat produktifitas
pembelajaran.
11. Moodle meningkatkan interaksi pembelajaran
antara mahasiswa dan dosen.
12. Moodle mempermudah pembaruan dan
penyimpanan materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
13. Moodle mempermudah mahasiswa dalam
mengakses setiap aktivitas pembelajaran.
14. Moodle dapat mengakses setiap aktivitas
seperti diskusi dan tanya jawab.
15. Moodle memperkaya hasil belajar setiap
mahasiswa.
16. Moodle menyediakan dukungan layanan tutor
yang dapat membantu mahasiswa belajar
apabila mengalami kesulitan membuka moodle.
17. Moodle menyediakan dukungan bagi
mahasiswa untuk melihat evaluasi yang
diberikan dosen terhadap perkembangan belajar
mahasiswa.
18. Moodle mempermudah mahasiswa dalam
mengisi presensi pada setiap kegiatan belajar.
19. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk
melakukan proses pembelajaran dimanapun
dan kapanpun.
20. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk
memiliki pola pikir yang tertata yang mampu
memberi peluang besar untuk menguasai ilmu
pengetahuan.
21. Moodle mampu mendukung mahasiswa dalam
pembuatan hubungan antara informasi yang
satu dengan yang lain.
22. Moodle dapat mendorong mahasiswa
beradaptasi dengan baik dan fleksibel.
23. Moodle mampu mendorong mahasiswa untuk
memiliki rasa keingintahuan yang besar.
24. Moodle mampu menjadi sumber ilmu bagi
mahasiswa Pendikkat.
25. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan
menggunakan moodle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5.2 Instrumen Wawancara
No. Aspek Pertanyaan
1. Efektivitas moodles sebagai e-
learning.
Apakah menurutmu moodle sebagai
e-learning mampu mendukung
mobilisasi dan inovasi pembelajaran
dalam masa pandemi? Dengan apa?
Apakah menurut Anda moodle
mampu mendorong mahasiswa untuk
beradaptasi dengan baik dan fleksibel
di masa pandemi?
Bagaimana moodle dapat mendorong
mahasiswa untuk beradaptasi dengan
baik dan fleksibel di masa pandemi?
Apakah menurut anda moodle
mampu mendorong rasa memiliki
keingintahuan yang besar terutama di
masa pandemi?
Bagaimana menurut anda moodle
mampu mendorong rasa memiliki
keingintahuan yang besar terutama di
masa pandemi?
Apakah moodle sebagai e-learning
membantu mengelola diri sendiri
dalam pembelajaran di masa
pandemi?
Bagaimana moodle sebagai e-
learning membantu mengelola diri
sendiri dalam pembelajaran di masa
pandemi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Bagaimana moodle sebagai e-
learning membantu anda sebagai
mahasiswa memecahkan masalah
dalam pembelajaran di masa
pandemi?
Bagaimana efektivitas moodle
sebagai e-learning dalam
mengembangkan pembelajaran di
masa pandemi?
F. Teknik Analisis Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2019:206) instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid, valid berarti instrumen
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jumlah responden sebanyak 202,
maka rtabel yang digunakan dapat diperoleh melalui r product moment pearson
dengan df (degree of freedom) = n–2. Maka dapat diperoleh df = 202–2 = 200
sehingga rtabel untuk menetukan validitas instrumen adalah 0,1161. Butir instrumen
dapat dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel. Uji validitas ini menggunakan SPSS
versi 16.0 for windows. Uji validitas memiliki rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden
Ʃx =jumlah skor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Ʃy = jumlah skor total
Ʃxy = jumlah perkalian skor butir dan skor total
(Ʃx)2= jumlah kuadrat skor butir
(Ʃy)2= jumlah kuadrat skor total
Tabel 6.1 Penentuan Rtabel
Jumlah Responden DF=N–2 Rtabel
202 202–2=200 0,1161
Tabel 6.2 Uji Validitas Instrumen
No. Rhitung Rtabel Keterangan
1. 0,655 0,1161 Valid
2. 0,588 0,1161 Valid
3. 0,508 0,1161 Valid
4. 0,558 0,1161 Valid
5. 0,621 0,1161 Valid
6. 0,641 0,1161 Valid
7. 0,517 0,1161 Valid
8. 0,604 0,1161 Valid
9. 0,710 0,1161 Valid
10. 0,677 0,1161 Valid
11. 0,530 0,1161 Valid
12. 0,574 0,1161 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
13. 0,637 0,1161 Valid
14. 0,703 0,1161 Valid
15. 0,757 0,1161 Valid
16. 0,689 0,1161 Valid
17. 0,626 0,1161 Valid
18. 0,549 0,1161 Valid
19. 0,634 0,1161 Valid
20. 0,669 0,1161 Valid
21. 0,706 0,1161 Valid
22. 0,651 0,1161 Valid
23. 0,641 0,1161 Valid
24. 0,654 0,1161 Valid
25. 0,717 0,1161 Valid
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabitas bertujuan untuk melihat seberapa konsistennya instrumen yang
dipakai oleh penulis dalam penelitian. Menurut Widi (2011:31) reliablitas indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
diandalkan, hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan dua kali atau lebih dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Uji reliabilitas memiliki rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Ʃσb2 :jumlah varians butir tiap pernyataan
σ12 : varians total
Tabel 7.1 Ketentuan Penilian Cronbach’s Alpha
>,90 : reliabilitas sempurna
0,70 – 0,90 : reliabilitas tinggi
0,50 – 0,70 : reliabilitas moderat
<0,50 : reliabilitas rendah
Tabel 7.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.937 25
Berdasarkan hasil output pada program SPSS version 16 for windows di
atas, nilai Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan skala pengukuran pada instrumen
sebesar 0,937. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen memiliki
relialibitas yang sempurna, reliable atau konsisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif. Data statistik
pada penelitian ini mau mengambarkan data yang berisi rata-rata (mean), nilai
tengah (median), nilai yang sering muncul (mode), nilai kisaran (range), nilai
minimum (minimum), nilai maksimum (maximum), nilai penjumlahan (sum),
standard deviasi, dan varian. Data penelitian ini dianalisis menggunakan bantuan
aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) version 16.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian dan
analisis data yang meliputi hasil penelitian, deskripsi statistik, deskripsi frekuensi,
pembahasan hasil dan keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Hasil Keseluruhan Angket
1. Deskripsi Statistik
Tabel 8.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Keseluruhan
Statistics
Keseluruhan
N Valid 202
Missing 0
Mean 82.41
Median 81.00
Mode 78
Std. Deviation 9.743
Variance 94.930
Range 45
Minimum 55
Maximum 100
Sum 16647
Melalui penyebaran kuesioner, diperolehkan hasil statistik dengan
menggunakan SPSS (Statistik Product dan Service Solutions) version 16.0 for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
windows secara keseluruhan, dengan jumlah responden (N) sebanyak 202. Data
kuesioner secara keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 82,41 dari jumlah
(sum) 16647. Nilai tengah (median) dari data keseluruhan adalah 81.00 dan nilai
yang sering muncul 78. Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 45
dengan nilai minimum 55 dan nilai maximum 100. Dari pengelolaan ini juga
diperoleh nilai simpangan baku (standar deviasi) 9,743 dan nilai kuadrat dari nilai
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 94,930. Untuk mempermudah membaca
data tersebut, berikut ini akan digambarkan deskripsi frekuency dari data
keseluruhan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
2. Deskripsi Frekuentif
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah
kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7
kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai
minimal + 1, sehingga 100-55+1= 46. Sedangkan panjang kelas yaitu
rentang/jumlah kelas (46/7=6,571) dibulatkan menjadi 7. Deskripsi frekuensi
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 8.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi secara keseluruhan
No. Interval F %
1. 55-61 1 0%
2. 62-68 14 7%
3. 69-75 34 17%
4. 76-82 55 27%
5. 83-89 45 22%
6. 90-97 37 18%
7. 98-104 16 8%
Jumlah 202 100%
Diagram Batang 1. Deskriptif Frekuensi Keseluruhan
Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data
secara keseluruhan paling banyak terletak pada interval 76-82 sebanyak 55 (27%)
mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 55-61 sebanyak 1 (0%)
mahasiswa.
0
10
20
30
40
50
60
55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-97 98-104
Frekuensi
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Penentuan keefektifan penggunaan moodle sebagai e-learning bagi
mahasiswa pendikkat di masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum
(Xmax) dan nilai minimum (Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi)
dan standar deviasi ideal (SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi=
1/6 (Xmax-Xmin). Maka diketahui, mean ideal adalah 85 dan standar deviasi ideal
adalah 70. Dari perhitungan di atas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:
Tabel 8.3 Tabel Kategori Frekuensi
No. Skor Frekuensi
Kategori Frekuensi %
1. X>85 83 41% Efektif
2. 70<X<85 100 50% Cukup
3. <70 19 9% Kurang
Jumlah 202 100%
Dari data di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung
dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat
bahwa moodle sebagai e-learning efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 85
(41%), mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning cukup
efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 100 (50%) dan mahasiswa yang
berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning kurang efektif digunakan di masa
pandemi sebanyak 19 (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, moodle sebagai e-
learning cukup efektif digunakan di masa pandemi.
3. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara dengan I3 mengatakan bahwa moodle cukup efektif
digunakan mahasiswa di masa pandemi sebab moodle bisa membantu mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
untuk aktif dalam memahami atau mengikuti materi pembelajaran. Sedangkan
menurut I5 keefektifan moodle terlihat dari kemampuan moodle yang mendukung
mobilitas dan inovasi di masa pandemi dengan adanya fitur-fitur dalam moodle
seperti mengatur otomatis presensi mata kuliah, lalu upload tugas-tugas,
unggahan video dan beberapa diktat dari dosen, forum chat moodle, dan
sebagainya.
Dari hasil wawancara dengan I4 mengatakan bahwa moodle tidak efektif
digunakan di masa pandemi karena menurutnya:
“Moodle juga kurang bisa mendukung mobilitas dan inovasi pembelajaran
karena moodle ini sering digunakan hanya saat butuh saja seperti melihat
materi yang sudah diberikan dosen, mengumpulkan tugas dan mengisi
presensi dalam moodle. Saya juga merasa belum terbiasa dengan fitur-fitur
lain sehingga saya tidak menggunakan fitur lainnya seperti forum
diskusi.”(lampiran hal 37)
Dari hasil wawancara juga diungkapkan oleh I4 faktor-faktor yang
menyebabkan penggunaan moodle sebagai e-learning tidak efektif di masa
pandemi:
“Menurut saya karena di tahun 2020 dan 2021 pembelajaran dilakukan
dengan full online banyak sumber referensi dan modul mata kuliah yang
harus dibaca melalui soft file. Saya pribadi tidak bisa fokus jika membaca
materi melalui soft file. Saya lebih senang jika membaca buku hard copy.
Begitu juga dengan kondisi rumah yang kurang kondusif, karena
pembelajaran dilakukan di rumah dekat dengan keluarga maka dengan
mudah keluarga saya bisa menjangkau saya ketika saya sedang melakukan
pembelajaran di ruangan saya sehingga ini juga cukup mengganggu
konsentrasi belajar saya melalui moodle. Hal yang utama adalah kendala
jaringan dan keterbatasan kuota. Pembelajaran yang selalu dilakukan secara
online melalui moodle membutuhkan banyak sekali kuota, saya sebagai
mahasiswa dari keluarga sederhana terkadang tidak bisa membeli kuota
sebanyak itu”. (lampiran hal 37-38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Hasil Setiap Aspek
1. Efektivitas Moodle
a) Deskripsi Statistik
Tabel 9.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Moodle
Statistics
Moodle
N Valid 202
Missing 0
Mean 53.27
Median 53.00
Mode 48
Std. Deviation 6.583
Variance 43.341
Range 28
Minimum 36
Maximum 64
Sum 10760
Sampel/Responden (N) diketahui berjumlah 202. Data kuesioner secara
keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 53,27 dari jumlah (sum) 10760. Nilai
tengah (median) dari aspek moodle adalah 53.00 dan nilai yang sering muncul 48.
Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 28 dengan nilai minimum 36
dan nilai maximum 64. Dari pengelolaan ini juga diperoleh nilai simpangan baku
(standar deviasi) 6,583 dan nilai kuadrat dari nilai simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 43,341. Untuk mempermudah membaca data tersebut, berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
akan digambarkan deskripsi frekuency dari data keseluruhan dengan
menggunakan Microsoft excel 2007:
b) Deskripsi Frekuentif
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah
kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7
kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai
minimal + 1, sehingga 64-36+1= 29. Sedangkan panjang kelas yaitu
rentang/jumlah kelas (29/7=4,142) dibulatkan menjadi 4. Deskripsi frekuensi
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi Aspek Moodle
No. Interval F %
1. 36-39 3 1%
2. 40-43 11 5%
3. 44-47 23 11%
4. 48-51 49 24%
5. 52-55 43 21%
6. 56-59 29 14%
7. 60-64 44 22%
Jumlah 202 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Diagram Batang 2. Deskripsi Frekuensi Aspek Moodle
Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data
secara keseleuruhan paling banyak terletak pada interval 48-51 sebanyak 49
(24%) mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 36-39 sebanyak 3 (1%)
mahasiswa.
Penentuan keefektifan penggunaan moodle bagi mahasiswa pendikkat di
masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum (Xmax) dan nilai minimum
(Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal
(SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi= 1/6 (Xmax-Xmin). Maka
diketahui, mean ideal adalah 55 dan standar deviasi ideal adalah 45. Dari
perhitungan diatas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
36-39 40-43 44-47 48-51 52-55 56-59 60-64
Frekuensi
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 9.3 Kategori Frekuensi Aspek Moodle
No. Skor Frekuensi % Kategori
1. x>55 73 36% Efektif
2. 45 < X < 55 112 55% Cukup
3. <45 17 8% Kurang
Jumlah 202 100%
Dari data di atas, menunjukan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung
dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat
bahwa moodle efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 73 (36%), mahasiswa
yang berpendapat bahwa moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi
sebanyak 112 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle kurang
efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%). Jadi dapat disimpulkan
bahwa, moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi bagi mahasiswa
Pendikkat.
c) Hasil Wawancara
Data-data di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan I5 yang
mengatakan bahwa:
“Menurut saya moodle membantu permasalahan dalam pembelajaran,
selama masa pandemi cukup sulit untuk menemukan materi pembelajaran
sendiri tetapi dengan adanya materi yang diunggah saya bisa merasa
terbantu dengan adanya materi tersebut. Dengan adanya moodle, saya juga
menjadi lebih mandiri untuk memeriksa bahan pembelajaran sehingga
bahan-bahan tersebut bisa saya pelajari terlebih dahulu sebelum zoom
meeting dilaksanakan. Moodle bagi saya juga bermanfaat untuk
mendukung mahasiswa beradaptasi dalam pembelajaran di masa pandemi
karena moodle sendiri fleksibel bisa digunakan 24 jam, di mana saja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kapan saja terlebih moodle memiliki fitur yang mudah untuk diatur oleh
para dosen.” (lampiran hal 40-41)
2. E-learning
a) Deskripsi Statistik
Tabel 10.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek E-learning
Statistics
E-learning
N Valid 202
Missing 0
Mean 29.16
Median 29.00
Mode 27
Std. Deviation 4.008
Variance 16.068
Range 18
Minimum 18
Maximum 36
Sum 5891
Sampel/Responden (N) diketahui berjumlah 202. Data kuesioner secara
keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 29,16 dari jumlah (sum) 5891. Nilai
tengah (median) dari aspek e-learning adalah 29,00 dan nilai yang sering muncul
27. Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 18 dengan nilai minimum
18 dan nilai maximum 36. Dari pengelolaan ini juga diperoleh nilai simpangan
baku (standar deviasi) 4,008 dan nilai kuadrat dari nilai simpangan baku (standar
deviasi) sebesar 16,068. Untuk mempermudah membaca data tersebut, berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
akan digambarkan deskripsi frekuency dari data keseluruhan dengan
menggunakan Microsoft excel 2007:
b) Deskripsi Frekuentif
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah
kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7
kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai
minimal + 1, sehingga 36-18+1= 19. Sedangkan panjang kelas yaitu
rentang/jumlah kelas (19/7=2,714) dibulatkan menjadi 3. Deskripsi frekuensi
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi Aspek E-learning
No. Interval Frekuensi %
1. 18-21 5 2%
2. 22-24 18 9%
3. 25-27 55 27%
4. 28-30 50 25%
5. 31-33 40 20%
6. 34-36 34 17%
7. 37-40 0 0%
Jumlah 202 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Diagram Batang 3. Deskripsi Frekuensi Aspek E-learning
Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data
secara keseleuruhan paling banyak terletak pada interval 25-27 sebanyak 55
(27%) mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 37-40 sebanyak 0 (0%)
mahasiswa.
Penentuan keefektifan penggunaan e-learning bagi mahasiswa pendikkat di
masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum (Xmax) dan nilai minimum
(Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal
(SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi= 1/6 (Xmax-Xmin). Maka
diketahui, mean ideal adalah 30 dan standar deviasi ideal adalah 24. Dari
perhitungan di atas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
18-21 22-24 25-27 28-30 31-33 34-36 37-40
Frekuensi
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 10.3 Kategori Frekuensi aspek e-learning
No. Skor Frekuensi
Kategori Frekuensi %
1. X>30 74 37% Efektif
2. 24< X <30 111 55% Cukup
3. x<24 17 8% Kurang
Jumlah 202 100%
Dari data di atas, menunjukan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung
dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat
bahwa e-learning efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 74 (37%),
mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning cukup efektif digunakan di masa
pandemi sebanyak 111 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning
kurang efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa, e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi.
c) Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan mahasiswa digunakan untuk memperkuat data-
data di atas, menurut I2 (lih. lampiran hal 33) mengenai e-learning dalam
pembelajaran mampu menjadi sarana komunikasi antara mahasiswa dengan
dosen, dengan adanya e-learning ini juga mahasiswa memiliki lebih banyak
kesempatan mengembangkan secara mandiri pembelajaran yang dilakukan secara
online. I3 mengatakan (lih. lampiran hal 35) e-learning membantu mobilitas
mahasiswa dalam pembelajaran bahkan mahasiswa yang jauh dari pulau Jawa
juga dapat mengikuti pembelajaran di masa pandemi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini ada dua aspek yang dimuat dalam penyebaran angket
yaitu moodle dan e-learning. Kedua aspek tersebut digunakan sebagai acuan untuk
menyusun instrumen penelitian untuk mengetahui keefektifan penggunaan dua
aspek tersebut. Berdasarkan penyebaran instrumen dihasilkan data yang diuji
dengan uji validitas dan reliablitas dan diolah lebih lanjut. Penelitian ini
menggunakan uji validitas untuk melihat sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Instrumen penelitian yang berjumlah 25 pernyataan dinyatakan valid dengan rtabel
0,1161. Untuk uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi suatu
kuesioner dan dalam penelitian ini kuesioner dinyatakan konsisten dengan nilai
0,937.
Berdasarkan hasil penelitian kedua aspek dinyatakan cukup efektif dengan
skor presentase dalam deskripsi frekuensi 55%.
Tabel 11. Hasil Pengujian Keseluruhan Responden
Aspek Hasil Kategori
Moodle Pengujian pada materi
yang diuji pada aspek
ini diperoleh nilai
presentase 55%
Cukup
Efektif
E-learning Pengujian pada materi
yang diuji pada aspek
ini diperoleh nilai
presentase 55%
Cukup
Efektif
Data-data di atas didukung dan diperkuat dengan wawancara mahasiswa
dimana 4 mahasiswa yaitu I1,I2,I3,I5 berpendapat bahwa moodle sebagai e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
learning cukup efektif digunakan dengan faktor-faktor pendukungnya seperti fitur-
fitur yang ada di dalam moodle seperti pengumpulan tugas, pemberitahuan materi,
berdiskusi dengan teman dan bahkan mendapat feedback dari tugas yang
dikumpulkan maupun diskusi dalam forum tersebut, moodle juga dianggap fleksibel
dan mendukung mobilitas mahasiswa dalam pembelajaran di masa pandemi karena
bisa digunakan di masa saja, kapan saja, asalkan memiliki jaringan internet.
Jaringan internet menjadi kunci penting dalam penggunaan moodle maka
menurut I4 moodle kurang efektif digunakan karena menyedot banyak kuota yang
digunakan serta pemakaian yang kurang maskimal dari beberapa dosen dalam
menggunggah materi.
C. Refleksi Katekis
Dengan adanya masa pandemi COVID-19, perubahan terjadi sangat pesat
terutama dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang tadinya dilakukan melalui
tatap muka saat ini diubah menjadi serba virtual dengan bantuan teknologi dan
internet. Pembelajaran dikemas dengan sedemikian rupa dengan menggunakan
konten dan teknologi pendidikan agar para peserta didik tetap mampu megikuti
pembelajaran di masa pandemi ini. Dalam penelitian ini saya mengangkat
mengenai moodle sebagai e-learning yaitu alat belajar yang sangat berkaitan
dengan teknologi dan internet, terlebih di masa pandemi moodle sebagai e-learning
berguna menjadi penghubung antara dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran
daring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Masa pandemi juga mengubah secara pesat kegiatan dalam Gereja, banyak
kegiatan Gereja dihentikan dan misa dilakukan melalui online dengan media
youtube. Dalam Gaudium et Spes dokumen Konsili Vatikan II Konstitusi Pastoral
tentang tugas Gereja dalam dunia dewasa ini art. 39 (2021:60) mengatakan bahwa
sungguhpun kemajuan duniawi harus cermat dibedakan dari pertumbuhan Kerajaan
Kristus, namun kemajuan itu sangat penting bagi Kerajaan Allah, sejauh dapat
membantu untuk mengatur masyarakat manusia secara lebih baik. Dalam seri
dokumen Gereja mengenai Gereja dan Internet; Etika dan Internet; Perkembangan
Cepat art.6 (2019:53) mengatakan bahwa Gereja dengan suka rela menggunakan
media untuk melengkapi informasi bagi dirinya dan untuk memperluas batas-batas
evangelisasi, katekese dan pembinaan dan memandang penggunaannya sebagai
jawaban terhadap perintah Tuhan dalam markus 16:15”.
Dari dokumen Gereja di atas, sebagai calon katekis penting untuk selalu
sejalan dan berkembang dalam jaman yang modern terutama jika itu dilakukan
untuk kebaikan banyak orang dan menyebarkan Kerajaan Allah. Media sosial
seperti instagram, tiktok, youtube, twitter adalah media yang sering saya gunakan.
Dalam masa pandemi ini saya sering membaca ayat ketika sedang bermain sosial
media karena sering kali muncul dalam beranda, hal ini membantu saya untuk
kembali mengalami sapaan rohani di masa pandemi, saya merasa diingatkan,
disegarkan kembali meskipun itu hanya melihat foto atau video yang singkat.
Terlebih jika konten yang disebarkan dan dikemas menarik membuat saya dengan
sendirinya membaca renungan dalam konten tersebut. Konten dalam media sosial
sangat mendukung bagaimana dikatakan “Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kepada segala makhluk” (Mrk 16:15), pergi tidak perlu menggunakan sungguhan
secara fisik tetapi dengan internet kita bisa pergi sejauh mungkin untuk mewartakan
kerajaan Allah. Sebagai calon katekis, media seperti ini bermanfaat untuk
membantu dalam menyebarkan firman Tuhan, dalam salah satu mata kuliah semasa
kuliah saya juga pernah menggunakan salah satu teknologi di dunia modern yaitu
zoom yang membantu saya berhubungan dengan umat untuk melakukan Shared
Christian Praxis (SCP) di masa pandemi ketika banyak kegiatan dalam gereja
dihentikan, dalam kegiatan yang saya lakukan ini banyak umat yang juga merasa
tersapa kembali secara rohani berkat teknologi dan internet yang digunakan dalam
pertemuan.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari adanya beberapa keterbatasan dari penelitian ini. Berikut
ini akan diuraikan beberapa keterbatasan dari penulisan ini:
1. Penulis belum bisa mengungkapkan keseluruhan faktor yang mendukung
moodle sebagai e-learning untuk digunakan oleh mahasiswa Pendikkat.
2. Data responden diasumsikan bahwa responden menjawab sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, sehingga kebenaran data dapat diukur dengan baik.
Bila responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
maka data dapat berbeda dan data tidak dapat diukur dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan saran dari permasalahan
skripsi ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari kajian pustaka dan hasil penelitian, penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Moodle adalah singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning
Environment yang merupakan Content Management System (CMS) berbasis
open source yang digunakan untuk menunjang sistem manajemen pembelajaran
secara online courses dan sebagai perangkat tambahan bagi tradisional face to
face courses yang didesain khusus bagi pendidik, admin dan mahasiswa atau
murid yang bisa dijalankan melalui smartphone.
2. E-learning merupakan aplikasi atau metode pembelajaran yang menggunakan
media elektronik atau device tertentu sebagai perantara yang menghubungkan
dosen dan mahasiswa dalam ruang belajar online, e-learning tercipta untuk
mengatasi keterbatasan dalam hal waktu, ruang, kondisi dan keadaan sehingga
pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
3. Hasil penelitian
Dalam aspek moodle diperoleh data mahasiswa yang berpendapat bahwa
moodle efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 73 (36%), mahasiswa yang
berpendapat bahwa moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
112 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle kurang efektif
digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%).
Dari aspek e-learning mahasiswa berpendapat bahwa e-learning efektif
digunakan di masa pandemi sebanyak 74 (37%), mahasiswa yang berpendapat
bahwa e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 111 (55%)
dan mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning kurang efektif digunakan di
masa pandemi sebanyak 17 (8%). Data secara keseluruhan mahasiswa yang
berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning efektif digunakan di masa pandemi
sebanyak 85 (41%), mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-
learning cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 100 (50%) dan
mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning kurang efektif
digunakan di masa pandemi sebanyak 19 (9%). Maka dapat disimpulkan bahwa
moodle sebagai e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi COVID-19
bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma.
Keefektifan moodle sebagai e-learning dilihat dari faktor-faktor yang
muncul dalam wawancara seperti mendukung mobilitas dan inovasi dalam
pembelajaran di masa pandemi dengan adanya penggunaan fitur yang lengkap dan
mudah untuk diatur, meningkatkan rasa kemandirian setiap mahasiswa karena
dengan adanya moodle mahasiswa dapat lebih mengeksplor materi lebih dalam,
dan juga fleksibel karena moodle memiliki fitur penyimpanan sehingga materi
dalam pertemuan sebelumnya masih bisa diakses oleh mahasiswa di pertemuan
berikutnya, moodle dikatakan fleksibel dapat digunakan di mana saja dan kapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
saja. Tetapi dibalik kelebihan yang muncul dari wawancara juga muncul
kelemahan dari moodle sebagai e-learning yaitu kekurangan buku atau modul
kuliah dalam bentuk hard copy, jaringan internet yang kadang menganggu
pemakaian moodle serta kuota internet yang banyak terpakai menjadi kelemahan
moodle sebagai e-learning yang muncul dalam wawancara dengan mahasiswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning
bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19
dan untuk pembelajaran di masa yang akan datang :
1. Bagi Program studi Pendikkat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Pihak Program Studi Pendikkat dapat lebih maksimal menggunakan moodle
dalam setiap pembelajaran khususnya dalam tugas online, membuat forum
diskusi, membuat kuis, choice, database, feedback, glossary, lesson, SCROM
Page, survey, wiki, workshop, grup, resorce atau bahan ajar, penilaian dari
halaman tugas online, membuat penilian dari grade report, membuat rubrik
penilaian, melihat atau mengeksplor laporan, grade book, dan melacak progres
mahasiswa sehingga materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik dan
pembelajaran juga berjalan dengan maksimal.
2. Bagi pengembang Moodle
Bagi pengembang moodle agar dapat memperbaharuhi tampilan moodle agar
lebih menarik bagi mahasiswa, pengembang moodle juga dapat menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
fitur meeting dalam moodle agar menjadi lebih lengkap dan efektif digunakan
dalam pembelajaran.
3. Bagi mahasiswa Pendikkat
Bagi mahasiswa Pendikkat, ketika pembelajaran dilakukan melalui moodle
diharapkan bahwa mahasiswa dapat belajar untuk memobilisasi inovasi dan
perubahan, mengelola tugas dengan baik, memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan untuk mengelola diri dan
belajar secara mandiri.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat
memperkuat moodle sebagai e-learning sehingga dapat digunakan secara
keseluruhan oleh mahasiswa Pendikkat baik di masa pandemi maupun nanti
jika masa pandemi sudah berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Altania, E., & Sungkono. (2021). Pelaksann Moodle di Masa Pandemi COVID-19
Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 11 IPA. Jurnal Epistema , 2, 61.
Asri, A. (2022). Efektivitas Pembelajaran Online pada masa pandemi COVID-19
di program studi pendidikan matematika. Palopo: Institut Agama Islam
Negeri Palopo.
Cahyawati, D., & Gunarto, M. (2020). Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran
daring pada masa pandemi Covid-19: Hambatan, tingkat kesetujuan, materi,
beban tugas,kehadiran, dan pengelasan dosen. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan , 152.
Calista, M. A. (2021). Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Online
Menggunakan Aplikasi Pegadaian Digital Servis dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Nasabah . Yogyakarta.
Darmawan, S. (2014). Pengembangan E-learning teori dan desain. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran berbasis blended learning. Depok: PT Raja
Grafindo Persada.
Firman, H., & Iwan Ramadan, H. W. (2021). Kiat Sukses PTK: Langkah-
langkah,Intrumen dan Contoh. Jawa Tengah: Lakeisha.
Gaudium et Spes: Kegembiraan dan Harapan. (2021). Jakarta: Departemen
Dokumen dan Penerangan Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI).
Harnani, S. Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Artikel.
BDK Jakarta Kementerian Agama RI, Cilegon.
Harsono. (2008). Pengelolaan perguruan tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Ekonomi , 134-135.
Hartono, & Rustaman. (2008). Pembelajaran Blended Learing pada Mata Kuliah
Praktikum IPA. Studi Uji Coba Lapangan pembelajaran online pada S1
PGSD , 17-25.
Hendayana, y. (2020, Oktober 28). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Tekonologi. Tantangan Dunia Pendidikan di Masa Pandemi. Diunduh
dari https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-
pendidikan-di-masa-pandemi/ pada 2 Maret 2022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Herayanti, L., Fuadunnazmi, M., & Habibi. (2007). Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Moodle pada Mata Kuliah Fisika Dasar. Cakrawala
Pendidikan , 212.
Husamah. (2014). Pembelajaran bauran (Blended learning). Jakarta: Prestasi
Pustaka Jakarta.
Ihsan, F. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Irawan, R., & Surjono, H. D. (2018). Pengembangan E-learning Berbasis Moodle
dalam Peningkatan Pemahaman Lagu pada Pembelajaran Bahasa Inggris.
Jurnal Inovasi teknologi Pendidikan , 5.
Irnawati. (2019). Persepsi Siswa Terhadap Pendidikan Tinggi dan
Kecenderungannya Memilih Pendidikan Tinggi Lanjutan . Jurnal
Pendidikan Ekonomi , 5-6.
Jati, G. (2013). Learning management system (Moodle) and e-learning content
development. Jurnal Sosioteknologi , 283.
Junaldi, A. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.
Kasiram, M. (2008). Metode Penelitian. Malang: UIN-Malang Pers.
Kebudayaan, K. P. (2020). Buku Panduan SPADA a. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2020). Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman
penyelengaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran COVID-
19. Kemendikbud (pp. 2-3). Indonesia: Kemendikbud.
Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inofativ. Jakarta: Ar-ruzz Media.
Khoiroh, N., Munoto, & Anifah, L. (2017). Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.
Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa , 99.
Muzid, S., & Munir, M. (2005). Persepsi Mahasiswa dalam Penerapan E-leaning
sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan . Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi , 30.
Naben, M. C. (2021). Deskripsi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akutansi
Universitas Santa Dharma pada penggunaan Learning Management System
berbasis Moodle. Yogyakarta: Universitas Sanata Dhrama.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi, N. (2020). Blended Learning and Its Application in the new Norrmal Era
of the COVID-19 Pandemic. Jurnal Agriekstensia Vol. 19 No. 2 , 123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Nurpratiwi, H. (2021). Membangun karakter mahasiswa Indonesia melalui
pendidikan moral. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia ,
37.
P3B, t. p. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Pembelajaran, P. d. (2019). Buku Panduan Untuk Dosen. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Prasetio, A. (2010). Pengembangan Aplikasi CMS untuk Mobile Learning bagi
pengajar berbasis java. jakarta: Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah.
Prawiradilaga, d. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan:E-learning. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Prima, F. O. (2020). Pengaruh Moodle E-learning Berbantuan Moodle untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematis .
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Pringgawidagda, S. (2002). Strategi Penguasaan Berbahasa. . Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
Priyatma, J. E. (2020). Surat Edaran Rektor tentang kebijakan kegiatan kampus di
masa pandemi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Qomarudin, & Bilfaqih. (2015). Esensi Penyusunan Materi Daring untuk
Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: Dee Publish.
Rachdian, A. (2005). Mastering the CMS with mambo/joomla. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Rahmawati, R. N. (2019). Penggunaan E-learning dengan Teknologi Accptance
Model (TAM). Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan , 6, 128.
Rohmah, A. N. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Cendikia , 196.
Rohmawati, A. (2017). Efetivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia dini , 9,
16.
Rosalina, I. (2012). Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri. Jurnal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat , 01 (01), 3.
Rosaliza, M. (2013). Wawancara, sebuah interaksi komunikasi dalam penelitian
kualitatif. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan kualitatif dan
kuantiattif , 11, 71.
Sardjuli. (2001). Administrasi dan supervisi. Solo: Intermedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Satuan Tugas Penangan COVID-19. (2021). Menuju Covid-19 Sebagai Endemi
Menkominfo: Ayo Perkuat disiplin bermasker dan segerakan vaksinasi.
Diunduh dari https://covid19.go.id/masyarakat-umum/menuju-covid-19-
sebagai-endemi-menkominfo-ayo-perkuat-disiplin-bermasker-dan-
segerakan-vaksinasi pada 2 Febuari 2022.
Setiawan, R. (2013). E-learning Moodle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat SMP. Jurnal Ilmiah
Guru , 3.
Setiawan, R., Mardapi, D., Pratama, & Ramadan, S. (2019). Efektivitas blended
learning dalaminovasi pendidikan era industri 4.0 pada mata kuliah teori tes
klasik. Jurnal Inovasi Teknologi , 150.
Seri Dokumen Gereja No.111 Gereja dan Internet; Etika dalam Internet;
Perkembangan Cepat. (2019). Jakarta: Dokpen KWI.
Sugiyono, P. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Surat Edaran Sekertaris Jenderal no 15 tahun 2020 mengenai pedoman
pelaksanaan belajar dari rumah. (2020). jakarta: Kemendikbud.
Tafiardi. (2005, Juli). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal
Pendidikan Penabur , 87.
Taniredja, T., & Musfidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang undang nomer 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional.
(2003). Jakarta: Seretariat Negara.
Undang-undang (UU) tentang Pendidikan Tinggi No 12. (2012). Jakarta: Sekretaris
Negara.
Unton, A. R. (2011). Peranan Modality terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa
dengan Menggunakan Media E-learning . Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Widi, R. (2021). Uji Validitas dan Uji reliabilitas dalam penelitian epidemiologi
kedokteran gigi. Kedokteran Gigi , 31.
Winarto, M. (2021). Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) di perguruan Tinggi.
Jakarta: Kemendikbud.
Yunizha, V. (2021, Oktober 10). Ruang Kerja. Memahami Konsep Blended
Learning dan Manfaatnya. Diunduh dari
https://www.ruangkerja.id/blog/memahami-konsep-blended-learning-dan-
manfaatnya pada 8 Maret 2022.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2: Panduan Kuesioner
Hallo teman-teman. Salam sehat dan salam sejahtera bagi kita semua.
Perkenalkan saya Ancella Kristanti mahasiswi dari Pendidikan Keagamaan
Katolik tahun 2018. Pada kesempatan ini, saya ini meminta bantuan dan kesediaan
teman-teman untuk mengisi skala penelitian ini dalam rangka menyusun tugas
akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi jenjang S1.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan teman-teman untuk
mengisi kuesinoner ini dengan jujur dan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan
sebenarnya dan tanpa terpengaruh oleh siapapun. Saya menyadari bahwa
kuesioner ini akan menyita waktu teman-teman, oleh karena itu saya mohon maaf
atas kondisi tersebut. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan banyak
terimakasih.
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap butir pernyataan dalam
kuesioner ini
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan yang terjadi
pada diri Anda
Keterangan pilihan:
STS (Sangat Tidak Setuju) = 1
TS (Tidak Setuju) = 2
S (Setuju) = 3
SS ( Sangat Setuju) = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Pernyataann Kuesioner
No. Pernyatan SS S TS STS
1. Moodle mampu membawa pengaruh baik
terhadap mahasiswa Pendikkat.
2. Mahasiswa melakukan interaksi dengan dosen
secara online melalui moodle.
3. Pembelajaran daring efektif digunakan di masa
pandemi.
4. Blended learning menyediakan peluang yang
praktis-realistis bagi mahasiswa untuk belajar
secara mandiri, bermanfaat dan terus
berkembang.
5. Blended learning membantu mahasiswa untuk
berkembang lebih baik di dalam proses belajar
di masa pandemi.
6. Pembelajaran blended learning memberikan
mahasiswa konten pengetahuan berupa
multimedia kapan saja dan dimana saja selama
peserta didik memiliki akses internet.
7. Dengan blended learning, mahasiswa dapat
melakukan diskusi dengan dosen atau
mahasiswa lain di luar jam tatap muka.
8. E-learning sebagai ruang belajar online
membantu mahasiswa berhubungan dengan
dosen di masa pandemi.
9. E-learning memperkuat model belajar
konvensional dengan konten dan
pengembangan teknologi pendidikan.
10. E-learning mempercepat produktifitas
pembelajaran.
11. Moodle meningkatkan interaksi pembelajaran
antara mahasiswa dan dosen.
12. Moodle mempermudah pembaruan dan
penyimpanan materi pembelajaran.
13. Moodle mempermudah mahasiswa dalam
mengakses setiap aktivitas pembelajaran.
14. Moodle dapat mengakses setiap aktivitas
seperti diskusi dan tanya jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
15. Moodle memperkaya hasil belajar setiap
mahasiswa.
16. Moodle menyediakan dukungan layanan tutor
yang dapat membantu mahasiswa belajar
apabila mengalami kesulitan membuka moodle.
17. Moodle menyediakan dukungan bagi
mahasiswa untuk melihat evaluasi yang
diberikan dosen terhadap perkembangan belajar
mahasiswa.
18. Moodle mempermudah mahasiswa dalam
mengisi presensi pada setiap kegiatan belajar.
19. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk
melakukan proses pembelajaran dimanapun
dan kapanpun.
20. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk
memiliki pola pikir yang tertata yang mampu
memberi peluang besar untuk menguasai ilmu
pengetahuan.
21. Moodle mampu mendukung mahasiswa dalam
pembuatan hubungan antara informasi yang
satu dengan yang lain.
22. Moodle dapat mendorong mahasiswa
beradaptasi dengan baik dan fleksibel.
23. Moodle mampu mendorong mahasiswa untuk
memiliki rasa keingintahuan yang besar.
24. Moodle mampu menjadi sumber ilmu bagi
mahasiswa Pendikkat.
25. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan
menggunakan moodle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
(5)
Lampiran 4: Validitas Instrumen Pernyataan
ite
m1
ite
m2
ite
m3
ite
m4
ite
m5
ite
m6
iite
m7
ite
m8
ite
m9
item
10
item
11
item
12
item
13
item
14
item
15
item
16
item
17
item
18
item
19
item
20
item
21
item
22
item
23
item
24
item
25
VAR00
001
item1 Pearso
n
Correla
tion
1 .33
2**
.29
2**
.37
5**
.42
2**
.41
1**
.36
2**
.40
9**
.44
3**
.393
**
.314
**
.361
**
.390
**
.474
**
.487
**
.422
**
.338
**
.454
**
.395
**
.384
**
.362
**
.376
**
.368
**
.427
**
.453
** .655**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item2 Pearso
n
Correla
tion
.33
2** 1
.30
8**
.25
1**
.34
1**
.35
2**
.40
1**
.46
0**
.42
0**
.345
**
.327
**
.272
**
.323
**
.313
**
.360
**
.459
**
.355
**
.144
*
.213
**
.323
**
.461
**
.336
**
.333
**
.390
**
.350
** .588**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .041 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
item3 Pearso
n
Correla
tion
.29
2**
.30
8** 1
.28
0**
.37
7**
.30
9**
.28
8**
.36
8**
.39
2**
.372
**
.224
**
.303
**
.313
**
.253
**
.296
**
.215
**
.250
**
.151
*
.243
**
.344
**
.373
**
.332
**
.231
**
.155
*
.261
** .508**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .032 .001 .000 .000 .000 .001 .028 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item4 Pearso
n
Correla
tion
.37
5**
.25
1**
.28
0** 1
.68
5**
.46
0**
.37
8**
.32
7**
.39
1**
.335
**
.270
**
.215
**
.232
**
.244
**
.334
**
.291
**
.257
**
.294
**
.385
**
.331
**
.291
**
.281
**
.376
**
.286
**
.290
** .558**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .002 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item5 Pearso
n
Correla
tion
.42
2**
.34
1**
.37
7**
.68
5** 1
.52
8**
.43
1**
.33
7**
.46
1**
.372
**
.279
**
.242
**
.330
**
.345
**
.360
**
.335
**
.319
**
.275
**
.309
**
.370
**
.370
**
.284
**
.435
**
.300
**
.310
** .621**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
item6 Pearso
n
Correla
tion
.41
1**
.35
2**
.30
9**
.46
0**
.52
8** 1
.40
3**
.33
4**
.44
5**
.356
**
.177
*
.394
**
.481
**
.484
**
.425
**
.439
**
.376
**
.331
**
.402
**
.321
**
.405
**
.243
**
.267
**
.430
**
.450
** .641**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
iitem7 Pearso
n
Correla
tion
.36
2**
.40
1**
.28
8**
.37
8**
.43
1**
.40
3** 1
.52
1**
.35
2**
.342
**
.272
** .126
.209
**
.341
**
.285
**
.217
**
.231
**
.156
*
.159
*
.183
**
.254
**
.244
**
.306
**
.293
**
.327
** .517**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .075 .003 .000 .000 .002 .001 .028 .025 .009 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item8 Pearso
n
Correla
tion
.40
9**
.46
0**
.36
8**
.32
7**
.33
7**
.33
4**
.52
1** 1
.51
0**
.433
**
.339
**
.208
**
.276
**
.420
**
.396
**
.371
**
.313
**
.224
**
.245
**
.251
**
.333
**
.314
**
.360
**
.301
**
.425
** .604**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
item9 Pearso
n
Correla
tion
.44
3**
.42
0**
.39
2**
.39
1**
.46
1**
.44
5**
.35
2**
.51
0** 1
.560
**
.290
**
.351
**
.427
**
.421
**
.511
**
.388
**
.426
**
.428
**
.440
**
.476
**
.495
**
.472
**
.327
**
.332
**
.490
** .710**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item10 Pearso
n
Correla
tion
.39
3**
.34
5**
.37
2**
.33
5**
.37
2**
.35
6**
.34
2**
.43
3**
.56
0** 1
.494
**
.276
**
.405
**
.393
**
.494
**
.418
**
.350
**
.376
**
.342
**
.427
**
.481
**
.456
**
.381
**
.418
**
.471
** .677**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item11 Pearso
n
Correla
tion
.31
4**
.32
7**
.22
4**
.27
0**
.27
9**
.17
7*
.27
2**
.33
9**
.29
0**
.494
** 1
.260
**
.206
**
.293
**
.311
**
.303
**
.333
** .115 .099
.395
**
.374
**
.378
**
.465
**
.385
**
.374
** .530**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
0
.01
2
.00
0
.00
0
.00
0 .000
.000 .003 .000 .000 .000 .000 .106 .162 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
item12 Pearso
n
Correla
tion
.36
1**
.27
2**
.30
3**
.21
5**
.24
2**
.39
4**
.12
6
.20
8**
.35
1**
.276
**
.260
** 1
.581
**
.431
**
.396
**
.430
**
.423
**
.382
**
.451
**
.282
**
.397
**
.398
**
.249
**
.378
**
.366
** .574**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
2
.00
1
.00
0
.07
5
.00
3
.00
0 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item13 Pearso
n
Correla
tion
.39
0**
.32
3**
.31
3**
.23
2**
.33
0**
.48
1**
.20
9**
.27
6**
.42
7**
.405
**
.206
**
.581
** 1
.610
**
.560
**
.511
**
.428
**
.518
**
.586
**
.380
**
.434
**
.407
**
.277
**
.413
**
.488
** .673**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
0
.00
3
.00
0
.00
0 .000 .003 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item14 Pearso
n
Correla
tion
.47
4**
.31
3**
.25
3**
.24
4**
.34
5**
.48
4**
.34
1**
.42
0**
.42
1**
.393
**
.293
**
.431
**
.610
** 1
.615
**
.533
**
.427
**
.465
**
.512
**
.443
**
.445
**
.400
**
.347
**
.439
**
.606
** .703**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
item15 Pearso
n
Correla
tion
.48
7**
.36
0**
.29
6**
.33
4**
.36
0**
.42
5**
.28
5**
.39
6**
.51
1**
.494
**
.311
**
.396
**
.560
**
.615
** 1
.486
**
.478
**
.399
**
.562
**
.557
**
.533
**
.503
**
.499
**
.550
**
.653
** .757**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item16 Pearso
n
Correla
tion
.42
2**
.45
9**
.21
5**
.29
1**
.33
5**
.43
9**
.21
7**
.37
1**
.38
8**
.418
**
.303
**
.430
**
.511
**
.533
**
.486
** 1
.552
**
.503
**
.512
**
.438
**
.430
**
.404
**
.443
**
.428
**
.416
** .689**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
2
.00
0
.00
0
.00
0
.00
2
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item17 Pearso
n
Correla
tion
.33
8**
.35
5**
.25
0**
.25
7**
.31
9**
.37
6**
.23
1**
.31
3**
.42
6**
.350
**
.333
**
.423
**
.428
**
.427
**
.478
**
.552
** 1
.314
**
.407
**
.458
**
.442
**
.313
**
.348
**
.395
**
.409
** .626**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
item18 Pearso
n
Correla
tion
.45
4**
.14
4*
.15
1*
.29
4**
.27
5**
.33
1**
.15
6*
.22
4**
.42
8**
.376
** .115
.382
**
.518
**
.465
**
.399
**
.503
**
.314
** 1
.627
**
.326
**
.339
**
.276
**
.206
**
.201
**
.296
** .549**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.04
1
.03
2
.00
0
.00
0
.00
0
.02
8
.00
1
.00
0 .000 .106 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .003 .004 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item19 Pearso
n
Correla
tion
.39
5**
.21
3**
.24
3**
.38
5**
.30
9**
.40
2**
.15
9*
.24
5**
.44
0**
.342
** .099
.451
**
.586
**
.512
**
.562
**
.512
**
.407
**
.627
** 1
.407
**
.377
**
.321
**
.339
**
.362
**
.513
** .634**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
2
.00
1
.00
0
.00
0
.00
0
.02
5
.00
0
.00
0 .000 .162 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item20 Pearso
n
Correla
tion
.38
4**
.32
3**
.34
4**
.33
1**
.37
0**
.32
1**
.18
3**
.25
1**
.47
6**
.427
**
.395
**
.282
**
.380
**
.443
**
.557
**
.438
**
.458
**
.326
**
.407
** 1
.574
**
.499
**
.531
**
.466
**
.470
** .669**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
9
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
item21 Pearso
n
Correla
tion
.36
2**
.46
1**
.37
3**
.29
1**
.37
0**
.40
5**
.25
4**
.33
3**
.49
5**
.481
**
.374
**
.397
**
.434
**
.445
**
.533
**
.430
**
.442
**
.339
**
.377
**
.574
** 1
.549
**
.515
**
.473
**
.495
** .706**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item22 Pearso
n
Correla
tion
.37
6**
.33
6**
.33
2**
.28
1**
.28
4**
.24
3**
.24
4**
.31
4**
.47
2**
.456
**
.378
**
.398
**
.407
**
.400
**
.503
**
.404
**
.313
**
.276
**
.321
**
.499
**
.549
** 1
.584
**
.473
**
.497
** .651**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
1
.00
1
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item23 Pearso
n
Correla
tion
.36
8**
.33
3**
.23
1**
.37
6**
.43
5**
.26
7**
.30
6**
.36
0**
.32
7**
.381
**
.465
**
.249
**
.277
**
.347
**
.499
**
.443
**
.348
**
.206
**
.339
**
.531
**
.515
**
.584
** 1
.522
**
.425
** .641**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
1
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000
.000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
item24 Pearso
n
Correla
tion
.42
7**
.39
0**
.15
5*
.28
6**
.30
0**
.43
0**
.29
3**
.30
1**
.33
2**
.418
**
.385
**
.378
**
.413
**
.439
**
.550
**
.428
**
.395
**
.201
**
.362
**
.466
**
.473
**
.473
**
.522
** 1
.604
** .654**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.02
8
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000
.000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
item25 Pearso
n
Correla
tion
.45
3**
.35
0**
.26
1**
.29
0**
.31
0**
.45
0**
.32
7**
.42
5**
.49
0**
.471
**
.374
**
.366
**
.488
**
.606
**
.653
**
.416
**
.409
**
.296
**
.513
**
.470
**
.495
**
.497
**
.425
**
.604
** 1 .717**
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
.000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
VAR00
001
Pearso
n
Correla
tion
.65
5**
.58
8**
.50
8**
.55
8**
.62
1**
.64
1**
.51
7**
.60
4**
.71
0**
.677
**
.530
**
.574
**
.673
**
.703
**
.757
**
.689
**
.626
**
.549
**
.634
**
.669
**
.706
**
.651
**
.641
**
.654
**
.717
** 1
Sig. (2-
tailed)
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0
.00
0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
(5)
Lampiran 7 : Hasil Wawancara
Nama : Oktavia
Angkatan : 2018
Umur : 28 tahun
Pertanyaan: Jawaban:
Moodle
mendukung
mobilitas dan
inovasi
Ya, saya dipermudah dalam mendapatkan materi dari dosen,
mengumpulkan tugas dan bahkan saya bisa berdiskusi dengan
teman dalam forum fordis. Saya juga dapat memperoleh
feedback dari dosen terkait tugas-tugas saya.
Moodle
mendorong
mahasiswa
untuk adaptasi
dan fleksibel
dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Menurut saya semua itu tergantung pribadinya. Jika dia mau
memanfaatkan dan mengikuti anjuran dan petunjuk dosen
dalam penggunaan moodle seperti mendownload dan
mempelajari materi, mengerjakan tugas sesuai deadline maka
bagi saya itu akan sangat berguna. Tetapi, tidak jarang
mahasiswa juga memilih untuk acuh dan abai. Bahkan malas
membuka moodle dengan alasan kuota, perangkat yang tidak
mendukung dan masih banyak lagi. Sehingga moodle dirasa
justru sebagai beban dan bukan sebagai alat yang
mempermudah.
Moodle
membantu
mahasiswa
dalam
mendorong rasa
keingin tahuan
Menurut saya ketika dosen memberikan klue yang menuntut
mahasiswa untuk mengeksplorasi lebih dalam maka moodle
dapat meningkatkan keiingintahuan mahasiswa.
Moodle Ya, moodle membantu mahasiswa untuk mandiri, jujur,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
membantu
mahasiswa
mengelola diri
sendiri dalam
pembelajaran di
masa pandemi
disiplin karena ada deadline yang harus diikuti.Mahasiswa
menjadi harus tekun dan rajin membaca ketika membuka
moodle sebelum memulai pembelajaran. Semua harus ada
persiapan. Melalui deadline tugas, mengajak mahasiswa untuk
aktif dan kreatif dan mencari informasi yang diminta oleh
dosen lewat moodle.
Moodle
membantu
mahasiswa
memechakan
masalah dalam
pembelajaran
Dengan moodle dosen bisa memberikan materi-materi dalam
bentuk soft file. Mahasiswa tetap bisa berdiskusi baik dengan
dosen maupun sesama mahasiswa dengan mudah. Mahasiswa
juga dengan mudah bisa mengumpulkan tugas di moodle.
Mahasiswa juga lebih tertara jadwalnya dalam hal belajar,
mengerjakan tugas karena dalam moodle ada deadline nya.
Efektivitas
moodle sebagai
e-learning
dalam
mengembangkan
pembelajaran di
masa pandemi
Efektif atau tidak tergantung bagaimana dosen mengelola
dalam memberikan klue atau panduan dan juga respon
mahasiswa dalam menggunakan nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
Nama : Gabriella Milarose
Angkatan : 2018
Umur : 22 tahun
Pertanyaan: Jawaban:
Moodle
mendukung
mobilitas dan
inovasi
Moodle mampu mendukung mobilitas dan inovasi karena
dosen bisa mengirim materi, bisa presensi, bisa mendapat link
zoom apa google meet, bisa juga menampilkan nilai lewat situ.
Kalau untuk e-learning sendiri selama ini bisa karena bisa
menjadi saranan komunikasi secara online sewaktu
pembelajaran dilakuin di rumah dan e-learning juga
memperkaya mahasiswa dalam pembelajaran.
Moodle
mendorong
mahasiswa
untuk adaptasi
dan fleksibel
dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Bisa karena materi kuliah dari bulan atau minggu keminggu
bisa diakses sekalipun tidak kuliah minggu lalu, tapi minusnya
jika sudah selesai semesternya materi hilang, jadi sebagai
mahasiswa harus rajin download agar memiliki semua semua
materi.
Moodle
membantu
mahasiswa
dalam
mendorong rasa
keingin tahuan
Tergantung materinya apa, jika materinya susah mendorong,
kalo mudah tidak.
Moodle
membantu
Bisa membantu karena tetata karena terdapat materi, pengatar,
presensi. Kita diajak sebagai mahasiswa yang tertata meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
mahasiswa
mengelola diri
sendiri dalam
pembelajaran di
masa pandemi
online kalo sudah dikasih sub bab dalam materi lengkap ada
tugas, pengantar, dsb.
Moodle
membantu
mahasiswa
memechakan
masalah dalam
pembelajaran
Bisa. Materinya bisa diulang-ulang, ada fitur diskusi.
Efektivitas
moodle sebagai
e-learning
dalam
mengembangkan
pembelajaran di
masa pandemi
Efektif membantu memberikan materi dan presensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
Nama : Yovita
Angkatan : 2019
Umur : 21 tahun
Pertanyaan: Jawaban:
Moodle
mendukung
mobilitas dan
inovasi
Iya mampu. Karena menurutku moodle ini bisa menjadi
pancingan buat kita mahasiswa eksplorasi. Contohnya dosen
sudah menyiapkan agenda perkuliahan, lalu untuk persiapan
jika mahasiswa dapat eksplorasi agar ketika dalam
pembelajaran dapat manfaatkan waktu dengan dialog/dinamika
sama dosen terkait materi. Selain itu moodle kan juga ada fitur
dosen kirim materi, menurut saya itu cukup memudahkan
mahasiswa cari materi tempo lalu tapi dalam semester yang
sama. e-learning tentu saja membantu mobilitas dan inovasi
karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, bahkan
temen-temen yang dari luar jawa juga bisa ikut pembelajaran.
Moodle
mendorong
mahasiswa
untuk adaptasi
dan fleksibel
dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Tergantung mahasiswa nya sih menurutku kalau perihal
beradaptasi gitu. Tapi sejauh ini aku ngerasa, iya. Soalnya aku
sama temen-temen tu kadang jadi bisa perkirakan mau belajar
apa dulu setelah lihat agenda pembelajaran/tenggat waktu
pengumpulan tugas. Selain itu dari moodle juga aku ngerasa
bisa belajar dimana aja soalnya kan ada di hp/gadget jadi
mudah bgt diaksesnya. Menurutku adanya fitur pengingat tugas
yang membuat mahasiswa terdorong beradaptasi dengan baik
dan fleksibel. Misalnya ada mahasiswa lagi main pas buka hp
ada notif tenggat tugas, nah bisa aja di tengah main nya itu
mahasiswa juga bisa kelarin tugas nya mungkin.
Moodle Menurutku dari rencana pembelajaran yang diberikan dosen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
membantu
mahasiswa
dalam
mendorong rasa
keingin tahuan
Moodle
membantu
mahasiswa
mengelola diri
sendiri dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Iya membantu. Adanya fitur pengingat pengumpulan tugas dan
daftar tugas secara terperinci jadi membantu diri sendiri buat
memanage kapan harus ngerjain/belajar apa
Moodle
membantu
mahasiswa
memechakan
masalah dalam
pembelajaran
Kalau memecahkan masalah pembelajaran kayaknya ga
sepenuhnya memecahkan. Tapi adanya fitur2 kayak dosen bisa
kirim materi/rencana pembelajaran selama satu semester
kedepan dgn lebih terperinci bisa bantu aku untuk ngajak
temen-temen buat mau mencoba eksplorasi materi-materi yang
akan dibahas di kelas.
Efektivitas
moodle sebagai
e-learning
dalam
mengembangkan
pembelajaran di
masa pandemi
Efektivitas moodle cukup efektif karena mahasiswa di masa
pandemi kan jadi cukup pasif. Ketika ada pancingan-pancingan
materi bisa membantu mahasiswa untuk juga aktif mengikuti
dan memahami materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
Nama : Stefi
Angkatan : 2019
Umur : 21 tahun
Pertanyaan: Jawaban:
Moodle
mendukung
mobilitas dan
inovasi
Kurang bisa mendukung mobilitas dan inovasi pembelajaran
karena moodle itu sistemnya yang digunakan oleh dosen
pendikkat ada kolom untuk materi tetapi bagi mahasiswa
pendikkatnya cuma melihat materi itu ndak mau mencari
sumber lainnya karena bingung mau cari sumber terpercaya
yang seperti apa jadi karena bingungnya saya memakai materi
yang disediakan dosen di lms. Selain itu saya tergeraak
membuka moodle ketika ada tugas, uas, dan presensi nah
disemester ini, ada satu matkul yang menggunakan forum
diskusi dan fitur lainnya tetapi saya yang kurang terbiasa
dengan sistem mandiri seperti itu sering kali melalikannya.
Moodle
mendorong
mahasiswa
untuk adaptasi
dan fleksibel
dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Menurut saya moodle belum mampu mendorong saya untuk
adaptasi dan fleksibel di masa pandemi, karena presensi untuk
kelas dibatasi padahal jaringan terkadang tersendat. Dalam
masa pandemi memang kita dianjurkan untuk mandiri tetapi
kemandirian itu belum bisa di terapkan dalam moodle ini.
Moodle
membantu
mahasiswa
dalam
Keingin tahuan moodle menjadi platform saja, kalo kamu ingin
tahu yang dari dalam diri kamu sendiri kalo moodle mendorong
rasa ingin tahu susah untuk dideskripsikan, karena setiap orang
punya daya tarik sendiri dan menjadikan moodle sebagai sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
mendorong rasa
keingin tahuan
untuk mewadahi rasa ingin tahunya. Jadi kalo berbicara
mengenai keingin tahuan dari diri sendiri, tetapi ada satu mata
kuliah yang membuat saya ingin tahu tapi tidak sepenuhnya,
seperti teologi doa dan devosi, metopen, seminar. Karena
materi dalam matkul itu tidak dicantumkan jadi kami harus
mencari sendiri sehingga kami bisa mencari sendiri dan
nantinya dikumpulkan menjadi tugas dan kami bahas bersama
dalam zoom lalu dicari garis besar lalu dikumpulkan kembali.
eksplorasi mandiri yang membuat saya ingin tahu. Sebaiknya
moodle itu belum spesifik ke materi, jadi moodle diharapkan
sebagai pembangkitanya dlu jadi keingin tahuan mahasiswa
terpancing. Kalo sudah ada materi spesifik jadi bikin
ketergantungan jadi lebih baik cari madiri terlebih dahulu.
Moodle
membantu
mahasiswa
mengelola diri
sendiri dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Belum bisa sepenuhnya tapi melalu adanya cantuman batas
waktu pengumpulan terus ada beberapa anjuran ke mahasiswa
bisa menjadi alternative pengelolaan diri, dengan kata lain kalo
ada jadwal dari moodle kita patuh. Moodle membantu saya
mengelola diri dengan batas waktu pada setiap tugas, jadi saya
tahu jadi saya tau harus menyelaskan ini kapan eksplorasi diri
ini kapan. Kalo mata kuliah saya harus ngescroll kebawah jadi
ngga langsung tergerak.
Moodle
membantu
mahasiswa
memechakan
masalah dalam
pembelajaran
Ketika muatan isinya dikontekstutalkan pada masa sekarang,
bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat karena jika
moodle hanya dipatok dari materi dan tradisi tahun lalu tidak
bakal mengembangkan mahasiswa. Seandainya diberikan tugas
dalam moodle yang berkaitan dengan masyarakat, mendesain
atau mengungkapkan argumenmu dalam moodle itu. Bukan
nomer satu apa dua apa tapi bagaimana kamu menanggapi itu.
Evaluasi juga dilakukan melalui forum diskusi agar semua tau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
Efektivitas
moodle sebagai
e-learning
dalam
mengembangkan
pembelajaran di
masa pandemi
Efektivitas yang pertama ada ngga sumber bahannya, kedua
ada subjeknya ngga untuk menggerakkan itu, ada tujuan yang
hendak dicapai secara khusus ngga. Kalo moodle mencantum
itu semua bisa mendukung, sejauh yang saya liat moodle belum
mampu karena muatan isinya hanya berisi dari tradisi kemarin-
kemarin. Kedua subjeknya masih tergantung pada perintah
dosen jadi susah untuk mandiri. Tujuan yang spesifik belum
terlihat. Efektifitasnya belum terlihat tetapi sedang diupayakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
Nama : Rika
Angkatan : 2019
Umur : 21 tahun
Pertanyaan: Jawaban:
Moodle
mendukung
mobilitas dan
inovasi
Menurut saya moodle mampu mendukung mobilisasi dan
inovasi pembelajaran dimasa pandemi ya. Dengan adanya fitur-
fitur dalam moodle, seperti setting otomatis presensi matkul, lalu
upload tugas-tugas, unggahan video dan beberapa diktat dari
dosen, forum chat moodle, dll.
Moodle
mendorong
mahasiswa
untuk adaptasi
dan fleksibel
dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Sebenarnya moodle bisa mendorong mahasiswa untuk dapat
adaptasi dengan baik dan fleksible dimasa pandemi ini. Moodle
itu kan dapat diakses 24 jam dan di manapun dapat diakses
asalkan ada sumber internetnya. Jadi, moodle mendorong
mahasiswa untuk beradaptasi dengan baik dan fleksible dimasa
pandemi ini, apalagi soal waktu. Baiknya karena fitur-fitur yang
disajikan, sedangkan fleksiblenya ialah soal waktu dan timeline
yang bisa disetting langsung.
Moodle
membantu
mahasiswa
dalam
mendorong rasa
keingin tahuan
Sangat mendorong rasa keingintahuan yang besar sih. Dengan
adanya moodle, mahasiswa itu jadi mandiri ya, terutama saya
sendiri. Kalau ada mata kuliah gitu, saya lebih mandiri dan
antusiasnya lumayan tinggi dalam meng-check moodle. Jaga
jaga kalau dosen sudah memberikan materi ataupun perintah saat
akan berlangsungnya kuliah.
Moodle
membantu
mahasiswa
mengelola diri
Cukup membantu mengelola diri. Dengan adanya sub topik dan
penataan kelas masing-masing, mengingatkan saya akan materi
dan bahasan sesudah atau setelah pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
sendiri dalam
pembelajaran di
masa pandemi
Moodle
membantu
mahasiswa
memechakan
masalah dalam
pembelajaran
Moodle membantu masalah pembelajaran saya sebagai
mahasiswa, jika dosen memberikan susunan dan tatanan yang
lengkap dimoodle. Karena pihak yang mengatur moodle ialah
teachernya, jadi kalau masalah seperti materi yang sulit,
mungkin terpecahkan lewat moodle jika dosen mengupload
tambahan materi ataupun forum diskusi yang langsung direplay
oleh dosen.
Efektivitas
moodle sebagai
e-learning
dalam
mengembangkan
pembelajaran di
masa pandemi
Jika ditanya efektivitas dari moodle selama pandemi ini ialah
dapat terlihat dari fitur save tugas selama kita mengikuti mata
kuliah itu. Memang moodle bisa menyimpan semua course/mata
kuliah yang kita ikuti, mulai dari materi, tugas, dan lain
sebagainya. Namun, sayangnya belum sampai dari awal hingga
semester akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI