efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi ...

137
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOODLE SEBAGAI E-LEARNING BAGI MAHASISWA PENDIKKAT UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Disusun Oleh: Ancella Kristanti NIM: 181124067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2022 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi ...

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN

MOODLE SEBAGAI E-LEARNING

BAGI MAHASISWA PENDIKKAT

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA

MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Disusun Oleh:

Ancella Kristanti

NIM: 181124067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

Kepada

Mendiang Nenek yaitu Maria Magdalena Djuarti dan Ibuku yaitu Hari Taat

Prihatini, yang telah mendukung, doa, dan kepercayaan kepada saya selama proses

studi dan penyusunan Skripsi dari awal hingga akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTO

Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh oleh seseorang, tapi pendidikan adalah

sebuah proses seumur hidup

-Gloria Steinem-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Juli 2022

Penulis,

Ancella Kristanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ancella Kristanti

NIM : 181124067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOODLE SEBAGAI E-LEARNING BAGI

MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA PENDIKKAT SELAMA

MASA PANDEMI COVID-19 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin maupun

memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 8 Juli 2022

Yang Menyatakan,

Ancella Kristanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOODLE SEBAGAI E-

LEARNING BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA MASA PANDEMI COVID-

19. Tujuan penulisan ini berdasarkan keingintahuan terhadap keefektifan

penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendidikan Keagamaan

Katolik Universitas Sanata Dharma terutama di masa pandemi COVID-19. Belajar

dari rumah (BDR) merupakan kebijakan baru yang diterapkan oleh Kemendikbud

bagi semua pelajar di Indonesia. Diikuti dengan kebijakan baru dalam Universitas

Sanata Dharma yang menerapkan pembelajaran daring bagi mahasiswanya di masa

pandemi. Masa Pandemi melatih serta menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang

dapat dikembangkan melalui e-learning. Universitas Sanata Dharma memiliki

learning management system (LMS) dalam bentuk moodle yang dapat diakses di

htpps://belajar.usd.ac.id atau diunduh di play store maupun app store. Pembelajaran

yang dilakukan melalui moodle sebagai e-learning memiliki banyak tantangan,

diantaranya kendala jaringan dan keterbatasan kuota. Berdasarkan permasalahan

yang terjadi, penulis merumuskan pertanyan sebagai berikut. Bagaimana efektivitas

penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendikkat Universitas

Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19? Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuantitatif deskriptif dengan subjek penelitian 202 mahasiswa Program

Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data

dari penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket dan wawancara. Penelitian

ini menggunakan dua aspek yaitu moodle dan e-learning dalam mengembangkan

instrumen kuesioner. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa

25 pernyataan dinyatakan valid. Selain itu, berdasarkan uji realibilitas menunjukan

nilai Cronbachs’s Alpha sebesar 0,937 yang termasuk dalam kategori sempurna.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata (mean) 82,41 dan 41% mahasiswa

merasa moodle sebagai e-learning efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat

Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. 50% mahasiswa merasa

moodle sebagai e-learning cukup efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat

Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. 9% mahasiswa merasa

moodle sebagai e-learning kurang efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat

Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil

tersebut rata-rata mahasiswa prodi Pendikkat merasa bahwa moodle sebagai e-

learning cukup efektif digunakan bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata

Dharma di masa pandemi COVID-19.

Kata Kunci: Efektivitas, Penggunaan Moodle, E-learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

This thesis is entitled THE EFECTIVITY OF USING MOODLE AS AN E-

LEARNING FOR CATHOLIC EDUCATION STUDENTS OF SANATA

DHARMA UNIVERSITY DURING THE COVID-19 PANDEMIC. The

motivation for this thesis came from an interest in the efficiency of moodle as an e-

learning platform for Catholic Education students at Sanata Dharma University,

particularly during the COVID-19 pandemic. The Ministry of Education and

Culture has just established a new policy known as learning from home (BDR) for

all Indonesian students. Sanata Dharma University then instituted a new regulation

that required its students to complete their coursework online throughout the

pandemic. Through e-learning, self-study habits may be created and reinforced

during the Pandemic Period. Sanata Dharma University provides a learning

management system (LMS) in the form of Moodle, which may be viewed through

https://learning.usd.ac.id or downloaded through the play store or app store.

Moodle-based e-learning presents a number of difficulties, including network limits

and quota limitations. The author formulates the following questions in response to

the challenges that arise. How helpful has Moodle been as an e-learning platform

for Pendikkat students at Sanata Dharma University during the COVID-19

pandemic? This study utilized descriptive quantitative research methods on 202

students from the Catholic Education Study Program at the University of Sanata

Dharma Yogyakarta. This study's data is compiled through the distribution of

questionnaires and interviews. This study develops a questionnaire instrument

using two features, namely moodle and e-learning. According to the findings of the

instrument validity test, 25 statements are confirmed valid. Furthermore,

Cronbach's Alpha of 0.937 falls into the excellent range according to the

dependability test. The study's findings revealed an average (mean) score of 82.41,

with 41% of students stating that Moodle as an e-learning platform was effectively

employed for students at Sanata Dharma University's Education and Training

Center during the COVID-19 pandemic. During the COVID-19 epidemic, 50% of

students indicated that Moodle as an e-learning platform is very useful for students

at Sanata Dharma University's Education and Training Center. During the

COVID-19 pandemic, 9% of students consider that moodle as an e-learning

platform is less effective for Sanata Dharma University Education and Training

students. Based on these findings, Pendikkat students stated that Moodle as an e-

learning platform is quite effective for students of Sanata Dharma University's

Education and Education Department during the COVID-19 pandemic.

Keywords: Efectivity, Using Moodle, E-learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan berkat-Nya dalam setiap proses penyusunan hingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN

MOODLE SEBAGAI E-LEARNING BAGI MAHASISWA PENDIKKAT

UNIVERSITAS SANATA DHARMA SELAMA MASA PANDEMI COVID-

19.

Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana moodle digunakan

oleh mahasiswa Pendikkat terutama dalam mengembangkan pembelajaran

sepanjang hayat yang akan berguna bagi mahasiswa Pendikkat sebagai calon

katekis maupun calon guru di masa depan. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam

proses penyusunan skripsi ini penulis banyak bantuan, bimbingan, arahan dan

semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya yang kepada:

1. Cecilia Paulina Sianipar S.Pd., M.Si., MM.Ed. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan banyak perhatian, meluangkan waktu, dan membimbing

penulis dengan sabar, serta memberi masukan dan saran sehingga penulis dapat

lebih termovitasi dalam menyelesaikan dari awal hingga akhir penyusunan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

2. Yoseph Kristianto, SFK, M. Pd selaku dosen pembimbing akademik dan

penguji II yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan

skripsi dari awal hingga akhir.

3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku penguji III yang telah memberikan dukungan

dan bantuan dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir dan Ketua

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

4. Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik yang telah

mendidik dan mebimbing selama studi berlangsung.

5. Keluarga besar Djuarti yang telah memberikan seluruh doa, kasih sayang,

kepercayaan serta dukungan baik secara materil maupun non materil.

6. Sahabat-sahat terkasih terutama Bella Vista Baumanns, Adelia Evelyn Calista,

Yaya Andrea, Hervin Oktalinta, Ricardo Arbim dan Nicholas Andreson yang

selalu menemani penulis dalam setiap pergulatan penyusunan skripsi dan telah

memberikan banyak dukungan serta doa.

7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Angkatan 2018

terutama Imelda Theresia, Heriberta Putri Ancilla Domini dan Agustina Ika

Debby yang telah membantu dan menemani penulis dalam menyusun skripsi

maupun berkas-berkas yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu dalam partisipasinya

membantu penulis dalam menyelesaikan proses studi terlebih dalam

penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta,8 Juli 2022

Penulis

Ancella Kristanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv

MOTO…………………………………………………………………………….v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………………vii

ABSTRAK……………………………………………………………………....viii

ABSTRACT………………………………………………………………………..ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xvi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii

DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………….xviii

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4

C. Batasan Masalah ................................................................................ 4

D. Rumusan Masalah.............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

G. Metode Penelitian .............................................................................. 6

H. Sistematika Penelitian ........................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Kajian Teori....................................................................................... 9

1) Efektivitas .......................................................................................... 9

a. Pengertian Efektivitas ................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

b. Efektivitas Pembelajaran ............................................................. 10

2) Pendidikan Tinggi ............................................................................ 11

a. Pengertian Pendidikan Tinggi ...................................................... 11

b. Fungsi pendidikan tinggi ............................................................. 12

c. Tujuan pendidikan tinggi ............................................................. 12

d. Pendidikan tinggi di masa pandemi ............................................. 13

a) Sistem pembelajaran daring indonesia (SPADA) ................... 13

b) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ........................ 15

3) E-learning ........................................................................................ 16

a. Sejarah e-learning......................................................................... 16

b. Pengertian e-learning .................................................................... 17

c. Karateristik Kelebihan e-learning ................................................. 18

d. Persyaratan kegiatan belajar e-learning ......................................... 18

e. Model penyelenggaraan e-learning ............................................... 19

f. Strategi Implemntasi e-learning .................................................... 20

g. Fungsi e-learning .......................................................................... 20

h. Manfaat e-learning ....................................................................... 21

i. Peran setiap pihak dalam e-learning.............................................. 22

j. Kelemahan e-learning ................................................................... 23

4) Moodle ............................................................................................. 24

a. Sejarah Moodle ............................................................................. 24

b. Pengertian Moodle ........................................................................ 25

c.Fitur dalam Moodle ....................................................................... 26

d.Kelebihan Moodle......................................................................... 29

e.Kekurangan Moodle ...................................................................... 30

5) Pengertian Pembelajaran Daring ....................................................... 30

a. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 30

b. Pengertian Pembelajaran Daring ................................................... 31

6) Blended Learning ............................................................................. 32

a. Pengertian blended learning.......................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

b. Kategori blended learning ............................................................ 33

c. Kelebihan blended learning .......................................................... 34

d. Kekurangan blended learning ....................................................... 34

e. Klasifikasi blended learning ......................................................... 35

B. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 37

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 37

B. Desain Penelitian ............................................................................. 37

C. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 37

D. Populasi dan Sample penelitian ........................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Pegumpulan Data ............. 39

1. Definisi Konseptual ............................................................................ 39

2. Definisi Operasional .......................................................................... 39

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40

4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 41

a. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian..................................................... 42

b. Pengembangan Instrumen ........................................................... 43

F. Teknik Analisis Instrumen ............................................................... 46

1. Uji Validitas Instrumen...................................................................... 46

2. Uji Reliabilitas Instrumen .................................................................. 48

G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 51

B. Pembahasan ..................................................................................... 64

C. Refleksi Katekis............................................................................... 65

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 68

A. Kesimpulan ..................................................................................... 68

B. Saran ............................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian…………………………………...(1)

Lampiran 2: Panduan Kuesioner ………………………………………………….(2)

Lampiran 3: Pernyataan Kuesioner …………………………………………….....(3)

Lampiran 4: Validitas Pertanyaan ………………………………………………...(5)

Lampiran 5: Hasil keseluruhan Kuesioner……………………………………….(14)

Lampiran 6: Hasil responden……………………….……………………………(23)

Lampiran 7: Hasil Wawancara…………………………………………………...(31)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang diambil untuk sampel……...38

Tabel 2. Profil Informan Wawancara…….………………………………....40

Tabel 3. Skala Likert dengan interval empat………………………………..42

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian……………………………………..42

Tabel 5.1 Pengembangan Instrumen Angket………………………………....43

Tabel 5.2 Instrumen Wawancara……………………………………………..45

Tabel 6.1 Penentuan Rtabel………………………………………………….....47

Tabel 6.2 Hasil Uji Validitas Intrumen……………………………………….47

Tabel 7.1 Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha……………………………49

Tabel 7.2 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………49

Tabel 8.1 Rangkuman stastik deskriptif secara keseluruhan…………………51

Tabel 8.2 Rangkuman hasil deskripsi frekuensi data keseluruhan…………...53

Tabel 8.3 Tabel Kategori Frekuensi secara keseluruhan……………………..54

Tabel 9.1 Rangkuman stastik deskriptif aspek moodle………………………56

Tabel 9.2 Rangkuman hasil deskripsi frekuensi aspek moodle………………57

Tabel 9.3 Tabel Kategori Frekuensi aspek moodle…………………………..59

Tabel 10.1 Rangkuman stastik deskriptif aspek e-learning……………………60

Tabel 10.2 Rangkuman hasil deskripsi frekentif aspek e-learning……………61

Tabel 10.3 Tabel Kategori Frekuensi aspek e-learning...……………………...63

Tabel 11 Hasil Pengujian Keseluruhan Responden………………………….65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR DIAGRAM BATANG

Diagram Batang 1. Statistik frequency data keseluruhan………………………53

Diagram Batang 2. Statistik frequency aspek moodle………………………….58

Diagram Batang 3. Statistik frequency aspek e-learning………………………62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Negara

Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional

UU : Undang-Undang

Permendikbud: Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan

Teknologi

B. Singkatan dalam Penelitian

df : Degree of Freedom

SPSS : Statistical Product and Service Sulutions

Std. : Standard

Xmax : Nilai Maksimal

Xmin : Nilai Minimal

Mi : Mean Ideal

SDi : Standar Deviasi Ideal

C. Singkatan lain

WHO : World Health Organization

COVID-19 : Corona Virus Disease 2019

BDR : Belajar dari Rumah

Daring : Dalam Jaringan

Luring : Luar Jaringan

Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik

LMS : Learning Management System

USD : Universitas Sanata Dharma

P3MP : Pusat Perkembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran

SPADA : Sistem Pembelajaran Daring Indonesia

Kemendikbud : Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Dikti : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

PT : Perguruan Tinggi

PD Dikti : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

MBKM : Merdeka Belajar Kampus Merdeka

PTN : Perguruan Tinggi Negeri

SKS : Satuan Kredit Semester

CBT : Computer Based Training

PC : Personal Computer

CD-ROM : Compact Disc read only memory

LAN : Local Area Network

WAN : Wide Area Network

CMS : Content Management System

Moodle : Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment

VLE : Virtual Learning Environment

PDF : Portable Document Format

SCROM : Sharable Content Object Reference Model

COLLES : Constructivist Online Learning Environment Survey

ATTLS : Attitudes to Thinking and Learning Survey

MB : Megabit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak maret 2020 World Health Organization (WHO) menyatakan virus

COVID-19 sebagai pandemi akibat tingkat penyebarannya yang eksponensial

secara global (Satuan Tugas Penangan COVID-19, 2021). Pandemi COVID-19

berpengaruh terhadap pendidikan termasuk di Indonesia. Masa pandemi melatih

serta menanamkan kebiasaan belajar mandiri bagi mahasiswa melalui kelas daring

yang diikuti. Dosen juga merupakan salah satu yang mendapat tantangan di masa

pandemi dengan memastikan bahwa mahasiswa mampu memahami materi

pembelajaran (Hendayana, 2020).

Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor 15 tahun

2020 mengenai Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) selama darurat

COVID-19 menguraikan pembelajaran jarak jauh yang dapat dilakukan selama

masa pandemi, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan

pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Pembelajaran jarak jauh daring

dilaksanakan dengan media gawai atau gadget seperti laptop, handphone dan

aplikasi belajar lainnya, sedangkan pembelajaran jarak jauh secara luring dapat

dilakukan dengan modul belajar, alat peraga, radio, lembar kerja, televisi, bahan

ajar cetak, dan media di sekitar lingkungan (Kemendikbud, 2020:2-3).

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma

menerapkan pembelajaran daring sesuai dengan Surat Edaran Rektor Drs. Johanes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. tentang kebijakan kegiatan kampus Universitas Sanata

Dharma di tengah Pandemi Nomor: 529/Rektor/XII/2020 yang dikeluarkan pada

tanggal 21 Desember 2020. Pada penerapan pembelajaran daring ini mengharuskan

para dosen dan mahasiswa untuk beradaptasi secara cepat dengan teknologi. Hal ini

tentu saja membutuhkan banyak usaha, tenaga dan pikiran untuk beradaptasi dalam

pembelajaran secara daring. Melalui arahan Rektor ini, Program studi Pendidikan

Keagamaan Katolik menerapkan pembelajaran daring dengan menggunakan

jaringan komunikasi seperti whatsapp, zoom, google meet, dan aplikasi

pembelajaran seperti google classroom dan learning management system (LMS)

atau biasa disebut moodle USD.

Berbagai macam model pembelajaran daring salah satunya adalah

pembelajaran dengan berbasis blended learning. Menurut Hartono dan Rustaman

(2008:19), blended learning dalam pembelajaran yang dilakukan secara online

perlu disusun agar penyajian bahan ajarnya memiliki daya tarik yang

menyenangkan, misalkan dengan bentuk video dan animasi. Bahan ajar ini dapat

dikemas dalam bentuk Learning Manajemen System (LMS) misalnya dengan

menggunakan Moodle.

Dalam buku panduan untuk mahasiswa belajar.usd.ac.id dituliskan bahwa

Universitas Sanata Dharma sudah menggunakan aplikasi belajar (e-learning) yaitu

exelsa sejak tahun 2012 yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan dan

Penjaminan Mutu Pembelajaran (P3MP) dengan alamat http://exelsa2012.usd.ac.id.

Sejak tahun 2018 Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran mulai

memikirkan pengembangan moodle USD agar lebih berkembang sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

direncanakan bahwa nantinya moodle USD dapat diakses melalui mobile

application. Pada tahun 2019, PPIP melanjutkan pembaharuan dengan moodle

versi 3.5 yang dapat diakses di htpps://belajar.usd.ac.id, dan Learning Manajemen

System (LMS) yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store.

Penggunaan moodle bagi mahasiswa Pendikkat di masa pandemi dimulai dari

presensi, pembagian materi, pengumpulan tugas, diskusi, pembagian link zoom, dan

pengumuman lainnya. Bagi dosen moodle USD dapat digunakan untuk persiapan

bahan ajar, membuat dan mengedit bahan ajar, menambahkan resources,

menambahkan aktivitas dan penilaian. Dalam hal ini moodle USD sudah menjadi

media bagi mahasiswa dan dosen Sanata Dharma selama masa pandemi, walaupun

seringkali sinyal menjadi masalah bagi mahasiswa dan dosen Pendikkat sehingga

mahasiswa maupun dosen sulit mengakses moodle USD.

Abidin dan Nawi (dalam Darmawan 2014:26) menyatakan bahwa e-learning

merupakan pembelajaran yang menggunakan sistem online berbasis internet

sebagai penghubung di antara pengajar dan pelajar. Moodle menjadi terobosan e-

learning bagi mahasiswa dan dosen Pendikkat di masa pandemi yang dapat

digunakan untuk interaksi pembelajaran Mahasiswa dan Dosen dari mana saja dan

kapan saja.

Maka dengan diadakannya penelitian ini, penulis ingin mengetahui

bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa

Pendikkat selama masa pandemi. Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memunculkan kebebasan belajar yang baru yaitu pembelajaran yang dapat

dilakukan di mana saja dan kapan saja sehingga mahasiswa dapat beradaptasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

dengan berbagai perubahan yang terjadi dan memiliki rasa keingintahuan yang

tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1) Pembelajaran jarak jauh daring menggunakan gadget dan aplikasi belajar

menjadi hal baru baik bagi dosen mahasiswa.

2) Keterbatasan teknis seperti gadget yang kurang memadai, sinyal yang terkadang

buruk serta hal teknis lainnya menjadi hambatan baik bagi pendidik maupun

peserta didik sehingga perlu diketahui efektivitas pembelajaran dengan

menggunakan media e-learning yaitu moodle.

3) Penggunaan moodle sebagai e-learning di masa pandemi harus terus

dikembangkan, tidak hanya di masa pandemi, namun juga untuk seterusnya.

C. Batasan Masalah

1) Batasan Keilmuan

Penelitian ini masuk ke dalam lingkup Ilmu Pendidikan khususnya pembelajaran

mandiri menggunakan e-learning seperti moodle.

2) Batasan Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendikkat Sanata

Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

3) Batasan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus V

yang terletak di Kotabaru.

4) Batasan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan 25 April sampai 23 Mei tahun 2022.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning

bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-

19?”

E. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Utama

Mengetahui efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi

mahasiswa Pendikkat selama masa pandemi.

2) Tujuan Khusus

a) Mengetahui macam-macam aktivitas dalam moodle.

b) Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan moodle sebagai e-

learning bagi mahasiswa Pendikkat di masa pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

F. Manfaat Penelitian

1) Bagi Ilmu Pengetahuan

Mengetahui efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa

Pendikkat Universitas Sanata Dharma selama pandemi.

2) Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menggunakan moodle secara maksimal agar pembelajaran

dapat berjalan secara efektif.

3) Bagi Dosen

Dosen dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran secara efektif dengan

menggunakan moodle.

4) Bagi Peneliti

Sebagai salah satu media memperkaya wawasan ilmu pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang

diterima selama masa studi.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif

deskriptif. Menurut Kasiram (2008), penelitian kuantitatif dapat dijelaskan sebagai

suatu proses mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka

sebagai alat untuk menguraikan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta angkatan 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021. Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

menggunakan penyebaran kuisioner sebagai teknik pengumpulan data yang berisi

pernyataan yang disebar melalui google form.

H. Sistematika Penelitian

Gambaran umum dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

BAB I: Berisi mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II: Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian dari efektivitas,

pengertian pendidikan tinggi, fungsi pendidikan tinggi, tujuan pendidikan tinggi,

pendidikan tinggi di masa pandemi, sejarah e-learning, pengertian e-learning,

karakteristik kelebihan e-learning, persyaratan kegiatan belajar e-learning, model

penyelenggaraan e-learning, stategi implementasi e-learning, fungi e-learning,

manfaat e-learning, peran setiap pihak dalam e-learning, kelemahan e-learning,

sejarah moodle, pengertian moodle, fitur moodle, kelebihan moodle, kekurangan

moodle, pengertian pembelajaran, pengertian pembelajaran daring, pengertian

blended learning, kategori blended learning, kelebihan blended learning,

kekurangan blended learning, dan klasifikasi blended learning.

BAB III: Berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data,

teknik pengembangan instrumen dan teknik analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB IV: Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini menjelaskan mengenai hasil

data, analisis data, pembahasan mengenai efektivitas pembelajaran dengan

menggunakan moodle sebagai e-learning bagi mahasiswa Pendikkat di masa

pandemi, refleksi katekis dan keterbatasan penelitian.

BAB V : Penutup. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

dan diakhiri dengan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1) Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektivitas dipahami dengan tiga

pemahaman. Pemahaman efektivitas yang pertama adalah adanya suatu efek,

akibat, pengaruh dan kesan, pemahaman efektivitas yang kedua adalah manjur atau

mujarab dan pemahaman yang ketiga adalah dapat mengakibatkan hasil atau hasil

guna. Kata efektif diambil dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh dan kata

efektif yang berarti memiliki pengaruh atau akibat dari suatu unsur. Jadi efektivitas

ialah keberpengaruhan atau keberhasilan setelah melakukan sesuatu (P3B, 1995).

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer

mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau

sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan

(Rosalina, 2012:3).

Menurut Sardjuli (2001: 17) efektivitas adalah suatu kegiatan yang berkaitan

dengan sejauh mana suatu rencana atau keinginan dapat direalisasikan. Dari

beberapa pengertian mengenai efektivitas di atas dapat dilihat bahwa efektivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

merupakan keberhasilan dari suatu tujuan yang sudah direncanakan kepada sesuatu

kegiatan.

b. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar yang bukan hanya berpusat

kepada hasil belajar peserta didik tetapi pembelajaran efektif adalah dimana proses

belajar mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan,

kesempatan, dan mutu yang mampu diterapkan dalam kehidupan (Khanifatul

2013:15). Menurut Supardi (dalam Rohmawati 2017:16) pembelajaran yang efektif

adalah kombinasi yang sistematis meliputi manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan tata cara belajar yang diarahkan untuk memperbaiki perilaku

siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang

dimiliki siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Miarso (dalam Rohmawati 2017:16) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran

merupakan salah satu kriteria mutu pendidikan dan sering kali dinilai dengan

terlaksananya tujuan, atau juga diartikan sebagai akurasi dalam mengelola suatu

situasi “doing the right things”.

Menurut Harry Firman (2021:34) keefektifan pembelajaran memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: pertama berhasil mengantar peserta didik mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Kedua, memberikan pembelajaran yang

menarik sehingga membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan. Ketiga, memiliki sarana yang mampu mendukung proses belajar

mengajar. Menurut Kaharudin (dalam Asri 2022:16) terdapat 4 unsur yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mendukung keefektifan pembelajaran yaitu pertama kualitas pembelajaran, sejauh

mana penyampaian informasi atau kemampuan membantu peserta didik dengan

mudah meninjau bahan. Kedua, kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauh mana

guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap mempelajari suati materi baru

yang dapat dilihat dari kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan, motif, tujuan,

keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang dipelajari. Ketiga, insentif

yaitu sejauh mana guru mengetahui bahwa peserta didik memiliki semangat untuk

mengerjakan tugas dan mempelajari bahan yang sedang disediakan. Keempat,

waktu di mana peserta didik diberi cukup waktu untuk mempelajari bahan yang

diajarkan.

2) Pendidikan Tinggi

a. Pengertian Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi ialah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi (UU No.20 mengenai sistem pendidikan

nasional 2003:19). Pendidikan tinggi merupakan pijakan akhir seluruh jenjang

pendidikan dan sebagai sarana pembentukan sarjana yang mempunyai budi pekerti

luhur, melaksanakan nilai-nilai kebudayaan, memajukan kehidupan dan

membentuk satria pinandita (Harsono, 2008:22).

Menurut Fuad Ihsan (2013:130) pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari

pendidikan menengah yang dilakukan guna menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan profesional untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dapat menerapkan, meningkatkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan,

teknologi, mesin (Ihsan dikutip dalam Irnawati (2019:5).

Proses pengajaran pada perguruan tinggi tidak hanya dilakukan melalui

transfer of knowledge tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademi dan profesional di

bidangnya, selain itu pengajaran juga dilakukan untuk manusia yang bermoral

dan berbudi baik (Nurpratiwi, 2021).

b. Fungsi pendidikan tinggi

Menurut UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, terdapat tiga fungsi

pendidikan tinggi. Pertama, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Kedua, mengembangkan masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan

mahasiswa (sivitas akademika) yang kreatif, inovatif, kooperatif, terampil,

responsif dan berdaya saing melalui pelaksanaan Tridharma yaitu pendidikan,

penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegita yaitu mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan mencermati dan menerapkan nilai disiplin

akademik yang meninjau nilai intrinsik (humaniora).

c. Tujuan pendidikan tinggi

Menurut UU No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi terdapat empat

tujuan pendidikan tinggi. Pertama, berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak

mulia, kompeten, sehat, berilmu, terampil, kreatif, mandiri, cakap dan berbudaya

untuk kepentingan bangsa. Kedua, mewujdukan lulusan yang menguasai cabang

ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk mencakup kepentingan nasional dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

peningkatan daya saing bangsa. Ketiga, mewujudkan ilmu pengetahuan dan

teknologi melalui penelitian yang memedulikan dan melaksanakan nilai humaniora

agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan

kesejahteraan umat manusia. Keempat, dihasilkan pengabdian kepada masyarakat

berbasis pengetahuan dan karya penelitian yang bermanfaat dalam meningkatan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Pendidikan tinggi di masa pandemi

a) Sistem pembelajaran daring indonesia (SPADA)

SPADA Indonesia adalah singkatan dari Sistem Pembelajaran Daring

Indonesia. Menurut Kemendikbud Dikti, SPADA Indonesia merupakan salah satu

program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mengembangkan keseimbangan mengenai

akses pembelajaran yang bermutu di Perguruan Tinggi.

Menurut Kemendikbud Dikti, SPADA Indonesia dikembangkan untuk

menjawab beberapa tantangan pendidikan tinggi seperti:

“Kapasitas perguruan tinggi yang terbatas; keterjangkauan PT yang rendah

dikarenakan sebaran yang kurang merata; masih banyaknya perguruan tinggi

yang belum memiliki sumber daya pendidikan yang memadai dan berkualitas,

perguruan tinggi bermutu lebih banyak masih terkonsentrasi di pulau Jawa;

masih rendahnya layanan pendidikan tinggi yang setara dan bermutu; dan

masih rendahnya jaminan pemenuhan kebutuhan dan permintaan pendidikan

tinggi yang bermutu”. (Winarto 2021:1)

Implementasi SPADA Indonesia menurut Kemendikbud Dikti adalah

perguruan tinggi (PT) dapat memberikan mata kuliah terbaik agar mahasiswa lain

dari perguruan tinggi lain dapat berpartisipasi. PT yang menyelengarakan disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

dengan Perguruan Tinggi Penyelenggara. PT yang mahasiswanya melaksanakan

perkuliahan daring yang ditawarkan disebut dengan Perguruan Tinggi Pengguna.

Perguruan Tinggi Penyelenggara bekerjasama dengan beberapa Perguruan

Tinggi Pengguna. Mata kuliah yang diusulkan PT Penyelenggara, terlebih dahulu

disaring dan dipastikan kualitasnya oleh tim penjamin mutu (quality assurance

team) yang telah ditunjuk oleh Direktorat Pembelajaran. Mata kuliah yang telah

lolos uji kelayakan dari tim penjamin mutu dapat langsung ditawarkan kepada

mahasiswa dari Perguruan Tinggi Pengguna untuk kemudian dapat dilakukan

proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dari mata kuliah daring yang diusulkan dapat diakses

melalui learning management system (LMS) SPADA Indonesia atau melalui LMS

Perguruan Tinggi Penyelenggara. Proses pembelajaran didata, dipantau dan

dievaluasi melalui sistem aggregator SPADA Indonesia. Oleh karena itu, untuk

mata kuliah daring yang dilakukan dalam aplikasi LMS Perguruan Tinggi

Pengguna harus menyiapkan webservice yang terhubung ke aggregator SPADA

Indonesia. Data SPADA Indonesia terhubung dengan Pangkalan Data Pendidikan

Tinggi (PD Dikti), sehingga segala sesuatunya baik dari sisi Perguruan Tinggi

Penyelenggara dan Perguruan Tinggi Pengguna harus sudah terdaftar di PD Dikti.

Universitas Sanata Dharma terhubung dengan SPADA melalui moodle dengan

alamat url https://spada.kemdikbud.go.id/lms/belajar.usd.ac.id.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu ketentuan dari

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program dari

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar

Program Studi (Kemendikbud Dikti, 2020). Dalam buku panduan mengenai

MBKM dikatakan bahwa MBKM didirikan untuk mempersiapkan mahasiswa

dalam perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat.

Kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih mengikuti kebutuhan zaman.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dalam buku panduan MBKM (2020) mengatakan:

Program utama MBKM yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru,

perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi

negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar

program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar

program studi, tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan

mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan

aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Tujuan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka adalah pertama,

program “hak belajar tiga semester di luar program studi” adalah untuk

mengembangkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih

siap dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kedua, mempersiapkan lulusan sebagai

pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Ketiga, memiliki

program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel sehingga dapat

memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan

bakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

3) E-learning

a. Sejarah e-learning

Menurut Darmawan (2014:23) e-learning bermula dari pembelajaran jarak

jauh (distance learning) di mana belum banyak gedung sekolah dibangun sehingga

pembelajaran dilaksanakan dengan mengirim pendidik ke luar sekolah untuk

memberikan pengajaran secara tatap muka kepada peserta didik. Seiring

berjalannya waktu makna pembelajaran jarak jauh berubah dengan seiring

berkembangnya teknologi. Sejumlah institusi berupaya menciptakan komunikasi

yang interaktif salah satunya dengan media internet maka terciptalah electronic

learning atau e-learning.

Menurut Hyatt, dalam Kamarga, e-learning mulai mengalami perubahan pada

pembatasan dan orientasi yang mengarah kepada “pemisahan fisik instruktur dan

siswa dan penggunaan beberapa sistem penyampaian teknologi” (Darmawan

2014:23). E-learning sendiri tidak lepas dari keberadaan komputer dan Internet

yang semakin maju, maka pada tahun 1970 menjadi tahun pertama kemunculan e-

learning dan mulai berkembang pada tahun 1990.

E-learning pertama kali dikenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana

dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer dan komputer bernama

PLATO. Pada tahun 1990 pada era CBT (Computer-Based Training) muncullah

aplikasi e-learning dalam bentuk PC standlone atau CD-ROM, isi materi berupa

multimedia (video dan audio dalam format mov, mpeg-1 atau avi). Pada tahun 1994

CBT diterima oleh masyarakat dan berkembang dalam bentuk paket-paket yang

diproduksi secara masal dan menarik. Pada tahun 1997, LMS atau Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Management System muncul dengan koneksi internet, jarak bukan lagi menjadi

halangan dan LMS dapat mengatasi masalah jarak antara pengajar dan peserta

didik. Pada tahun 1999, aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total,

LMS mulai dapat diakses dengan situs informasi, majalah, video streaming, dan

format data yang lebih standar dan berukuran kecil. (Husamah, 2014:134). Pada

masa kini LMS berbasis web banyak digunakan sebagai alternatif pendidikan

terlebih di masa pandemi.

b. Pengertian e-learning

Menurut Koran dalam Rusman (Husamah 2014:39), e-learning adalah

media pengajaran dan pembelajaran yang menjalankan rangkaian elektronik (LAN,

WAN, atau internet) untuk menyajikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

Purbo dalam Rusman (dalam Husamah 2014:41), menjelaskan bahwa istilah “e”

atau singkatan dari elektronik dalam e-learning dimanfaatkan sebagai istilah untuk

segala teknologi yang diterapkan untuk mengembangkan usaha-usaha pengajaran

lewat teknologi elektronik internet. Menurut Dong dalam Kamarga (Husamah

2014:39), e-learning adalah kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat

elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (dalam Husamah 2014:39), berpendapat bahwa e-learning mengacu

pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang

dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

Tafiardi (2005:87) mendefiniskan “E-learning sebagai pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika”. E-learning merupakan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

metode pembelajaran yang menggunakan media elektronik atau device tertentu

sebagai perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran (Rahmawati,

2019:128).

c. Karateristik Kelebihan e-learning

Cisco dalam Kamarga (dalam Darmawan 2014:27) mendiskripsikan e-

learning dalam berbagai karakteristik, antara lain e-learning merupakan

penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan pelatihan secara online. E-

learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya hasil-hasil belajar

yang diperoleh secara konvensional, sehingga dapat menjawab tantangan

perkembangan globalisasi. E-learning memperkuat model belajar kovensional

dengan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. E-learning akan

menyebabkan kapasitas peserta didik bervariasi bergantung pada bentuk konten dan

alat peyampaiannya.

d. Persyaratan kegiatan belajar e-learning

Ada beberapa persyaratan kegiatan belajar e-learning menurut Hartanto

(2016:134-135). Pertama, melalui pemanfaatan jaringan internet atau Local Area

Netwon (LAN) atau Wide Area Network (WAN). Kedua, tersedianya dukungan

layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM

atau bahan cetak. Ketiga, tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu

peserta didik belajar apabila mengalami kesulitan. Keempat, lembaga pendidikan

yang mengerti cara mengelola sistem pembelajaran ini. Kelima, sikap positif

peserta didik dan pendidik terhadap teknologi komputer. Keenam, rancangan sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

pembelajaran yang dapat dipelajari dan diketahui oleh setiap peserta didik. Ketujuh,

sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan peserta belajar. Kedelapan,

umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan penyelengara kegiatan

belajar melalui e-learning.

e. Model penyelenggaraan e-learning

Menurut Prawiradilaga (2013:36) e-learning diklasifikasikan ke dalam tiga

bentuk atau model yaitu adjunct, model mixed atau blended dan model fully online.

Model adjunct adalah model yang dilaksanakan dengan proses pembelajaran

tradisional plus yang artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem

penyampaian online sebagai pengayaan. Contohnya ketika seorang pendidik

menyampaikan materi di kelas lalu pendidik memberi tugas kepada peserta didik

untuk mencari informasi dari internet.

Model mixed atau blended adalah sistem penyampaian secara online sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik

proses tatap muka maupun pembelajaran secara online merupakan kesatuan yang

utuh. Dalam model ini masalah relevansi topik pelajaran mana yang dapat

dilakukan secara online dan mana yang dilakukan secara tatap muka menjadi faktor

pertimbangan penting dalam penyesuaian dengan tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, dan karakteristik peserta didik maupun kondisi yang ada. Model fully

online adalah interaksi pembelajaran yang menyampaikan bahan ajar secara online

seperti yang dilakukan banyak lembaga pendidikan di masa pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

f. Strategi Implementasi e-learning

Menurut Koswara (dalam Husamah 2014:151-152) ada beberapa strategi

pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning antara

lain yang pertama, belajar dengan mengerjakan (learning by doing) yaitu belajar

dengan melakukan apa yang hendak peserta didik pelajari. Kedua, pembelajaran

insidental (incidental learning) yaitu mempelajari sesuatu secara tidak langsung

dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat dipelajari secara tidak langsung.

Ketiga, belajar dengan refleksi (learning by reflection) yaitu mempelajari sesuatu

dengan mengembangkan gagasan mengenai suatu subyek yang hendak dipelajari.

Keempat, pembelajaran berbasis kasus (case based learning) pembelajaran ini

bergantung kepada narasumber atau ahli dalam kasus yang dapat dikumpulkan

mengenai materi yang hendak didalami. Kelima, belajar dengan mengeksplorasi

(learning by exploring) mempelajari dengan mendalami subyek yang hendak

didalami.

g. Fungsi e-learning

Fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas diuraikan

menjadi tiga menurut Darmawan (2014:29):

1) Suplementasi (tambahan), yaitu peserta didik mempunyai kebebasan untuk

memilih, akan memanfaatkan materi e-learning atau tidak. Dalam hal ini, tidak

ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi e-learning tetapi

walaupun sifatnya opsional peserta didik dapat memanfaatkannya sebagai

tambahan pengetahuan atau wawasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

2) Komplemen (pelengkap), yaitu materinya diprogramkan untuk melengkapi

materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas atau dapat

sebagai program remedial. Dikatakan sebagai program remedial karena jika

peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi di kelas maka materi

diberikan untuk kesempatan peserta didik agar lebih mudah memahami materi

pembelajaran.

3) Substitusi (pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan

beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya.

Tujuannya agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan

pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas sehari-hari peserta didik.

h. Manfaat e-learning

Menurut Bates dan Wulf (dalam Darmawan 2014:33-34) manfaat e-learning

sebagai berikut: pertama, meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta

didik dan pendidik. Kedua, memungkinkan terjadinya pembelajaran dari mana saja

dan kapan saja. Ketiga, menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.

Keempat, mempermudah pembaharuan dan penyimpanan materi pembelajaran.

Manfaat e-learning adalah siswa dan guru dapat berkomunikasi secara

mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja tanpa dibatasi oleh

jarak, tempat dan waktu. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar sehingga

keduanya bisa saling menilai sampai mana bahan ajar sudah dipelajari. Siswa dapat

belajar mengulas kembali bahan ajar di mana saja dan kapan saja karena bahan ajar

tersimpan di komputer. Guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran

siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih efisien karena bagi

mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional akan

menjadi lebih mudah (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini,

1997 dalam Muzid & Munir 2005:30).

Menurut Kamarga (dalam Darmawan 2014:34) manfaat e-learning dalam

organisasi belajar adalah pertama meningkatakan produktivitas karena perjalanan

waktu dalam e-learning dapat direduksi. Kedua, mempercepat proses inovasi

dengan pembaharuan kompetensi sehingga kompentesi selalu memberi nilai

melalui kreativitas dan inovasi sumber daya manusia. Ketiga, efisiensi karena dapat

dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan mencakup jumlah yang besar.

Keempat, flesksibel dan interaktif karena dapat dilakukan dimana saja selama

memiliki koneksi internet.

i. Peran setiap pihak dalam e-learning

Menurut Husamah (2014:148-150) ada lima pihak yang mendukung

kesuksesan program e-learning yaitu:

1) Peserta didik, peran utama dari peserta didik adalah untuk belajar sehingga perlu

untuk didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, motivasi belajar,

perencanaan dan kemampuan menganalisa dengan menggunakan modul belajar

yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2) Lembaga pendidikan, dalam tingkat universitas lembaga pendidikan

bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

3) Fasilitator, lembaga pendidikan harus menyediakan fasilitator yang mampu

menjadi penghubung antara peserta didik dengan lembaga pendidikan maka

fasilitator harus mengerti kebutuhan pesrta didik dan harapan yang diinginkan

lembaga pendidikan.

4) Staf penunjang, merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan,

sehingga e-learing tetap berada dijalur yang benar dengan pelayanan registrasi

peserta didik, pemesanan buku teks, penjadwalan, dan pengelolaan sumber daya

teknis.

5) Administrator, kebutuhan dan kesusksesan para peserta didik merupakan

tanggung jawab utama. Administrator seringkali berkerja sama dengan staf

penunjang untuk meyakinkan bahwa sumber daya teknologi harus

dikembangkan untuk keperluan akademis ke depan.

j. Kelemahan e-learning

Selain manfaat dan fungsi e-learning, ternyata e-learning juga menyebabkan

beberapa permasalahan antara lain menurut Darmawan (2014:38) adalah kurangnya

interaksi antara pendidik dan peserta didik dan antar peserta didik. Kemudian dapat

memperlambat values dalam proses pembelajaran, kecenderungan mengabaikan

aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek

bisnis atau komersial. Selain itu, proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

daripada pendidikan, perubahan peran pendidik dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional menjadi dituntut mengetahui teknik pembelajaran

mengunakan teknologi. Dari sisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki

motivasi belajar yang tinggi. Dari segi teknis, tidak semua tempat tersedia fasilitas

internet, serta kurangnya keterampilan yang berkaitan dengan internet dan

kurangnya penguasaan bahasa komputer oleh pelaku pendidikan.

4) Moodle

a. Sejarah Moodle

Content Management System (CMS) adalah sebuah aplikasi berbasis web

yang memiliki sistem yang sedemikian rupa sehingga memudahkan para pengguna

sekaligus pengelolanya dalam proses pembuatan, pembaharuan, dan publikasi

konten secara bersama (collaborative content management) (Rachdian, 2005:4).

Beberapa contoh umum CMS menurut Prasetio (2010:11) yang sering digunakan

adalah web content management, digital asset management, digital records

management, electronic content management, mobile contenet management, dan

learning management system.

Moodle adalah suatu Content Management System (CMS) yang

diperkenalkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002, seorang

computer scientist dan educator yang menghabiskan sebagian waktunya untuk

mengembangkan LMS (learning management system) di salah satu perguruan

tinggi di Kota Perth, Australia (Darmawan, 2014:69). Moodle merupakan sebuah

CMS berbasis open source yang saat ini digunakan oleh univeritas, lembaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

pendidikan, K-12 School, bisnis dan instruktur individual. Tujuannya untuk

mengirimkan online course dan sebagai perangkat tambahan bagi tradisional face to

face courses (Darmawan, 2014:70). Tools moodle sangat lengkap dan dapat

divariasikan sesuai tujuan belajar yang diinginkan, namun dibutuhkan kemampuan

dalam desain pembelajaran yang sangat baik jika ingin menggunakannya, bila tidak

moodle sebagai platform belajar online hanya akan menjadi sistem pengiriman

materi ajar tanpa disertai dengan pola pembelajaran yang terstruktur dengan baik

(Prawiradilaga, 2013:63).

b. Pengertian Moodle

Moodle sendiri merupakan singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic

Learning Environment. Learning Management System (LMS) ini merupakan salah

satu LMS papan atas (Irawan & Surjono, 2018:4). Menurut Herayanti,

Fuadunnazmi, & Habibi (2007:212) moodle adalah sebuah Open Source Course

Management System (CMS), yang berarti tempat belajar dinamis dengan

menggunakan model berorientasi objek, juga dikenal sebagai Learning

Management System (LMS) atau Virtual Learning Environment (VLE).

Sebagaimana yang dijelaskan Jati (2013:283) bahwa Moodle adalah suatu

perangkat yang canggih untuk membuat dan mengelola kursus, mengecek

kehadiran dan kinerja siswa, mengelola kuis dan tugas serta survei.

Moodle adalah suatu media yang dapat diakses dengan mudah dengan

komputer ataupun smartphone yang dihubungkan dengan jaringan internet (Altania

& Sungkono, 2021:61). Menurut Setiawan (2013:3) pembangunan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pengembangan e-learning saat ini bisa dibangun dengan perangkat lunak Learning

Management System (LMS) yang disebut moodle. Moodle merupakan perangkat

lunak open source yang mendukung implementasi e-learning dengan paradigma

terpadu di mana berbagai fitur penunjang pembelajaran dengan mudah dapat

diakomodasi dalam suatu portal e-learning.

c. Fitur dalam Moodle

Terdapat beberapa fitur dalam moodle yang dapat digunakan oleh dosen yang

tertulis berdasarkan Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (2019:5-59)

diantaranya sebagai berikut: course yaitu mata kuliah, pada course ini pengajar atau

dosen dapat mempersiapkan materi ajar, menyesuaikan jumlah topik kuliah,

menambahkan mahasiswa pada mata kuliah, mengimpor template atau course pada

moodle versi lama. Course juga mampu digunakan untuk membuat dan mengedit

bahan ajar.

Activity, merupakan sekelompok fitur di pada course yang biasa digunakan

oleh dosen untuk berinteraksi dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan

mahasiswa lainnya. Contohnya seperti membuat tugas online atau assignment,

membuat forum diskusi, membuat quiz, chatting dimana obrolan dapat disimpan

dapat dilihat untuk semua orang atau dapat juga membatasi obrolan tersebut, choice

aktivitas ini memungkinkan dosen untuk memberikan satu pertanyaan bagi

mahasiswa dan menawarkan beberapa pilihan, yang hasilnya dapat dilihat secara

umum ataupun anonym. Database aktivitas ini memungkinkan peserta untuk

menciptakan, menyimpan, atau mencari koleksi dalam suatu topik tertentu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

mahasiswa juga dapat saling berkolaborasi untuk mengumpulkan link website, pdf,

review dan juga dapat digunakan untuk memamerkan hasil karya mahasiswa yang

dapat dinilai oleh dosen. Feedback, dalam akitivitas ini memungkinkan dosen untuk

mengumpulkan feedback dari peserta, dengan menggunakan berbagai varian

pertanyaan seperti pilihan ganda, yes atau no questions dalam bentuk teks. Hasil

feedback dapat diatur supaya tetap anonim atau ditunjukkan ke seluruh peserta.

Feedback dapat digunakan untuk mengevaluasi course atau mata kuliah.

Glossary, aktivitas ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk menciptakan

dan menyimpan daftar istilah atau kosakata seperti layaknya kamus. Lesson,

aktivitas ini lebih bersifat ke bahan ajar interaktif berupa serangkaian halaman web

secara umum, Lesson dapat memberikan ruang skenario pembelajaran seperti:

Sequential learning, Self-directed learning, Self-directed assessment. SCROM

Page, SCORM (Sharable Content Object Reference Model) adalah kumpulan

spesifikasi yang digunakan untuk interoperabilitas, aksesibilitas, dan penggunaan

kembali konten pembelajaran berbasis web. Konten SCORM dapat dikirimkan ke

mahasiswa melalui Learning Management System (LMS) yang sesuai dengan versi

SCORM yang sama.

Survey, aktivitas ini menyediakan sejumlah instrumen survei terverifikasi,

termasuk COLLES (Constructivist On-Line Learning Environment Survey) dan

ATTLS (Attitudes to Thinking and Learning Survey), yang bermanfaat dalam

menilai dan merangsang pembelajaran di lingkungan online. Wiki, hampir mirip

seperti Database maupun Glossary, aktivitas ini dapat digunakan bagi mahasiswa

untuk bersama-sama menulis buku online, membuat konten pada topik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

ditetapkan oleh dosen atau untuk kolaborasi story telling dimana setiap peserta bisa

menulis satu baris atau kalimat yang saling berkesinambungan. Workshop, aktivitas

ini memungkinkan pengumpulan, peninjauan, dan assesment atas tugas mahasiswa.

Mahasiswa dapat mengirimkan file apapun seperti dokumen atau spreadsheet dan

dapat juga menuliskan teks secara langsung menggunakan text editor.

Resource, yaitu bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu proses

pengajaran baik berupa file, book, folder, label, page, maupun url. Penilaian dari

halaman tugas online, melalui fitur ini mahasiswa akan mendapatkan notifikasi

bahwa tugas mereka sudah dinilai. Penilaian dari grade report, merupakan laporan

keseluruhan nilai untuk semua tugas yang ada. Dosen juga dapat membuat rubrik

penilaian supaya metode penilaian lebih terkesan terbuka dan terstruktur. Fitur

pembuatan rubrik penilaian ini hanya dapat dibuat pada saat dosen membuat

assignment untuk pertama kalinya, namun masih dapat diedit apabila belum ada

mahasiswa yang belum mengumpulkan tugas tersebut. Laporan grade book, dapat

diunduh melalui gradebook yang sudah dibuat di Belajar USD ke dalam bentuk file

excel (.xls) maupun open document spreadsheet.

Menggunggah file pribadi, dosen dapat mengunggah file atau berkas di dalam

komputer untuk dipergunakan lagi nantinya di dalam pemberian materi

pembelajaran, atau hanya untuk sekedar menyimpan file di server moodle untuk

disimpan sebagai cadangan. Melacak progress mahasiswa, dalam moodle ada

beberapa cara untuk mengecek kemajuan atau progress mahasiswa dalam menjalani

lesson yang dimasukkan salah satunya adalah fitur Activity completion. Pada setiap

activity, kolom centang akan muncul di sebelah kanan. Mahasiswa dapat menandai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

tanda centang tersebut secara manual, atau akan dicentang secara otomatis setelah

mahasiswa memenuhi kriteria tertentu. Fitur ini sangat berguna untuk memastikan

apakah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah sudah melakukan perintah yang

ditunjukkan pada masing-masing lesson, dan juga akan sangat berguna apabila

dosen kehilangan data tugas mahasiswa berikut sehingga dapat dilihat kembali

apakah mahasiswa yang bersangkutan sudah mengumpulkan yang diberikan.

Fasilitas Kalender yang dapat digunakan untuk membuat kalender pribadi di

website belajar USD, fitur ini akan sangat berguna sebagai pengingat maupun

menandai tanggal-tanggal penting. Fitur mobile, digunakan untuk mengunggah

assignment, mengontak user lain dengan fitur messaging, mengecek progress, dan

bahkan mahasiswa juga dapat menerima notifikasi pengumpulan tugas, tugas yang

dikumpulkan oleh mahasiswa juga dapat dilihat langsung di ponsel kapanpun dan

di manapun.

d. Kelebihan Moodle

Ada beberapa alasan kuat sehingga moodle dijadikan salah satu e-learning

yang popular digunakan oleh banyak institusi pendidikan Unton (2011:19) antara

lain free dan open source. Moodle bernaungan di bawah bendera open source

sehingga semua orang dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan institusi

yang menggunakannya. Moodle didistribusikan secara gratis sehingga tidak

membutuhkan sedikitpun dana untuk membeli aplikasinya kecuali untuk

mendownload 17 MB master moodle.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Ukuran kecil tetapi memiliki kemampuan maskimal, dengan ukuran 17 MB

untuk versi moodle 1.9 mampu mengaplikasikan aktivitas kegiatan akademik dan

pembelajaran hingga seukuran sebuah universitas dengan jumlah mahasiswa sekitar

50.000 orang. Dilandasi oleh education philosophy, moodle tidak dibangun oleh

computer scientist murni, tetapi berdasarkan pada pengalaman dan latar belakang

dalam bidang ilmu pendidikan sehingga moodle mampu mengakomodir hampir

semua kebutuhan pendidikan konversional yang ditransfer dalam wujud online

learning.

e. Kekurangan Moodle

Menurut Prima (2020:23) kekurangan moodle dijelaskan sebagai berikut:

a) Memerlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sistem moodle.

b) Perlunya tenaga ahli untuk membangun sistem e-learning tersebut.

c) Membutuhkan biaya lebih.

d) Memerlukan hardware khusus.

e) Harus menginstal aplikasi khusus.

5) Pengertian Pembelajaran Daring

a. Pengertian Pembelajaran

Kamus besar bahasa Indonesia (2007:17) mendefinisikan kata

“pembelajaran” dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang

supaya diketahui atau diturut, sedangkan “pembelajaran” berarti proses, cara,

pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut undang-undang

nomer 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pembelajaran adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Menurut Rohmah (2017:196) pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu

proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik

melakukan proses belajar. Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari

yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut

terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan

organisasi kognitif kemudian keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada

keaktifan siswa dalam merespon dan bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada

diri siswa atau lingkungannya. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam

Pringgawidaga, 2002:20) pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang

relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran

memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan, subjek

belajar yang dimaksud adalah siswa.

b. Pengertian Pembelajaran Daring

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata daring adalah akronim dari dalam

jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya (P3B,

1995). Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem

pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi

dilakukan secara online dengan menggunakan jaringan internet (Harnani, 2020).

Pembelajaran dalam jaringan atau daring adalah suatu program pelaksanaan kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

di dalam jaringan yang dapat menjangkau target kelompok yang luas serta massif

(Qomarudin & Bilfaqih, 2015:1). Setiap pembelajaran daring harus

mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dalam melaksanakan

pembelajarannya. Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran daring

memerlukan beberapa persiapan khusus dibandingkan dengan pembelajaran tatap

muka langsung tanpa jaringan (Cahyawati & Gunarto, 2020:152).

Pembelajaran daring telah banyak dikembangkan seiring perkembangan

teknologi informasi yang sangat dinamis bahkan sebelum masa pandemi. Dalam

pembelajaran daring, interaksi guru dan peserta didik dapat dilakukan dari jarak

jauh di luar kelas dengan bantuan perangkat teknologi sebagai penghubung atau

mediator (Setiawan, Mardapi, Pratama, & Ramadan, 2019:150). Maka dari

pengertian yang diambil dari beberapa ahli di atas pembelajaran daring merupakan

proses interaksi pendidik dan peserta didik yang dilakukan menggunakan jaringan

internet dan menggunakan aplikasi belajar atau jaringan komunikasi seperti

Learning Manajemen System (LMS), Zoom, Google Meet, dan sebagainya.

6) Blended Learning

a. Pengertian blended learning

Association for Talent Development menjelaskan bahwa blended learning

atau pembelajaran campuran merupakan praktik menggunakan beberapa media

dalam satu kurikulum dan menggabungkan pembelajaran formal dan informal,

seperti kegiatan belajar di kelas, online, dan pembelajaran langsung di lapangan,

serta pembinaan pekerjaan (Yunizha, 2021). Blended learning merupakan istilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu

blended dan learning. Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan

keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.

Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata

pelajaran yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan

pembelajaran online (Khoiroh, Munoto, & Anifah, 2017:99).

Blended learning mengkombinasikan berbagai bentuk perangkat yang dapat

digunakan dalam pembelajaran mulai dari aplikasi komunikasi seperti whatsapp,

zoom, facebook, program pembelajaran berbasis web seperti Edmodo, Zenius,

Quipper, Zenler atau menggunakan aplikasi lain seperti google classroom

(Nurhadi, 2020:123). Kesimpulan dari beberapa ahli mengenai blended learning

adalah pembelajaran campuran dengan pembelajaran yang dilakukan secara

langsung dan pembelajaran yang dilakukan dengan media pembelajaran secara

online.

b. Kategori blended learning

Dua kategori utama dari menurut (Husamah, 2014:15) yaitu:

1) Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka atau face to face. Banyak pengajar

menggunakan istilah blended learning untuk merujuk pada penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi dalam aktivitas tatap muka, baik dengan

memanfaatkan web dependent maupun web supplemented yang tidak mengubah

model aktivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2) Pembelajaran campuran atau hybrid learning adalah pembelajaran yang

mengurangi aktivitas tatap muka sehingga memungkinkan peserta didik belajar

secara online.

c. Kelebihan blended learning

Terdapat enam kelebihan atau keunggulan blended learning menurut

Husamah (2014:35). Pertama, peserta didik leluasa untuk mempelajari materi

pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia

secara online. Kedua, peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar

atau peserta didik lain di luar jam tatap muka. Ketiga, kegiatan pembelajaran

yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat dikelola dan dapat

dikontrol dengan baik oleh pengajar. Keempat, pengajar dapat meminta peserta

didik membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum

pembelajaran. Kelima, pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui

fasilitas internet. Keenam, pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan

balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif, dan peserta didik dapat

saling berbagi file dengan peserta didik.

d. Kekurangan blended learning

Menurut Husamah (2014:36) terdapat tiga kekurangan blended learning

yaitu sebagai berikut: pertama, media yang dibutuhkan sangat beragam,

sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana sulit ditemukan. Kedua,

tidak meratanya fasilitas yang dimiliki oleh peserta didik seperti komputer dan

akses internet. Bila jaringan kurang memadai, akan menyulitkan peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

dalam mengikuti pembelajaran secara online. Ketiga, kurangnya sumber daya

pembelajaran (pengajar, peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan

teknologi.

e. Klasifikasi blended learning

Ranganthan, Negash, dan Wilcox (dalam Dwiyogo 2018:65) membagi empat

jenis klasifikasi e-learning yaitu e-learning tanpa kehadiran dan tanpa komunikasi,

e-learning tanpa kehadiran tetapi dengan komunikasi, e-learning dikombinasi

dengan kehadiran sekali dan e-learning digunakan sebagai alat dalam mengajar di

kelas. Menurut Dwiyogo (2018:66) berdasarkan empat klasifikasi tersebut

kemudian dikembangkan menjadi enam jenis e-learning:

1) Tipe I, pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dilakukan dengan adanya

kehadiran fisik pengajar yang melakukan presentasi materi secara fisik tetapi

tidak melakukan komunikasi elektronik. Pembelajaran ini merupakan e-learning

karena sudah menggunakan media elektronik misalnya slide power point, klip

video, dan multimedia untuk penjelasan isi pembelajaran.

2) Tipe II, pembelajaran mandiri. Pembelajaran dilakukan tanpa presentasi dan

kehadiran pengajar dan tanpa komunikasi elektronik sehingga mahasiwa atau

peserta didik belajar secara mandiri. Dalam format ini contohnya adalah peserta

didik menerima konten pra-rekaman atau mengakses arsip rekaman konten.

3) Tipe III, pembelajaran tidak sinkron. Pembelajaran ini dilakukan tanpa

kehadiran pengajar namun dilakukan dengan komunikasi elektronik yang tidak

sinkron. Yang dimaksud dengan tidak sinkron adalah komunikasi elektronik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

antara pengajar dan peserta didik tidak dilakukan pada waktu dan tempat yang

sama. Contoh pembelajar ini adalah pengajar yang memberikan email atau pesan

sehingga peserta didik tidak perlu hadir secara fisik di kelas.

4) Tipe IV, pembelajaran sinkron. Pembelajaran dilakukan secara maya dan

komunikasi elektronik yang sinkron karena pengajar hadir secara real-time

walau tanpa kehadiran fisik. Contoh pembelajaran ini adalah kelas virtual

dengan video audio disertai chatting.

5) Tipe V, blended learning tidak sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan

kehadiran pengajar sesekali dan komunikasi elektronik yang dikombinasi atau

campuran.

6) Tipe VI, blended learning sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan kehadiran

pengajar dan dengan komunikasi elektronik.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis laksanakan

adalah penelitian dari Maria Consolatrix Naben (2021) dengan judul Deskripsi

Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akutansi Universitas Santa Dharma pada

penggunaan Learning Management System berbasis Moodle dalam pelaksanaan e-

learning, yang menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang pembelajaran

menggunakan Learning Management System berbasis Moodle dalam pelaksanaan

e-learning diperoleh dari 13 indikator yang ada 12 indikator termasuk dalam

kategori baik dengan tingkat kecenderungan 92,30% dan 1 indikator termasuk

dalam kategori sangat baik dengan tingkat kecenderungan 7,69%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantiatif

dengan metode deskripsi analisis. Menurut Sugiyono (2019:21) metode analisis

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional

yaitu penelitian dilakukan dengan pendekatan observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach). Menurut Notoatmodjo (2010:36)

cross sectional adalah penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan satu pendekatan, observasi ataupun

pengumpulan data pada suatu waktu tertentu.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan penelitian dilaksanakan pada 25 April sampai 23 Mei 2022.

Tempat penelitian dilaksanakan di Kampus V Univeritas Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

D. Populasi dan Sample penelitian

1. Populasi

Menurut (Taniredja & Musfidah, 2012:33). populasi dirumuskan sebagai

sekelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas atau

kelompok lebih besar yang menjadi sasaran generalisasi. Dalam penelitian ini

populasi yang diambil adalah mahasiswa program studi Pendidikan Keagamaan

Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan jumlah 462 mahasiswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:146) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 202 mahasiswa yang menggunakan moodle

sebagai e-learning di Masa Pandemi Covid-19.

Tabel 1. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang diambil untuk sampel

No. Kategori Jumlah Mahasiswa Presentase

1. Angkatan 2017 3 1,5%

2. Angkatan 2018 66 32,7%

3. Angkatan 2019 56 27,7%

4. Angkatan 2020 38 18,8%

5. Angkatan 2021 39 19,3%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

E. Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Pegumpulan Data

1. Definisi Konseptual

Berdasarkan kajian pustaka yang terdapat dalam Bab II, maka definisi

konseptual variabel yaitu efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan

ataupun program. Moodle adalah suatu perangkat yang canggih untuk membuat dan

mengelola kursus, mengecek kehadiran dan kinerja siswa, mengelola kuis dan tugas

serta survey. E-learning merupakan aplikasi Internet yang dapat menghubungkan

antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah ruang belajar online.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Moodle, moodle memiliki banyak fitur yang dapat diakses baik melalui laptop

maupun handphone seperti course, activity, resource, dan penilaian. Moodle

mampu dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan institusi yang menggunakan

karena berada di bawah naungan open source, dilandasai dengan education

philosophy sehingga moodle mampu memfasilitasi kebutuhan pendidikan

konvensional yang dipindah dalam wujud online learning.

b. E-learning, memiliki karakteristik untuk menyampaikan informasi dan

komunikasi pendidikan secara online, menyediakan alat yang dapat

memperkaya hasil belajar lebih dari pembelajaran konvensional, memperkuat

model belajar konvensional dengan konten dan teknologi pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik yaitu angket dan

wawancara. Menurut Taniredja & Musfidah (2012:44), angket merupakan alat

penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah

responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan

angket berbentuk skala, yakni angket serangkaian tingkat, level, atau nilai yang

mendeskripsikan variasi derajat sesuatu.

Disini peneliti mengadakan wawancara kepada mahasiswa Pendikkat guna

mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning bagi

mahasiswa Pendikkat di masa pandemi. Wawancara menurut KBBI adalah tanya

jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau

pendapatnya. Menurut Rosaliza (2013:71) wawancara adalah salah satu kaedah

mengumpulkan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial untuk

mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan dan perasaan

untuk memenuhi tujuan penelitian. Informan dalam wawancara ini terdiri dari 5

mahasiswa (3 mahasiswa dari angkatan 2019 dan 2 mahasiswa dari angkatan 2018).

Di bawah ini penulis memaparkan profil informan dengan pengodean agar

mempermudah dalam membaca hasil wawancara yang akan dipaparkan:

Tabel 2. Profil Informan Wawancara

No. Keterangan Usia Jenis Kelamin Angkatan

1. Informan 1 (I1) 28 Perempuan 2018

2. Informan 2 (I2) 22 Perempuan 2018

3. Informan 3 (I3) 21 Perempuan 2019

4. Informan 4 (I4) 21 Perempuan 2019

5. Informan 5 (I5) 21 Perempuan 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini menerapkan skala likert pada kuesioner.

Menurut Sugiyono (2019:167) skala likert adalah skala pengukuran yang digunakan

untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Dalam skala ini, jawaban tiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif. Menurut Hadi (dalam Calista 2021:45), pembaruan terhadap

skala likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh

skala lima tingkat dengan alasan pembaruan skala Likert mengkategorikan jawaban

yang ditengah berdasarkan dua alasan :

a) Kategori Undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan atau belum dapat memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa

juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu.

Kategori jawaban ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan

dalam suatu instrumen.

b) Tersedianya jawaban di tengah (netral) menimbulkan jawaban ke tengah (central

tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan

pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan

kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga

mengurangi banyaknya informasiyang dapat dijaring para responden.

Penelitian ini menggunakan skala likert dengan interval empat di antaranya

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), dengan

rincian bobot skor sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel 3. Skala Likert dengan interval empat

No. Instrumen Skala Likert Skor

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

a. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lembar angket menggunakan skala, mahasiswa memberikan tanda centang

pada salah satu pilihan sesuai dengan kondisi yang ada. Angket ini dibagikan untuk

mengetahui respon mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik terhadap moodle

USD, berikut kisi-kisi angket mahasiswa.

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Aspek Indikator Jumlah No. Soal

1.

Efektivitas

penggunaan

Moodle

a. Efektivitas moodle 1 1

b. Manfaat moodle bagi mahasiswa

selama pembelajaran daring di masa

pandemi

15

11,12,13,1

4,15,16,17

,18,

19,20,21,2

2,23,24,25

2. E-learning

a. Pengertian Pembelajaran daring 1 2

b. Efektivitas Pembelajaran daring

selama masa pandemi 1 3

c. Tujuan blended learning 2 4,5

d. Manfaat blended learning 2 6,7

e. Pengertian e-learning 1 8

f. Manfaat E-learning terhadap

pembelajaran 2 9,10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

b. Pengembangan Instrumen

Tabel 5.1 Pengembangan Instrumen Angket

No. Pernyatan SS S TS STS

1. Moodle mampu membawa pengaruh baik

terhadap mahasiswa Pendikkat.

2. Mahasiswa melakukan interaksi dengan dosen

secara online melalui moodle.

3. Pembelajaran daring efektif digunakan di masa

pandemi.

4. Blended learning menyediakan peluang yang

praktis-realistis bagi mahasiswa untuk belajar

secara mandiri, bermanfaat dan terus

berkembang.

5. Blended learning membantu mahasiswa untuk

berkembang lebih baik di dalam proses belajar

di masa pandemi.

6. Pembelajaran blended learning memberikan

mahasiswa konten pengetahuan berupa

multimedia kapan saja dan dimana saja selama

peserta didik memiliki akses internet.

7. Dengan blended learning, mahasiswa dapat

melakukan diskusi dengan dosen atau

mahasiswa lain di luar jam tatap muka.

8. E-learning sebagai ruang belajar online

membantu mahasiswa berhubungan dengan

dosen di masa pandemi.

9. E-learning memperkuat model belajar

konvensional dengan konten dan

pengembangan teknologi pendidikan.

10. E-learning mempercepat produktifitas

pembelajaran.

11. Moodle meningkatkan interaksi pembelajaran

antara mahasiswa dan dosen.

12. Moodle mempermudah pembaruan dan

penyimpanan materi pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

13. Moodle mempermudah mahasiswa dalam

mengakses setiap aktivitas pembelajaran.

14. Moodle dapat mengakses setiap aktivitas

seperti diskusi dan tanya jawab.

15. Moodle memperkaya hasil belajar setiap

mahasiswa.

16. Moodle menyediakan dukungan layanan tutor

yang dapat membantu mahasiswa belajar

apabila mengalami kesulitan membuka moodle.

17. Moodle menyediakan dukungan bagi

mahasiswa untuk melihat evaluasi yang

diberikan dosen terhadap perkembangan belajar

mahasiswa.

18. Moodle mempermudah mahasiswa dalam

mengisi presensi pada setiap kegiatan belajar.

19. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk

melakukan proses pembelajaran dimanapun

dan kapanpun.

20. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk

memiliki pola pikir yang tertata yang mampu

memberi peluang besar untuk menguasai ilmu

pengetahuan.

21. Moodle mampu mendukung mahasiswa dalam

pembuatan hubungan antara informasi yang

satu dengan yang lain.

22. Moodle dapat mendorong mahasiswa

beradaptasi dengan baik dan fleksibel.

23. Moodle mampu mendorong mahasiswa untuk

memiliki rasa keingintahuan yang besar.

24. Moodle mampu menjadi sumber ilmu bagi

mahasiswa Pendikkat.

25. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan

menggunakan moodle.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Tabel 5.2 Instrumen Wawancara

No. Aspek Pertanyaan

1. Efektivitas moodles sebagai e-

learning.

Apakah menurutmu moodle sebagai

e-learning mampu mendukung

mobilisasi dan inovasi pembelajaran

dalam masa pandemi? Dengan apa?

Apakah menurut Anda moodle

mampu mendorong mahasiswa untuk

beradaptasi dengan baik dan fleksibel

di masa pandemi?

Bagaimana moodle dapat mendorong

mahasiswa untuk beradaptasi dengan

baik dan fleksibel di masa pandemi?

Apakah menurut anda moodle

mampu mendorong rasa memiliki

keingintahuan yang besar terutama di

masa pandemi?

Bagaimana menurut anda moodle

mampu mendorong rasa memiliki

keingintahuan yang besar terutama di

masa pandemi?

Apakah moodle sebagai e-learning

membantu mengelola diri sendiri

dalam pembelajaran di masa

pandemi?

Bagaimana moodle sebagai e-

learning membantu mengelola diri

sendiri dalam pembelajaran di masa

pandemi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Bagaimana moodle sebagai e-

learning membantu anda sebagai

mahasiswa memecahkan masalah

dalam pembelajaran di masa

pandemi?

Bagaimana efektivitas moodle

sebagai e-learning dalam

mengembangkan pembelajaran di

masa pandemi?

F. Teknik Analisis Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2019:206) instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid, valid berarti instrumen

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jumlah responden sebanyak 202,

maka rtabel yang digunakan dapat diperoleh melalui r product moment pearson

dengan df (degree of freedom) = n–2. Maka dapat diperoleh df = 202–2 = 200

sehingga rtabel untuk menetukan validitas instrumen adalah 0,1161. Butir instrumen

dapat dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel. Uji validitas ini menggunakan SPSS

versi 16.0 for windows. Uji validitas memiliki rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden

Ʃx =jumlah skor butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Ʃy = jumlah skor total

Ʃxy = jumlah perkalian skor butir dan skor total

(Ʃx)2= jumlah kuadrat skor butir

(Ʃy)2= jumlah kuadrat skor total

Tabel 6.1 Penentuan Rtabel

Jumlah Responden DF=N–2 Rtabel

202 202–2=200 0,1161

Tabel 6.2 Uji Validitas Instrumen

No. Rhitung Rtabel Keterangan

1. 0,655 0,1161 Valid

2. 0,588 0,1161 Valid

3. 0,508 0,1161 Valid

4. 0,558 0,1161 Valid

5. 0,621 0,1161 Valid

6. 0,641 0,1161 Valid

7. 0,517 0,1161 Valid

8. 0,604 0,1161 Valid

9. 0,710 0,1161 Valid

10. 0,677 0,1161 Valid

11. 0,530 0,1161 Valid

12. 0,574 0,1161 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

13. 0,637 0,1161 Valid

14. 0,703 0,1161 Valid

15. 0,757 0,1161 Valid

16. 0,689 0,1161 Valid

17. 0,626 0,1161 Valid

18. 0,549 0,1161 Valid

19. 0,634 0,1161 Valid

20. 0,669 0,1161 Valid

21. 0,706 0,1161 Valid

22. 0,651 0,1161 Valid

23. 0,641 0,1161 Valid

24. 0,654 0,1161 Valid

25. 0,717 0,1161 Valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabitas bertujuan untuk melihat seberapa konsistennya instrumen yang

dipakai oleh penulis dalam penelitian. Menurut Widi (2011:31) reliablitas indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau

diandalkan, hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila

dilakukan dua kali atau lebih dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Uji reliabilitas memiliki rumus sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

Ʃσb2 :jumlah varians butir tiap pernyataan

σ12 : varians total

Tabel 7.1 Ketentuan Penilian Cronbach’s Alpha

>,90 : reliabilitas sempurna

0,70 – 0,90 : reliabilitas tinggi

0,50 – 0,70 : reliabilitas moderat

<0,50 : reliabilitas rendah

Tabel 7.2 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.937 25

Berdasarkan hasil output pada program SPSS version 16 for windows di

atas, nilai Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan skala pengukuran pada instrumen

sebesar 0,937. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen memiliki

relialibitas yang sempurna, reliable atau konsisten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif. Data statistik

pada penelitian ini mau mengambarkan data yang berisi rata-rata (mean), nilai

tengah (median), nilai yang sering muncul (mode), nilai kisaran (range), nilai

minimum (minimum), nilai maksimum (maximum), nilai penjumlahan (sum),

standard deviasi, dan varian. Data penelitian ini dianalisis menggunakan bantuan

aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) version 16.0.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian dan

analisis data yang meliputi hasil penelitian, deskripsi statistik, deskripsi frekuensi,

pembahasan hasil dan keterbatasan penelitian.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Hasil Keseluruhan Angket

1. Deskripsi Statistik

Tabel 8.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Keseluruhan

Statistics

Keseluruhan

N Valid 202

Missing 0

Mean 82.41

Median 81.00

Mode 78

Std. Deviation 9.743

Variance 94.930

Range 45

Minimum 55

Maximum 100

Sum 16647

Melalui penyebaran kuesioner, diperolehkan hasil statistik dengan

menggunakan SPSS (Statistik Product dan Service Solutions) version 16.0 for

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

windows secara keseluruhan, dengan jumlah responden (N) sebanyak 202. Data

kuesioner secara keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 82,41 dari jumlah

(sum) 16647. Nilai tengah (median) dari data keseluruhan adalah 81.00 dan nilai

yang sering muncul 78. Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 45

dengan nilai minimum 55 dan nilai maximum 100. Dari pengelolaan ini juga

diperoleh nilai simpangan baku (standar deviasi) 9,743 dan nilai kuadrat dari nilai

simpangan baku (standar deviasi) sebesar 94,930. Untuk mempermudah membaca

data tersebut, berikut ini akan digambarkan deskripsi frekuency dari data

keseluruhan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

2. Deskripsi Frekuentif

Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah

kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan

diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7

kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai

minimal + 1, sehingga 100-55+1= 46. Sedangkan panjang kelas yaitu

rentang/jumlah kelas (46/7=6,571) dibulatkan menjadi 7. Deskripsi frekuensi

secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 8.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi secara keseluruhan

No. Interval F %

1. 55-61 1 0%

2. 62-68 14 7%

3. 69-75 34 17%

4. 76-82 55 27%

5. 83-89 45 22%

6. 90-97 37 18%

7. 98-104 16 8%

Jumlah 202 100%

Diagram Batang 1. Deskriptif Frekuensi Keseluruhan

Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data

secara keseluruhan paling banyak terletak pada interval 76-82 sebanyak 55 (27%)

mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 55-61 sebanyak 1 (0%)

mahasiswa.

0

10

20

30

40

50

60

55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-97 98-104

Frekuensi

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Penentuan keefektifan penggunaan moodle sebagai e-learning bagi

mahasiswa pendikkat di masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum

(Xmax) dan nilai minimum (Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi)

dan standar deviasi ideal (SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi=

1/6 (Xmax-Xmin). Maka diketahui, mean ideal adalah 85 dan standar deviasi ideal

adalah 70. Dari perhitungan di atas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:

Tabel 8.3 Tabel Kategori Frekuensi

No. Skor Frekuensi

Kategori Frekuensi %

1. X>85 83 41% Efektif

2. 70<X<85 100 50% Cukup

3. <70 19 9% Kurang

Jumlah 202 100%

Dari data di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung

dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat

bahwa moodle sebagai e-learning efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 85

(41%), mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning cukup

efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 100 (50%) dan mahasiswa yang

berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning kurang efektif digunakan di masa

pandemi sebanyak 19 (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, moodle sebagai e-

learning cukup efektif digunakan di masa pandemi.

3. Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara dengan I3 mengatakan bahwa moodle cukup efektif

digunakan mahasiswa di masa pandemi sebab moodle bisa membantu mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

untuk aktif dalam memahami atau mengikuti materi pembelajaran. Sedangkan

menurut I5 keefektifan moodle terlihat dari kemampuan moodle yang mendukung

mobilitas dan inovasi di masa pandemi dengan adanya fitur-fitur dalam moodle

seperti mengatur otomatis presensi mata kuliah, lalu upload tugas-tugas,

unggahan video dan beberapa diktat dari dosen, forum chat moodle, dan

sebagainya.

Dari hasil wawancara dengan I4 mengatakan bahwa moodle tidak efektif

digunakan di masa pandemi karena menurutnya:

“Moodle juga kurang bisa mendukung mobilitas dan inovasi pembelajaran

karena moodle ini sering digunakan hanya saat butuh saja seperti melihat

materi yang sudah diberikan dosen, mengumpulkan tugas dan mengisi

presensi dalam moodle. Saya juga merasa belum terbiasa dengan fitur-fitur

lain sehingga saya tidak menggunakan fitur lainnya seperti forum

diskusi.”(lampiran hal 37)

Dari hasil wawancara juga diungkapkan oleh I4 faktor-faktor yang

menyebabkan penggunaan moodle sebagai e-learning tidak efektif di masa

pandemi:

“Menurut saya karena di tahun 2020 dan 2021 pembelajaran dilakukan

dengan full online banyak sumber referensi dan modul mata kuliah yang

harus dibaca melalui soft file. Saya pribadi tidak bisa fokus jika membaca

materi melalui soft file. Saya lebih senang jika membaca buku hard copy.

Begitu juga dengan kondisi rumah yang kurang kondusif, karena

pembelajaran dilakukan di rumah dekat dengan keluarga maka dengan

mudah keluarga saya bisa menjangkau saya ketika saya sedang melakukan

pembelajaran di ruangan saya sehingga ini juga cukup mengganggu

konsentrasi belajar saya melalui moodle. Hal yang utama adalah kendala

jaringan dan keterbatasan kuota. Pembelajaran yang selalu dilakukan secara

online melalui moodle membutuhkan banyak sekali kuota, saya sebagai

mahasiswa dari keluarga sederhana terkadang tidak bisa membeli kuota

sebanyak itu”. (lampiran hal 37-38)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

b. Hasil Setiap Aspek

1. Efektivitas Moodle

a) Deskripsi Statistik

Tabel 9.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Moodle

Statistics

Moodle

N Valid 202

Missing 0

Mean 53.27

Median 53.00

Mode 48

Std. Deviation 6.583

Variance 43.341

Range 28

Minimum 36

Maximum 64

Sum 10760

Sampel/Responden (N) diketahui berjumlah 202. Data kuesioner secara

keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 53,27 dari jumlah (sum) 10760. Nilai

tengah (median) dari aspek moodle adalah 53.00 dan nilai yang sering muncul 48.

Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 28 dengan nilai minimum 36

dan nilai maximum 64. Dari pengelolaan ini juga diperoleh nilai simpangan baku

(standar deviasi) 6,583 dan nilai kuadrat dari nilai simpangan baku (standar

deviasi) sebesar 43,341. Untuk mempermudah membaca data tersebut, berikut ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

akan digambarkan deskripsi frekuency dari data keseluruhan dengan

menggunakan Microsoft excel 2007:

b) Deskripsi Frekuentif

Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah

kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan

diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7

kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai

minimal + 1, sehingga 64-36+1= 29. Sedangkan panjang kelas yaitu

rentang/jumlah kelas (29/7=4,142) dibulatkan menjadi 4. Deskripsi frekuensi

secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi Aspek Moodle

No. Interval F %

1. 36-39 3 1%

2. 40-43 11 5%

3. 44-47 23 11%

4. 48-51 49 24%

5. 52-55 43 21%

6. 56-59 29 14%

7. 60-64 44 22%

Jumlah 202 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Diagram Batang 2. Deskripsi Frekuensi Aspek Moodle

Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data

secara keseleuruhan paling banyak terletak pada interval 48-51 sebanyak 49

(24%) mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 36-39 sebanyak 3 (1%)

mahasiswa.

Penentuan keefektifan penggunaan moodle bagi mahasiswa pendikkat di

masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum (Xmax) dan nilai minimum

(Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal

(SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi= 1/6 (Xmax-Xmin). Maka

diketahui, mean ideal adalah 55 dan standar deviasi ideal adalah 45. Dari

perhitungan diatas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

36-39 40-43 44-47 48-51 52-55 56-59 60-64

Frekuensi

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 9.3 Kategori Frekuensi Aspek Moodle

No. Skor Frekuensi % Kategori

1. x>55 73 36% Efektif

2. 45 < X < 55 112 55% Cukup

3. <45 17 8% Kurang

Jumlah 202 100%

Dari data di atas, menunjukan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung

dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat

bahwa moodle efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 73 (36%), mahasiswa

yang berpendapat bahwa moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi

sebanyak 112 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle kurang

efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%). Jadi dapat disimpulkan

bahwa, moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi bagi mahasiswa

Pendikkat.

c) Hasil Wawancara

Data-data di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan I5 yang

mengatakan bahwa:

“Menurut saya moodle membantu permasalahan dalam pembelajaran,

selama masa pandemi cukup sulit untuk menemukan materi pembelajaran

sendiri tetapi dengan adanya materi yang diunggah saya bisa merasa

terbantu dengan adanya materi tersebut. Dengan adanya moodle, saya juga

menjadi lebih mandiri untuk memeriksa bahan pembelajaran sehingga

bahan-bahan tersebut bisa saya pelajari terlebih dahulu sebelum zoom

meeting dilaksanakan. Moodle bagi saya juga bermanfaat untuk

mendukung mahasiswa beradaptasi dalam pembelajaran di masa pandemi

karena moodle sendiri fleksibel bisa digunakan 24 jam, di mana saja dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

kapan saja terlebih moodle memiliki fitur yang mudah untuk diatur oleh

para dosen.” (lampiran hal 40-41)

2. E-learning

a) Deskripsi Statistik

Tabel 10.1 Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek E-learning

Statistics

E-learning

N Valid 202

Missing 0

Mean 29.16

Median 29.00

Mode 27

Std. Deviation 4.008

Variance 16.068

Range 18

Minimum 18

Maximum 36

Sum 5891

Sampel/Responden (N) diketahui berjumlah 202. Data kuesioner secara

keseluruhan memperoleh rata-rata (mean) 29,16 dari jumlah (sum) 5891. Nilai

tengah (median) dari aspek e-learning adalah 29,00 dan nilai yang sering muncul

27. Data keseluruhan memperoleh nilai kisaran (range) 18 dengan nilai minimum

18 dan nilai maximum 36. Dari pengelolaan ini juga diperoleh nilai simpangan

baku (standar deviasi) 4,008 dan nilai kuadrat dari nilai simpangan baku (standar

deviasi) sebesar 16,068. Untuk mempermudah membaca data tersebut, berikut ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

akan digambarkan deskripsi frekuency dari data keseluruhan dengan

menggunakan Microsoft excel 2007:

b) Deskripsi Frekuentif

Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah

kelas = 1+ 3.3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari perhitungan

diketahui bahwa n= 202 sehingga 1+ 3.3 log 202 = 6,605 dibulatkan menjadi 7

kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai

minimal + 1, sehingga 36-18+1= 19. Sedangkan panjang kelas yaitu

rentang/jumlah kelas (19/7=2,714) dibulatkan menjadi 3. Deskripsi frekuensi

secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10.2 Rangkuman Deskripsi Frekuensi Aspek E-learning

No. Interval Frekuensi %

1. 18-21 5 2%

2. 22-24 18 9%

3. 25-27 55 27%

4. 28-30 50 25%

5. 31-33 40 20%

6. 34-36 34 17%

7. 37-40 0 0%

Jumlah 202 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Diagram Batang 3. Deskripsi Frekuensi Aspek E-learning

Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan frekuensi pada data

secara keseleuruhan paling banyak terletak pada interval 25-27 sebanyak 55

(27%) mahasiswa dan paling sedikit terletak pada interval 37-40 sebanyak 0 (0%)

mahasiswa.

Penentuan keefektifan penggunaan e-learning bagi mahasiswa pendikkat di

masa pandemi, setelah mengetahui nilai maksimum (Xmax) dan nilai minimum

(Xmin) maka selanjutnya mencari rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal

(SDi). Dengan rumus Mi= ½ (Xmax+Xmin) dan SDi= 1/6 (Xmax-Xmin). Maka

diketahui, mean ideal adalah 30 dan standar deviasi ideal adalah 24. Dari

perhitungan di atas dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

18-21 22-24 25-27 28-30 31-33 34-36 37-40

Frekuensi

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 10.3 Kategori Frekuensi aspek e-learning

No. Skor Frekuensi

Kategori Frekuensi %

1. X>30 74 37% Efektif

2. 24< X <30 111 55% Cukup

3. x<24 17 8% Kurang

Jumlah 202 100%

Dari data di atas, menunjukan bahwa mahasiswa Pendikkat yang dihitung

dari jumlah responden sebanyak 202 mahasiswa, mahasiswa yang berpendapat

bahwa e-learning efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 74 (37%),

mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning cukup efektif digunakan di masa

pandemi sebanyak 111 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning

kurang efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%). Jadi dapat

disimpulkan bahwa, e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi.

c) Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan mahasiswa digunakan untuk memperkuat data-

data di atas, menurut I2 (lih. lampiran hal 33) mengenai e-learning dalam

pembelajaran mampu menjadi sarana komunikasi antara mahasiswa dengan

dosen, dengan adanya e-learning ini juga mahasiswa memiliki lebih banyak

kesempatan mengembangkan secara mandiri pembelajaran yang dilakukan secara

online. I3 mengatakan (lih. lampiran hal 35) e-learning membantu mobilitas

mahasiswa dalam pembelajaran bahkan mahasiswa yang jauh dari pulau Jawa

juga dapat mengikuti pembelajaran di masa pandemi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini ada dua aspek yang dimuat dalam penyebaran angket

yaitu moodle dan e-learning. Kedua aspek tersebut digunakan sebagai acuan untuk

menyusun instrumen penelitian untuk mengetahui keefektifan penggunaan dua

aspek tersebut. Berdasarkan penyebaran instrumen dihasilkan data yang diuji

dengan uji validitas dan reliablitas dan diolah lebih lanjut. Penelitian ini

menggunakan uji validitas untuk melihat sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Instrumen penelitian yang berjumlah 25 pernyataan dinyatakan valid dengan rtabel

0,1161. Untuk uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi suatu

kuesioner dan dalam penelitian ini kuesioner dinyatakan konsisten dengan nilai

0,937.

Berdasarkan hasil penelitian kedua aspek dinyatakan cukup efektif dengan

skor presentase dalam deskripsi frekuensi 55%.

Tabel 11. Hasil Pengujian Keseluruhan Responden

Aspek Hasil Kategori

Moodle Pengujian pada materi

yang diuji pada aspek

ini diperoleh nilai

presentase 55%

Cukup

Efektif

E-learning Pengujian pada materi

yang diuji pada aspek

ini diperoleh nilai

presentase 55%

Cukup

Efektif

Data-data di atas didukung dan diperkuat dengan wawancara mahasiswa

dimana 4 mahasiswa yaitu I1,I2,I3,I5 berpendapat bahwa moodle sebagai e-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

learning cukup efektif digunakan dengan faktor-faktor pendukungnya seperti fitur-

fitur yang ada di dalam moodle seperti pengumpulan tugas, pemberitahuan materi,

berdiskusi dengan teman dan bahkan mendapat feedback dari tugas yang

dikumpulkan maupun diskusi dalam forum tersebut, moodle juga dianggap fleksibel

dan mendukung mobilitas mahasiswa dalam pembelajaran di masa pandemi karena

bisa digunakan di masa saja, kapan saja, asalkan memiliki jaringan internet.

Jaringan internet menjadi kunci penting dalam penggunaan moodle maka

menurut I4 moodle kurang efektif digunakan karena menyedot banyak kuota yang

digunakan serta pemakaian yang kurang maskimal dari beberapa dosen dalam

menggunggah materi.

C. Refleksi Katekis

Dengan adanya masa pandemi COVID-19, perubahan terjadi sangat pesat

terutama dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang tadinya dilakukan melalui

tatap muka saat ini diubah menjadi serba virtual dengan bantuan teknologi dan

internet. Pembelajaran dikemas dengan sedemikian rupa dengan menggunakan

konten dan teknologi pendidikan agar para peserta didik tetap mampu megikuti

pembelajaran di masa pandemi ini. Dalam penelitian ini saya mengangkat

mengenai moodle sebagai e-learning yaitu alat belajar yang sangat berkaitan

dengan teknologi dan internet, terlebih di masa pandemi moodle sebagai e-learning

berguna menjadi penghubung antara dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran

daring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Masa pandemi juga mengubah secara pesat kegiatan dalam Gereja, banyak

kegiatan Gereja dihentikan dan misa dilakukan melalui online dengan media

youtube. Dalam Gaudium et Spes dokumen Konsili Vatikan II Konstitusi Pastoral

tentang tugas Gereja dalam dunia dewasa ini art. 39 (2021:60) mengatakan bahwa

sungguhpun kemajuan duniawi harus cermat dibedakan dari pertumbuhan Kerajaan

Kristus, namun kemajuan itu sangat penting bagi Kerajaan Allah, sejauh dapat

membantu untuk mengatur masyarakat manusia secara lebih baik. Dalam seri

dokumen Gereja mengenai Gereja dan Internet; Etika dan Internet; Perkembangan

Cepat art.6 (2019:53) mengatakan bahwa Gereja dengan suka rela menggunakan

media untuk melengkapi informasi bagi dirinya dan untuk memperluas batas-batas

evangelisasi, katekese dan pembinaan dan memandang penggunaannya sebagai

jawaban terhadap perintah Tuhan dalam markus 16:15”.

Dari dokumen Gereja di atas, sebagai calon katekis penting untuk selalu

sejalan dan berkembang dalam jaman yang modern terutama jika itu dilakukan

untuk kebaikan banyak orang dan menyebarkan Kerajaan Allah. Media sosial

seperti instagram, tiktok, youtube, twitter adalah media yang sering saya gunakan.

Dalam masa pandemi ini saya sering membaca ayat ketika sedang bermain sosial

media karena sering kali muncul dalam beranda, hal ini membantu saya untuk

kembali mengalami sapaan rohani di masa pandemi, saya merasa diingatkan,

disegarkan kembali meskipun itu hanya melihat foto atau video yang singkat.

Terlebih jika konten yang disebarkan dan dikemas menarik membuat saya dengan

sendirinya membaca renungan dalam konten tersebut. Konten dalam media sosial

sangat mendukung bagaimana dikatakan “Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

kepada segala makhluk” (Mrk 16:15), pergi tidak perlu menggunakan sungguhan

secara fisik tetapi dengan internet kita bisa pergi sejauh mungkin untuk mewartakan

kerajaan Allah. Sebagai calon katekis, media seperti ini bermanfaat untuk

membantu dalam menyebarkan firman Tuhan, dalam salah satu mata kuliah semasa

kuliah saya juga pernah menggunakan salah satu teknologi di dunia modern yaitu

zoom yang membantu saya berhubungan dengan umat untuk melakukan Shared

Christian Praxis (SCP) di masa pandemi ketika banyak kegiatan dalam gereja

dihentikan, dalam kegiatan yang saya lakukan ini banyak umat yang juga merasa

tersapa kembali secara rohani berkat teknologi dan internet yang digunakan dalam

pertemuan.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari adanya beberapa keterbatasan dari penelitian ini. Berikut

ini akan diuraikan beberapa keterbatasan dari penulisan ini:

1. Penulis belum bisa mengungkapkan keseluruhan faktor yang mendukung

moodle sebagai e-learning untuk digunakan oleh mahasiswa Pendikkat.

2. Data responden diasumsikan bahwa responden menjawab sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya, sehingga kebenaran data dapat diukur dengan baik.

Bila responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya

maka data dapat berbeda dan data tidak dapat diukur dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan saran dari permasalahan

skripsi ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari kajian pustaka dan hasil penelitian, penulis dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Moodle adalah singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning

Environment yang merupakan Content Management System (CMS) berbasis

open source yang digunakan untuk menunjang sistem manajemen pembelajaran

secara online courses dan sebagai perangkat tambahan bagi tradisional face to

face courses yang didesain khusus bagi pendidik, admin dan mahasiswa atau

murid yang bisa dijalankan melalui smartphone.

2. E-learning merupakan aplikasi atau metode pembelajaran yang menggunakan

media elektronik atau device tertentu sebagai perantara yang menghubungkan

dosen dan mahasiswa dalam ruang belajar online, e-learning tercipta untuk

mengatasi keterbatasan dalam hal waktu, ruang, kondisi dan keadaan sehingga

pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

3. Hasil penelitian

Dalam aspek moodle diperoleh data mahasiswa yang berpendapat bahwa

moodle efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 73 (36%), mahasiswa yang

berpendapat bahwa moodle cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

112 (55%) dan mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle kurang efektif

digunakan di masa pandemi sebanyak 17 (8%).

Dari aspek e-learning mahasiswa berpendapat bahwa e-learning efektif

digunakan di masa pandemi sebanyak 74 (37%), mahasiswa yang berpendapat

bahwa e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 111 (55%)

dan mahasiswa yang berpendapat bahwa e-learning kurang efektif digunakan di

masa pandemi sebanyak 17 (8%). Data secara keseluruhan mahasiswa yang

berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning efektif digunakan di masa pandemi

sebanyak 85 (41%), mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-

learning cukup efektif digunakan di masa pandemi sebanyak 100 (50%) dan

mahasiswa yang berpendapat bahwa moodle sebagai e-learning kurang efektif

digunakan di masa pandemi sebanyak 19 (9%). Maka dapat disimpulkan bahwa

moodle sebagai e-learning cukup efektif digunakan di masa pandemi COVID-19

bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma.

Keefektifan moodle sebagai e-learning dilihat dari faktor-faktor yang

muncul dalam wawancara seperti mendukung mobilitas dan inovasi dalam

pembelajaran di masa pandemi dengan adanya penggunaan fitur yang lengkap dan

mudah untuk diatur, meningkatkan rasa kemandirian setiap mahasiswa karena

dengan adanya moodle mahasiswa dapat lebih mengeksplor materi lebih dalam,

dan juga fleksibel karena moodle memiliki fitur penyimpanan sehingga materi

dalam pertemuan sebelumnya masih bisa diakses oleh mahasiswa di pertemuan

berikutnya, moodle dikatakan fleksibel dapat digunakan di mana saja dan kapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

saja. Tetapi dibalik kelebihan yang muncul dari wawancara juga muncul

kelemahan dari moodle sebagai e-learning yaitu kekurangan buku atau modul

kuliah dalam bentuk hard copy, jaringan internet yang kadang menganggu

pemakaian moodle serta kuota internet yang banyak terpakai menjadi kelemahan

moodle sebagai e-learning yang muncul dalam wawancara dengan mahasiswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan moodle sebagai e-learning

bagi mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma di masa pandemi COVID-19

dan untuk pembelajaran di masa yang akan datang :

1. Bagi Program studi Pendikkat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pihak Program Studi Pendikkat dapat lebih maksimal menggunakan moodle

dalam setiap pembelajaran khususnya dalam tugas online, membuat forum

diskusi, membuat kuis, choice, database, feedback, glossary, lesson, SCROM

Page, survey, wiki, workshop, grup, resorce atau bahan ajar, penilaian dari

halaman tugas online, membuat penilian dari grade report, membuat rubrik

penilaian, melihat atau mengeksplor laporan, grade book, dan melacak progres

mahasiswa sehingga materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik dan

pembelajaran juga berjalan dengan maksimal.

2. Bagi pengembang Moodle

Bagi pengembang moodle agar dapat memperbaharuhi tampilan moodle agar

lebih menarik bagi mahasiswa, pengembang moodle juga dapat menambahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

fitur meeting dalam moodle agar menjadi lebih lengkap dan efektif digunakan

dalam pembelajaran.

3. Bagi mahasiswa Pendikkat

Bagi mahasiswa Pendikkat, ketika pembelajaran dilakukan melalui moodle

diharapkan bahwa mahasiswa dapat belajar untuk memobilisasi inovasi dan

perubahan, mengelola tugas dengan baik, memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan untuk mengelola diri dan

belajar secara mandiri.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat

memperkuat moodle sebagai e-learning sehingga dapat digunakan secara

keseluruhan oleh mahasiswa Pendikkat baik di masa pandemi maupun nanti

jika masa pandemi sudah berakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

DAFTAR PUSTAKA

Altania, E., & Sungkono. (2021). Pelaksann Moodle di Masa Pandemi COVID-19

Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 11 IPA. Jurnal Epistema , 2, 61.

Asri, A. (2022). Efektivitas Pembelajaran Online pada masa pandemi COVID-19

di program studi pendidikan matematika. Palopo: Institut Agama Islam

Negeri Palopo.

Cahyawati, D., & Gunarto, M. (2020). Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran

daring pada masa pandemi Covid-19: Hambatan, tingkat kesetujuan, materi,

beban tugas,kehadiran, dan pengelasan dosen. Jurnal Inovasi Teknologi

Pendidikan , 152.

Calista, M. A. (2021). Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Online

Menggunakan Aplikasi Pegadaian Digital Servis dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Nasabah . Yogyakarta.

Darmawan, S. (2014). Pengembangan E-learning teori dan desain. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran berbasis blended learning. Depok: PT Raja

Grafindo Persada.

Firman, H., & Iwan Ramadan, H. W. (2021). Kiat Sukses PTK: Langkah-

langkah,Intrumen dan Contoh. Jawa Tengah: Lakeisha.

Gaudium et Spes: Kegembiraan dan Harapan. (2021). Jakarta: Departemen

Dokumen dan Penerangan Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI).

Harnani, S. Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Artikel.

BDK Jakarta Kementerian Agama RI, Cilegon.

Harsono. (2008). Pengelolaan perguruan tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal

Pendidikan Ekonomi , 134-135.

Hartono, & Rustaman. (2008). Pembelajaran Blended Learing pada Mata Kuliah

Praktikum IPA. Studi Uji Coba Lapangan pembelajaran online pada S1

PGSD , 17-25.

Hendayana, y. (2020, Oktober 28). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset

dan Tekonologi. Tantangan Dunia Pendidikan di Masa Pandemi. Diunduh

dari https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-

pendidikan-di-masa-pandemi/ pada 2 Maret 2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Herayanti, L., Fuadunnazmi, M., & Habibi. (2007). Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Moodle pada Mata Kuliah Fisika Dasar. Cakrawala

Pendidikan , 212.

Husamah. (2014). Pembelajaran bauran (Blended learning). Jakarta: Prestasi

Pustaka Jakarta.

Ihsan, F. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Irawan, R., & Surjono, H. D. (2018). Pengembangan E-learning Berbasis Moodle

dalam Peningkatan Pemahaman Lagu pada Pembelajaran Bahasa Inggris.

Jurnal Inovasi teknologi Pendidikan , 5.

Irnawati. (2019). Persepsi Siswa Terhadap Pendidikan Tinggi dan

Kecenderungannya Memilih Pendidikan Tinggi Lanjutan . Jurnal

Pendidikan Ekonomi , 5-6.

Jati, G. (2013). Learning management system (Moodle) and e-learning content

development. Jurnal Sosioteknologi , 283.

Junaldi, A. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.

Kasiram, M. (2008). Metode Penelitian. Malang: UIN-Malang Pers.

Kebudayaan, K. P. (2020). Buku Panduan SPADA a. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2020). Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman

penyelengaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran COVID-

19. Kemendikbud (pp. 2-3). Indonesia: Kemendikbud.

Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inofativ. Jakarta: Ar-ruzz Media.

Khoiroh, N., Munoto, & Anifah, L. (2017). Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.

Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning dan Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar Siswa , 99.

Muzid, S., & Munir, M. (2005). Persepsi Mahasiswa dalam Penerapan E-leaning

sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan . Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi , 30.

Naben, M. C. (2021). Deskripsi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akutansi

Universitas Santa Dharma pada penggunaan Learning Management System

berbasis Moodle. Yogyakarta: Universitas Sanata Dhrama.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi, N. (2020). Blended Learning and Its Application in the new Norrmal Era

of the COVID-19 Pandemic. Jurnal Agriekstensia Vol. 19 No. 2 , 123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Nurpratiwi, H. (2021). Membangun karakter mahasiswa Indonesia melalui

pendidikan moral. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia ,

37.

P3B, t. p. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Pembelajaran, P. d. (2019). Buku Panduan Untuk Dosen. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Prasetio, A. (2010). Pengembangan Aplikasi CMS untuk Mobile Learning bagi

pengajar berbasis java. jakarta: Universitas Negeri Islam Syarif

Hidayatullah.

Prawiradilaga, d. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan:E-learning. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Prima, F. O. (2020). Pengaruh Moodle E-learning Berbantuan Moodle untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Matematis .

Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Pringgawidagda, S. (2002). Strategi Penguasaan Berbahasa. . Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa.

Priyatma, J. E. (2020). Surat Edaran Rektor tentang kebijakan kegiatan kampus di

masa pandemi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Qomarudin, & Bilfaqih. (2015). Esensi Penyusunan Materi Daring untuk

Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: Dee Publish.

Rachdian, A. (2005). Mastering the CMS with mambo/joomla. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Rahmawati, R. N. (2019). Penggunaan E-learning dengan Teknologi Accptance

Model (TAM). Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan , 6, 128.

Rohmah, A. N. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Cendikia , 196.

Rohmawati, A. (2017). Efetivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia dini , 9,

16.

Rosalina, I. (2012). Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri. Jurnal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat , 01 (01), 3.

Rosaliza, M. (2013). Wawancara, sebuah interaksi komunikasi dalam penelitian

kualitatif. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantiattif , 11, 71.

Sardjuli. (2001). Administrasi dan supervisi. Solo: Intermedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Satuan Tugas Penangan COVID-19. (2021). Menuju Covid-19 Sebagai Endemi

Menkominfo: Ayo Perkuat disiplin bermasker dan segerakan vaksinasi.

Diunduh dari https://covid19.go.id/masyarakat-umum/menuju-covid-19-

sebagai-endemi-menkominfo-ayo-perkuat-disiplin-bermasker-dan-

segerakan-vaksinasi pada 2 Febuari 2022.

Setiawan, R. (2013). E-learning Moodle untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Tingkat SMP. Jurnal Ilmiah

Guru , 3.

Setiawan, R., Mardapi, D., Pratama, & Ramadan, S. (2019). Efektivitas blended

learning dalaminovasi pendidikan era industri 4.0 pada mata kuliah teori tes

klasik. Jurnal Inovasi Teknologi , 150.

Seri Dokumen Gereja No.111 Gereja dan Internet; Etika dalam Internet;

Perkembangan Cepat. (2019). Jakarta: Dokpen KWI.

Sugiyono, P. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Sekertaris Jenderal no 15 tahun 2020 mengenai pedoman

pelaksanaan belajar dari rumah. (2020). jakarta: Kemendikbud.

Tafiardi. (2005, Juli). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal

Pendidikan Penabur , 87.

Taniredja, T., & Musfidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Undang undang nomer 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional.

(2003). Jakarta: Seretariat Negara.

Undang-undang (UU) tentang Pendidikan Tinggi No 12. (2012). Jakarta: Sekretaris

Negara.

Unton, A. R. (2011). Peranan Modality terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

dengan Menggunakan Media E-learning . Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Widi, R. (2021). Uji Validitas dan Uji reliabilitas dalam penelitian epidemiologi

kedokteran gigi. Kedokteran Gigi , 31.

Winarto, M. (2021). Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) di perguruan Tinggi.

Jakarta: Kemendikbud.

Yunizha, V. (2021, Oktober 10). Ruang Kerja. Memahami Konsep Blended

Learning dan Manfaatnya. Diunduh dari

https://www.ruangkerja.id/blog/memahami-konsep-blended-learning-dan-

manfaatnya pada 8 Maret 2022.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1)

(5)

Lampiran 1: Surat Ijin Permohonan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

Lampiran 2: Panduan Kuesioner

Hallo teman-teman. Salam sehat dan salam sejahtera bagi kita semua.

Perkenalkan saya Ancella Kristanti mahasiswi dari Pendidikan Keagamaan

Katolik tahun 2018. Pada kesempatan ini, saya ini meminta bantuan dan kesediaan

teman-teman untuk mengisi skala penelitian ini dalam rangka menyusun tugas

akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi jenjang S1.

Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan teman-teman untuk

mengisi kuesinoner ini dengan jujur dan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

sebenarnya dan tanpa terpengaruh oleh siapapun. Saya menyadari bahwa

kuesioner ini akan menyita waktu teman-teman, oleh karena itu saya mohon maaf

atas kondisi tersebut. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan banyak

terimakasih.

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap butir pernyataan dalam

kuesioner ini

2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan yang terjadi

pada diri Anda

Keterangan pilihan:

STS (Sangat Tidak Setuju) = 1

TS (Tidak Setuju) = 2

S (Setuju) = 3

SS ( Sangat Setuju) = 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

Lampiran 3: Pernyataann Kuesioner

No. Pernyatan SS S TS STS

1. Moodle mampu membawa pengaruh baik

terhadap mahasiswa Pendikkat.

2. Mahasiswa melakukan interaksi dengan dosen

secara online melalui moodle.

3. Pembelajaran daring efektif digunakan di masa

pandemi.

4. Blended learning menyediakan peluang yang

praktis-realistis bagi mahasiswa untuk belajar

secara mandiri, bermanfaat dan terus

berkembang.

5. Blended learning membantu mahasiswa untuk

berkembang lebih baik di dalam proses belajar

di masa pandemi.

6. Pembelajaran blended learning memberikan

mahasiswa konten pengetahuan berupa

multimedia kapan saja dan dimana saja selama

peserta didik memiliki akses internet.

7. Dengan blended learning, mahasiswa dapat

melakukan diskusi dengan dosen atau

mahasiswa lain di luar jam tatap muka.

8. E-learning sebagai ruang belajar online

membantu mahasiswa berhubungan dengan

dosen di masa pandemi.

9. E-learning memperkuat model belajar

konvensional dengan konten dan

pengembangan teknologi pendidikan.

10. E-learning mempercepat produktifitas

pembelajaran.

11. Moodle meningkatkan interaksi pembelajaran

antara mahasiswa dan dosen.

12. Moodle mempermudah pembaruan dan

penyimpanan materi pembelajaran.

13. Moodle mempermudah mahasiswa dalam

mengakses setiap aktivitas pembelajaran.

14. Moodle dapat mengakses setiap aktivitas

seperti diskusi dan tanya jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

15. Moodle memperkaya hasil belajar setiap

mahasiswa.

16. Moodle menyediakan dukungan layanan tutor

yang dapat membantu mahasiswa belajar

apabila mengalami kesulitan membuka moodle.

17. Moodle menyediakan dukungan bagi

mahasiswa untuk melihat evaluasi yang

diberikan dosen terhadap perkembangan belajar

mahasiswa.

18. Moodle mempermudah mahasiswa dalam

mengisi presensi pada setiap kegiatan belajar.

19. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk

melakukan proses pembelajaran dimanapun

dan kapanpun.

20. Moodle mampu mendukung mahasiswa untuk

memiliki pola pikir yang tertata yang mampu

memberi peluang besar untuk menguasai ilmu

pengetahuan.

21. Moodle mampu mendukung mahasiswa dalam

pembuatan hubungan antara informasi yang

satu dengan yang lain.

22. Moodle dapat mendorong mahasiswa

beradaptasi dengan baik dan fleksibel.

23. Moodle mampu mendorong mahasiswa untuk

memiliki rasa keingintahuan yang besar.

24. Moodle mampu menjadi sumber ilmu bagi

mahasiswa Pendikkat.

25. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan

menggunakan moodle.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

(5)

Lampiran 4: Validitas Instrumen Pernyataan

ite

m1

ite

m2

ite

m3

ite

m4

ite

m5

ite

m6

iite

m7

ite

m8

ite

m9

item

10

item

11

item

12

item

13

item

14

item

15

item

16

item

17

item

18

item

19

item

20

item

21

item

22

item

23

item

24

item

25

VAR00

001

item1 Pearso

n

Correla

tion

1 .33

2**

.29

2**

.37

5**

.42

2**

.41

1**

.36

2**

.40

9**

.44

3**

.393

**

.314

**

.361

**

.390

**

.474

**

.487

**

.422

**

.338

**

.454

**

.395

**

.384

**

.362

**

.376

**

.368

**

.427

**

.453

** .655**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item2 Pearso

n

Correla

tion

.33

2** 1

.30

8**

.25

1**

.34

1**

.35

2**

.40

1**

.46

0**

.42

0**

.345

**

.327

**

.272

**

.323

**

.313

**

.360

**

.459

**

.355

**

.144

*

.213

**

.323

**

.461

**

.336

**

.333

**

.390

**

.350

** .588**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .041 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

item3 Pearso

n

Correla

tion

.29

2**

.30

8** 1

.28

0**

.37

7**

.30

9**

.28

8**

.36

8**

.39

2**

.372

**

.224

**

.303

**

.313

**

.253

**

.296

**

.215

**

.250

**

.151

*

.243

**

.344

**

.373

**

.332

**

.231

**

.155

*

.261

** .508**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .032 .001 .000 .000 .000 .001 .028 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item4 Pearso

n

Correla

tion

.37

5**

.25

1**

.28

0** 1

.68

5**

.46

0**

.37

8**

.32

7**

.39

1**

.335

**

.270

**

.215

**

.232

**

.244

**

.334

**

.291

**

.257

**

.294

**

.385

**

.331

**

.291

**

.281

**

.376

**

.286

**

.290

** .558**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .002 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item5 Pearso

n

Correla

tion

.42

2**

.34

1**

.37

7**

.68

5** 1

.52

8**

.43

1**

.33

7**

.46

1**

.372

**

.279

**

.242

**

.330

**

.345

**

.360

**

.335

**

.319

**

.275

**

.309

**

.370

**

.370

**

.284

**

.435

**

.300

**

.310

** .621**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

item6 Pearso

n

Correla

tion

.41

1**

.35

2**

.30

9**

.46

0**

.52

8** 1

.40

3**

.33

4**

.44

5**

.356

**

.177

*

.394

**

.481

**

.484

**

.425

**

.439

**

.376

**

.331

**

.402

**

.321

**

.405

**

.243

**

.267

**

.430

**

.450

** .641**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

iitem7 Pearso

n

Correla

tion

.36

2**

.40

1**

.28

8**

.37

8**

.43

1**

.40

3** 1

.52

1**

.35

2**

.342

**

.272

** .126

.209

**

.341

**

.285

**

.217

**

.231

**

.156

*

.159

*

.183

**

.254

**

.244

**

.306

**

.293

**

.327

** .517**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .075 .003 .000 .000 .002 .001 .028 .025 .009 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item8 Pearso

n

Correla

tion

.40

9**

.46

0**

.36

8**

.32

7**

.33

7**

.33

4**

.52

1** 1

.51

0**

.433

**

.339

**

.208

**

.276

**

.420

**

.396

**

.371

**

.313

**

.224

**

.245

**

.251

**

.333

**

.314

**

.360

**

.301

**

.425

** .604**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

item9 Pearso

n

Correla

tion

.44

3**

.42

0**

.39

2**

.39

1**

.46

1**

.44

5**

.35

2**

.51

0** 1

.560

**

.290

**

.351

**

.427

**

.421

**

.511

**

.388

**

.426

**

.428

**

.440

**

.476

**

.495

**

.472

**

.327

**

.332

**

.490

** .710**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item10 Pearso

n

Correla

tion

.39

3**

.34

5**

.37

2**

.33

5**

.37

2**

.35

6**

.34

2**

.43

3**

.56

0** 1

.494

**

.276

**

.405

**

.393

**

.494

**

.418

**

.350

**

.376

**

.342

**

.427

**

.481

**

.456

**

.381

**

.418

**

.471

** .677**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item11 Pearso

n

Correla

tion

.31

4**

.32

7**

.22

4**

.27

0**

.27

9**

.17

7*

.27

2**

.33

9**

.29

0**

.494

** 1

.260

**

.206

**

.293

**

.311

**

.303

**

.333

** .115 .099

.395

**

.374

**

.378

**

.465

**

.385

**

.374

** .530**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

1

.00

0

.00

0

.01

2

.00

0

.00

0

.00

0 .000

.000 .003 .000 .000 .000 .000 .106 .162 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

item12 Pearso

n

Correla

tion

.36

1**

.27

2**

.30

3**

.21

5**

.24

2**

.39

4**

.12

6

.20

8**

.35

1**

.276

**

.260

** 1

.581

**

.431

**

.396

**

.430

**

.423

**

.382

**

.451

**

.282

**

.397

**

.398

**

.249

**

.378

**

.366

** .574**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

2

.00

1

.00

0

.07

5

.00

3

.00

0 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item13 Pearso

n

Correla

tion

.39

0**

.32

3**

.31

3**

.23

2**

.33

0**

.48

1**

.20

9**

.27

6**

.42

7**

.405

**

.206

**

.581

** 1

.610

**

.560

**

.511

**

.428

**

.518

**

.586

**

.380

**

.434

**

.407

**

.277

**

.413

**

.488

** .673**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

1

.00

0

.00

0

.00

3

.00

0

.00

0 .000 .003 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item14 Pearso

n

Correla

tion

.47

4**

.31

3**

.25

3**

.24

4**

.34

5**

.48

4**

.34

1**

.42

0**

.42

1**

.393

**

.293

**

.431

**

.610

** 1

.615

**

.533

**

.427

**

.465

**

.512

**

.443

**

.445

**

.400

**

.347

**

.439

**

.606

** .703**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

item15 Pearso

n

Correla

tion

.48

7**

.36

0**

.29

6**

.33

4**

.36

0**

.42

5**

.28

5**

.39

6**

.51

1**

.494

**

.311

**

.396

**

.560

**

.615

** 1

.486

**

.478

**

.399

**

.562

**

.557

**

.533

**

.503

**

.499

**

.550

**

.653

** .757**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item16 Pearso

n

Correla

tion

.42

2**

.45

9**

.21

5**

.29

1**

.33

5**

.43

9**

.21

7**

.37

1**

.38

8**

.418

**

.303

**

.430

**

.511

**

.533

**

.486

** 1

.552

**

.503

**

.512

**

.438

**

.430

**

.404

**

.443

**

.428

**

.416

** .689**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

2

.00

0

.00

0

.00

0

.00

2

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item17 Pearso

n

Correla

tion

.33

8**

.35

5**

.25

0**

.25

7**

.31

9**

.37

6**

.23

1**

.31

3**

.42

6**

.350

**

.333

**

.423

**

.428

**

.427

**

.478

**

.552

** 1

.314

**

.407

**

.458

**

.442

**

.313

**

.348

**

.395

**

.409

** .626**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

1

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

item18 Pearso

n

Correla

tion

.45

4**

.14

4*

.15

1*

.29

4**

.27

5**

.33

1**

.15

6*

.22

4**

.42

8**

.376

** .115

.382

**

.518

**

.465

**

.399

**

.503

**

.314

** 1

.627

**

.326

**

.339

**

.276

**

.206

**

.201

**

.296

** .549**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.04

1

.03

2

.00

0

.00

0

.00

0

.02

8

.00

1

.00

0 .000 .106 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .003 .004 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item19 Pearso

n

Correla

tion

.39

5**

.21

3**

.24

3**

.38

5**

.30

9**

.40

2**

.15

9*

.24

5**

.44

0**

.342

** .099

.451

**

.586

**

.512

**

.562

**

.512

**

.407

**

.627

** 1

.407

**

.377

**

.321

**

.339

**

.362

**

.513

** .634**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

2

.00

1

.00

0

.00

0

.00

0

.02

5

.00

0

.00

0 .000 .162 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item20 Pearso

n

Correla

tion

.38

4**

.32

3**

.34

4**

.33

1**

.37

0**

.32

1**

.18

3**

.25

1**

.47

6**

.427

**

.395

**

.282

**

.380

**

.443

**

.557

**

.438

**

.458

**

.326

**

.407

** 1

.574

**

.499

**

.531

**

.466

**

.470

** .669**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

9

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

item21 Pearso

n

Correla

tion

.36

2**

.46

1**

.37

3**

.29

1**

.37

0**

.40

5**

.25

4**

.33

3**

.49

5**

.481

**

.374

**

.397

**

.434

**

.445

**

.533

**

.430

**

.442

**

.339

**

.377

**

.574

** 1

.549

**

.515

**

.473

**

.495

** .706**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item22 Pearso

n

Correla

tion

.37

6**

.33

6**

.33

2**

.28

1**

.28

4**

.24

3**

.24

4**

.31

4**

.47

2**

.456

**

.378

**

.398

**

.407

**

.400

**

.503

**

.404

**

.313

**

.276

**

.321

**

.499

**

.549

** 1

.584

**

.473

**

.497

** .651**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

1

.00

1

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item23 Pearso

n

Correla

tion

.36

8**

.33

3**

.23

1**

.37

6**

.43

5**

.26

7**

.30

6**

.36

0**

.32

7**

.381

**

.465

**

.249

**

.277

**

.347

**

.499

**

.443

**

.348

**

.206

**

.339

**

.531

**

.515

**

.584

** 1

.522

**

.425

** .641**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

1

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000

.000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

item24 Pearso

n

Correla

tion

.42

7**

.39

0**

.15

5*

.28

6**

.30

0**

.43

0**

.29

3**

.30

1**

.33

2**

.418

**

.385

**

.378

**

.413

**

.439

**

.550

**

.428

**

.395

**

.201

**

.362

**

.466

**

.473

**

.473

**

.522

** 1

.604

** .654**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.02

8

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000

.000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

item25 Pearso

n

Correla

tion

.45

3**

.35

0**

.26

1**

.29

0**

.31

0**

.45

0**

.32

7**

.42

5**

.49

0**

.471

**

.374

**

.366

**

.488

**

.606

**

.653

**

.416

**

.409

**

.296

**

.513

**

.470

**

.495

**

.497

**

.425

**

.604

** 1 .717**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

.000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

VAR00

001

Pearso

n

Correla

tion

.65

5**

.58

8**

.50

8**

.55

8**

.62

1**

.64

1**

.51

7**

.60

4**

.71

0**

.677

**

.530

**

.574

**

.673

**

.703

**

.757

**

.689

**

.626

**

.549

**

.634

**

.669

**

.706

**

.651

**

.641

**

.654

**

.717

** 1

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

(13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

Lampiran 5: Hasil Keseluruhan Responden

(14

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

(15

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

(16)

(16)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

(17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

(18

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

(19)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

(20

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

(21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

(22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

Lampiran 6: Hasil Responden

(23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

(24)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

(25)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

(26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

(27)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

(28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

(29)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

(30)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

(5)

Lampiran 7 : Hasil Wawancara

Nama : Oktavia

Angkatan : 2018

Umur : 28 tahun

Pertanyaan: Jawaban:

Moodle

mendukung

mobilitas dan

inovasi

Ya, saya dipermudah dalam mendapatkan materi dari dosen,

mengumpulkan tugas dan bahkan saya bisa berdiskusi dengan

teman dalam forum fordis. Saya juga dapat memperoleh

feedback dari dosen terkait tugas-tugas saya.

Moodle

mendorong

mahasiswa

untuk adaptasi

dan fleksibel

dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Menurut saya semua itu tergantung pribadinya. Jika dia mau

memanfaatkan dan mengikuti anjuran dan petunjuk dosen

dalam penggunaan moodle seperti mendownload dan

mempelajari materi, mengerjakan tugas sesuai deadline maka

bagi saya itu akan sangat berguna. Tetapi, tidak jarang

mahasiswa juga memilih untuk acuh dan abai. Bahkan malas

membuka moodle dengan alasan kuota, perangkat yang tidak

mendukung dan masih banyak lagi. Sehingga moodle dirasa

justru sebagai beban dan bukan sebagai alat yang

mempermudah.

Moodle

membantu

mahasiswa

dalam

mendorong rasa

keingin tahuan

Menurut saya ketika dosen memberikan klue yang menuntut

mahasiswa untuk mengeksplorasi lebih dalam maka moodle

dapat meningkatkan keiingintahuan mahasiswa.

Moodle Ya, moodle membantu mahasiswa untuk mandiri, jujur,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

membantu

mahasiswa

mengelola diri

sendiri dalam

pembelajaran di

masa pandemi

disiplin karena ada deadline yang harus diikuti.Mahasiswa

menjadi harus tekun dan rajin membaca ketika membuka

moodle sebelum memulai pembelajaran. Semua harus ada

persiapan. Melalui deadline tugas, mengajak mahasiswa untuk

aktif dan kreatif dan mencari informasi yang diminta oleh

dosen lewat moodle.

Moodle

membantu

mahasiswa

memechakan

masalah dalam

pembelajaran

Dengan moodle dosen bisa memberikan materi-materi dalam

bentuk soft file. Mahasiswa tetap bisa berdiskusi baik dengan

dosen maupun sesama mahasiswa dengan mudah. Mahasiswa

juga dengan mudah bisa mengumpulkan tugas di moodle.

Mahasiswa juga lebih tertara jadwalnya dalam hal belajar,

mengerjakan tugas karena dalam moodle ada deadline nya.

Efektivitas

moodle sebagai

e-learning

dalam

mengembangkan

pembelajaran di

masa pandemi

Efektif atau tidak tergantung bagaimana dosen mengelola

dalam memberikan klue atau panduan dan juga respon

mahasiswa dalam menggunakan nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

Nama : Gabriella Milarose

Angkatan : 2018

Umur : 22 tahun

Pertanyaan: Jawaban:

Moodle

mendukung

mobilitas dan

inovasi

Moodle mampu mendukung mobilitas dan inovasi karena

dosen bisa mengirim materi, bisa presensi, bisa mendapat link

zoom apa google meet, bisa juga menampilkan nilai lewat situ.

Kalau untuk e-learning sendiri selama ini bisa karena bisa

menjadi saranan komunikasi secara online sewaktu

pembelajaran dilakuin di rumah dan e-learning juga

memperkaya mahasiswa dalam pembelajaran.

Moodle

mendorong

mahasiswa

untuk adaptasi

dan fleksibel

dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Bisa karena materi kuliah dari bulan atau minggu keminggu

bisa diakses sekalipun tidak kuliah minggu lalu, tapi minusnya

jika sudah selesai semesternya materi hilang, jadi sebagai

mahasiswa harus rajin download agar memiliki semua semua

materi.

Moodle

membantu

mahasiswa

dalam

mendorong rasa

keingin tahuan

Tergantung materinya apa, jika materinya susah mendorong,

kalo mudah tidak.

Moodle

membantu

Bisa membantu karena tetata karena terdapat materi, pengatar,

presensi. Kita diajak sebagai mahasiswa yang tertata meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

mahasiswa

mengelola diri

sendiri dalam

pembelajaran di

masa pandemi

online kalo sudah dikasih sub bab dalam materi lengkap ada

tugas, pengantar, dsb.

Moodle

membantu

mahasiswa

memechakan

masalah dalam

pembelajaran

Bisa. Materinya bisa diulang-ulang, ada fitur diskusi.

Efektivitas

moodle sebagai

e-learning

dalam

mengembangkan

pembelajaran di

masa pandemi

Efektif membantu memberikan materi dan presensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

Nama : Yovita

Angkatan : 2019

Umur : 21 tahun

Pertanyaan: Jawaban:

Moodle

mendukung

mobilitas dan

inovasi

Iya mampu. Karena menurutku moodle ini bisa menjadi

pancingan buat kita mahasiswa eksplorasi. Contohnya dosen

sudah menyiapkan agenda perkuliahan, lalu untuk persiapan

jika mahasiswa dapat eksplorasi agar ketika dalam

pembelajaran dapat manfaatkan waktu dengan dialog/dinamika

sama dosen terkait materi. Selain itu moodle kan juga ada fitur

dosen kirim materi, menurut saya itu cukup memudahkan

mahasiswa cari materi tempo lalu tapi dalam semester yang

sama. e-learning tentu saja membantu mobilitas dan inovasi

karena bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, bahkan

temen-temen yang dari luar jawa juga bisa ikut pembelajaran.

Moodle

mendorong

mahasiswa

untuk adaptasi

dan fleksibel

dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Tergantung mahasiswa nya sih menurutku kalau perihal

beradaptasi gitu. Tapi sejauh ini aku ngerasa, iya. Soalnya aku

sama temen-temen tu kadang jadi bisa perkirakan mau belajar

apa dulu setelah lihat agenda pembelajaran/tenggat waktu

pengumpulan tugas. Selain itu dari moodle juga aku ngerasa

bisa belajar dimana aja soalnya kan ada di hp/gadget jadi

mudah bgt diaksesnya. Menurutku adanya fitur pengingat tugas

yang membuat mahasiswa terdorong beradaptasi dengan baik

dan fleksibel. Misalnya ada mahasiswa lagi main pas buka hp

ada notif tenggat tugas, nah bisa aja di tengah main nya itu

mahasiswa juga bisa kelarin tugas nya mungkin.

Moodle Menurutku dari rencana pembelajaran yang diberikan dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

membantu

mahasiswa

dalam

mendorong rasa

keingin tahuan

Moodle

membantu

mahasiswa

mengelola diri

sendiri dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Iya membantu. Adanya fitur pengingat pengumpulan tugas dan

daftar tugas secara terperinci jadi membantu diri sendiri buat

memanage kapan harus ngerjain/belajar apa

Moodle

membantu

mahasiswa

memechakan

masalah dalam

pembelajaran

Kalau memecahkan masalah pembelajaran kayaknya ga

sepenuhnya memecahkan. Tapi adanya fitur2 kayak dosen bisa

kirim materi/rencana pembelajaran selama satu semester

kedepan dgn lebih terperinci bisa bantu aku untuk ngajak

temen-temen buat mau mencoba eksplorasi materi-materi yang

akan dibahas di kelas.

Efektivitas

moodle sebagai

e-learning

dalam

mengembangkan

pembelajaran di

masa pandemi

Efektivitas moodle cukup efektif karena mahasiswa di masa

pandemi kan jadi cukup pasif. Ketika ada pancingan-pancingan

materi bisa membantu mahasiswa untuk juga aktif mengikuti

dan memahami materi pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

Nama : Stefi

Angkatan : 2019

Umur : 21 tahun

Pertanyaan: Jawaban:

Moodle

mendukung

mobilitas dan

inovasi

Kurang bisa mendukung mobilitas dan inovasi pembelajaran

karena moodle itu sistemnya yang digunakan oleh dosen

pendikkat ada kolom untuk materi tetapi bagi mahasiswa

pendikkatnya cuma melihat materi itu ndak mau mencari

sumber lainnya karena bingung mau cari sumber terpercaya

yang seperti apa jadi karena bingungnya saya memakai materi

yang disediakan dosen di lms. Selain itu saya tergeraak

membuka moodle ketika ada tugas, uas, dan presensi nah

disemester ini, ada satu matkul yang menggunakan forum

diskusi dan fitur lainnya tetapi saya yang kurang terbiasa

dengan sistem mandiri seperti itu sering kali melalikannya.

Moodle

mendorong

mahasiswa

untuk adaptasi

dan fleksibel

dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Menurut saya moodle belum mampu mendorong saya untuk

adaptasi dan fleksibel di masa pandemi, karena presensi untuk

kelas dibatasi padahal jaringan terkadang tersendat. Dalam

masa pandemi memang kita dianjurkan untuk mandiri tetapi

kemandirian itu belum bisa di terapkan dalam moodle ini.

Moodle

membantu

mahasiswa

dalam

Keingin tahuan moodle menjadi platform saja, kalo kamu ingin

tahu yang dari dalam diri kamu sendiri kalo moodle mendorong

rasa ingin tahu susah untuk dideskripsikan, karena setiap orang

punya daya tarik sendiri dan menjadikan moodle sebagai sarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

mendorong rasa

keingin tahuan

untuk mewadahi rasa ingin tahunya. Jadi kalo berbicara

mengenai keingin tahuan dari diri sendiri, tetapi ada satu mata

kuliah yang membuat saya ingin tahu tapi tidak sepenuhnya,

seperti teologi doa dan devosi, metopen, seminar. Karena

materi dalam matkul itu tidak dicantumkan jadi kami harus

mencari sendiri sehingga kami bisa mencari sendiri dan

nantinya dikumpulkan menjadi tugas dan kami bahas bersama

dalam zoom lalu dicari garis besar lalu dikumpulkan kembali.

eksplorasi mandiri yang membuat saya ingin tahu. Sebaiknya

moodle itu belum spesifik ke materi, jadi moodle diharapkan

sebagai pembangkitanya dlu jadi keingin tahuan mahasiswa

terpancing. Kalo sudah ada materi spesifik jadi bikin

ketergantungan jadi lebih baik cari madiri terlebih dahulu.

Moodle

membantu

mahasiswa

mengelola diri

sendiri dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Belum bisa sepenuhnya tapi melalu adanya cantuman batas

waktu pengumpulan terus ada beberapa anjuran ke mahasiswa

bisa menjadi alternative pengelolaan diri, dengan kata lain kalo

ada jadwal dari moodle kita patuh. Moodle membantu saya

mengelola diri dengan batas waktu pada setiap tugas, jadi saya

tahu jadi saya tau harus menyelaskan ini kapan eksplorasi diri

ini kapan. Kalo mata kuliah saya harus ngescroll kebawah jadi

ngga langsung tergerak.

Moodle

membantu

mahasiswa

memechakan

masalah dalam

pembelajaran

Ketika muatan isinya dikontekstutalkan pada masa sekarang,

bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat karena jika

moodle hanya dipatok dari materi dan tradisi tahun lalu tidak

bakal mengembangkan mahasiswa. Seandainya diberikan tugas

dalam moodle yang berkaitan dengan masyarakat, mendesain

atau mengungkapkan argumenmu dalam moodle itu. Bukan

nomer satu apa dua apa tapi bagaimana kamu menanggapi itu.

Evaluasi juga dilakukan melalui forum diskusi agar semua tau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

Efektivitas

moodle sebagai

e-learning

dalam

mengembangkan

pembelajaran di

masa pandemi

Efektivitas yang pertama ada ngga sumber bahannya, kedua

ada subjeknya ngga untuk menggerakkan itu, ada tujuan yang

hendak dicapai secara khusus ngga. Kalo moodle mencantum

itu semua bisa mendukung, sejauh yang saya liat moodle belum

mampu karena muatan isinya hanya berisi dari tradisi kemarin-

kemarin. Kedua subjeknya masih tergantung pada perintah

dosen jadi susah untuk mandiri. Tujuan yang spesifik belum

terlihat. Efektifitasnya belum terlihat tetapi sedang diupayakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

Nama : Rika

Angkatan : 2019

Umur : 21 tahun

Pertanyaan: Jawaban:

Moodle

mendukung

mobilitas dan

inovasi

Menurut saya moodle mampu mendukung mobilisasi dan

inovasi pembelajaran dimasa pandemi ya. Dengan adanya fitur-

fitur dalam moodle, seperti setting otomatis presensi matkul, lalu

upload tugas-tugas, unggahan video dan beberapa diktat dari

dosen, forum chat moodle, dll.

Moodle

mendorong

mahasiswa

untuk adaptasi

dan fleksibel

dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Sebenarnya moodle bisa mendorong mahasiswa untuk dapat

adaptasi dengan baik dan fleksible dimasa pandemi ini. Moodle

itu kan dapat diakses 24 jam dan di manapun dapat diakses

asalkan ada sumber internetnya. Jadi, moodle mendorong

mahasiswa untuk beradaptasi dengan baik dan fleksible dimasa

pandemi ini, apalagi soal waktu. Baiknya karena fitur-fitur yang

disajikan, sedangkan fleksiblenya ialah soal waktu dan timeline

yang bisa disetting langsung.

Moodle

membantu

mahasiswa

dalam

mendorong rasa

keingin tahuan

Sangat mendorong rasa keingintahuan yang besar sih. Dengan

adanya moodle, mahasiswa itu jadi mandiri ya, terutama saya

sendiri. Kalau ada mata kuliah gitu, saya lebih mandiri dan

antusiasnya lumayan tinggi dalam meng-check moodle. Jaga

jaga kalau dosen sudah memberikan materi ataupun perintah saat

akan berlangsungnya kuliah.

Moodle

membantu

mahasiswa

mengelola diri

Cukup membantu mengelola diri. Dengan adanya sub topik dan

penataan kelas masing-masing, mengingatkan saya akan materi

dan bahasan sesudah atau setelah pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

sendiri dalam

pembelajaran di

masa pandemi

Moodle

membantu

mahasiswa

memechakan

masalah dalam

pembelajaran

Moodle membantu masalah pembelajaran saya sebagai

mahasiswa, jika dosen memberikan susunan dan tatanan yang

lengkap dimoodle. Karena pihak yang mengatur moodle ialah

teachernya, jadi kalau masalah seperti materi yang sulit,

mungkin terpecahkan lewat moodle jika dosen mengupload

tambahan materi ataupun forum diskusi yang langsung direplay

oleh dosen.

Efektivitas

moodle sebagai

e-learning

dalam

mengembangkan

pembelajaran di

masa pandemi

Jika ditanya efektivitas dari moodle selama pandemi ini ialah

dapat terlihat dari fitur save tugas selama kita mengikuti mata

kuliah itu. Memang moodle bisa menyimpan semua course/mata

kuliah yang kita ikuti, mulai dari materi, tugas, dan lain

sebagainya. Namun, sayangnya belum sampai dari awal hingga

semester akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI