KLASIFIKASI1. Berdasarkan lokasi lesi di paru
• Pneumonia lobaris• Pneumonia lobularis
(bronkopneumoni)• Pneumonia interstitialis2. Berdasarkan asal
infeksi• Pneumonia yang didapat
dari masyarkat (community acquired pneumonia = CAP)
• Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
3. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
• Pneumonia bakteri• Pneumonia virus• Pneumonia mikoplasma• Pneumonia jamur4. Berdasarkan
karakteristikpenyakit
• Pneumonia tipikal• Pneumonia atipikal5. Berdasarkan lama
penyakit• Pneumonia akut• Pneumonia persisten
• Pneumonia lobularis• Peradangan akut dari parenkim paru pada bagian distal bronkiolus terminalis dan meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveoli.
• Konsolidasi area berbercak
Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses
peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.
EPIDEMIOLOGI•Insiden Bronchopneumonia di negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dgn resiko kematian yg tinggi,
•Sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.
Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis
Stadium II/Hepatissi
Merah Stadium I/ Hiperemia
Disebut hiperemia karena terjadi respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi.
Disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pejamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan.
Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis
Stadium IV/ Resolusi Stadium III/
Hepatisasi Kelabu
Hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.
Pada stadium IV/ resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke struktur semula.
ETIOLOGI• Patogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi tergantung :
– Usia– Status imunologis– Status lingkungan– Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara)
– Status imunisasi– Faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).
• Usia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spectrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan
GEJALA KLINIS• Bronchopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama beberapa hari.
• Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 400 C dan mungkin disertai kejang demam.
• Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnoe pernapasan.
• Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal, sianosis sekitar mulut dan hidung
• Dapat disertai muntah dan diare.
PEMERIKSAAN FISIKDalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai berikut :
• Suhu tubuh ≥ 38,5o C• Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
• Takipneu berdasarkan WHO:Usia < 2 bulan ≥ 60 x/menitUsia 2-12 bulan ≥ 50 x/menitUsia 1-5 tahun ≥ 40 x/menitUsia 6-12 tahun ≥ 28 x/menit
• Pada palpasi ditemukan fremitus vokal menurun.
• Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena.
• Pada auskultasi dapat terdengar suara pernafasan menurun. Fine crackles (ronki basah halus) yang khas pada anak besar bisa tidak ditemukan pada bayi. Dan kadang terdengar juga suara bronkial
PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan laboratorium• Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000 – 40.000/mm3 dengan predominan PMN.
2. C-Reactive Protein (CRP)• Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda
3. Pemeriksaan Mikrobiologis• Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.
4. Pemeriksaan serologis• Uji serologik untuk medeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang rendah.
5. Analisa gas darah( AGDA ) • Menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik
6. Pemeriksaan Roentgenografi• Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior merupakan dasar diagnosis utama pneumonia.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
• Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation.
• Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.
• Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
PENEGAKAN DIAGNOSISKlasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO :Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun :• Pneumonia berat Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12 bulan ≥ 50 x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
Adanya retraksi Sianosis Anak tidak mau minum Tingkat kesadaran yang menurun dan merintih (pada bayi)
Anak harus dirawat dan di terapi dengan antibiotik
• Pneumonia Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12 bulan ≥ 50 x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
Adanya retraksi Anak perlu di rawat dan berikan terapi antibiotik
Bayi berusia di bawah 2Bulan :• Pneumonia Bila ada nafas cepat ≥ 60 x/menit atau sesak nafas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
• Bukan pneumonia Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik
PENATALAKSANAAN
• Suportif : O2, nutrisi enteral/ parenteral• Antibiotik secara empiris (biakan kuman dan tes sensitivitas)- Usia < 3 bulan : ampisilin + gentamisin- Usia 3 bulan – 5 tahun : ampisilin + kloramfenikol, tambahkan makrolid jika tidak berespon dengan ampisilin + kloramfenikol- Usia ≥ 5 tahun: makrolid, tambhakan golongan beta laktam bila tidak berespon dnegan makrolid
PENATALAKSANAANTerapi Antibiotik • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM
setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari.
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasanberat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam).
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
• Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan buat foto dada
Terapi Oksigen• Beri oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai panduan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup).
• Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia (seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat atau napas > 70/menit) tidak ditemukan lagi.
Perawatan penunjang• Bila anak disertai demam (> 39º C) yang tampaknya menyebabkan distres, beri parasetamol.
• Bila ditemukan adanya wheeze, beri bronkhodilator kerja cepat
• Bila terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat pengisap secara perlahan.
• Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai umur anak hati-hati terhadap kelebihan cairan/overhidrasi.
• Anjurkan pemberian ASI atau cairan oral.• Jika anak tidak bisa minum, berikan cairan rumatan melalui jalur intravena.
ILUSTRASI KASUS
• Nama : An. PI• Umur : 7 tahun 8 bulan
• Jenis Kel : Perempuan• Alamat : Jl. A.Yani, Gg Merpati Lumintang
• Tgl Masuk RS : 27/01/15
Anamnesis• An. PI, perempuan, usia 7 tahun 8 bulan, BB 18 datang ke Poliklinik Anak RSAD Tk II Udayana pada tanggal 27 Januari 2015 pukul 09.00 WITA, dengan keluhan utama sesak nafas. Hal ini dialami os sejak pagi hari yang dirasa makin berat. Biru (-), riwayat tersedak (-), mengi (+). Batuk dialami os sejak malam sebelumnya (26/1/15). Batuk tidak berdahak. Batuk tidak disertai pilek. Demam (+) tinggi mendadak sejak pagi hari (27/1/15) diukur mencapai 38 derajat celcius. Menggigil dan kejang (-), Muntah (-), Mencret (-), BAK normal , Minum dan makan (+) sedikit-sedikit. Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (-).
Riwayat Penyakit dahulu.Pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak usia 2 tahun. Namun dikatakan jarang kambuh. Terakhir kambuh pada tanggal 21/1/2015 dan sangat berat sehingga dirawat di rumah sakit.
Riwayat PengobatanPasien sempat dirawat di ruang Sandat selama 3 hari, yaitu pada tanggal 21/1/2015- 23/1/2015 dengan keluhan sesak dan saat itu dikatakan menderita asma.
Riwayat Penyakit KeluargaDi dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Ibu pasien memiliki riwayat alergi makanan laut.
KEHAMILAN
Morbiditas kehamilan
Tidak ditemukan kelainan
Perawatan antenatalSetiap bulan periksa ke bidan
KELAHIRAN Tempat kelahiran Praktek bidan
Penolong persalinan BidanCara persalinan SpontanMasa gestasi 38 minggu
Keadaan bayiBerat lahir 2700 grPanjang badan 45 cmLangsung menangis
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Riwayat kehamilan dan persalinan pasien baik
• Pertumbuhan gigi : 1 tahun• Psikomotor : tengkurap 4 bulan, duduk 8 bulan, berdiri 9 bulan,
berjalan 12 bulan, berbicara 12 bulan (konsonan pertama).• Gangguan kepribadian mental dan emosi : tidak ada.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik.
33
Umur (bulan) ASI/PASIBuah / Biskuit
Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI2 – 4 ASI4 – 6 ASI √
6 – 8
ASI/PASI
√
8-10 ASI/PASI √10-12 ASI/PASI √ √
Kebutuhan gizi pasien kurang terpenuhi 34
Jenis Makanan Frekuensi Dan Jumlah
Nasi / Pengganti 2x sehari, 1 centong
Sayur 2 x seminggu, 1 mangkok
Daging/ Ayam 2 x seminggu, 1-2 ptg
Telur 1 x sehari, 1 butir
Ikan 2 x seminggu, 1 ptg
Tahu 2 x seminggu, 2 ptg
Tempe 2 x seminggu, 2 ptg
Susu (merk/takaran) -
35
Vaksin Dasar ( umur )
BCG 0 bulan
DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 0 bulan, 2 bulan
4 bulan 6 bulan
Campak 9 bulanHepatitis 0 bulan 2 bulan 4 bulan
Riwayat imunisasi dasar pasien sesuai usia
36
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara
Tanggal Lahir Jenis Kelamin Hidup Keterangan Sehat
4 Juni 2007 Perempuan √ Pasien
8 Agustus 2009 Perempuan √ Sehat
37
Ayah IbuNama IMS NLM
Perkawinan Ke Pertama Pertama
Umur Saat Menikah 32 tahun 23 tahun
Pekerjaan TNI AD PNS
Agama Hindu Hidnu
Suku Bangsa Bali Bali
Keadaan Kesehatan Baik Baik
Keadaan kesehatan kedua orang tua pasien saat ini dalam keadaan baik.
Pasien tinggal bersama orang tuanya. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, dekat jalan raya, di daerah pemukiman yang cukup padat, jarak antara rumah berdekatan, dan saluran air lancar. Ventilasi dan penerangan cukup baik, sumber air dari air tanah.
38
Kondisi rumah dan cukup baik, namun lingkungan tempat tinggal pasien yang padat dan dekat dengan jalan raya (polusi udara)
berpengaruh terhadap kesehatan pasien
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
Demam Berdarah
3 thn Kejang - Darah -
Demam Thypoid
-Kecelakaan
-Radang paru
-
Otitis - Morbili -Tuberkulosis
-
Parotitis - Operasi - Lainnya -
39Pasien tidak pernah mengalami batuk yang disertai sesak nafas sebelumnya dan tidak ada riwayat trauma atau kecelakaan maupun operasi.
Pemeriksaan Fisik• STATUS PRESENTKU : Sesak Kes: Compos Mentis, Nadi : 100x/menit, Respirasi : 40 x/menit, Temp : 38,1ºC, BB=18kg
• Anemia (-) Sianosis : (-) Ikterus : (-) Dyspnoe : (+) Oedema : (-)
• STATUS LOKALISATA• Kepala : Mata :, RC +/+, Pupil isokor, Conjungtiva Palpebra Inferior Pucat (-/-), bibir sianosis (-), THT kesan tenang (+)
• Leher : Pembesaran KGB (-)• Thoraks : Simetris fusiformis, retraksi (+) intercostalHR: 100x/i, regularRR: 40 x/i, regular, ronkhi basah halus (+) pd lapangan paru kiri dan kanan, wheezing (+/+)
• Abdomen : Bising usus (+) N , H/L : tidak teraba• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Status Antropometri
• Berat Badan: 18 kg• Tinggi Badan: 120 cm• Usia : 7 tahun• BB/TB : -2,1 (menurut WHO)• Status Gizi: Gizi Kurang
Pemeriksaan PenunjangDarah Rutin (27/1/2015)- WBC : 7,5 Normal- Hb :15 Normal- HCT : 48,4 Meningkat- PLT : 349 Normal- LED : 19 Meningkat
Penegakkan Diagnosis• Anamnesis:Dispneu (+),Febris (+),Batuk +
• Pemeriksaan Fisik :Sianosis (-), Takipneu (+), febris (+), retraksi intercostal (+), Ronki basah halus dan wheezing kedua lap paru (+)
• Pemeriksaan Penunjang :Peningkatan LED (Lab), Kesan Pneumonia bilateral (Ro Thorax)
Diagnosis Banding : Asma bronkial Bronkopneumonia
Diagnosis Kerja: Asma bronkial
Penatalaksanaan• Oksigenasi ½ - 1 lpm• IVFD Tridex 27B 20 tpmDitambahkan Aminophilin 6 ml per 1 flash tridex 27B (setiap flash ditambhakan aminofilin 6 ml)
• Inj. Kalmetason bolus 1 ampul IV, selanjtnya 3 ½ ampul IV
• Ceftriaxon 1 x 900 mg IV• Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam
• Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5• Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth• Ambroxol syrup3 x ¾ cth
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
28/1/15
Sesak(+), batuk pilek (+),Panas badan (+)
KU: lemasKes: CMTTV: TD: 110/70 mmHgN: 100x/menit, RR: 36x/menit Suhu M: 36,8ºCP: 37,8 Kepala: NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Thoraks:Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh ±/±, Wh -/-Akral hangat
Asma serangan sedang episode sering
• IVFD D5% + Aminophilin 6 ml 20 tetes
• Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV
• Amoxicilin 3x250 mg
• Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam
• Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5
• Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth
• Ambroxol syrup3 x ¾ cth
29/1/15
Sesak(+), batuk pilek (+) Panas badan (+)
KU: lemasKes: CMTTV: TD: 110/70 mmHgN: 96 x/menit,RR: 32x/menit Suhu:M 36,7ºCPagi 04.00 : 38 ºC 06.00 : 36,7 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (+)Thoraks: retraksi sobcostal (+),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh +/+ basah halus inspirasi, Wh -/-Abd: meteriorismus ±, H/L ttbAkral hangat
Bronkopneumonia
• IVFD D5% ½ S + Aminophilin 6 ml 20 tetes• Injeksi Cefotaxim3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam•Ambroxol syrup3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•Salbutamol 1,5 mg + Dexametason 0,5 mg (3x1 pulv)
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thorax (29/1/2015) Kesan:• Pneumonia
bilateral• Lymphadenopathy
parahilar bilateral
• Jantung dalam batas normal
• Tulang-tulang costa kesan intak
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
30/1/15
Sesak(+), batuk pilek (+),Panas badan (+)
KU: lemasKes: CMTTV: TD: 110/70 mmHgN: 104 x/menit,RR: 40x/menit Suhu:M 38,5ºCPagi 37,4 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (-)Thoraks: retraksi subcostal (+),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh -/-Abd: meteriorismus (-), H/L ttbAkral hangat
Bronkopneumonia
• IVFD D5% ½ S 16 tpm•Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam•Ambroxol syrup3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
31/1/15
Sesak(+), batuk pilek (+),Panas badan (+)
KU: agak lemasKes: CMTTV: TD: 110/70 mmHgN: 100 x/menit,RR: 30x/menit Suhu:M 36ºCPagi 36,2 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (-)Thoraks: retraksi subcostal (-),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh -/-Abd: meteriorismus (-), H/L ttbAkral hangat
Bronkopneumonia
• IVFD D5% ½ S 16 tpm•Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam•Ambroxol syrup3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•CFT
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
1/2/15 Batuk berdahak (+), makan/minum (+), BAB (-) 3 hari
KU: agak lemasKes: CMTTV: TD: 110/80 mmHgN: 96 x/menit,RR: 30x/menit Suhu:M 36,5ºCPagi 36,3 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (-)Thoraks: retraksi subcostal (-),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh ±/±Abd: meteriorismus (+), BU (+) NAkral hangat
Bronkopneumonia
• IVFD D5% ½ S 16 tpm•Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim 3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @8 jam•Ambroxol syrup 3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 3 x 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•Mycrolac supp•Vit 2 x 1•CFT
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
2/2/15
Batuk (+) , nafas gerok-gerok (+) , makan/minum (+) baik
KU: agak lemasKes: CMTTV: TD: 100/60 mmHgN: 102 x/menit,RR: 32x/menit Suhu:M 36ºCPagi 36 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (-)Thoraks: retraksi subcostal (-),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves -/-, Rh +/+, Wh ±/±Abd: meteriorismus (+), BU (+) NAkral hangat
Bronkopneumonia + Asma bronkial
• IVFD D5% ½ S 16 tpm•Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim 3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @8 jam•Ambroxol syrup 3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 3 x 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•Bionic 2 x 1 cth•CFT
Subjektif Objektif Assesment Penatalaksanaan
3/2/15 Batuk (+) berkurang , nafas gerok-gerok (+) , makan/minum (+) baik
KU: baikKes: CMTTV: TD: 110/70 mmHgN: 100 x/menit,RR: 32x/menit Suhu:M 36,5ºCPagi 36 ºCKepala : NormosefaliMata: an-/-, ikt-/-Hidung : PCH (-)Thoraks: retraksi subcostal (-),Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur(-)Po: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-Abd: meteriorismus (+), BU (+) NAkral hangat
Bronkopneumonia + Asma Bronkial
• IVFD D5% ½ S 16 tpm•Inj. Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim 3x 500mg•Ambroxol syrup 3 x ¾ cth • Injeksi Novalgin 3 x 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @8 jam•Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•Bionic 2 x 1 cth•BPLObat pulang:- Cefixime syrup 2 x ¾ cth-Pulveres: Dexa 0,25 mg + Salbutamol 1,5 mg (3 x pulv I)
PROGNOSIS• Quo ad vitam : ad bonamTerdapat perbaikan tanda vital dan keluhan pasien.
• Quo ad functionam : ad bonam
AnamnesisKel. Utama : Sesak Nafas
Pulmonal
Ekstra-Pulmona
l
• Jantung• Ginjal • Endokrin• Diare
Sal. nafas atas (croup, tumor, corpus alineum) -
> stridorSal. nafas bawah :- Asma -> bunyi mengi- TBC paru -> kontak dengan penderita batuk lama/TB- Pneumonia
AnamnesisKel. Tambahan
• Batuk pilek • Panas badan• Nafsu makan menurun
Faktor Risiko• Riwayat perokok• Sosial ekonomi rendah,• Sirkulasi rumah yang tidak baik
Inf. Saluran Nafas
Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada pasien :
• Pada nafas terdapat retraksi otot interkostal, dan pernapasan cuping hidung.
• Palpasi : Vokal fremitus simetris.• Perkusi : Tidak terdapat kelainan• Auskultasi : Rhonki basah halus dan wheezing.
Pemeriksaan Fisik
• Darah perifer lengkap– Hasil leukosit 7500/mm3 (Normal)
virus atau mikoplasma.
• Rontgen thoraks AP– Kesan : Pneumonia bilateral
Pemeriksaan Penunjang
3 dari 5 gejala di bawah ini :1.Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
2.Panas badan3.Ronki 4.Foto toraks5.Leukositosis
Diagnosis
Penatalaksanaan•IVFD D5% ½ S 16 tpm•Injeksi Kalmetason 3 x ½ ampul IV •Injeksi Cefotaxim3x 500mg•Nebulisasi Combivent 2 ml + Bisolvon 20 tetes + Nacl 0,9% 2 ml @6 jam•Ambroxol syrup3 x ¾ cth •Novalgin injeksi 180 mg IV bila Tax > 38,5 •Paracetamol syrup 3 x 1 ½ cth •Promedex 3 x 1 cth•CFT
Oksigen 1-2 atau 2-4 L/menit• Diberikan karena pasien sesak nafas. Oksigen diberikan
sampai sesak nafas hilang (analisis gas sampai dengan PaO2 ≥ 60 Torr).
• Antibiotik– Anak usia sekolah (> 5 tahun)
• Amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin) atau beta laktam
• Tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)• Simtomatik
Penatalaksanaan
Quo ad vitam : ad bonam– Terdapat perbaikan tanda vital dan keluhan pasien.
– Mortalitas kurang dari 6/1000
Quo ad functionam : ad bonam– Dapat sembuh total– Bila ada penyakit yang mendasari sembuh dalam waktu >1bulan atau pneumonia berulang
Prognosis
Usia Etiologi yang sering
Neonatus dan bayi kecil
E. colliStreptococcus group B
KlebsielaGram negatif enterokokus
3 minggu-3 bulan Chlamydia trachomatis
4 bulan-5 tahun
Streptococcus pneumoniaHaemophillus influenzae tipe B
5 tahun-remaja
Streptococcus pneumonia Mycoplasma pneumoniae
• Drug of choice untuk kuman yang dicurigai.
• Bila, tidak ada yang dicurigai
Antibiotik awal (24-72 jam pertama) menurut kelompok usia (trial & error).
PENATALAKSANAAN(Antibiotik)
Cont….
PENATALAKSANAAN(Antibiotik)
Cont….
Pantau(min 24 jam s/d hari
ke-3)
• Peny. Bertambah berat
• Tidak ada perbaikan
Ganti AB sesuai kuman penyebab
Bayi Anak• Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis• Frekuensi napas > 60 x/menit• Distress pernapasan, apneu intermitten, atau grunting• Tidak mau minum/menetek• Keluarga tidak bisa merawat dirumah
• Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis• Frekuensi napas ≥ 50 x/menit• Distress pernapasan• Grunting• Terdapat tanda dehidrasi• Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Indikasi Rawat
• Gejala dan tanda pneumonia menghilang
• Asupan peroral adekuat• Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (peroral)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah
Kriteria Pulang
• Penyebaran bakteri dalam rongga thorak :– Efusi pleura– Empiema– Perikarditis
• Penyebaran bakteremia dan hematologi– Meningitis
Komplikasi
• Hindari kontak dengan penderita• Obati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya pneumonia.
• Tingkatkan daya tahan tubuh• Vaksinasi
Pencegahan