TUTORIAL KLINIKVARISELASuci Eria 20100310019
Pembimbing: dr. Lucky Handaryati, Sp.KK
KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. SW Umur: 26 tahun Jenis kelamin: laki-laki Pekerjaan: swasta Alamat: Kalisari 8/4 Nyamut, Tengaran No. RM: 15-16-316769
ANAMNESIS Keluhan utama: bintil-bintil berisi cairan yang terasa gatal
dan perih.
Riwayat penyakit sekarang: pasien datang ke poliklinik kulit & kelamin RSUD Salatiga mengeluh timbul bintil-bintil berisi cairan yang terasa gatal dan perih di kulit wajah, badan, kedua tangan dan kaki sejak 1 minggu yang lalu. Sebagian bintil telah pecah. Bintil pertama kali muncul di badan kemudian di wajah, kedua tangan dan kaki. Munculnya bintil-bintil tersebut didahului demam, badan terasa lemah dan nyeri kepala, namun sekarang sudah tidak demam lagi. Pasien sudah berobat ke IGD RSUD Salatiga, diterapi dengan paracetamol 3x500 mg/hari, asiklovir tablet 5x800 mg/hari, asiklovir krim 2 kali oles/hari dan vitamin tablet, kemudian diminta untuk kontrol ke poliklinik kulit & kelamin setelah 7 hari pengobatan.
Riwayat penyakit dahulu: riwayat menderita cacar air disangkal, riwayat imunisasi cacar pasien tidak tahu.
Riwayat penyakit keluarga: riwayat anggota keluarga yang sedang menderita cacar atau mengalami keluhan serupa disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: cukup Kesadaran: compos mentis Vital sign: tidak diukur Predileksi: wajah, badan, kedua tangan dan
kaki. UKK: vesikel diskrit miliar sampai numular
dengan kulit sekitarnya eritem. Dijumpai juga pustul, erosi dan krusta (gambaran polimorf).
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang yang diajukan:
Pemeriksaan Tzanck
DIAGNOSIS Varisela
Diagnosis Banding Variola Herpes zoster
PENATALAKSANAAN Asiklovir tablet 5x800 mg/hari Clindamycin tablet 3x150 mg/hari Loratadin tablet 1x10 mg/hari Starmuno tablet 1x1 Pibalsin oint 2 kali oles /hari untuk kulit
dengan bintil-bintil yang sudah pecah Salisil talk 2% 2 kali tabur /hari untuk kulit
dengan bintil-bintil berisi cairan
TINJAUAN PUSTAKA
VARISELA Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
Sinonim: cacar air, chicken pox
EPIDEMIOLOGI Tersebar kosmopolit Menyerang terutama anak-anak Jika menyerang orang dewasa, gejala lebih
berat Transmisi aerogen Masa penularan ± 7 hari dihitung dari
timbulnya lesi
ETIOLOGI Virus varisela-zoster: kelompok virus herpes
berukuran 140-200 m berinti DNA Infeksi primer → varisela Reaktivasi → herpes zoster
GEJALA KLINIS Masa inkubasi: 14-21 hari Gejala prodromal 1-2 hari: demam yang tidak
terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala Timbul papul eritematosa → vesikel
(teardrop) → pustul → krusta Sementara proses ini berlangsung, timbul
vesikel baru (gambaran polimorfi)
Penyebarannya terutama di badan, kemudian sentrifugal ke muka dan ekstremitas
Dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran napas bagian atas.
Infeksi sekunder: pembesaran kelenjar getah bening regional
Disertai rasa gatal
PEMERIKSAAN KULIT Predileksi: terutama pada badan serta sedikit
pada wajah dan ekstremitas. Mungkin juga pada mulut, palatum mole dan faring.
Efloresensi: vesikel berukuran miliar sampai lentikular; disekitarnya terdapat daerah eritematosa. Dapat ditemukan beberapa stadium perkembangan vesikel mulai dari eritema, vesikula, pustula, skuama hingga sikatriks (polimorf).
Vesikel biasanya beratap tipis; bentuknya bulat atau lonjong menyerupai setetes air (teardrop).
GAMBARAN HISTOPATOLOGI Vesikula terdapat dalam epidermis yang
terbentuk akibat “degenerasi balon”. Gambaran sangat sukar dibedakan dari kelainan histopatologik herpes zoster dan herpes simpleks.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Percobaan Tzanck dengan cara membuat
sediaan hapus yang diwarnai dengan giemsa.
Bahan: kerokan dasar vesikel Hasil: sel datia berinti banyak
DIAGNOSIS Diagnosis klinik berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS BANDING Variola: lebih berat, memberi gambaran
monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.
Herpes zoster: lesi monomorf, nyeri, biasanya unilateral, sesuai dermatom.
PENATALAKSANAAN Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak
mengakibatkan pecahnya vesikel Pemberian nutrisi TKTP Istirahat dan mencegah kontak dengan orang
lain (isolasi) Simtomatik: analgetik dan antipiretik Lokal: bedak basah atau bedak kering yang
mengandung salisil 2% atau mentol 2% Infeksi sekunder: antibiotik salap dan oral
TERAPI VARISELA
Efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul lesi.
Imunokompeten Anak-anak: asiklovir 20 mg/kgbb IV selama 7 hari Dewasa: 5x800 mg/ hari selama 7 hari, valasiklovir
3x1000 mg/ hari selama 7 hari, famsiklovir 3x200 mg/ hari selama 7 hari.
Imunocompromised Asiklovir 5x800 mg/ hari.
Penyakit berat/ wanita hamil: asiklovir IV 10 mg/ kgbb tiap 8 jam selama 7 hari.
V.Z.I.G (varicella zoster immunoglobuline) dapat mencegah atau meringankan varisela, diberikan intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.
KOMPLIKASI Ensefalitis Pneumonia Glomerulonefritis Karditis Hepatitis Keratitis Konjungtivitis Otitis Arteritis
Kelainan darah (beberapa macam purpura) Infeksi pada trimester pertama kehamilan →
kelainan kongenital Infeksi beberapa hari menjelang kelahiran →
varisela kongenital pada neonatus
KONSELING & EDUKASI Self limiting disease pada anak
imunokompeten Komplikasi ringan: infeksi sekunder bakteri →
perlu menjaga kebersihan tubuh Pasien dikarantina untuk mencegah
penularan
Kriteria rujukan Terdapat gangguan imunitas Mengalami komplikasi yang berat seperti
pneumonia, ensefalitis dan hepatitis
PROGNOSIS Perawatan yang teliti & higiene baik,
prognosis baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit
Pasien imunokompeten: bonam Pasien immunocompromised: dubia ad
bonam
PEMBAHASAN
Diagnosis klinis varisela pada Tn. SW ditegakkan berdasarkan:
Anamnesis: keluhan demam, malese dan nyeri kepala/pusing (gejala prodromal) yang disusul muncul bintil-bintil berisi cairan yang terasa gatal di badan kemudian di wajah, kedua tangan dan kaki (sentrifugal).
UKK: vesikel diskrit miliar sampai numular dengan kulit sekitarnya eritem. Dijumpai juga pustul, erosi dan krusta (gambaran polimorf)
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan karena tidak efektif (menghabiskan biaya yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama).
Penatalaksanaan dengan Asiklovir tablet 5x800 mg/hari (antiviral), clindamycin tablet 3x150 mg/hari (antibiotik), loratadin tablet 1x10 mg/hari (antihistamin non-sedatif, antipruritus), starmuno tablet 1x1, pibaksin oint 2 kali oles /hari untuk kulit dengan bintil-bintil yang sudah pecah (antibiotik topikal), salisil talk 2 % 2 kali tabur /hari untuk kulit dengan bintil-bintil berisi cairan (antipruritus dan untuk mencegah agar vesikel-vesikel tidak pecah).
TERIMA KASIH