Download - Tugas tafsir

Transcript
Page 1: Tugas tafsir

PEMBAHASANPEMBAHASANTAFSIR AYAT-AYAT TENTANG TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG TARBIYAHTARBIYAH

Page 2: Tugas tafsir

II.1 Surat Al-Rahman ayat 1-4Yang artinya “(Tuhan) yang Maha pemurah (1) Yang Telah

mengajarkan Al Quran(2) Dia menciptakan manusia(3)Mengajarnya pandai berbicara(4)”

Secara umum ayat-ayat diatas menerangkan nikmat-nikmat Allah swt kepada hamba-hamba-Nya. Antara lain :

Bahwa Dia mengajarkan Al-Quran dan hukum-hukum syari’at untuk menunjuki makhluk-Nya dan menyempurnakan kebahagiaan mereka dalam penghidupan di dunia maupun di Akhirat.

Bahwa dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik dan menyempurnakannya dengan akal dan pengetahuan.

Bahwa Dia telah mengajari manusia kemampuan berbicara dan memahamkan kepada orang lain, hal mana tidak bisa terlaksanakan kecuali dengan adanya jiwa dan akal.

Allah mengajarkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw, dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya. Ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka mengatakan :

Page 3: Tugas tafsir

Yang artinya “Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” (An-Nahl :103)

Telah disebutkan diatas bahwa Allah menyebut tentang nikmat-nikmat –Nya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang terbesar kedudukan dan manfaatnya bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu nikmat diajarkannya Al-Quran Al-Karim. Karena dengan mengiuti Al-Quran Al-Karim maka diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Setelah menyebutkan nikmat tersebut, maka Allah swt menyebutkan pula nikmat yang merupakan pangkal segala sesuatu.

Firman-Nya: Yang artinya “Dia telah menciptakan umat manusia dan

mengajarinya apa yang terlintas dalam hatinya. Sekiranya tidak demikian, maka Nabi Muhammad SAW tidak dapat mengajarkan Al-Quran kepada ummatnya.

Memperoleh kemampuan untuk berkata-kata untuk berkomunikasi dengan yang lain adalah nikmat terbesar, maka Allah pertama-tama menyebutkan hal yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang dengan itulah diperoleh kebahagiaan. Selanjutnya menyebutkan tentang belajar, dilanjutkan dengan menyebutkan cara belajar, kemudian barulah menyebutkan benda-benda langit yang bisa dimanfaatkan oleh manusia dalam penghidupan mereka.

Page 4: Tugas tafsir

II.2 Surat Al-Najm ayat 5-6yang artinya “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang

sangat kuat(5) Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli(6)”

Ayat ini diturunkan sebagai bantahan atas tuduhan orang-orang musyrik terhadap Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila dan apa yang dikatakannya hanyalah dongeng-dongeng orang dahulu yang dia dengar saat perjalanan ke Syam.

Bahwasanya Nabi Muhammad diajari oleh Jibril, yang mana Jibril adalah makhluk yang berkekuatan hebat baik ilmu maupun perbuatannya, juga terpercaya perkataannya. Sedangkan kecerdasan yang kuat merupakan syarat kepercayaan orang terhadap perkataa orang lain. Begitu pula ia terpercaya hafalan maupun amanatnya. Artinya Jibril tidak akan lupa dan tidak berubah.

Kekuatan dan kecerdasan Jibril, dalam bahasa yang lain pada ilmu pengetahuan modern juga telah diakui, para ahli jiwa di Eropa telah mengakui adanya kekuatan-kekuatan alam ruh dengan segala hal yang luar biasa ditinjau dari alam kita. Alam ruh yang dimaksud adalah alam gaib yang berkaitan dengan sisi ketuhanan, yakni adanya Allah, malaikat, dan makhluk-makhluk gaib yang lain.

Page 5: Tugas tafsir

Seorang ilmuwan — Oliver Lodewage — mengatakan bahwa alam ruh itu lebih besar dari pada alam kita ini, alam itu membantu dan menjaga kita. Hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah. Maka jika orang suci mengatakan melihat malaikat atau melihat Allah maka semua itu benar adanya tanpa diragukan lagi.

Tentu saja tidak ada keraguan mengenai keajaiban-keajaiban yang diceritakan dalam Al-Quran, karena apa yang tercantum disana yang berkaitan dengan alam ruh, telah menjadi ilmu dan pengetahuan baru, sebagaimana firman Allah : Yang artinya ““Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar” (Fushilat : 53)

Kaitan ayat ini dalam masalah subjek pendidikan kurang lebih bahwa pada dasarnya setiap orang adalah subjek pendidikan yang mengetahui adanya kebenaran. Orang-orang yang menjalankan roda pendidikan harus mempunyai kekuatan yang besar, terutama kekuatan yang berbentuk kecerdasan, terpercaya perkataannya, dan konsekuen dengan apa yang diajarkannya.

Page 6: Tugas tafsir

II.3 SuratAl-Nahl ayat 43-44

Yang artinya “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui(43) Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(44).

Yang artinya “Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, ‘Berilah peringatan kepada manusia . . .” (Yunus : 2)

Page 7: Tugas tafsir

TA’DIB Ta’dib ( ) berasal dari kata addaba (بّد)ب ّدب) yuaddibu ,(أ (يأ

dan ta’dib (تأديب).Addaba (بّد)ب ,diterjemahkan oleh Al Attas sebagai mendidik ( أ

yang menurut Ibnu Manzhur merupakan padanan kata allama dan oleh Azzat dikatakan sebagai cara Tuhan mengajar Nabi-Nya sehingga Al Attas mengatakan bahwa mashdar addaba (yakni ta’dib) mendapatkan rekanan konseptualnya di dalam istilah ta’lim.

Adapun pengertian at-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadannya.25 Pengertian tersebut didasarkan pada hadis Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut :

تأديبى … … فأحسن ّبى ر ّدبنى 26أArtinya : ‘Tuhanku telah mendidikku, dan telah membuat

pendidikanku itu sebaik-baiknya.’

Page 8: Tugas tafsir

Dari beberapa pengertian al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al’ta’dib di atas, para ahli pendidikan mencoba memformulasikan hakikat makna pendidikan sebagaimana dalam uraian berikut ini.

Dr. Muhammad SA Ibrahimy mengemukakan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut : ‘Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam.’28 (Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu system pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupan sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam).

Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupanmanusia masa depan, tanpa menghilangkan prinsip-prinsip Islam yang diamanatkan oleh Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.

Page 9: Tugas tafsir

Dari pengertian tersebut, dapat dipahami lima prinsip pokok dalam proses pendidikan Islam, yaitu :

(1) Proses transformasi, yaitu upaya pendidikan Islam harus dilakukan secara bertahap, berjenjang dan kontinyu dengan upaya pemindahan, penanaman, pengarahan, pengajaran, pembimbingan sesuatu yang dilakukan secara terencana, sistematis, terstruktur dengan menggunakan pola dan sistem tertentu.

(2) Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai, yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan penghayatan, serta pengamalan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai.Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang bercirikan Islami, yakni ilmu pengetahuan yang memenuhi kriteria epistimologi Islami yang tujuan akhirnya hanya untuk mengenal dan menyadari diri pribadi dan relasinya terhadap Allah, sesama manusia, dan kepada alam semesta.

Page 10: Tugas tafsir

Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai insani. Nilai Ilahi dapat diperoleh melalui dua jalur, yaitu:

(a) Nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah yang tertuang dalam “Asmaul Husna” (99 nama-nama yang indah). Nama-nama itu pada hakikatnya telah menyatu pada potensi dasar manusia yang selanjutnya disebut fitrah.

(b) Nilai yang bersumber dari hukum-hukum Allah, baik berupa hukum yang linguistik-verbal (qur’ani) maupun non verbal(kaun³ ).Sebaliknya, nilai-nilai insani merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa, dan karsa manusia, yang tumbuh untuk memenuhi kebutuhan peradaban manusia dan yang memiliki sifat dinamis temporer.

Page 11: Tugas tafsir

(3) Pada diri manusia terdapat potensi-potensi rohani. Dengan potensi-potensi tersebut, manusia mendapat kemungkinan untuk dididik, yang pada gilirannya mereka dapat menjadi pendidik. Konsep ini berpijak pada konsepsi manusia sebagai makhluk psikis (al-insan).

(4) Melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya.Tugas pokok pendidikan Islam, hanya untuk menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, dan menjaga potensi laten manusia, agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan, minat, dan bakatnya. Dengan demikian tercipta dan terbentuklah daya kreativitas dan produktivitas manusia.

(5) Guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Hal tersebut merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam yang identik dengan tujuan hidup manusia sebagai abdi Allah Swt. Akibatnya, proses pendidikan Islam yang dilakukan , dapat menjadikan manusia hidup penuh bahagia, sejahtera, dan penuh kesempurnaan.Dengan memahami prinsip-prinsip pokok pendidikan Islam seperti yang telah dikemukakan di atas, maka pemahaman tersebut dapat memberikan kejelasan tentang hakikat pendidikan Islam yang sebenarnnya.

Page 12: Tugas tafsir

B.Ta’limPerkataan ta’lim ( ) pula dipetik dari kata dasar ‘allama ((عمّل,م, 

yu‘allimu ( يعمّل,م) dan ta’lim (تعلي,م)Dalam surat Al Jum’ah ayat 2,“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang 

Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”

Dalam surat yang diturunkan di Madinah tersebut menggunakan yu’allimu, yang merupakan salah satu kata dasar yang membentuk istilah ta’lim. Yu’allimu diartikan dengan mengajarkan, untuk itu istilah ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran (instruction).

Dari ayat tersebut juga bisa dimaknai bahwa Rasulullah juga seorang mu’alli, hal ini memperkuat sungguh dari beliau adanya keteladanan, termasuk bagaimana seharusnya menjadi seorang muallim]. Bahkan hal tersebut merupakan nikmat Allah bagi orang-orang mukmin, sebagaimana firmanNya, 

Page 13: Tugas tafsir

“Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Umar ibn Khatab berkata:علموا اولكدكم الرماية و الصباحة و مروهم ان يثبوا على الخيل وثبا

Artinya “Ajarkanlah memanah dan berenang kepada anak-anak kamu, dan suruhlah mereka melompat keatas kuda dengan sekali lompatan”

Page 14: Tugas tafsir

Ta’lim lebih menekankan pada aspek kognitif dan keterampilan, secara bahasa ta’lim semakna dengan al-i’lam, yakni pemberitahuan informasi. Proses ta’lim dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat diingat. Ta’lim tidak menuntut lebih dari guru yang melaksanakan pengajaran, peserta didik hanya harus memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru. (Rosyidin, 2009: 20-21)

Tadris merupakan bentuk masdar dari darasa- yadrusu, yang berarti membaca dengan terus-menerus, berulang-ulang agar dihapal. Selanjutnya tadris diartikan mengajar. Proses tad’ris memiliki beberapa tahapan; membacakan, membicarakan, menjelaskan, mengimlakan, menulis, membandingkan, menganalisis, menilai dan menyimpulkan. (Rosyidin, 2009: 22)

Tahdzib bermakna membersihkan, membetulkan, memperbaiki agar terhindar dari hal-hal yang tidak perlu, dan membersihkan yang sudah ada. Aziz Salim mendefinisikan tahdzib dengan pembinaan akhlak, perbaikan prilaku, pembangkitan nurani, penajaman cita-cita dan pendidikan kemauan atas asas-asas keIslaman, hingga akan terbentuk insan muslim yang sebenarnya. (Rosyidin, 2009: 23)

Ta’dib berarti budi pekerti yang baik, prilaku terpuji, sopan santun, melatih jiwa dan memperbagus akhlak. Dengan kata lain ta’dib berarti pendidikan adab, akhlak, etika, prilaku. (Rosyidin, 2009: 24)

Page 15: Tugas tafsir

WassalamWassalam