Basic Skill Counseling
Opening
TAHAP I (AWAL)
IDENTIFIKASI MASALAH
Isu sentral/utama didefinisikan klien atas bantuan konselor
Pengembangan alternatif masalah oleh Ko dan Kl
Keputusan untuk memilih definisi masalah yang terbaik sebagai hasil diskusi Ko-Kl
Apakah klien menerima definisi
masalah?
Ya, terus ke tahap berikut
Tidak kembali ke
Mari kita perhatikan dialog konseling Tahap Awal di bawah ini:
Konselor : Yeni, saya dengar tadi selentingan bahwa kamu ingin membicarakan
sesuatu mengenai pekerjaan.
Klien : Ya pak, pekerjaan saya banyak hambatan.
Konselor : Banyak hambatan? Bagaimana itu?
Klien : Coba bapak piker, boss saya yang telah beranak empat mulai menggoda
saya sehingga membuat saya puyeng. Tadinya saya bekerja di bagian
pemasaran. Saya senang di bagian itu karena sesuai dengan minat. Dan
saya ingin betul-betul mengembangkan diri di situ. Tiba-tiba, saya
dipindahkan menjadi sekretaris boss. Dan si Tuti dialihtugaskan
kebagian lain. Kasihan teman itu. Saya tidak berminat menjadi
sekretaris boss. Terutama karena sifat boss yang doyan cewek cantik.
Namun saya perlu uang untuk biaya hidup keluarga karena ayah saya
sudah meninggal dan saya adalah anak tertua di keluarga. Jadi saya
amat bingung apakah saya harus bertahan disana atau pindah saja demi
keamanan jiwa saya.
Konselor : Yeni, dari ungkapan perasaanmu tadi, saya melihat bahwa kamu sedang
mengalami konflik batin yang cukup berat dalam pekerjaan. Pertama, kamu
ingin punya uang untuk membiayai keluarga. Akan tetapi disamping itu
berdasarkan isu-isu selama ini, jabatan sekretaris boss adalah sumber
pelecehan seksual oleh boss, sehingga rasanya kamu tidak tahan memegang
jabatan barumu tersebut. Kedua, kamu sudah mulai ahli dengan pekerjaan
pemasaran, dan dengan jabatan sekretaris tentu kamu akan mengulangi
karirmu sejak awal lagi.
Konselor : Yeni, dari pembicaraan sekitar 20 menit, saya menangkap bahwa pertama,
anda sedang mengalami konflik karena jabatan baru (sekretaris) tidak sesuai
dengan keinginan anda atas dasar jabatan lama (pemasaran) rasanya makin
anda kuasai. Kedua, adanya kecemasan anda dengan kedudukan sebagai
sekretaris boss, yaitu tentang kemungkinan terjadinya pelecehan seksual
terhadap diri anda. Ketiga, anda berpikir bahawa kebutuhan biaya yang
besar untuk adik-adik anda membuat anda terpaksa harus bekerja, namun
menghadapi resiko dengan kemungkinan pelecehan.
Klien Ya pak, itulah yang saya rasakan sekarang, saya sedang bingung
menghadapi masalah ini.
Masalah Yeni adalah konflikkarena jabatan baru tidak sesuaidengan keinginannya dankekhawatiran akan mengalamipelecehan seksual oleh bossnya.Dengan sedikit informasi dari Yeni,konselor harus mampu membuatbeberapa kemungkinan definisimasalah. Jika Yeni dapat menerimadefinisi-definisi masalah itu, makaproses konseling dapat dilanjutkan keTahap II, atau Tahap Pertengahan-disebut juga Tahap Kerja (WorkPhase).
Tahap III (Keputusan untuk Bertindak)
Konselor dan klien berusaha menyusun solusi untuk pemecahan masalah
Mengakhiri Sesi
Menguji Solusi
Menyusun Rencana
Setiap tahapan konseling ada teknik2 tertentu. Berikut ini scr sistematis dikemukakan teknik2 konseling yg dpt digunakan pd setiap tahapan konseling.
TAHAP AWAL
(DEFINISI MASALAH)
TAHAP PERTENGAHAN
(TAHAP KERJA)
TAHAP AKHIR
(ACTION)
- Attending
- Mendengarkan
- Empati
- Refleksi
- Eksplorasi
- Bertanya
- Menangkap pesan utama
- Mendorong dan dorongan
minimal.
- Menyimpulkan sementara
- Memimpin
- Memfokuskan
- Konfrontasi
- Menjernihkan
- Memudahkan
- Mengarahkan
- Dorongan minimal
- Diam
- Mengambil Inisiatif
- Memberi nasehat
- Memberi Informasi
- Menafsirkan
- Menyimpulkan
- Merencanakan
- Menilai
- Mengakhiri Konseling.
1. Attending
a. Memberikan kontak mata
b. Postur tubuh relaks
c. Menampilkan gesture yang alamiah
d. Pernyataan verbal tanpa ada interupsi, pertanyaan, topik baru
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien scr pribadi merp upaya yg dilakukan konselor dlmmemberikan perhatian scr total kpd klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah.
Secara lebih detail, berikut ini dikemukakan sikap melayani (attending) yang baik, yakni:
1 Kepala Melakukan anggukan jika setuju.
2 Ekspresi
wajah
Tenang, ceria, senyum.
3 Posisi tubuh Agak condong ke arah klien, jarak konselor dengan
klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau
berdampingan.
4 Tangan Variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-
ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat,
menggunakan gerakan tangan untuk menekankan
ucapan.
5 Mendengar
aktif
Aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien
hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan
bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.
Adapun perilaku attending yang tidak baik ditampilkan melalui sikap-sikap berikut:
1 Kepala Kaku.
2 Muka Kaku, ekspresi melamun, mengalihkanpandangan, tidak melihat saat klien sedangbicara, mata melotot.
3 Posisi tubuh Tegak kaku, bersandar, miring, jarak dudukdengan klien menjauh, duduk kurang akrab danberpaling.
4 Bicara Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa adateknik diam untuk memberi kesempatan klien berpikirdan berbicara.
5 Perhatian Terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.
2. Empati (Empathy)
Klien : Saya merasa sedih sekali karena setiap pria yang
menikahi saya selalu memutuskan untuk menceraikan
saya.
Konselor : ehmm.saya dapat memahami perasaan Anda saat
ini.
Melakukan empati primer dengan mengatakan:Saya dapat merasakan bagaimana perasaan saudara.Saya dapat memahami pikiran Anda.Saya mengerti keinginan saudara.
Melakukan empati tingkat tinggi dengan mengatakan:Saya merasakan apa yang saudara rasakan, dan saya ikut terlukadengan pengalaman Anda itu.
3. Refleksi (Reflection)
Secara lebih sederhana, refleksi dapat didefinisikan sebagai upaya konselormemperoleh informasi lebih mendalam tentang apa yang dirasakan oleh kliendengan cara memantulkan kembali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.
a.Reflecting feelings (Merefleksikan Perasaan)
Klien : Saya begitu yakin akan menyelesaikan kuliah pada usia
sekarang. Tetapi saya gagal menyelesaikannya. Saya merasa
bodoh.
Konselor : Jadi,,,,,, kegagalan itu yang menyebabkan Anda merasa
bodoh?
Klien : Dosen itu sialan. Saya membencinya. Saya tidak akan
pernah ikut kuliahnya. Saya tidak akan pernah mengerjakan
tugas-tugasnya.
Konselor : Tampaknya Anda sungguh-sungguh marah.
b. Reflecting meanings
Apabila perasaan dan fakta dicampurkan dalam suatu respons yang
akurat, hal inilah disebut sebagai refleksi makna. Misal:
Klien : Pak Dosen saya terus-menerus bertanya tentang kehidupan pribadi
saya. Saya tidak ingin dia melakukan hal itu.
Konselor : Anda merasa jengkel karena dia tidak merespek privasi Anda.
c. Summative reflection (Refleksi Sumatif)
Terjadi suatu refleksi sumatif, bila diungkapkan kembali secara singkat
tema dan perasaan utama yang diekspresikan pembicara selama durasi
percakapan yang lebih lama dari pada yang terliput oleh bentuk refleksi lainnya.
Contoh:Tema yg selalu Anda ulangi adalah Marilah kita melakukan rekapitulasi dari apa yg sdh kita bicarakan sejauh ini Saya memikirkan apa yg Anda katakan. Saya melihat suatu pola dan saya ingin mengeceknya. Anda ...
4. Eksplorasi (Eksploration)
Adalah suatu keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman,
dan pikiran klien. Hal ini penting, karena kebanyakan klien menyimpan rahasia
batin, menutup atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.
a. Eksplorasi Perasaan
Bisakah Saudara menjelaskan bagaimana perasaan perasaan
bingung yang Anda maksudkan?
Saya kira, rasa sedih Anda begitu dalam pada peristiwa
tersebut. Dapatkah Anda kemukakan perasaan Anda lebih jauh?
b. Eksplorasi Pengalaman
Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui.Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang
pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap
pendidikan Anda.
Next ....
c. Eksplorasi Pikiran
Saya yakin Anda dptmenjelaskan lebih jauh ttg apa
pendapat Anda tentang hadirnya
ibu tiri dalam rumah AndaSaya kira, pendapat Andamengenai hal itu sangat baik
sekali, dptkah Anda
menguraikannya lebih lanjut.Saya yakin saudara dapatmenjelaskan lebih jauh ide anda
tentang sekolah sambil bekerja.
5. Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing)
a. Dengarkan pesan utama itee
b. Ulangi pesan tersebut dengan bahasa iter
Contoh:
Itee: Saya sungguh tidak mengerti. Tadi dia bilang saya harus begini,
semenit kemudian saya disuruh begitu
Iter: Dia membuat anda bingung
Itee: Ya betul, selain itu...
Klien : Biasanya dia selalu senang dengan saya, namun
tiba-tiba dia memusuhi saya.
Konselor : Adakah yang akan anda katakan bahwa
perilakunya tidak konsisten?
Klien : Itu suatu pekerjan yang baik. Akan tetapi
saya tidak mengambilnya. Saya tidak tahu
mengapa?
Konselor : Nampaknya saudara masih ragu.
6. Bertanya Untuk Membuka Percakapan (Open Question)
Bagaimana perasaan Ibu ketika melihat dia benar-benar kecanduan obatterlarang itu?
Usaha apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi ketergantungan padaobat terlarang itu?
Apakah saudara merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan sekarang?
Bagaimana perasaan Anda saat itu?
Dapatkah Anda mengemukakan hal itu selanjutnya?
Boleh saya minta waktu barang lima menit sebelum Anda pergimeninggalkan ruangan ini?
Sebaiknya gunakanlah kata-kata berikut untuk mengawali pertanyaan: apakah,
bagaimana, adakah, bolehkah, atau dapatkah.
7. Bertanya Tertutup (Closed Questions)
Adapun tujuannya adalah: (1) untuk mengumpulkan informasi; (2) untuk
menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan (3) menghentikan omongan klien
yang melantur atau menyimpang jauh.
Konselor Apakah Anda sulit menerima kematian istri Anda?
Klien Ya.
Konselor Apakah Anda mencintainya?
Klien Ya pak.
Klien : Saya berupaya meningkatkan prestasi belajar dengan mengikuti belajar
kelompok yang selama ini belum pernah saya lakukan.
Konselor : Biasanya Anda menempati peringkat keberapa?
Klien : Empat
Konselor : Sekarang?
Klien : Sebelas
Klien (bicara melantur kemana-kemana)
Konselor Apakah Anda bisa berhenti bicara melantur seperti ini, dan
kembali kepada persoalan semula?
Klien Saya, pak.
8. Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Upaya utama seorang konselor adalah agar kliennya selalu terlibat dalam
pembicaraan dan membuka dirinya (self-disclosing) pada konselor. Dorongan ini
diucapkan dengan kata-kata singkat seperti oh ya terus dan Tujuannyaadalah membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan masalahnya dan
mengarahkan pembicaraan agar mencapai sasaran dan tujuan konseling.
Klien : Saya kehilangan segalanya.
Orangtuakuhuhuhu
Konselor : terus
Klien : Saya kehilangan pegangan dan saya berbuat
Konselor : Ya
Klien : nekad
Konselor : Lalu
N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK
1 Saya merasakan apa yang anda rasakan
2 Saya memahami apa yang kamu pikirkan.
Namun saya menghargai tekadmu untuk
melaksanakan dengan baik
3 Jadi disatu sisi anda mencintainya, akan
tetapi disisi lain anda tak mau menikahinya
4 Kl: Saya amat bingung karena setiap hari
suami saya pulang dini hari dalam keadaan
mabuk
Ko: bingung?
5 Anda kelihatan marah terhadap orang tua
anda
Coba kerjakanLatihan Basic Skill Counseling
Empati Primer
Empati tingkat tinggi
Menangkap Pesan Utama Klien (parapharse)
Dorongan Minimal (minimal Encourage)
Refleksi Perasaan ( reflection of feeling )
N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK
6 Kelihatannya kamu begitu cemas, murung, dan
tidak begitu bersemangat ? apa demikian ?
7 Dapatkah Anda menjelaskan lebih jauh tentang
kecemasan atau masalah yang anda hadapi?
8 Saya memahami perasaanmu tertekan karena
merasa tidak berguna. Dapatkah anda menceritakan
perasaan tak berguna itu ?
Refleksi perasaan,Bertanya terbukaAttending
Eksplorasi perasaan,Bertanya terbukaAttending
Empati primer,Refleksi pengalamanBertanya terbukaEksplorasi perasaan
N0 VERBATIM BASIC SKILL/TEKNIK
9 kalau begitu kamu beranggapan sejauh ini
hancurnya prestasi belajar bukanlah kesalahanmu
sendiri, akan tetapi kesalahan orang tuamu. Karena
itu sikap memojokkan dari orang tua membuat
kamu terhina, apa demikian ?
10 Saudara selalu mengatakan bahwa tidak akan
menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia yang
hanya satu kali ini, akan tetapi saya melihat saudara
belum juga bersedia untuk menjauhkan diri dari
minuman beralkhohol itu, tentunya saudara sudah
tahu akan akibatnya.
Paraprasing/pesan utamaRefleksi ide
Konfrontasi
Basic Skill Counseling
Tahap II Kerja
Apa yang kita lakukan
Tugas fase ini adalah untuk memeriksa kembali definisi masalah dan mengembangkan suatu solusi-solusi alternatif.
Proses ini terutama memasukkan pengujian masalah sehingga menjadi fakta-fakta spesifik tentang situasi feeling, thinking, dan experiences klien yang terjadi saat ini.
Pendektan apa yang akan kita gunakan?
Konselor psikodinamika akan cenderung kurang tertarik pada data-data tetapi akan meneliti data tentang proses ketidaksadaran klien.
Konselor trait and factor akan cenderung tertarik pada pengungkapan sebanyak mungkin
data/fakta.
Konselor humanistik menekankan pada kondisi self yang realistik memahami kelemahan dan potensi diri dalam situasi lingkungan saat ini, percaya kualitas self yang mampu mengatasi.
Next....
Pandangan berdasarkan satu teori adalah kurang bijaksana, karena itu pendekatan ekletistik (meramu semua unsur-unsur baik ditiap teori) adalah lebih objektif mengingat amat beragamnya klien dan problemnya (potensi dan masalah).
Pendekatan eklektistik cenderung menghargai semua pendekatan, namun memiliki bagian-bagian penting dan sesuai dengan masalah klien yang dihadapi, karena itu bisa jadi pendekatan humanistik digandengkan dengan trait and factors atau psikodinamika.
TAHAP II (FASE KERJA)
Kerangka berpikir teoritis yang melandasi konselor dalam memahami masalah klien
Pendekatan Eklektik, Kualitas Pribadi Konselor, dan Kualitas Teknik Konselor
Konselor & Klien memeriksa definisi masalah & mengembangkan alternatif/cara-cara baru, potential answers, solutions, & mengembangkan isu-isu baru untuk
diskusi selanjutnya.
Berhasil Gagal
Tahap III (keputusan untuk tindakan)
Setiap tahapan konseling ada teknik2 tertentu. Berikut ini scr sistematis dikemukakan teknik2 konseling yg dpt digunakan pd setiap tahapan konseling.
TAHAP AWAL
(DEFINISI MASALAH)
TAHAP PERTENGAHAN
(TAHAP KERJA)
TAHAP AKHIR
(ACTION)
- Attending
- Mendengarkan
- Empati
- Refleksi
- Eksplorasi
- Bertanya
- Menangkap pesan utama
- Mendorong dan dorongan
minimal.
- Menyimpulkan sementara
- Memimpin
- Memfokuskan
- Konfrontasi
- Menjernihkan
- Memudahkan
- Mengarahkan
- Dorongan minimal
- Diam
- Mengambil Inisiatif
- Memberi nasehat
- Memberi Informasi
- Menafsirkan
- Menyimpulkan
- Merencanakan
- Menilai
- Mengakhiri Konseling.
Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Hasil percakapan antara konselor danklien hendaknya disimpulkan sementaraoleh konselor untuk memberikangambaran kilas balik (feedback)
Konselor : Setelah kita berdiskusi beberapa waktu, alangkah baiknya jika kita simpulkan dahulu agar jelas hasil pembicaraannya yang telah kita lalui. Dari materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai kepada dua hal: Pertama, tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah makin jelas; Kedua, namun hambatan yang akan Anda hadapi, seperti yang Anda kemukakan tadi, ada beberapa yaitu: sikap orangtua yang menginginkan Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu bekerja yang penuh sebagaimana dituntut oleh perusahaan yang akan Anda masuki. Benarkah demikian?
Interpretasi
Dalam interpretasi, seorang konselor harus menggunakan teori-teori konseling dan menyesuaikannya dengan permasalahan klien. Hal ini, dilakukan untuk menghindari adanya subjektivitas dalam hubungan konseling.
Adapun tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan dan pandangan atas perilaku
klien agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dan hasil rujukan baru tersebut.
Next....Klien : Saya pikir lebih baik saya mati saja. Tidak ada gunanya lagi saya
hidup. Semua orang mengucilkan saya.
Konselor : Hidup ini membutuhkan keberanian kita untuk menjalaninya. Kalau
Anda berpikir Anda telah dikucilkan oleh semua orang, itu tidak benar.
Anda sendirilah yang membuat Anda terkucil melalui pemikiran Anda
yang seperti itu. Jika saja Anda berani menghadapi kenyataan bahwa
Anda menyesal atas perbuatan Anda, dan Anda yakin Anda ingin
berubah lebih baik, inilah saatnya Anda membuktikannya pada semua
orang. Bukankah begitu?
Klien : Saya pikir dengan berhenti sekolah dan memusatkan perhatian
membantu orang tua berarti bakti saya terhadap keluarga karena adi-
adik saya banyak yang amat membutuhkan biaya.
Konselor : Pendidikan tingkat SMA pada masa sekarang adalah mutlak bagi
semua warga negara. Terutama yang hidup di kota besar seperti Anda.
Karena tantangan masa depan makin banyak, maka dibutuhkan manusia
Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang harus. Namun
mungkin disayangkan jika orang seperti Saudara yang tergolong pandai
di sekolah akan meninggalkan SMA.
Memimpin
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa adakalanya klien terlalu berbelit belit menyampaikan permasalahannya bahkan melantur dari inti permasalahannya.
Klien : Saya memang tidak lagi menyukainya. Itu mungkin
salahtapi bagaimana bila saya bekerja di tempat yang
jauh? Yah..walapun sebenarnya saya juga ingin menikah
dalam waktu dekat.
Konselor
:
Bagaimana bila kita membicarakannya satu persatu dahulu.
Tadi Anda katakana bahwa Anda idak lagi mencintainya.
Bagaimana Anda tidak menyukainya lagi.
Konfrontasi
Konfrontasi adalah suatu teknik konseling yang menantang klien
untuk melihat adanya dikrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.
Klien :sebenarnya dia tidak menyakiti saya (wajah murung, tangan digenggam,ekspresi sedih).
Konselor :Anda mengatakan bahwa dia tidak menyakii Anda, tapi mengapa saya melihat wajah Anda begitu sedih ketika mengatakan itu?
Menjernihkan (Clarifying)
Ketika klien menyampaikan permasalahannya dengan kurang jelas atausamar samar bahkan dengan keraguan, maka tugas konselor adalahmelakukan klarifikasi untuk memperjelas apa sebenarnya yang ingindisampaikan oleh klien.
Klien
:
Saya tidak mengerti siapa saya sebenarnya yang harus
saya ikuti?Ayah atau ibu saya?
Konselor : Bisakah anda sampaikan kepada saya, siapakah di antara
mereka berdua yang selalu mengambil keputusan dalam
keluaga Anda?
Memudahkan (Facilitating)
Suatu keteampilan membuka komunikasi agar klien dengan
mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas.
Klien :
Saya yakin Anda akan berbicara apa adanya, karena saya akan mendengarkan dengan sebaik baiknya
Diam (Silent)Dalam proses konseling adakalanya seorang konselor perlu untuk bersikap diam. Adapun alasan konselor melakukan hal ini dapat dikarenakan konselor yang menunggu klien berfikir, bentuk protes karena klien bicara berbelit belit atau menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas bicara.
Diam disini bukan berarti tidak ada komunikasi akan melainkan tetap ada yaitu melalui perilaku nonverbal. Yang paling ideal, diam itu paling tinggi
5-10 detik dan selebihnya dapat diganti dengan dorongan minimal.
Klien : saya tidak akan menemuinya lagidan saya
(berfikir).
Konselor : (diam)
Klien : Saya saya harus bagaimanasaya tidak tahu
Konselor : (diam).
Mengambil Inisiatif (Initiative)Konselor juga harus dapat mengambil inisiatif apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang partisipatif.
Konselor mengucapkan kata kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. Selain itu, inisiatif
juga diperlukan apabila klien kehilangan arah pembicaraannya.
Konselor
:
Bukannya Anda sebelumnya mengatakan ingin segera
menyelesaikan masalah Anda. Tetapi mengapa sekarang
Anda lebih banyak diamapa yang terjadi?
Memberikan Informasi (Information)
Dalam hal ini informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberiannasihat. Jika konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujurkatakan bahwa konselor tidak mengetahui hal itu. Akan tetapi jika konselormengetahui informasi, sebaiknya upayakan agar klien tetapmengusahakannya.
Konselor : Sebelumnya saya mohon maaf, kalau Anda menanyakan
tentang cara pengobatan diabetes, saya sama sekali
tidak mengetahui obatnya. Bagaimana bila Anda
menanyakan langsung kepada dokter Anda.
Latihan konseling
Buat kelompok
Setiap kelompok terdiri dari 4 orang
2 orang bertugas konselor dan klien
2 orang lagi menjadi observer
TUGAS Membuat dialog konselor dan klien yang menyatakan teknik konseling dibawah ini:
1. Attending (percakapan)
2. Empati
3. Refleksi pikiran
4. Refleksi perasaan
5. Eksplorasi pikiran
6. Eksplorasi perasaan
7. Bertanya
8. Eksplorasi pengalaman
9. Menangkap pesan utama
10. Menyimpulkan sementara
11. Memimpin
12. Konfrontasi
13. Menjernihkan
14. Memberi Informasi
Format tugas Nama :NIM :Kelas :
NO Teknik Percakapan
1 Empati Klien : Konselor :.
Klien :.Konselor :.
2 Dst14
Minggu depan dikumpulkan!
Top Related