7/23/2019 Siap edit 2.rtf
1/33
BAB II
LANDASAN TEORI
II.A. Perilaku Delinkuensi
II.A.1. Pengertian Perilaku Delinkuensi
Delinkuensi (delinquency)berasal dari bahasa Latin delinquere, yang
diartikan terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas menjadi jahat, anti
sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror dan tidak
dapat diatur. Kartono (1998, dalam mengartikan delinkuensi lebih mengacu pada
suatu bentuk perilaku menyimpang, yang merupakan hasil dari pergolakan mental
serta emosi yang sangat labil dan de!ekti!.
"ynum dan #hompson (199$, mengartikan perilaku delinkuensi dalam
tiga kategori, yaitu the legal definition, the role definition, dan the societal
response definition. Ketiga kategori tersebut memiliki pengertian masing%masing,
yaitu &
1. The Legal Definition
'ecara legal perilaku delinkuensi diartikan sebagai segala perilaku yang
dapat menjadi kejahatan jika dilakukan oleh orang deasa atau perilaku yang oleh
pengadilan anak dianggap tidak sesuai dengan usianya, sehingga anak tersebut
dipertimbangkan melakukan perilaku delinkuensi berdasarkan larangan yang
diberlakukan dalam undang%undang status perilaku kriminal dari pemerintah
pusat, negara dan pemerintah daerah. )amun, tidak semua perilaku pelanggaran
dapat dikategorikan sebagai kriminal. *erilaku delinkuensi merupakan perilaku
18Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
2/33
yang dilakukan remaja, yaitu meliputi pelanggaran peraturan yang diberlakukan
bagi anak seusianya, seperti membolos sekolah, atau mengkonsumsi alkohol
dimana perilaku tersebut ilegal.
+. The Role Definition
'egi peran mem!okuskan arti perilaku delinkuensi pada pelaku antisosial
daripada perilaku antisosial, pengertian ini mengungkap, 'iapakah yang
melakukan perilaku delinkuensi-. *engertian mengacu pada indiidu yang
mempertahankan bentuk perilaku delinkuensi dalam periode aktu yang cukup
lama, sehingga kehidupan serta identitas kepribadiannya terbentuk dari perilaku
menyimpang (deviant. Konsep sosiologis yang berhubungan dengan pengertian
peran dalam mendeskripsikan perilaku delinkuensi, yaitu status sosial dan peran
sosial. 'tatus sosial merupakan pengaruh posisi seseorang dalam hubungannnya
dengan orang lain dalam kelompok sosial atau masyarakat. *eran sosial diartikan
sebagai perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan dari seseorang yang memiliki
status dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.
/. The Societal Response Definition
*engertian dari segi societal response, menekankan pada konsekuensi
sebagai akibat dari suatu tindakan dan0atau seorang pelaku yang dianggap
melakukan suatu perilaku menyimpang atau delinkuensi, dimana audience yang
mengamati dan memberi penilaian terhadap perilaku tersebut. Audience adalah
kelompok sosial atau masyarakat dimana pelaku menjadi anggotanya.
19Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
3/33
"erdasarkan ketiga kategori pengertian di atas, "ynum dan #hompson
(199$, mengartikan perilaku delinkuensi dengan mengkombinasikan ketiga
kategori tersebut &
Delinquency reffering to illegal conduct by a uvenile that reflects a persistent delinquent
role and results in society regarding the offender as seriously deviant. Deviant is conduct that
is perceived by others as violating institutionali!ed e"pectations that are #idely shared and
recogni!ed as legiti$ate #ithin the society. ("ynum #hompson, 199$
*erilaku delinkuensi merupakan suatu bentuk perilaku ilegal yang mencerminkan
peran kenakalan yang terus%menerus, dimana perilaku tersebut oleh masyarakat
dianggap sebagai penyimpangan yang sangat serius. *erilaku menyimpang
tersebut diartikan oleh orang lain sebagai ancaman terhadap norma legitimasi
masyarakat.
2algito (dalam 'udarsono, 1993 merumuskan baha istilah delinkuensi
lebih ditekankan pada perbuatan melaan hukum yang dilakukan oleh anak dan
remaja, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang deasa, maka perbuatan itu
merupakan kejahatan. 4uad 5asan (dalam 5adisuprapto, 1993, merumuskan
perilaku delinkuensi sebagai perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak dan
remaja yang bila dilakukan orang deasa dikuali!ikasikan sebagai tindak
kejahatan.
'uatu perilaku dianggap ilegal hanya karena status usia si pelaku yang
masih muda (bukan usia deasa, atau yang sering disebutstatus offenses.
*erilaku antisosial dapat berupa menggertak, agresi !isik dan perilaku kejam
terhadap teman sebaya, sikap bermusuhan, lancang, negatiistik terhadap orang
deasa, menipu terus%menerus, sering membolos dan merusak (Kaplan, 'adock
6rebb, 1993.
+7Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
4/33
'imanjuntak (dalam 'udarsono, 1993, memberi tinjauan baha suatu
perbuatan disebut delinkuensi apabila perbuatan%perbuatan tersebut bertentangan
dengan norma%norma yang ada dalam masyarakat di mana seseorang tinggal atau
suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsur%unsur anti
normati!. 'uatu perbuatan dikatakan sebagai delinkuensi atau tidak, ditinjau dari
dua !aktor, yaitu hukum pidana serta norma%norma dalam masyarakat. 'udarsono
(1993, merumuskan baha perilaku delinkuensi memiliki arti yang luas, yaitu
perbuatan yang menimbulkan keresahan masyarakat, sekolah maupun keluarga,
akan tetapi tidak tergolong pidana umum maupun khusus. ntara lain, perbuatan
yang bersi!at anti susila, yaitu durhaka kepada orang tua, membantah, melaan,
tidak patuh, tidak sopan, berbohong, memusuhi orang tua, saudara%saudaranya,
masyarakat dan lain%lain. 'erta dikatakan delinkuensi, jika perbuatan tersebut
bertentangan dengan norma%norma agama yang dianut.
4arrington (dalam uay, 1983, mengartikan delinkuensi sebagai perilaku
yang meliputi pencurian, perampokan, si!at suka merusak (vandalis$, kekerasan
terhadap orang lain, dan penggunaan obat, pengkategorian delinkuensi juga
meliputi perilaku status offenses (status bersalah seperti minum%minuman
beralkohol dan pelanggaran jam malam yang dilakukan oleh remaja. 'eperti yang
dikemukakan Leis (dalam 'hort, 1983, perilaku delinkuensi merupakan
perilaku ilegal yang dilakukan oleh remaja meliputi, membolos, diasosiasikan
dengan remaja yang suka melanggar peraturan, dan melanggar jam malam.
'edangkan 'unariyati (dalam :asngudin, +77;, merumuskan perilaku
delinkuensi meliputi, kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran,
+1Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
5/33
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai mobil tanpa '
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
6/33
minuman keras, ketidakpatuhan dengan aturan orang tua, berteman dengan orang%
orang yang suka melanggar peraturan, lari dari rumah dan melanggar jam malam .
'edangkan inde" offenses,digunakan dalam pengkategorian perilaku yang lebih
serius, meliputi pembunuhan, pemerkosaan, perampokkan dan penyerangan yang
masuk dalam violent cri$es, yang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang
ditujukan langsung pada orang lain, sedangkan maling, pencuri kendaraan
bermotor dan pembakaran, dimasukkan dalam property cri$es, yaitu kejahatan
yang tanpa kekerasan tetapi berhubungan langsung dengan properti ("ynum
#hompson, 199$.
Depart$ent of %ustice in the &ational 'ri$e (dalam Kelley, Loeber,
Keenan, DeLamatre, 1993, membagi perilaku delinkuensi dalam dua kategori.
*ertama, inde" offensesperilaku delinkuensi sebagai perilaku yang melibatkan
tindakan pengrusakan dan pencurian barang%barang milik orang lain, kekerasan
terhadap orang lain, mengkonsumsi dan memperjualbelikan alkohol dan obat%
obatan, dan kepemilikan senjata api. Kedua, status offenses, dimana tidak
merupakan suatu pelanggaran bila dilakukan oleh orang deasa, antara lain
membolos, lari dari rumah, memiliki atau mengkonsumsi alkohol dan obat%obatan,
pelanggaran jam malam.
*apalia (+77/ membedakan perilaku delinkuensi dalam dua kategori yaitu
inde" offenses danstatus offenses. (nde" offenses, merupakan tindakan kriminal,
baik yang dilakukan remaja maupun orang deasa. #indakan%tindakan itu meliputi
perampokan, penyerangan dengan kekerasan, pemerkosaan, dan pembunuhan.
Status offenses,merupakan tindakan%tindakan yang tidak terlalu
+/Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
7/33
serius seperti lari dari rumah, bolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras
yang melanggar ketentuan usia, pelacuran, dan ketidakmampuan mengendalikan
diri sehingga menimbulkan perkelahian. #indakan%tindakan itu dilakukan oleh
anak%anak muda di baah usia tertentu, sehingga pelanggaran%pelanggaran itu
disebut pelanggaran%pelanggaran remaja.
"erdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat baha perilaku delinkuensi
mencakup dua kategori yaitu pertama, inde" offenses sebagai perilaku
kenakalan yang menimbulkan korban !isik pada orang lain dan kenakalan yang
menimbulkan korban materi atau properti. Kedua, status offenses, sebagai
perilaku kenakalan yang tidak terlalu serius, yang merupakan pelanggaran%
pelanggaran remaja seperti membolos, lari dari rumah, perkelahian, dan
pelanggaran%pelanggaran lain melanggar status usia remaja.
II.A.3. Bentuk-bentuk Perilaku Delinkuensi
"ynum dan #hompson (199$, mengkategorikan bentuk%bentuk perilaku
delinkuensi yang termasuk dalam status offensesmeliputi running a#ay, truancy,
ungovernable behaviour dan liquor la# violations, sedangkan yang termasuk
dalam kategori inde" offenses, pembunuhan, pemerkosaan, perampokkan,
penyerangan, mencuri, pencuri kendaraan bermotor, merampok dan pembakaran.
'teinhart (199$,seorang pengacara ahli dalam sistem peradilan anak, menyatakan
bahastatus offensesmerupakan perilaku yang tidak legal bagi anak%anak, tetapi
itu merupakan perilaku yang legal bagi orang deasa. "entuk%bentuk status
offenses yang umum yaitu, membolos (truancy, lari dari rumah (running
+;Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
8/33
a#ay fro$ ho$e, menentang perintah dan aturan orang tua (incorrigibility
disobeying parents, melanggar jam malam bagi anak dan remaja (curfe#
violations, dan mengkonsumsi alkohol (alcohol possession by $inors.'ementara
itu, inde" offensesmeliputi bentuk pelanggaran lebih serius, yang terdiri dari dua
kategori yaitu pelanggaran kekerasan terhadap orang dan pelanggaran kekerasan
terhadap barang0properti. ntara lain pembunuhan, pemerkosaan, pencurian,
penyerangan, perampokan, pencurian kendaraan bermotor, dan pembakaran.
*nited Stated Depart$ent of %ustice+s ffice of %uvenile %ustice and
Delinquency -revention (?@@D* mengindenti!ikasi inde" offenses dalam empat
kategori utama (dalam 5und, 1998, yaitu &
1. *elanggaran kekerasan (violent offenses, yaitu perbuatan%perbuatan
yang menimbulkan korban !isik, meliputi kekerasan !isik baik
menyebabkan kematian ataupun tidak, pemerkosaan, menyerang,
dan merampok dengan senjata.
2. *elanggaran properti (property offenses, yaitu perbuatan%perbuatan
yang menimbulkan kerusakan property milik orang lain, meliputi
pengrusakan, pencurian, pembakaran.
3. *elanggaran hukum negara (public offenses, yaitu segala perbuatan
yang melanggar undang%undang )egara selain dari violent offenses
danproperty offenses.
4. *enyalahgunaan obat%obatan dan minuman keras (drug and liquor
offenses, yaitu perbuatan yang melibatkan obat%obatan dan
+AUniversitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
9/33
minuman keras, meliputi mengkonsumsi dan memperjualbelikan
obat%obatan serta minuman keras.
*nited Stated Depart$ent of %ustice+s ffice of %uvenile %ustice and
Delinquency -revention (?@@D* mengindenti!ikasi status offenses dalam empat
kategori utama (dalam 5und, 1998, yaitu &
1. Lari dari rumah (runa#ay, termasuk pergi keluar rumah tanpa pamit.
2. :embolos (truancy dari sekolah tanpa alasan jelas, dan berkeliaran di
tempat%tempat umum atau tempat bermain.
3. :elanggar aturan atau tata tertib sekolah dan aturan orang tua
(ungovernability.
4. :engkonsumsi alkohol (underage liquor violations
5. *elanggaran lainnya ($iscellaneous category, meliputi pelanggaran jam
malam, merokok, berkelahi dan lain%lain.
'ementara itu peneliti di
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
10/33
lain & berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran, begadang di luar
rumah hingga larut malam, membolos sekolah, buang sampah sembarangan,
membaca buku porno, melihat gambar porno, menonton !ilm porno, mengendarai
kendaraan tanpa '
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
11/33
*erilaku kenakalan remaja yang umum dilakukan antara lain, mulai dari bolos
sekolah, keluyuran di tempat isata, halte, terlibat tauran, mabuk, pelanggaran
lalu lintas, melakukan tindakan pemerasan, hamil di luar nikah, menjadi pekerja
seks komersial hingga melakukan tindakan kriminal. Data remaja yang terlibat
kenakalan dalam satu tahun mencapai angka $.$$; orang dengan presentase
terbesar bolos sekolah0keluyuran di tempat isata, bioskop, halte dan sebagainya
sejumlah /.;8A orang ('yamsiah dan 2iyono, +771.
"erdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan baha dimensi%dimensi
perilaku delinkuensi sebagai berikut & *ertama, inde" offensesmeliputi kenakalan
yang menimbulkan korban !isik pada orang lain (violent offenses, antara lain
perkelahian, penganiayaan, pengancaman dan perampokanC kenakalan yang
menimbulkan korban materi 0property cri$es), antara lain perusakan, pencurian,
dan pemerasanC kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain (drug1 liquor and public, antara lain pelacuran, penyalahgunaan dan
memperjualbelikan obat0minuman keras dan berjudi0taruhan. Kedua, status
offenses yaitu kenakalan yang melaan status, antara lain mengingkari status
sebagai pelajar dan mengingkari status orang tua, meliputi lari dari rumah
(runa#ay, termasuk pergi keluar rumah tanpa pamitC membolos sekolah (truancy
dan keluyuranC melanggar aturan atau tata tertib sekolah dan aturan orang tua
(ungovernability, seperti melaan orang tua, berbohong, pakaian seragam tidak
lengkap, dan lain%lainC mengkonsumsi alkohol (underage liquorviolationsC dan
pelanggaran lainnya ($iscellaneous category, meliputipelanggaran jam malam,
merokok, obat%obatan dan lain%lain.
+8Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
12/33
II.A.. !akt"r-!akt"r #ang $e%pengaru&i Terbentukn#a Perilaku
Delinkuensi
*erilaku delinkuensi merupakan perilaku yang mayoritas dilakukan oleh anak
dan remaja di baah usia +1 tahun. "anyak peneliti yang berusaha
mengungkapkan !aktor%!aktor penyebab munculnya perilaku delinkuensi pada
masa remaja. 'alah satunya "ynum dan #hompson (199$ yang membahas latar
belakang timbulnya perilaku delinkuensisi berdasarkan berbagai teori.
1. #eori differential association, teori yang dikemukakan oleh 'utherland
ini melandaskan pada proses belajar. #eori ini mengungkapkan baha
perilaku delinkuensi adalah perilaku yang dipelajari secara negati!,
berarti perilaku tersebut tidak diarisi. *erilaku delinkuensi ini
dipelajari dalam interaksi dengan orang lain, khususnya orang%orang
dari kelompok terdekat seperti orang tua, saudara kandung, sanak
saudara atau masyarakat di sekitar tempat tinggal. Keluarga sebagai unit
sosial yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak,
seperti interaksi negati! antar saudara kandung dapat menjadi dasar
munculnya perilaku negati! pada anak.
2. #eoriAno$ie, teori ini diajukan oleh Bobert :erton, yang berorientasi
pada kelas, berbagai struktur sosial yang mungkin terdapat di
masyarakat dalam realitasnya telah mendorong orang%orang cenderung
berperilaku menyimpang dari norma%norma.
+9Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
13/33
*hilip 6raham (dalam 'arono, +77$, membagi !aktor%!aktor penyebab
perilaku delinkuensi lebih mendasarkan pada sudut kesehatan mental remaja, yaitu
&
1. a. 4aktor lingkungan, meliputi malnutrisi (kekurangan gi=i, kemiskinan,
gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan
lain%lain, migrasi (urbanisasi, pengungsian, dan lain%lain.
2. 4aktor sekolah (kesalahan mendidik, !aktor kurikulum, dan lain%lain.
3. Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama,
dan lain%lain.
4. 6angguan dalam pengasuhan, meliputi kematian orang tua, orang tua
sakit atau cacat, hubungan antar anggota keluarga, antar saudara
kandung, sanak saudara yang tidak harmonis serta pola asuh yang
salah. 5ubungan antar anggota yang tidak haarmonis dapat
menghambat perkembangan indiidu, khususnya perkembangan
mental dan perilakunya.
2. 4aktor pribadi, seperti !aktor baaan yang mempengaruhi temperamen
(menjadi pemarah, hiperakti!, dan lain%lain, cacat tubuh, serta
ketidakmampuan menyesuaikan diri.
'antrock (+77/, berdasarkan teori perkembangan identitas rikson
mengemukakan !aktor%!aktor yang mempengaruhi perilaku delinkuensi pada
remaja&
1.
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
14/33
2. Kontrol diri rendah, beberapa anak dan remaja gagal memperoleh kontrol
yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan.
3. Esia, munculnya tingkah laku antisosial di usia dini (anak%anak
berhubungan dengan perilaku delinkuensi yang lebih serius nantinya di
masa remaja. )amun demikian, tidak semua anak bertingkah laku seperti
ini nantinya akan menjadi pelaku delinkuensi.
4. @enis kelamin (laki%laki, anak laki%laki lebih banyak melakukan tingkah
laku antisosial daripada anak perempuan. Keenan dan 'ha (dalam
6racia, et al., +777, menyatakan anak laki%laki memiliki risiko yang lebih
besar untuk munculnya perilaku (conduct merusak. )amun, demikian
perilaku pelanggaran seperti prostitusi dan lari dari rumah lebih banyak
dilakukan oleh remaja perempuan.
5. 5arapan dan nilai%nilai yang rendah terhadap pendidikan. Bemaja menjadi
pelaku kenakalan seringkali diikuti karena memiliki harapan yang rendah
terhadap pendidikan dan juga nilai%nilai yang rendah di sekolah.
6. *engaruh orang tua dan keluarga. 'eseorang berperilaku nakal seringkali
berasal dari keluarga, di mana orang tua menerapkan pola disiplin secara
tidak e!ekti!, memberikan mereka sedikit dukungan, dan jarang mengaasi
anak%anaknya sehingga terjadi hubungan yang kurang harmonis antar
anggota keluarga, antara lain hubungan dengan saudara kandung dan sanak
saudara. 5ubungan yang buruk dengan saudara kandung di rumah akan
cenderung menjadi pola dasar dalam menjalin hubungan sosial ketika
berada di luar rumah.
/1Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
15/33
7. *engaruh teman sebaya. :emiliki teman%teman sebaya yang melakukan
kenakalan meningkatkan resiko untuk menjadi pelaku kenakalan.
8. 'tatus ekonomi sosial. *enyerangan serius lebih sering dilakukan oleh
anak%anak yang berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah.
9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. #empat dimana indiidu
tinggal dapat membentuk perilaku indiidu tersebut, masyarakat dan
lingkungan yang membentuk kecenderungan kita untuk berperilaku baik
atau jahat.
"erdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, dapat dilihat baha salah satu
!aktor yang paling mempengaruhi terbentuknya perilaku delinkuensi, yaitu !aktor
keluarga, hubungan antar anggota keluarga yang tidak harmonis, seperti hubungan
antar saudara kandung yang buruk, akan memberikan kesempatan pada anak
untuk belajar dari pengalamannya berinteraksi secara negati! dengan saudara
kandungnya di rumah, yang kemudian akan menjadi dasar dalam berperilaku di
luar rumah.
II.B. 'ubungan Antar Sau(ara )an(ung
II.B.1. Pengertian 'ubungan Antar Sau(ara )an(ung
>icirelli (199$ mengemukakan pengertian dari hubungan antar saudara
kandung (sibling relationship, sebagai berikut &
Sibling relationship refers to the total of the interactions 0actions, verbal and
nonverbal co$$unication) of t#o 0or $ore) individuals #ho share co$$an
biological parents, as #ell as their 2no#ledge, perceptions, attitudes, beliefs,
and feelings regarding each other fro$ the ti$e #hen one sibling first beca$e
a#are of the other (>icirelli, 199$
/+Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
16/33
5ubungan saudara kandung merupakan interaksi total (!isik maupun komunikasi
erbal dan nonerbal dari dua atau lebih indiidu yang berasal dari orangtua
biologis yang sama, mencakup sikap, persepsi, keyakinan dan perasaan terhadap
satu sama lain sejak mereka menyadari keberadaan saudara kandung mereka.
4urman dan "uhrmester (dalam >riss 'ha, +77A mengartikan
hubungan antar saudara kandung sebagai hubungan yang dikarakteristikkan
dengan empat dimensi, yaitu relative status1po#er, rivalry (persaingan,
#ar$th1closeness (kedekatan danconflict (kon!lik. "erdasarkan penelitian >riss
dan 'ha (+77A, ditemukan baha dimensi kon!lik dan kehangatan0kedekatan
memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan perilaku seseorang,
dibandingkan dengan dua dimensi yang lainnya.
5ubungan antar saudara kandung memiliki pengaruh yang besar pada
suasana rumah dan seluruh anggota keluarga. "ila hubungan antar saudara
kandung baik, suasana di rumah menyenangkan dan bebas dari perselisihan.
'ebaliknya, bila hubungan antar saudara kandung penuh perselisihan dan ditandai
rasa iri, permusuhan dan gejala ketidakharmonisan lainnya, hubungan ini merusak
hubungan keluarga dan suasana rumah (5urlock, 1999.
*atterson (dalam *arke, 199$, mengungkapkan bagi kebanyakan anak,
saudara yang lebih tua merupakan seseorang yang memiliki pengaruh yang besar
dalam kehidupan mereka, khususnya dalam memberikan dukungan, kerjasama dan
petunjuk, tetapi juga menjadi sumber dari kon!lik dan model peran yang negati!.
>icirelli (199$, menyatakan baha hubungan antar saudara kandung dapat
mengarah pada perasaan positi! dan perasaan negati!. *erasaan positi!
//Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
17/33
meliputi rasa kasih sayang, melindungi dan saling membantu. *erasaan negati!
meliputi rasa iri, benci, marah sehingga dapat menimbulkan persaingan dan
permusuhan.
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
18/33
yaitu dimensi #ar$th1closeness(kedekatan dan conflict(kon!lik (>riss 'ha,
+77A. *enelitian >riss dan 'ha (+77A, menemukan baha dua dimensi
hubungan antar saudara kandung kehangatan0kedekatan dan kon!lik memiliki
kaitan yang terbesar dibandingkan dengan dua dimensi lainnya terhadap
terbentuknya perilaku merusak. *enelitian lain yang dilakukan oleh Binaldi dan
5oe (1998, menemukan kon!lik berkorelasi positi! dengan kemampuan
menyelesaikan masalah secara destrukti!, sedangkan kehangatan0kedekatan
berkorelasi positi! dengan perilaku prososial dan kemampuan menyelesaikan
masalah secara konstrukti!.
'tormshak (dalam Folling "landon, +77/, menemukan baha kedua
dimensi hubungan antar saudara kandung, yaitu kehangatan0kedekatan dan kon!lik
merupakan dimensi yang sangat perlu diperhitungkan bersama%sama dalam
memahami pengaruhnya secara utuh terhadap perkembangan perilaku sosial.
Kon!lik yang terjadi antar saudara kandung tanpa adanya kehangatan0kedekatan
sedikitpun memiliki pengaruh yang berbeda, salah satunya membuat seseorang
kesulitan dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
4urman dan "uhrmester (dalam >riss 'ha, +77A, mengungkapkan
baha setiap dimensi hubungan antar saudara kandung memiliki indikator%
indikator masing%masing.
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
19/33
2. Dukungan emosional 0e$otional support),berhubungan dengan pemberian
dukungan perasaan dan perhatian.
3. !eksi 0affection),berhubungan dengan perasaan kasih sayang dan cinta
yang mendalam.
4.
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
20/33
3. *ermusuhan 0antagonis$),berhubungan dengan sikap bermusuhan, tidak
bersahabat.
4. *ertengkaran 0quarreling),berhubungan dengan perkelahian baik secara
!isik maupun erbal.
*ersaingan dalam hubungan antar saudara kandung dapat memberikan
pengaruh negati! dan positi!. *ersaingan yang diikuti dengan adanya kon!lik dapat
mempengaruhi terbentuknya perilaku agresi, perilaku merusak dan perilaku
bermusuhan yang akan mengarah pada perilaku kenakalan atau delinkuensi.
'ebaliknya, persaingan tanpa adanya kon!lik, akan dapat mempengaruhi
perkembangan perilaku prososial, selain itu juga dapat meningkatkan motiasi
untuk menjadi yang terbaik dan menyelesaikan masalah secara konstrukti!
(Folling "landon, +77/.
"erdasarkan uraian di atas, mengenai dimensi%dimensi hubungan antar
saudara kandung, maka dapat disimpulkan baha dimensi hubungan
kehangatan0kedekatan dan kon!lik memiliki pengaruh yang lebih besar dalam
perkembangan perilaku merusak dan menyimpang serta terbentuknya perilaku
menyelesaikan masalah secara destrukti!. Dimensi kehangatan0kedekatan
mengungkap mengenai kedekatan 0inti$acy), dukungan emosional 0e$otional
support, a!eksi0affection), in!ormasi02no#ledge), dukungan intrumental
0instru$ental support), kesamaan 0si$ilarity), kekaguman 0ad$iration), dan
penerimaan 0acceptance).Dimensi kon!lik mengungkap mengenai dominansi
/3Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
21/33
0do$inance), kompetisi0persaingan0co$petition),permusuhan0antagonis$), dan
pertengkaran 0quarreling).
II.B.3. !akt"r-*akt"r #ang $e%pengaru&i 'ubungan Antar Sau(ara
)an(ung
#erdapat banyak kondisi yang menentukan kualitas hubungan antar
saudara kandung. Dalam banyak hal, beberapa di antaranya muncul pada aktu
yang bersamaan. Kombinasi !aktor inilah yang menyulitkan pengendalian
hubungan antar saudara kandung. 5urlock (1999 mengemukakan !aktor%!aktor
yang mempengaruhi hubungan antar saudara kandung, sebagai berikut &
1. 'ikap orang tua. 'ikap orang tua terhadap anak dipengaruhi sejauh mana
anak mendekati keinginan dan harapan orang tua. 'ikap orang tua juga
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak terhadap anak yang lain dan
terhadap orang tuanya.
2. Erutan kelahiran. 'emua anak diberi peran menurut urutan kelahiran dan
mereka diharapkan memerankan peran tersebut. @ika anak menyukai peran
yang diberikan padanya, semua berjalan dengan baik. #etapi, peran yang
diberikan itu bukanlah peran yang dipilih sendiri, maka kemungkinan
terjadi perselisihan besar sekali.
3. @enis kelamin saudara kandung. *erbedaan jenis kelamin mempengaruhi
kualitas hubungan antar suadara kandung dalam hal kedekatan dan kon!lik.
'audara kandung berjenis kelamin yang sama menunjukkan kedekatan
yang lebih besar dan kon!lik yang lebih kecil dibandingkan dengan saudara
kandung yang berbeda jenis kelamin.
/8Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
22/33
4. *erbedaan usia. @ika perbedaan usia antar saudara besar, hubungan antara
orang tua dan anak secara keseluruhan berbeda dari hubungan dengan
anak%anak berdekatan usia. "ila perbedaan usia antar saudara besar, baik
jika berjenis kelamin sama maupun berlaanan, hubungan lebih ramah,
kooperati! dan kasih%mengasihi terjalin daripada bila usia mereka
berdekatan. >icirelli (199$ menyatakan baha jarak usia 1%; tahun
berpengaruh negati! pada kedekatan dengan saudara kandung dan
berpengaruh positi! pada kon!lik dan persaingan.
5. @umlah saudara. @umlah saudara yang kecil cenderung menghasilkan
hubungan yang lebih banyak perselisihan daripada jumlah saudara yang
besar. "ila hanya ada dua orang atau tiga anak dalam keluarga, mereka
lebih sering bersama daripada jika jumlahnya besar. Keluarga yang
mempunyai keluarga berukuran sedang, yaitu dengan anak lebih dari tiga
anak atau lima anak, tentunya akan menunjukkan perilaku yang berbeda
terhadap masing%masing anggota keluarga jika dibandingkan dengan
keluarga yang berukuran besar yaitu keluarga dengan yang memiliki lebih
dari lima anak.
6. @enis disiplin. 5ubungan antar saudara kandung tampak lebih rukun dalam
keluarga yang menggunakan disiplin otoriter dibandingkan dengan
keluarga yang mengikuti pola permisi!. ?rang tua yang bersi!at
autoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja. "ila
anak dibiarkan bertindak sesuka hati, hubungan antar saudara kandung
sering tidak terkendalikan lagi.
/9Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
23/33
7. *engaruh orang lain. Kehadiran orang luar di rumah, tekanan orang luar
pada anggota keluarga dan perbandingan anak dengan saudara kandungnya
oleh orang luar akan mempengaruhi hubungan mereka. ?rang lain, baik
anggota keluarga maupun teman orang tua atau guru dapat
menimbulkan atau memperhebat ketegangan yang telah ada dalam
hubungan antar saudara kandung dengan membandingkan anak yang satu
dengan anak yang lain.
*enelitian :innet (dalam 4oster, 1983, menemukan kon!lik banyak
ditemukan pada saudara kandung yang memiliki jarak usia yang lebih kecil.
:eskipun jarak usia tidak terlalu besar, namun orang tua dan sanak keluarga tetap
cenderung mengharapkan anak yang lebih tua menjadi model yang baik dan
mengecamnya bila gagal melakukannya.
"erdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan baha !aktor%!aktor yang
mempengaruhi hubungan saudara kandung yang berhubungan secara langsung
dengan ciri%ciri saudara kandung itu sendiri antara lain, jarak usia diantara saudara
kandung, urutan kelahiran dalam keluarga, jumlah saudara kandung serta jenis
kelamin saudara kandung, 'edangkan !aktor%!aktor yang lain lebih berhubungan
langsung dengan orang tua, seperti pola disiplin dan sikap orang tua, serta !aktor
sikap sanak keluarga lainnya.
;7Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
24/33
II.+. Re%a,a
II.+.1. Pengertian Re%a,a
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
25/33
:enengah tas atau *erguruan #inggi (:onks, dkk., +771. )egara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
26/33
meledak%ledak, serta tidak berusaha untuk mengendalikan perasaannya.
'ementara remaja usia enam belas tahun, yang merupakan masa remaja madya,
sudah mulai stabil dalam menghadapi perubahan serta tekanan sosial yang
dihadapinya (:onks, dkk., +771. 5al yang sama dikemukakan oleh 6essel
(dalam :onks, dkk., +771, baha masa usia sebelas tahun lebih tegang
dibandingkan dengan usia enam belas tahunan, dimana pada usia enam belas ini
remaja sudah mulai lebih bebas dari rasa keprihatinan.
Esia enam belasan, remaja sudah memasuki tahap berpikir operasional
!ormal, dimana remaja sudah mampu berpikir secara sistematis mengenai hal%hal
yang abstrak serta sudah mampu menganalisis secara lebih mendalam mengenai
sesuatu hal (5urlock, 1999. *ada usia aal remaja, remaja masih berada dalam
tahap peralihan dimana remaja lebih menunjukkan ketidakstabilannya. )amun,
pada remaja usia lima belasan, ketidakstabilan tersebut mulai menurun, sehingga
kemampuan berpikirnya sudah lebih matang dibandingkan usia sebelumnya
('arono, +77$.
*iaget (dalam 'atrock, +77/, menyatakan baha tahap operasional !ormal
muncul sekitar usia 11 sampai 1A tahun. *emikiran operasional !ormal ini tumbuh
pada tahun%tahun remaja madya. *ada usia ini akomodasi terhadap pemikiran
operasional !ormal sudah mulai ditandai adanya pemantapan yang lebih lanjut.
*emikiran operasional !ormal bersi!at lebih abstrak dan idealitis, serta lebih
berpikir logis. Bemaja usia ini mulai berpikir seperti ilmuan, menyusun rencana
pemecahan masalah dan secara sistematis menguji cara%cara pemecahan yang
dipikirkannya.
;/Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
27/33
*erkembangan moral pada masa remaja madya sudah memasuki tahap
konensional, yaitu berorientasi untuk menjaga sistem. Bemaja mengikuti sistem
moral tertentu karena memang itulah yang ada di lingkungan ia tinggal, tingkah
laku yang ditunjukkan untuk mempertahankan norma%norma tertentu. :asastro$
dan stres pada remaja usia lima belasan sudah mulai mereda, sehingga sikap dan
perilakunya sudah kurang dipengaruhi akibat masa peralihan dan kematangan
organ%organ seksual. )amun, bila remaja gagal meleati tugas%tugas pada masa
pubertas maka hal tersebut akan menghambat perkembangan selanjutnya yang
akan mempengaruhi penyesuaian dirinya (5urlock, 1999.
Bemaja yang tidak membentuk dasar konsep diri yang baik selama masa
kanak%kanak dan masa aal remaja tidak dapat memenuhi tugas%tugas
perkembangan masa remaja. *ada masa remaja, pola kepribadian yang sudah
terbentuk dari konsep diri selama masa sebelumnya sudah mulai stabil dan
cenderung menetap sepanjang hidupnya dengan hanya sedikit perbaikan (5urlock,
1999. Bemaja yang penyesuaiannya buruk, terutama yang sudah terbiasa akan
tumbuh rasa tidak puas pada diri sendiri dan memunculkan sikap%sikap yang
buruk.
*erkembangan konsep diri yang buruk dapat mengakibatkan munculnya
sikap penolakan diri serta egosentrisme yang cenderung menetap, yang akan
mempengaruhi penentuan pola sikap dan perilakunya dalam hubungannya dengan
orang lain. gosentrisme remaja menggambarkan meningkatnya kesadaran diri
remaja yang terujud pada keyakinan mereka baha orang lain memiliki
;;Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
28/33
perhatian yang amat besar, sebesar perhatian mereka terhadap diri mereka, dan
terhadap perasaan keunikan pribadi mereka.
'ebagian remaja, pada usia remaja madya sudah mulai tidak mengalami
kebingungan yang cukup signi!ikan, ia sudah mulai berusaha menentukan mana
yang harus dipilih dan mana yang tidak, melakukan keinginannya dengan
mempertimbangkan segala hal. )amun, tidak jarang remaja yang dalam usaha
mencapai kestabilan tersebut tidak berada pada jalur yang benar. Bemaja berusaha
mencari sesuatu hal yang memang sesuai dengan dirinya dan keinginannya
('arono, +77$.
"erdasarkan ciri%ciri perkembangan remaja yang dikemukakan diatas,
dapat disimpulkan pada masa aal remaja madya bukanlah masa yang mudah
untuk dileati, sebagian besar remaja usia remaja madya sudah mulai lepas dari
kebingungan dan stres, sehingga dalam membuat keputusan dan berperilaku sudah
lebih mempertimbangkan dengan menggunakan kemampuan analisis yang
sistematis untuk mencapai kestabilan. )amun, tidak semua remaja meleati masa
ini di jalur yang sesuai, remaja yang tidak mampu menyesuaikan perubahan
dirinya dengan baik akan mengikuti jalur yang menyimpang.
II. +. . Tugas Perke%bangan $asa Re%a,a Tenga&
:enurut 5aigurst (dalam 5urlock, 1999, setiap tahap perkembangan memiliki tugas%tugas
perkembangan. #ugas%tugas perkembangan memiliki peranan penting untuk menentukan arah
perkembangan yang normal. Bemaja diharapkan untuk dapat mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang%orang deasa lainnya. *ada masa aal, remaja masih belum mampu
untuk mengatasi masalahnya sendiri, namun pada usia enam belasan remaja sudah mulai
menunjukkan kemandirian, khususnya secara emosional ('arono, +77$
;AUniversitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
29/33
Bemaja diharapkan dapat mencapai perilaku sosial yang bertanggung jaab sesuai dengan
sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Bemaja harus mampu untuk mengendalikan perilakunya
sendiri. *iaget (dalam Kaplan, 'adock 6rebb, 1993, menekankan baha usia remaja harus
sudah mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan
mempertanggungjaabkannya berdasarkan suatu proposisi.
"erdasarkan tugas%tugas perkembangan remaja diatas, dapat disimpulkan
pada masa remaja tengah orientasi tugas perkembangan lebih mem!okuskan pada
kemampuan indiidu untuk mencapai kemandirian secara emosional serta untuk
lebih bertanggung jaab dengan perilakunya dalam bersosialisasi dengan orang
lain dan lingkungannya dengan lebih bertanggung jaab.
II.D. Dina%ika P"la 'ubungan Antar Sau(ara )an(ung (an Perilaku
Delinkuensi
"erdasarkan sensus penduduk yang dilakukan tahun +77+%+77/ oleh
"KK"), saat ini per anita di
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
30/33
'emenjak masa kanak%kanak akhir, saudara kandung merupakan bagian
pokok dari kehidupan sosial indiidu (5urlock, 1999. 5ubungan antar saudara
kandung juga sering dikarakteristikan dengan perebutan kepemilikan dan
persaingan dalam mendapatkan perhatian orang tua ('char!, 'hulman 'pit=,
+77A. Kehangatan, saling menjaga dan hubungan antar saudara kandung yang
dekat memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kemampuan sosial
dengan teman sebaya, kemampuan mengatasi kon!lik dengan cara konstrukti! dan
pengertian mereka secara sosial dan emosional (Folling "landon, +77/.
"eberapa penelitian menemukan baha dimensi hubungan antar saudara
kandung berpengaruh terhadap perilaku antisosial dalam hubungan dengan teman
sebaya. nak atau remaja yang memiliki hubungan antar saudara kandung dengan
kon!lik yang tinggi dan kehangatan yang rendah cenderung lebih agresi! terhadap
teman sebayanya (>riss 'ha, +77A. Kon!lik yang tinggi tanpa adanya
kehangatan0kedekatan akan memberikan pengaruh yang berbeda, seperti
terbentuknya perilaku merusak dan menyimpang.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Duncan (dalam 'char!, 'hulman
'pit=, +77A, menemukan baha korelasi hubungan antar saudara kandung dengan
perilaku delinkuensi lebih besar dibandingkan korelasi dengan teman sebaya yang
diidenti!ikasi sebagai sahabat, antara teman di lingkungan tempat tinggal dan
antara teman di kelas. *enelitian lain oleh Binaldi dan 5oe (1998, menemukan
kon!lik berkorelasi positi! dengan kemampuan menyelesaikan masalah secara
destrukti!, sedangkan kehangatan0kedekatan berkorelasi positi!
;3Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
31/33
dengan perilaku prososial dan kemampuan menyelesaikan masalah secara
konstrukti!.
*atterson (1981, dalam penelitiannya menemukan baha interaksi agresi!
diantara saudara kandung akan melatih anak untuk berperilaku agresi!, yang
kemudian akan mereka terapkan secara berlanjut dalam segala situasi, seperti di
sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. gresi! berhubungan dengan sikap
bermusuhan, dan sikap pemaksaan dalam hubungan antar saudara kandung,serta
sikap agresi terhadap teman%teman sebaya dan penolakan oleh teman%temannya.
Dunn dan :unn (dalam Folling "landon, +77/, menyatakan baha interakasi
diantara saudara kandung dapat mengarah pada perkembangan perilaku antisosial.
6arcia, dkk. (+777, mengungkapkan baha coercive cycles dari
*atterson merupakan komponen penting dalam perkembangan perilaku antisosial
dan saudara kandung memiliki peran yang penting dalam proses terbentuknya.
"erdasarkan 3coercion theory yang dikemukakan oleh *atterson (dalam
'antrock, +77/, menjelaskan mengenai bagaimana perkembangan perilaku
merusak (deviant dapat terjadi dalam hubungan antar saudara kandung, yaitu
melalui dua mekanisme &
1. danya pemaksaan dalam hubungan orang tua%anak dan hubungan saudara
kandung,memberi kesempatan pada anak untuk mempraktekan perilaku
merusak dan bermusuhan. 'uatu perilaku yang seharusnya tidak
dimunculkan, namun muncul secara tidak terkontrol dan bahkan diperkuat
melalui pemaksaan yang dilakukan oleh orang tua atau saudara kandung.
;8Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
32/33
2. Kekuatan atau kedalaman rasa keterikatan yang terjadi dalam pemaksaan
hubungan antar saudara kandung, akan mendukung berkembangnya
perilaku negati! yang menetap, yang bahkan akan mengarah pada
pengalaman perilaku delinkuensi yang diperkuat melaui hubungan di luar
rumah, seperti dengan teman%teman yang antisosial.
*ola hubungan antar saudara kandung sering menjadi pola hubungan sosial
yang dibaa anak ke luar rumah untuk diterapkan dalam hubungannya dengan
teman sebaya. Kebiasaan bertengkar, mengejek, menggertak, menganggu dan
perilaku agresi! lainnya, memiliki peranan yang penting dalam perkembangan
sikap, perilaku dan emosionalnya yang antisosial. 'ebaliknya, kehangatan, saling
menjaga, kedekatan dengan saudara kandung yang baik akan mampu
mengembangkan kemampuan anak untuk mengatasi masalah secara konstrukti!,
serta sikap, perilaku dan emosional yang tidak agresi!.
"erdasarkan kondisi%kondisi yang telah diuraikan di atas, dapat kita lihat
baha saudara kandung memiliki peranan yang cukup penting dalam
pembentukkan perilaku sosial, khususnya pembentukkan perilaku meyimpang
atau perilaku delinkuensi, dimana hal ini dapat terbentuk dalam coercion
cycles, dimana anak belajar untuk terbiasa dengan kekerasan, ketidakadilan dan
permusuhan dari saudara kandungnya. Kon!lik yang tinggi dalam hubungan
saudara kandung mengajarkan seseorang untuk menyelesaikan masalah secara
destrukti! yang ditandai dengan sikap agresi!, bermusuhan dan delinkuensi,
sedangkan kehangatan0kedekatan yang tinggi mengarahkan pada kemampuan
menyelesaikan masalah secara konstrukti!, dan perilaku prososial.
;9Universitas Sumatera Utara
7/23/2019 Siap edit 2.rtf
33/33
II.E. 'ip"tesa Penelitian
*eneliti membuat hipotesa baha ada pengaruh hubungan antar saudara
kandung terhadap kecenderungan munculnya perilaku delinkuensi. Dimana ada
hubungan negati! antara hubungan antar saudara kandung terhadap kecenderungan
perilaku delinkuensi pada remaja laki%laki. 'emakin positi! hubungan antar
saudara kandung, maka semakin rendah kecenderungan munculnya perilaku
delinkuensi pada remaja. 'ebaliknya, semakin negati! hubungan antar saudara
kandung, maka semakin tinggi kecenderungan munculnya perilaku delinkuensi
pada remaja.