5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
1/14
!"#$"%&'()'( +,-.'+'/ 0'#, 1'%'( $" 1'%'(
02345637 87956 %:;:753? %393 $5=23< +2=?3@39 ,=;5
)573A37 %5H3; .95B2 %3>2?9:H ,=;5 -27>657>37
+365=93? !3?J3?3H4373
872K:H?293? !3B43B43H37
CEFL
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
2/14
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, Tuhan semesta alam.
Pemilik semua yang ada di langit dan di bumi. Maha pengasih yang tak henti-
hentinya memberikan kenikmatan kepada makhluk-Nya. Sutradara luar biasa yang
paling berkuasa membolak-balikan hati umat-Nya. Hanya dengan izin dan kemuliaan-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk merunutkan perkembangan filsafat dari
zaman ke zaman. Dari mulai zaman para pembuat puisi, filsafat Yunani, filsafat
Ilsam, dan kemudian filsafat Barat. Perunutan sejarah tersebut dilakukan dengan
melakukan studi literasi. Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah filsafat ilmu, serta menjadi rujukan literasi tambahan bagi mahasiswa
yang ingin mempelajari sejarah singkat filsafat.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan.
Oleh karena itu penulis terbuka menerika kritik dan saran yang membangun dari
pihak-pihak yang telah membaca makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Bandung, April 2014
Penulis
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
3/14
Daftar Isi
No Topik Halaman
1 Kata Pengantar i
2 Daftar Isi ii
3 Bab I: Pendahuluan 1
4 Bab II: Perkembangan Filsafat dari Zaman ke Zaman 2
a. Filsuf Prasocrates: Dari pandangan Naif ke Pemikiran
yang masuk akal
2
b.
Sophists dan Socrates 5
c. Filsuf Pascasocrates: Pertentangan Pemikiran Guru dan
Murid
6
d. Garis Susu: Muhammad saw dan Al-Quran 7
e. Garis Alkohol: Filsafat Barat dan Kejumudan Muslim 9
5 Bab III: Kesimpulan 10
6 Daftar Pustaka 11
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
4/14
Bab I
Pendahuluan
Pada zamannya, para filsuf disebut sebagai orang bijak. Pythagoras lah yang
pertama kali menemukan dan menggunakan kata filsafat (philosophy;
!"#!!!!!!"#$!", love of wisdom) yang secara harfiah berarti cinta kebijaksanaan
(Maritain, 1947). Beranjak dari pengertian tersebut, filsafat memiliki arti yang lebih
mendalam, yaitu segala sesuatu tentang kepercayaan dan perilaku tentang diri kita dan
dunia. Karena itu, berfilsafat dimulai dari menyatakan sesuatu sejelas dan sejujur
mungkin mengenai apa yang kita percayai dan yang kita yakini (Solomon dan
Higgins, 2010). Sedangkan filsuf atau orang yang berfilsafat merupakan orang-orang
yang bijaksana secara manusiawi (dalam hal ini dibedakan dengan bijaksana sebagai
salah satu sifat Tuhan). Oleh karena itu orang-orang yang mengabdikan dirinya pada
filsafat, selalu berusaha menunjukkan pandangan-pandangan agung yang bisa
dimengerti oleh seorang manusia mengenai masalah-masalah yang dihadapinya
(Maritain, 1947).
Filsafat dimulai pada abad ke 8-6 SM (Maritain, 1947), filsuf pada zaman itu
hanyalah orang-orang luar biasa yang tidak percaya begitu saja dengan mitos-mitos
nenek moyang yang berkembang di masyarakat sekitar mereka. Mereka memulai
berfilsafat dengan menganalisa gejala alam sederhana yang terjadi di-sekitar mereka.
Zaman ini lalu disebut zaman filsuf prasocrates oleh ilmuwan dan filsuf zaman
sekarang.
Para pemikir baru terus berdatangan hingga tiba pada zaman Socrates. Ia
memiliki murid yang bernama Plato, seorang pemikir jenius yang melandaskan
pemikiran-pemikirannya pada idea. Ia memiliki sekolah yang bernama Academia
Plato dan melahirkan seorang jenius bernama Aristoteles yang melandaskan
pemikiran-pemikirannya pada eidos. Dari dua filsuf inilah kemudian timbul dua kubu
pemikiran yang sangat berpengaruh besar pada perkembangan ilmu di dunia.
Penulis dalam makalah ini akan membahas mengenai sejarah filsafat dari mulai
zaman prasocrates sampai timbulnya dua kubu pemikiran yang dilandasi oleh
pemikiran Plato dan Aristoteles. Bagaimana kedua pemikiran itu mempengaruhi ilmu
pengetahuan dan apa beda satu dan yang lainnya. Penulis juga akan
menghubungkannya dengan sejarah filsafat Islam (yang merupakan agama penulis)
yang mengalami tujuh abad benar dan tujuh abad salah.
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
5/14
Bab II
Perkembangan Filsafat Dari Zaman ke Zaman
a. Filsuf Prasocrates: Dari Pandangan Naif ke Pemikiran yang Masuk Akal
Filsuf-filsuf pada zaman ini merupakan filsuf-filsuf pertama yang berpikir
bahwa ada sesuatu yang logis yang bisa dijelaskan dengan akal sehat di balik setiap
mitos dan kosmologi yang populer pada zamannya. Sebelum para pemikir logis
tersebut muncul, beberapa pandangan naf mengenai gejala-gejala alam di sekitar
manusia telah dicetuskan. Kebanyakan dari mereka menghubungkan gejala-gejala
tersebut dengan mitos-mitos nenek moyang mereka tanpa mempertimbangkan
sensibilitas dari pandangan tersebut.
Para pemikir pertama yang muncul merupakan para pembuat puisi. Misalkan
seperti Hesiod dan Homer (Maritain, 1947). Adapun beberapa pandangan naf yang
dicetuskan oleh tokoh-tokoh pada masa ini diantaranya:
1.
Konsepsi popular mengenai bentuk dari bumi yang dicetuskan oleh Homer. Ia
menyatakan bahwa langit merupakan sesuatu yang solid seperti mangkuk, yang
menutupi bumi yang datar. Pada celah diantara bagian bawah langit dan bagian
atas bumi terdapat kabut. Dan bentuk bumi itu sendiri memanjang serta memiliki
akar pada Tartaros (Kirk dan Raven, 1957).
2.
Pandangan mengenai Okeanos, sebagai sumber dari semua air yang ada di muka
bumi, baik air asin maupun air tawar (Kirk dan Raven, 1957)
Begitulah pemikiran-pemikiran naf yang kebanyakan dicetuskan oleh para
pembuat puisi pada masanya. Adalah di Ionia, pernyataan-pernyataan yang betul-
betul realistis pertama kali dicetuskan (Kirk dan Raven, 1957) dimulai dengan Thales
dari Miletus yang hidup pada abad ke 7 sebelum masehi (Maritain, 1947). Walaupun
ilmuwan pada masa sekarang berpendapat bahwa para pemikir pertama berasal dari
dua tempat, yakni Ionia dan Italia, namun kebanyakan dari mereka berpendapat
bahwa di Ionia lah para pemikir pertama ini berasal.
Pada masa ini manusia mulai mencari alasan mengapa sesuatu itu bisa terjadi.
Dimulai dengan apa yang terlihat dan tersentuh, yang mereka indrai, dan ketika
mereka berusaha untuk mengerti sesuatu, mereka akan memulainya dengan bertanya
terbuat dari apa hal tersebut. Karena itu, para pemikir pertama hanya mementingkan
terbuat dari apa segala sesuatu itu (Maritain, 1947). Karena alasan tersebut,
Aristoteles menyebut mereka sebagaiphysicoi(Physicists after physis atau nature)
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
6/14
berlawanan dengan para pemikir terdahulu sebelum mereka yang theologoi
(theologists), yang melihat segala sesuatu berdasarkan supernatural atau mitos
(Freely, 2012).
Teori pertama dan yang paling terkenal dari Thales adalah bahwa segala sesuatu
di dunia ini berasal dari satu substansi inti: air. Di Matematika, Thales menggunakan
Geometri untuk memecahkan masalah, seperti mengkalkulasikan tinggi piramida dan
jarak perahu dari pelabuhan (Boyer, 1991). Kemudian muncul Anaximander (610-546
SM) yang disebut-sebut sebagai filsuf pertama yang menuliskan karyanya. Ia dikenal
dengan teorinya yang menyatakan bahwa sesuatu yang indefinite (apeiron) adalah
asal mula dari segala sesuatu (Maritain, 1947), ia juga dinyatakan sebagai pelaku
eksperimen saintifik pertama yang terekam oleh sejarah (Sagan, 1985). Junior
Anaximander, Anaximenes (585-525 SM), juga dikenal dengan teorinya: udara,
sebagai sesuatu yang bisa dimodifikasi, dengan menebalkan dan menipiskannya,
menjadi api, angin, awan, air, dan bumi (Seyffert, 1894).
Selain tiga filsuf di atas, Aristoteles berpendapat (dikutip dalam Maritain, 1947)
bahwa dari semuaphysicists(Filsuf-filsuf alam), pada masa ini dikenal tigaphysicists
hebat, diantaranya Heraclitus, Democritus dan Anaxagoras.
Heraclitus dari Ephesus (535 475 SM) seorang jenius yang penyendiri dan
bangga terhadap dirinya sendiri (Maritain, 1947). Ia dikenal dengan pendapatnya
mengenai perubahan, bahwa semua hal di dunia ini akan berubah dan tidak ada
sesuatupun yang keadaannya tidak berubah. Seperti yang tercatat dalam Cratylus
bagian 402a1, yang merupakan catatan dialog Socrates dengan Hermogenes dari
Plato. Socrates berkata:
Heraclitus says, you know, that all things move and nothing remains still, and
he likens the universe to the current of a river, saying that you cannot step twice into
the same stream
Dalam dialog tersebut Socrates mengungkapkan bahwa Heraclitus berpendapat
segala sesuatu di dunia ini bergerak dan tidak ada yang diam, dia menganalogikan hal
itu dengan aliran sungai, bahwa kita tidak bisa masuk atau melewati sungai yang
sama dua kali. Artinya, pada saat kita menyentuh benda, beberapa waktu kemudian
benda tersebut tidak akan lagi merupakan benda yang sama. Hal ini merupakan hal
yang luar biasa karena Heraclitus yang hidup pada abad ke-6 sebelum masehi telah
"%&'( )&(*'+' )& ,--./001112.+3'+4'2-45-'2+)4
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
7/14
mempertimbangkan waktu sebagai kesatuan suatu benda, tidak hanya panjang, lebar
dan tinggi.
Democritus dari Abdera (470-361 SM), lahir beberapa tahun setelah kematian
Heraclitus (Maritain, 1947). Ia menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada segala
sesuatu di dunia ini merupakan hal yang tidak terelakan. Namun berbeda dengan
Heraclitus yang menganalogikannya dengan sesuatu yang bisa dilihat dan diterima
dengan nalar, Democritus lebih memilih untuk menjelaskannya dengan imajinasi.
Ia juga menemukan penjelasan dari segala sesuatu sebagai plenum(beings)dan
void (nonentity) (Maritain, 1947). Menurutnya,plenumterbagi menjadi bagian-bagian
yang tak dapat dibagi lagi (atom), yang dihubungkan satu sama lain oleh void atau
ketiadaan. Mereka dalam keadaan bergerak yang tiada hentinya dan hanya bisa
dibedakan berdasarkan bentuk, urutan, dan fungsinya (Maritain, 1947). Ia
menganalogikan teori atomiknya dengan pantai. Dari kejauhan, pantai terlihat seperti
sesuatu yang solid, namun dari kedekatan terlihat bahwa pantai disusun oleh butiran
pasir yang kecil (Gilliand, 2007).
Berbeda dengan kedua filsuf yang telah disebutkan diatas, Anaxagoras dari
Clazomenae (500 - 428 SM) terdengar agak asing di telinga orang-orang awam. Ia
merupakan filsuf pertama yang membawa filsafat dari Ionia ke Atena. Ia dikenal
dengan teorinya bahwa substansi dari materi itu banyaknya tidak terbatas dan tak
dapat dilenyapkan. Ia menganalogikannya dengan roti yang dimakan oleh manusia,
mereka memiliki elemen-elemen tak terlihat yang juga menyusun tulang, darah dan
daging (Maritain, 1947). Dalam ilmu kimia, elemen-elemen tersebut sudah dapat
dijelaskan yaitu berupa atom C, H, dan O yang merupakan penyusun utama dari tubuh
makhluk hidup.
Banyak lagi filsuf-fulsuf naturalis pada zaman prasocrates yang berkontribusi
besar bagi ilmu-ilmu modern saat ini. Dan sangat terlihat jelas, perjalanan
pengetahuan manusia pada zaman prasocrates ini, dari yang sangat menitik-beratkan
pandangan mereka pada mitologi dan teologi, menjadi teori-teori yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan alat indra. Semuanya didasarkan pada gejala alam
yang mereka lihat dan temukan.
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
8/14
b. Sophist dan Socrates
Pencarian kebenaran yang dilakukan oleh para pemikir-pun tidak serta merta
berjalan mulus, semuanya dilakukan secara bertahap, melalui kegagalan demi
kegagalan terlebih dahulu. Segelintir orang yang mengaku pemikir pun bermunculan,
namun mereka tidak lebih dari sekedar orang bijak, yang menitik beratkan pemikiran
mereka pada subjektifitas tanpa memikirkan kebenarannya. Mereka disebut sophist,
yang disinyalir merupakan murid dan penerus dari para pemikir-pemikir pertama.
Walaupun dalam kenyataanya mereka berbeda sekali dari para pendahulunya
(Maritain, 1947).
Mereka mengatasnamakan diri mereka sebagai rasionalis dan ensiklopedia
berjalan; mereka mempunya jawaban untuk setiap pertanyaan, yang sangat
meyakinkan namun bisa mengelabui. Mereka bahkan mengklaim bisa merubah
susunan aturan kalimat dan jenis kata benda. (Maritain, 1947). Sasaran utama para
sophists adalah pria muda Yunani yang kaya raya dan menawarkan mereka
pendidikan yang arte (sempurna), karena itu mereka mendapatkan kemakmuran dan
ketenaran, namun mengundang antipati juga dari berbagai kalangan (Duke, 2013).
Adalah Socrates (469-399 SM) yang menyelamatkan pemikiran Yunani dari
bahaya mematikan yang disebarkan oleh para sophists. Selain ia tidak memungut
biaya untuk setiap instruksinya, perilaku hidupnya sama dengan parasophists. Seperti
mereka, Socrates menghabiskan waktunya berdiskusi dengan para pria muda, dan
seringkali ia dianggap sebagai salah satu dari para sophists. Kenyataannya, Socrates
sangat menentang para sophists dalam segala aspek. Para sophists mengaku bahwa
mereka mengetahui segalanya dan tidak mempercayai kebenaran, sedangkan Socrates
mengajarkan para pendengarnya untuk tidak mencari apa-apa selain kebenaran
(Maritain, 1947).
Socrates dikenal sebagai orang yang unik, orang yang ajaib, walaupun tidak
mempunyai karya tulis apapun, ia dianggap sebagai seseorang yang mengubah
pemahaman halayak mengenai filsafat. Ia dianggap sangat spesial sampai banyak
yang tergerak untuk menulis tentangnya. Kesemua yang menggemarinya itu
menggapnya aneh untuk seorang warga Atena yang hidup di abad ke-5 SM. Dari segi
penampilan, kepribadian, perilaku, dan juga cara pandang dan metodenya (Debra,
2014).
Socrates juga dikenal dengan kegemarannya melakukan perbincangan filsafat di
tempat umum maupun pertemuan pribadi. Subjek dari percakapan ini seringkari
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
9/14
seputar mendefinisikan sesuatu seperti keadilan, keindahan, keberanian, amarah,
pertemanan dan kebajikan. Metode percakapan Socrates ini terpusat pada ketidak
setujuannya terhadap sesuatu. Dalam percakapannya, ia menempatkan diri sebagai
murid dan lawan bicaranya sebagai guru (Maxwell, 2013). Metode diskusinya ini lalu
dikenal sebagai Metode Socrates (Socratic Method). Metode ini sering digunakan di
dunia pendidikan modern karena dapat melibatkan siswa secara aktif di dalam
pembelajaran dan memancing mereka untuk berpikir kritis (Garret, 1998), karena itu
Socrates memiliki andil yang sangat besar di dalam dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
Keyakinannya pada jiwa manusia (dimana kebajikan dan keburukan bisa
ditemukan) membuatnya yakin bahwa jiwa itu lebih penting daripada tubuh dan
keadaan luar. Kulitas jiwa manusia menentukan karakter hidupnya, menjadi lebih
baik atau lebih buruk, lebih dari sekedar sehat atau sakit, atau miskin atau kaya. Jika
kita ingin hidup bahagia, menjaga jiwa kita adalah prioritas utama yang harus
dilakukan. Karena itu, diatas segalanya, kita harus berusaha berbuat kebajikan, karena
kebajikan dapat menyempurnakan jiwa kita dan mengarahkan kita kepada kebaikan
(Cooper, 1998). Keyakinannya ini lalu menurun pada muridnya, Plato.
c.
Filsuf Pascasocrates: Pertentangan Pemikiran Guru dan Murid
Plato (437-347 SM) merupakan murid Socrates. Ia berasal dari keluarga kaya
dan kuat. Nama aslinya adalah Aristocles, Plato merupakan nama panggilan terhadap
badannya yang lebar. Ketika ia berumur 20an, dia memutuskan untuk mengabdikan
dirinya pada filsafat. Pikirannya hancur karena kematian Socrates, ia lalu pergi
berkelana mengelilingi Yunani dan Laut Mediterania, lalu ia diculik oleh bajak laut.
Teman-temannya mengumpulkan uang untuk membebaskannya dari perbudakan,
namun ketika ia dapat dibebaskan tanpa dibayar, mereka membelikannya bangunankecil yang dinamai Academus untuk membuat sekolah. Academy, dibangun pada
tahun 386 SM (Boeree, 2009).
Pemikiran Plato dikenal dengan Idea, ia memisahkan antara yang terlihat di
dunia dengan kenyataan yang sebenarnya. Ia berpendapat bahwa bentuk setiap benda
yang terlihat oleh setiap orang bisa saja berbeda-beda, namun pengetahuan mengenai
benda tersebut adalah sama. Pada dasarnya, pemikiran Plato ini bertujuan untuk
mencari pengetahuan dari pengetahuan. Dikarenakan pemikiran Socrates sangatmempengaruhi pemikiran-pemikirannya, ia berpendapat bahwa manusia harus
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
10/14
mementingkan kebajikan di atas segalanya, karena itulah dasar dari kebahagiaan yang
sebenarnya. Ia juga mempercayai Tuhan sebagai pembangun alam (Prastiana, 2012).
Mengenai sistem kenegaraan, ia berpendapat bahwa Negara yang ideal adalah Negara
yang mementingkan kebajikan, apapun yang dilakukan Negara harus dengan tujuan
untuk mencapai kebajikan.
Ia lalu mempunyai murid yang sangat cerdas di Academy, bernama Aristoteles
(384-322 SM). Lahir di Stagira, Macedonia, Aristoteles berasal dari keluarga
berpendidikan. Ayahnya merupakan ahli fisika dan tabib kerajaan. Ia menetap di
Academy sebagai murid Plato selama 20 tahun, selain menimba ilmu disana, ia juga
diangkat menjadi guru. Ia mengadopsi pemikiran-pemikiran Plato walaupun banyak
yang bertentangan dengan pemikirannya sendiri.
Berbeda dengan Plato yang berpendapat bahwa idea lebih nyata dari pada yang
terlihat di dunia, pemikiran Aristoteles dikenal dengan Eidos, bahwa yang terlihat di
dunia lah yang nyata, dan ide itu bisa berbeda-beda tergantung bagaimana setiap
orang membentuk pemikirannya sendiri. Beberapa pemikiran Aristotele diadopsi oleh
para ilmuwan hingga kini. Misalkan Silogisme, cara yang ia pakai untuk menemukan
kesimpulan dari pengetahuan dan kebenaran baru:
Semua binatang mamalia pasti menyusui (premis mayor)
Kucing adalah binatang mamalia (premis minor)
Kucing pasti menyusui (kesimpulan)
Dalam kebahasaan, Aristoteles menemukan sepuluh jenis kata yang dikenal hingga
saat ini: kata kerja, kata benda, kata sifat, dan sebagainya. Mengenai sistem
kenegaraan, ia berpendapat bahwa paduan dari sistem demokrasi dan monarki adalah
sistem kenegaraan yang ideal. Filsuf-filsuf pengikut Plato dan Aristoteles pun
bermunculan dan ilmu pengetahuan berkembang di Yunani, sampai abad baru bagi
ilmu pengetahuan tiba di abad ke-7 Masehi.
d. Garis Susu: Muhammad saw dan Al-Quran
Pada abad ke-6 Masehi, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal, seorang wanita
bernama Aminah melahirkan seorang anak laki-laki bernama Muhammad (saw) di
Mekkah, Arab Saudi. Ia berkembang menjadi seorang pedagang yang piawai dan bisa
menghasilkan keuntungan yang luar biasa tanpa harus menggunakan kekerasan
kepada masyarakat. Di usianya yang ke-25, beliau menikahi seorang janda kaya yang
sudah berumur 40 tahun, Khadijah.
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
11/14
Ketika usia Muhammad (saw) hampir berusia 40 tahun, beliau sering
menyendiri di Gua Hira, yaitu Gua yang terletak di dekat Mekkah. Di sanalah, beliau
menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam ke-21 di
bulan Ramadhan, pada saat beliau sudah berumur 40 tahun, beliau didatangi malaikat
Jibril di Gua Hira yang seraya berkata bacalah!. Karena Muhammad (saw)
menjawab kalau beliau tidak bisa membaca, malaikat Jibril mengulang perintahnya
sampai tiga kali, namun di perintahnya yang ke-3, malaikat Jibril berkata:
Terjemah:
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)
Dengan turunnya ayat di atas, dimulailah kenabian Muhammad saw dan filsafat
Islam. Dimulai dengan-orang-orang terdekat beliau, sedikit-sedikit para pengikutnyamasuk Islam.
Dikarenakan siksaan dan gangguan yang disebabkan oleh kaum Quraisyi,
Muhammad saw beserta pengikutnya memutuskan untuk hijrah ke madinah yang
bersedia melindungi mereka. Disinilah kejayaan Islam dimulai. Madinah berkembang
menjadi kota besar pusat perdagangan. Pemerintahan yang dijalankan oleh Nabi
Muhammad saw di Madinah berlandaskan prinsip demokrasi dimana pemerintahan
dipimpin oleh Nabi Muhammad saw, dan setiap keputusan melibatkan musyawarah
dengan para sahabat. Orang-orang Islam dikenal sebagai masyarakat yang memiliki
karsa yang kuat dalam menjalani kehidupan duniawi, namun juga disertai adab
ketuhanan yang sangat tinggi, sehingga dapat memajukan kota Madinah dengan
sangat pesat. Prestasi yang gilang gemilang-pun diraih Nabi Muhammad saw dan
pengikut-pengikutnya, sampai pada tahun ke 634 M, beliau wafat di usianya yang ke-
63 tahun.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, muslim ditempa bencana atau mihnah
pada abad ke-9 M. Umat muslim tidak lulus ujian pada saat itu dan mereka tergelincir
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
12/14
ke dalam kejumudan dan konservatisme. Kemajuan muslim yang telah ditempuh
selama berabad-abad, pengumpulan dan penerjemahan buku-buku, taktik kemiliteran,
industry, perdagangan, pertanian, astronomi, kemanusiaan dan nalar bebas, masuk ke
Barat.
Barat mengambil alih tugas-tugas modernisasi selanjutnya, yang dimulai
dengan Renaissance, karena muslim telah didera oleh kelemahkarsaan seperti yang
terjadi di Negara-negara melayu seperti di Indonesia. Dengan begitu, dimulailah garis
alkohol atau tujuh abad salah.
e.
Garis Alkohol: Filsafat Barat dan Kejumudan Muslim
Renaissance dimulai pada abad ke-15 di Italia, menurut Eric Fromm karena dua
sebab: 1. Karena italia merupakan pusat perdagangan di Eropa dan terletak di Laut
Tengah, dan 2. Karena dekat dengan dunia Arab, yang sebelumnya merupakan pusat
dari puncak kebudayaan pada saat itu (Soewardi, 2001). Seperti halnya Madinah,
Italia juga mengembangkan kebudayaannya melalui perdagangan.
Italia, Spanyol dan Portugis berhasil mengembangkan sistem perekonomian
Merkantilis (melalui perdagangan diharapkan mendapatkan untung logam mulia).
Pada saat ini juga, masyarakat Muslim dihapuskan dimanapun mereka berada.
Spanyol melakukan penjajahan ke Barat, dan Portugil melakukan penjajahan ke
Timur.
Filsuf-filsuf pada jaman ini juga berhasil menerjemahkan filsafat-filsafat Islam
ke-dalam bahasa mereka. Kebanyakan adalah karya Ibnu Rusyd (Averoes) dan Ibnu
Sina (Avicena), setelah diterjemahkan karya filsuf-filsuf muslim lalu dihapuskan dari
sejarah.
Masyarakat pada zaman ini memiliki karsa yang kuat namun dengan adab yang
rendah. Berbeda dengan masyarakat muslim yang pernah Berjaya di Madinah, yang
bisa memiliki karsa yang kuat disertai dengan adab ketuhanan yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, di zaman ini manusia seperti tersesat dan menuhankan ilmu dan hal-
hal keduawian. Termasuk masyarakat muslim yang tanpa disadari telah dijajah oleh
paham mereka.
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
13/14
BAB III
Kesimpulan
Filsafat dimulai dari Yunani, oleh para pembuat puisi dengan pandangan-
pandangan mereka yang naf. Rasionalisasi filsafat lalu dimulai di Ionia, dimana
filsuf-filsuf mulai berpikir untuk mencari tahu sebab terjadinya sesuatu di sekitar
mereka. Socrates dengan metode inquirinya membuat era baru dalam dunia filsafat
yang mempengaruhi muridnya yang bernama Plato. Plato memiliki satu sekolah yang
dinamai Academy dan memiliki seorang murid yang bernama Aristoteles.
Plato dan Aristoteles memiliki pandangan yang cukup berbeda. Plato berpikir
semua hal di bumi ini berbeda dengan yang terlihat, pandangannya ini dinamakan
idea. Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa semua hal yang ada di bumi ini
memang seperti yang terlihat, pandangannya ini dinamakan eidos. Pandangan Plato
sejalan dengan pandangan masyarakat muslim karena ia berpendapat bahwa Tuhan
berperan sebagai pencipta semua benda di bumi ini, sedangkan Aristoteles mendasari
pandangan-pandangan barat karena tidak memperhitngkan sifat-sifat ketuhanan dan
memandang segala sesuatu itu sesuai yang terlihat.
Pada abad ke-7 bersamaan dengan diturunkannya tugas kenabian Muhammad
saw, filsafat islam mulai berkembang. Masyarakat islam yang memiliki karsa yang
kuat disertai adab yang tinggi Berjaya selama tujuh abad lamanya: garis susu. Pada
abad ke 11, kejayaan islam runtuh dan pada abad ke-14 dimulailah abad baru yang
dikuasai oleh Barat. Masyarakat Barat yang Berjaya pada saat ini dikenal dengan
karsanya yang kuat namun memiliki Adab yang sangat rendah, karena itu abad ini
dinamakan garis alkohol. Pada abad ini juga umat muslim yang tadinya Berjaya
menjadi jumud dan menganut paham retreatisme: bahwa akhirat dan agama adalah
tempat pelarian yang aman.
Di abad ke 21 ini, umat muslim sudah mengalami tujuh abad benar dan tujuh
abad salah. Tugas kita sebagai ilmuwan-ilmuwan muslim untuk merebut kembali
kejayaan islam dengan pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari garis susu dan
garis alkohol.
5/20/2018 Sejarah Filsafat dari Zaman ke Zaman
14/14
Daftar Pustaka
Boeree, C. George. (2009). Socrates, Plato, and Aristotle. Diakses pada tanggal 23
Maret 2014, dari Shippensburg University:
http://webspace.ship.edu/cgboer/athenians.html
Boyer, Carl B. (1991).A history of Mathematics. Wiley, John and Sons, Incorporated.
Cooper, John M. (1998). Socrates (469-399 bc). Diakses tanggal 23 Maret 2014, dari
Islamic Philosophy Online: http://www.muslimphilosophy.com/ip/rep/A108
Debra, N. (2014, 19 Maret). Socrates. Diakses tanggal 23 Maret 2014, dari Standford
Encyclopedia of Philosophy:
http://plato.standford.edu/entries/socrates/#ImpForSoc
Duke, George. (2013). The Sophist: Ancient Greek. Diakses tanggal 20 Maret 2014,
dari Internet Encyclopedia of Philosophy: http://www.iep.utm.edu/sophists/
Freely, John. (2013). Before Galileo: The Birth of Modern Science in Medieval
Europe.Penguin
Garret, Elizabeth. (1998). The Socratic Method. Diakses tanggal 23 Maret 2014, dari
The University of Chicago The Law School:
http://www.law.uchicago.edu/socrates/soc_article.html
Giliand, Douglas. (2007). A Brief History of Atomic Theory. Dapat diakses di:
http://honorsph.startlogic.com/honorsphysicalscience/keynotes/keynote%20pdf/
Atomic_Theory.pdf
Kirk and Raven. (1957). The Presocratics Philosophers: A Critical History With ASelection of Texts.Cambridge University Press
Maritain, Jacques. (1947). An Introduction to Philosophy. New York: Sheed & Ward
inc.
Maxwell, Max. (2013).Introduction to Socratic Method and Its Implication to
Critical Thinking.Diakses tanggal 23 Maret 2014, dari The Socratic Method
Research Portal: http://www.socraticmethod.net/
Parastiana, E. D. (2012, April 11). Plato; Biografi dan Pemikiran. Pacitan, Jawa
Timur, Indonesia.
Sagan, Carl. (1985). Cosmos. Balantine Books
Seyffert, Oscar. (1894).Dictionary of Classical Antiquities
Soewardi, H. (2001).Roda Berputar Dunia Bergulir. Bandung: Bakti Mandiri.
Solomon and Higgins. (2010). The Big Questions: A Short Introduction to
Philosophy. Belmont: WADSWORD CENGAGE Learning