LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ILMU KESEHATAN JIWA
Judul laporan kasus ”Gangguan
Bipolar” telah diperiksa dan disetujui sebagai
salah satu tugas baca dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter
Muda di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang.
Mengetahui:
Pembimbing
dr. Nindita Pinastikasari,SpKJ
1
LEMBAR IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. M
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Sidoarjo, 15 April 1999
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Marietal : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP kelas 3
Pekerjaan Terakhir : -
Alamat Pasien Saat Ini : Sidoarjo
Waktu Pemeriksaan : 5 Desember 2015
Dokter Pemeriksa : DM jaga dan dr. Aisyah
2
Keluhan UtamaBicara dan tertawa sendiri
Auto AnamnesaPasien seorang perempuan berusia 16 tahun, datang ke IGD RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat diantar oleh ayahnya. Pasien datang dengan
penampilan rapi, menggunakan terusan dari jeans dan berjilbab hijau. Keadaan
pasien tampak terawat dan pasien tidak bau. Roman wajah pasien sesuai usia,
pasien tampak tenang dan kooperatif saat diajak bicara dan menjawab
pertanyaan, namun pasien tampak sering senyum-senyum dan tertawa sendiri.
Pasien dapat menyebutkan identitas pasien yaitu Nn. M, usia 16 tahun, sekarang
duduk di kelas 3 SMP, tempat tinggal saat ini di Sukodono Wetan, beragama
Muslim, suku Jawa.
Ketika pasien ditanya sekarang berada dimana pasien menjawab sekarang
berada di RSJ Lawang. Pasien mengaku diantar oleh ayahnya dan mengetahui
bahwa hari ini hari minggu tanggal 5 Desember 2015. Ketika pasien ditaya
mengapa kesini pasien mengaku bahwa dirinya sakit karena sering berbicara
dan tertawa sendiri. Ketika pasien ditanya kenapa seperti itu pasien bercerita
bahwa dirinya dirasuki oleh roh-roh, ada 3 roh yang berada di dalam dirinya
sekarang, dan biasanya roh-roh ini sering menyuruh-nyuruh pasien, ketiga roh ini
juga sering berbicara mengenai pasien. Selain itu pasien juga sering dikontrol
oleh roh yang ada di dalam dirinya. 3 roh ini adalah 2 perempuan dan 1 pria.
Keadaan ini dirasakan mulai 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengaku memiliki
kemampuan untuk melihat hantu atau apa yang orang lain tidak bisa lihat, pasien
juga dapat melihat pintu gerbang dunia lain, berbicara dengan makhluk gaib,
juga dapat mengetahui pikiran orang lain. Saat sedang di anamnesa pasien juga
tertawa karena merasa pemeriksa memiliki indra ke-6 dan dapat membaca
pikiran pasien.
Pasien juga mengaku marah-marah dengan ibunya, ketika pasien marah-
marah pasien tidak memukul atau melempar barang namun pasien lebih sering
mencubit-cubit dirinya sendiri. Pasien mengaku mencubit diri maupun disuruh
bunuh diri oleh karena roh jahat yang ada di dalam tubuhnya yang
memerintahkan pasien. Pasien juga mengatakan bahwa ibu pasien sering
3
memarah-marahi pasien lantaran sering lamban, hal ini mengakibatkan pasien
tidak tenang dan stress. Pasien mengatakan bahwa 1 minggu lagi akan UAS.
Pasien mau mandi, makan hanya sedikit. Saat tidur pasien sering terbangun
pada pukul 5 pagi. Pasien menyangkal menggunakan alkohol maupun zat adiktif
lainnya.
Heteroananmnesa (Data diperoleh dari Ayah Pasien, Tn. S)Pasien berbicara dan tertawa sendiri, kemudian setelah tertawa pasien
menangis sendiri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga sering marah-marah
sambil mencubit-cubit badannya. Bila ditanya mengapa berbicara sendiri, pasien
mengatakan bahwa pasien sedang berbicara dengan Revo, kakak kelas pasien.
Pasien juga sempat dibawa rukyah 2 kali, yaitu 2 bulan yang lalu dan bulan ini.
Pasien juga sudah pernah ke Sp.KJ dan diberi obat berwarna orange, diminum 2
kali sehari ½ tablet pagi dan malam. Pasien juga sering marah-marah dan
membentak ibunya. Ayah pasien juga mengatakan bahwa ibunya sering
memarahi pasien karena hal-hal sepele. Pasien juga pernah bercerita ngefans
dengan Revo kakak kelasnya yang telah lulus. Pasien juga bercerita bahwa
pasien dapat melihat masa depan dan mengetahui pikiran orang. Pasien tidak
pernah MRS dan tidak pernah memakai alkohol maupun zat adiktif lainnya.
Pasien juga pernah mengeluh ingin bunuh diri. Akhir- akhir ini pasien makannya
sedikit, tidurnya berkurang namun masih mau pergi sekolah.
Gejala lain Pasien tidak mau makan, makan hanya sedikit-sedikit.
Pasien tidak tidur selama 1 minggu ini, sering wiritan.
Pasien tidak mau diantar ke sekolah.
Pasien sering kehilangan tonus secara tiba-tiba dan jatuh tanpa sebab.
Gejala Prodormal Pasien yang dulunya banyak teman, mulai pendiam, sering menyendiri di
kamar.
Kata guru pasien akhir-akhir ini pasien sulit konsentrasi dan lamban
dalam mengerjakan tugas.
4
Peristiwa terkait keluhan utama Sering dimarah-marahi ibu.
Mendekati ujian.
Ditinggal Revo.
Kerasukan 2x di sekolah bulan lalu.
RPD Tidak ditemukan
Kehamilan Persalinan normal, 9 bulan, ditolong oleh dokter.
Riwayat Sosial Pasien termasuk mudah bergaul dengan siapapun.
Pasien lamban dalam mengerjakan sesuatu, perlu bantuan orang tua.
Ciri Kepribadian Ciri kepribadian sikloid
Faktor Keturunan
Tidak ditemukan
Faktor Organik
Tidak ditemukan
Pencetus Dekat UAS dan sering dimarahi ibu
5
Status internistikKeadaan umum :
GCS 4-5-6
Kepala/Leher : A/I/C/D = -/-/-/-
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran thyroid (-)
Deviasi trachea (-)
Thorax Cor :
S1 S2 tunggal
Gallop (-)
Murmur (-)
Pulmo : Gerak nafas simetris
vesikuler/vesikuler
Wheezing -/-,
Rhonki -/-
Abdomen : Bising usus (+) N, Tympani, Soepel, hepar, lien, ren tak teraba
Ekstremitas :
Akral Hangat
+ +
+ +
Oedema
- -
- -
6
STATUS NEUROLOGIS• GCS : Compos Mentis 4-5-6
• Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski (-)
• Refleks Fisiologik : BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
• Refleks Patologik : Babinski -/-, Chaddock -/-
STATUS PSIKIATRIK• Keadaan umum : Roman wajah sesuai usia, rapi, tenang, kooperatif
• Kontak : Verbal (+), Non verbal (+), lancar (+), relevan
• Kesadaran : Berubah kualitatif
• Orientasi : W/T/O baik / baik / baik
• Daya ingat : sesaat / pendek / panjang : baik / baik / baik
• Persepsi : Halusinasi auditorik & visual ditemukan
• Proses berpikir :
Bentuk : Non realistik
Arus : inkoheren
Isi : waham kebesaran dan waham pengaruh
• Afek/mood : inadekuat
• Kemauan :
ADL menurun
Fungsi sosial menurun
Fungsi menurun
• Psikomotor : meningkat, katapleksi
7
RESUMEPasien wanita dianter oleh ayahnya. Roman wajah pasien sesuai usia usia,
menggunakan terusan dari jeans dan berjilbab, tampak rapi, keadaan pasien
tampak terawat, penanpilan wajar, dan tidak bau. Pasien terlihat sering senyum-
senyum dan tertawa sendiri, namun masih kooperatif saat diajak bicara.
Melalui autoanamnesa didapatkan bahwa pasien dapat menyebutkan
nama, usia, tanggal lahir serta identitas lain dengan benar. Pasien juga dapat
mengenali waktu , tempat, dan orang dengan baik yang menunjukkan orientasi
pasien masih baik. Ketika ditanya mengapa pasien dibawa ke RSJ Lawang,
pasien menjawab datang karena dirinya sakit karena sering berbicara sendiri
maupun tertawa sendiri, keluhan ini didapat dari orang disekitar pasien. Pasien
mengatakan bahwa ia dirasuki oleh roh. Ada 3 roh yang berada dalam tubuh
pasien sekarang, 2 roh perempuan dan 1 roh pria. Roh-roh ini sering menyuruh-
nyuruh pasien, membicarakan kelakuan pasien, dan mengontrol pasien. Hal ini
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga memiliki kemampuan untuk
melihat hantu atau sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, dapat melihat
pintu gerbang dunia lain, berbicara dengan makhluk gaib maupun mengetahui
pikiran orang lain.
Pasien juga marah-marah dengan ibunya, namun tidak memukul ataupun
merusak barang, hanya mencubit-cubit dirinya. Pasien disuruh mencubit dan
bunuh diri oleh roh jahat yang ada dalam dirinya. Pasien mengatakan bahwa
dirinya stress akibat ibunya sering memarahinya karena lamban dan juga
menuntut agar nilainya baik. Pasien 1 minggu lagi akan menghadapi UAS,
pasien merasa sedih karena dirinya tidak kunjung sembuh. Pasien mandi 2 kali
sehari, makan hanya sedikit, tidur malam sering terbangun jam 5 pagi. Pasien
menyangkal menggunakan alcohol maupun zat adiktif lainnya.
Melalui hetero anamnesa didapati bahwa pasien sering berbicara sendiri, tertawa
sendiri dan sering menangis tanpa sebab. Bila ditanya, pasien mengatakan
sedang berbicara dengan Revo kakak kelas pasien, yang sangat dikaguminya
namun sekarang sudah lulus. Pengobatan alternative 2 kali. Ke sp. KJ dan diberi
obat warna oranye diminum pagi dan malam setengah tablet. Pasien sering
membentak ibunya. Pasien dapat melihat masa depan dan membaca pikiran
orang. Pasien pernah mengeluh ingin bunuh diri. 1 minggu ini pasien makannya
berkurang, tidur berkurang (sering wiridan), tidak mau diantar ke sekolah. Akhir-
8
akhir ini mulai pendiam dan sering mengurung diri. Pasien sering jatuh secara
tiba-tiba namun masih sadar. pasien akhir-akhir ini sulit konsentrasi dan lamban
dalam mengerjakan tugas. Tidak ada riwayat penggunaan alcohol dan zat adiktif
sebelumnya, tidak ada faktor keturunan dan penyakit dahulu.
Dari hasil pemeriksaan internistik dan neurologis tidak didapatkan kelainan.
Pemeriksaan psikiatris menunjukkan kontak verbal (+), non verbal (+), kesadaran
berubah kualitatif. Orientasi waktu, tempat, dan orang masih baik. Daya ingat
sesaat, pendek, dan panjang pun masih baik. Didapatkan halusinasi visual dan
auditorik, proses berpikir didapatkan bentuk non realistic, arus koheren, isi
waham kebesaran dan waham pengaruh. Afek dan mood inadekuat. Kemauan
yang mencakup kegiatan sehari-hari, sosial, dan pekerjaan (sekolah) menurun.
Psikomotor meningkat (katapleksi).
DIAGNOSIS• Axis I : Skizofrenia Hebefrenik periode pengamatan kurang dari satu
tahun (F20.19)
DDGangguan Afektif Bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
(F31.2)
Manik dengan gejala psikotik (F30.2)
• Axis II : Tidak dapat ditentukan
• Axis III : Tidak ditemukan
• Axis IV : Masalah psikososial
Masalah pendidikan
• Axis V : GAF scale score 40-31
9
Rencana Terapi MRS
Pemeriksaan lab
o DL
o RFT
o LFT
o Urin Lengkap
o Kadar Lithium Darah
o thyroid darah
o EKG
Lithium Karbonat tab 200mg 1-0-1
Haloperidol IM 5mg
Psikoterapi Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hatinya agar merasa lebih tenang.
Membangkitkan semangat pasien dan kepercayaan bahwa gejala
Psikoterapi Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hatinya agar merasa lebih tenang.
Membangkitkan semangat pasien dan kepercayaan bahwa gejala ang
dirasakan akan berkurang.
Menyarankan pasien agar lebih sering berkomunikasi dengan keluarga
dan lingkungan sekitar.
Sosioterapi Memberi informasi dan memberi pemahaman kepada keluarga pasien
tentang kondisi pasien saat ini.
Menjelaskan kepada keluarga agar mengurangi komentar kritis kepada
pasien untuk mengurangi kemungkinan relaps.
Mengajak keluarga untuk mendukung dan berperan aktif dalam proses
pengobatan.
10
Spiritual Memotivasi pasien agar beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan
Monitoring Keluhan subyektif
Vital sign
Efek samping obat : Pencegahannya adalah dengan banyak minum
(2500 ml perhari), mengenal gejala dini intoksikasi, control rutin kadar
serum lithium, sebelum pengobatan dan 1 bulan setelah pengobatan.
Perkembangan hasil terapi
Prognosis Umur : Usia muda (buruk)
Status Pernikahan : belum menikah
Pekerjaan : Bekerja (Sekolah) (baik)
Pendidikan : SMP kelas 3
Kepribadian premorbid : Ciri kepribadian terbuka (baik)
Faktor Pencetus : Jelas (baik)
Onset : Akut (baik)
Jenis : Afektif (buruk)
Gejala : -
Insight : Baik (baik)
Pengobatan : Pengobatan dini (baik)
Dubia ad malam
11
BIPOLAR
DefinisiGangguan bipolar adalah kondisi episodik, rekuren, dan seringkali progresif
dimana pasien mengalami setidaknya satu episode mania, ditandai dengan
setidaknya 1 minggu gejala mood elevasi, ekspansi, atau iritabel yang terus-
menerus, dengan 3 atau lebih gejala ini (4 jika iritabilitas termasuk mood) :
- Berkurangnya kebutuhan tidur
- Harga diri dengan waham kebesaran
- Pembicaraan yang tertekan.
- Flight of ideas atau sense subyektif dari pikiran yang racing
- Kebiasaan yang bermasalah dengan potensi tinggi untuk konsekuensi
yang merugikan.
Dikenal sebagai penyakit manik-depresi, merupakan gangguan di otak
yang menyebabkan perubahan pada perubahan mood, energi, tingkat aktivitas
dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala dari gangguan
bipolar dapat menjadi sangat buruk. Berbeda dengan proses perubahan emosi
naik turun yang dialami oleh semua orang dari waktu ke waktu. Gejala gangguan
bipolar dapat menyebabkan rusaknya hubungan, performa kerja ataupun sekolah
yang buruk, dan bahkan bunuh diri. Gangguan bipolar dapat diobati, dan
orang0orang dengan gangguan ini dapat hidup dengan penuh dan produktif.
Gangguan bipolar seringkali muncul pada usia remaja hingga dewasa
muda. Setidaknya setengah kasus bermula di awal usia 25 tahun. Beberapa
orang mengalami gejala awalnya pada saat anak-anak, dan orang lain dapat
mulai di usia lanjut.
Gangguan bipolar tidak mudah dikenali ketika muncul. Beberapa orang
menderita bertahun-tahun sebelum didiagnosa dengan baik dan diobati. Seperti
diabetes dan penyakit jantung, penyakit bipolar merupakan penyakit kronis yang
harus ditangani dengan hari-hati sepanjang hidup.
12
Signs & SymptomsPenderita gangguan bipolar mengalami keadaan emosi kuat yang tidak
biasa, terjadi dalam periode-periode cukup jelas yang disebut dengan episode-
episode mood. Tiap episode mood menunjukkan perubahan drastis dari mood
dan perilaku penderita saat normal. Rasa gembira yang sangat berlebihan
disebut dengan episode manik, dan rasa sangat sedih dan tanpa harapan
disebut episode depresi. Terkadang, episode mood termasuk gejala dari episode
manik dan depresi di saat yang bersamaan. Keadaan ini disebut keadaan
campuran. Perubahan ekstrim pada energi, aktivitas, tidur, dan perilaku juga
terjadi bersamaan dengan perubahan mood.
Gejala episode manik Gejala episode depresi
Perubahan mood :
- Periode mood sangat senang
yang sangat panjang
- Iritabilitas ekstrim
Perubahan mood :
- Periode sangat sedih atau
tanpa harapan yang sangat
panjang
- Kehilangan minat dalam
aktivitas yang disukai, termasuk
sex
Perubahan perilaku :
- Berbicara sangat cepat,
melompat dari 1 ide ke ide yang
lain, memiliki pemikiran yang
sangat cepat
- Sangat mudah teralih perhatian
- Aktivitas meningkat, seperti
mengambil banyak proyek baru
- Tidak dapat berhenti untuk
beristirahat
- Tidur sangat sedikit atau tidak
merasa lelah
- Memiliki kepercayaan yang
berlebih pada kemampuan diri
sendiri
Perubahan perilaku :
- Merasa sangat lelah dan
menjadi lamban
- Memiliki kesulitan konsentrasi,
mengingat, dan membuat
keputusan
- Tidak dapat beristirahat atau
iritabel
- Perubahan kebiasaan makan,
tidur, ataupun kebiasaan
lainnya
- Memikirkan tentang kematian
atau bunuh diri, atau melakukan
percobaan bunuh diri
13
- Beperilaku impulsif dan
menjalani perilaku berisiko
tinggi yang menyenangkan
Gangguan bipolar dapat timbul bahkan ketika perubahan mood tidak terlalu
ekstrim. Sebagai contoh, beberapa orang dengan gangguan bipolar mengalami
hipomanik, bentuk yang tidak separah manik. Dalam episode hipomanik,
penderita dapat merasa sangat baik, sangat produktif, dan berfungsi dengan
baik. Penderita juga tidak merasakan adanya hal yang salah, namun keluarga
dan teman-teman dapat menyadari perubahan mood gangguan bipolar. Tanpa
pengobatan yang baik, keadaan manik dan depresi penderita hipomanik dapat
menjadi lebih parah.
Gangguan bipolar juga dapat muncul dalam bentuk campuran, dimana
penderita dapat mengalami gejala manik dan depresi di saat yang sama. Dalam
keadaan campuran, penderita merasa sangat cemas, memiliki kesulitan tidur,
mengalami perubahan yang besar dalam selera makan, dan memiliki pikiran
bunuh diri. Penderita dalam keadaan campuran dapat merasa sangat sedih dan
tanpa harapan namun disaat yang sama merasa sangat bersemangat.
Terkadang, penderita dengan episode manik atau depresi dapat memiliki
gejala psikotik, seperti halusinasi dan waham. Gejala psikotik cenderung
merefleksikan mood ekstrim. Sebagai contoh, jika penderita mengalami gejala
psikotik selama episode manik, penderita dapat mempercayai dirinya adalah
seorang terkenal, memiliki banyak uang, atau memiliki kekuatan spesial. Jika
penderita mengalami gejala psikotik selama episode depresi, penderita dapat
percaya dirinya telah rusak dan tidak memiliki uang, atau telah melakukan
tindakan kriminal. Sebagai hasilnya, penderita gangguan bipolar yang memiliki
gejala psikotik terkadang salah didiagnosa sebagai skizofrenia.
14
Penderita gangguan bipolar juga dapat menyalahgunakan alkohol atau zat-
zat lainnya, memiliki masalah dalam hubungannya dengan orang lain, ataupun
memiliki performa yang buruk di sekolah atau di tempat kerja. Sangat sulit untuk
menyadari masalah-masalah ini sebagai tanda penyakit jiwa yang serius.
DiagnosaBipolar biasanya berlangsung seumur hidup. Episode manik dan depresi
biasanya kembali lagi dari waktu ke waktu. Diantara episode, banyak penderita
gangguan bipolar yang bebas dari gejala, namun beberapa orang juga
mengalami gejala yang tetap bertahan.
Dokter mendiagnosa gangguan bipolar menggunakan guideline dari
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Untuk
mendapatkan diagnosa gangguan bipolar, gejala harus merupakan perubahan
yang besar dari mood dan perilaku normal penderita. Ada 4 tipe dasar gangguan
bipolar :
1. Gangguan Bipolar I – Ditandai dengan episode manik atau campuran
yang berlangsung selama 7 hari, atau gejala manik yang sangat berat
sehingga penderita memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
Biasanya, episode depresi juga muncul, biasanya berlangsung setidaknya
selama 2 minggu.
2. Gangguan Bipolar II – Ditandai dengan adanya pola episode depresi dan
episode hipomanik, namun tidak ada episode manik atau campuran yang
terlihat nyata.
3. Gangguan Bipolar yang tidak spesifik (Bipolar Disorder Not Otherwise
Specified – BP-NOS) – Ditandai dengan adanya gejala gangguan yang
tidak memenuhi kriteria bipolar I maupun II. Namun, gejala yang muncul
jelas diluar kewajaran perilaku normal.
4. Cyclothymic Disorder atau Cyclothymia – bentuk ringan dari gangguan
bipolar. Penderita dengan cyclothymia memiliki episode hipomanik dan
depresi ringan setidaknya selama 2 tahun. Namun, gejala yang timbul
tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan bipolar tipe lainnya.
15
Bentuk yang berat dari gangguan ini disebut gangguan bipolar perputaran
cepat (Rapid-cycling Bipolar Disorder). Perputaran yang cepat terjadi ketika
penderita memiliki 4 atau lebih episode yang jelas dari depresi, manik,
hipomanik, ataupun campuran, dalam 1 tahun. Perputaran cepat sering terjadi
pada penderita yang mengalami episode bipolar pertamanya pada usia yang
lebih muda. Salah satu penelitian menemukan bahwa penderita dengan
perputaran ceoat mengalami episode pertamanya sekitar 4 tahun sebelumnya –
selama usia belasan tahun pertengahan hingga akhir – dibandingkan dengan
penderita tanpa gangguan bipolar perputaran cepat. Perputaran cepat lebih
banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Perputaran cepat
dapat hilang dan muncul.
Ketika menerima diagnosa, dokter ataupun penyedia layanan kesehatan
harus melakukan pemeriksaan fisik, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium.
Saat ini, gangguan bipolar tidak dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan darah
ataupun dengan scan otak, namun pemeriksaan ini dapat membantu
menyingkirkan faktor lain yang dapat berkontribusi pada gangguan mood, seperti
stroke, tumor otak, atau masalah kelenjar thyroid. Bila masalah bukan
disebabkan oleh penyakit lainnya, dapat dilakukan evaluasi kesehatan jiwa atau
merujuk pada psikiater yang lebih berpengalaman mendiagnosa dan mengobati
gangguan bipolar.
Dokter atau profesional kesehatan jiwa harus mendiskusikan dengan
penderita adanya riwayat keluarga dari gangguan bipolar ataupun penyakit jiwa
lainnya dan mendapatkan riwayat yang lengkap dari gejala yang timbul. Dokter
ataupun profesional kesehatan jiwa harus berbicara dengan keluarga atau
pasangan penderita mengenai gejala dan riwayat kesehatan keluarga.
16
Penderita dengan gangguan bipolar seringkali mencari pertolongan ketika
mengalami episode depresi dibandingkan saat episode manik atau hipomanik.
Oleh karena itu, riwayat kesehatan yang teliti diperlukan untuk memastikan
gangguan bipolar mengalami kesalahan diagnosa sebagai gangguan depresi
berat. Tidak seperti penderita gangguan bipolar, penderita yang hanya memiliki
gangguan depresi (atau disebut juga depresi unipolar) tidak mengalami episode
manik.
Gangguan bipolar dapat menjadi lebih berat apabila dibiarkan tanpa
diagnosa dan tanpa terapi. Episode dapat menjadi lebih seing atau lebih berat
seiring dengan waktu tanpa pengobatan. Selain itu, keterlambatan dalam
mendapatkan diagnosa yang tepat dan pengobatannya dapat berdampak pada
masalah personal, sosial, dan pekerjaan. Diagnosa dan pengobatan yang tepat
dapat menolong penderita gangguan bipolar untuk hidup sehat dan produktif.
Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dapat mengurangi seringnya dan
beratnya episode.
Diagnosa menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
di Indonesia edisi III (PPDJ-III)
F31 Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya) dimana afek pasien dan
tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan
afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas
(depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara
dua minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih
lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecuali
pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah
peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain (adanya stress tidak
esensial untuk penegakan diagnosis).
Termasuk : gangguan atau psikosis manik depresif
Tidak termasuk : gangguan bipolar, episode manik tunggal (F30)
17
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Hipomanik
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
(F30.0); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Manik tanpa Gejala Psikotik
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa
gejala psikotik (F30.1); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Manik dengan Gejala Psikotik
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.1); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Ringan atau Sedang
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode
depresif ringan (F32.0) ataupun depresif sedang (F32.1); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Berat tanpa Gejala
Psikotik
18
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresi berat
dengan gejala psikotik (F32.3); dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Campuran
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnostic pasti :
a. Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik,
dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
mania atau hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama
masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah
berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu)
b. Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa
bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode
afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah
sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
campuran)
19
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar lainnya
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
Faktor RisikoGenetik
Gangguan bipolar seringkali diturunkan dalam keluarga. Beberapa
penelitian mengusulkan penderita dengan gen-gen tertentu memiliki
kemungkinan lebih besar memiliki gangguan bipolar dibandingkan dengan yang
lain. Anak dari orang tua atau saudara yang memiliki gangguan bipolar lebih
besar kemungkinannya untuk memiliki gangguan ini, dibandingkan dengan anak
yang tidak memiliki riwayat keluarga gangguan bipolar. Namun, banyak anak
dengan riwayat keluarga gangguan bipolar tidak mengalami gangguan bipolar ini.
Kemajuan teknologi meningkatkan penelitian genetik gangguan bipolar.
Salah satu contohnya adalah Bipolar Disorder Phenome Database,
dikembangkan oleh NIMH. Menggunakan database ini, peneliti memukan
hubungan yang nyata dari gangguan ini dan gen yang mempengaruhinya.
20
Peneliti juga menemukan penyakit dengan gejala yang mirip seperti
depresi dan skizofrenia untuk mengidentifikasi perbedaan genetik yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mendapat gangguan bipolar.
Ditemukannya perubahan genetik ini juga dapat membantu menjelaskan
bagaimana faktor lingkungan berperan meningkatkan risiko terbentuknya
gangguan.
Namun genetik bukan hanya satu-satunya faktor risiko gangguan bipolar.
Penelitian pada kembar identik menemukan bahwa anak kembar dari penderita
gangguan bipolar tidak selalu mendapat gangguan yang sama, walaupun
keduanya memiliki gen yang identik sama seluruhnya. Penelitian menyimpulkan
ada faktor-faktor lain selain genetik yang bekerja. Ada banyak gen dan faktor
lingkungan yang menentukan. Namun, peneliti belum sepenuhnya memahami
bagaimana faktor-faktor ini dapat berinteraksi satu dengan yang lain hingga
membentuk gangguan bipolar.
Struktur otak dan fungsinyaAlat imaging otak, seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI)
dan positron emission tomography (PET), dapat merekam gambar otak ketika
bekerja. Alat-alat ini dapat membantu penelitian struktur otak dan aktivitasnya.
Beberapa penelitian imaging menunjukkan bagaimana otak penderita
gangguan bipolar berbeda dari otak orang sehat maupun otak penderita
gangguan jiwa yang lain. Sebagai contoh, salah satu penelitian menggunakan
MRI menemukan pola perkembangan otak pada anak-anak dengan gangguan
bipolar mirip dengan anak-anak dengan kecacatan multidimensional, sebuah
kondisi yang menyebabkan gejala yang tumpang tindih antara gangguan bipolar
dan skizofrenia. Hal ini menyatakan pola perkembangan otak diantara dua
kondisi ini berhubungan dengan gangguan mood yang tidak stabil.
21
Penelitian MRI yang lain menunjukkan bagian prefrontal cortex otak pada
penderita dewasa gangguan bipolar cenderung lebih kecil dan berfungsi tidak
sebaik orang dewasa yang tak memiliki gangguan bipolar. Prefrontal cortex
adalah struktur otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif seperti menyelesaikan
masalah dan mengambil keputusan. Struktur ini dan koneksinya dengan bagian
lain dari otak yang telah matang saat dewasa, menunjukkan perkembangan
abnormal sirkuit otak yang dapat menjadi penyebab mengapa gangguan ini
cenderung muncul selama periode usia belasan tahun. Pemeriksaan perubahan
otak pada usia muda dapat menolong dalam mendeteksi penyakit lebih dini
sehingga dapat ditangani lebih awal.
Pengobatan BipolarBerbagai macam tipe pengobatan dapat membantu mengontrol gejala dari
bipolar. Tidak setiap orang meilliki respon yang sama terhadap pengobatan,
sehingga dibutuhkan beberapa kali percobaan dari berbagai macam obat
sebelum menemukan obat yang sesuai untuk masing – masing penderita bipolar.
Membuat tabel kehidupan sehari – hari dan membuat catatan harian dari
gejala perubahan mood, pengobatan, pola tidur, peristiwa sehari – hari dapat
membantu pasien dan dokter dalam memberikan pengobatan yang lebih efektif.
Jika gejala berubah atau efek samping obat tidak dapat ditolerir, dokter dapat
mengganti ataupun menambahkan obat. Macam – macam obat yang secara
umum dapat digunakan untuk mengobati penderita bipolar, termasuk mood
stabilizer, anti psikotik atypical dan anti depressant.
Mood stabilizer biasanya digunakan sebagai obat pilihan utama dalam
pengobatan bipolar. Pada umumnya, pasien dengan bipolar diterapi secara
berkelanjutan dengan menggunakan mood stabilizer hingga beberapa tahun.
Lithium ( juga dikenal sebagai Eskalith / lithobid ) adalah mood stabilizer yang
efektif dan juga merupakan mood stabilizer pertama yang diakui oleh FDA untuk
mengobati episode manik maupoun depresi.
22
Anti-Konvulsan dapat juga digunakan sebagai mood stabilizer. Anti-
Konvulsan yang dapat digunakan sebagai mood stabilizer, antara lain :
1. Asam Valproat atau Natrium divalproex (Depakote)
Merupakan obat yang popular digunakan sebagai pengganti Lithium. Dan
digunakan untuk mengobati gejala mania.
2. Lamotrigine (Lamictal)
Merupakan obat yang digunakan untuk mengobati gejala depresi.
3. Obat – obatan lain yang termasuk gabapentine (Neurontin), topiramate
(Topamax), dan oxcarbazepine (Trileptal).
Asam valproate, Lamotrigine dan obat – obat anti-Konvulsan lain dalam
penggunaannya dapat meningkatkan ide - ide dan perilaku yang mengarah pada
bunuh diri. Pasien yang mendapat pengobatan anti-Konvulsan harus diawasi
secara ketat terhadap gejala baru atau gejala yang memburuk dari depresi, ide
atau perilaku bunuh diri, atau perubahan yang tidak biasa dalam mood ataupun
perilaku.
EFEK SAMPING MOOD STABILIZEREfek Samping lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi pasien,
diantaranya :
Gejala efek samping dini ( Serum lithium 0.8 – 1.2 mEq/L ) Mulut kering
Haus
Gastrointestinal distress ( mual, muntah, diare, feses lunak )
Kelemahan otot
Poli-uria
Tremor halus ( lebih nyata pada pasien usia lanjut dan
penggunaan bersama neuroleptik dan anti depresan)
Tidak ada efek sedasi dan gangguan ekstrapiramidal
Efek samping lain : Hypothyroid
Peningkatan berat badan
Oedema tungkai
Leukositosis
23
Gangguan daya ingat dan konsentrasi
Gejala intoksikasi ( serum lithium > 1.5 mEq/L )Gejala dini :
muntah, diare, tremor kasar, konsentrasi menurun, mengantuk,
sulit bicara, berjallan tidak stabil
Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun dapat sampai koma dengan hipertropi otot serta
kedutan, oligouria, kejang2.
Penting untuk monitoring kadar lithium darah.
Faktor predisposisi: Demam, diet rendah garam, diare, muntah, diuretika, dan NSAID
Tindakan mengatasi intoksikasi lithium : Mengurangi faktor resiko
Force diuresis dan hemodialisis
Pencegahannya adalah dengan banyak minum (2500 ml perhari),
mengenal gejala dini intoksikasi, control rutin kadar serum lithium.
Penggunaan asam valproate pada wanita muda dapat meningkatkan kadar
hormone testosterone pada gadis remaja. Hal ini dapat berakibat terjadinya
polycystic ovary syndrome(PCOS) pada wanita yang menggunakan obat ini di
bawah usia 20 tahun. PCOS dapat menyebabkan obesitas, peningkatan rambut
pada tubuh, dan siklus menstruasi yang tidak teratur sehingga harus mendapat
pengawasan ketat oleh dokter.
Anti Psikotik atipikal kadang digunakan untuk mengobati gejala penderita
bipolar. Pengobatan ini sering digunakan bersama obat lain, seperti anti
depressan. Diantaranya adalah :
Olanzapin (Zyprexa)Yang penggunaannya jika dibarengi dengan obat anti depresan, akan
membantu memperbaiki gejala mania yang parah ataupun psikosis.
Olanzapin dapat digunakan secara oral maupun injeksi. Injeksi sering
digunakan sebagai terapi darurat pada agitasi yang berhubungan dengan
episode manik ataupun campuran. Olanzapine juga dapat digunakan
sebagai terapi pemeliharaan, walaupun gejala psikotik tidak muncul.
24
Aripiprazole (Abilify)Dapat digunakan untuk mengobati episode manik maupun campuran.
Aripiprazole juga digunakan sebagai terapi pemeliharaan, sama seperti
Olanzapine, aripiprazole juga dapat diberikan secara oral maupun injeksi.
Injeksi ini sering digunakan sebagai terapi darurat pada gejala yang
parah.
Quetiapine (Seroquel), risperidone (Risperdal), ziprasidone (Geodon)Juga dapat diresepkan untuk meringankan gejala pada episode manik.
Efek samping anti psikotik atipkal Mengantuk
Pusing saat berpindah posisi
Pandangan kabur
Tachycardia
Sensitive terhadap matahari
Kulit memerah
Masalah menstruasi pada wanita
Terapi anti psikotik atipikal dapat mengakibatkan kenaikan berat badan
yang besar dan perubahan metabolisme. Hal ini dapat meningkatkan resiko
terjadinya diabetes dan kolesterol tinggi. Dokter dalam hal ini harus memonitor
berat badan, kadar gula darah, dan kadar lipid secara teratur ketika
menggunakan obat ini.
Pada kasus tertentu, penggunaan jangka panjang dari obat anti psikotik
atipikal dapat menyebabkan kondisi yaitu tardive dyskinesia (TD). Kondisi ini
menyebabkan pergerakan otot yang tak terkontrol, yang pada umumnya di
sekitar mulut. TD dapat bervarias dari ringan hingga parah. Beberapa orang
dengan TD dapat kembali secara parsial ataupun penuh setelah menghentikan
penggunaan obat, namun tidak dapat disangkal ada yang tidak kembali seperti
semula.
25
Anti Depresan Digunakan sebagai terapi gejala depresi dari penderita bipolar. Fluoxetine
(Prozac), paroxetine (Paxil). Sertraline (Zoloft), dan bupropion (Wellbutrin) adalah
contoh dari anti depresan yang dapat diresepkan untuk mengobati gejala depresi
bipolar.
Bagaimanapun, penggunaan tunggal dari anti depresan dapat
meningkatkan resiko perubahan menjadi mania atau hipomania, atau
mengembangkan terjadinya siklus gejala yang cepat. Untuk mencegahnya,
dokter pada umumnya membutuhkan penggunaan terapi mood stabilizer disaat
yang bersamaan dengan penggunaan anti depresan
Efek Samping anti depresan Sakit kepala
Mual
Agitasi
Masalah sexual
Yang dapat mempengaruhi pria maupun wanita. termasuk diantaranya yaitu
penurunan libido.
Beberapa anti depresan lebih sering menyebabkan efek samping
dibandingkan obat jenis lain. FDA memperingatkan bahwa anti depresan
merupakan obat yang aman dan popular, namun beberapa penelitan
menunjukkan adanya efek yang tidak dikehendaki pada sebagian orang,
terutama pada dewasa dan dewasa muda. Sehingga pasien dari semua usia
yang menggunakan terapi anti depresan harus diawasi secara ketat, khusunya
pada minggu awal terapi. Kemungkinan efek samping yang terjadi yaitu depresi
yang memburuk, ide atau perilaku bunuh diri, atau perubahan tidak umum
apapun pada perilaku seperti gangguan tidur, agitasi, atau perilaku menarik diri
dari situasi sosial normal.
26
PSIKOTERAPIKetika telah diberikan terapi obat kombinasi, psikoterapi bisa jadi terapi
yang efektif pada penderita bipolar. Terapi ini dapat memberi dukungan, edukasi,
dan petunjuk pada penderita bipolar dan keluarganya. Beberapa psikoterapi
yang digunakan dalam terapi bipolar antara lain :
Cognitive Behavioral Therapy (CBT)Dapat membantu penderita bipolar untuk belajar mengubah pola pikiran
maupun perilaku negatif dan membahayakan.
Family-focused TherapyTerapi ini melibatkan anggota keluarga penderita. Terapi ini
mengembangkan kesadaran keluarga, seperti segera menyadari adanya
episode baru dan membantu penderita. Terapi ini juga mengembangkan
komunikasi antar anggota keluarga dan juga sebagai pemecah masalah.
Interpersonal and Social Rhythm TherapyTerapi ini membantu penderita bipolar mengembangkan hubungan
dengan orang lain dan mengatur rutinitas hariannya. Rutinitas harian dan
jadwal tidur yang teratur dapat membantu mencegah terjadinya episode
manik.
PsychoeducationTerapi ini mengajarkan penderita bipolar tentang penyakit dan terapinya.
Psikoedukasi dapat membantu dalam kewaspadaan terhadap tanda –
tanda perubahan mood yang akan terjadi sehingga dapat mempersiapkan
terapi lebih awal, sebelum episode yang sebenarnya terjadi. Terapi ini
biasanya dilakukan dalam sebuah kelompok, selain itu terapi ini juga
mungkin bermanfaat bagi keluar penderita atau perawat penderita
27
Terapi lain Electro Convulsive Therapy
Pada kasus yang terapi obat maupun psikoterapi tidak bekerja,
electroconvulsive therapy bisa jadi bermanfaat. ECT, yang sebelumnya dikenal
dengan “Shock Therapy” pernah mendapat reputasi yang buruk. Namun beberap
tahun terakhir, terjadi peningkatan dan dapat memberikan perbaikan pada
penderita dengan kelainan bipolar yang parah dan tidak bisa membaik dengan
terapi lain.
Sebelum pemberian terapi ECT, pasien diberikan pelemas otot dan di
anastesi. Pasien tidak merasakan pemberi impuls listrik pada terapi ECT. Pada
umumnya, terapi ECT berlangsung selama 30 – 90 detik. Penderita yang
menjalani ECT akan membaik setelah 5 – 15 menit dan dapat pulang ke rumah
di hari yang sama
Kadangkala ECT digunakan pada gejala bipolar dengan kondisi medis
lain, termasuk kehamilan, yang menyebabkan penggunaan obat menjadi terlalu
beresiko. ECT adalah terapi dengan efektifitas tinggi untuk episode depresi,
manik atau campuran yang parah. Namun, secara umum tidak digunakan
sebagai terapi lini pertama.
ECT mungkin dapat memberi efek samping jangka pendek, termasuk
bingung, disorientasi, dan kehilangan daya ingat. Penderita bipolar harus
mendiskusikan kemungkinan keuntungan dan resiko dari ECT dengan dokter
yang berpengalaman.
Terapi TidurPenderita bipolar yang mengalami gangguan tidur pada umumnya akan
mengalami tidur yang lebih baik setelah mendapat terapi. Bagaimanapun, bila
tidak ada perbaikan pola tidur, dokter bisa menyarankan untuk mengubah terapi
pengobatan. Dan apabila masih berlanjut, bisa diberikan resep obat sedatif
ataupun obat tidur yang lain
28
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, F.W. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke 2. Airlangga University
Press. Surabaya, 2009
Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2013
Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2014
National Institue of Mental Health. Bipolar Disorder in adults. 2014 edition. US
Department of Health and Human Services. USA, 2014
Puri, B.K.; et . al. Buku Ajar Psikiatri. Edisi ke 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta, 2011
29