8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 1/26
LI.1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Cerna
Bagian Bawah
LO.1.1. Makroskopis
Usus Halus dibagi menjadi 3 bagian: Duodenum, Jejenum dan Ileum. Fungsi Utama usus
halus adalah pencernaan dan absorbsi hasil-hasil pencernaan.
Duodenum
Berbentuk huruf C yang
panjangnya 25cm yang
menghubungkan lambung
dengan jejenum. Duodenum ini
sangat penting karena dalam
duodenum terdapat muara
saluran empedu dan saluran
pankreas. Duodenum Terletak
pada regio epigastrium dan regio
umbilicalis dan dibagi dalam 4
bagian:
Bagian Pertama Duodenum
Panjangnya 5cm, dimulai dari pylorus dan berjalan keatas dan belakang pada sisi kanan
vertebra lumbalis pertama. Jadi bagian ini terletak pada bidang transpilorica.
Batas-batas
Anterior : Lobus Quadratus hati dan kandung empedu
Posterior : Bursa Omentalis (hanya 2,5 cm Pertama), a.gastroduodenalis, ductus
choledochus dan V.Porta, serta vena cava inferior.
Superior : Foramen Epiploicum Winslow
Inferior : Caput Pancreas
Bagian Kedua Duodenum
Panjangnya 8cm.Bagian ini berjalan kebawah didepan hilus ginjal kanan disebelah kanan
vertebra lumbalis kedua dan ketiga.
Batas-batas
Anterior : Fundus Kandung empedu dan lobus kanan hati, colon transversum, dan
lekukan-lekukan usus halus
Posterior : Hilus Ginjal kanan dan ureter kanan.
Lateral : Colon Ascenden, Flexura coli dextra, dan lobus kanan hati
Medial : Caput pancreas
Bagian Ketiga Duodenum
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 2/26
Panjangnya 8cm, bagian ini berjalan horizontal kekiri pada bidang subcostalis, mengikuti
pinggir bawah caput pancreas.
Batas-batas
Anterior : Pangkal mesentrium usus halus, AV. Mesenterica superior yang terdapatdidalamnya dan lekukan-lekukan jejenum.
Posterior : Ureter kanan, M.psoas kanan, V.cava inferior dan aorta
Superior : Caput Pancreas
Inferior : Lekukan-Lekukan Jejunum
Bagian Keempat Duodenum
Panjangnya 5cm, bagian ini berjalan keatas dan kiri dan kemudia memutar kedepan pada
perbatasan duodenum-jejunum. Disini terlihat jelas lipatan peritoneum yang dinamakan
ligamentum Treitz, berjalan ke atas disebelah kanan crus diaphragma dan menahan juncturaduodeno-jejunalis pada tempatnya.
Batas-batas
Anterior : Permulaan pangkal mesenterium dan lekukan-lekukan jejunum
Posterior : Pinggir kiri Aorta dan pinggir medial psoas kiri.
(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 )
Lengkung antara pars superior duodeni dan pars descendens duodeni disebut Flexura
duodeni superior.
Lengkung antara pars descendens duodeni dan pars Inferior Duodeni disebut Flexura
duodeni inferior.
Permulaan duodenum yang melebar disebut bulbus duodeni dan berakhir pada lengkung
yang disebut Flexura duodenojejunalis.
Pada duodenum akan bermuara: Ductus
Pancreaticus accecorius / minor
(Santorini, tidak selalu ada), muara lebihke oral menonjol disebut pappila
duodeni minor.
Ductus Pancreaticus Major (Wirsungi),
serta ductus choledochus, muara bersama
lebih ke anal, menonjol disebut pappila
duodeni major yang meluas ke kranial
sebagai plica longitudinalis duodeni.
( sumber : Sofwan,Ahmad.Tractus digestivus (Apparatus Digestorius).FK Yarsi.2013.)
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 3/26
Pembuluh arteri yang memperdarahi
separoh bagian atas duodenum adalah a.
Pancreaticoduodenalis superior, suatu
cabang a.gastroduodenalis. Separoh
bawah duodenum diperdarahi oleha.pancreaticoduodenalis inferior, suatu
cabang a.mesenterica superior. Vena-
vena duodenum yang sesuai mengalirkan
darahnya ke sirkulasi portal. Vena
Superior mengalirkan langsung ke vena
porta dan vena inferior bermuara pada
vena mesenterica superior.
Pembuluh Limfe Duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan cairan limfe ke atas melalui
nodi lymphatici pancreaticoduodenalis dan kemudian ke nodi lymphatici coeliacus; dankebawah, melalui nodi lymphatici pancreatiocoduodenalis ke nodi lympatici mesentericus
superior sekitar pangkal a.mesenterica superior.
Saraf-saraf duodenum berasal dari saraf parasimpatis (vagus) dari plexus mesentericus
superior dan plexus coeliacus.
(Sumber: Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 .)
Jejunum dan Ileum
Panjangnya sekitar 6m, 2/5 bagian atas merupakan jejunum. Jejenum mulai dari juncutaduodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.dalam keadaan hidup,
jejenum dapar dibedakan dari ileum oleh gambaran sebagai berikut:
1. Lekukan-lekukan jejunum
terletak pada bagian atas rongga
periteneum dibawah sisi kiri
mesocolon transversum; ileum
terletak pada bagian bawah
rongga peritoneum dan dalam
pelvis.
2. Jejunum lebih besar, berdinding
lebih tebal dan lebih merah
daripada ileum. Dinding jejunum
terasa lebih tebal karena lipatan
mukosa yang lebih permanen
yaitu plica sircularis, lebih besar
lebih banyak dan pada jejunum
lebih berdekatan; sedangkan pada
bagian atas ileum lebar dan pada bagian bawah lipatan ini tidak ada.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 4/26
3. Mesenterium Jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat dikanan dan bawah aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk 1-2 arkade dengan cabang-
cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima
banyak pembuluh darah yang pendek, yang berasal dari 3 atau 4 atau lebih arkade.5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal dan lemak jarang
ditemukan dekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium ileum lemak disimpan
diseluruh bagian, sehingga lemak ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus.
6. Kelompok jaringan Limfoid (Agmen Peyer) terdapat pada mukosa ileum dibagian
bawah sepanjang pinggir antimesenterik. Pada orang hidup kelompok jaringan limfoid
ini dapat dilihat pada dinding ileum yang dilihat dari luar.
Pembuluh Arteri yang memperdarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang
a.mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteri dan berjalan
dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomiasis satu samalain untuk membentuk serangkaian arkade. Bagian ileum yang yang terbawah juga
diperdarahi oleh a.ileocolica.
Vena Jejunum dan ileum sesuai dengan cabang-cabang a.mesenterica superior dan
mengalirkan darahnya ke v.mesenterica superior.
Pembuluh Limfe Jejunum dan Ileum berjalan melalui banyak nodi lymphatici mesentericus
dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior, yang terletak sekitar
a.mesenterica superior.
Saraf untuk Jejunum dan Ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) dari
plexus mesentericus superior.
(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 )
Usus Besar
Usus Besar dibagi dalam: Caecum, appendix
vermiformis, colon ascenden, colon transversum,
colon descenden, colon sigmoideum, rectum dan
anus.
Caecum
Caecum adalah bagian usus besar yang terletak
dibawah perbatasan antara ileum dan usus besar.
Caecum Terletak pada fossa iliaca, panjangnya
sekitar 6cm, dan seluruhnya diliputi peritoneum.
Seperti kantong dengan ujung buntu
menonjol kebawah
Terletak pada region ileaca dextra
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 5/26
Dibagian bawah terdapat juncture ileocolica tempat bermuaranya ileum
Pada sisi media bawah caecum terdapat appendix vermiformis:
o Bentuk seperti cacing dengan panjang 8-13 cm
o Pada orang mati dapat ditemukan beberapa tipe:
Post caecalis (65%), terletak dibelakang caecum
Diescending = pelvic type (31%), terletak dibawah ileum
Subcaecalis (2,6%), terletak dibawah caecum
Ante ilei (1,0%), terletak didepan ileum
Post ilei (0,4%) terletak di belakang ileum
o Letak diregio iliaca
o Pada orang hidup dapat ditemukan semua type, karena caecum selalu
berkontraksi sehingga ujung appendix berubah-ubah, sedangkan pada
orang mati tetap
o Pada orang hidup dapat ditemukan 2 type:
Mobile type, bias berubah-ubah dapat ditemukan pada semua type
Fixed type, tetap dapat ditemukan bila ujung appendix pada
peritoneum dan type retrocaecal
o Appendix punya penutp peritoneum yang lengkap pada bagian bawah usus
halus diesbut mesiappendix
o Cara pemeriksaan appendix vermiformis dengan sepertiga titik MC.
Burney
o Letak taenia pada colon transversum :
Perlekatan alat penggantung
dibelakang disebut taeniamesocolica
Perletakatan omentum
majus dimuka disebut taenia
omentalis
Diding caudal tidak ada alat
yang melekat disebut taenia
libera
o Taenia ini, berkas longitudinale,
karena lebih pendek dari stratumcirculare, mengakibatkan stratum
circulare melipat-lipat. Lipatan
keluar disebut haustra dan lipatan
kedalam disebut plica semilunaris.
o Lekuk diantara haustra disebut
incisura
o Pada caecum dilengkapi valvula
ileocolica (valvula ileocaecalis)
yang terdiri dari labium superios dan labium inferior. Labium ini dibentuk
oleh lipatan stratum circular eke ventral dan dorsal membentuk frenulum
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 6/26
( sumber : Sofwan,Ahmad.Tractus digestivus (Apparatus Digestorius).FK Yarsi.2013.)
Batas-batas
Anterior : lekukan-lekukan usus halus, sebagian
omentum majus, dinding anterior abdomen pada regio iliaca kanan
Posterior : M.psoas dan M.iliacus, n.Femoralis,
dan n.cutaneus femoralis lateralis. Appendix
vermiformis sering ditemukan di belakang
caecum
Colon ascenden
panjangnya sekitar 13cm dan terletak pada
reegio iliaca kanan. Colon ascenden berjalan keatas dari caecum sampai permukaan inferior
lobus kanan hati, dimana kolon ascenden secara
tajam ke kiri, membentuk Flexura coli dextra,
dan dilanjutkan sebagai colon Transversum.
Peritoneum menutupi pinggir dan permukaan
depan colon ascenden dan menghubungkannya
dengan dinding posterior abdomen.
Batas-batas
Anterior : lekukan usus halus, omentum majus,
dan dinding anterior abdomen
Posterior : m.iliacus, crista iliaca, m.quadratus
lumborum, origo m.transversus abdominis dan
kutub bawah ginjaln kanan. N ilihypogastricus
dan ilioinguinalis berjalan dibelakangnya.
Pembuluh arteri yang memperdarahi colon ascenden adalah a.iliocolica dan a.colica dextra
yang merupakan cabang a.mesenterica superior. Vena sesuai dengan arterinya dan
mengalirkan darahnya ke V.mesenterica superior.
Kelenjar limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang perjalanan
av.colica dan akhirnya mencapai nodi lymphatici mesentericus superior.
Saraf colon ascenden berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) dari plexus
mesentericus superior.
(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 )
Colon Transversum
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 7/26
Panjangnya sekitar 38cm dan berjalan menyilang abdomen, menduduki regio umbilicalis dan
hipogastricum. Colon transversum mulai pada flexura coli dextra (flexura hepatica) dibawah
lobus kanan hati dan tergantung kebawah, tergantung pada mesocolon transversum.
Kemudian colon ini berjalan keatas sampai flexura coli sinistra (flexura lienalis) tepat inferior
terhadap limpa. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada Flexura coli dextra dan tergantung pada diphragma oleh ligamentum phrenicocolica.
Mesocolon transversum melekat pada pinggir superior colon transversum, dan lapisan
posterior omentum majus melekat pada pinggir inferior. Karena panjang mesocolon
transversum sangat variabel dan dapat mencapai pelvis.
Batas-batas
Anterior : omentum majus, dan dinding anterior abdomen
Posterior : bagian kedua duodenum, caput pancreas, dan lekukan-lekukan jejunum dan
ileum.
Pembuluh arteri 2/3 proksimal colon Transversum adalah a.colica media, suatu cabang
a.mesenterica superior. 1/3 distal diperdarahi oleh a.colica sinistra, suatu cabang dari
a.mesenterica inferior.
Vena-vena sesuai arterinya mengalirkan darah ke v.mesenterica inferior.
Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang
perjalanan av.colica. cairan limfe dari 2/3 proksimal colon transversum akan masuk ke nodi
lymphatici mesentericus superior. Sedangkan 1/3 distalnya akan masuk ke nodi lymphaticiinferior.
Saraf yang mempersarafi colon transversum berasal dari saraf simpatis dan n.vagus dan dari
saraf parasimpatis pelvis. Serabut simpatis berjalan dari plexus mesentericus superior dan
inferior. Serabut-serabut n.vagus hanya mempersarafi 2/3 proksimal colon transversum; 1/3
distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis n.pelvicus.
(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 )
Colon descenden
Panjangnya sekitar 25 cm dan terletak pada regio iliaca kiri. Colon descenden berjalan ke
bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis. Peritoneum meliputi permukaan depan
dan pinggir-pinggir dan menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.
Batas-batas
Anterior : lekukan-lekukan usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen.
Posterior : pinggir lateral ginjal kiri, origo m.transversus abdominis, m.quadratus
lumborum, crista iliaca, m.iliacus, dan m.psoas kiri, n.iliohypogastricus dan
n.ilioinguinalis, n.cutaneus femoris lateralis dan n.femoralis.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 8/26
Pembuluh arteri yang memperdarahi colon descenden adalah a.colica sinistra dan a.sigmoidea
(a. colica inferior sinistra) yang merupakan cabang a.mesenterica inferior.
Vena-vena sesuai dengan arterinya, mengalirkan darah ke v.mesenterica inferior.
Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe yang terletak sepanjang perjalanan av. Colica, dan cairan limfe akhirnya menuju ke nodi lymphatici mesentericus
inferior yang terletak sekitar origo a.mesenterica inferior.
Saraf yang mempersarafi colon descenden berasal dari serabut-serabut simpatis dari plexus
mesentericus inferior dan saraf parasimpatis n.pelvicus.
(Sumber : Snell RS. Clinical Anatomi for Medical Student. 3th ed. EGC, Jakarta. 1997 )
Colon sigmoideum
Panjangnya 25-38cm
Batas-batas
Anterior:
Pada pria : Vesica urinaria
Pada wanita : Permukaan posterior uterus dan bagian atas vagina
Posterior: Rectum dan Sacrum
Perdarahan oleh rami sigmoideus a.mesenterica inferior
Vena-venanya oleh vena colon sigmoideum dipercabangkan di sistem vena porta
Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke kelanjar limfe sepanjang a.sigmoidea; dari kelenjar limfe
ini cairan limfe dialirkan nodi lymphatici mesenterica inferior.
Persarafan Plexus hypogastricus inferior. Sara berjalan ke atas pada atap mesocolon sigmoideum.
LO.1.2. Mikroskopis
Usus halus (Intestinum Tenue)
Merupakan saluran berkelok-kelok, panjangnya kira-kira 5 meter. Usus ini terbentang dari
batas lambung sampai ke usus besar atau kolon. Usus halus dibagi dalam 3 bagian:Duodenum, Jejenum, Ileum. Peralihan dan perbedaan mikroskopik ketiga segmen hanya
sedikit.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 9/26
Duodenum
Terdiri Atas 4 Lapisan :
Mukosa
o Plika Sirkularis adalah lipatan atau peninggian mukosa permanen, berjalan berpilin
dan terjulur kedalam lumen usus; plika yang paling besar terdapat di bagian
proksimal usus halus yang merupakan tempat sebagian besar absorbsi berlangsung
dan makin mengecil ke arah ileum.
o Vili Intestinal adalah Tonjolan
permanen mirip jari pada lamina
propria mukosa yang juga terjulur
kedalam lumen. Vili ditutupi oleh
epitel selapis silindris dan lebih
banyak terdapat di bagian proksimal
usus halus. Pusat jaringan ikat setiap
vilus mengandung kapiler limfatikyang disebut lakteal, kapiler darah
dan berkas otot polos. Terdapat sel-sel goblet yang terpulas pucat dan kelenjar
intestinal tubular pendek (kripti Lieberkuhn) didalam lamina propria. Lamina
Propria juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus dengan sel retikulum,
jaringan limfoid difus dan/atau limfonoduli.
o Mikrovili adalah juluran sitoplasma yang menutupi apeks sel-sel absorptif. Dalam
Mikroskop cahaya mikrovili tampak sebagai striated (brush) border.
Submukosa
o Di duodenum hampir seluruh submukosanya diisi oleh kelenjar duodenal tubular
yang sangat bercabang (Kelenjar Brunner).
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 10/26
o Di antara lapisan mukosa dan submukosa dipisahkan oleh mukosa muskularis
Muskularis Eksterna
o Lapisan Circularis dalam
o Lapisan Longitudinal Luar
o Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach)
Serosa (Peritoneum Viseral) Mengandung sel-sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan
sel-sel lemak.
Jejenum dan Ileum
Histologi nya serupa dengan duodenum , perkecualiannya adalah tidak ada kelenjarduodenal (Brunner) yang
hanya tebatas pada bagian
duodenum. Vili memiliki
ukuran yang bervariasi pada
bagian-bagian usus halus
berbeda. Dibagian akhir
ileum, terdapat kumpulan
limfonoduli (plak peyer)
dengan interval tertentu.
Pada dasar kelenjar intestinal / kriptus liberkuhn dapat ditemukan
1. Sel Paneth : Berbentuk Piramid,
Granul asidofilik besar
mendesak inti kedasar sel
2. Sel Enteroendokrin : Granul
halus dibagian basal sitoplasma,
inti diatas granul
3. Sel Miotik
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 11/26
Usus Besar
Usus besar terdapat di antara anus dan
ujung terminal ileum. Usus besar tediri atas
segmen awal sekum, kolon asenden, kolon
transversum, kolon desenden, kolon
sigmoid, rektum dan anus. Pada usus Besar
Sel goblet jumlah nya semakin banyak,
bertambah dari sekum sampai kolon
sigmoid. Usus Besar tidak memiliki plika
sirkularis dan vili intestinal, sel paneth dan
sel enteroendokrin. Kelenjar usus /
intestinal lebih dalam daripada usus halus.
Mukosa
Pada Gambar sediaan ini menampakan lipatan Temporer yang bersifat sementara.
Dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan sel goblet dan sedikit mikrovili. Epitel ini
berlanjut kedalam kelenjar intestinal, tempat terdapatnya banyak sel goblet yang
terpotong memanjang, melintang atau oblik.
Lamina propria seperti pada usus halus, mengandung banyak jaringan limfoid difus
disebut limfonodus. Terdapat muskularis mukosa, submukosa.
Muskularis Eksterna tampak lain, lapisan memanjang muskularis eksterna disusun berupauntaian serat otot polos yang disebut taenia koli. Ganglia parasimpatis pleksus
mienterikus, terlihat diantara lapisan otot muskularis eksterna.
Serosa menutupi kolon transversum dan kolon sigmoid, tetapi kolon asenden dan
desenden letaknya retroperitoneal dan lapisan luar permukaan posteriornya adalah
Adventisia.
Apendiks
Potongan melintang dari appendiks
vermiformis dengan pembesaran lemah.
Secara struktural mirip kolon, kecuali
beberapa modifikasi yang khas untuk
appendiks.
Kelenjar intestinal pada Appendiks
kurang berkembang, lebih pendek, dan
sering berjauhan letaknya. Disini terdapat
sangat banyak limfonoduli dengan pusat
germinal, dan sangat khas untuk appendiks.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 12/26
Rektum
Histologi potongan melintang
melalui rektum bagian atas tampak
serupa dengan kolon; lapisan
dindingnya sama, termasuk unsur-
unsur setiap lapisan. Kecuali
lapisan otot longitudinal yang
mengelilingi lumen. Lipatan
memanjang pada rektum bagian
atas dan kolon bersifat sementara.
Lipatan memanjnag permanen pada
rektum bagian bawah, yaitu saluran
atau liang anus.
Muskularis Eksternanya kembali seperti saluran cerna lainnya yakni sirkular dalam dan
longitudinal luar. Adventisia menutupi bagian rektum dan serosa menutupi sisanya.
Liang Anus
Terdapat 2 bagian : bagian liang
atas anus (merupakan bagian
terbawah rektum) dan Bagian
liang bawah anus yang dibatasi
oleh taut anorektal yang terjadi
pada bagian apeks Valvula ani.
Bagian mukosanya serupa
dengan mukosa kolon namun
kelenjar intestinal lebih pendek
dan lebih longgar susunannya.
Limfonodulinya lebih banyak.
Mukosa Muskularis dan
kelenjar intestinal berakhir di
dekat Valvula ani. Lamina
Propria Rektum diganti oleh
jaringan ikat padat tidak teratur lamina propria liang anus yang merupakan daerah yang
sangat vaskular; Pleksus Vena Hemoroidal internaterletak didalam mukosa liang anus.
Lapisan otot sirkular eksterna bertambah tebal dibagian atas liang anus dan membentuk
sfingter ani interna. Dibagian bawah sfingter ani interna diganti oleh otot rangka sfingter
ani eksterna. Diluar sfingter ini terdapat muskulus levator ani. Lapisan longitudinal
muskularis eksterna menipis dan hilang di jaringan ikat sfingter ani eksterna.
(Sumber : Eroschenko VP. Atlas Histologi Di Fiore. 9th ed.Penerbit Buku Kedokteran.EGC.2001)
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 13/26
LO 2 Memahami dan Menjelaskan Ileus
LI 2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Ileus
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran
normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau
total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsino ma dan
perkembangannya lambat. Sebagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.
Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
LI 2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ileus
1. Perlengketan
Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pasda
jaringan parut setelah pembedahan abdomen
2. Intusepsi
Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat
penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam segmen berikutnya oleh gerakan
peristaltik yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering terjadi pada anak-
anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang
bagian usus tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon) dan bahkan
sampai sejauh rectum dan anus.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 14/26
3. Volvulus
Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian
menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat
distensi. Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus yang terputar pada
mesentriumnya. Tindakan bedah, infeksi dan bahkan endometriosis sering menyebabkan
peradangan peritoneum loka atau generalisata (peritonitis). Pada penyembuhan dapat
terjadi perlekatan antara segmen usus atau dinding abdomen dan tempat operasi.
4. Hernia
Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen atau
defek di dinding rongga peritoneum yang memungkinkan terbentukkan tonjolan
peritoneum mirip kantong yang dilapisi serosa.
5. Tumor
Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
menyebabkan tekanan pada dinding usus.
6. Inkarserasi (terperangkap)
Massa visera yang meningkat di dalam hernia sehingga massa tersebut terperangkap
akibat adanya stasis dan edema secara permanen.
7. Strangulasi
Gangguan lebih lanjut dimana pasokan darah dan drainase menyebabkan infark segmen
yang terperangkap
Faktor Predisposisi
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 15/26
Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang disebabakan disfungsi umum kelenjar
eksokrin pancreas. Keadaan ini menyebabakan berkurangnya enzim pancreas yang mengalir
ke lumen usus halus sehingga issi usus halus menjadi kental dan menyumbat lumen usus.
Gambaran radiologist yang ditemukan ialah pelebaran usus dan tampak bayangan udra yang
granular diantara mekonium yang kental tersebut.
LI 2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Ileus
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus
obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang
melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu
empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan peristaltik
usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis,
distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti
penyakit Parkinson.
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga kelompok :
a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu.
b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar,yaitu :
1. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh
darah.
2. Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya penjepitan pembuluh
darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang
ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
3. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu
gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.
Untuk keperluan klinis, ileus obstruktif dibagi dua :
1. Ileus obstruktif usus halus, termasuk duodenum
2. Ileus obstruktif usus besar
LI 2.4 Memahami dan Menjelaskan Patogenesis Ileus
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 16/26
Obstruksi usus
Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional.
Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari permulaan,
sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten,
dan akhirnya hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70%
dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran
air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam
saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen
dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber
kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang
cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan
perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan
lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus.
Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan
sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.
Obstruksi M ekanik Simple.
Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan
neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam
jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian
distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membran mukosa usus menurun, dan dinding usus
menjadi edema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus
menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan
meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian.
Obstruksi Strangulata.
Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan dengan
hernia inkarserata, volvulus, intususepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya berawal
dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan iskemia yang
cepat pada dinding usus. Usus menjadi edema dan nekrosis, memacu usus menjadi gangrene
dan perforasi.
I ntususepsi
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 17/26
Pada intinya, etiologi intususepsi adalah gangguan motilitas usus terdiri dari 2
kkomponen yaitu satu bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian yang terfiksir/kurang
bebas dibandingkan bagian lainnya. Karena rah peristaltik adalah dari oral ke anal sehingga
bagian yang masuk ke lumen usus adalah yang arah oral atau proksimal. Keadaan lainnya
karena suatu disritmik peristaltik usus. Pada keadaan khusus dapat terjadi sebaliknya yang
disebut retrogad intususepsi pada pasien pasca gatrojejunostomi. Akibat adanya segmen usus
yang masuk ke segmen usus yang lainnya akan menyebabkan dinding usus terjepit sehingga
mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis
dinding usus.
Perubahan patologi yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
Intususepient biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum
ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususipient, dan juga
karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesentrium.
Edema dan pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapat terjadi sedemikian besarnya
sehingga menghambat reduksi. Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir
dan darah ke dalam lumen usus. Ulserasi pada usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi
tidak jarang terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami
prolaps. Pembengkakan dari intususeptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi tidak
jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak terjadi pada
intususepsi.
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partial maupun
total dan strangulasi. Hiperperisaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil menyebabkan
usus tersbut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang menerima ini kemudian
berkonstraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal
sehingga terjadi invaginasi.
Patofisiologi
Berak berdarah lendir
Bagian atas usus, intususeptum, berinvaginasi ke dalam usus di bawahnya,
intususipiens sambil menarik mesentrium bersamanya ke dalam ansa usus pembungkusnya.
Pada mulanya terdapat suatu konstriksi mesentrium sehingga menghalangi aliran darah balik.
Penyumbatan intususeptium terjadi akibat edema dan perdarahan mukosa yang menghasilkan
tinja berdarah, kadang-kadang mengandung lendir.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 18/26
Intususepsi
Obstruksi usus
Penumpukan cairan dan gas di proksimal obstruksi usus
Distensi usus
Merangsang pusat muntah
Antiperistaltik ileum ke lambung
↑ tekanan intragastrik
Muntah cairan hijau (cairan hijau berasal dari kantong
Muntah cairan hijau
Muntahan berasal dari duodenum, terjadi karena empedu yang dikeluarkan oleh hati
terhambat dibagian usus yang terjadi obstruksi sehingga akan terjadi aliran balik empedu ke
lambung yang kemudian akan dimuntahkan.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 19/26
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 20/26
LI 2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Ileus
1. Obstruksi Sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan
pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi,
maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai
kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang
jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan
menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.
Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibatkehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen
dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di
daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan
timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
2. Obstruksi Disertai Proses Strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat.
Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai
tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan
tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis
usus.
3. Obstruksi Mekanis Di Kolon
Timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium.
Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis.
Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah
gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus
besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah
refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan
pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang
paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya
paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan
distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 21/26
terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa
menunjukkan adanya strangulasi.
Terdapat 4 tanda utama gejala ileus obstruktif,yaitu :
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok hypovolemik,
pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap setiap penyakit yang
dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus diperiksa.
Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi bersifat kolik.
Nyeri abdomen sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus melawan
obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul setiap 4 sampai 5
menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15 sampai 20 menit pada ileus obstruktif usus
besar. Nyeri dari ileus obstruktif usus halus demikian biasanya terlokalisasi supraumbilikus di
dalam abdomen, sedangkan yang dari ileus obstruktif usus besar biasanya tampil dengan
nyeri intaumbilikus. Dengan berlalunya waktu, usus berdilatasi, motilitas menurun, sehingga
gelombang peristaltik menjadi jarang, sampai akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda
dan diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen
menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap dan tanpa remisi, maka ileus obstruksi strangulata
harus dicurigai.
Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruksi yang memuntahkan
apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum, yang
kebanyakan cairan empedu.. Setelah muntah mereda, maka muntah tergantung atas tingkat
ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus, maka muntah terlihat dini dalam perjalanan
dan terdiri dari cairan jernih hijau atau kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi,
sehingga tak terlihat distensi.
Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung kepada lokasi obsruksi dan makin
membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerkakan peristaltik terkadang dapat dilihat.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 22/26
Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus besar dan bisa minimal atau absen pada
keadaan oklusi pembuluh darah mesenterikus.
Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut ( dimana feses dan gas
tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa keluar). Kegagalan mengerluarkan
gas dan feses per rektum juga suatu gambaran khas ileus obstruktif.
Dehidarasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus yang disebabkan muntah
yang berulang-ulang dan pengendapan cairan. Hal ini menyebabkan kulit kering dan lidah
kering, pengisian aliran vena yang jelek dan mata gantung dengan oliguria. Nilai BUN dan
hematokrit meningkat memberikan gambaran polisitemia sekunder.
Hipokalemia bukan merupakan gejala yang sering pada ileus obstruktif sederhana.
Peningkatan nilai potasium, amilase atau laktat dehidrogenase di dalam serum dapat sebagai
pertanda strangulasi, begitu juga leukositosis atau leukopeni.
LI 2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Ileus
Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya,
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia.
Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus
obstruksi usus besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus
halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.
Pemeriksaan Fisik
Fisik umum
Dari pemeriksaan fisik umum didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan gejala
dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate.
Spesifik
1. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi
2. Pireksia
3. Obstruksi mekanis ditandai dengan darm steifung dan darm counter.
4. Dance’s Sign dan Sausage Like Sign
Dance’s Sign dan Sausage Like Sign dijumpai pada ± 60% kasus, tanda ini
patognomonik pada invaginasi. Masa invaginasi akan teraba seperti batang sosis, yang
tersering ditemukan pada daerah paraumbilikal. Daerah yang ditinggalkan intususeptum
akan teraba kosong dan tanda ini disebut Dance’s Sign. Massa seperti sosis teraba di
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 23/26
daerah subcostal yang terjadi spontan. Sensasi kekosongan terjadi pada kuadran kanan
bawah karena masuknya sekum pada kolon ascenden.
5. Nyeri tekan (+)
6. Peristaltic meningkat (bunyi Borborigmi). Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus
berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang.
7. Adanya feces bercampur darah dan lendir makroskopis pada pemeriksaan rectal
toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan intusepsi. Feces bercampur darah dan
lendir pada sarung tangan merupakan suatu tanda yang patognomonik.
8. Pemeriksaan rectal toucher teraba seperti portio uteri (pseudoportio) akibat
invaginasi usus yang lama.
9. Tenda-tanda peritonitis dijumpai bila terjadi perforasi.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan
turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi,
parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik
usus yang bisa bekorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.
Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.
2. Palpasi
Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri
tekan, yang mencakup “defance musculair‟ involunter atau rebound dan pembengkakan
atau massa yang abnormal.
3. Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam
bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam
perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga
juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga
ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi strangulata
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan
pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya feses di
dalam kubah rektum menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik
atau feses postif banyak ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus
obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus. Apabila isi rektum menyemprot;
penyakit Hirdchprung.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 24/26
4. Radiologi
Pemeriksaan sinar-X bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi diagnosis ileus
obstruktif serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang pertama dibuat.
Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema
diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus.
5. Laboratorium
Leukositosis, dengan pergeseran ke kiri, biasanya terjadi bila terdapat strangulasi,
tetapi hitung darah putih yang normal tidak menyampingkan strangulasi. Peningkatan
amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua bentuk ileus obstruktif, khususnya
jenis strangulasi.
6. Pemeriksaan colok dubur
Diagnosis Banding
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi
distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan
dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala
dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut
juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.
LI 2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Ileus
1. Peritonitis septikemia
2. Syok hipovolemia
3. Perforasi usus
4. ganguan elektrolit
5. pnemonia aspirasi dari proses muntah
6. sepsis
7. nekrosis usus
8. perfusi usus
LI 2.8 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ileus
Obstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian sekitar
5%. Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi yang
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 25/26
disertai dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%. Kalau operasi dilakukan dalam
jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang bersangkutan.
LO 3 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Colok dubur
Pemeriksaan colok dubur
a. Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
b. Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
c. Feses yang mengeras : skibala
d. Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
e. Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
f. Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
LO 4 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Radiologi
LI 4.1 Memahami dan Menjelaskan Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan sinar-X bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi diagnosis ileus
obstruktif serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang pertama dibuat. Adanya gelung
usus terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat
menggambarkan ileus obstruksi sebagai diagnosis. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan
katup ileocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya
gambaran penting.
LI 4.2 Memahami dan Menjelaskan BNO 3 Posisi
Foto abdomen dengan 3 posisi.
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada
foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen
mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84%
pada obstruksi kolon.
Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran ”step ladder dan air fluid level”
terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi
stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya muosa yang reguler
dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan
adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
peritonitis akibat adanya perforasi.
8/12/2019 PBL Skenario 3 GIT
http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-3-git 26/26
Foto setelah pemberian barium enema memperlihatkan gangguan pengisian atau
pembentukan cekungan pada ujung barium ketika bergerak maju dan dihalangi oleh
intususepsi tersebut. Plat datar dari abdomen menunjukkan pola yang bertingkat (invaginasi
tampak seperti anak tangga). Barium enema di bawah fluoroskopi menunjukkan tampilan
coiled spring pada usus.