Git Skenario 2 Ka Wulan

download Git Skenario 2 Ka Wulan

of 23

Transcript of Git Skenario 2 Ka Wulan

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    1/23

    Wulandari P. Handayaningrum

    110.2008.322-B.14

    Skenario 2- Blok GIT

    Nyeri Perut Kanan Atas

    1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dan mikroskopis usus, colon, hepar

    Anatomi makroskopis usus

    Usu s b

    esar terdiri dari sekum, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens, kolonsigmoideum dan rektum. Kolon ascendens panjangnya sekitar 13 cm,dimulai dari

    caecum pada fossa iliaca dextra sampai flexura coli dextra pada dinding

    dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di sebelah ventral ren dextra, hanya bagian

    ventral ditutup peritoneum visceral. Kolon transversum panjangnya sekitar 38 cm, ber

    jalan dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai

    hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri

    lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada

    poluscranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli

    dextr erat hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal)

    yang terletak di sebelah ventralnya. Kolon descendens panjangnya sekitar 25 cm,

    1

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    2/23

    dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon

    sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya dinding ventral saja yang diliputi

    peritoneum. Kolon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya

    intraperitoneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid

    mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra.Kolon sigmoid membentuk lipatan-lipatan yang tergantungisinya didalam lumen, bila

    terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam kavum pelvis melalui aditus

    pelvis, bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan

    akhirnya ke dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri ke dalam rectum pada

    dinding mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah depan os sacrum.Batas antarakolon

    dan rektum tampak jelas karena pada rektum ketiga taenia idak tampak lagi. Batas ini

    terletak di bawah ketinggian promontorium.

    Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior. Arteri

    mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari sekum sampaidua pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika superior mempunyai

    tiga cabang utama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arterikolika media.

    Sedangkan arteri mesenterika inferior memvaskularisasi kolon bagian kiri(mulai dari

    sepertiga distal kolon transversum sampai rektum bagian proksimal). Arteri

    mesenterika inferior mempunyai tiga cabang yaitu arteri kolika sinistra, arterihemorro

    idalis superior, dan arteri sigmoidea. Vaskularisasi tambahan daerah rektum diatur

    oleh arteria sakralis media dan arteria hemorroidalis inferior dan media. Aliran balik

    vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesenterika superior dan

    inferior serta vena hemorroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang

    mengalirkan darahke hati. Vena hemorroidalis media dan inferior mengalirkan darah

    ke vena iliaka danmerupakan bagian dari sirkulasi sistemik. Ada anastomosis antara

    vena hemorroidalis superior, media, dan inferior sehingga peningkatan

    tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan

    mengakibatkan hemorroid.

    Aliran pembuluh limfe kolon mengikuti arteria regional ke limfenodi

    preaorta pada pangkal arteri mesenterika superior dan inferior. Aliran balik pembuluh

    limfemelalui sistrna kili yang bermuara ke dalam sistem vena pada sambungan vena

    subklavia dan jugularis sinistra. Hal ini menyebabkan metastase karsinomagastrointestinal bisa ada dalam kelenjar limfe leher (kelenjar limfe virchow). Aliran

    balik pembuluh limfe rektum mengikuti aliran pembuluh darah hemorroidalis superior

    dan pembuluh limfe kanalis ani menyebar ke nodi

    limfatisi iliaka interna, sedangkan aliran balik pembuluh limfe anusdan kulit perineum

    mengaikuti aliran limfe inguinalis superfisialis.Inervasi usus besar dilakukan oleh

    sistem saraf otonom kecuali sfingter eksternus yang diatur secara voluntar. Serabut

    parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan

    saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral mensuplai bagian distal. Serabut

    simpatis yang berjalan dari pars torasika dan lumbalis medula spinalis melalui rantai

    simpatis ke ganglia simpatis preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang

    2

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    3/23

    mengikuti aliran arteri utama dan berakhir pada pleksus mienterikus

    (Aurbach) dan submukosa (Meissner). Perangsangan simpatis menyebabkan pengham

    batan sekresi dan kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan

    sarafparasimpatis mempunyai efek yang berlawanan. Kendali usus yang paling

    penting adalah aktivitas refleks lokal yang diperantarai oleh pleksus nervosusintramural (Meissner dan Aurbach) dan interkoneksinya.

    Anatomi mikroskopis usus

    Tunika Mukosa

    Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding

    usushalus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina

    propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus

    limpatikus. Tidak terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah

    lamina terdapat muskularis mukosa

    Tunika Submukosa

    Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf

    pleksus meissner

    Tunika Muskularis

    Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot

    sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).

    Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika Serosa/Adventisia

    Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi

    pembuluh darah dan sel-

    sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke dinding tubuh melalui

    mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini.

    Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena

    ketaknya peritoneal.

    Anatomi hepar

    Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25%

    berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi

    sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas

    atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah

    menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri. Permukaan posterior hati

    berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari sistem portahepatis. Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri

    3

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    4/23

    hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena kava

    dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2

    lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan

    yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang

    berbeda. Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampaikandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya

    daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas reseksi.

    Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli, setiap

    lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun

    radial mengelilingi vena sentralis.

    Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini penting untuk

    sekresi empedu, namun juga memiliki fungi lain antara lain :

    1. Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari saluran

    pencernaan.2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing lainya.

    3. Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan darah dan untuk

    mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol.

    4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.

    5. Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal

    6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak

    7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin.

    Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan

    heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati memiliki bagianterkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit), sel-sel epithelial

    sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di

    dalamnya endotolium, sel kupffer dan sel stellata yang berbentuk seperti

    bintang.Tugas aktifitas fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel

    kupffer. Setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah

    vena yang langsung datang dari saluran pecernaan dan darah arteri yang datang dari

    aorta. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer

    lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.

    4

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    5/23

    Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan kompleks yang

    dikenal sebagai sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran cerna tidak secara

    langsung menyatu pada vena cava inferior akan tetapi vena vena dari lambung dan

    usus terlebih dahulu memasuki sistem vena porta. Pada sistem ini produk-produk

    yang diserap dari saluran cerna untuk diolah, disimpan, dan didetoksifikasi sebelum

    produk produk tersebut kembali ke sirkulasi besar.

    Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan

    elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar

    mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti

    spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana

    akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-

    sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh

    karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel

    kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro

    dibandingkan kapiler-kapiler yang lain .Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1

    sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak

    parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralisyg

    merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar

    dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikatyang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-

    5

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    6/23

    cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari vena porta dan A.hepatika

    akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan

    Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel

    hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya

    ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari

    saluran empedu menuju kandung empedu.

    6

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    7/23

    2. Memahami dan menjelaskan fisiologi hati

    Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi

    tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fung

    hati yaitu :

    Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

    Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan

    1 sama lain.Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus

    menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di

    dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses

    pemecahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini,

    hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah

    glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa.

    Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi,

    biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis

    senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus

    krebs).

    7

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    8/23

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    9/23

    Fungsi hati sebagai detoksikasi

    Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses

    oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam

    bahan seperti zat racun, obat over dosis.

    Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

    Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan

    melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi -

    globulin sebagai imun livers mechanism.

    Fungsi hemodinamik

    Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500

    cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica

    25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke

    hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran

    ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan

    organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

    3. Memahami dan menjelaskan amubiasis hati yang disebabkan infeksi E.Hystolytica

    E. Histolytica

    Hospes : Manusia

    Nama penyakit : Amebiasis

    Distribusi Geografik

    Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini

    terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang

    Morfologi

    Entamoeba histolytica mempunyai tiga stadium, yaitu bentuk histolitika,

    minuta dan kista. Bentuk histolitika yang bersifat pathogen dan bentuk minuta

    yang merupakan bentuk esensial adalah bentuk trofozoit, sedangkan bentuk

    kista bukan merupakan bentuk pathogen tapi merupakan bentuk infektif

    Daur Hidup

    9

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    10/23

    Amebiasis

    Definisi

    infeksi usus besar yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

    Epidemiologi

    10

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    11/23

    Amoebasis tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia. Pada berbagai

    survei menunjukkan frekwensi diantara 0,2 -50 % dan berhubungan langsung

    dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada

    daerah tropik dan subtropik yang sanitasinya jelek, dan banyak dijumpai juga

    dirumah rumah sosial, penjara, rumah sakit jiwa dan lain-lain. Sumber

    infeksi terutama "carrier" yakni penderita amoebiasis tanpa gejala klinis yang

    dapat bertahan lama megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari.

    Bentuk kista tersebut dapat bertahan diluar tubuh dalam waktu yang lama.

    Kista dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau sayuran dan air yang

    terkontaminasi dengan tinja yang mengandung kista. Infeksi dapat juga terjadi

    dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoak (lipas) atau

    tangan orang yang menyajikan makanan (food handler) yang menderita

    sebagai "carrier", sayur-sayuran yang dipupuk dengan feses manusia dan

    selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia. Bukti-bukti tidak

    langsung tetapi jelas menunjukkan bahwa air merupakan perantara penularan.

    Sumber air minum yang terkontaminasi pada feses yang berisi kista atau

    secara tidak sengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan

    dengan tangki kotoran atau parit.

    Penularan diantara keluarga sering juga terjadi terutama pada ibu atau

    pembantu rumah tangga yang merupakan "carrier", dapat mengkontaminasi

    makanan sewaktu menyediakan atau menyajikan makanan tersebut.

    Pada tingkat keadaan sosio ekonomi yang rendah sering terjadi infeksi yang

    disebabkan berbagai masalah, antara lain:

    1. Penyediaan air bersih, sumber air sering tercemar.

    2. Tdak adanya jamban, defikasi disembarang tempat, memungkinkan

    amoeba dapat dibawa oleh lalat atau kecoa.

    3. Pembuangan sampah yang jelek merupakan tempat pembiakan lalat

    atau lipas yang berperan sebagai vektor mekanik.

    Pengandung kista yang jumlahnya besar dan penderita dalam keadaan

    konvalesensi merupakan bahaya potensial yang merupakan sumber infeksi dan

    harus diobati dengan sempurna karena keduanya merupakan masalah

    kesehatan yang besar.

    11

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    12/23

    Kista dapat hidup lama dalam air (10 -14 hari). Dalam lingkungan yang dingin

    dan lembab kista dapat hidup selama kurang lebih 12 hari, kista juga tahan

    terhadap Khlor yang terdapat dalam air leding dan kista akan mati pada suhu

    50 C atau dalam keadaan kering.

    Entamoeba histolytica ini juga menyebabkan Dysenteriae amoeuba, abses hati

    dan Giardia lamblia yang banyak ditemukan pada anak-anak. Infeksi juga

    ditularkan dalam bentuk kista, sehingga pengandung kista adalah penting

    dalam penyebaran penyakit ini.

    Di Indonesia, amoebiasis kolon banyak dijumpai dalam keadaan endemi.

    Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai daerah di Indonesia berkisar

    antara 10 18 %. Amoebiasis juga tersebar luas diberbagai negara diseluruh

    dunia. Pada berbagai survei menunjukkan frekuensi diantara 0,2 -50 % dan

    berhubungan dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak

    dijumpai pada daerah tropic dan subtropik yang sanitasinya jelek.

    Di RRC, Mesir, India dan negeri Belanda berkisar antara 10,1 11,5%, di

    Eropa utara 5 -20%, di Eropa Selatan 20 -51 % dan di Amerika Serikat 20%.

    Frekuensi infeksi Entamoeba histolytica diukur dengan jumlah pengandung

    kista. Perbandingan berbagai macam amoebiasis di Indonesia adalah sebagai

    berikut, amoebiasis kolon banyak ditemukan, amoebiasis hati hanya kadang-

    kadang amoebiasis otak lebih jarang lagi dijumpai.

    Patogenesis

    Pembentukan bentuk infektif untuk inisiasi patogenesis dimulai dari adanya

    bentuk minuta Entamoeba histolytica pada orang normal. Bentuk minuta ini

    bersifat komensal sehingga orang normal itu tidak terinfeksi. Orang normal

    inilah yang bertindak sebagai carrier. Bentuk minuta ini akan mengalami

    pembelahan biner dan dilapisi hialin membentuk dinding. Dalam tahap ini,

    bentuk minuta telah berkembang menjadi bentuk kista. Kista matang yang

    dikeluarkan melalui tinja jika tertelan akan memulai infeksi Entamoeba

    histolytica pada orang yang menelannya.

    Kista matang tertelan

    12

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    13/23

    Kista masuk secara fecal-oral(rute gastrointestinal)

    Kista tahan terhadap asam lambung

    Dinding kista dicerna pada usus halus

    Bentuk minuta menuju ke rongga usus besar

    Bentuk histolitika yang patogen

    Menginvasi mukosa usus besar

    Mengeluarkan sistein proteinase(histolisin)

    Nekrosis dengan lisis sel jaringan (lisis)

    Menembus lapisan submukosa(kerusakan bertambah)

    Menimbulkan luka ulkus ameba

    Flask-shaped ulcer

    Tinja disentri(tinja yang bercampur lendir dan darah)

    Diagnosis

    Untuk diagnosis amoebiasis hati dapat digunakan criteria Sherlock (1969),

    criteria Ramachandran (1973) atau criteria Lamont dan Pooler.

    Criteria Sherlock :

    1. hepatomegali yang nyeri tekan

    2. respon baik terhadap obat amoebisid

    3. leukositosis

    4. peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang5. aspirasi pus

    6. pada USG didapatkan rongga dalam hati

    7. tes hemaglutinasi positif

    Kriteria Ramachandran (bila didapatkan 3 atau lebih dari) :

    1. hepatomegali yang nyeri

    2. riwayat disentri

    3. leukositosis

    4. kelainan radiologis

    13

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    14/23

    5. respon terhadap terapi amoebisid

    Kriteria Lamont dan Pooler (bila didapatkan 3 atau lebih dari ) :

    1. hepatomegali yang nyeri

    2. kelainan hematologis

    3. kelainan radiologis

    4. pus amoebik

    5. tes serologic positif

    6. kelainan sidikan hati

    7. respon yang baik dengan terapi amoebisid

    Diagnosis banding

    Penyakit amebiasis perlu dibedakan dengan penyakit hati lainnya, penyakit

    paru-paru dan penyakit infeksi sistemik.

    a) Pada hepatitis infeksiosa dapat timbul kenaikan suhu badan, tetapi biasanya

    rendah dan tidak ada lekositosis. Tidak dijumpai hepatomegali dan tanda

    Ludwig negatif. Diafragma kanan tak meninggi. Tes faal hati menunjukkan

    hati terganggu.

    b) Penyakit paru-paru, misalnya pneumonia dan empyema kanan perlu

    dibedakan dengan amebik abses hati, karena keluhan yang timbul dapat

    serupa. Pada penyakit paru-paru tersebut di atas tidak dijumpai hepatomegali,

    dan tidak adanya peninggian diafragma kanan.

    c) Abses hati piogenik perlu dibedakan dengan amebik abses hati. Pada abses

    piogenik biasanya ditemukan lekositosis yang hebat, dan tidak ditemukan

    kuman ameba histolitika. Pengobatan dengan anti amebika tidak menunjukkan

    perbaikan.

    Disentri basiler Penyakit ini biasanya timbul secara akut, sering disertai

    adanyatoksemia, tenesmus akan tetapi sakit biasanya sifatnya umum. Tinja biasanya

    kecil-kecil, banyak, tak berbau, alkalis, berlendir, nanah dan berdarah, bila tinja

    berbentuk dilapisi lendir. Daerah yang terserang biasanya sigmoid dan dapat juga

    menyerang ileum. Biasanya daerahyang terserang akan mengalami hiperemia superfisial

    ulseratif danselaput lendir akan menebal.

    14

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    15/23

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    16/23

    .Amebiasis intestinal ringan-sedang

    Pada penderita ini ditemukan ulkus mukosa usus besar yang dapat mencapai

    lapisan submukosa, dapat mengakibatkan gangguan peristaltik usus dengan

    manifestasi klinis disentri tetapi tidak berat sehingga belum memerlukan

    cairan dan elektrolit parenteral. Karena ditemukan trofozoid di dalam lumen

    dan dinding usus besar maka obat amebisid yang rasional adalah amebisid

    jaringan dan luminal seperti nitroimidazol. Namun golongan ini diabsorbsi

    secara baik oleh usus halus sehingga konsentrasi terapeutik di lumen usus

    besar lebih kecil dibandingkan di dalam jaringan, di samping masih ada

    kemungkinan timbul abses hati ameba dalam jangka waktu 3-4 bulan

    kemudian; penambahan amebisid luminal akan lebih efektif mengeradikasiE.

    histolytica sampai 90%

    Amebiasis intestinal berat.

    Pada stadium ini penderita memerlukan terapi cairan dan elektrolit parenteral

    atau bahkan transfusi darah. Selain pengobatan di atas (b) dapat ditambahkan

    emetin/ dehidroemetin im/sk dalam (tidak intravena) dengan memantau

    jantung melalui EKG atau kadar enzim jantung (terutama pada pemberian

    emetin) Pemberian amebisid parenteral juga dianjurkan pada stadium ini

    mengingat keadaan umum pasien serta gejala klinis berupa mual, muntahbahkan penurunan kesadaran.

    Abses hati amebiasis

    Penderita perlu dirawat inap. Farmakoterapi rasional adalah pemberian

    golongan nitroimidazol selama 10 hari yang memberikan angka kesembuhan

    di atas 95% pada kasus-kasus abses hati terlokalisasi. Amebisid luminal

    sebaiknya juga diberikan. Jika dalam 3 hari tidak didapatkan kemajuan klinis

    yang diharapkan, dilakukan drainase abses serta pemberian

    dehidroemetin/emetin atau dengan klorokuin. Sebaliknya, bila dengan

    metronidazol sudah menunjukkan perbaikan klinis maka dilanjutkan dengan

    pemberian klorokuin selama 2-3

    minggu untuk mencegah kegagalan pengobatan abses hati di kemudian hari.

    Antibiotika hanya digunakan jika didapatkan infeksi bakterial pada abses hati;

    hal ini jarang terjadi. Sebagian besar kasus abses hati amebiasis yang dikelola

    secara rasional tidak memerlukan aspirasi cairan abses,

    16

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    17/23

    kecuali: (1) abses yang besar (lebih 5 cm), (2) abses lobus kiri hati yang

    berhubungan dengan komplikasi berat, (3) tidak didapatkan perbaikan klinis

    setelah 3 hari terapi standar, (4) untuk menyingkirkan abses hati piogenik

    Ameboma dan amebiasis ekstra intestinal lainnya

    Golongan nitroimidazol merupakan obat pilihan dan dapat ditambah dengan

    hidroemetin/emetin selama 10 hari. Namun klorokuin tidak dapat dipakai

    karena konsentrasinya di jaringan selain hati tidak cukup efektif untuk

    mengeradikasi E. histolytica. Pemberian amebisid luminal dianjurkan

    bersamaan dengan terapi di atas.

    3) Berdasarkan preparat amebisidEmetin/dehidroemetin

    Dehidroemetin mempunyai toksisitas lebih rendah dibanding emetin, namun

    potensi dan half timenya juga lebih rendah, maka diperlukan dosis lebih tinggi

    untuk mencapai efek terapeutik yang diharapkan. Emetin membunuhE.

    histolytica secara langsung dan lebih efektif terhadap bentuk trofozoid

    daripada kista. Kadarnya tertinggi di jaringan hati, hal yang sangat berarti bagi

    pengobatan amebiasis hati. Pemberian obat ini hanya pada penderita amebiasis

    ekstraintestinal yang tidak responsif terhadap metronidazol mengingat efek

    sampingnya yang cukup mengkhawatirkan. Dosis emetin 1 mg/kgbb./hari

    (maksimal 60 mg/hari) selama 3-5 hari. Tidak boleh lebih dari 5 hari (300 mgdalam satu kali pengobatan) mengingat sifat kumulatifnya di tubuh.

    Pemberiannya dapat dibagi dalam 2 porsi. Terapi ulangan baru boleh diberikan

    6-8 minggu setelah terapi pertama. Dosis dehidroemetin untuk dewasa 1,5

    mg/kgbb./hari selama 5

    hari. Dosis total sehari tidak boleh lebih 90 mg, dan pengobatan boleh diulang

    2 minggu setelah pengobatan pertama dihentikan. Efek samping yang sering

    terjadi adalah mual, muntah,

    diare (gastrointestinal) aritmia, nekrosis miokardium, chest pain, kongesti

    jantung (kardiovaskuler) otot-otot lemah, nyeri tekan, kaku dan tremor

    (neuromuskuler) dan urtikaria

    Klorokuin

    Absorbsi klorokuin di usus halus sangat baik dan lengkap (kadar di hati 200-

    700 kali di plasma), sehingga kadar dalam kolon sangat rendah. Oleh karena

    itu perlu ditambah amebisid luminal untuk menghindari relaps. Pada penelitian

    ditemukan bahwa kadar klorokuin setelah

    17

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    18/23

    diabsorbsi tertinggi di dalam jaringan hati; maka sangat baik untuk terapi

    abses hati amebiasis. Dosis klorokuin untuk dewasa dengan amebiasis ekstra

    intestinal 4250 mg (garam klorokuin), atau 150 mg basa klorokuin sehari

    selama 2 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan 2250 mg/hari selama 2-

    3 minggu

    Derivat 8-hidroksikuinolin

    Beberapa derivat ini yang berperan dalam pengobatan amebiasis adalah

    diyodohidroksikuin (iodokuinol), yodoklorhidroksikuin (kliokuinol),

    broksikuinolin,

    klorkuinadol dan kiniofon. Golongan amebisid ini memperlihatkan efeknya

    langsung terhadapE.histolytica dalam lumen usus dan tidak efektif untuk

    amebiasis jaringan. Namun efektif untuk trofozoid maupun kista. Jadi baik

    sekali untuk pengobatan carrier/cyst passer. Di antara golongan ini,

    diyodohidroksikuin yang masih digunakan secara luas. Amebisid ini

    dikontraindikasikan kepada penderita dengan gangguan visus, anak-anak,

    gangguan fungsi hati serta intoleransi yodium (penderita penyakit gondok).

    Sehingga, pemakaian amebisid ini secara rutin tidak dianjurkan jika masih

    tersedia amebisid lain yang lebih aman. Dosis yodokuinol yang rasional

    3600-650mg sehari selama 20 hari (maksimum 2g/hari), dan

    yodoklorohidroksikuin 3250 mg/hari selama 10 hari

    Golongan nitroimidazol

    Yang mempunyai efek amebisid adalah metronidazol, tinidazol dan ornidazol.

    Dua obat terakhir mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding

    metronidazol selain half timenya yang cukup panjang (14 jam dan 12-13 jam).

    Golongan ini merupakan obat pilihan untuk amebiasis intra dan ekstra

    intestinal. Amebisid ini efektif untuk amebiasis hati, namun jika absesnyabesar, tetap memerlukan aspirasi untuk mengeluarkan pus. Keuntungan lain,

    adalah mampu membunuh kuman-kuman anaerob yang sering terdapat pada

    kasus-kasus abses. Efek samping yang sering dijumpai ialah mual, muntah,

    nyeri ulu hati, pusing, glositis, stomatitis, penurunan nafsu makan, dan

    gangguan darah terutama jika diberikan pada orang muda dan penderita yang

    rendah daya tahannya serta lama pemberian lebih dari 7 hari. Kontraindikasi

    pada penderita dengan riwayat penyakit darah, ibu hamil trimester pertama.

    Dosis pemberian metronidazol 35-50 mg./kgbb./hari atau 3 x 500-750 mg/hari

    18

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    19/23

    selama 10 hari, tinidazol 2 g/hari selama 2-3 hari atau 50 mg/kgbb./hari dan

    ornidazol 50-60 mg/kg bb./hari atau 2 g/hari selama 3 hari.

    Diklosanit furoat

    Saat ini merupakan amebiasid luminal terbaik, karena efektif membunuh

    trofozoid dan kista di lumen usus (80%- 85%), dengan efek samping yang

    relatif kecil. Bahkan pada carrier, amebisid ini digunakan secara tunggal

    untuk kasus-kasus amebiasis ekstra intestinal dikombinasi dengan amebisid

    jaringan. Dosis pemberian 3500 mg/hari selama 10 hari atau 20

    mg/kgbb./hari dalam dosis terbagi .

    Tetrasiklin

    Tetrasiklin mempunyai efek terapi yang kurang kuat terhadapE. histolytica,

    namun efeknya terhadap kuman-kuman usus besar cukup berguna untukmengobati amebiasis intestinal ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan

    4x250mg/hari selama 5 hari, dilanjutkan dengan 4500 mg selama 5 hari.

    Sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil serta anak kurang dari 8 tahun.

    Paromomissin

    Merupakan golongan aminoglikosida yang sangat buruk absorbsinya di usus,

    sehingga konsentrasi di lumen usus cukup tinggi untuk

    membunuhE.histolytica. Karena merupakan

    antibiotika, maka memiliki juga efek antibakterial di dalam kolon. Efek

    sampingnya antara lain: mual, muntah, ototoksik, dan nefrotoksik; sehingga

    dikontraindikasikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan

    pendengaran. Dosis pemberian 25-35 mg/kgbb./hari atau 3 x 500 mg/hari

    selama 5-10 hari.

    Macam-macam obat amebisida menurut tempat kerjanya :

    a. Amebisida bekerja langsung, terutama di lumen usus.

    derivat kuinolin : diiodohidroksikuin, iodoklorhidroksikuin, kiniofon.

    derivat arsenikal : karbason, asetarsol, glikobiarsol.

    golongan amida : klefamid, diloksanid furoat.

    alkaloid : emetin bismuth-iodid.

    19

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    20/23

    b. Amebisida bekerja tak langsung, di lumen usus dan din-ding usus melalui

    pengaruhnya terhadap bakteri. Contohnya : tetrasiklin, eritromisin dB.

    c. Amebisida jaringan.

    bekerja terutama di dinding usus dan hati : emetin, dehidroemetin.

    bekerja terutama di hati : klorokuin.

    d. Amebisida bekerja di lumen dan jaringan.

    Derivat-derivat nitroimidazol : niridazol, metronodazol,tinidazol, ornidazol

    dan seknidazol (turunan terbaru).

    Prognosis

    Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis dan pengobatan

    dini yang tepat serta kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan. Pada

    umumnya prognosis amebiasis adalah baik terutama pada kasus tanpa

    komplikasi. Prognosis yang kurang baik adalah abses otak ameba.Pada bentuk

    yang berat, angka kematian tinggi kecuali bila mendapatkan pengobatan dini.

    Tetapi pada bentuk yang sedang, biasanya angka kematianrendah; bentuk

    dysentriae biasanya berat dan masa penyembuhan lama meskipundalam

    bentuk yang ringan. Bentuk flexneri mempunyai angka kematian yang rendah.

    Komplikasi

    Abses hati amuba

    Perdarahan/perforasi ususAmeboma

    Intususepsi

    Striktur ususAmebiasis Pleura

    Amebiasis kulit

    Abses otak, limpa, dll

    Pencegahan

    Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh

    Entamoeba histolytica antara lain sebagai berikut:

    20

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    21/23

    1. Tidak makan makanan mentah (sayuran, daging babi, daging sapi, dan

    daging ikan), dan untuk buah dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan

    air.

    2. Minum air yang telah dimasak mendidih baru aman.

    3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan

    menjelang makan atau sesudah buang air besar.

    4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak

    menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan

    tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.

    5. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan

    pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi

    parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan

    berobat ke rumah sakit.

    7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama

    sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan

    telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja,

    hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara

    teratur memeriksa dan mengobatinya.

    4. Memahami dan menjelaskan Pemeriksaan Lab

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan didapatkan penderita tampak kesakitan. Kalau jalan membungkuk

    ke depan kanan sambil memegang perut kanan atas yang sakit, badan teraba panas

    hati membesar dan bengkak. Pada tempat abses teraba lembek dan nyeri tekan. Di

    bagian yang ditekan dengan satu jari terasa nyeri, berarti tempat tersebutlah

    tempatnya abses. Rasa nyeri tekan dengan satu jari mudah diketahui terutama bila

    letaknya di interkostal bawah lateral. Ini menunjukkan tanda Ludwig positif dan

    merupakan tanda khas abses hepatis. Lokalisasi abses yang terbanyak ialah di lobus

    kanan, jarang di lobus kiri. Batas paru-paru hati meninggi. Ikterus jarang sekali

    ditemukan.

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pada pemeriksaan tinja jarang sekali ditemukan ameba. Menurut beberapa

    kepustakaan ditemukan sekitar 4 10%. Ditemukannya ameba dalam tinja, akan

    banyak rembantu diagnosis. Walaupun demikian, pemeriksaan tinja harus dilakukan

    berulang kali. Jumlah lekosit meninggi sekitar 10 20 ribu/mm3. Padabentuk akut

    21

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    22/23

    sering jumlah. lekosit melebihi 16.000/mm3, sedang pada bentuk kronik terdapat

    sekitar 13.000/mm3. Tes faal hati menunjukkan batas-batas normal. Pada keadaan

    yang berat dapat ditemukan penurunan kadar albumin dan sedikit peninggian kadar

    globulin, dengan protein total dalam batas normal. Setelah penyakit sembuh, segala

    fungsi hati kembali normal.

    (a). penderita dengan tinja encer yang mengandung trofozoit-trofozoit hematofagos,

    (b) penderita dengan tinja lembek pada kasus ringan atau kronis, mengandung

    trofozoit atau kista, dan (c). penderita dengan tinja padat, asimtomatik, mengandung

    kista. Penderita ini disebut pembawa kista (cyst passer). Pada kasus peralihan,

    mungkin bentuk kista dijumpai bersama trofozoit di dalam tinja

    PEMERIKSAAN RONTGEN

    Pemeriksaan radiologi banyak membantu menegakkan diagnosis. Pada foto Toraks

    terlihat diafragma kanan meninggi. Apabila dengan pemeriksaan sinar tembus jelas

    nampak bahwa diafragma kanan selain meninggi juga tak bergerak, bentuk diafragma

    melengkung ke atas atau bagian tengah diafragma kanan meninggi, berarti adanya

    abses hati. Pada abses di lobus kiri hati, gambaran seperti tersebut di atas tidak nyata.

    Abses di lobus kiri hati sering memberikan penekanan pada lambung, yang dapat

    dilihat pada foto lambung dengan kontras barium.

    Ultrasonografi

    Gambaran ultrasonografi yaitu akan terlihat suatu daerah kosong atau daerah

    sonolusen di hati dengan dinding ireguler. Bila intensitas atau gain ditinggikan, akan

    terlihat sedikit pengisian internal ekho. Cara pemeriksaan ultrasonografi ini mudah

    dikerjakan, tidak menimbulkan efek sampingan atau merusak jaringan.

    a. Foto dada

    kelainan foto dada pada amoebiasis hati dapat berupa : peninggian kubah diafragma

    kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru dan abses paru.

    b. Foto polos abdomen

    kelainan yang didapat tidak begitu banyak, mungkin dapat berupa gambaran ileus,

    hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati jarang didapatkan berupa air

    fluid level yang jelas.

    c. Ultrasonografi

    22

  • 7/29/2019 Git Skenario 2 Ka Wulan

    23/23

    untuk mendeteksi amoebiasis hati, USG sama efektifnya dengan CT atau MRI.

    Gambaran USG pada amoebiasis hati adalah :

    1. bentuk bulat atau oval

    2. tidak ada gema dinding yang berarti

    3. ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal4. bersentuhan dengan kapsul hati

    5. peninggian sonic distal

    d. tomografi komputer

    sensitivitas tomografi komputer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk melihat

    kelainan di daerah posterior dan superior.

    e. Pemeriksaan serologi

    ada beberapa uji yang banyak digunakan antara lain indirect haemaglutination (IHA),counter immunoelectrophoresis (CIE), dan ELISA. Yang banyak dilakukan adalah tes

    IHA. Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Titer 1:128 bermakna untuk

    diagnosis amoebiasis invasive.

    23