PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMPN 4
METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
NINDIA DESITA RAHMI NPM : 11210035
FAKULTAS : TARBIYAH
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU
METRO LAMPUNG 1436 H/2015 M
ABSTRAK
PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMPN 4
METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
OLEH :
NINDIA DESITA RAHMI
NPM 11210035
Pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin tidak terkontrol, terutama
di lingkungan sekolah, sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai pergaulan bebas
siswa. Siswa sekarang mengenal istilah pergaulan bebas, mereka mengartikan
pergaulan bebas kalau kita bisa melakukan perbuatan yang tanpa batas. Padahal tidak
demikian, arti yang sesungguhnya kita hanya disarankan berteman dengan siapa saja
dan apabila tema melakukan penyimpangan jangan ditiru.
Dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah Adakah Pengaruh
Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015? Dengan hipotesis yang penulis
ajukan adalah Ada Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
Sedangkan tujuan dan kegunaan penelitian diantaranya adalah : Untuk mengetahui
Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
Kelas VII SMP Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Metro
yang berjumlah 34 siswa, dan guru fiqh ada satu orang.
Untuk meperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa
metode diantaranya adalah Metode angket, metode observasi, metode wawancara,
dan dokumentasi. Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis menganalisa data
tersebut dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat yaitu:
h
ho
f
ffX
2
2
Berdasarkan analisa data sebagai hasil penelitian, Ada Pengaruh Pergaulan
Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMPN 4
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dengan diperolehnya karena nilai 2
hitX yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai 2X tab interpretasi yang ada pada tabel baik pada taraf signifikansi 5 % maupun
taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat disederhanakan menjadi 5.991 <
18,4 > 9.210.
RIWAYAT HIDUP
Nindia Desita Rahmi dilahirkan pada 16 September 1993 di Dusun Panca
Karsa Purna Jaya Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang, anak pertama
dari 2 bersaudara dari Perkawinan yang syah Bapak Tarlim dan Ibu Sayem.
Adapun riwayat pendidikan penulis:
1. SD Xaverius Dipasena Kecamatan Rawajitu Selatan dan berijazah tahun 2005
2. SMP Negeri 01 Banjar Agung Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
Bawang dan berijazah tahun 2008
3. SMA Negeri 01 Pagar Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang
Barat dan berijazah tahun 2011
4. Kemudian Penulis berkesempatan melanjutkan SI di IAIM NU Metro Mengambil
Fakultas Tarbiyah sampai sekarang.
MOTTO
Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra: 32)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Pustaka Agung Harapan, Jakarta,
2006, hal. 222
PERSEMBAHAN
Puji Syukur selalu terpanjatkan kehadirat Alloh SWT, Serta Sholawat dan
Salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rosululloh SAW.....
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah mengasuh dan mendidikku sejak kecil
dan selalu berdoa mengharapkan keberhasilanku.
2. Adikku (Rohmad Faizal) yang selalu menjadi penyemangat dalam studiku.
3. Seseorang yang nanti akan menjadi pendamping hidupku yang masih
dirahasiakan Allah SWT.
4. Bapak/Ibu Dosen Perguruan Tingi IAIM NU Metro Khususnya Prodi PAI
Fakultas Tarbiyah yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan kepada saya selama ini.
5. Rekan-rekan dan Almamater IAIM NU Metro Lampung yang aku banggakan.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMPN 4 METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015” ini tanpa ada halangan suatu apapun. Rahmat dan
salam mudah-mudahan senantiasa Allah tetapkan kepada Nabi Muhammad saw yang
telah menghantarkan umatnya kealam yang penuh barokah.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan selesai tanpa
ada bantuan dan bimbingan serta dorongan yang penulis terima. Oleh sebab itu
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
moral maupun material terutama kepada:
1. Bapak Drs. Mispani Ramli, M.Pd.I selaku Rektor IAIM NU Metro Lampung
2. Bapak Drs. Abdul Jalil, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIM NU Metro
Lampung sekaligus sebagai pembimbing I
3. Ibu Hernisawati, M.Pd.I selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini.
4. Semua dosen yang telah turut membantu dan mendorong penyelesaian penulis
skripsi ini.
5. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis berharap mudah-mudahan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya pada penulis.
Metro, Agustus 2015
Penulis
NINDIA DESITA RAHMI
NPM. 11210035
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
NOTA DINAS .................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Penegasan Judul ............................................................................. 1
B. Alasan Memilih Judul .................................................................... 4
C. Latar Belakang Masalah ................................................................. 5
D. Identifikasi Masalah ....................................................................... 10
E. Batasan Masalah............................................................................. 11
F. Rumusan Masalah .......................................................................... 11
G. Hipotesis ......................................................................................... 11
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 12
I. Metodologi Penelitian .................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 19
A. Pergaulan Bebas ............................................................................. 19
1. Pengertian Pergaulan Bebas ..................................................... 19
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pergaulan Bebas ................ 20
3. Dampak Negatif Pergaulan Bebas ........................................... 21
B. Hasil Belajar ................................................................................... 25
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 25
2. Kriteria Hasil Belajar ............................................................... 26
3. Tipe-tipe Hasil Belajar ............................................................. 28
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 30
B. Pendidikan Agama Islam ............................................................... 31
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................................... 31
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................ 33
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ....................................... 36
C. Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Siswa ............ 37
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ...................................................... 39
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................. 39
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 4 Metro ..................... 39
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 4 Metro ............................ 41
3. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Metro .............. 43
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 4
Metro ........................................................................................ 45
5. Keadaan Siswa SMP Negeri 4 Metro....................................... 46
B. Data Variabel Penelitian ............................................................... 47
1. Data Tentang Pergaulan Bebas Siswa Kelas VII ..................... 47
2. Data Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
Kelas VII .................................................................................. 51
BAB IV ANALISA DATA ................................................................................ 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 58
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Judul Skripsi ini adalah “PENGARUH PERGAULAN BEBAS
TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA
KELAS VII SMPN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
Untuk menghindari adanya pemahaman yang tidak sama dengan skripsi
ini maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang digunakan.
1. Pengaruh
Pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu benda, orang
yang turut menentukan watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.2
Jadi yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah efek yang
ditimbulkan oleh pergaulan bebas terhadap hasil belajar anak.
2. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah “salah satu bentuk perilaku menyimpang yang
mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas norma-norma.”3
Jadi, Pergaulan Bebas yang penulis maksud di sini adalah perilaku
siswa yang menyimpang yang melanggar norma-norma agama dan peraturan
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 2005, hal. 849 3 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal. 86
yang ada di sekolah. Pergaulan bebas dalam penelitian ini dibatas pada
pergaulan antar siswa dalam ruang lingkup sekolah.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah “pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.”4
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar yang
penulis maksud di sini adalah nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
4. Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiah Daradjat dkk, pendidikan agama Islam adalah “usaha
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)”5
Jadi yang dimaksud Pendidikan Agama Islam dalam adalah bidang
studi yang diberikan kepada murid sekolah terutama yang berhubungan
dengan hasil belajar, dan kemudian setelah anak tersebut telah keluar dari
lembaga pendidikan dapat memahami dan mengamalkan serta menjadikan
sebagai jalan kehidupan ditengah keluarga dan masyarakat.
4 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2011, hal. 22 5 Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal. 86
5. Siswa
Siswa atau anak didik adalah “salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar”6 Siswa yang
dimaksud disini adalah murid, pelajar Kelas VIIII SMP Negeri 4 Metro
Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
6. SMP Negeri 4 Metro
SMP Negeri 4 Metro adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama
Negeri yang terletak di Jalan Kemiri 15 A Kelurahan Iringmulyo Kecamatan
Metro Timur Kota Metro, Provinsi Lampung. Sama dengan SMP lainnya
yang ada di Indonesi, masa pendidikan sekolah di SMP Negeri 4 Metro yang
ditempuh dalam tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai kelas IX.
Sekolah ini terletak di jalan kedua Kawasan Pendidikan Kota Metro,
yang jaraknya 3 km dari pusat Kota Metro. Kondisi yang jauh dari hiruk
pikuk kehidupan kota sangat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Pada tahun 2008 sekolah ini mendapatkan status Rintisan Skolah
Bertaraf Internasional (RSBI) dan menjalin kerjasama dengan Shelton
International College, Singapura pada tahun 2012. Namun, karena
penghapusan sistem RSBI yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia pada awal tahun 2013, maka sekolah ini kembali kepada
status semulanya, yaitu sekolah standar nasional, sama seperti sekolah-
6 Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT.Rajawali Press, Jakarta, 2011,
hal. 111
sekolah bertaraf internasional lainnya di Indonesia. Sekolah ini juga telah
menggunakan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2014/2015.
Di SMP Negeri 4 Metro terdapat sistem Pendidikan Berkarakter.
Selain siswa yang cerdas, mereka juga harus memiliki karakter yang baik.
Pendidikan Lingkungan Hidup juga dikembangkan di SMP Negeri 4 Metro.
Siswa harus memiliki kecintaan terhadap lingkungan yang sekarang ini
semakin rusak.
Berdasarkan pada uraian penegasan judul tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa judul skripsi di atas mengandung pengertian sebagai suatu
proses penelitian untuk mengungkapkan sejauhmana Pengaruh Pergaulan
Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII
SMPN 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Alasan Memilih Judul
Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul
“PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMPN 4 METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015”, diantaranya yaitu:
1. Pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin tidak terkontrol, terutama
di lingkungan sekolah, sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai pergaulan
bebas siswa.
2. Siswa sekarang mengenal istilah pergaulan bebas, mereka mengartikan
pergaulan bebas kalau kita bisa melakukan perbuatan yang tanpa batas.
Padahal tidak demikian, arti yang sesungguhnya kita hanya disarankan
berteman dengan siapa saja dan apabila tema melakukan penyimpangan
jangan ditiru.
3. Hasil Belajar anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: baik faktor
yang berasal dalam diri individu anak itu sendiri (Faktor internal) maupun
yang bersumber dari luar diri individu anak (faktor eksternal).
C. Latar Belakang Masalah
Penghidupan bangsa sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan bukan hanya sekedar melestarikan dan meneruskan dari generasi ke
generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkannya.
Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu dibidang pendidikan, sebab hanya
dengan pendidikan suatu masyarakat dapat mengikuti perkembangan zaman
dalam segala bidang kehidupan. Adapun usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan, disamping melalui jalur lembaga pendidikan formal di sekolah, juga
diperlukan adanya Pergaulan Bebas.
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu
hal yang sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi
generasi yang akan datang. Terutama bagi bangsa indonesia dalam mencapai
tujuan nasional dan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing
dengan bangsa lain. Berkaitan dengan masalah pendidikan telah disebutkan tujuan
nasional dalam undang-undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II
pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuandan
membentuk watak serta peradapan bangsa dan martabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab .7
Adapun menurut Abd Rahmat Sholeh, tujuan pendidikan adalah
“membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh,dan tunduk kepada tuhan yang
Maha Esa sarta menjauhi larangan-Nya. Sehingga dapat berbahagia lahir batin
dunia akherat.”8
Dewasa ini masyarakat cendrung menginginkan kesenangan duniawi saja,
tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan akibat perbuatannya
tersebut. Terutama anak remaja sekarang. Mereka banyak menghabiskan waktu
untuk bersenang-senang tanpa ada batas. Ini akibat adanya pergaulan bebas yang
terjadi pada sekarang.
Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang
sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun
itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan
anak remaja sekarang adalah seks bebas. Biasanya para remaja melakukan
perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba
7 Undang-undang Sikdiknas, UU RI No. 20 Th. 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 7
8 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001 hal.99
sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan yang
melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya.
Merekapun melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan
bersama dengan pacar mereka.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang
pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara
lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain, yang
dapat menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit, misalnya HIV/AIDS.
Pada umumnya masyarakat lebih cendrung mengejar kesenangan dunia
saja, padahal masih ada kesenangan yang tiada akhirnya yakni di surga. Tapi
mereka tidak mempedulikan hal itu, yang paling parah mereka malah
meniggalkan amalan-amalan mereka demi kesenagan mereka. Terutama anak
remaja sekarang yang suka mencoba sesuatu yang baru dan mereka senang
melakukannya tanpa memperhatikan dampaknya.
Anak remaja sekarang mengenal istilah pergaulan bebas, mereka
mengartikan pergaulan bebas kalau kita bisa melakukan perbuatan yang tanpa
batas. Padahal tidak demikian, arti yang sesungguhnya kita hanya disarankan
berteman dengan siapa saja dan apabila teman kita itu kelakuannya menyimpan
jangan kita tiru itulah arti yang sebenarnya.
Arti pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk
manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariaanya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan.
Arti lain pergaulan bebas adalah salah satu bentuk prilaku menyimpang
yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas norma-norma. Jadi
dapat disimpulkan dari pengertian diatas pergaulan bebas adalah prilaku manusia
yang menyimpang yang melanggar norma-norma agama dan tidak ada
batasannya.
Suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh guru dalam hal ini
adalah membentuk kepribadian siswa yang baik dan guru ikut berpengaruh dalam
pergaulan yang dilakukan oleh siswa agar tidak terpengaruh oleh pergaulan beba.
Hal ini sejalan dengan tuntunan dalam ajaran agama Islam, seperti firman Allah
SWT:
Artinya : (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang
menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah
menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jatsiyah : 29)9
Dari ayat tersebut jelas bahwa setiap perilaku manusia akan dimintai
pertanggung jawabannya di hadapan Allah SWT, baik perbuatan yang buruk
maupun perbuatan yang baik. Untuk itu maka sebaiknya setiap manusia
harusselalu berusaha untuk berbuat amal kebaikan dan bergaul sesuai dengan
ajaran Islam.
“Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya”.10
Pendapat di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar merupakan pencapaian siswa dalam hal penguasaan materi pelajaran.
Untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar dihadapkan kepada berbagai factor,
baik intern maupun ekstern.
Masih rendahnya hasil belajar pendidikan agama Islam disebabkan oleh
masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman
suatu materi. Dari beberapa faktor yang sudah dijelaskan, faktor yang menjadi
faktor utama pada hasil belajar siswa yang rendah adalah faktor pergaulan bebas
di kalangan siswa. Kalangan siswa merupakan masa seorang anak memasuki
masa labil, banyak anak yang terjerumus dalam pergaulan bebas, baik perempuan
maupun laki-laki.
9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, CV. Pustaka Agung Harapan, Jakarta,
2006, hal. 722 10
Purwanto, Op. Cit., hal. 45
Berdasarkan pra survey yang penulis lakukan di SMP Negeri 4 Metro,
dihasilkan data tentang data Pergaulan Bebas dan Hasil Belajar anak. Hal itu
penulis tuliskan dalam bentuk tabel di bawah ini
Tabel 1
Data Pra Survey Tentang Pergaulan Bebas dan Hasil Belajar Siswa VII SMP
Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama siswa Pergaulan
Bebas
Hasil
Belajar Keterangan
1 Amara Sarmaeda Cukup 80 Baik Sekali
2 Ameliya Nada Khana Baik 50 Kurang
3 Danang Sulistiyono Kurang 60 Cukup
4 David Ronaldi Kurang 50 Kurang
5 Dian Nisa Oktaviana Cukup 70 Baik
6 Farhan Setia Prayoga Kurang 70 Baik
7 Feby Pristicia Baik 60 Cukup
8 Fira Rizki Amalia Cukup 50 Kurang
9 Ibnu Putra Mustika Baik 70 Baik
10 M. Afdol Fatoni Kurang 60 Cukup
Sumber : Hasil Prasurvey Tanggal 10 Januari 2015
Kriteria prestasi belajar pendidikan agama Islam:
Nilai Angka : Huruf : Keterangan
80-100
70-79
60-69
50-59
0-49
:
:
:
:
:
A
B
C
D
E
:
:
:
:
:
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal11
D. Identifikasi Masalah
11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. PT, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010 hal 223
Identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah :
1. Pergaulan Bebas kalangan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Metro yang semakin
tidak terkontrol oleh pihak sekolah berakibat pada hasil belajar siswa yang
menurun.
2. Hasil Belajar pendidikan agama Islam kelas VII SMP Negeri 4 Metro yang
masih rendah.
3. Pergaulan antar teman yang kurang memperhatikan sopan santun dalam
pergaulan.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Pergaulan bebas siswa di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas SMP
Negeri 4 Metro.
2. Hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
VII SMP Negeri 4 Metro.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Metro Tahun
Pelajaran 2014/2015?”
G. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, “hipotesis adalah “hypo” yang artinya
„dibawah‟, “thesa” yang artinya yang artinya „kebenaran‟.
Hipotesis dapat diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.”12
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Hipotesis adalah dugaan
sementara yang mungkin benar dan juga bisa salah. Dengan melihat latar
belakang masalah serta hasil pra survey dimana guru sudah berusaha
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode yang sesuai,
dan alat peraga dan lain sebagainya.
Berdasarkan keterangan dan pemikiran diatas maka penulis merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Ada Pengaruh Pergaulan Bebas
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian dalam ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pergaulan Bebas Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006.hal.71
3. Untuk mengetahui Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Metro Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi bagi pihak pengelola
SMP Negeri 4 Metro dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai bahan masukkan awal bagi penelitian lain yang berminat dalam
mengkaji permasalahan yang sama atau yang relevan dengan permasalahan
yang dibahas dalam skripsi ini.
3. Bagi penulis sendiri dalam upaya untuk mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan yang diperoleh sekaligus pula dalam memenuhi salah satu syarat
guna menyelesaikan pendidikan program sarjana Strata Satu di IAIM NU
Metro Lampung pada Tahun Akademik 2014/2015.
I. Metodologi Penelitian
Sifat dan Jenis Penelitian
Sifat Penelitian
Penulis menggunakan penelitian Kuantitatif yaitu “sesuai dengan
namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya”.13
Jadi penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian Deskriptif
Kuantitatif yaitu Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
13
Ibid, hal. 12
kecil dan mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang situasi social.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dengan penggolongan berdasarkan sifat masalah
yaitu “Penelitian kancah atau lapangan (field research), yaitu sesuai
dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya.
Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah dapat
dikeluarga, di masyarakat, dipabrik, di rumah sakit, asal semuanya
mengarah tecapainya tujuan pendidikan”.14
Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di
SMP Negeri 4 Metro.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian yang dilakukan ini terhadap dua variabel yaitu:
1. Variable bebas atau sering disebut sebagai variable yang mempengaruhi,
variable bebas dari penelitian ini adalah: “Pergaulan Bebas”.
2. Variabel terikat, variable ini dapat pula disebut sebagai variable yang
dipengaruhi, variabel terikat dalam penelitian ini adalah dijabarkan dari
“Hasil Belajar anak”.
14
Ibid, hal. 10
Populasi dan Sampel
Populasi juga dapat diartikan keseluruhan objek yang ingin diteliti.
Oleh karena itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII Di SMP Negeri 4 Metro yang berjumlah 336 orang.
Suharsimi Arikunto mengatakan “untuk sekedar ancer-ancer maka
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih
besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.”15
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 336 siswa sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah 10 % × 336 siswa = 34 siswa kelas VII SMP
Negeri 4 Metro.
Metode Pengumpulan Data
Metode Observasi
Menurut Kartini Kartono, “Observasi ialah studi yang disengaja
dan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala alam dengan
jalan pengamatan dan pencatatan”.16
Jadi observasi adalah sebuah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan
dan pencatatan.
Adapun jenis-jenis observasi dibagi menjadi dua yaitu :
15
Ibid., hal. 134 16
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosal, Mandar Maju, Bandung, 1996, hal.
157
a) Observasi partisipan. Yaitu suatu proses pengamatan bagian dalam
dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam
kehidupan orang-orang yang akan diobservasi
b) Observasi non partrispan, apabila observasi tidak ikut dalam
kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat. 17
Dari beberapa jenis observasi, penulis memakai observasi jenis
non partisipan yaitu suatu proses pengamatan dimana si obsevasi tidak
berkali-kali langsung mengadakan pengamatan atau ambil bagian dalam
kegiatan dan kehidupan yang diobservasi atau diteliti. Adapun penulis
menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang kondisi, sarana
dan prasarana serta fasilitas di SMP Negeri 4 Metro.
Metode Kuesioner
Kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.18
Prosedur yang digunakan adalah multiful choies, dengan tipe
pilihan sedangkan ketetapan pilihannya adalah sebagai berikut: a : 3, b : 2,
atau c :1. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui Pergaulan di
kalangan siswa dengan membagikan kuesioner kepada siswa.
17
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 161-162 18
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 151
Metode Interview
Metode interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
Interview adalah “suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.19
Metode ini adalah metode pokok dalam penelitian metode ini
penulis tujukan kepada Kepala SMP Negeri 4 Metro, guru Bimbingan dan
Konseling dan beberapa siswa SMP Negeri 4 Metro, sehingga diperoleh
data dan informasi tentang Pergaulan Bebas siswa.
Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau verbal yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.” 20
Dalam peneltian ini metode yang diambil adalah sebagai berikut :
sejarah berdirinya SMP Negeri 4 Metro, Struktur Organisasi SMP Negeri
4 Metro, Keadaaan penduduk SMP Negeri 4 Metro.
Metode Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian data tersebut diklasifisikan sesuai
dengan kebutuhan dan kelompoknya, kemudian dianalisa dan diolah untuk
19
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal. 113 20
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal. 231
diambil suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa
statistic yang berbentuk kwantitatif untuk mengetahui peranan variabel bebas
terhadap variabel terikat, maka penulis menggunakan rumus Chi Kwadrat,
yaitu :
h
ho
f
ff2
2
Keterangan : 2 : Chi Kuadrat
of : Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel.
hf : Frekuensi yang diharapkan dalam sample sebagai pencerminan dari
frekuensi yang diharapkan dalam populasi.21
21
Sutrisno Hadi, Statistika 2, Yogyakarta, Andi, 2004, hal. 259
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pergaulan Bebas
1. Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas berasal dari dua kata yang berdiri sendiri, yaitu
pergaulan dan bebas. “Pergaulan” berasal dari kata dasar “gaul” yang berarti
“hidup berteman (bersahabat)”. “Pergaulan” diartikan: “1) bergaul; 2)
kehidupan bermasyarakat”22
Sedangkan “bebas” berarti 1) lepas sama sekali (tidak terhalang,
terganggu dan sebagainya, sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat dan
sebagainya dengan leluasa); 2) lepas dari (kewajiban, tuntutan, perasaan takut
dan sebagainya); 3) tidak dikenakan (pajak, hukuman dan sebagainya); 4)
tidak terikat atau terbatas ol.eh aturan-aturan dan sebagainya; 5) merdeka
(tidak dijajah, diperintah atau tidak dipengaruhi oleh negara lain atau kekuatan
asing). 23
“Pergaulan bebas terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam
mengendalikan diri juga minimnya kontrol sosial masyarakat terhadap
pergaulan muda-mudi. Selain itu juga disebabkan dangkalnya pemahaman
akan arti cinta itu sendiri.”24
Jadi, pergaulan bebas adalah berteman tanpa batas, baik dalam
berbicara dan berperilaku dan sebagainya. Cinta yang dapat diatrikan
22
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2005, hal. 339 23
Ibid., hal. 118 24
Paryati Sudarman, Belajar Efektif di Perguruan Tinggi, Simbiosa, Bandung, 2004, hal. 124
kenikmatan jiwa, sebenarnya tidak hanya terbatas pada cinta erotis, yang
mendatangkan nafsu seks, tetapi mempunyai makna yang lebih luas. Misalnya
cinta orang tua kepada anak, cinta makhluk kepada Tuhannya, cinta Tuhan
kepada makhluk-Nya, cinta kepada sahabat, cinta kepada saudara, cinta ilmu,
cinta pekerjaan, cinta seorang guru kepada murid, cinta seorang murid kepada
guru, cinta suami pada istrinya dan bentuk cinta lainnya.
Bentuk-bentuk pergaulan bebas diantaranya adalah :
1) Kumpul kebo, yaitu pergaulan yang menjurus ke arah seksual antara jenis
kelamin yang berbeda tanpa adanya ikatan perkawinan.
2) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan sehingga mudah
menimbulkan tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab.
3) Keluyuran, pergi sendiri maupun kelompok tanpa tujuan, akan
menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.25
Bentuk-bentuk pergaulan bebas yang biasa ada di kalangan siswa atau
para remaja adalah Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan sehingga
mudah menimbulkan tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab dan
keluyuran, pergi sendiri maupun kelompok tanpa tujuan, akan menimbulkan
perbuatan iseng yang negatif
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pergaulan Bebas
Problematika yang paling krusial yang dialami oleh banyak orang,
khususnya pelajar adalah berkaitan dengan cinta. Jatuh cinta, pacaran, patah
hati adalah siklus klasik, yang hampir semua oarang mengalaminya termasuk
siswa. Namun dalam kenyataannya, banyak juga siswa yang mengalami
25
Elfahmi Yaman, Pergaulan Islami, Tarsito, Bandung, 2008, hal. 17
hambatan belajar di sekolah hanya karena masalah cinta. Belajar di sekolah,
boleh bergaul, boleh dekat dengan siapa saja untuk memperoleh pendewasaan
diri.
Tidak hanya di dalam belajar yang sempit, tetapi di ruang yang jauh
lebih luas yaitu ruang kehidupan nyata. Tidak hanya untuk kematangan
intelektual, tetapi juga kematangan sosial. Namun yang perlu diwaspadai
dalam proses pencarian ini jangan sampai terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Paryati Sudarman, bahwa faktor-faktor yang mempengarui pergaulan
bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan biasanya
dimulai dari adanya ketertarikan pria dan wanita dalam perjumpaan.
b. Timbulnya rasa ingin memiliki pada pasangan yang sedang bercinta.
Masing-masing akan membuktikannya, sampai mereka mengesampingkan
norma agama, hukum, adat, budaya, dan susila.
c. Setelah lepas kendali, muncul rasa menyesal dalam diri masing-masing,
merasa berdosa. Dan ketakutan akan terjadinya kehamilan selalu
menghantui keduanya. Ketakutan yang sangat mendalam, biasanya
dialami perempuan.26
Dari uraian di atas jelas, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pergalan bebas sangat kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam individu yang meliputi emosi individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu,
misalnya pengaruh lingkungan sekitar.
26
Ibid., hal. 123-124
3. Dampak Negatif Pergaulan Bebas
Arus globalisasi ternyata semakin kompleks dan semakin intensif
pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Ini akibat dari berkembangnya media
yang menyebabkan informasi budaya dengan cepat, sehingga budaya tidak
lagi bersifat lokal, akan tetapi bersifat nasional dan internasional. Kondisi ini
akan sangat wawan bagi umat manusia, khususnya peserta didik yang sedang
berkembang. Di samping itu kemajuan zaman juga ditandai oleh kemajuan
IPTEK, implikasinya adalah perubahan pesat dalam banyak bidang kehidupan
masyarakat. Salah satu hal yang menggelisahkan adalah masalah moral.
Banyak orang merasa tidak punya pegangan lagi tentang norma
kebaikan, terutama di bidang-bidang yang paling dilanda perubahan pesat.
Norma-norma lama terasa tidak meyakinkan lagi atau bahkan dirasa usang
dan tidak dapat dijadikan pegangan sama sekali. Dalam situasi ini dibutuhkan
sikap yang jelas arahnya.
Di samping, pada kenyataannya masalah pendidikan akhlak, moral dan
budi pekerti juga menghadapi banyak tantangan makin serius di era global
dewasa ini. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang memang
dapat diakses bebas oleh masyarakat misalnya, justru memperparah keadaan
keterpurukan moral masyarakat.
Banyak ayat-ayat al-Qur‟an yang memberikan informasi dan petunjuk
tentang anjuran dalam bergaul, khususnya dalam memilih teman. Hal ini
sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 118 sebagai berikut:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai
teman kepercayaanmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan
kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh telah nyata kebencian
dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat.
Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami) jika kamu
mengerti (QS. Ali Imran: 118)27
Dari ayat di atas dapat dipahami, bahwa tidaklah semua orang itu bisa
dijadikan sebagai teman karena terdapat larangan untuk menjadikan orang-
orang kafir dan Yahudi yang munafik sebagai teman jika memiliki sifat-sifat
yang terdapat dalam ayat tersebut, yaitu jika mereka selalu merusak dan
mengharapkan urusan umat Islam berada dalam kesulitan besar dan mereka
menampakkan kebencian mereka secara terang-terangan dengan mendustakan
para nabi dan kitab serta menganggap orang Islam sebagai orang yang bodoh
Berkaitan dengan hal ini, maka dalam bergaul dan berteman harus
memperhatikan siapa yang diajak berteman, bagaimana perilakunya, sehingga
anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan banyak mengalami perubahan
fisik dan psikisnya. Terjadinya perubahan tersebut telah banyak menimbulkan
27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Pustaka Agung Harapan,
Jakarta, 2006,, hal. 82
kebingungan di kalangan remaja itu sendiri, sebab pada situasi yang demikian
mereka mengalami gejolak emosi dan tekanan jiwa, sehingga mudah
menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat
(Zulki, t.th. : 63). Dengan demikian, pada masa remaja ini, ia telah dibawa
untuk melakukan hal-hal yang negatif, misalnya pergaulan bebas, seks bebas,
narkoba dan lain sebagainya.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hasan Basri yang mengatakan
bahwa “teman memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seseorang,
kadangkala dapat memberikan ketenangan dan kebahagiaan, tetapi tidak
jarang pula menjadi sumber penderitaan dan malapetaka dalam kehidupan
seseorang”28
Jadi, dari sini bisa diketahui bahwa seseorang harus hati-hati dalam
memilih teman bergaul karena pergaulan antara teman inilah yang banyak
menentukan corak kepribadian seseorang dengan mengubah akhlak seseorang
dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Akan tetapi memilih teman bergaul
itu tidak mudah. Dalam membina persahabatan yang saling menguntungkan,
maka memilih teman itu sangat sulit. Memang akan mudah mencari teman
bila seseorang tidak peduli dengan siapa teman itu, tidak peduli dengan
bagaimana tingkah lakunya, tidak peduli dengan konsekuensi-konsekuensi
yang akan diterima dan tidak peduli apakah natinya akan berakibat baik atau
akan buruk terhadap diri sendiri.
28
Basri, Etika Akhlak, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 56
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum kita membahas tentang hasil belajar coba kita menguraikan
dulu tentang belajar dengan ini apabila siswa melakukan belajar dengan baik
pasti hasil dari belajarnya juga akan baik pula. Dengan ini belajar adalah
“tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagasi aspek, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan ataupun sikap”.29
Jadi belajar disini yang dilihar adalah proses
belajarnya apabila psoses belajarnya baik maka hasil belajar pun akan baik.
Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.”30
Sedangkan menurut Nana Sudjana disebutkan bahwa hasil belajar
adalah “perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris”.31
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah tingkat perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu yang
29
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal.
85 30
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 45 31
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2011, hal. 3
berupa motivasi dan harap untuk berhasil dalam belajarnya. Dengan ini
penggunaan metode resitasi diharapkan meningkatnya hasil belajar siswa.
2. Kriteria Hasil Belajar
Untuk mengetahui kriteria hasil belajar diperlukan teknik evaluasi
belajar, sebagaimana dinyatakan oleh Ngalim Purwanto, bahwa penilaian itu
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari
umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat
digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau
yang sudah berlangsung dilaksanakan
b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data
atau informasi sampai di mana penguasaan atau pencapaian belajar siswa
terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu
tertentu.32
Sedangkan menurut Anas Sudijono bahwa terhadap hasil belajar
peserta didik ini mencakup:
a. Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-
tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran
yang bersifat terbatas;
b. Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-
tujuan umum pengajaran.33
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa untuk mengukur hasil belajar itu dengan menggunakan teknik evaluasi
belajar, sedangkan penilaian atau evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu:
32
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Roesdakarya,
Bandung, 2006, hal. 26 33
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers, Jakarta, 2009, Hal. 30
a. Evaluasi Formatif yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap selesai
dipelajari sutau unti pelajaran tertentu.
b. Evaluasi Sumatif yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir
pengajaran suatu program atau jumlah unit pelajaran tertentu.
Untuk memberikan penelitian terhadap hasil belajar digunakan dua
teknik yaitu tes formatif dan tes sumatif. Hasil penilaian akan berbentuk
informasi yang bersifat kwalitas maupun yang bersifat kwantitas.
Berdasarkan teori di atas, untuk memberikan nilai yang akan
mencerminkan hasil belajar siswa akan dipergunakan dua macam penilaian
yaitu sebagai berikut:
a. Secara kualitas seperti: baik, cukup, kurang
b. Secara kuantitas yaitu: bentuk angka dari 0 – 100
3. Tipe-Tipe Hasil Belajar
Tipe hasil belajar diharapkan dapat dicapai siswa, penting diketahui oleh
kepala sekolah dapat merancang pengajaran secara tepat dan penuh arti.
Setiap proses belajar mengajar, keberhasilannya selalu diukur seberapa jauh
hasil belahar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi proses. Tipe hasil
belajar harus nampak pada tujuan pengajaran (Tujuan instruksional) sebab
tujuan itulah yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan yang akan dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga
bidang, yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), serta bidang
psikomotorik (kemampuan), keterampilan (berprilaku). Ketiganya tidak bisa
berdiri sendiri tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sesuai
denagn tujuan yang hendak dicapai, maka ketiganya harus nampak sebagai
hasil belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus
dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran.
Menurut Gegne dalam bukunya Nana Sujana ada lima kategori tipe hasil
belajar yaitu (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi
kognitif, (d) sikap dan keterampilan motoris.34
Sedangkan menurut Benyamin Bloom secara garis besar
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni “ranah kopgnitif,
ranah efektif, ranah psikomotorik.”35
Karena dalam sistim pendidikan nasional rumus tujuan pendidikan, baik
tujuan kulikuler maupun tujuan tujuan instruksional menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom, maka pembahasan ini menurut yang
umum adalah:
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil belajar: pengetahuan
b. Tipe hasil belajar: aplikasi
c. Tipe hasil belajar: Analisis
d. Tipe hasil belajar: Sintesis
e. Tipe hasil belajar: Operasional
f. Tipe hasil belajar : Pemahaman
g. Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah
pemahaman.
2. Ranah Afektif
34
Nana Sudjana, Op. Cit., hal. 22 35
Ibid, hal. 22
a. Reciving,
b. Responding (jawaban),
c. Valueing (Penilaian),
d. Organisasi,
e. Karakteristik nilai (interalisasi nilai),
3. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak. Ada 6 tingkatan keterampilan, yaitu:
a. Gerakan Refleks (keterampilan pada gerak yang tidak sadar)
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan
c. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motorik, dan lain-lain
d. Kemampuan dibidang fisik, mesalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketetapan.
e. Gerakan-gerakan skill, muali dari keterampilan sederhana pada
keterampilan yang kompleks
f. Kemampuan yang berkenaan denagn komunilasi seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif 36
Tipe hasil belajar di atas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi tetap
berhubungan antara satu dengan yang lainnya bahkan ada dalam kebersamaan
seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu
telah berubah pula sikap dan perilakunya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar
mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan
demikian belajar berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil pengalamannya di lingkungan.
36
Ibid, hal. 22-31
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
kita bedakan menjadi dua macam:
a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni:
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang
atau tidak berbekas.
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.
Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
a) Intelegensi Siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat Siswa
d) Minat siswa
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri atas dua macam, yakni
sebagai berikut:
1) Lingkungan Sosial
2) Lingkungan Nonsosial37
Dari semua faktor di atas, dalam penelitian kali ini akan diarahkan
pada faktor eksternal yang di dalamnya guru menggunakan evaluasi dalam
pembelajaran yaitu menggunakan tes lisan untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa itu sendiri.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
37
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010, hal. 129-135
Mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah
Upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt. dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dari sisi
keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi,
dan peningkatan toleransi serta saling menghormati penganut agama lain pada
sisi lain, dalam rangka mewujudkan persatuand an kesatuan bangsa. 38
Jadi yang dimaksud dengan mata pelajaran pendidikan agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt. dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan.
Dengan demikian untuk meraih kesempurnaan akhlak, seorang harus
melatih diri dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
harus berlatih dan membiasan diri berfikir dan berkehendak baik, serta
membiasakan dan mewujudkan pemikiran dan kehendak baiknya itu dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan cara demikian seseorang akan meraih
kesempurnaan akhlak, sebab akhlak seseorang bukanlah tindakan yang
direncanakan pada saat-saat tertentu, namun merupakan keutuhan kehendak.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah:
38
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hal. 49
Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak. 39
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang
berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk
mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal,
sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari
bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya
bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama
dengan fundamen tadi, mengeratkan berdirinya pohon itu. Demikian fungsi
dari bangunan itu.
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu :
a. Dasar Yuridis/Hukum. Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan
dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal.
b. Segi Religius
39
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 86
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari
ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.
c. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana
dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa : Semua manusia di dunia ini
selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama.40
Dasar pendidikan agama Islam ada dalam Al-Qur‟an dan As Sunnah.
Di dalam ayat Al Quran yang pertama kali turun adalah berkenaan di samping
masalah keimanan juga pendidikan. Allah berfirman :
زر ق ٱ ب بكر ق ب ٱ ب ق يٱ رر لرقر لذب لرقر ١ خر ب نر ر ٱ خر لرق ق زر ق ٱ ٢ مب ق عر بكر ق رر ور
زر م ٱ ر ق يٱ ٣ ق ل ر ب لذب ل ر ٤ لق رلر ب ٱ عر ب نر ر ٱ عر لر ق ق ا لر ق يرعق ٥ مر
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.41
Dari ayat di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa seolah-olah
Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini adanya Tuhan Pencipta manusia
(dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan
memeliharannya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan
pengajaran.
Dalam sebuah hadits pun diriwayatkan bahwa :
40
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung, Cet. 2, 2005, hal. 132-133 41
Departemen Agama RI, Op. Cit., hal. 1970
ل هللا لو طري قا إل النة (رواه مسلم)ومن سلك طري قا ي لتمس فيو علما سه Artinya : ”Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke syorga.” (H.R. Muslim)42
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa barang siapa saja yang
berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga. Jadi menuntut ilmu itu wajib bagi siapa saja.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.43
Tujuan pendidikan Islam adalah ”menanamkan takwa dan akhlak serta
menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berpribadi dan
berbudi luhur menurut ajaran Islam.”44
Fungsi tujuan adalah pertama, sebagai standar mengakhiri usaha,
kedua mengarahkan usaha, ketiga merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain, keempat membatasi ruang gerak usaha agar
kegiatan dapat terfokus pada apa yang di cita-citakan, kelima
mempengaruhi dinamika dari usaha itu, keenam memberi nilai (sifat) pada
usaha-usaha itu.45
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan
42
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari Muslim, CV. Karya Utama, Surabaya, tt, hal. 30 43
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hal. 135 44
H .M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009. hal. 29 45
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010, hal. 148
Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melaksanakan pendidikan Islam.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia
menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan
berakhlak terpuji. Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada
pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi
spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social.
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Secara umum kurikulum diartikan sebagai ”suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.”46
Pada tingkat Sekolah Dasar, pendidikan agama Islam diharapkan
siswa:
1) Mampu membaca al-Qur‟an dengan benar
2) Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan qadha-
qadar
3) Terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela
dan bertatakrama dalam keidupan sehari-hari.
4) Mengenal rukun Islam dan mampu melaksanakan beribadah shalat, puasa,
zakat fitrah, dan zikir serta do‟a setelah shalat.47
Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Sunnah /
46
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal. 5 47
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., hal. 147
al-Hadits Nabi Muhammad saw, (dalil naqli). Dengan melalui metode ijtihad
(dalil naqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan
lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
D. Hubungan Pergaulan Bebas dengan Hasil Belajar
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan berbagai pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran agama islam
harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran yang bersifat procedural.
Namun permasalahan sering kali dijumpai dalam pengajaran, terutama
pengjaran agama Islam. Pengajaran agama Islam adalah bagaimana menyajikan
materi kepada peserta didik secara baik, sehingga diperoleh hasil yang efektif dan
efesien serta sering ditemukannya kurangnya pemahaman pengajar terhadap
penerapan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
Dalam memasuki masa dewasa ini kita cendrung menginginkan
kesenangan duniawi saja, tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan
akibat perbuatannya tersebut. Kita banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-
senang tanpa ada batas. Ini akibat adanya pergaulan bebas yang terjadi pada
sekarang.
Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang
sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun
itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan
anak remaja sekarang adalah Seks Bebas.
Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu
karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas,
mereka melihat adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka
bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan hal itu dengan
pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka.
Pada umumnya masyarakat lebih cendrung mengejar kesenangan dunia
saja, padahal masih ada kesenangan yang tiada akhirnya yakni di surga. Tapi
mereka tidak mempedulikan hal itu, yang paling parah mereka malah
meniggalkan amalan-amalan mereka demi kesenagan mereka. Terutama anak
remaja sekarang yang suka mencoba sesuatu yang baru dan mereka senang
melakukannya tanpa memperhatikan dampaknya.
Hasil belajar pada hakekatnya merupakan peroleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Di samping itu hasil belajar juga merupakan bentuk
perubahan dalam diri bagi individu. Nilai hasil belajar setiap bidang studi akan
membentuk unsur-unsur kelengkapan setiap pribadi individu siswa, misalnya
bidang studi akidah akhlak, akan membentuk penguasaan konsep yang berkaitan
dengan ibadah dan mu‟amalah, bidang studi keterampilan, maka akan terbentuk
skill siswa yang semakin berkembang dan demikian pula pada bidang studi
lainnya.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 4 Metro
SMP Negeri 4 Metro berdiri menggantikan SKKP Negeri Metro yang
beralamatkan di Jalan Paria 15A Metro. Hal ini terjadi setelah adanya surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :
0191/U/1980 tertanggal 11 Juli 1980, mengenai integrasi SKKP Negeri Metro
menjadi SMP Negeri 4 Metro.
Dalam Pengintegrasian SKKP Negeri Metro menjadi SMP Negeri 4
Metro, sarana dan prasarana Pendidikan SKKP Negeri Metro dan Dewan
Guru serta Staf Tata Usaha beralih status menjadi milik SMP Negeri 4 Metro.
Sedangkan yang menjadi Kepala Sekolah sejak SKKP Negeri Metro
diintegrasikan menjadi SMP Negeri 4 Metro adalah Ny. Nurmaida. Beliau
diangkat menjadi Kepala Sekolah sejak tahun 1973 sewaktu sekolah tersebut
masih bernama SKKP Negeri Metro. Beliau menjadi kepala Sekolah hingga
tahun 1992. Kemudian pada Tahun 1992 Ny. Nurmaida digantikan oleh Drs.
Haki Achyar. Pada tahun 1996 SMP Negeri 4 Metro digantikan nama
menjadi SLTP Negeri 4 Metro. Drs. Haki Achyar menjadi Kepala SLTP
Negeri 4 Metro hingga bulan Agustus 1998. Kemudian digantikan oleh Drs.
Supriyadi. Beliau menjadi Kepala SLTP Negeri 4 Metro hingga bulan April
2002. Kemudian digantikan oleh Bapak Sunanto,S.Pd hingga tahun 2004,
kemudian diganti oleh Ibu Sri Rahayu, S.Pd. sampai 2010 dan dilanjutkan
oleh Bapak ST. Riyanto Suwarno, S.Pd. Dan pada April 2015, ST. Riyanto
Suwarno, M.Pd digantikan oleh Fatimah, S.Pd, dan menjabat sebagai kepala
sekolah SMP Negeri 4 Metro hingga saat ini.
SMP Negeri 4 Metro (dikenal dengan Nepatro atau D’Lafour ),
merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak di
Jalan Kemiri 15 A Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota
Metro, Provinsi Lampung. Sama dengan SMP lainnya yang ada di
Indonesia,masa pendidikan sekolah di SMP Negeri 4 Metro di tempuh dalam
tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX.
Sekolah ini terletak di jalan kedua Kawasan Pendidikan Kota Metro,
yang jaraknya 3 km dari pusat Kota Metro. Kondisi yang jauh dari hiruk
pikuk kehidupan kota sangat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Pada tahun 2008, sekolah ini mendapatkan status Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) dan menjalin kerjasama dengan Shelton
International College, Singapura pada tahun 2012. Namun, karena
penghapusan system RSBI yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia pada awal tahun 2013, maka sekolah ini kembali kepada
status semulanya, yaitu sekolah standar nasional, sama seperti sekolah-
sekolah bertaraf internasional lainnya di Indonesia. Sekolah ini juga telah
menggunakan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2013/2014.
Di SMP Negeri 4 Metro terdapat sistem Pendidikan Berkarakter.
Selain siswa yang cerdas, mereka juga harus memiliki karakter yang baik.
Pendidikan Lingkungan Hidup juga dikembangkan di SMP Negeri 4 Metro.
Siswa harus memiliki kecintaan terhadap lingkungan yang sekarang ini
semakin rusak.
2. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Metro
VISI
Unggul Berbasis Teknologi informasi, komunikasi berdasarkan Imtaq,
Berwawasan Global Dan Berbudaya Lingkungan
MISI SMP Negeri 4 Metro
a. Tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) prcaktif dan
adaptif serta Kurikulum 2013 yang mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik
b. Terwujudkan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM)
c. Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam
pengelolaan kelembagaan sekolah dan berupaya mencapai standar ISO
9001 (2008)
d. Menjalin kerjasama dengan sekolah Bertaraf Internasional
e. Terwujudnya pengembangan administrasi sekolah dan pelayanan prima
f. Terwujudnya jaringan kerja dengan komite sekolah, dunia usaha, alumni,
instansi terkait, Bank Nasional dan lembaga – lembaga lain
g. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan sesuai dengan
tuntutan kemajuan zaman
h. Melaksanakan pembinaan kesiswaan secara intensif melalui kegiatan
OSIS dan ekstra kurikuler untuk mendorong peningkatan prestasi siswa di
bidang non akademik bertaraf internasional
i. Mengembangkan fasilitas Internet untuk pembelajaran berwawasan
Global dan mewujudkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi
j. Mengembangkan sekolah menuju ketercapaian SPM (Standar Pelayanan
Minimum) dan mengembangkan sekolah bertaraf Internasional
k. Melaksanakan pengembangan SDM pendidik dan tenaga kependidikan
l. Meningkatkan mutu proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif
dan inovatif
m. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar dan standar
kelulusan siswa bertaraf internasional
n. Mewujudkan pengembangan kegiatan kepribadian berakhlak mulia
o. Melaksanakan pengembangan kegiatan keagamaan dan pembinaan budi
pekerti
p. Melaksanakan pengembangan kegiatan di bidang penataan lingkungan
sehat serta penataan lingkungan hidup
q. Mewujudkan lingkungan sekolah sehat, bersih, asri, aman dan nyaman
serta tidak terjadinya pencermaan
r. Melestarikan lingkungan dan alam sekitar dari pencemaran
s. Melaksanakan proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar
3. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Metro
Berbagai sarana dan prasarana dimiliki SMP Negeri 4 Metro untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar, antara lain sebagai berikut :
a. Ruang Kelas yang dilengkapi dengan pendingin ruangan, proyektor,
televise, computer dan pelantang di setiap kelasnya.
b. Masjid An-Nashr.
c. Perpustakaan yang dilengkapi dengan computer untuk membuka situs –
situs pendidikan
d. Laboratorium Sains
e. Laboratorium Matematika
f. Laboratorium Bahasa
g. Laboratorium PTD ( Pendidikan Teknologi Dasar )
h. Laboratorium Komputer
i. Laboratorium Seni
j. Ruang Kepala Sekolah
k. Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
l. Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
m. Ruang Guru
n. Ruang Tata Usaha ( TU )
o. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS )
p. Ruang OSIS
q. Ruang Multimedia
r. Ruang Ekstrakurikuler
s. Ruang Satgas Anti – Narkoba
t. Ruang Bimbingan Konseling
u. Ruang Rohani Kristen
v. Botanical Research Center
w. TOGA
x. Meeting Room
y. Wi-Fi disetiap sudut sekolah
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 4 Metro
Tabel 2
Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 4 Metro
No NAMA JABATAN
1 Fatimah, S.Pd Kepala Sekolah
2 ST. Riyanto Suwarno, M.Pd Guru
3 Eny Sukartini, S.Pd Guru
4 Bambang Waluyo, M.Pd Waka Kesiswaan
5 Drs. Miwarni Guru
6 Dra. Hotimah Guru
7 Yurizal, S.Pd Guru
8 Dwi Budi Hastuti, S.Pd Kepala Lab. Matematika
9 Fitri Aprilati Asih, S.Pd Guru
10 Noor Saniyah, S.Pd Guru
11 Laila Mutiah, S.Pd Guru
12 Sri Endang Sugiarti, S.Pd Guru
13 Mubaliqin, S.Pd Waka Sarpras
14 Suhardi, S.Pd Guru
15 Sudaryati Kepala Lab. keterampilan
16 Rustinawati, S.Pd Guru
17 Suwarni, S.Pd Guru
18 Haryati, S.Pd Guru
19 Netti Herawati, S.Pd Guru
20 Dewi Paulina Sari, S.Pd Guru
21 Manoni Yuliatuni, S.Pd Waka Kurikulum
22 Sumarni, S.Pd.I Guru
23 Sri Endang Supriyatun, S.Pd Kepala Perpustakaan
24 Drs. Pairin Guru
25 Hartono, S.Pd Kepala Lab.IPA
26 Ratminingsih, S.Pd Guru
27 Yeniar Ferti,S.Pd Guru
28 Ani Rosa, S.Pd Guru
29 Eni Zuriati, S.Pd Guru
30 Supriyono, S.Pd Guru
31 Ismanto, S.Pd Guru
32 Agus Supriyanto,S.Pd Kepala Pengembang Adiwiyata
33 Anita Esterlina, S.Pd Guru
34 Ruliana Sofia, S.Pd Guru
35 Aria Septi Anggaria, M.Pd Waka Kesiswaan
36 Martono, S.Pd Guru
37 Sulistiyo Rini, S.Pd Guru
38 Puji Astuti, S.Pd Guru
39 Peni Jiwastiti, S.Pd Guru
40 Sri Rahayuningsih, S.Pd Guru
41 Sri Murdoko, S.Sn Kepala Sanggar Tari
42 Sugiono, S.Kom Guru
43 Desnawati, S.Pd Guru
44 Rodiyansyah, S.Pd Guru
45 Theresia Lisu D, S.Pd Kepala Lab. Bahasa
46 Masitoh, S.Pd Guru
47 Eryttrina, S.S Guru
48 Budi Hernawan, S.Si Guru
49 Y. Edi Wibowo, S.Th Guru
50 Fitri Ayum Sari, S.S Guru
51 Urat Tamiara P, S.Pd Guru
52 Hermiati, S.Pd Guru
53 Samsul Efendi ,ST Sekretaris Pengembang
Adiwiyata
54 Syamsul Qomar, S.Pd Guru
55 Purwanto, S.Pd Guru
56 Listiyo Prastiwi, S.Pd Guru
57 Agus‟an Ketua Staff TU
58 Mursid Sekretaris Perpustakaan
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 4 Metro
5. Data Siswa SMP Negeri 4 Metro
Tabel 3
Data Siswa SMP Negeri 4 Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015
KELAS L P JUMLAH SISWA
VII A 7 21 28
VII B 11 17 28
VII C 7 21 28
VII D 12 16 28
VII E 14 14 28
VII F 12 17 29
VII G 13 15 28
VII H 12 15 27
JUMLAH 88 136 224
VIII A 11 12 23
VIII B 9 15 24
VIII C 10 14 24
VIII D 10 14 24
VIII E 9 14 23
VIII F 11 13 24
VIII G 10 14 24
VIII H 11 13 24
JUMLAH 81 109 190
IX A 10 15 25
IX B 6 16 22
IX C 6 19 25
IX D 8 16 24
IX E 10 13 23
IX F 8 14 22
IX G 12 13 25
IX H 9 14 23
JUMLAH 69 120 189
JUMLAH
TOTAL 238 365 603
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 4 Metro
B. Data Variabel
1. Data Tentang Pergaulan Bebas
Untuk mengetahui data mengenai pergaulan bebas yang digunakan
oleh guru pendidikan Agama Islam di kelas VII SMP Negeri 4 Metro maka
penulis membagikan anget kepada responden yaitu siswa.
Penulis memasukkan kepada table dengan menggunakan skor
penilaian dan rincian sebagai berikut :
1. Untuk yang memilih alternative jawaban a skor 3
2. Untuk yang memilih alternative jawaban b skor 2
3. Untuk yang memilih alternative jawaban c skor 1
Berikut ini penulis kemukakan hasil nilai angket dalam sebuah tabel
berikut ini:
Tabel 6
Data Angket Tentang Pergaulan bebas di Kelas VII SMP Negeri 4 Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Responden Item Jawaban
Jumlah Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Amara Sarmaeda 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
2 Ameliya Nada K 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 27 Baik
3 Danang Sulistiyono 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 24 Cukup
4 David Ronaldi 3 3 2 3 2 1 2 3 3 2 24 Cukup
5 Dian Nisa Oktaviana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
6 Farhan Setia P. 2 2 3 3 3 1 1 2 2 2 18 Kurang
7 Feby Pristicia 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 26 Cukup
8 Fira Rizki Amalia 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 21 Kurang
9 Ibnu Putra M. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
10 M. Afdol Fatoni 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 Baik
11 Endang Yulia 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 25 Baik
12 Annisa Dwi L. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
13 Rika Rahmawati 2 2 3 1 3 1 3 3 3 3 24 Cukup
14 Meta Khoirotun 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28 Baik
15 Siti Rohyani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
16 Khoirul Amri 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 27 Baik
17 Bagus Jumono 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
18 Nrul Siti Fadilah 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 Baik
19 Nuri Qurrota A. 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 Baik
20 Sugiyarti 1 2 3 2 3 1 3 3 3 2 23 Cukup
21 Nur Fitriyana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
22 Sumarmi 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 27 Baik
23 Safitri Delina 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
24 Safitri Mukarom 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 27 Baik
25 Eka Lestari 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28 Baik
26 Andi Prasetyo 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
27 Kuswanto 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 23 Cukup
28 Andi Subara 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 27 Baik
29 Reno Sugandi 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 28 Baik
30 Sandi Supriyanto 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21 Kurang
31 Teguh Prakoso 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
32 Reni Aprilia 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 23 Cukup
33 Dwi Prasetyo 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Baik
34 Andi Bagaskara 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28 Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, yang mendapat kriteria :
a. Baik 27-30 sebanyak 24 siswa
b. Cukup 23-26 sebanyak 8 orang
c. Kurang 18-22 sebanyak 3 siswa
Berdasarkan data di atas kemudian dicari interval kelasnya dengan
rumus :
K
NRNTI
=
3
1830 = 4
3
12
I : Interval
NT : Nilai Tertinggi
NR : Nilai Terendah
K : Kategori/Kelas
Tabel 7
Distribusi Frekuensi tentang Pergaulan bebas di Kelas VII SMP Negeri 4
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Interval Frekuensi Kategori Persen
1.
2.
27-30
23-26
24
8
Baik
Cukup
70,58 %
23,59 %
3. 18-22 3 Kurang 8,82 %
JUMLAH 34 - 100 %
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat penulis jelaskan
sebagai berikut :
1) Jumlah sampel yang memperoleh skor nilai 27-30 sebanyak 24 orang atau
mencapai 70,58 % dengan kategori baik
2) Jumlah sampel yang memperoleh skor 23-26 sebanyak 8 orang atau
mencapai 23,59 % dengan kategori cukup
3) Jumlah sampel yang memperoleh skor 18-22 sebanyak 3 orang atau
mencapai 8,82 % dengan kategori kurang
Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas yang termasuk kategori
baik ada 24 siswa atau70,58 %. Cara mengatasi pergaulan bebas di kalangan
remaja yaitu :
1. Mengisi waktu kosong dengan kegiatan positif
2. Cara bergaul, harus memilih teman
3. Orang tua lebih akrab dengan anak
4. Lingkungan sekolah yang mempengaruhi.
5. Membatasi waktu siswa keluar rumah
6. Dilarang pacaran
7. Pengamanan sekolah
2. Data Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015
Selanjutnya untuk mengetahui data mengenai hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri 4 Metro dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam,
yaitu diambil dari hasil nilai ulangan harian. Berikut ini penulis kemukakan
hasil nilai siswa kelas VII mata pelajaran pendidikan Agama Islam dalam
sebuah tabel berikut ini:
Tabel 8
Data Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMP
Negeri 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam Keterangan
1 Amara Sarmaeda 55 Kurang
2 Ameliya Nada Khana 50 Kurang
3 Danang Sulistiyono 70 Baik
4 David Ronaldi 60 Cukup
5 Dian Nisa Oktaviana 68 Cukup
6 Farhan Setia Prayoga 55 Kurang
7 Feby Pristicia 78 Baik
8 Fira Rizki Amalia 75 Baik
9 Ibnu Putra Mustika 75 Baik
10 M. Afdol Fatoni 55 Kurang
11 Endang Yulia 65 Cukup
12 Annisa Dwi L. 50 Kurang
13 Rika Rahmawati 75 Baik
14 Meta Khoirotun 75 Baik
15 Siti Rohyani 75 Baik
16 Khoirul Amri 75 Baik
17 Bagus Jumono 55 Kurang
18 Nrul Siti Fadilah 70 Baik
19 Nuri Qurrota A. 65 Kurang
20 Sugiyarti 70 Baik
21 Nur Fitriyana 55 Kurang
22 Sumarmi 60 Cukup
23 Safitri Delina 55 Kurang
24 Safitri Mukarom 78 Baik
25 Eka Lestari 75 Baik
26 Andi Prasetyo 75 Baik
27 Kuswanto 50 Kurang
28 Andi Subara 60 Cukup
29 Reno Sugandi 50 Kurang
30 Sandi Supriyanto 60 Cukup
31 Teguh Prakoso 50 Kurang
32 Reni Aprilia 70 Baik
33 Dwi Prasetyo 65 Cukup
34 Andi Bagaskara 55 Kurang
Dengan indikator :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, yang mendapat kriteria :
a. Baik 75-80 sebanyak 15 siswa
b. Cukup 60-74 sebanyak 7 orang
c. Kurang > 55 sebanyak 13 siswa
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak yang memiliki hasil belajar yang
baik berjumlah 15 siswa atau 43 %, anak yang memiliki hasil belajar yang
cukup berjumlah 7 siswa atau 20 % dan anak yang memiliki hasil belajar yang
kurang berjumlah 13 siswa atau 37 %. Maka hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan Agama Islam dengan jumlah 15 siswa atau 43 %
termasuk dalam kategoi baik.
BAB IV
ANALISA DATA
Di dalam bab ini telah dikemukakan bahwa data untuk melihat ada tidaknya
Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
Kelas VII SMPN 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015 ini dengan menggunakan
rumus Chi Kwadrat dengan rumus :
h
ho
f
ffX
2
2
Keterangan :
2X : Chi Kuadrat
of : Frekuensi yang diperoleh observasi dalam sample
hf : Frekuensi yang diharapkan dalam sample pencerminan dari frekuensi
yang dharapkan dalam populasi.
Dengan berdasarkan tabel pergaulan bebas terhadap hasil belajar siswa, maka
dapat diperoleh data frekuensi yang diobservasi (fo) yaitu :
Tabel 9
Data Hasil Pergaulan Bebas Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas VII SMPN 4 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015
No Variabel Penelitian Kategori Total
1 Pergaulan Bebas Baik Cukup Kurang 34 = rN
24 8 3
2 Hasil belajar PAI Baik Cukup Kurang 34 = rN
15 7 13
Jumlah 39 = CN 15 = CN 16 = CN 68
Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka di atas dalam
sebuah tabel untuk memperoleh harga Chi Kuadrat hitungnya. Adapun tabel
tersebut adalah :
Tabel 10
Perhitungan Memperoleh Harga Chi Kuadrat
No of
N
rCf NN
h
( of - hf ) 2ho ff
h
ho
f
ff2
1 24 5.19
68
3439
-4,5 20,25 0,84
2 8 5.7
68
3415
-0,5 0,25 0,03
3 3 8
68
3416
5 25 8,33
4 15 5.19
68
3439
-4,5 20,25 0,84
5 7 5.7
68
3415
-0,5 0,25 0,03
6 13 8
68
3416
5 25 8,33
Jumlah 68
h
h
f
ff2
0
4,18
Dari perhitungan di atas, diperoleh harga Chi Kuadrat hitung ( 2X hit)
sebesar 18,4.
Kemudian Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai 2X tab
Ha : Ada Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas VII SMPN 4 Metro Tahun Pelajaran
2014/2015.
Setelah diketahui harga Chi Kuadrat hitungnya, maka harga Chi Kuadrat
hitung tersebut dikonsultasikan dengan harga Chi Kuadrat tabel dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Db = (c-1) (r-1)
Keterangan:
c = jumlah kolom
r = jumlah baris
Db = (c-1) (r-1)
= (3 – 1) (2 – 1)
= (2) (1)
= 2
Dengan menggunakan db sebesar 2, maka dapat diperoleh harga Chi
Kuadrat tabel ( 2X tab) sebagai berikut :
- pada taraf signifikan 5 % diperoleh harga Chi Kuadrat ( 2X tab) = 5.991
- pada taraf signifikan 1 % diperoleh harga Chi Kuadrat ( 2X tab) = 9.210
Karena nilai 2
hitX yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai Chi Kuadrat yang ada pada tabel baik pada taraf
signifikansi 5 % maupun taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat
disederhanakan menjadi 5.991 < 18,4 > 9.210.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ada Pengaruh Pergaulan
Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMPN 4
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan demikian hipotesis alternative diterima
dan hipotesis nihil ditolak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis memperhatikan kondisi di lapangan, meneliti, menganalisa
dan mengolah data, sebagai bukti diterima dan ditolaknya hipotesa penulis, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Ada Pengaruh Pergaulan
Bebas Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII SMPN 4
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dengan diperolehnya karena
nilai 2
hitX yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai 2X tab interpretasi yang ada pada tabel baik pada taraf signifikansi
5 % maupun taraf signifikansi 1 %, maka dengan demikian dapat disederhanakan
menjadi 5.991 < 18,4 > 9.210. Untuk mengatasi pergaulan bebas dapat dilakukan
dengan cara :
1. Mengisi waktu kosong dengan kegiatan positif
2. Cara bergaul, harus memilih teman
3. Orang tua lebih akrab dengan anak
4. Lingkungan sekolah yang mempengaruhi.
5. Membatasi waktu siswa keluar rumah
6. Dilarang pacaran
7. Pengamanan sekolah
B. Saran-Saran
1. Bagi para siswa SMP Negeri 4 Metro hendaknya selalu aktif dan patuh dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan cara bersikap yang baik,
disiplin, tekun dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku, serta berusaha
untuk meningkatkan prestasi belajar sebagaimana yang menjadi harapan para
guru lebih-lebih orang tuanya di rumah.
2. Bagi para guru SMP Negeri 4 Metro hendaknya lebih disiplin lagi dalam
melakukan pengajaran. Maka sebagai pendalaman pengetahuan agama dengan
kegiatan dilakukan di luar jam sekolah akan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
3. Dukungan dari semua unsur sekolah dan wali murid hendaknya turut serta
dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan dukungannya kepada
siswa agar giat belajar sehingga dapat meningkatkan pengamalan ajaran
agama Islam untuk menjadi seorang muslim yang kaffah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT.
Remaja Rosda Karya, Bandung, Cet. 2, 2005
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 2011
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers, Jakarta, 2009
Arifin, H .M. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
Basri, Etika Akhlak, Rineka Cipta, Jakarta, 2000
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, CV. Pustaka Agung Harapan,
Jakarta, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 2005
Elfahmi Yaman, Pergaulan Islami, Tarsito, Bandung, 2008
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari Muslim, CV. Karya Utama, Surabaya, tt
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosal, Mandar Maju, Bandung, 1996
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Ar-Ruzz
Media, Jogjakarta, 2011
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. PT, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010
____________, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2011
Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
_________. Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 2011
_________. Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2010
Ngalim Purwanto, M. Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja
Roesdakarya, Bandung, 2006
Paryati Sudarman, Belajar Efektif di Perguruan Tinggi, Simbiosa, Bandung, 2004
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010
Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT.Rajawali Press,
Jakarta, 2011
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebagai Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006
Sutrisno Hadi, Statistika 2, Yogyakarta, Andi, 2004
Undang-undang Sikdiknas, UU RI No. 20 Th. 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2009
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009