KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT baik atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah ini
dengan baik dan bermamfaat bagi kita semua, semoga makalah ini dapat berguna dalam
kehidupan kita sehari-hari baik pada masa kini maupun masa yang akan datang bagi penerus
kami nanti.
Dalam menyusun makalah metodologi studi islam ini penulis sangat
berterimakasih kepada allah yang sudah memberikan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan penulis juga telah mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua masing-masing anggota penulis serta saudara-saudara
penulis yang telah mendukung penulis dalam do’a dan memberikan
semangat.
2. Maidar Darwis, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Tapaktuan.
3. Muhsin, M.A selaku ketua Program PAI serta dosen Metodologi Studi
Islam Sekolah Tinggi Agama Islam tapaktuan.
4. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat di sebut namanya satu
persatu untuk kebaersamaan dalam suka cita.
Penulis menyadari bahwa makalah yang di tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis selalu terbuka untuk saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan tulisan ini
kedepan.
PENULIS
KELOMPOK I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………i
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………….ii
Latar belakang…………………………………………………1
Tujuan………………………………………………………….1
BAB II : PENBAHASAN………………………………………………2
Pengertian metode, metodologi, dan pendekatan……………...2
Arti dan lingkup studi islam…………………………………….
Urgensi mempelajari metodologi studi islam………………..
Aspek-aspek sasaran studi islam…………………………..
Pertumbuhan studi islam dulu dan sekarang………………
BAB III : PENUTUP………………………………………………….
Kesimpulan………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Istilah “metodologi” berasal dari bahasa Yunani, yakni methodos dan logos.
Methodos berarti cara, kiat, dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan
Sesutu.pendekatan maksudnya adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian sebuah
studi atau penelitian.
Meengingat daerah koloni pada umunya adalah Negara-negara yang banyak
didomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga mau tidak mau mereka
harus paham tentang budaya lokal. Umat islam saat ini berada dalam kondisi
problematik dan lemah dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam
posisi problematis itu, jika mereka hanya berpegangan pada ajaran-ajaran islam
hasil penafsiran ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun
menurun dan dianggapnya sebagai ajaran yang sudah mapan, sempurna dan sudah
paten, serta tidak ada keberanian untuk melekukan pemikiran ulang.
Tujuan
Tujuan pengantar metodologi studia islam adalah untuk mengetahui bagaimana
caranya, pandekatannya terhadap islam. dan supaya semua yang membaca
makalah ini bisa membedakan bagimana studi islam yang dulu dan studi islam
yang sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
METODE
Metode berasal dari bahasa Yunani, metode merupakan langkah-langkah praktis
dan sisitematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah bersifat aplikatif. Metode dalam suatu
ilmu dianggap sudah bisa mengantarkan seseorang mencapai kebenaran dalam ilmu tersebut. Oleh
karena itu, ia sudah tidak diperdebatkan lagi karena sudah disepakati oleh komunitas ilmuan dan bidang
ilmu terebut.
METODOLOGI
Istilah “metodologi” berasal dari bahasa Yunani, yakni methodos dan logos. Methodos
berarti cara, kiat, dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya mengupayakan sesuatu.
Sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala, dan wawasan. Dengan demikian,
metodologi adalah pengetahuan tentang metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau
penelitian. Bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan yang benar? Untuk mendapatkan
pengetahuan itu, kita harus mengetahui metode yang tepat untuk memperolehnya.
Selain itu, metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode. Jadi, metodologi
pengetahuan adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang di pergunakan dalam penelitian.
Louay Safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan
dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena alam
dan manusia, atau dengan redaksi yang lain, “metodologi” adalah bidang penelitian ilmiah yang
membenarkannya, medeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai
metode ilmiah.
PENDEKATAN
Istilah” pendekatan” merupakan kata terjemahan dari bahasa Inggris, approach. Maksudnya
adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian sebuah studi atau penelitian.
Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini
untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam
pengkajian atau penelitian itu sendiri. Setiap disiplin ilmu memiliki kekhususan metodologi
sebab tidak ada sebuah metode yang dapat digunakan dalam semua disiplin ilmu. Jika seorang
pengkaji telah menentukan pendekatan yang digunakannya, akan dengan mudah terbaca langkah-
langkah metodologi yang digunakannya.
ARTI DAN LINGKUP STUDI ISLAM
Secara material, ruang lingkup kajian keislaman dalam tradisi sarjana barat (orientalism scholar)
meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, pemikiran, teks, sejarah dan institusi-institusi
keislman. Pada awalnya ketertarikan sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih karena
kebutuhan akan penguasaan daerah koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah
Negara-negara yang banyak dodomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga mau tidak
mau mereka harus paham tentang budaya lokal. Kasus ini dapat di lihat pada perang Aceh.
Islam di paham dari sisi ajaran, doktrin dan pemahaman masyarakat dengan asumsi dapat
diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Seteleh itu, pemehaman yang telah menjadi
input bagi kum orientalis di ambil sebagai dasar kebijakan oleh para penguasa kolonial yang
tentunya lebih menguntungkan mereka ketimbang rakyat banyak di wilayah jajahannya. Hasil
studi ini sesungguhnya lebih menguntungkan kaum penjajah, atas dasar masukan ini, para
penguasa kolonial dapat mengambil kebijakan daerah koloni dengan mempertimbangkan budaya
lokal. Setelah mengalami katerpurukan. Dunia islam mulai bangkit melalui para pembaharu yang
telah tercerahkan. Dari kelompok ini muncullah gagasan agar umat islam mengejar
ketertinggalannya dari dunia lain.
Dari pemikiran para pembaharu inilah, akhirnya muncul minat para orientalis untuk mengkaji
substansi gagasan dan ide para sarjana di kalangan dinia islam. Kajian terhadap teks,naskah, dan
karya-karya klasik menjadi perhatian utama sarjana Barat, yang sedang mengedepankan hasil
penelitiannya untuk mendukung kepentingan kaum kolonial.
Kajian keislaman yang dilakukan oleh para Sarjana Barat memeng lebih mengarah pada sikap
kritis terhadap islam dan peradabannya.kendatipun diketahui bahwa pada awal kajiannya mereka
bersifat “kurang paduli” untuk mengetahui bagaimana Islam di pahami oleh umatnya, pada
perkembangan berikutnya, para sarjana Barat mulai menyadari akan pentingnya perubahan
dalam menatap dunia islam dan pemikirannya.
Sebelum pandekatan fenomenologis, pendekatan kolonialis di gandrungi oleh para pengkaji
keislaman di kalangan sarjana Barat. Dengan pengkajian terhadap islam dengan objektif, mereka
lebih banyak mencari kelemahan ajaran islam sehingga hasil kajiannya dapat dijadikan sebagai
rujukan pengambil kebijakan pemerintah kolonial. Namun, penggunaan pendekatan ini tidak
dapat berlangsung lama mengingat tumbuhnya kesadaran di tengah sarjana Barat bahwa
memusuhi islam dan umatnya tidaklah membuat lemah para pemikir islam.
URGENSI MEMPELAJARI METODOLOGI STUDI ISLAM
Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat
mengarahkan kita untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran islam
yang merupakan warisan doktriner yang di anggap sudah mapan.
Pada saat ini umat islm sedang menhadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern,
studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi islm di tuntut untuk membuka diri terhadap
masuknya dan digunakannya pendekatan-pendekatan yng bersifat objektif dan rasional.
1. Umat islam saat ini berada dalam kondisi problematis
saat ini umt islam masih berada dalam posisi pinggiran dan lemah dalam segala
bidang kehidupan social budya. Dalam kondisi ini umat islam harus bisa melakukan
erakan pemikiran yang dapat mengahasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan
operasional untukmengantispasi perkembangan dan kemajuan tersebut.
Dalam posisi problematis, jika mereka hanya berpegang pada ajaran-ajaran islam hasil penafsiran
ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun menurun dan dianggapnya sebagai
ajaran yang sudah mapan, sempurna dan sudah paten, serta tidak ada keberanian untuk
melakukan pemikiran ulang.
2. Umat manusia dan peradaban berada dalam suasana problematic
Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah
membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia yang di
kenal dengan era globalisasi. Dunia tampak sebagai suatu kesatuan system yang saling
memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak ad satu bangsa dan
Negarapun yang bisa berdiri sendiri secara terpisah dari bangsa dan Negara lainnya.
Pada suasana semacam ini tentunya umt manusia membutuhkan adanya atuaran-aturan,
nilai-nilai dan norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal dan
diakui atau di terima oleh semua bangsa. Hal ini diperlukan demi terciptanya kehidupan
yang aman dan damai di antara mereka dan terjalinnya saling kerja sama dan tolong
menolong antara mereka guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup dalam
kehidupan umat manusia di Dunia.
ASPEK-ASPEK SASARAN STUDI ISLAM
Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang belum
serasi, dalam bidang agama terdapat sifat dogmatis, aspek sasaran studi islam meliputi
beberapa hal:
1. Aspek sasaran keagamaan
Kerngka ajaran yang terdapat di dalam al-quran dan hadits tetap dijadikan sasaran
sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercerai dari teks dan konteks.
Elemen dasar keislaman yang harus dijadikan pegangan pertama, islam sebagai
norma juga merupakan pengalaman universal dan kemanusiaan.
Sasaran studi islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran
islam, pokok-pokok ajaran islam, sejarah islam dan aplikasinya dalam kehidupan.
Studi islam dapat mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa
di analisis dengan kebijakan empiris yang kebenarannya relatif.
2. Aspek sasaran keilmuan
Studi keilmuan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metadologis, empiris dan
historis dengan demikian satu islam sebagai aspek sasaran keilmuan
membutuhkan berbagai pendekatan. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada
pemikiran rasional. Oleh Karena itu kajian keislaman yang bernuansa islamiah
meliputi aspek kepercayaan normatif, dogmatif yang bersumber dari wahyu dan
aspek prilaku manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan.
3. Aspek spiritual
yang mana dalam artinya menunjukkan hubungan antara manusia dengan
tuhannya. Lebih dalamnya aspek ini berarti mewujudna adanya ikatan yang harus
di peganag dan ditaati oleh para penganutnya, sebagai bentuk penghambaan dan
kepatuhan terhadap segala ketentuan yang telah di gariskan oleh allah.
4. Aspek horizontal
hubungan antara manusia dengan manusia yang merupakan salah satu fitrah
insaniah yang dimiliki manusia, hubungan dengan alam semesta termasuk
didalamnya hewan dan tumbuhan serta lingkungan dimana manusia hidup, setelah
membahas tentang pengertian studi islam juga memilki tujuan yang untuk
menunjukkan relasi islam dengan berbagai aspek kehidupan manusia.
PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DULU DAN SEKRANG
Masa Rasulullah
Pada masa Rasulullah transpormasi ilmu dilakukan secara lisan, rasul telah
mengembangkan bibit pengembangan studi islam terutama tafsir dan ushul fiqh. Hadits adalah
penafsiran rasul terhadap al-quran yang didalamnya terdapat metode penerapan hukum.
Masa pasca rasulullah
Mulai muncul tradisi laterar di mulai dengan pengumpulan al-quran (masa
khalifaurrasyidin), hadits juga mulai di kumpulkan dan di tuang dan dituang dalam sebuah kitab
(masa dinasti abasiyah). Para muhaddisin juga menyusuri kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits
dengan kategori shahih, hasan dan dhaif. Perkembangan studi islam mencapai puncaknya pada
masa abasiyyah. Studi islam yang dikembangkan hanya meliputi ilmu normative islam yang
bersumber pada teks agama.
Studi islam di Dunia Barat
Kajian baru terhadap islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang ketimuran
kajian awal yang dilakukan orientalisme yang di selenggarakan di perguruan tinggi di Barat
memandang umat islam sebagai bangsa primitive. Kajiannya difokuskan Pada al-quran da Nabi
Muhammad secara ilmiah yang hasilnya menyudutkan ajaran umat islam. Pendekatan yang
digunakan para orientalis bersifat lahiriyah (eksternalisasi) agama islam hanya di pandang dari
sisi luarnya menurut sudut pandang Barat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode berasal dari bahasa yunani, metode merupakan langkah praktis
dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah bersifat
aplikatif. Metodologi studi islam merupakan solusi agar islam tidak mudah di
salah pahami oleh oursider non (muslim).
Urgensi mempelajari studi islam, seiring berkembangnya zaman
mempelejari metologi studi islam diharapkan dapat mengarahkan kita untuk
mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran ajaran islam yang
merupakan warisan doktriner yang di anggap sudah mapan.
Aspek-aspek sasaran studi islam
Aspek sasaran keagamaan
Aspek sasaran keilmuan
Aspek sasaran spiritual
Aspek sasaran horizontal
Pertumbuhan studi islam dulu dan sekarang
Masa Rasulullah
Masa pasca Rasulullah
Studi islam di Dinia Barat
Top Related