Download - makalah leukimia

Transcript
Page 1: makalah leukimia

MAKALAH

tentang

“LEUKIMIA”

Oleh Kelompok IV :

1. Annisa Khaidir2. Atika Yulia Dewi3. Cut Yanti4. Diana Oktaviani5. Elsa Abel Nuine6. Febrian Rahmat Suwandi SN7. Fernando

8. Mulliyanti9. Mutiara Rahayu10. Refika Rahmi11. Ruri Marhamah Vina S12. Sari Afma Yuliane13. Senci Napeli Wulandari

Dosen Pembimbing

Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep

Dosen Pakar

Elmi. M. Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI

SUMATERA BARAT BUKITTINGGI

PRODI S1 KEPERAWATAN

Page 2: makalah leukimia

2013/2014

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami

dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi

tugas Tutorial. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah

wawasan secara meluas.

Dalam menyelesaikan makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan

dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin

menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu  Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Tutorial

7 & 8 yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan

kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.

2. Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik

moril maupun materil.

3. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini.

4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut membantu

penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan

dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Bukittinggi,27 Oktober 2014

Tim Penulis

Page 3: makalah leukimia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB l Pendahuluan ...............................................................................................1

Latar Belakang ...............................................................................................1

Rumusan Masalah ...............................................................................................2

Tujuan Penulisan ...............................................................................................2

BAB ll Pembahasan ...............................................................................................3

1. Mengklasifikasi Istilah Asing........................................................................................3

2. Menentukan Masalah ...............................................................................................3

3. Analisa Masalah ...............................................................................................4

4. Menentukan LO ................................................................................................

5. Asuhan Keperawatan ................................................................................................

BAB lll Penutup ..............................................................................................27

Kesimpulan ..............................................................................................27

Kritik dan Saran ..............................................................................................27

Daftar Pustaka ..............................................................................................28

Page 4: makalah leukimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak

terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan

mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya

masih berinti (disebut megakariosit) putih (neoplasma hematology).

Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma

hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang

menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang

bisa bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.

Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko

anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian

dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip

dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam,

mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang

menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan

akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga

Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain

adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening.

Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang dewasa, karena

mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan

bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak

terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan

pengobatan yang intensif.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah Pengertian Dari Leukimia?

b. Apakah Etiologi Dari Leukimia?

Page 5: makalah leukimia

c. Apakah Patofisiologi Dari Leukimia?

d. Apakah Manifestasi Klinis Dari Leukimia?

e. Apakah Komplikasi Dari Leukimia?

f. Apakah Tanda Dan Gejala Dari Leukimia?

g. Apakah Epidemiologi Dari Leukimia?

h. Apakah Penatalaksanaan Dari Leukimia?

i. Apakah Fungsi Advokasi Perawat Terhadap Pasien Leukimia?

j. Apakah Askep Dari Leukimia?

1.3. Tujuan

Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses

asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien Leukimia.

\

Page 6: makalah leukimia

BAB II

PEMBAHASAN

Sering Mimisan

1.1. Mengklasifikasi Istilah Asing

SMRS : Sebelum Masuk Rumah Sakit

Konjungtiva Anemis : Kurang darah pada membran tipis bening yang melapisi

permukaan bagian kelopak mata

Hb( Haemoglobin) : Metabolisme protein yang mengandung zat besi didalam sel

darah merah untuk mengangkut Oksigen ke seluruh tubuh

Akral : Ujung kaki/Jari

1.2. Menentukan Masalah

Suhu tubuh yang tingi

Penderita leukemia akan mengalami demam berkepanjangan, akibat sel darah

putih tidak normal ( peningkatan leukosit ) sehingga kuman yang masuk tidak

dapat di lawan oleh sel darah putih tersebut sehingga akam rentan terkena infeksi

dan sering demam.

Mimisan

An. D (7 tahun) datang ke IGD diantar oleh orangtuanya dengan keluhan demam tinggi dan

keringat dingin. Demam dirasakan 3 hari SMRS mengeluh nyeri perut (terutama ulu hati)

yang tak tertahankan. Pasien juga merasa badan lemas, pusing berputar-putar, BAB normal

tiap hari, BAK lancar, nafsu makan menurun karena setiap makan terasa mual. Orang tua

An.D mengatakan An.D sering mimisan sejak 1 tahun yll. Pasa pemeriksaan fisik, ditemukan

vital sign sbb : suhu 38,8 C, nadi 110x/ menit, pernapasan 24 x / menit, dan TD 120/70

mmHg. Konjungtiva anemis ditemukan pada pasien ini. Pada pemeriksaan ekstremitas

diperoleh akral dingin. Dari pemeriksaan penunjang darah ditemukan Hb yang turun yakni

2,2 g/dl dan angka leukosit yang meningkat 92.000/ul.

Page 7: makalah leukimia

Karena pecahnya selaput pembuluh darah di akibatakan suhutubuh meningkat.

Nyeri perut

Sel leukemia dari sumsum tulang keluar bersama aliran darah , dapat mengendap

di ginjal,hati dan limpa sehingga timbul rasa nyeri, karena rasa nyeri tersebut

mengakibatkan kehilangan nafsu makan dan nafsu makan menurun

Akral dingin

Akibat dari suhu tubuh meningkat ( demam tinggi )

HB turun

Terjadi perkembangan upnoramal sel darah putih sehingga dapat terjadi

konjungtiva anemis

Pusing

Karena mimisan dan terjadi penurunan HB

1.3. Analisa

Setelah melihat dan mencermati masalah-masalah yang dialami Klien, maka

dapat disimpulkan bahwa Klien menderita penyakit Leukimia

Page 8: makalah leukimia

LEUKIMIA

A. Pengertian

Leukimia adalah Proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai

bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan anemia,

trombositepena, dan di akhiri dengan kematian.( Menurut Kapita Selekta Kedokteran)

Leukimia adalah Keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem

hemotopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah tidak terkontrol dan pada

sel-sel darah merah namun sangat jarang(Menurut Danielle,1999)

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan

pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and

Bare, B.G, 2002 : 248 ).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa

proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-

sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan

tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).

B. Etiologi

Penyebab yang pasti belum dikenal akan tetapi terdapat faktor yang terbukti

dapat menyebabkan terjadinya leukimia yaitu :

Faktor genetic

Radiasi

Obat-obatan imanosupresif, kardiogenik,seperti drethyislibestrol

Kelainan kromoson

Virus

Page 9: makalah leukimia

Terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

Genetik

Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita

kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s

Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma

Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan

neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini

dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau

C-group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.

2 Saudara kandung

Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana

kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga

pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 ) .

Faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom

dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan

insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985;

Wilson, 1991 ) .

Virus

Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan

leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan adanya

RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada

sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA

yang menyebabkan leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang

terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell

Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus

ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).

Bahan Kimia dan Obat-obatan

Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan peningkatan

insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen.

( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan

Page 10: makalah leukimia

dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene

oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 ) .

Obat-obatan

Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat

mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML . Kloramfenikol,

fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum

tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).

Radiasi

Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada pasien-

pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti

peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan

bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat

terapi radiasi misal : pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para

radiologis.

Leukemia Sekunder

Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut

Secondary Acute Leukemia ( SAL ) atau treatment related leukemia . Termasuk

diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara . Hal ini

disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif

selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA . Leukemia biasanya

mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak

diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu

(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya

leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down

dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

C. Patofisiologi

Leukemia mempunyai sifat khas prolifesi tidak teratur / akumulasi sel darah putih

dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal. Ada 2 masalah terkait

dengan sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah

putih yang sangat meningkatakan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan

produksi erotiosit mengakibatkan anemia, trombosit Mid menurun mengakibatkan

trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit.

Page 11: makalah leukimia

Adanya trombositopen mengakibatkan mudahnya terjadi pendarahan dan keadaan

leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi.sel-sel kanker darah putih yang dapat

menginfeksi darah sum-sum tulang dan periosetelum yang dapat mengakibatkan tulang

menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltasi keberbagian organ seperti otak,

ginjal, hati, linfa,dan kelenjarlinfa. Menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ

terkait, jika penyebab leukemia adalah virus maka virus tersebut akan mudah masuk ke

dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia

begitu juga sebaliknya ,bila tidak sesuai akan ditolak oleh tubuh.

Sel-sel kangker darah putih juga dapat meninvasi pada sumsum tulang dan

perioseteum yang dapat mengakibatkan tlang menjadi rapuh dan nyeri tulang.disaping itu

infiltrasi ke berbagai rgan seperti otak, ginjal, hti, limpa, kelenjar limfe menyebabkan

pembesaran dan gangguan pada organ terkait.

Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk ke

dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen

manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh tubuh.

Stuktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh

terutama kulit dan selaput lendir yang terletak dipermukaan tubuh. Istilah HL – A

(Human Leucocyte Lotus – A) antigen terhadap jaringan telah ditetapkan (WHO).

Sistem HL – A individu ini diturunkan menurut hukum genetika, sehingga adanya

peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan

(Ngastiyah, 1997).

Factor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi di sertai

manifestasi leukimia yang bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia  ( misal Benzen,

arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic ) di kaitakn

dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkian leukimian

meningkat pada penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemotrapi. Setiap

keadaan sumsum tulang hipopastik keliatannya merupakan predidposisi terhadap

leukimia.  Agen kemotrapi yang sering di gunakan untuk mengobati keganasan

hematologic akan menghancurkan sel dengan berbagai mekanisme seperti

mengganguu maturasi dan metabolisme sel.

Penurunan produksi sel- sel darah merah menyebabkam anemia. Pucat terjadi karena

umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan

vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ vital neutropenia

Page 12: makalah leukimia

menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Karena peranan netrofil adalah untuk

pertahanan hospes, maka akan mempengaruhi individu terhadap infeksi. Dan kurangnya

pemeliharaan pada endhotelial dari pembuluh – pembuluh darah menyebabkan perdarahan

kecil dan petekia pada jaringan kutaneus. Perlu dicurigai adanya perdarahan besar pada paru-

paru, saluran pencernaan dan sistem syaraf sentral, kemungkinan besar terjadi pada

arackhnoid dan kemudian terjadi peningkatan tekanan intra kranial dan tanda- tanda

meningitis seperti ; sakit kepala, lethargi, muntah dan edema pupil. (Gede Yasmin,

1993)        

D. Klasifikasi

1.      Leukemia Akut

adalah suatu penyakit yang ditandai oleh proliferasi neoplastik dari salah satu

sel darah yang terjadi secara akut/ mendadak. Leukimia akut mempunyai kejadian

yang cepat dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari

atau beberapa bulan jika tidak diobati

Leukimia akut terdiri dari :

1)      Leukemia Mielositik Akut (LMA)

Merupakn leukimia yang mengenai sel stem hematopoitik yang

berdiferensiasi kesemua sel mieloid. LMA merupakan leukimia non limfositik

yang paling sering terjadi. Gejalan klinis yang dapat terlihat yaitu rasa lelah,

pucat, nafsu makan hilang, anemia, nyeri tulang serta infeksi

2)      Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Adanya kerusakan pada limfoid dengan karakteristik proliferasi sel

limfoid imatur pada sumsum tulang. Gejala tersering yang dapat terjadi adalah

rasa lelah, nyeri tulang dan sendi, penurunan berat badan, malaise, demam dan

karena menyerang daerah ekstramedyular pasien LLA biasanya mengalami

limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar) dan hepasplenomegali

(lien dan hepar membesar)

2.      Leukemia kronis

Yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi neuplastik dari salah

satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.

Leukimia kronis terdiri dari :

1)      Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

Page 13: makalah leukimia

Merupakan suatu penyakit yang mieloproliferatif yang ditandai dengan

produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang. LMK merupakan

leukimia kronis dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan leukimianya

berasal dari transformasi berasal dari sel induk mieloid.

Gejala yang biasa terjadi yaitu BB menurun, lemah, anoreksia,

splenomegali, anemia dan asimtomatik.

Pembagian LMK :

Mo ( Acute Undifferentiated Leukemia )

Merupakan bentuk paling tidak matang dari AML, yang juga

disebut sebagai AML dengan diferensiasi minimal .

M1 ( Acute Myeloid Leukemia tanpa maturasi )

Merupakan leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir

seperempat dari kasus AML. Pada AML jenis ini terdapat gambaran

azurophilic granules dan Auer rods. Dan sel leukemik dibedakan

menjadi 2 tipe, tipe 1 tanpa granula dan tipe 2 dengan granula, dimana

tipe 1 dominan di M1 .

M2 ( Akut Myeloid Leukemia )

Sel leukemik pada M2 memperlihatkan kematangan yang secara

morfologi berbeda, dengan jumlah granulosit dari promielosit yang

berubah menjadi granulosit matang berjumlah lebih dari 10 % . Jumlah

sel leukemik antara 30 – 90 %. Tapi lebih dari 50 % dari jumlah sel-sel

sumsum tulang di M2 adalah mielosit dan promielosit .

M3 ( Acute Promyelocitic Leukemia )

Sel leukemia pada M3 kebanyakan adalah promielosit dengan

granulasi berat, stain mieloperoksidase + yang kuat. Nukleus bervariasi

dalam bentuk maupun ukuran, kadang-kadang berlobul . Sitoplasma

mengandung granula besar, dan beberapa promielosit mengandung

granula berbentuk seperti debu . Adanya Disseminated Intravaskular

Coagulation ( DIC ) dihubungkan dengan granula-granula abnormal ini.

M4 ( Acute Myelomonocytic Leukemia )

Terlihat 2 ( dua ) type sel, yakni granulositik dan monositik ,

serta sel-sel leukemik lebih dari 30 % dari sel yang bukan eritroit. M4

mirip dengan M1, dibedakan dengan cara 20% dari sel yang bukan

Page 14: makalah leukimia

eritroit adalah sel pada jalur monositik, dengan tahapan maturasi yang

berbeda-beda.

Jumlah monosit pada darah tepi lebih dari 5000 /uL. Tanda lain

dari M4 adalah peningkatan proporsi dari eosinofil di sumsum tulang,

lebih dari 5% darisel yang bukan eritroit, disebut dengan M4 dengan

eoshinophilia. Pasien–pasien dengan AML type M4 mempunyai respon

terhadap kemoterapi-induksi standar.

M5 ( Acute Monocytic Leukemia )

Pada M5 terdapat lebih dari 80% dari sel yang bukan eritroit

adalah monoblas, promonosit, dan monosit. Terbagi menjadi dua, M5a

dimana sel monosit dominan adalah monoblas, sedang pada M5b

adalah promonosit dan monosit. M5a jarang terjadi dan hasil

perawatannya cukup baik.

M6 ( Erythroleukemia )

Sumsum tulang terdiri lebih dari 50% eritroblas dengan derajat

berbeda dari gambaran morfologi Bizzare. Eritroblas ini mempunyai

gambaran morfologi abnormal berupa bentuk multinukleat yang

raksasa. Perubahan megaloblastik ini terkait dengan maturasi yang

tidak sejalan antara nukleus dan sitoplasma . M6 disebut

Myelodisplastic Syndrome ( MDS ) jika sel leukemik kurang dari 30%

dari sel yang bukan eritroit . M6 jarang terjadi dan biasanya kambuhan

terhadap kemoterapi-induksi standar .

M7 ( Acute Megakaryocytic Leukemia )

Beberapa sel tampak berbentuk promegakariosit/megakariosit. (

Yoshida, 1998; Wetzler dan Bloomfield, 1998 ).

2)      Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

Merupaka sutu gangguan limpoproliferatip yang ditemuan pada orang

tua (umur 60 thn). Karakteristik leukimia jenis ini adalah adanya proliferasi

awal limposit B. Gejala yang biasa muncl berkaitan dengan hiper metabolik:

kelelahan, penurunan berat badan, diaporesis meningkat dan tidak tahan panas.

E. Manifestasi Klinis

Page 15: makalah leukimia

Gejala klinis dapat dilihat dari pada pasien, seperti rasa lelah, pucat, nafsu makan

berkurang dan anemia, pendarahan, nyeri tulang, investasi dan pembesaran kelenjar getah

bening, limfa hati dan kelenjar mediastinum. Kadang ditemukan juga hipotrofigusi

khususnya pada Leukimia Akut Monoblastik.

F. Komplikasi

1. Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)

2. Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah

3. Anemia

4. Infeksi bakteri berulang

5. Gagal ginjal

6. Gangguan Metabolisme

7. Gangguan Syaraf Otak

8. Gangguan Kehamilan

G. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala  yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai

berikut :

1)      Gejalan anemia ( lemah, lesu,pucat dll)

2)      Demam

3)      Mimisan

4)      Anoreksia , mual, muntah

5)      Hepasplenomegali (lien dan hepar membesar)

6)      limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar)

Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan

mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa

sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit

membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya

dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat

faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya

mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak

diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya

Page 16: makalah leukimia

benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia.

Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma

Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia. 

H. Epidemiologi

ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada

anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan

prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai

frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-

rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15%

sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada

anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih

sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih

singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami

pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L.

2002. hal : 300).

I. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan

penyakit penyerta, antara lain :

a.       Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi

metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan 

mempertahankan remisi selama mungkin.

Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi :

a. Fase induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini

diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase.

Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak

ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.

Page 17: makalah leukimia

b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan

hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak.

Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang

mengalami gangguan sistem saraf pusat.

c. Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan

remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.

Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap

untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi

sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat

dikurangi.

b.      Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia,

anemia, perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik  dan transfusi darah dapat

diberikan.

c.       Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.

d.      Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif

terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien

dengan limphoma,dan anemia aplastik.

J. Pemeriksaan Penunjang

1)      Pemeriksaan laboratorium

a.       Darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada

kelainan sumsum tulang berupa adanya pansitopenia, limfositosis yang

kadang- kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel

blas. Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patognomik

untuk leukimia.

b.      Kimia darah, kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat

meningkat, hipogamaglobinemia.

c.       Sumsum tulang dari pemeriksaan sumsum akan ditemukan

gambaran yang monoton,yaitu hanya trdiri dari sel limfopoetik, patologis

sedangkan sistem lain terdesak (aplasia skunder).

2)      Cairan cerebrospinal

Page 18: makalah leukimia

Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu

leukimia menigeal. Kelinan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan

penyakit baik dalam keadaan remisi maupun kambuh. Untuk mencegahnya di

berikan MTX secara intratecal secara rutin pada setiap pasien baru atauy

pasien yang menunjukan tanda – tanda tekanan intrakranial meninggi.

3)      Biopsi limpa

Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang

berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit mormal, RES,

granulosit, pulp cell.

K. Pencegahan

a. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur

b. Minum ramuan herbal

c. Jangan sering mengkonsumsi makanan siap saji

d. Jangan minum minuman menggunakan pewarna

e. Rajib berolahraga

f. Pentingnya menjaga asupan gizi bagi tubuh

L. Aspek Legalitas

a. Autonomi (Otonomi)

b. Justice ( Adil)

c. Beneficience (Berbuat Baik)

d. Non Malaficience ( Tidak Merugikan)

e. Veracity (Kejujuran)

f. Fidelity (Menepati Janji)

g. Confidenlitelity (Kerahasiaan)

h. Accountability (Akuntabilitas)

M. Fungsi Advokasi

Page 19: makalah leukimia

a. Membela melindungi dan memperjuangkan hak serta kepentingan bekerja dan

keluarga

b. Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien.

c. Merawat dan menjaga pasien

d. Membantu pasien atau keluarga memahami informasi yang diberikan oleh tim

kesehatan

e. Menjadi fasilitator dan narasum berbagi klien untuk mengembalikan keputusan

terhadap upaya kesehatan yang dijalani klien.

Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1.      Data pasien

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Nama orang tua :

Pekerjaan orang tua :

Tanggal masuk RS :

No. RM :

Ruangan :

2. Alasan masuk rumah sakit/ keluhan utama

Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah

terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.

3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang (RKS)

Pada riwayat penyakit pasien dengan leukemia, kaji adanya tanda-

tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-

tanda adanya demam dan infeksi.

Riwayat kesehatan dahulu (RKD)

An. D belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya

Page 20: makalah leukimia

Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita asma.

4. Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah :120/70

Nadi :110x / menit

Pernafasan :24x/ menit

Suhu :38,8 C

5. Riwayat Perjalanan Penyakit

Aktifitas &istrahat

Tanda : kelihatan lemah

Gejala : takikardi , kelemahan ,penurunan kekuatan

Sirkulasi

Tanda : td+, denyut perifercepat dan kuat ,kulit hangat

Pucat,lembab,penurunan aliran darah

Eliminasi

Tanda : diare,penurunan haluaran urine

Gejala :elistasi dibdomen

Makanan dan cairan

Gejala : anoreksia,mual,muntah

Tanda : penurunan bb,penurunan lemak subkutan dan massa otot, penurunan

urine , konsentrasi urine

Neurosensorik

Tanda : sakit kepala,pusing,dan pingsan

Gejala :gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientasi

Pernafasan

Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktifitas

Tanda : takipnea dengan penurunan ke dalam pernafasan

Penyuluhan pembelajaran

Gejala : masalah kesehatan kronis

hati,ginjal,keracunan,alkohol,operasi,prosedur

Page 21: makalah leukimia

b. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Inspeksi: bentukkepala : simetris

Benjolan : tidakada

Kebersihan : bersih

Warnarambut : hitam

Palpasi: Benjolan : tidakada

Lesi : tidakada

Perkusi:-

Auskultasi: -

b. Mata

Inspeksi: Bentukmata : simetris

Pembengkakan : tidakada

Kebersihan : bersih

Kedipanmata : mata bias mengedip

Ukuran pupil : normal

Konjungtiva : enemis

Palpasi: pembengkakan : tidakada

Perkusi: -

Auskultasi: -

c. Telinga

Inspeksi: Bentuktelinga : simetris

Kebersihantelinga : bersih

Letak : simetris

Palpasi: lesi : tidakada

Perkusi: -

Auskultasi: -

d. Hidung

Inspeksi: Bentukhidung : simetris

Page 22: makalah leukimia

Kebersihan : bersih

Peradangan : tidakada

Pembengkakan : tidak ada

Palpasi: pembengkakan : tidakada

Auskultasi: -

e. Mulut

Inspeksi: bentukmulut : simetris

Bercakputihpadamukosa: ada

Pucat : ya

Palpasi: reflekhisap : + positif

Reflek rooting : - negatif

Perkusi: -

Auskultasi: -

f. Dada danparu-paru

Inspeksi: Bentuk : simetris

Pergerakan dada : sama

Retraksidinding dada : ada

Frekuensinafas : 78 kali/menit

Ototbantupernafasan : positif +

Takypnea : positif +

Dyspnea : positif +

Pernafasandangkal : ya

Palpasi: fremitus ka/ki : menurun

Perkusi: karakteristikjaringanparu :redup

Auskultasi:bunyinafas : cepat

Krekels : positif

Stidor : positif

Page 23: makalah leukimia

g.Jantung

Inspeksi : -

Palpasi : Nadi apikal :96 kali/menit

Nadi brakialis :positif

Nadi radialis :positif

Nadi femoralis:positif

Nadi karotis :positif

Perkusi : -

Auskultasi :Bunyi jantung reguler BT1 dan BT2

h. Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen :simetris

Kemerahan : tidakada

Palpasi : Pembengkakan :tidak ada

Perkusi : Nyeri tekan atau lepas:tidak ada

Masa atau benjolan : tidak ada

Auskultasi : Bising usus : hiperaktif

i.Genitalia Dan Anus

Inspeksi : lubang penis : terdapat di gland penis

Palpasi : Testis : teraba pada scrotum

Perkusi : -

Auskultasi : -

j.Ekstrimitas

Inspeksi : Bentuk ekstrimitas : simetris

Pergerakan : bebas

Jari :komplit

Kaki : sama panjang

Sianosis :ya

Palpasi: CRT :5 detik

Perkusi : -

Auskultasi : -

Page 24: makalah leukimia

k.Eliminasi

Inspeksi : BAB

Frekuensi : 1 x / 2 hari

Warna : kuning

Waktu : pagi

Konsistensi : lembek

Kesulitan : tidakada

BAK

Frekuensi : 4- 5 x/hari

Warna : kuning

Waktu : pagi, siang, sore, malam

Kesulitan : tidakada

Alatbantu : tidakada

Palpasi: -

Perkusi : -

Auskultasi : -

Page 25: makalah leukimia

c. Analisa Data

No Data Penunjang Etiologi Diagnosa Keperawatan

1. DO : Nadi 110 kali / menit Suhu 38,8 C Pasien tampak pucat DS : Klien mengeluh lemah Klien mengatakan pusing

Sel kanker depresi dalam sumsum tulang belakang eritrosit anemia leukosit pada sumsum tulang belakang menyebabkan retikoloedotelial terpengaruh Gangguan system pertahanan tubuh.

Resiko tinggi infeksi

2. DO : Klien tampak lemah Klien tampak pucat Klien membutuhakan bantuan saat beraktivitasDS : klien mengatakan pusing Klien merasakan lemah HB 2,2 / dl Leukosit 92000 mm3

Kegagalan sumsum tulang belakang produksi leukosit menurun transfer nutrisi kejaringan menurun kelemahan intoleransi aktivitas.

Intoleransi aktivitas

3. DO : Tekanan nadi 120/70 mmHg Nadi 110 kali / menit Klien tampak pucatDS : pasien mengatakan giginya berdarah saat mengosok ggi Klien mengatakan lemah

Sel kanker depresi pada sumsum tualng belakang pembekuan menurun trombosit menurun.

Resiko cidera

4. DO : klien tampak gelisah Klien tampak pucat Tugir kulit jelek DS : klien mengeluh lemah Klien mngeluhakan tidak nafsu makan Klien mengeluh mual dan muntah

Sel masenkim sel blast poliferasi SDP imatur akumulasi infiltrasi hati Hematomegali gangguan nutrisi .

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

5. DO : klien tampak Pergantian sel normal oleh sel Nyeri

Page 26: makalah leukimia

memegang daerah nyeri Klien tampak gelisah DS : klien mengeluh nyeri tulang Klien meringis

kanker infiltrasi ekstra medular pembesaran limfa Lifer dan tulang nyeri.

d. Diagnose Keperawatan

No Diagnosa Kriteria

NOC

NIC Aktivitas

1 Resiko tinggi infeksi

Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

Mendeskripsikan proses

penularan penyakit

Menunjukkan

kemampuan untuk

mencegah timbulnya

penyakit

Jumlah leukosit normal

Menunjukkan prilaku

sehat

Immune status

Knowledge :

infection

control

Risk control

Bersihkan lingkungan

Batasi pengunjung

Instruksikan cuci tangan

Gunakan sabun

antimikroba

Gnakan alat pelindung

Intake nutrisi meningkat

Beri terapi antibiotik

Monitor kerentanan

terhadap infeksi

Berikan keperawatan

kulit

Inspeksi kondisi luka

Dorong masukan nutrisi

Dorong istirahat

Ajarkan cara

menghindari infeksi

Laporkan kecurigaan

infeksi

2 Intoleransi

Aktivitas

Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik

Mampu melakukan

Energy

conservation

Activity

Kolaborasi dengan tenaga

rehabilitasi

Bantu klien

Page 27: makalah leukimia

aktivitas sehari-hari

(ADLs)

TTV normal

Energy Psikomotor

Level kelemahan

Mampu berpindah

Status kardiopilmonari

adekuat

Sirkulasi status baik

Status respirasi

tolerance

Self care:ADLs

mengidentifikasi

aktifitas

Bantu memilih aktivitas

Bantu untuk

mendapatkan bantuan

aktivitas

Bantu membuat jadwal

latihan

Bantu klien/keluarga

mengidentifikasi

kekurangan

Bantu klien

mengembangkan

motivasi diri

Monitor respon fisik,

emosi, sosial dan

spiritual

3 Resiko Cidera Klien terbebas dari cidera

Klien mampu

menjelaskan metode

pencegahan cidera

Klien mampu

menjelaskan faktor resiko

dari lingkungan

Mampu memodifikasi

gaya hidup

Menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

Mampu mengenal

perubahan status

kesehatan

Risk control Sediakan lingkungan

yang aman

Identifikasi kebutuhan

keamanan pasien

Menghindari lingkungan

yang berbahaya

Memasang side rail

Menyediakan tempat

tidur yang nyaman

Membatasi pengunjung

Menganjurkan keluarga

menemani pasien

Kontrol lingkungan dan

kebisingan

Memindahkan barang

yang berbahaya

4 Gangguan Adanya peningkatan berat Nutritional status Nutrition management

Page 28: makalah leukimia

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

badan sesuai dengan tujuan

berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan

mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

menunjukkan peningkatan

fungsi pengecapan menelan

tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti

Nutritional status

: food and fluid

intake

Nutritional status

: nutrient intake

Weight control

kaji adanya alergi

makanan

kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah nutrisi dan kalori

yang dibutuhkan pasien

anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake zat

besi

anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein

dan vitamin C

berikan substansi gula

yakinkan diet yang

dimakanmengandung

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

berikan makanan yang

terpilih

ajarkan pasien membuat

catatan makanan harian

monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori

berikan informasi

tentang kebutuhan nutrisi

kaji kemampuan pasien

untuk mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

berat badan pasien

dalam batas normal

monitor adanya

Page 29: makalah leukimia

penurunan berat badan

monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang bias

dilakukan

monitor interaksi anak/

orang tua selama makan

monitor lingkungan

selama makan

jadwalkan pengobatan

dan tindakan selama jam

makan

monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

monitor turgor kulit

monitor kekeringan,

rambut kusam, dan

mudah patah

monitor mual dan

muntah

monitor kadar albumin,

total protein, HB, dan

kadar Ht

monitor pertumbuhan

dan perkembangan

monitor pucat

kemerahan dan

kekeringan konjungtiva

monitor kalori dan

intake nutrisi

catat adanya edema

hiperemik, hipertonik,

papilla lidah dan cavitas

oral

catat lidah berwarna

Page 30: makalah leukimia

magenta scarlet

5 Nyeri Akut Mampu mengontrol

nyeri.

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang

Mampu mengenali nyeri

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Pain level

Pain control

Comfort level

Pain Management

Lakukan pengkajian

nyeri

Observasi reaksi non

verbal

Gunakan komunikasi

terapeutik

Evaluasi pengalaman

nyeri

Evaluasi

ketidakefektifan

kontrol nyeri

Bantu menemukan

dukungan

Kontrol lingkungan

Pilih penanganan

nyeri

Berikan anlgetik

Tingkatkan istirahat

Kolaborasi dengan

dokter

Analgesik Administration

Tentukan lokasi

Cek intruksi dokter

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan

Tentukan pilihan

Pilih rute pemberian

Monitor vital sign

Page 31: makalah leukimia

Evaluasi efektivitas

analgetik

e. Implementasi

1. Infeksi

S: klien mengatakan sudah ada peningkatan penyembuhan infeksi

O: klien sudah tampak sedikit rileks dan nyaman

Turgor kulit baik

TD: 120/70 mmHg

N: 110 kali/menit

S: 37 C

P: 24kali/menit

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

2. Intoleransi aktivitas

S: klien mampu beraktivitas lebih baik dari biasanya

Klien mengatakan sedikitpusisng saat berjalan lama

O: klien tampak lemah

Klien tampak pucat

Konjungtiva anemis

Hb: 12 gr/dl

TD: 120/70 mmHg

N: 110 kali/menit

S: 37 C

P: 24 kali/menit

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

3. Cidera

S: klien mengatakan merasa lemah

O: klien tampak lemah

Klien tampak pucat

Page 32: makalah leukimia

TD: 90/60 mmHg

N: 10 kali/menit

S: 37 C

P: 18 kali/menit

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

S: klien tidak pucat

Mukosa bibir lembab

Nafsu makan meningkat

O: klien tidak terlihat pucat

Peningkatan berat badan

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

5. Nyeri

S: klien mengatakan nyeri di daerah persendian

Klien mengatakan kurang nyaman

O: klien tampak gelisah

Klien tampak meringis

TD: 120/70 mmHg

N: 100 kali/menit

S: 37,2 C

P: 24 kali/menit

T: 150.000/mm3

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

BAB III

Page 33: makalah leukimia

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau

kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh

perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk

darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Sel-sel normal di dalam sumsum tulang

digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum

dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atai darah tepi. Sel leukemia

mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan

imunitas tubuh penderita.

Leukemia dapat dibagi menjadi :

·       Leukemia limfosik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada

anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun

atau lebih.

·         Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-

anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.

·       Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur

lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hamper tidak

ada pada anak-anak.

·         Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga

terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

3.2  Kritik dan Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui

apa itu penyakit Leukimia kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan

selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih,

mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit ganas yang sangat berbahaya dan

angka kematiannya cukup tinggi.