MAKALAH
tentang
“LEUKIMIA”
Oleh Kelompok IV :
1. Annisa Khaidir2. Atika Yulia Dewi3. Cut Yanti4. Diana Oktaviani5. Elsa Abel Nuine6. Febrian Rahmat Suwandi SN7. Fernando
8. Mulliyanti9. Mutiara Rahayu10. Refika Rahmi11. Ruri Marhamah Vina S12. Sari Afma Yuliane13. Senci Napeli Wulandari
Dosen Pembimbing
Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep
Dosen Pakar
Elmi. M. Kes
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI
SUMATERA BARAT BUKITTINGGI
PRODI S1 KEPERAWATAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Tutorial. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan secara meluas.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Kami telah banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Siska Damaiyanti, S.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Tutorial
7 & 8 yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan
kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan baik
moril maupun materil.
3. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut membantu
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.
Bukittinggi,27 Oktober 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB l Pendahuluan ...............................................................................................1
Latar Belakang ...............................................................................................1
Rumusan Masalah ...............................................................................................2
Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
BAB ll Pembahasan ...............................................................................................3
1. Mengklasifikasi Istilah Asing........................................................................................3
2. Menentukan Masalah ...............................................................................................3
3. Analisa Masalah ...............................................................................................4
4. Menentukan LO ................................................................................................
5. Asuhan Keperawatan ................................................................................................
BAB lll Penutup ..............................................................................................27
Kesimpulan ..............................................................................................27
Kritik dan Saran ..............................................................................................27
Daftar Pustaka ..............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak
terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan
mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya
masih berinti (disebut megakariosit) putih (neoplasma hematology).
Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma
hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang
menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang
bisa bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko
anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian
dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip
dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam,
mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang
menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan
akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga
Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain
adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening.
Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang dewasa, karena
mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan
bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak
terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan
pengobatan yang intensif.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Dari Leukimia?
b. Apakah Etiologi Dari Leukimia?
c. Apakah Patofisiologi Dari Leukimia?
d. Apakah Manifestasi Klinis Dari Leukimia?
e. Apakah Komplikasi Dari Leukimia?
f. Apakah Tanda Dan Gejala Dari Leukimia?
g. Apakah Epidemiologi Dari Leukimia?
h. Apakah Penatalaksanaan Dari Leukimia?
i. Apakah Fungsi Advokasi Perawat Terhadap Pasien Leukimia?
j. Apakah Askep Dari Leukimia?
1.3. Tujuan
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien Leukimia.
\
BAB II
PEMBAHASAN
Sering Mimisan
1.1. Mengklasifikasi Istilah Asing
SMRS : Sebelum Masuk Rumah Sakit
Konjungtiva Anemis : Kurang darah pada membran tipis bening yang melapisi
permukaan bagian kelopak mata
Hb( Haemoglobin) : Metabolisme protein yang mengandung zat besi didalam sel
darah merah untuk mengangkut Oksigen ke seluruh tubuh
Akral : Ujung kaki/Jari
1.2. Menentukan Masalah
Suhu tubuh yang tingi
Penderita leukemia akan mengalami demam berkepanjangan, akibat sel darah
putih tidak normal ( peningkatan leukosit ) sehingga kuman yang masuk tidak
dapat di lawan oleh sel darah putih tersebut sehingga akam rentan terkena infeksi
dan sering demam.
Mimisan
An. D (7 tahun) datang ke IGD diantar oleh orangtuanya dengan keluhan demam tinggi dan
keringat dingin. Demam dirasakan 3 hari SMRS mengeluh nyeri perut (terutama ulu hati)
yang tak tertahankan. Pasien juga merasa badan lemas, pusing berputar-putar, BAB normal
tiap hari, BAK lancar, nafsu makan menurun karena setiap makan terasa mual. Orang tua
An.D mengatakan An.D sering mimisan sejak 1 tahun yll. Pasa pemeriksaan fisik, ditemukan
vital sign sbb : suhu 38,8 C, nadi 110x/ menit, pernapasan 24 x / menit, dan TD 120/70
mmHg. Konjungtiva anemis ditemukan pada pasien ini. Pada pemeriksaan ekstremitas
diperoleh akral dingin. Dari pemeriksaan penunjang darah ditemukan Hb yang turun yakni
2,2 g/dl dan angka leukosit yang meningkat 92.000/ul.
Karena pecahnya selaput pembuluh darah di akibatakan suhutubuh meningkat.
Nyeri perut
Sel leukemia dari sumsum tulang keluar bersama aliran darah , dapat mengendap
di ginjal,hati dan limpa sehingga timbul rasa nyeri, karena rasa nyeri tersebut
mengakibatkan kehilangan nafsu makan dan nafsu makan menurun
Akral dingin
Akibat dari suhu tubuh meningkat ( demam tinggi )
HB turun
Terjadi perkembangan upnoramal sel darah putih sehingga dapat terjadi
konjungtiva anemis
Pusing
Karena mimisan dan terjadi penurunan HB
1.3. Analisa
Setelah melihat dan mencermati masalah-masalah yang dialami Klien, maka
dapat disimpulkan bahwa Klien menderita penyakit Leukimia
LEUKIMIA
A. Pengertian
Leukimia adalah Proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan anemia,
trombositepena, dan di akhiri dengan kematian.( Menurut Kapita Selekta Kedokteran)
Leukimia adalah Keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem
hemotopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah tidak terkontrol dan pada
sel-sel darah merah namun sangat jarang(Menurut Danielle,1999)
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 : 248 ).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-
sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).
B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum dikenal akan tetapi terdapat faktor yang terbukti
dapat menyebabkan terjadinya leukimia yaitu :
Faktor genetic
Radiasi
Obat-obatan imanosupresif, kardiogenik,seperti drethyislibestrol
Kelainan kromoson
Virus
Terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita
kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s
Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma
Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan
neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini
dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau
C-group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
2 Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana
kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga
pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 ) .
Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom
dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan
insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985;
Wilson, 1991 ) .
Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan adanya
RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada
sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA
yang menyebabkan leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang
terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell
Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus
ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
Bahan Kimia dan Obat-obatan
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan peningkatan
insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen.
( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan
dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene
oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 ) .
Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML . Kloramfenikol,
fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum
tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada pasien-
pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti
peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan
bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat
terapi radiasi misal : pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para
radiologis.
Leukemia Sekunder
Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut
Secondary Acute Leukemia ( SAL ) atau treatment related leukemia . Termasuk
diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara . Hal ini
disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif
selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA . Leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak
diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya
leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down
dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
C. Patofisiologi
Leukemia mempunyai sifat khas prolifesi tidak teratur / akumulasi sel darah putih
dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal. Ada 2 masalah terkait
dengan sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah
putih yang sangat meningkatakan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan
produksi erotiosit mengakibatkan anemia, trombosit Mid menurun mengakibatkan
trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit.
Adanya trombositopen mengakibatkan mudahnya terjadi pendarahan dan keadaan
leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi.sel-sel kanker darah putih yang dapat
menginfeksi darah sum-sum tulang dan periosetelum yang dapat mengakibatkan tulang
menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltasi keberbagian organ seperti otak,
ginjal, hati, linfa,dan kelenjarlinfa. Menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ
terkait, jika penyebab leukemia adalah virus maka virus tersebut akan mudah masuk ke
dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia
begitu juga sebaliknya ,bila tidak sesuai akan ditolak oleh tubuh.
Sel-sel kangker darah putih juga dapat meninvasi pada sumsum tulang dan
perioseteum yang dapat mengakibatkan tlang menjadi rapuh dan nyeri tulang.disaping itu
infiltrasi ke berbagai rgan seperti otak, ginjal, hti, limpa, kelenjar limfe menyebabkan
pembesaran dan gangguan pada organ terkait.
Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk ke
dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen
manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh tubuh.
Stuktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh
terutama kulit dan selaput lendir yang terletak dipermukaan tubuh. Istilah HL – A
(Human Leucocyte Lotus – A) antigen terhadap jaringan telah ditetapkan (WHO).
Sistem HL – A individu ini diturunkan menurut hukum genetika, sehingga adanya
peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan
(Ngastiyah, 1997).
Factor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi di sertai
manifestasi leukimia yang bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia ( misal Benzen,
arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic ) di kaitakn
dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkian leukimian
meningkat pada penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemotrapi. Setiap
keadaan sumsum tulang hipopastik keliatannya merupakan predidposisi terhadap
leukimia. Agen kemotrapi yang sering di gunakan untuk mengobati keganasan
hematologic akan menghancurkan sel dengan berbagai mekanisme seperti
mengganguu maturasi dan metabolisme sel.
Penurunan produksi sel- sel darah merah menyebabkam anemia. Pucat terjadi karena
umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan
vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ vital neutropenia
menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Karena peranan netrofil adalah untuk
pertahanan hospes, maka akan mempengaruhi individu terhadap infeksi. Dan kurangnya
pemeliharaan pada endhotelial dari pembuluh – pembuluh darah menyebabkan perdarahan
kecil dan petekia pada jaringan kutaneus. Perlu dicurigai adanya perdarahan besar pada paru-
paru, saluran pencernaan dan sistem syaraf sentral, kemungkinan besar terjadi pada
arackhnoid dan kemudian terjadi peningkatan tekanan intra kranial dan tanda- tanda
meningitis seperti ; sakit kepala, lethargi, muntah dan edema pupil. (Gede Yasmin,
1993)
D. Klasifikasi
1. Leukemia Akut
adalah suatu penyakit yang ditandai oleh proliferasi neoplastik dari salah satu
sel darah yang terjadi secara akut/ mendadak. Leukimia akut mempunyai kejadian
yang cepat dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari
atau beberapa bulan jika tidak diobati
Leukimia akut terdiri dari :
1) Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Merupakn leukimia yang mengenai sel stem hematopoitik yang
berdiferensiasi kesemua sel mieloid. LMA merupakan leukimia non limfositik
yang paling sering terjadi. Gejalan klinis yang dapat terlihat yaitu rasa lelah,
pucat, nafsu makan hilang, anemia, nyeri tulang serta infeksi
2) Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Adanya kerusakan pada limfoid dengan karakteristik proliferasi sel
limfoid imatur pada sumsum tulang. Gejala tersering yang dapat terjadi adalah
rasa lelah, nyeri tulang dan sendi, penurunan berat badan, malaise, demam dan
karena menyerang daerah ekstramedyular pasien LLA biasanya mengalami
limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar) dan hepasplenomegali
(lien dan hepar membesar)
2. Leukemia kronis
Yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi neuplastik dari salah
satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
Leukimia kronis terdiri dari :
1) Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
Merupakan suatu penyakit yang mieloproliferatif yang ditandai dengan
produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang. LMK merupakan
leukimia kronis dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan leukimianya
berasal dari transformasi berasal dari sel induk mieloid.
Gejala yang biasa terjadi yaitu BB menurun, lemah, anoreksia,
splenomegali, anemia dan asimtomatik.
Pembagian LMK :
Mo ( Acute Undifferentiated Leukemia )
Merupakan bentuk paling tidak matang dari AML, yang juga
disebut sebagai AML dengan diferensiasi minimal .
M1 ( Acute Myeloid Leukemia tanpa maturasi )
Merupakan leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir
seperempat dari kasus AML. Pada AML jenis ini terdapat gambaran
azurophilic granules dan Auer rods. Dan sel leukemik dibedakan
menjadi 2 tipe, tipe 1 tanpa granula dan tipe 2 dengan granula, dimana
tipe 1 dominan di M1 .
M2 ( Akut Myeloid Leukemia )
Sel leukemik pada M2 memperlihatkan kematangan yang secara
morfologi berbeda, dengan jumlah granulosit dari promielosit yang
berubah menjadi granulosit matang berjumlah lebih dari 10 % . Jumlah
sel leukemik antara 30 – 90 %. Tapi lebih dari 50 % dari jumlah sel-sel
sumsum tulang di M2 adalah mielosit dan promielosit .
M3 ( Acute Promyelocitic Leukemia )
Sel leukemia pada M3 kebanyakan adalah promielosit dengan
granulasi berat, stain mieloperoksidase + yang kuat. Nukleus bervariasi
dalam bentuk maupun ukuran, kadang-kadang berlobul . Sitoplasma
mengandung granula besar, dan beberapa promielosit mengandung
granula berbentuk seperti debu . Adanya Disseminated Intravaskular
Coagulation ( DIC ) dihubungkan dengan granula-granula abnormal ini.
M4 ( Acute Myelomonocytic Leukemia )
Terlihat 2 ( dua ) type sel, yakni granulositik dan monositik ,
serta sel-sel leukemik lebih dari 30 % dari sel yang bukan eritroit. M4
mirip dengan M1, dibedakan dengan cara 20% dari sel yang bukan
eritroit adalah sel pada jalur monositik, dengan tahapan maturasi yang
berbeda-beda.
Jumlah monosit pada darah tepi lebih dari 5000 /uL. Tanda lain
dari M4 adalah peningkatan proporsi dari eosinofil di sumsum tulang,
lebih dari 5% darisel yang bukan eritroit, disebut dengan M4 dengan
eoshinophilia. Pasien–pasien dengan AML type M4 mempunyai respon
terhadap kemoterapi-induksi standar.
M5 ( Acute Monocytic Leukemia )
Pada M5 terdapat lebih dari 80% dari sel yang bukan eritroit
adalah monoblas, promonosit, dan monosit. Terbagi menjadi dua, M5a
dimana sel monosit dominan adalah monoblas, sedang pada M5b
adalah promonosit dan monosit. M5a jarang terjadi dan hasil
perawatannya cukup baik.
M6 ( Erythroleukemia )
Sumsum tulang terdiri lebih dari 50% eritroblas dengan derajat
berbeda dari gambaran morfologi Bizzare. Eritroblas ini mempunyai
gambaran morfologi abnormal berupa bentuk multinukleat yang
raksasa. Perubahan megaloblastik ini terkait dengan maturasi yang
tidak sejalan antara nukleus dan sitoplasma . M6 disebut
Myelodisplastic Syndrome ( MDS ) jika sel leukemik kurang dari 30%
dari sel yang bukan eritroit . M6 jarang terjadi dan biasanya kambuhan
terhadap kemoterapi-induksi standar .
M7 ( Acute Megakaryocytic Leukemia )
Beberapa sel tampak berbentuk promegakariosit/megakariosit. (
Yoshida, 1998; Wetzler dan Bloomfield, 1998 ).
2) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
Merupaka sutu gangguan limpoproliferatip yang ditemuan pada orang
tua (umur 60 thn). Karakteristik leukimia jenis ini adalah adanya proliferasi
awal limposit B. Gejala yang biasa muncl berkaitan dengan hiper metabolik:
kelelahan, penurunan berat badan, diaporesis meningkat dan tidak tahan panas.
E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dapat dilihat dari pada pasien, seperti rasa lelah, pucat, nafsu makan
berkurang dan anemia, pendarahan, nyeri tulang, investasi dan pembesaran kelenjar getah
bening, limfa hati dan kelenjar mediastinum. Kadang ditemukan juga hipotrofigusi
khususnya pada Leukimia Akut Monoblastik.
F. Komplikasi
1. Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)
2. Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah
3. Anemia
4. Infeksi bakteri berulang
5. Gagal ginjal
6. Gangguan Metabolisme
7. Gangguan Syaraf Otak
8. Gangguan Kehamilan
G. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut :
1) Gejalan anemia ( lemah, lesu,pucat dll)
2) Demam
3) Mimisan
4) Anoreksia , mual, muntah
5) Hepasplenomegali (lien dan hepar membesar)
6) limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar)
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan
mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa
sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit
membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya
dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak
diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya
benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia.
Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma
Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
H. Epidemiologi
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada
anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan
prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai
frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-
rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15%
sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada
anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih
sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih
singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami
pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L.
2002. hal : 300).
I. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan
penyakit penyerta, antara lain :
a. Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi
metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan
mempertahankan remisi selama mungkin.
Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase.
Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak
ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan
hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak.
Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang
mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan
remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.
Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap
untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi
sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat
dikurangi.
b. Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia,
anemia, perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik dan transfusi darah dapat
diberikan.
c. Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
d. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif
terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma,dan anemia aplastik.
J. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada
kelainan sumsum tulang berupa adanya pansitopenia, limfositosis yang
kadang- kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel
blas. Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patognomik
untuk leukimia.
b. Kimia darah, kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat
meningkat, hipogamaglobinemia.
c. Sumsum tulang dari pemeriksaan sumsum akan ditemukan
gambaran yang monoton,yaitu hanya trdiri dari sel limfopoetik, patologis
sedangkan sistem lain terdesak (aplasia skunder).
2) Cairan cerebrospinal
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu
leukimia menigeal. Kelinan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan
penyakit baik dalam keadaan remisi maupun kambuh. Untuk mencegahnya di
berikan MTX secara intratecal secara rutin pada setiap pasien baru atauy
pasien yang menunjukan tanda – tanda tekanan intrakranial meninggi.
3) Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit mormal, RES,
granulosit, pulp cell.
K. Pencegahan
a. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur
b. Minum ramuan herbal
c. Jangan sering mengkonsumsi makanan siap saji
d. Jangan minum minuman menggunakan pewarna
e. Rajib berolahraga
f. Pentingnya menjaga asupan gizi bagi tubuh
L. Aspek Legalitas
a. Autonomi (Otonomi)
b. Justice ( Adil)
c. Beneficience (Berbuat Baik)
d. Non Malaficience ( Tidak Merugikan)
e. Veracity (Kejujuran)
f. Fidelity (Menepati Janji)
g. Confidenlitelity (Kerahasiaan)
h. Accountability (Akuntabilitas)
M. Fungsi Advokasi
a. Membela melindungi dan memperjuangkan hak serta kepentingan bekerja dan
keluarga
b. Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien.
c. Merawat dan menjaga pasien
d. Membantu pasien atau keluarga memahami informasi yang diberikan oleh tim
kesehatan
e. Menjadi fasilitator dan narasum berbagi klien untuk mengembalikan keputusan
terhadap upaya kesehatan yang dijalani klien.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Nama orang tua :
Pekerjaan orang tua :
Tanggal masuk RS :
No. RM :
Ruangan :
2. Alasan masuk rumah sakit/ keluhan utama
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah
terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang (RKS)
Pada riwayat penyakit pasien dengan leukemia, kaji adanya tanda-
tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-
tanda adanya demam dan infeksi.
Riwayat kesehatan dahulu (RKD)
An. D belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita asma.
4. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah :120/70
Nadi :110x / menit
Pernafasan :24x/ menit
Suhu :38,8 C
5. Riwayat Perjalanan Penyakit
Aktifitas &istrahat
Tanda : kelihatan lemah
Gejala : takikardi , kelemahan ,penurunan kekuatan
Sirkulasi
Tanda : td+, denyut perifercepat dan kuat ,kulit hangat
Pucat,lembab,penurunan aliran darah
Eliminasi
Tanda : diare,penurunan haluaran urine
Gejala :elistasi dibdomen
Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia,mual,muntah
Tanda : penurunan bb,penurunan lemak subkutan dan massa otot, penurunan
urine , konsentrasi urine
Neurosensorik
Tanda : sakit kepala,pusing,dan pingsan
Gejala :gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientasi
Pernafasan
Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktifitas
Tanda : takipnea dengan penurunan ke dalam pernafasan
Penyuluhan pembelajaran
Gejala : masalah kesehatan kronis
hati,ginjal,keracunan,alkohol,operasi,prosedur
b. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi: bentukkepala : simetris
Benjolan : tidakada
Kebersihan : bersih
Warnarambut : hitam
Palpasi: Benjolan : tidakada
Lesi : tidakada
Perkusi:-
Auskultasi: -
b. Mata
Inspeksi: Bentukmata : simetris
Pembengkakan : tidakada
Kebersihan : bersih
Kedipanmata : mata bias mengedip
Ukuran pupil : normal
Konjungtiva : enemis
Palpasi: pembengkakan : tidakada
Perkusi: -
Auskultasi: -
c. Telinga
Inspeksi: Bentuktelinga : simetris
Kebersihantelinga : bersih
Letak : simetris
Palpasi: lesi : tidakada
Perkusi: -
Auskultasi: -
d. Hidung
Inspeksi: Bentukhidung : simetris
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidakada
Pembengkakan : tidak ada
Palpasi: pembengkakan : tidakada
Auskultasi: -
e. Mulut
Inspeksi: bentukmulut : simetris
Bercakputihpadamukosa: ada
Pucat : ya
Palpasi: reflekhisap : + positif
Reflek rooting : - negatif
Perkusi: -
Auskultasi: -
f. Dada danparu-paru
Inspeksi: Bentuk : simetris
Pergerakan dada : sama
Retraksidinding dada : ada
Frekuensinafas : 78 kali/menit
Ototbantupernafasan : positif +
Takypnea : positif +
Dyspnea : positif +
Pernafasandangkal : ya
Palpasi: fremitus ka/ki : menurun
Perkusi: karakteristikjaringanparu :redup
Auskultasi:bunyinafas : cepat
Krekels : positif
Stidor : positif
g.Jantung
Inspeksi : -
Palpasi : Nadi apikal :96 kali/menit
Nadi brakialis :positif
Nadi radialis :positif
Nadi femoralis:positif
Nadi karotis :positif
Perkusi : -
Auskultasi :Bunyi jantung reguler BT1 dan BT2
h. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen :simetris
Kemerahan : tidakada
Palpasi : Pembengkakan :tidak ada
Perkusi : Nyeri tekan atau lepas:tidak ada
Masa atau benjolan : tidak ada
Auskultasi : Bising usus : hiperaktif
i.Genitalia Dan Anus
Inspeksi : lubang penis : terdapat di gland penis
Palpasi : Testis : teraba pada scrotum
Perkusi : -
Auskultasi : -
j.Ekstrimitas
Inspeksi : Bentuk ekstrimitas : simetris
Pergerakan : bebas
Jari :komplit
Kaki : sama panjang
Sianosis :ya
Palpasi: CRT :5 detik
Perkusi : -
Auskultasi : -
k.Eliminasi
Inspeksi : BAB
Frekuensi : 1 x / 2 hari
Warna : kuning
Waktu : pagi
Konsistensi : lembek
Kesulitan : tidakada
BAK
Frekuensi : 4- 5 x/hari
Warna : kuning
Waktu : pagi, siang, sore, malam
Kesulitan : tidakada
Alatbantu : tidakada
Palpasi: -
Perkusi : -
Auskultasi : -
c. Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi Diagnosa Keperawatan
1. DO : Nadi 110 kali / menit Suhu 38,8 C Pasien tampak pucat DS : Klien mengeluh lemah Klien mengatakan pusing
Sel kanker depresi dalam sumsum tulang belakang eritrosit anemia leukosit pada sumsum tulang belakang menyebabkan retikoloedotelial terpengaruh Gangguan system pertahanan tubuh.
Resiko tinggi infeksi
2. DO : Klien tampak lemah Klien tampak pucat Klien membutuhakan bantuan saat beraktivitasDS : klien mengatakan pusing Klien merasakan lemah HB 2,2 / dl Leukosit 92000 mm3
Kegagalan sumsum tulang belakang produksi leukosit menurun transfer nutrisi kejaringan menurun kelemahan intoleransi aktivitas.
Intoleransi aktivitas
3. DO : Tekanan nadi 120/70 mmHg Nadi 110 kali / menit Klien tampak pucatDS : pasien mengatakan giginya berdarah saat mengosok ggi Klien mengatakan lemah
Sel kanker depresi pada sumsum tualng belakang pembekuan menurun trombosit menurun.
Resiko cidera
4. DO : klien tampak gelisah Klien tampak pucat Tugir kulit jelek DS : klien mengeluh lemah Klien mngeluhakan tidak nafsu makan Klien mengeluh mual dan muntah
Sel masenkim sel blast poliferasi SDP imatur akumulasi infiltrasi hati Hematomegali gangguan nutrisi .
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. DO : klien tampak Pergantian sel normal oleh sel Nyeri
memegang daerah nyeri Klien tampak gelisah DS : klien mengeluh nyeri tulang Klien meringis
kanker infiltrasi ekstra medular pembesaran limfa Lifer dan tulang nyeri.
d. Diagnose Keperawatan
No Diagnosa Kriteria
NOC
NIC Aktivitas
1 Resiko tinggi infeksi
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses
penularan penyakit
Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
penyakit
Jumlah leukosit normal
Menunjukkan prilaku
sehat
Immune status
Knowledge :
infection
control
Risk control
Bersihkan lingkungan
Batasi pengunjung
Instruksikan cuci tangan
Gunakan sabun
antimikroba
Gnakan alat pelindung
Intake nutrisi meningkat
Beri terapi antibiotik
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Berikan keperawatan
kulit
Inspeksi kondisi luka
Dorong masukan nutrisi
Dorong istirahat
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
2 Intoleransi
Aktivitas
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik
Mampu melakukan
Energy
conservation
Activity
Kolaborasi dengan tenaga
rehabilitasi
Bantu klien
aktivitas sehari-hari
(ADLs)
TTV normal
Energy Psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah
Status kardiopilmonari
adekuat
Sirkulasi status baik
Status respirasi
tolerance
Self care:ADLs
mengidentifikasi
aktifitas
Bantu memilih aktivitas
Bantu untuk
mendapatkan bantuan
aktivitas
Bantu membuat jadwal
latihan
Bantu klien/keluarga
mengidentifikasi
kekurangan
Bantu klien
mengembangkan
motivasi diri
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual
3 Resiko Cidera Klien terbebas dari cidera
Klien mampu
menjelaskan metode
pencegahan cidera
Klien mampu
menjelaskan faktor resiko
dari lingkungan
Mampu memodifikasi
gaya hidup
Menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Mampu mengenal
perubahan status
kesehatan
Risk control Sediakan lingkungan
yang aman
Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien
Menghindari lingkungan
yang berbahaya
Memasang side rail
Menyediakan tempat
tidur yang nyaman
Membatasi pengunjung
Menganjurkan keluarga
menemani pasien
Kontrol lingkungan dan
kebisingan
Memindahkan barang
yang berbahaya
4 Gangguan Adanya peningkatan berat Nutritional status Nutrition management
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
badan sesuai dengan tujuan
berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan menelan
tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
Nutritional status
: food and fluid
intake
Nutritional status
: nutrient intake
Weight control
kaji adanya alergi
makanan
kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah nutrisi dan kalori
yang dibutuhkan pasien
anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake zat
besi
anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
berikan substansi gula
yakinkan diet yang
dimakanmengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
berikan makanan yang
terpilih
ajarkan pasien membuat
catatan makanan harian
monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
berat badan pasien
dalam batas normal
monitor adanya
penurunan berat badan
monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang bias
dilakukan
monitor interaksi anak/
orang tua selama makan
monitor lingkungan
selama makan
jadwalkan pengobatan
dan tindakan selama jam
makan
monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
monitor turgor kulit
monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
monitor mual dan
muntah
monitor kadar albumin,
total protein, HB, dan
kadar Ht
monitor pertumbuhan
dan perkembangan
monitor pucat
kemerahan dan
kekeringan konjungtiva
monitor kalori dan
intake nutrisi
catat adanya edema
hiperemik, hipertonik,
papilla lidah dan cavitas
oral
catat lidah berwarna
magenta scarlet
5 Nyeri Akut Mampu mengontrol
nyeri.
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
Mampu mengenali nyeri
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Pain level
Pain control
Comfort level
Pain Management
Lakukan pengkajian
nyeri
Observasi reaksi non
verbal
Gunakan komunikasi
terapeutik
Evaluasi pengalaman
nyeri
Evaluasi
ketidakefektifan
kontrol nyeri
Bantu menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan
Pilih penanganan
nyeri
Berikan anlgetik
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan
dokter
Analgesik Administration
Tentukan lokasi
Cek intruksi dokter
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan
Tentukan pilihan
Pilih rute pemberian
Monitor vital sign
Evaluasi efektivitas
analgetik
e. Implementasi
1. Infeksi
S: klien mengatakan sudah ada peningkatan penyembuhan infeksi
O: klien sudah tampak sedikit rileks dan nyaman
Turgor kulit baik
TD: 120/70 mmHg
N: 110 kali/menit
S: 37 C
P: 24kali/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
2. Intoleransi aktivitas
S: klien mampu beraktivitas lebih baik dari biasanya
Klien mengatakan sedikitpusisng saat berjalan lama
O: klien tampak lemah
Klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
Hb: 12 gr/dl
TD: 120/70 mmHg
N: 110 kali/menit
S: 37 C
P: 24 kali/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3. Cidera
S: klien mengatakan merasa lemah
O: klien tampak lemah
Klien tampak pucat
TD: 90/60 mmHg
N: 10 kali/menit
S: 37 C
P: 18 kali/menit
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
S: klien tidak pucat
Mukosa bibir lembab
Nafsu makan meningkat
O: klien tidak terlihat pucat
Peningkatan berat badan
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
5. Nyeri
S: klien mengatakan nyeri di daerah persendian
Klien mengatakan kurang nyaman
O: klien tampak gelisah
Klien tampak meringis
TD: 120/70 mmHg
N: 100 kali/menit
S: 37,2 C
P: 24 kali/menit
T: 150.000/mm3
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau
kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh
perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.Sel-sel normal di dalam sumsum tulang
digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum
dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atai darah tepi. Sel leukemia
mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan
imunitas tubuh penderita.
Leukemia dapat dibagi menjadi :
· Leukemia limfosik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada
anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun
atau lebih.
· Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-
anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
· Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur
lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hamper tidak
ada pada anak-anak.
· Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga
terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
3.2 Kritik dan Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui
apa itu penyakit Leukimia kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan
selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih,
mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit ganas yang sangat berbahaya dan
angka kematiannya cukup tinggi.