5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
1/10
1
BRONKOPNEUMONIA
OLEH : MUHAMMAD RUDINI
PENDAHULUAN:Pneumonia adalah radang parenkim paru.Kebanyakan kasus pneumonia di sebabkan
oleh mikroorganisme,tetapi ada sejumlah penyebab noninfeksi yang kadang-kadang perlu di
pertimbangkan. Penyebab noninfeksi ini meliputi,tetapi tidak terbatas pada,aspirasi makanan
Dan atau asam lambung,benda asing,hidrokarbon,dan bahan lipoid;reaksi hipersensitivitas
dan pneumonitis akibat obat atau radiasi.Infeksi pada neonatus dan hospes terganggu imun
lain berbeda dari infeksi yang terjadi pada bayi dan anak yang normal.
Pneumonia di golongkan atas dasar anatomi seperti proses lobar atau lobuler,alveoler,atau
interistial,tetapi klasifikasi pneumonia infeksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti
secara diagnostik atau teraupetik lebih relevan1
Virus pernapasa adalah penyebab pneumonia yang paling sering selama usia beberapa
tahun pertama.Mycoplasma pneumonia mendapat peran dominanpada etiologi pneumonia
pada usia anak sekolah dan anak yang lebih tua.Walaupun bakteri menurut angka kurang
penting sebagai penyebab pneumonia.mereka cendrung menimbulkan infeksi yang lebih berat
dari padamereka yang di sebabkan oleh agen nonbakteri. Penyebab pneumonia yang paling
lazim pada anak normal adalah streptococcus pneumoniae,S.pyogenes,dan staphylococcus
aureus.Haemophilus influenzae tipe b juga menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda
pada masa yang lalu,tetapi mungkin akan menjadi jauh berkurang dengan penggunaan vaksin
efektif rutin yang luas1
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy
distribution) (Bennete, 2013). Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru
yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab
non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat2
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
2/10
2
PATOGENESIS
Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru.
Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan
mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu
hidung, refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme pertahanan lanjut berupa sekresi
Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin,
imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel2 .
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila
virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas bagian bawah melalui
inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas, dan jarang melalui
hematogen. Virus dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya infeksi saluran nafas
bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon imun.
Diperkirakan sekitar 25-75 % anak dengan pneumonia bakteri didahului dengan infeksi virus
Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif jaringan ikat paru
yang bisa lobular (bronkhopneumoni), lobar, atau intersisial. Pneumonia bakteri dimulai
dengan terjadinya hiperemi akibat pelebaran pembuluh darah, eksudasi cairan intra-alveolar,
penumpukan fibrin, dan infiltrasi neutrofil, yang dikenal dengan stadium hepatisasi merah.
Konsolidasi jaringan menyebabkan penurunancomplianceparu dan kapasitas vital.
Peningkatan aliran darah yamg melewati paru yang terinfeksi menyebabkan terjadinya
pergeseran fisiologis (ventilation-perfusion missmatching) yang kemudian menyebabkan
terjadinya hipoksemia. Selanjutnya desaturasi oksigen menyebabkan peningkatan kerja
jantung 2.
Stadium berikutnya terutama diikuti dengan penumpukan fibrin dan disintegrasi
progresif dari sel-sel inflamasi (hepatisasi kelabu). Pada kebanyakan kasus, resolusi
konsolidasi terjadi setelah 8-10 hari dimana eksudat dicerna secara enzimatik untuk
selanjutnya direabsorbsi dan dan dikeluarkan melalui batuk. Apabila infeksi bakteri menetap
dan meluas ke kavitas pleura, supurasi intrapleura menyebabkan terjadinya empyema.
Resolusi dari reaksi pleura dapat berlangsung secara spontan, namun kebanyakan
menyebabkan penebalan jaringan ikat dan pembentukan perlekatan 2
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
3/10
3
Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu (Bradley et.al., 2011)2ss:
Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung
pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-
mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.
Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan
prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di
antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin2.
Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,
eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi
peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,
eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar,
pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah
sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.2
Stadium III (3-8 hari berikutnya)
Disebut hepatisasi kelabu, yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi
daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang
cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai
diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi
pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.2
Stadium IV (7-11 hari berikutnya)
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan
mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan
kembali ke strukturnya semula.2
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
4/10
4
Tanda Gejala Bronkopneumonia2
Ada beberapa ciri anak yang menderita penyakit bronkopneumonia ini antara lain
dapat dikenali dengan tanda serta gejala sebagai berikut :
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan contohnya adalah Nyeri pleuritik, Nafasdangkal dan mendengkur, Takipnea (Nafas Cepat)
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi : Mengecil, kemudian menjadihilang dan juga terdengar Krekels, ronkhi paru.
3. Gerakan dada tidak simetris.4. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium.5. Diafoesis.6. Anoreksia.7. Malaise.8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan
atau berkarat.
9. Gelisah.10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan.11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati.
Table 1. Penilaian keparahan pneumonia3
Umur < 2bulan
pneumonia berat
dada yang parah dalam gambar
atau napas cepat
Pneumonia sangat parah
tidak makan
kejang
abnormal mengantuk atau sulit bangun
demam / suhu tubuh rendah
hypopnoea dengan pernapasan teratur lambat
Umur 2 bulan - 5 tahun
pneumonia ringan
napas cepat
pneumonia berat
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
5/10
5
dada dalam gambar
Pneumonia sangat parah
tidak bisa minum
kejang
kantuk
kekurangan gizi
Diagnosis4
Bayi dan anak berusia 2 bulan - 5 tahun
Pneumonia berat Bila ada sesak napas Harus dirawat dan diberikan antibiotik
PneumoniaBila tidak ada sesak napasAda napas cepat dengan laju napas
- > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun- > 40 x/menit untuk anak > 1-5 tahun
Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral Bukan Pneumonia
Bila tidak ada napas cepat dan sesak napasTidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan
simpromatis seperti penurun panas
Bayi dan anak berusia 2 bulan - 5 tahun
Pada bayi berusia dibawah usia 2 bulan, perjalanan penyakitnya lebih
bervariasi, mudah terjadi komplikasi, dan sering menyebabkan kematian.
Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah sebagai berikut :
PneumoniaBila ada napas cepat (> 60 x/menit) atau sesak napasHarus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumoniaTidak ada napas cepat atau sesak napasTidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
6/10
6
Pengobatan Pneumonia2
Pengobatan dan perawatan pasien dengan bronkopneumonia di rumah sakit antara
lain dilakukan dengan cara :
Terapi Oksigen. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus yang
berat.
1. Hidrasi Cairan. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secaraparenteral. (menggunakan infus)
2. Simptomatik terhadap batuk. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta adafebris, diberikan bronkodilator
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal
ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam
praktek diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah dengan
kloramfenikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin.
Pengobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama 4 5 hari.3
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :
Bed rest Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta vena dan oksigen (1 2 l/mnt).
Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9%
ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.
Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base :
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital base :- Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
- Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus
dipuasakan.
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
7/10
7
Tabel 2 pilihan antibiotik intravena untuk pneumonia 5
antibiotik dosis frekuensi Relative
cost
keterangan
Penisilin 50.000unit/kg/kali
dosis tunggal
maks.4.000.00
0 unit
Tiap 4 jam rendah S.pneumonia
ampisilin 100 mg/kg/hari Tiap 6 jam rendah
Kloramfenik
ol
100 mg/kg/hari Tiap 6 jam rendah
ceftriaxone 50 mg/kg/kali
dosis tunggal
maks.2 gram
1x/hari tinggi S.pneumonia,H.influenza
cefuroxime 50 mg/kg/kali
dosis tunggal
maks.2 gram
Tiap 8jam tinggi S.pneumonia,H.influenza
clindamycin 10 mg/kg/kali
dosis tunggal
maks.1,2 gram
Tiap 6 jam rendah Group A
Streptococcus,S.aureus,Spneumoniae(alte
rnatif untuk anak alergi beta lactam,lebih
arang menimbulkan flebitis pada
pemberian IV dari pada eritromisin)
eritromisin 10 mg/kg/kali
dosis tunggal
maks.1 gram
Tiap 6 jam rendah S.pneumoniae,chlamydia
pneumonia,mycoplasma pneumonia
Pencegahan Bronkopneumonia2
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan
penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan
terjadinya bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti
halnya sebagai berikut :
1. Pola Hidup Sehat, makan makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan,beristirahatyang cukup,rajin berolahraga.
2. Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antaralain : Vaksinasi Pneumokokus, Vaksinasi H. influenza, Vaksinasi Varisela yang
dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah, Vaksin influenza yang diberikan
pada anak sebelum anak sakit.
http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/pola-hidup-sehat.htmlhttp://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/kualitas-tidur-yang-baik.htmlhttp://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/kualitas-tidur-yang-baik.htmlhttp://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/kualitas-tidur-yang-baik.htmlhttp://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/kualitas-tidur-yang-baik.htmlhttp://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/07/pola-hidup-sehat.html5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
8/10
8
Prognosis1
Kebanyakan anak dengan pneumonia dengan pneumonia virus sembuh tanpa banyak
peristiwa dan tidak mempunyai sekuele,walaupun perjalan dapat di perpanjang,terutama pada
bayi.Namun bukti semakin bertambah,bahwa beberapa penderita,terutama bayi,dapat terjadi
bronkiolitis obliteran,paru hiper lucen unilateral,atau komplikasi lain sesudah satu episode
Pneumonia virus.adeno virus terutama tipe 1,2,3,4,7 dan 21 agaknya dalam hal ini merupakan
agen paling berbahaya mampu menyebabkan pneumonia fulminan akut mematikan .
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
9/10
9
Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari. Seringkali pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah
dalam keadaan payah, sangat payah, sangat dispneu, pernapasan cuping hidung, sianosis, dan
gelisah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan adalah menjaga kelancaran pernapasan,
kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi/cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi.
Sedangkan pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, maka yang biasa
diberikan adalah antibiotik yang mempunyai spectrum luas, pemberian oksigen, cairan
intravena dan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri.
5/23/2018 Makalah Bronko Pneumoni.docx Baruuuuuuuuuu
10/10
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Charles G. Prober. Nelson Ilmu kesehatan anak. Edisi 15, vol 2. Penerbit bukukedokteran EGC tahun 2012. Halaman 883 889
2. Ahismsa Yoga Anindita. Pediatri Bronkopneumonia. Diunduh dari :http://dokterahimsa.blogspot.com/2013/05/pediatri-pneumonia-bronkopneumonia.
pada tanggal 1 mei 2014.
3. Hussain imam hj. Muhammad ismail, Terrence Thomas. Protocol Pediactric. Edisi 2.Penerbit Buku Kementrian Kesehatan Malaysia tahun 2008. Halaman 88 90.
4. Said M. Pheumonia. Dalam : Rahaja NN, Ssuprianto B, Setyanto DB, Penyunting.Bukuk ajar respirologi Anak, Edisi 1. Ikatan dokter anak indonesia, cetakan kedua
tahun 2010. Halaman 350
365.
5. Antonius H.Pudjiadi, Badriul Hegar. Pedoman Pelayanan Medis. Edisi 1. PenerbitIkatan Dokter Indonesia tahun 2009. Halaman 250 255.
http://dokterahimsa.blogspot.com/2013/05/pediatri-pneumonia-bronkopneumoniahttp://dokterahimsa.blogspot.com/2013/05/pediatri-pneumonia-bronkopneumoniahttp://dokterahimsa.blogspot.com/2013/05/pediatri-pneumonia-bronkopneumonia