Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir BayiLia Angelina Simbolon
102011146
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Rokok, usia, hipertensi, pendidikan saat kehamilan sudah terbukti memiliki
hubungan dengan berat lahir bayi. Ada beberapa cara untuk menentukan faktor apa yang
sangat berkaitan, untuk itu dapat di lakukan penelitian pada 140 wanita hamil dengan
metode cross sectional. Dengan metode ini kita dapat membandingkan antara berat
badan lahir dengan usia, berat badan lahir dengan rokok, berat badan lahir dengan
hipertensi, berat badan lahir dengan pendidikan. Akan tetapi antara berat badan lahir
dengan rokok memiliki hubungan yang signifikan secara statistik (p<0,5)
Kata kunci : berat badan lahir, rokok, faktor
Abstract
Maternal smoking, age, hypertension and education during pregnancy have been
linked with birth weight babies. There is a way of deciding which of these related
potential causes is the most important. In an attempt to do that a research group, studied
over 140 pregnant women with cross sectional method. With this method we could
compare between birth weight and age, birthweight and smoking, birthweight and
hypertension and birthweight and education. However , the relationship between birth
weight and maternal smoking was found out to be statistically significant (p<0,5)
Keyword: birth weight, maternal smoking, factor
1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Gambaran tentang status gizi bayi baru lahir dapat dilihat dari angka berat badan saat lahir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi saat lahir yaitu faktor internal terdiri dari
usia ibu hamil, jarak kehamilan, jumlah anak yang dilahirkan, status gizi ibu hamil (kenaikan
berat badan ibu sejak hamil sampai melahirkan), penyakit saat kehamilan, kadar hemoglobin
(ibu menderita anemia atau tidak), frekuensi pemeriksaan kehamilan, serta faktor eksternal
terdiri dari status pekerjaan ibu dan pendidikan ibu.
Umur ideal untuk kehamilan yang risikonya rendah adalah pada kelompok umur 20-35 tahun.
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, perempuan yang
mengalami kehamilan pada usia berisiko tinggi (35 tahun ke atas) 4,6% tidak pernah
memeriksakan kehamilan, dan yang berusia <20 tahun 5,1% memeriksakan kehamilan pada
dukun
Faktor tekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir.
Rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan gangguan vaskular yang dapat
mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal ini
tentunya dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang janin normal.
Pendidikan merupakan salah satu ukuran yng digunakan dalam status sosial ekonomi. Pada
ibu hamil semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan ibu.
Pada tingkat pendidikan yang relative tinggi, pekerja perempuan lebih mampu memiliki akses
terhadap pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik karena proses seleksi yang relative lebih
terbuka. Perubahan Pengetahuan, Sikap, perilaku dengan gaya hidup, pola makan serta
peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi.
Pengaruh langsung rokok adalah akibat nikotin yang terkandung di dalamnya. Nikotin ini
menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali
pusar janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang
diperlukan oleh janin. Selain itu akibat karbondioksida yang terkandung dalam asap rokok
akan mengikat hemoglobim dalam darah. Akibatnya akan mengurangi kerja haemoglobin
yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Sehingga rokok akan
2
mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin. Ini meningkatkan risiko kelahiran
bayi dengan berat badan kurang, yaitu dibawah 2500 gram.
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi berat badan lahir?
2. Apakah ada hubungannya umur ibu, merokok, hipertensi dan pendidikan terhadap berat
badan lahir?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum : Mengetahui faktor-faktor dari karakteristik ibu yang mempengaruhi
berat badan lahir bayi
Tujuan Khusus : Mengetahui hubungan antara pendidikan, riwayat hipertensi, usia
saat gestasi dan konsumsi rokok dengan berat badan lahir bayi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi responden dalam upaya pencegahan agar berat badan bayi tidak
lahir rendah.
2. Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan berat
badan lahir.
3. Sebagai sarana bagi penulis menambah wawasan tentang pengaruh umur ibu, merokok,
hipertensi dan pendidikan terhadap berat badan lahir.
1.5 Hipotesis Penelitian
a) Ho : Tidak Terdapat pengaruh umur ibu terhadap berat badan lahir
b) Ho : Tidak Terdapat pengaruh rokok terhadap berat badan lahir
c) Ho : Tidak Terdapat pengaruh hipertensi terhadap berat badan lahir
d) Ho : Tidak Terdapat pengaruh pendidikan terhadap berat badan lahir
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik
dengan data-data yang terkumpul.
3
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Berat Bayi Lahir
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu.
Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm.
Macam – macam
Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram
tanpamemandang masagestasi.
2. Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram.
3. Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram
2.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang
berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat
bayi lahir adalah sebagai berikut :
2.2.1 Usia Ibu hamil
Umur ibu erat kaitanya dengan berat lahir. Kehamilan dibawah 20 tahun merupakan
kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali tinggi dibandingkan dengan kehmilan pada wanita yang
cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi
fisiologisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehingga
pada saat kehamilanya ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilanya secara sempurna
dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu sangat beresiko tetapi
kehamilan diatas usia 35 tahun tidak dianjurkan karena sangat bahaya bagi ibu dan janin,
mengingat mulai pada usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak 4
peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan
lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas
yang dikhawatirkan bayi lahir dengan membawa kelainan.
Dalam proses persalinan, kehamilan usia di atas 35 tahun ini akan menghadapi kesulitan
akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah.
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan
kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya perencanaan kehamilan dilakukan pada
usia antara 20-30 tahun.
2.2.2 Pengaruh Rokok terhadap Kehamilan
Pengaruh langsung rokok adalah akibat nikotin yang terkandung di dalamnya. Nikotin ini
menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali
pusar janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang
diperlukan oleh janin. Selain itu akibat karbondioksida yang terkandung dalam asap rokok
akan mengikat hemoglobim dalam darah. Akibatnya akan mengurangi kerja haemoglobin
yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Sehingga rokok akan
mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin. Ini meningkatkan risiko kelahiran
bayi dengan berat badan kurang, yaitu dibawah 2500 gram. Perlu diingat bahwa setiap hisapan
rokok akan mengakibatkan penderitaan pada calon bayi. Berdasarkan penelitian, 1 dari 3
wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang.
Juga risiko kelahiran prematur meningkat, yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan
perokok. Lebih dari itu risiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu ke 28 sampai 1
minggu sebelum persalinan empat kali lebih tinggi dari yang bukan perokok. Belum lagi
peningkatan risiko terjadi pendarahan dan sebagainya
2.2.3 Tekanan Darah
Faktor tekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir.
Rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan gangguan vaskular yang dapat
mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal ini
tentunya dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang janin normal.5
Tekanandarah ibu hamil yang tinggi (≥140/90 mmHg) juga dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan
lahir. Hal ini disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenta, vasopasme, dan kerusakan
sel endotel pembuluh darah plasenta. Sedangkan pada ibu yang tekanan darahnya normal,
tidak ditemukan kelainan-kelainan tersebut sehingga perfusi nutrisi dan oksigen untuk
pertumbuhan janin menjadi adekuat.
Secara global, hipertensi dalam kehamilan juga merupakan salah satu dari tiga penyebab
tertinggi mortalitas dan morbiditas dari ibu bersalin. Mortalitas dan morbiditas akibat
hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi di Indonesia. Hal ini tentunya dapat
memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka kematian
bayi, dimana berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
angka tersebut masih cukup tinggi, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup. Indikator
kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah didasarkan pada angka kematian
ibu dan angka kematian bayi tersebut
2.2.4 Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan
yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar,
2005). Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga
bisa memenuhi asupan gizinya.Anemia lebih sering terjadi pada kelompok penduduk yang
berpendidikan rendah. Kelompok ini umumnya tidak dapat memilih bahan makanan yang
mengandung zat besi tinggi dan kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan
penanggulangannya.
Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan sehingga akan
meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan
pendidikan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan
tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai
kesehatannya maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan 6
yang baik. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya
pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat menigkatkan daya
beli makanan.Faktor ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, atau bila
berpendidikan mungkin disebabkan karena ketidakpedulian.
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Umur Rokok Hipertensi Pendidikan
Berat badan lahir Y1 Y2 Y3 Y4
Keterangan :
Y1 : pengaruh umur terhadap berat badan lahir
Y2 : pengaruh rokok terhadap berat badan lahir
Y3 : pengaruh hipertensi terhadap berat badan lahir
Y4 : pengaruh tingkat pendidikan terhadap berat badan lahir
3.2 Sampel Penelitian
Sampel yang dipergunakan berjumlah 140 orang dengan kriteria secara umum
berdasarkan umur ≤25 tahun sejumlah 100 orang dan >25 tahun sejumlah 40 orang.
Dengan perincian
Umur Jumlah Umur Jumlah
14 3 26 4
15 2 27 1
16 4 28 6
17 11 29 6
18 8 30 7
19 11 31 3
20 11 32 5
21 8 33 3
22 12 35 2
23 10 36 2
7
24 10 45 1
25 10
Jumlah total 140
3.3 Definisi Operasional Variabel
a. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah berat badan lahir.
Berat badan lahir yaitu bayi yang dilahirkan setelah dikandung kurang lebih
40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan
sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm.
b. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari :
1. Umur Ibu : yaitu usia ibu pada saat kehamilan.
2. Rokok : yaitu kondisi sebagai perokok aktif atau tidak.
3. Hipertensi : yaitu kondisi tekanan darah saat kehamilan.
4. Pendidikan : yaitu tingkat pendidikan ibu.
8
Bab IV
Pembahasan Hasil dan Analisa Penelitian
A. Hasil Uji Statistik Univariat
Statistics
BBL
N Valid 140
Missing 0
Mean 3.1215E
3
Median 3.0900E
3
Mode 2.50E3a
Std. Deviation 6.51517
E2
Variance 4.245E5
Range 3402.00
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Statistics
ROKOK
HIPERTEN
SI
PENDIDIKA
N
N Valid 140 140 140
Missing 0 0 0
9
Mean .3786 .0643 1.4143
Median .0000 .0000 1.0000
Mode .00 .00 1.00
Std. Deviation .48677 .24614 .49437
Variance .237 .061 .244
Range 1.00 1.00 1.00
Minimum .00 .00 1.00
Maximum 1.00 1.00 2.00
A. Hasil Uji Statistik Bivariat
a. Pengaruh umur terhadap berat badan lahir
Correlations
UMUR BBL
UMUR Pearson
Correlation1 .215*
Sig. (2-tailed) .011
N 140 140
BBL Pearson
Correlation.215* 1
Sig. (2-tailed) .011
N 140 140
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
Berdasarkan data korelasi diatas didapat korelasi yang rendah antara umur ibu dengan
berat badan lahir ( r ) adalah 0,215. Arah hubungan adalah positif karena nilai ( r )
10
positif artinya semakin tua usia umur ibu saat hamil maka semakin meningkat kejadian
berat bayi lahir rendah.
b. Analisa Independent Sample T Test
Hubungan antara rokok dan BBL
Group Statistics
ROKOK N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
BBL TIDAK
MEROKOK87
3.2620E
3661.06364 70.87346
MEROKOK53
2.8910E
3569.83901 78.27341
Berdasarkan hasil T-test diatas oleh karna nilai signifikan uji F adalah 0, 27900 lebih
besar dari 0,05 maka Ho diterima. Jadi kesimpulan tidak ada hubungan bermakna antar
rokok dan berat badan lahir.
Hubungan antara hipertensi dan BBL
11
Group Statistics
HIPE
RTEN
SI N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
BBL TIDAK131
3.1361E
3647.73399 56.59278
YA9
2.9096E
3709.49015 236.49672
Berdasarkan hasil T-test diatas oleh karna nilai signifikan uji F adalah 0, 652 lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima. Jadi kesimpulan tidak ada hubungan bermakna antar
hipertensi dan berat badan lahir.
c. Analisa Uji C Square
Hubungan antara Hipertensi dan BBL
12
HIPERTENSI * BBL Crosstabulation
BBL
Total0 1
HIPERTEN
SI
TIDAK Expected
Count102.9 28.1 131.0
% within BBL 95.5% 86.7% 93.6%
YA Expected
Count7.1 1.9 9.0
% within BBL 4.5% 13.3% 6.4%
Total Expected
Count110.0 30.0 140.0
% within BBL 100.0% 100.0% 100.0%
13
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3.026a 1 .082
Continuity Correctionb 1.742 1 .187
Likelihood Ratio 2.568 1 .109
Fisher's Exact Test .099 .099
Linear-by-Linear
Association3.005 1 .083
N of Valid Casesb 140
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1.93.
b. Computed only for a 2x2
table
Berdasarkan table diatas maka Ho diterima karena X2 hitung > X2 ( 3026 < 3841) ,
jadi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara hipertensi dan BBL.
Hubungan antara Umur ibu dan BBL
14
UMURIBU * BBL Crosstabulation
BBL
Total0 1
UMURIB
U
0 Expected
Count70.7 19.3 90.0
% within BBL 60.0% 80.0% 64.3%
1 Expected
Count39.3 10.7 50.0
% within BBL 40.0% 20.0% 35.7%
Total Expected
Count110.0 30.0 140.0
% within BBL 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 4.107a 1 .043
Continuity Correctionb 3.282 1 .070
Likelihood Ratio 4.405 1 .036
Fisher's Exact Test .053 .032
Linear-by-Linear
Association4.077 1 .043
N of Valid Casesb 140
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10.71.
b. Computed only for a 2x2
table
15
Berdasarkan table diatas maka Ho ditolak karena X2 hitung > X2 ( 4107 > 3841) , jadi
kesimpulan bahwa ada hubungan antara umur dan BBL
Hubungan Antara Rokok dan BBL
ROKOK * BBL Crosstabulation
BBL
Total0 1
ROKOK TIDAK
MEROKOK
Expected
Count68.4 18.6 87.0
% within BBL 67.3% 43.3% 62.1%
MEROKOK Expected
Count41.6 11.4 53.0
% within BBL 32.7% 56.7% 37.9%
Total Expected
Count110.0 30.0 140.0
% within BBL 100.0% 100.0% 100.0%
16
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5.742a 1 .017
Continuity Correctionb 4.770 1 .029
Likelihood Ratio 5.596 1 .018
Fisher's Exact Test .020 .015
Linear-by-Linear
Association5.701 1 .017
N of Valid Casesb 140
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
11.36.
b. Computed only for a 2x2
table
Kesimpulan : Berdasarkan table diatas maka Ho ditolak karena X2 hitung > X2 ( 5742
> 3841) , jadi kesimpulan bahwa ada hubungan antara rokok dan BBL
Kesimpulan
1. korelasi yang rendah antara umur ibu dengan berat badan lahir ( r ) adalah 0,215.
Arah hubungan adalah positif karena nilai ( r ) positif artinya semakin tua usia umur
ibu saat hamil maka semakin meningkat kejadian berat bayi lahir rendah.
2. Ho di terima. Jadi kesimpulan tidak ada hubungan bermakna antar rokok dan berat
badan lahir. F = 0,279 > 0,05
17
3. Ho diterima.= tidak ada hubungan bermakna antar hipertensi dan berat badan lahir.
F 0,652 > 0,05
4. Berdasarkan table diatas maka Ho diterima karena X2 hitung > X2 ( 3026 <
3841) , jadi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara hipertensi dan BBL.
5. Berdasarkan table diatas maka Ho ditolak karena X2 hitung > X2 ( 4107 > 3841) ,
jadi kesimpulan bahwa ada hubungan antara umur dan BBL
6. Ho ditolak karena X2 hitung > X2 ( 5742 > 3841) , jadi kesimpulan bahwa ada
hubungan antara rokok dan BBL
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham et al. Obstetri williams vol.1. edisi ke 23. Penerbit Buku Kedokteran
EGC; Jakarta: 2010. h. 5, 198-221.
2. Susiana IWS. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas
Ampel I Boyolali Tahun 2005 [skripsi]. Semarang: FKM Unnes. 2005.
3. Phaneendra RRS, Prakash KP, Sreekumaran NN. Influence of Pre-Pregnancy
Weight, Maternal Height and Weight Gain During Pregnancy on Birth Weight.
Bahrain Med Bull. 2001; 23(1) h :22-26.
4. Line R, Hanne KH, Hanne K, Lars FM, Ann T, Bent O. Association Between
Maternal Weight Gain and Birth Weight. ACOG. 2007;109(6) h :1309-15.
5. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Ed ke-1. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; Jakarta: 2009. h. 376-7.
6. Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant, In : Kliegman RM, BehrmanRE,
Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th Edition.
Philadelphia : Saunders, 2007 ; p 701-10.2.
7. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.Dalam :
Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30
8. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan TumbuhKembang.
Jakarta : FKUI, 2004;9-1118
19