BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1967, American Academy of Physicians (AAP) bagian
Standards of Child Health Care membayangkan bahwa rumah sehat dalam hal ini
dianggap sebagai rumah medis (Medical Home) ialah salah satu sumber utama
dari pencatatan kesehatan anak yang merupakan solusi kurangnya koordinasi serta
komunikasi pelayanan kesehatan. Setelah itu, sekitar tahun 2002 AAP
menerapkan rumah sebagai pusat akses berkelanjutan, berorientasi keluarga, pusat
koordinasi, rasa simpati, dan orientasi budaya yang efektif dalam pengelolaan
kesehatan.1 Di sisi lain Center for Disease Control and Prevention (CDC)
mendefinisikan rumah sehat sebagai segalanya dari desain, pembangunan, serta
perawatan yang melindungi keluarga baik dalam ruangan maupun di luar ruangan
dari segalanya yang mengganggu kesehatan.2
Hampir semua definisi rumah sehat memiliki makna rumah sebagai pusat
dari kesehatan individu dan keluarga. Namun sampai saat ini, beberapa negara
berkembang termasuk Indonesia belum menerapkan rumah sesuai dengan definisi
ideal rumah sehat. CDC dengan jelas menyatakan bahwa ketidaksehatan rumah
berhubungan langsung dengan kemiskinan. Ventilasi yang tidak memadai, radon
(zat radioaktif alami yang tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau yang
terjadi dari berbagai bahan bangunan serta berhubungan dengan pembangunan
konstruksi terhadap tanah), penggunaan pestisida, asap rokok, dan
ketidaktersediaan air bersih merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
kesehatan setiap penghuni rumah.2
Dari survei yang dilakukan CDC hampir di seluruh dunia, 1 dari 16 rumah
mengandung radon, 1 dari 10 rumah kekurangan air bersih, dan 1 dari 6 rumah
memiliki masalah dalam struktur rumah.2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
2013 yang mewakili data di Indonesia, rumah yang berlantai bukan tanah
sebanyak 93,1%. Meskipun angka tersebut cukup besar namun masih ada rumah
di Indonesia yang berlantaikan tanah 6,9%. Data lain menyebutkan bahwa hanya
1
69,6% dinding rumah di Indonesia terbuat dari tembok dan hanya 59,4% rumah di
Indonesia yang beratap luas dengan plafon.3
Dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten Magelang menargetkan sebanyak 70
% rumah sehat di kabupaten Magelang. Target ini digunakan oleh Puskesmas
Secang I dalam menentukan target dari kegiatan program Kesehatan Lingkungan
(Kesling) mengenai rumah sehat. Cakupan rumah sehat Puskesmas Secang 1 dari
Januari – Agustus 2015 hanya sebesar 39% dari target Dinkes 70% sehingga
pencapaiannya 55%. Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa rumah di
Indonesia masih jauh dari definisi sehat yang sebenarnya. Masih perlu banyak
sosialisasi dan perbaikan bukan hanya dari segi kesehatan namun dari tingkat
ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, saya merasa perlu
mengadakan penelitian yang berjudul Rencana Peningkatan Cakupan Rumah
Sehat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang, Evaluasi Manajemen Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Secang I, Periode Januari – Agustus 2015.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
rendahnya cakupan rumah sehat di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran Desa Secang,
apa yang menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan rumah sehat dan
bagaimana cara mencari alternatif pemecahan masalah yang sesuai denggan
penyebab masalah yang ditemukan?
C. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Menganalisa penyebab kurangnya cakupan rumah sehat di RT 01 RW 01
Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang dan
memberikan solusi kesehatan lingkungan di dusun tersebut.
2.Tujuan Khusus
a) Mengetahui data umum RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
b) Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan rumah sehat di RT 01
RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten
2
Magelang dari faktor petugas kesehatan lingkungan dalam melakukan
promosi kesehatan.
c) Mengetahui sudah atau terlaksananya kegiatan yang berkaitan dengan
promosi kesehatan mengenai rumah sehat seperti penyuluhan, pengawasan
rumah sehat, serta pendataan rumah sehat secara langsung di RT 01 RW
01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang.
d) Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat RT 01 RW 01 Dusun
Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
mengenai rumah sehat dan pola hidup sehat.
e) Mencari pemecahan masalah rumah tidak sehat di RT 01 RW 01 Dusun
Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian
1. Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan data
tentang cakupan rumah sehat di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa
Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai kriteria rumah sehat, sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
3. Sebagai masukkan bagi Puskesmas Secang I dalam pengambilan
keputusan dalam program kesehatan lingkungan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sehat
1. Definisi Rumah Sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan. Menurut Wicaksono, rumah adalah sebuah
tempat tujuan akhir dari manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca
dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan
tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup
manusia.1
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan
tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik
fisik, rohani, maupun sosial. Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya
dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas
setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga
sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang merugikan kesehatan.1
2. Kriteria Rumah Sehat Jateng 2010
Tabel 1. Kuesioner Komponen Rumah
No
Komponen Rumah
Kriteria Nilai
Bobot
Jumlah
Persen
x311 Apakah rumah
anda mempunyai langit-langit ?
a.Tidak adab.Ada, bersih, rawan kecelakaanc.Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal 2,75 m
01
2
2 Apakah rumah anda mempunyai dinding?
a. Non permanenb.Semi permanen/ tembok tidak diplesterc.Permanen dan
12
3
4
kedap air3 Apakah jenis
lantai dirumah anda ?
a.Tanah/papanb.Seluruh lantai plester kasar (trasah)c.Seluruh kedap air dan sebagian keramikd.Seluruh lantai pasangan keramik
01
2
4 Apakah dirumah anda terdapat pintu?
a. Hanya ada pintu utamab.Setiap ruang tidur terpasang pintuc. Setiap pintu ruang tidur dipasang kasa nyamuk
1
2
3
5 Apakah rumah anda mempunyai jendela kamar tidur?
a.Tidak adab.Ada
01
6 Apakah rumah anda mempunyai ruang keluarga ?
a.Tidak adab.Ada
01
7 Apakah rumah anda mempunyai ventilasi ?
a.Tidak adab.Ada, < 10% LLc.Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa4.Ada, 10% LL dan dipasang kassa
012
3
8 Apakah rumah anda mempunyai lubang asap dapur ?
a.Tidak adab.Adac.Ada dan berfungsi dengan baik
012
9 Apakah rumah anda mempunyai pencahayaan alamiah ?
a.Tidak terang, tidak dapat digunakan untuk membacab.Kurang terang, bila untuk membaca terasa sakitc.Terang, enak untuk membaca dan tidak silau
0
1
2
5
Tabel 2. Kuesioner Sarana Sanitasi
No.
Sarana Sanitasi
Kriteria Nilai
Bobot
Jumlah
Persen
x251 Apakah
jenis sarana air bersih yang digunakan di rumah anda?
a. Sumur gali
b. Sumur pompa tangan
c. PDAM
1
2
3
2 Apakah anda memiliki Sarana Air Bersih ?
a. Bukan milik sendirib.Ada , milik sendiri tapi tidak memenuhi syaratc.Bukan milik sendiri, tapi memenuhi syaratd. Milik sendiri dan memenuhi syarat
1
2
3
4
3 Apakah anda mempunyai jamban keluarga ?
a. Tidak adab. Ada, tidak memenuhi syaratc. Ada dan memenuhi syarat
01
2
4 Apakah di rumah anda terdapat SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) ?
a. Tidak adab. Ada, jarak dengan sumber air <10 m, atau saluran terbukac. Ada, jarak dengan sumber air > 10 m atau ke saluran kota
01
2
5 Apakah di rumah anda terdapat tempat Sampah
a. Tidak adab. Ada,tidak kedap air & tidak tertutupc. Ada, kedap air & tertutup
01
2
6
Tabel 3. Kuesioner perilaku Penghuni
No.
Perilaku Penghuni
Kriteria Nilai
Bobot
Jumlah
Persen
x251 Apakah
anda sering membuka jendela ?
a. Tidak pernah dibukab. Kadang-kadangc. Setiap hari dibuka
012
2 Apakah anda sering menyapu dan mengepel rumah
a. Seminggub. Tiap 3 haric. Setiap hari
123
3Dimanakah anda membuang tinja
a. Ke sungai/kebun/kolam
b. Ke WC/Jamban
01
4 Bagaimana cara anda mengelolah sampah ?
a. Dibuang ke sungai/kebun
b. Ke TPS/Petugas sampah
c. Dimanfaatkan/daur ulang
012
Tabel 4. Kuesioner kemungkinan penyebab lain
No.
Komponen Kriteria nilai Bobot
Jumlah
Persen
x191 Berapa luas
rumah anda? Berapa jumlah anggota keluarga anda?
a.<8 m2 per orangb. >8 m2 per orang
12
2. Apakah dirumah anda terdapat tikus
a.adab.tidak ada
12
3 Apakah di rumah anda terdapat
a.<5 ekorb.>5 ekor
12
7
Lalat ?4 Apakah di
rumah anda terdapat Kecoa?
a.adab.tidak ada
12
5 Apakah di rumah anda terdapat Nyamuk ?
a.adab.tidak ada
12
6 Apakah anda memiliki Kandang ternak ?
a.menyatu dengan rumahb.terpisah dari rumah <10 mc.terpisah dari rumah > 10 m atau tidak punya ternak
0
1
2
7 Diare a. Adab. Tidak ada
12
8 TB a. Adab. Tidak ada
12
9 ISPA a. Adab. Tidak ada
12
10 Kulit a. Adab. Tidak ada
12
11 Malaria a. Adab. Tidak ada
12
12 DBD a. Adab. Tidak ada
12
KETERANGAN
Bila skor dari
Nilai Rumah : 229-1388
a.Rumah Sehat :1008-1388
b.Kurang Sehat : 614-1007
c.Tidak Sehat : 229-613
Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang
tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1947) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi
sebagai tempat istirahat
8
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci,
kakus dan kamar mandi
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi
Kriteria rumah sehat yang dikutip dari Winslow antara lain:1
1. Harus dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Harus dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut American Public Health
Asociation (APHA), yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dasar fisik
Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungan yang
penting untuk mencegah bertambahnya panas atau kehilangan
panas secara berlebihan. Sebaiknya temperatur udara dalam
ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4°C dari temperatur
udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar
22°C - 30°C sudah cukup segar.
b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan
atas cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan
dari nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan
ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap
atau tidak menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna
sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang
ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan
9
luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi
10% dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar
udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
d. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan
bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang
relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan
fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental
seperti mudah marah dan apatis.
e. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas
dan untuk anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak
mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di
rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik.
2. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi
kebutuhan dasar psikologis penghuninya, seperti:
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing
penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak
berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur
dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan
perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di
atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan
keluarga
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar
tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab
bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin
akan menimbulkan tekanan batin.
10
d. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai
menghalangi lalu lintas dalam ruangan
e. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu
rumah dan terpelihara kebersihannya.
3. Melindungi dari penyakit
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit atau
zat-zat yang membahayakan kesehatan. Maka rumah yang sehat
adalah rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup
dengan sistem perpipaan seperti sambungan atau pipa dijaga jangan
sampai sampai bocor sehingga tidak tercemar oleh air dari tempat
lain. Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga dan tikus,
memiliki tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta
pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Melindungi dari kemungkinan kecelakaan
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.
Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh,
tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya
kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan
keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas,
dan lain sebagainya.
3. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), lingkup
penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku penghuni.2
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,
jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu,
ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
11
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana
pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat
pembuangan sampah.
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar
tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan
halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang
sampah pada tempat sampah.
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah yang
tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.3
1. Bahan bangunan
Syarat bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain:
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis
seperti berikut: 2
a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah
lebih baik tidak digunakan lagi, karena jika saat musim hujan
akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit terhadap penghuninya. Oleh karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, keramik, teraso
dan lain-lain. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah,
sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.
b. Dinding yaitu untuk di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi
dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara dan
untuk di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan. Fungsi dinding selain sebagai pendukung atau
penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk melindungi
12
ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin, juga
melindungi dari pengaruh panas.
c. Langit-langit
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
d. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang
tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur,
ruang mandi, dan ruang bermain anak.
Banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya tergantung kepada jumlah
penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan menuntut jumlah
ruangan yang banyak terutama ruang tidur. Pada umumnya jumlah ruangan dalam
suatu rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut, seperti:
a. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur)
Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur.
Ruang tidur ini biasanya digunakan untuk ruang ganti pakaian,
dan ditempatkan di tempat yang cukup tenang. Sebaiknya ruang
tidur mendapat cukup sinar matahari, agar terhindar dari penyakit
saluran pernafasan, maka luas ruang tidur minimal 9 m2 untuk
setiap orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk orang
dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-anak berumur dibawah 5 tahun.
Luas lantai minimal 3 ½ m2 untuk setiap orang, dengan tinggi
langit-langit tidak kurang dari 2 ¾ m.
b. Ruang tamu
Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu,
biasanya diletakkan di bagian depan rumah. Ruang tamu
sebaiknya terpisah dengan ruang duduk yang dapat dibuka atau
ditutup atau dengan gorden.
c. Ruang duduk (ruang keluarga)
Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang
memenuhi syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi.
Ruang duduk ini sebaiknya lebih luas dari ruang-ruang lainnya
13
seperti ruang tidur atau ruang tamu karena ruang duduk sering
digunakan pula untuk berbagai kegiatan seperti tempat
berbincang-bincang anggota keluarga, tempat menonton TV.
d. Ruang makan
Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang khusus,
ruangan tersendiri, sehingga bila ada anggota keluarga sedang
makan tidak akan terganggu oleh kegiatan anggota keluarga
lainnya.
e. Ruang dapur
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan.
Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat
memasak, tempat cuci peralatan serta tempat penyimpanannya.
Tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan
mempunyai sisitem pembuangan air kotor yang baik, serta
mempunyai tempat pembuangan sampah sementara yang
baik/tertutup. Selain itu dapur harus tersedia tempat penyimpanan
bahan makanan atau makanan yang siap disajikan. Tempat ini
harus terhindar dari gangguan serangga (lalat) dan tikus. Oleh
karena itu ruangan harus bebas serangga dan tikus.
f. Kamar mandi/W.C
Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air dan selalu
terpelihara kebersihannya agar tidak licin. Dinding minimal
setinggi 1 ½ m dari lantai. Setiap kamar mandi dan jamban yang
letaknya di dalam rumah, diusahakan salah satu dindingnya yang
berlubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan bagian
luar rumah. Bila tidak, ruang atau kamar mandi dan jamban ini
harus dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan
udara dari kamar mandi dan jamban tersebut keluar, sehingga
tidak mencemari ruangan lain. Selain itu kebersihannya harus
14
selalu terjaga. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak
boleh dipergunakan untuk lebih dari 7 orang.
g. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau
bahan-bahan lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain,
seperti alat-alat untuk memperbaiki rumah (tangga, dan lain–lain).
h. Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan
atau buatan, yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan. Intensitas minimal pencahayaan dalam
ruangan adalah 60 lux dan tidak menyilaukan. 2
4. Kualitas udara
Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai
berikut: 2
a. Suhu udara nyaman berkisar 18° sampai 30° C
b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per
penghuni
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal
10% dari luas lantai.Ventilasi sangat penting untuk suatu rumah
tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi
pertama sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar
ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross
15
ventilation). Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan
terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya
dari luar seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak
gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu
untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi
mutlak harus ada. 2
Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan
menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain:
a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin
dapat hidup tanpa oksigen dalam udara.
b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan
meningkat.
c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian,
pernafasan, dan mulut.
d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan
oleh penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.
Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem
aliran udara yang baik, yaitu ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang
terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela, pintu,
ataupun lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses
terjadinya aliran udara ialah karena terdapatnya perbedaan suhu,
udara yang panas lebih ringan dari pada udara yang dingin. Ventilasi
buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan udara,
misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air condition. 2
6. Binatang penular penyakit
Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang.
7. Air 2,10
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang.
16
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan
atau air minum sesuai perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah 2
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah, serta air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan
lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di
bawah umur 5 tahun.
11. Atap
Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari
gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari
pencemaran udara seperti: debu, asap, dan lain-lain. Atap yang
paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk
dimusim panas dan hangat di musim hujan.
4. Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Minimum proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat berdasarkan
Jateng 2010 adalah:
1. Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, pintu, jendela kamar
tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur
dan pencahayaan.
2. Sarana sanitasi: sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran),
sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.
3. Perilaku: frekwensi membuka jendela, menyapu dan mengepel rumah,
cara membuang tinja, cara pengelolahan sampah
4. Komponen lain-lain: kepadatan penghuni, adanya
tikus,lalat,nyamuk,kecoa di rumah, jarak kandang ternak, penyakit
17
berbasis lingkungan tiga bulan terakhir ini (diare. Ispa ,tb, kulit, malaria,
dbd)
Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor
dan dijumlahkan skornya. Bila skor dari 1008-1388 maka termasuk kategori
rumah sehat. Jika skor dari 614-1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor
dari 229-613.
5. Sarana Sanitasi Rumah
Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:
a. Sarana air bersih dan air minum
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1990). Air minum adalah air yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum dan berasal dari penyediaan air
minum sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002 (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2002). 3,10
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air
bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih antara lain
(a) jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik
tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter, (b)
pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan tanah dibuat kedap
air dengan pembuatan cincin dan bibir sumur, (c) penampungan air
hujan pelindung air, perpipaan atau kran atau sumur gali terjaga
kebersihannya dan dipelihara rutin.
Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi sebagai
air minum, antara lain:4
18
Syarat fisik
Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau,
jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga
menimbulkan rasa nyaman.
Syarat kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang
berbahaya bagi kesehatan.
Syarat bakteriologis
Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Sebagai
petunjuk bahwa air telah dicemari oleh faeces manusia adalah
adanya E.coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam faeces
manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih
sukar dimatikan dengan pemanasan air.
b. Saluran Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak bersih dan
mengandung pelbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan
manusia, hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia.4
Pada dasarnya pengolahan air limbah bertujuan untuk:
Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman berbagai
penyakit. Ini disebabkan karena limbah sering dipakai sebagai
tempat berkembang-biaknya berbagai macam bibit penyakit.
Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah
tersebut mengandung zat organik yang membahayakan
kelangsungan hidup.
Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup
sehari-hari, terutama jika sulit ditemukan air bersih.
c. Jamban/kakus
Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk
melepaskan hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus
atau jamban ialah:4
19
Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari
pandangan orang lain, terlindung dari panas atau hujan, serta
terjamin privacy-nya. Dalam kehidupan sehari-hari, syarat ini
dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk kakus di
rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan.
Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai
mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak
menjadi tempat hidupnya perbagai binatang.
Bangunan kakus memiliki lantai yang kuat, mempunyai tempat
berpijak yang kuat, syarat ini yang terutama harus dipenuhi jika
mendirikan kakus model cemplung.
Mempunyai lobang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu
dialirkan pada sumur penampungan atau sumur rembesan.
Menyediakan alat pembersih seperti air atau kertas yang cukup,
sehingga dapat segera dipakai setelah membuang kotoran.
Jenis-jenis kakus atau jamban dilihat dari bangunan jamban yang
didirikan, tempat penampungan, pemusnahan kotoran dan
penyaluran air kotor, seperti:
o Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat
penampungan tinjanya dibangun dekat dibawah tempat injakan
atau dibawah bangunan kakus. Kakus ini dibuat dengan
menggali lubang ke dalam tanah dengan diameter 80-120 cm
sedalam 2,5-8 meter. Lama pemakaiannya antara 5-15 tahun.
Pada kakus ini harus diperhatikan jangan diberi desinfektan
karena mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat
penuh, untuk mencegah bertelurnya nyamuk, tiap minggu
diberi minyak tanah, agar tidak terlalu bau diberi kapur barus.
o Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun
di atas empang, sungai atau rawa. Kakus model ini kotorannya
tersebar begitu saja, yang biasanya kotoran tersebut langsung
dimakan ikan, atau ada yang dikumpul memakai saluran
20
khusus yang kemudian diberi pembatas seperti bambu, kayu
dan lain sebagainya yang ditanam melingkar ditengah empang,
sungai atau rawa.
o Kakus dengan “angsa trine” ialah, kakus dimana leher lubang
kloset berbentuk lengkungan, dengan demikian akan selalu
terisi air yang penting untuk mencegah bau serta masuknya
binatang-binatang kecil. Kakus model ini biasanya dilengkapi
dengan lubang atau sumur penampung/sumur resapan yang
disebut septi tank. Kakus model ini adalah yang terbaik dan
dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
d. Tempat Sampah
Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan
manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah,
seperti penyimpanan (storage), pengumpulan (collection), dan
pembuangan (disposal). Tempat sampah tiap-tiap rumah, isinya cukup
1 meter kubik. Tempat sampah sebaiknya tidak ditempatkan di dalam
rumah atau di pojok dapur, karena akan menjadi gudang makanan bagi
tikus-tikus dan rumah menjadi banyak tikusnya.5
Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak,
b. Harus mempunyai tutup sehingga tidak menarik serangga atau
binatang-binatang lainnya, dan sangat dianjurkan agar tutup sampah
ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan,
c. Ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh
pemerintah, tempat sampah harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya. 2
B. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
21
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.7
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, antara lain:
a. Tahu (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu
komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan,
menggambarkan, memisahkan.
e. Sintesis (Sinthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk
keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek
tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).
22
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%
c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
C. Perilaku
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah
suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala yang tampak
pada organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan faktor genetik dan lingkungan
merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termasuk dari manusia. Hereditar
atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan faktor
lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan
perilaku tersebut. 6
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini
bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (disertai tindakan). 5
Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang
tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden, yaitu:
a. Perilaku baik bila skor 81%-100%
b. Perilaku cukup bila skor 65%-80%
c. Perilaku kurang bila skor < 60%
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme
atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek. Respon ini
dibedakan menjadi 2 (dua): 6
23
o Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap
yang terjadi pada orang yang memerima stimulus tersebut dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
o Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior,
tindakan nyata atau praktek (practice) misal, seorang ibu
memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas
untuk diimunisasi.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini
terdiri dari 3 aspek.
Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila
sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari
penyakit.
Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu
sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun
24
perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi
sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab
menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan
penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap
makanan dan minuman tersebut.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior).
c. Perilaku kesehatan lingkungan.
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Misalnya:
bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat sampah,
pembuangan limbah, dan sebagainya.
D. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Sehingga diharapkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat meningkat setelah dilakukannya penyuluhan mengenai
rumah sehat dan dapat tercapainya kesehatan lingkungan yang semakin
meningkat.
Media Penyuluhan
Adalah saluran yang menghubungkan penyuluh dan materi penyuluh, contoh
pamphlet, brosur.
Dana
Adalah uang yang dimiliki seseorang yang di dapat dari penghasilan guna untuk
pembangunan.
25
E. Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi
Standar prosedur operasional (Standard Operational Procedur / SOP)
klinik sanitasi secara umum meliputi SOP di dalam gedung (puskesmas) dan di
luar gedung (lapangan).4
a. Dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, petugas klinik sanitasi melakukan
langkah-langkah kegiatan terhadap penderita/pasien dan klien.
1) Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
2) Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas
poliklinik.
3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat,
serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku register.
4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga,
penderita tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku
yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada
buku ‘Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan
Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas.
5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku
yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.
b. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien
atau keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung
(Puskesmas).
26
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
3) Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
Desa/kelurahan (kepala Desa/lurah, sekretaris, kepala Dusun, atau
ketua RW/RT) dan petugas kesehatan / bidan di desa.
4) Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku
dengan mengacu pada Buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk
Puskesmas, sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
5) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
6) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita
dan keluarga sekitar).
7) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok
keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas
kesehatan di desa / kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala desa /
lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT), kader kesehatan
lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan untuk dapat
di tindak lanjut secara bersama.
Petugas Sanitarian
Tugas Pokok : merubah, mengendalikan, atau menghilangkan semua unsur fisik
dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat.
Fungsi :
Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban
keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan.
Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,
penampungan air hujan dan sarana bersih lainnya.
Pengawasan higiene, perusahaan, dan tempat-tempat umum.
Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral
Ikut serta dalam Puskeling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan
kesehatan lingkungan
27
Memberikan penyuluhan kesehatan
Pengawasan penyehatan rumah
F. Urutan Dalam Siklus Pemecahan Masalah
a. Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,
menetapkan indicator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau
mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara
keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau
indicator tertentu yang sudah ditetapkan.
b. Memilih penyebab yang paling mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-
sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei lapangan.
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah
dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka
dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.
d. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif
maka digunakan metode criteria Matriks untuk menentukan/ memilih
pemecahan terbaik.
e. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA
(Plan Of Action atau Rencana Kegiatan).
f. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan
pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan
baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah
dapat dipecahkan
28
Gambar 1.Kerangka Pemecahan Masalah
29
MASALAH
PROSESLINGKUNGAN
P1
P2
P3
INPUT
MONEYMAN
MACHINE
METHODE
MATERIAL
6. Penentuan rencana penerapan
2. Penentuan penyebab masalah7.Monitoring dan evaluasi
1. Identifikasi Masalah
3. Memilih penyebab yang paling mungkin
5. Penetapan pemecahan masalah terpilih
4. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Gambar 2. Diagram Fish Bone
Identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk
mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah,
dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan
munculnya permasalahan. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem
terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak
sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah
kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab
masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input
maupun proses.
G. Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
30
PROSESFungsi Manajemen (P1, P2, P3 )Dan Manajemen Mutu
OUTPUT
Cakupan Kegiatan dan Mutu
INPUT ManMoney MethodMaterial Machine
OUTCOME
IMPACT
LINGKUNGANFisik Sosial budayaKependudukan Sosial ekonomiKebijakan
dengan menggunakan kriteria matriks M x I x V/ C. Berikut ini proses penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks:9
1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan
masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab
masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka
semakin efektif.
2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah.makin
penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka
semakin efektif.
3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin
sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.
4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk
melakukan pemecahan masalah.
Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5.
Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 – 5. Bila makin magnitude
maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan
penilaian pada kriteria I dan V.Tabel 5. Kriteria Matriks
Magnitude Importancy Vulnerability Cost
1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah
2=Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah
3 = Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah
4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = mahal
5= Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 = sangat mahal
H. Pembuatan Plan of Action dan Gantt Chart
Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya
dilakukan pembuatan plan of action serta Gantt chart, ini bertujuan untuk
menentukan perencanaan kegiatan
31
BAB III
ANALISIS MASALAH
Data Umum Dusun Gusaran
1. Letak wilayah
Dusun Gusaran terletak di wilayah Kelurahan Secang, Kabupaten
Magelang, provinsi Jawa Tengah.
2. Batas wilayah
Utara : Kabupaten Temanggung
Selatan : Kota Magelang
Barat : Kecamatan Windusari
Timur : Wilayah Puskesmas Secang II
B. Keadaan Demografi
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dusun Gusaran tahun 2015 adalah 553 jiwa dan
jumlah KK adalah 162.
2. Data Penduduk
Penduduk dusun Gusaran sebanyak 553 jiwa, terdiri dari 162 KK,
267 laki – laki dan 286 perempuan. Mayoritas beragama Islam.
(Sumber : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015 Keluarahan
Secang)
32
Tabel 6. Fasilitas Umum dan Tenaga Kesehatan di Dusun Gusaran
No Fasilitas Umum Jumlah
1 WC Umum 0
2 Masjid 1
3 Sarana Pertemuan Rutin 1
4 Bidan praktek 0
5 Pasar 0
Pada pelaksanaan kegiatan programnya, Puskesmas Secang I memiliki
beberapa cakupan kegiatan program yang belum mencapai target yang ditetapkan
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Belum tercapainya beberapa program ini
merupakan hal yang harus diketahui penyebabnya dan diupayakan
penyelesaiannya.
Tabel 7. Hasil dari SPM Bulan Januari – Agustus 2015 Wilayah Puskesmas
Secang I
Indikator Target (%)
Sasaran (1 tahun)
Sasaran bulan
berjalan
CakupanPencapaian
Kegiatan Persen (%)
Rumah
sehat70 10909 7273 2800 39 55
Tabel 8. Cakupan rumah sehat wilayah Puskesmas Secang I Januari -
Agustus tahun 2015
No Desa Jumlah
rumah
Rumah yang
memenuhi
syarat
Persentase
%
1 Jambewangi 1601 870 54
2 Payaman 1383 942 68
33
3 Kalijoso 690 557 80
4 Madusari 856 769 89
5 Ngadirojo 860 745 86
6 Madyocondro 1134 942 83
7 Secang 1410 950 67
8 Ngabean 689 688 99
9 Krincing 1193 962 80
10
11
Donorojo
Karangkajen
586
1427
428
681
73
47
Data hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi dari hasil observasi
secara langsung pada 35 rumah dan didapatkan hasilnya sebagai berikut :
1. Komponen Rumah
Tabel 9. Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah
N
o
Komponen
penilaian
Kriteria Bobo
t
x 31
Jumla
h
Persen
(%)
I Komponen
rumah
1 Apakah rumah
anda
mempunyai
langit-langit?
a. Tidak ada 0 22 62,9
b. Ada, bersih, rawan
kecelakaan
1 6 17,1
c. Ada, bersih, kuat, tinggi
min. 2,75 m
2 7 20
2 Dinding rumah
anda terbuat
dari apa?
a. Non permanen 1 16 45,7
b. Semi permanen, tembok
tidak diplester
2 10 28,6
c. Permanen dan kedap air 3 9 25,7
3 Lantai rumah a. Tanah/ papan 0 11 31,4
34
anda terbuat
dari apa? b. Seluruh lantai plester
kasar (trasah)
1 15 42,9
c. Seluruhnya kedap air
dan sebagian dikeramik
2 5 14,3
d. Seluruh lantai pasangan
keramik
4 11,4
4 Apakah terdapat
pintu di setiap
ruang tidur?
a. Hanya ada pintu utama 1 20 57,1
b. Setiap ruang tidur 2 15 42,9
5 Apakah rumah
anda
mempunyai
jendela kamar
tidur?
a. Tidak ada 0 5 14,3
b. Ada 1 30 87,5
6 Apakah rumah
anda
mempunyai
ruang keluarga?
a. Tidak ada 0 10 28,6
b. Ada 1 25 71,4
7 Apakah rumah
anda
mempunyai
ventilasi?
a. Tidak ada 0 10 28,6
b. Ada < 10% LL 1 15 42,8
c. Ada 10% LL tidak
dipasang kasa
2 10 28,6
d. Ada 10% LL dan
dipasang kasa
3 0 0
8 Apakah rumah
anda
mempunyai
lubang asap
dapur?
a. Tidak ada 0 18 51,4
b. Ada 1 10 28,6
c. Ada dan berfungsi baik 2 7 20
9 Apakah rumah a. Tidak terang dan tidak 0 15 42,8
35
anda
mempunyai
pencahayaan
alamiah?
dapat dipergunakan
untuk membaca
b. Kurang terang bila untuk
membaca terasa sakit
1 15 42,8
c. Terang, enak untuk
membaca dan tidak silau
2 5 14,4
36
Tabel 10. Jawaban kuesioner komponen rumah
No
1.Apakah rumah anda
mempunyai langit-langit
2. Dindin
g rumah anda
terbuat dari apa?
3. Lantai rumah anda
terbuat dari apa?
4. Apaka
h terdapat pintu
di setiap ruang tidur?
5. Apakah rumah anda
mempunyai jendela kamar tidur?
6. Apakah rumah anda
mempunyai ruang
keluarga?
7. Apakah rumah anda
mempunyai
ventilasi ?
8. Apakah rumah anda
mempunyai lubang
asap dapur ?
9. Apakah rumah anda mempunyai pencahayaan alamiah ?
Jumlah
Responden 1
0 31 0 31 0 31 31 31 0 155
Responden 2
0 31 31 31 0 31 31 0 31 186
Responden 3
0 31 31 31 31 31 31 31 0 217
Responden 4
0 31 31 31 31 31 0 0 0 155
Responden 5
0 62 31 62 31 0 31 31 0 248
Responden 6
0 31 99 31 31 0 31 0 0 223
Responden 7
0 31 0 31 31 0 0 31 31 155
Responden 8
0 31 31 62 31 0 31 0 31 217
Responde 0 31 0 62 31 0 0 0 0 124
37
n 9Responde
n 100 31 31 62 31 0 31 0 0 186
Responden 11
0 31 31 62 31 0 0 0 0 155
Responden 12
0 62 31 62 31 0 62 0 31 279
Responden 13
0 31 0 31 31 0 0 31 0 124
Responden 14
0 62 31 62 31 0 31 0 31 248
Responden 15
31 99 62 31 31 31 0 0 0 285
Responden 16
31 62 31 62 31 31 0 0 31 279
Responden 17
62 99 31 62 31 31 0 0 0 316
Responden 18
62 62 31 62 31 31 0 31 0 310
Responden 19
31 99 31 31 31 31 62 0 31 347
Responden 20
31 99 31 31 31 31 31 0 31 316
Responden 21
31 99 31 31 31 31 31 31 0 316
Responden 22
31 99 0 31 31 31 31 0 31 285
Responde 62 99 62 31 31 31 31 0 0 347
38
n 23Responde
n 2462 99 62 62 31 31 0 31 31 409
Responden 25
0 99 99 62 31 31 62 0 0 384
Responden 26
0 62 0 31 31 31 31 0 31 217
Responden 27
0 62 0 31 31 31 62 31 31 279
Responden 28
0 62 62 31 31 31 31 62 31 341
Responden 29
0 62 99 62 0 31 31 31 62 378
Responden 30
0 31 99 62 0 31 62 62 62 409
Responden 31
0 31 0 31 31 31 62 62 62 310
Responden 32
0 62 0 31 31 31 62 62 62 341
Responden 33
62 31 0 31 31 31 62 62 62 372
Responden 34
62 31 0 31 31 31 62 62 31 341
Responden 35
62 31 62 62 0 31 62 62 31 403
39
40
Tabel 11. Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi
N
o
Komponen
penilaian
Kriteria Bobot
x 25
Jumla
h
Persen
(%)
II Sarana sanitasi
1 Apakah jenis
sarana air bersih
yang digunakan
di rumah anda?
a. Sumur gali 1 0 0
b. Sumur pompa tangan 2 0 0
c. PDAM 3 35 100
2 Apakah anda
memiliki sarana
air bersih?
a. Bukan milik sendiri 1 1 2,9
b. Ada, milik sendiri
tapi tidak memenuhi
syarat
2 2 5,7
c. Bukan milik sendiri,
tapi memenuhi syarat
3 13 37,1
d. Milik sendiri dan
memenuhi syarat
4 19 54,3
3 Apakah rumah
anda mempunyai
jamban keluarga?
a. Tidak ada 0 2 5,7
b. Ada, tidak memenuhi
syarat
1 16 45,7
c. Ada dan memenuhi
syarat
2 17 48,6
4 Apakah di rumah
anda terdapat
SPAL (Sarana
Pembuangan Air
Limbah)?
a. Tidak ada 0 1 2,9
b. Ada, jarak dengan
sumber air < 10m
atau saluran terbuka
1 7 20
c. Ada, jarak dengan
sumber air > 10m
atau ke saluran kota
2 27 77,1
5 Apakah di rumah
anda terdapat
a. Tidak ada 0 13 37,1
b. Ada, tidak kedap air
dan tidak tertutup
1 9 25,8
41
tempat sampah? c. Ada, kedap air dan
tertutup
2 13 37,1
42
Tabel 12. Jawaban kuesioner sarana sanitasi
No1.Apakah jenis
sarana air bersih yang digunakan di
rumah anda?
2.Apakah anda
memiliki Sarana Air Bersih ?
3. Apakah anda
mempunyai jamban
keluarga ?
4. Apakah di rumah
anda terdapat SPAL
(Sarana Pembuanga
n Air Limbah) ?
5. Apakah di rumah
anda terdapat tempat Sampah
Jumlah
Responden 1 75 100 50 75 0 300
Responden 2 75 100 50 75 0 300
Responden 3 75 75 50 75 0 275
Responden 4 75 25 25 75 0 200
Responden 5 75 75 50 75 0 275
Responden 6 75 50 25 75 0 225
Responden 7 75 50 50 75 0 250
43
Responden 8 75 75 50 75 0 275
Responden 9 75 75 50 75 25 300
Responden 10 75 100 25 75 25 300
Responden 11 75 100 50 75 25 325
Responden 12 75 75 50 75 25 300
Responden 13 75 75 25 75 0 250
Responden 14 75 75 50 75 0 275
Responden 15 75 75 50 25 25 250
Responden 16 75 100 50 75 0 300
Responden 17 75 75 25 75 0 250
Responden 18 75 100 50 75 25 325
Responden 19 75 100 25 75 50 325
44
Responden 20 75 75 25 75 25 275
Responden 21 75 75 25 75 0 250
Responden 22 75 100 25 75 25 300
Responden 23 75 75 50 75 50 325
Responden 24 75 100 50 75 50 350
Responden 25 75 75 25 75 50 300
Responden 26 75 100 25 75 50 325
Responden 27 75 100 25 25 25 250
Responden 28 75 100 25 25 50 275
Responden 29 75 100 25 75 50 325
Responden 30 75 100 0 25 50 250
Responden 31 75 100 50 0 50 275
45
Responden 32 75 100 25 75 50 325
Responden 33 75 100 25 25 50 275
Responden 34 75 100 0 25 50 250
Responden 35 75 100 50 25 50 300
46
Tabel 13. Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni
N
o
Komponen
penilaian
Kriteria Bobot
x 25
Jumlah Persen
III Perilaku
penghuni
1 Apakah anda
sering membuka
jendela?
a. Tidak pernah dibuka 0 1 2,9
b. Kadang- kadang 1 8 22,9
c. Setiap hari dibuka 2 26 74,2
2 Apakah anda
sering menyapu
dan mengepel
rumah?
a. Seminggu 1 3 8,6
b. Tiap 3 hari 2 12 34,3
c. Setiap hari 3 20 57,1
3 Dimanakah anda
membuang
tinja ?
a. Ke sungai/ kebun/
kolam
0 0 0
b. Ke WC/ jamban 1 35 100
4 Bagaimana cara
anda mengelola
sampah?
a. Dibuang ke sungai/
kebun
0 30 85,7
b. Ke TPS/ petugas
sampah
1 1 2,9
c. Dimanfaatkan/ daur
ulang
2 4 11,4
47
Tabel 14. Jawaban kuesioner perilaku penghuni
No 1.Apakah anda sering membuka jendela ?
2.Apakah anda sering menyapu dan mengepel rumah
3. Dimanakah anda membuang
tinja
4. Bagaimana cara anda
mengelolah sampah ?
Jumlah
Responden 1 25 50 25 0 100
Responden 2 25 50 25 0 100
Responden 3 25 25 25 0 75
Responden 4 25 50 25 0 100
Responden 5 25 75 25 0 125
Responden 6 25 50 25 0 100
Responden 7 25 50 25 0 100
Responden 8 25 75 25 0 125
Responden 9 50 25 25 0 100
48
Responden 10 50 50 25 0 125
Responden 11 50 75 25 0 150
Responden 12 0 50 25 0 75
Responden 13 50 75 25 0 150
Responden 14 50 50 25 0 125
Responden 15 50 75 25 0 150
Responden 16 50 75 25 0 150
Responden 17 50 75 25 0 150
Responden 18 50 50 25 0 125
Responden 19 50 25 25 0 100
Responden 20 50 75 25 0 150
Responden 21 50 50 25 0 125
49
Responden 22 50 50 25 0 125
Responden 23 50 75 25 0 150
Responden 24 50 75 25 0 150
Responden 25 50 50 25 0 125
Responden 26 50 75 25 25 175
Responden 27 50 75 25 0 150
Responden 28 50 75 25 50 200
Responden 29 50 75 25 0 150
Responden 30 50 75 25 50 200
Responden 31 50 75 25 50 200
Responden 32 50 75 25 0 150
Responden 33 50 75 25 50 200
50
Responden 34 50 75 25 0 150
Responden 35 50 75 25 0 150
51
Tabel 15. Rekapitulasi kuesioner kemungkinan lain
N
o
Komponen penilaian Kriteria Bobot
x 19
Jumla
h
Persen (%)
IV Kemungkinan lain
1 Berapa luas rumah
anda?
Berapa jumlah
anggota keluarga
anda?
a. < 8 m2 per
orang
1 11 31,4
b. > 8 m2 per
orang
2 24 68,6
2 Apakah di rumah
anda terdapat tikus?
a. Ada 1 24 68,6
b. Tidak ada 2 11 31,4
3 Apakah di rumah
anda terdapat lalat?
a. Ada 1 5 14,3
b. Tidak ada 2 30 85,7
4 Apakah di rumah
anda terdapat kecoa?
a. Ada 1 20 57,1
b. Tidak ada 2 15 42,9
5 Apakah di rumah
anda terdapat
nyamuk?
a. Ada 1 22 62,9
b. Tidak ada 2 13 37,1
6 Apakah anda
memiliki kandang
ternak?
a. Menyatu
dengan
rumah
0 4 11,4
b. Terpisah
dari rumah <
10m
1 13 37,1
c. Terpisah
dari rumah >
10 m atau
tidak punya
ternak
2 18 51,5
7 Diare a. Ada
b. Tidak ada
1 5
30
14,3
85,7
52
8 TB a. Ada
b. Tidak ada
2 0
35
0
100
9 ISPA a. Ada
b. Tidak ada
1 8
27
22,9
77,1
10 Kulit a. Ada
b. Tidak ada
2 15
20
42,9
57,1
11 Malaria a. Ada
b. Tidak ada
1 0
35
0
100
12 DBD a. Ada
b.Tidak ada
2 0
35
0
100
53
Tabel 16. Jawaban kuesioner kemungkinan lain
No
1. Berapa luas rumah anda?
2. Apakah dirumah anda
terdapat tikus
3. Apakah
di rumah anda
terdapat
Lalat ?
4. Apakah
di rumah anda
terdapat
Kecoa?
5. Apakah
di rumah anda
terdapat Nyamu
k ?
6. Apakah
anda memilik
i Kandan
g ternak ?
7. Diare
8.TB
9.ISPA
10.Kulit
11.Malari
a
12.DBD
Jumlah
Responden 1 19 19 19 19 19 19 0 19 0 0 19 19 171
Responden 2 19 38 19 19 19 0 19 19 0 19 19 19 209
Responden 3 19 38 19 38 19 0 19 19 19 19 19 19 247
Responden 4 19 38 19 19 19 19 19 19 19 0 19 19 228
Responden 5 19 19 38 19 19 19 19 19 0 19 19 19 228
Responden 6 19 38 38 19 19 19 19 19 19 19 19 19 266
Responden 7 19 38 38 19 19 19 19 19 19 19 19 19 266
54
Responden 8 19 38 38 38 19 19 19 19 19 19 19 19 285
Responden 9 38 19 19 19 19 0 19 19 19 19 19 19 228
Responden 10 38 19 38 19 19 19 0 19 0 19 19 19 228
Responden 11 19 19 38 19 19 38 19 19 19 19 19 19 266
Responden 12 38 38 38 38 19 19 0 19 0 19 19 19 266
Responden 13 38 19 38 38 19 38 19 19 19 0 19 19 285
Responden 14 38 19 38 19 19 38 0 19 19 0 19 19 247
Responden 15 38 19 38 19 19 19 0 19 19 0 19 19 228
Responden 16 38 19 38 19 19 38 19 19 0 19 19 19 266
Responden 17 19 38 38 38 19 19 19 19 19 19 19 19 285
Responden 18 38 19 38 38 38 19 19 19 19 0 19 19 285
Responden 19 19 19 38 38 38 0 19 19 19 0 19 19 247
55
Responden 20 38 19 38 38 38 38 19 19 19 19 19 19 323
Responden 21 38 38 38 19 19 19 19 19 19 0 19 19 266
Responden 22 38 19 38 19 38 19 19 19 19 19 19 19 285
Responden 23 38 19 38 38 19 38 19 19 19 0 19 19 285
Responden 24 38 19 38 19 19 38 19 19 19 0 19 19 266
Responden 25 38 19 38 19 19 38 19 19 19 19 19 19 285
Responden 26 38 19 38 19 19 38 19 19 19 19 19 19 285
Responden 27 38 38 38 38 38 38 19 19 19 0 19 19 323
Responden 28 38 38 38 38 38 38 19 19 19 0 19 19 323
Responden 29 38 19 38 19 38 38 19 19 0 19 19 19 285
Responden 30 38 19 38 19 38 38 19 19 19 19 19 19 304
Responden 31 38 19 38 38 38 38 19 19 0 19 19 19 304
56
Responden 32 38 19 38 38 38 38 19 19 19 19 19 19 323
Responden 33 38 19 38 38 38 38 19 19 19 0 19 19 304
Responden 34 38 19 38 38 38 38 19 19 19 0 19 19 304
Responden 35 38 19 38 19 38 38 19 19 19 0 19 19 285
57
Tabel 17. Rekapitulasi Total
Persentase (%)
Jumlah Rumah 35 Rumah 100
Rumah Sehat 14 Rumah 40
Rumah Tidak Sehat 21 Rumah 60
Rumah sehat merupakan salah satu indikator dari kegiatan program
kesehatan lingkungan. Perlu dilakukan pemecahan masalah pada beberapa rumah
untuk meningkatkan cakupan rumah sehat agar sesuai dengan target Dinkes
Kabupaten Magelang yaitu sebesar 70 %.
Jumlah cakupan rumah dengan yang memenuhi syarat rumah sehat di RT
01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang adalah:
Besar cakupan = Jumlah rumah sehat yang memenuhi syarat
Jumlah rumah yang diawasi
= 14
35
= 40%
Dari hasil didapatkan besar cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat
sanitasi di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang,
Kabupaten Magelang periode Januari – Agustus 2015 lebih rendah dari target
Dinkes Kabupaten Magelang yaitu 70% sebesar 40 %.
Jumlah pencapaian rumah sehat yang memenuhi syarat di RT 01 RW 01
Dusun Gusaran, Desa Secang periode Januari - Agustus 2015 adalah:
Pencapaian = Besar Cakupan X 100
Target Dinkes
= 40 :
58
INPUT
X 100 %
X 100%
X 100%
70
= 57,14%
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian rumah sehat pada
RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang belum mencapai target yang ditetapkan oleh Dinkes.
59
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Teori
Gambar 4. Kerangka Teori
60
INPUT
Man: Sanitarian (kesling), kader.
Money: Dana Operasional Puskesmas
Method: Kunjungan berkala untuk pemeriksaan kriteria rumah sehat, penyuluhan mengenai rumah sehat yang memenuhi syarat
Material: Balai Desa, alat transportasi sanitarian
Machine: Blanko kuesioner
PROSES
P1: Perencanaan dan penjadwalan kunjungan pemeriksaan Rumah Sehat, penyuluhan mengenai rumah sehat yang memenuhi syarat
P2: Pelaksanaan kunjungan dengan koordinasi perangkat desa dan kader
P3: Pengawasan berkala di dusun
LINGKUNGAN
Pengetahuan masyarakat akan kepentingan dan manfaat Rumah Sehat yang memenuhi syarat
Perilaku masyarakat tentang pentingnya Rumah Sehat yang memenuhi syarat dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
Informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan lingkungan mengenai Rumah Sehat yang memenuhi syarat pada masyarakat
Masalah dana bagi masyarakat untuk pembuatan Rumah Sehat yang memenuhi
CAKUPAN RUMAH SEHAT
Gambar 5. Kerangka Konsep
61
FAKTOR PUSKESMAS
Faktor Koordinator Kesling, kader.
Penyuluhan / pemberian informasi yang kurang dari tenaga kesehatan
FAKTOR MASYARAKAT
pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehatPerilaku masyarakat tentang pentingnya rumah sehat
FAKTOR LAIN
Dana operasional dalam menunjang masyarakat mewujudkan rumah sehat
Cakupan
Rumah Sehat
Dusun Gusaran
BAB V
METODE PENELITIAN
A. Jenis data yang diambil
Survei dilakukan di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang dimana dilakukan pendataan rumah
yang ada di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang secara langsung.
Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian
dilakukan kunjungan rumah warga untuk dilakukan pendataan. Responden yang
diambil sebanyak 35 rumah.
Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Secang I dan laporan bulanan bagian kesehatan lingkungan Puskesmas
Secang I.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan pendekatan
sistem, meliputi input yang terdiri 5M, yaitu man, money, method, materi,
machine. Proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3). Langkah
selanjutnya menentukan alternative pemecahan masalah kemudian penetapan
pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus
M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan berdasarkan masalah yang
terpilih dan membuat plan of action (POA) dan rencana kegiatan kemudian
dijadwalkan dalam sebuah Gantt Chart.
B. Batasan Judul
Penulis memilih judul “ Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Sehat
RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang, Evaluasi Manajemen Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Secang I, Periode Januari – Agustus 2015 ” dengan batasan pengertian judul
sebagai berikut:
a) Rencana
Rencana adalah proses pemikiran ke depan
62
b) Peningkatan
Peningkatan adalah proses meningkatkan
c) Cakupan
Adalah batasan suatu masalah
d) Rumah Sehat
Adalah suatu rumah untuk tempat tinggal permanen, berfungsi sebagai
tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi, dan sebagai tempat
berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan
fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.
e) Dusun Gusaran
Adalah salah satu dusun terletak di Desa Secang
f) Desa Secang
Desa Secang merupakan salah satu desa dari 11 desa yang berada
dalam wilayah kerja Puskesmas Secang 1
g) Kecamatan Secang
Kecamatan Secang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten
Magelang.
h) Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Tengah.
i) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
j) Manajemen
Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan
penggunaan secara efektif untuk mencapai sasaran
k) Program Kesehatan lingkungan
Adalah salah satu program puskesmas Secang 1 yang bertujuan untuk
mengatasi masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas
63
bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di
dalam dan luar puskesmas.
l) Puskesmas Secang 1
Puskesmas Secang 1 adalah salah satu puskesmas di wilayah
kabupaten Magelang
m) Periode Januari - Agustus 2015
Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi
mengenai cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif/operasional dari
variabel-variabel yang ada didalam kerangka konsep.
Sasaran adalah warga dan rumah di daerah RT 01 RW 01 Dusun Gusaran,
Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah rumah yang
memenuhi syarat rumah sehat dengan jumlah seluruh rumah yang
diperiksa di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang
Penduduk RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang memiliki
pengetahuan yang kurang tentang rumah sehat.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur
dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo,
2003)
Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%
Perilaku penduduk Dusun Gusaran yang tidak sesuai tentang hidup sehat
adalah cara membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam.
64
Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang
tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden
a.Perilaku baik bila skor 81%-100%
b. Perilaku cukup bila skor 65%-80%
c. Perilaku kurang bila skor < 60%
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi Kriteria rumah sehat
berdasarkan Jateng 2010 memenuhi komponen rumah, sarana sanitasi,
perilaku dan komponen lain-lain. Dari setiap kategori mempunyai bobot
masing-masing lalu diberikan skor dan dijumlahkan skornya. Bila skor
dari 1008-1388 maka termasuk kategori rumah sehat. Jika skor dari 614-
1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor dari 229-613.
D. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Lingkup lokasi : RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
b. Lingkup waktu : Bulan Januari – Agustus tahun 2015
c. Lingkup sasaran : 35 rumah
d. Lingkup metode : Wawancara, pencatatan, dan pengamatan
e. Lingkup materi : Evaluasi cakupan rumah sehat
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di RT 01
RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang yang memiliki
rumah tidak sehat yang bersedia diwawancarai dan berada di tempat
Kriteria ekslusi
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di RT 01
RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang yang memiliki
rumah tidak sehat yang tidak mau diwawancara saat dilakukan survei.
65
Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di RT 01
RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang yang memiliki
rumahsehat.
66
BAB VI
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Survei
Hasil survey penyebab masalah
Kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan. Kuesioner penyebab masalah,
yaitu mencari penyebab banyak rumah penduduk yang tidak memenuhi syarat
sanitasi. Kuesioner dilakukan pada 35 rumah yang tidak memenuhi syarat rumah
yang sehat .
Kuesioner Penyebab Masalah
Dilakukan penyebaran kuesioner untuk mencari penyebab masalah pada
tanggal 17 Oktober 2015 kepada 35 responden yang bertempat tinggal di RT 01
RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang. Pertanyaan terdiri atas
petanyaan mengenai pengetahuan tentang rumah sehat, perilaku hidup sehat dan
penyebab masalah lain.
Kuesioner Pengetahuan tentang Rumah Sehat
Kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan yang dibuat untuk mengukur
pengetahuan responden tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan dengan
jawaban “iya” diberi nilai 1 (satu), sedangkan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0
(nol). Nilai dari jawaban setiap responden dijumlahkan, kemudian
dipersentasekan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan pengetahuan
responden. Penilaian:
Tingkat pengetahuan baik bila skor : 81% – 100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 65% - 80%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 65%
Kuesioner Perilaku Hidup Sehat
Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan yang dibuat untuk menilai perilaku
hidup sehat dari penghuni rumah.
67
Kuesioner Penyebab Masalah lain
Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan yang dibuat untuk mencari penyebab
masalah lain disamping pengetahuan tentang rumah sehat dan perilaku hidup
sehat.
Tabel 18. Kuesioner pengetahuan tentang rumah sehat
N
o
Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap dapur? a. Ya
b. Tidak
2 Menurut anda perlukah mempunyai jamban di dalam
rumah dan dialirkan ke septic tank?
a. Ya
b. Tidak
3 Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di kamar dan
di ruang keluarga?
a. Ya
b. Tidak
4 Menurut anda perlukah memiliki tempat sampah yang
kedap air dan tertutup?
a. Ya
b. Tidak
5 Menurut anda apakah penting langit- langit di alam
rumah?
a. Ya
b. Tidak
6 Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat dari
bahan yang kedap air?
a. Ya
b. Tidak
7 Menurut anda apakah perlu dibuat ruang keluarga? a. Ya
b. Tidak
8 Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di rumah? a. Ya
b. Tidak
9 Menurut anda apakah penting pencahayaan yang terang
di dalam rumah?
a. Ya
b. Tidak
68
Tabel 19. Hasil kuesioner berdasarkan pengetahuan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nilai Presentase Kategori1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang4 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik7 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik9 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang10 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang11 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang12 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang16 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang17 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 77.7% Cukup18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik19 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang20 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang21 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 77,7% Cukup 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik24 1 1 0 1 1 0 0 0 1 5 55,55% Kurang25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik26 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 77,7%` Cukup27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 88,8% Baik 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik 29 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 66,6% Cukup30 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang31 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 100% Baik33 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang34 1 1 0 1 1 0 0 0 1 5 55,55% Kurang35 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 55.55% Kurang
Tabel 20. Rekapitulasi Tingkatan Pengetahuan tentang Rumah Sehat
Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden
Persen (%)
81% – 100 % Baik 14 40%65% - 80% Cukup 4 11,4%
69
<65% Kurang 17 48,6%
Dari tabel diatas sebanyak 48,6 % penduduk RT 01 RW 01 Dusun
Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang memiliki pengetahuan kurang tentang
rumah sehat.
Tabel 21. Kuesioner Perilaku Hidup Sehat
No. Perilaku Penghuni Kriteria Jumlah Persen(%)
1 Membuka Jendela
kamar tidur
a. Tidak pernah dibuka
b. Kadang-kadang
c.Setiap hari dibuka
1
8
26
2,9
22,9
74,2
2 Menyapu dan
mengepel rumah
a.Seminggu
b.Tiap 3 hari
c.Setiap hari
3
12
20
8,6
34,3
57,1
3 Cara membuang tinja a.Ke sungai/kebun/kolam
b.Ke WC/Jamban
0
35
0
100
4 Pengelolaan sampah a.Dibuang ke sungai/kebun
b.Ke TPS/Petugas sampah
c.Dimanfaatkan/daur ulang
30
1
4
87,5
2,9
11,4
Dari tabel diatas perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat
adalah masih membuang sampah ke sungai atau kebun
No
.
Pertanyan Jawaban Jumlah Persen
(%)
1. Kenapa anda tidak
menerapkan hal tersebut
(yang terdapat dalam
kuesioner pengetahuan
tentang rumah sehat)
dalam kehidupan sehari-
hari?
a. Kurang biaya
b. Keadaan tempat
tinggal/ geografi
c. Kurang mengerti
tentang rumah sehat
20
7
8
57,1
20
22,9
2. Apakah anda tahu bahwa a. Ya 25 71,4
70
permasalahan di atas
dapat menimbulkan
dampak yang buruk bagi
kesehatan?
b. Tidak
10
28,6
3. Apakah di dusun ini
sering dilakukan
penyuluhan tentang
rumah sehat?
a. Ya
b. Tidak
0
35
0
100
4. Jika Ya, sebutkan
frekuensinya
a. <2x/tahun
b. 2-3x/tahun
c. >3x/tahun
0
0
0
0
0
0
Tabel 22 Rekapitulasi kuesioner penyebab lain
Dari tabel di atas penyebab lain yg paling tinggi adalah kurangnya
penyuluhan mengenai rumah sehat (100%)
71
BAB VII
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil survei pengamatan, kuesioner yang telah dilakukan di
RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang didapatkan penyebab masalahnya sebagai berikut, yaitu didapatnya
sebesar 60 % rata-rata rumah yang tidak memiliki kriteria rumah sehat. Sebesar
48,6% penduduk memiliki pengetahuan kurang tentang rumah sehat. Sebesar
87,5% perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara
membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam. Sedangkan penyebab lain yg
paling tinggi adalah kurangnya penyuluhan mengenai rumah sehat yaitu mencapai
100%.
B. Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem
Tabel 23. Penyebab Masalah dari faktor input
Input Kelebihan Kekurangan
Man
(tenaga Kerja)
Terdapat satu petugas kesehatan
lingkungan
Terdapat satu petugas promosi
kesehatan
Jumlah petugas tidak
sebanding dengan luas
wilayah cakupan
Money
(Pembiayaan)
Adanya bantuan operasional
kesehatan dan dana operasional
puskesmas di puskesmas yang
dimanfaatkan untuk kegiatan luar
gedung (pemantauan dan pendataan
rumah sehat)
Methode Melakukan pengamatan dan
72
(metode) wawancara dengan cara kunjungan
ke masyarakat untuk dilakukan
pendataan
Penyuluhan langsung kepada
pemilik rumah mengenai rumah
sehat dan syarat-syaratnya saat
pendataan berlangsung
Belum ada penyuluhan secara
berkala tentang rumah yang
memenuhi syarat kesehatan
Material
(Perlengkapan)
Terdapat kendaraan operasional
bagi petugas kesling
Tersedianya aula balai desa untuk
penyuluhan
Machine
(Peralatan)
Tersedianya blanko kuesioner untuk
pemeriksaan rumah sehat
Kurangnya media promosi
(poster, leaflet, pamphlet)
tentang rumah sehat
Tabel 24. Kemungkinan penyebab masalah dari segi proses
Proses Kelebihan Kekurangan
P1
(perencanaan)
Perencanaan pemeriksaan rumah
sehat sudah ada
Belum adanya jadwal
tertulis tentang
perencanaan pelaksanaan
pengawasan rumah sehat
P2
(Pelaksanaan)
Pelaksanaan pemeriksaan rumah
sehat sudah dilaksanakan
Saat pendataan berlangsung,
diberikan penyuluhan tentang
rumah sehat
Kurangnya pendataan
terhadap setiap rumah oleh
tenaga kesehatan akibat
kurangnya tenaga petugas
kesehatan
Pelaksanaan penyuluhan
73
kurang berkelanjutan
P3 (Penilaan,
pengawasan,
pengendalian)
Terdapatnya pencatatan dan
pelaporan mengenai jumlah
penduduk yang memenuhi syarat
rumah sehat
Terdapatnya pencatatan dan
pelaporan mengenai kegiatan yang
dilakukan
Kurangnya evaluasi dari
kegiatan yang dilakukan
Lingkungan Warga dusun cukup kooperatif saat
petugas melakukan pendataan
Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
rumah sehat
Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai
dampak yang diakibatkan
jika rumah mereka tidak
memenuhi syarat
kesehatan
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
perilaku hidup sehat dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Terbatasnya dana
masyarakat untuk
merenovasi rumah
74
Gambar 6. Diagram fish bone
75
Input
Money
ManJumlah petugas tidak sebanding dengan luas wilayah cakupan
MethodBelum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan
MachineKurangnya media promosi (poster, leaflet, pamflet) tentang rumah sehat
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatanKurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehatKurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah
PROSES
P1 Belum adanya jadwal
tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat
P2 Kurangnya pendataan terhadap
setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan
Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan
P3Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
Cakupan Rumah Sehat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran Desa Secang, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang sebesar 40 % dari target Dinkes sebesar 70%
LINGKUNGAN
Material
C. Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah
1. Jumlah petugas tidak sebanding dengan luas wilayah cakupan
2. Belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi
syarat kesehatan
3. Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet) tentang rumah sehat
4. Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan
pengawasan rumah sehat
5. Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat
kurangnya tenaga petugas kesehatan
6. Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan
7. Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat
9. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan
jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan
10. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
11. Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah
76
D. Konfirmasi Penyebab Masalah dengan Petugas
1. Belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi
syarat kesehatan
2. Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet) tentang rumah sehat
3. Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan
pengawasan rumah sehat
4. Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat
kurangnya tenaga petugas kesehatan
5. Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan
6. Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
7. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat
8. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan
jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan
9. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
10. Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah
77
BAB VIII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar penyebab masalah maka langkah selanjutnya
menentukan alternatif pemecahan masalah.
Tabel 25. Pemecahan Masalah
Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah
1. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai rumah
sehat
1) Memberikan Penyuluhan
secara berkala kepada
masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan
akibat rumah tidak sehat dan
perilaku tidak sehat
2. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perilaku
hidup sehat dan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari
2) Memberikan Penyuluhan
secara berkala kepada
masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan
akibat rumah tidak sehat dan
perilaku tidak sehat
3. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang perilaku
hidup sehat dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Memberikan Penyuluhan
secara berkala kepada
masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan
akibat rumah tidak sehat dan
perilaku tidak sehat
4. Terbatasnya dana masyarakat
untuk merenovasi rumah
4) Mengumpulkan iuran bulanan
dari masyarakat yang
78
sehingga memenuhi syarat
sebagai rumah sehat
dialokasikan dalam
pembangunan dusun untuk
pembangunan jamban umum
yang layak, penyediaan air
bersih, saluran pembuangan
limbah, dan tempat sampah
umum dengan tujuan
mengurangi masalah rumah
sehat
5. Kurangnya media promosi
(poster, leaflet, pamflet) tentang
rumah sehat
5) Pembuatan pamflet, leaflet,
dan poster, penyuluhan
tentang rumah yang
memenuhi kriteria sehat
6. Belum adanya jadwal tertulis
tentang perencanaan
pelaksanaan pengawasan rumah
sehat
6) Pembuatan jadwal tentang
perencanaan pelaksanaan
pengawasan rumah sehat oleh
koordinator Kesling
7. Belum ada penyuluhan secara
berkala tentang rumah yang
memenuhi syarat kesehatan
oleh tenaga kesehatan.
7) Memberikan Penyuluhan
secara berkala kepada
masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan
akibat rumah tidak sehat dan
perilaku tidak sehat
8. Kurangnya evaluasi dari
kegiatan yang dilakukan
8) Rapat evaluasi antara petugas
sanitarian dan kader
9. Pelaksanaan penyuluhan kurang
berkelanjutan
9) Memberikan Penyuluhan
secara berkala kepada
masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan
79
akibat rumah tidak sehat dan
perilaku tidak sehat
10. Kurangnya pendataan terhadap
setiap rumah oleh tenaga
kesehatan
10) Mengoptimalkan petugas
kesehatan yang ada dengan
peningkatan kerjasama lintas
program dengan promkes, dan
lintas sektoral dengan kader
dan tokoh masyarakat.
80
B. Penggabungan Alternatif Penyebab Masalah
Gambar 8. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
81
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan
Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan lingkungan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat
Memberikan Penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat dan perilaku hidup sehat dan dampak yang ditimbulkan akibat rumah tidak sehat dan perilaku tidak sehat
Mengumpulkan iuran bulanan dari masyarakat
Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Belum adanya penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat
Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan peningkatan kerjasama lintas program dengan promkes, dan lintas sektoral dengan kader dan tokoh masyarakat setempat
Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet) tentang rumah sehat
Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan
Rapat evaluasi
Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
Pembuatan jadwal tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat oleh koordinator Kesling
Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat
C. Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah menemukan pemecahan masalah yang paling mungkin, maka
selanjutnya dilakukan penentuan prioritas pemecahan masalah yang akan
dilakukan. Penentuan prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan.
Penentuan prioritas pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan
metode kriteria matriks:
a. Magnitude (m) = besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah
yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang
dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka makin efektif
b. Importancy (i) = pentingnya cara pemecahan masalah. Maka pentingnya
cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka makin
efektif.
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
c. Vulnerability (v) = sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitive
bentuk penyelesaian masalah maka makin efektif.
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitive cara penyelesaiannya, maka
nilainya mendekati angka 5.
d. Cost (c) = perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah.
Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. Cara memberi
nilai yaitu nilai yang mendekati nilai 1, bila biaya yang digunakan makin
kecil sebaliknya mendekati nilai 5 biaya perkiraan makin besar.
Rumus Kriteria Matriks: M.I.V
C
Tabel 25. Prioritas Pemecahan Masalah
No
Pemecahan Masalah yang Paling Mungkin M I V C
MIVC
Prioritas
1. Memberikan penyuluhan secara
berkala kepada masyarakat
tentang rumah sehat dan perilaku
4 5 4 2 40 I
82
hidup sehat dan dampak yang
ditimbulkan akibat rumah tidak
sehat dan perilaku tidak sehat
2. Mengumpulkan iuran bulanan dari
masyarakat yang dialokasikan
dalam pembangunan dusun untuk
pembangunan jamban umum yang
layak, penyediaan air bersih,
saluran pembuangan limbah, dan
tempat sampah umum dengan
tujuan mengurangi masalah rumah
sehat
3 2 3 3 6 VI
3. Pembuatan pamflet, leaflet dan
poster penyuluhan tentang rumah
sehat4 4 3 2 24 III
4 Mengoptimalkan petugas
kesehatan yang ada dengan
peningkatan kerjasama lintas
program dengan promkes, dan
lintas sektoral dengan kader dan
tokoh masyarakat setempat
3 3 2 1 18 IV
5 Rapat evaluasi3 3 3 2 13,5 V
6. Pembuatan jadwal tentang
perencanaan pelaksanaan
pengawasan rumah sehat oleh
koordinator Kesling
4 3 3 1 36 II
83
Setelah melakukan penentuan prioritas pemecahan masalah dengan
menggunakan metode Matriks maka didapatkan urutan prioritas pemecahan
masalah mengenai rendahnya cakupan rumah sehat di RT 01 RW 01 Dusun
Gusaran, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Adapun
Prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:
1. Memberikan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang rumah
sehat dan perilaku hidup sehat dan dampak yang ditimbulkan akibat rumah
tidak sehat dan perilaku tidak sehat
2. Pembuatan jadwal tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat
oleh koordinator Kesling
3. Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat
4. Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan peningkatan kerjasama
lintas program dengan promkes, dan lintas sektoral dengan kader dan tokoh
masyarakat setempat
5. Rapat evaluasi
6. Mengumpulkan iuran bulanan dari masyarakat yang dialokasikan dalam
pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak,
penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum
dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat
D. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah
Tabel 27. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah
No. Pemecahan Masalah Bentuk Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan secara
berkala kepada masyarakat tentang
rumah sehat dan perilaku hidup sehat
dan dampak yang ditimbulkan akibat
rumah tidak sehat dan perilaku tidak
sehat
1. Penyuluhan mengenai
rumah sehat
2. Pembuatan jadwal tentang
perencanaan pelaksanaan
2. Pembuatan jadwal
oleh Koordinator
84
pengawasan rumah sehat oleh
koordinator Kesling
Kesling
3. Pembuatan pamflet, leaflet dan
poster penyuluhan tentang rumah
sehat
3. Pembuatan pamflet
mengenai rumah sehat
4. Rapat koordinasi lintas
program serta rapat
koordinasi bulanan
4. Mengoptimalkan petugas kesehatan
yang ada dengan peningkatan
kerjasama lintas program dengan
promkes, dan lintas sektoral dengan
kader dan tokoh masyarakat
setempat
5. Rapat evaluasi 5. Rapat evaluasi antara
koordinator Kesling
dengan kader
6. Mengumpulkan iuran bulanan dari
masyarakat yang dialokasikan dalam
pembangunan dusun untuk
pembangunan jamban umum yang
layak, penyediaan air bersih, saluran
pembuangan limbah, dan tempat
sampah umum dengan tujuan
mengurangi masalah rumah sehat
6. Pemberian usulan
iuran atau proposal ke
balai desa
85
Tabel 28. Plan of Action Penyuluhan
No
Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Lokasi Dana Metode Tolak Ukur keberhasilan
1
2
Penyiapan materi Penyuluhan rumah sehat dan perilaku hidup sehat
Meningkatkan pengetahuan tentang rumah sehat dan memberikan motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup sehat
Seluruh warga, perangkat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran
Petugas Kesehatan lingkungan, kader, dokter
Setiap bulan
Balai desa Bantuan operasional kesehatan
Pencarian data materi rumah sehat
Proses:Penyusunan materi penyuluhan rumah sehat dan perilaku hidup sehat Hasil:Materi pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat dan perilaku hidup sehat
Pembuatan jadwal tentang perencanaan
Tersusunnya jadwal kegiatan yang baik dan
Koordinator Kesling
Koordinator Kesling
tiap awal bulan
Puskesmas Secang I
Proses:Terlaksananya pembuatan jadwalHasil:
86
3
4
penyuluhan sistematis Tersusun jadwal kegiatan yang baik dan sistematis
Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat secara pasif
Seluruh warga, perangkat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran dan kader
Petugas kesling, beserta kader, dokter
Setiap dilakukan penyuluhan
Rumah ketua RT 01 RW 01 Dusun Gusaran
Bantuan operasional kesehatan
Pembagian dan penjelasan poster, leaflet, dan pamflet
Proses:Terlaksananya pembuatan dan pembagian leaflet dan pamflet Hasil:Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat
Pelaksanaan penyuluhan mengenai rumah sehat
Meningkatkan pengetahuan tentang rumah sehat
Seluruh warga, perangkat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran dan kader
Petugas kesling, beserta kader, dokter
1 bulan sekali
Balai desa Dana Operasional Puskesmas Secang I
penyuluhan
Proses:Terlaksananya kegiatan penyuluhanHasil:Meningkatnya
87
pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat
5
Rapat evaluasi antara Koordinator Kesling dengan kader
Meningkatkan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
Kader Koordinator Kesling
Satu bulan sekali
puskesmas Secang I,
Dana Operasional Puskesmas Secang I
Rapat dan pelaporan hasil kegiatan
Proses: Terlaksananya rapat evaluasiHasil:Meningkatnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
88
Tabel 29. Gantt Chart
Kegiatannovember desember
1 2 3 4 1 2 3 4
Penyiapan materi rumah sehat dan perilaku hidup sehat
Pembuatan jadwal tentang perencanaan pelaksanaan penyuluhan rumah sehat
Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat
Pelaksanaan penyuluhan tentang rumah sehat dan perilaku hidup sehat
Rapat evaluasi antara Koordinator Kesling dengan kader
89
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan hasil dari tujuan
Pada hasil dari penelitian yang dilakukan tanggal 17 Oktober 2015
di RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang yang merupakan salah satu
desa pada wilayah Puskesmas Secang 1, dari 35 rumah hanya 14 rumah
yang memenuhi kriteria rumah sehat, sehingga cakupan persentase rumah
sehat hanya sebesar 40%, dimana target dari dinas kesehatan sebesar 70%.
Berdasarkan analisis dan konfirmasi penyebab masalah maka
diketahui penyebab rendahnya cakupan rumah sehat di RT 01 RW 01
Dusun Gusaran, Desa Secang, yaitu kurang pengetahuan dan kesadaran
mengenai perilaku hidup sehat oleh masyarakat dikarenakan kurangnya
penyeluhan mengenai rumah sehat.
B. Saran
1. Menghimbau kepada petugas kesehatan, kesehatan lingkungan
Puskesmas Secang 1 agar meningkatkan program penyuluhan
langsung yang berkesinambungan mengenai rumah sehat di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Secang 1, dan khususnya di
Dusun Gusaran, Desa Secang.
2. Menghimbau agar penyuluhan mengenai rumah sehat dan
perilaku sehat kepada warga dilakukan setiap bulan.
3. Bagi Masyarakat RT 01 RW 01 Dusun Gusaran, Desa Secang
diharapkan masyarakat mau mengubah perilaku dan mau lebih
proaktif dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga dan
lingkungan, khususnya masalah perumahan sehat.
90
BAB X
DAFTAR PUSTAKA 1. Centers for Medicare & Medicaid Services. Health homes for enrollees with
chronic conditions. Center for Medicaid, CHIP, and Survey & Certification.
[serial online] 2010 Nov [cited 2014 Nov 26]; 12:[15 screens]. Available
from:URL: http://www.nchh.org/Portals/0/Definitions.pdf
2. Center for Disease Control and Prevention. A healthy home for everyone:
the guide for families and individuals. Atlanta: National Center for
Environmental Health; 2010. p. 1-15.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Masyarakat. Riset kesehatan dasar:
riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. p.
59-64
4. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.829.Menkes
SK/VII/2009/01/03/rumah-sehat/17 oktober 2015. Available at:
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/
5. Kesehatan Lingkungan.2010. diunduh tanggal 17 oktober 2015. Available
at: http://www.dinkes-kabtengerang.go.id/index.php?option=com
6. Munif Arifin. Rumah Sehat. Diunduh tanggal 17 oktober 2015. Available
at: http://www.scribd.com/doc/37715533/RumahSehat
7. Ulfansyam. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 17 oktober 2015.
Available at: http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-
masyarakat/21-rumah-sehat.html
8. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Secang I Periode Januari-agustus
2015
9. Hartoyo. Handout instrument analisa penyebab untuk pemecahan masalah.
Magelang, 2015.
10. Saifudin.2000. Tempat tinggal Sehat, Air Bersih dan Sehat Lingkungan
Bersih dan Sehat: Jawa tengah
11. Notoadmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2005
91
LAMPIRANData hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi didapatkan hasilnya sebagai
berikut :
Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah
No. Komponen Rumah Kriteria Bobot Jumlah Persen
31
1 Apakah rumah anda
mempunyai langit-
langit ?
a.Tidak ada
b.Ada, bersih, rawan kecelakaan
c.Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal
2,75 m
2 Apakah rumah anda
mempunyai dinding?
a.Non permanen
b.Semi permanen/ tembok tidak
diplester
c.Permanen dan kedap air
3 Apakah jenis lantai
dirumah anda ?
a.Tanah/papan
b.Seluruh lantai plester kasar (trasah)
c.Seluruh kedap air dan sebagian
keramik
d.Seluruh lantai pasangan keramik
4 Apakah dirumah
anda terdapat pintu?
a. Hanya ada pintu utama
b. Setiap ruang tidur terpasang pintu
c. Setiap pintu ruang tidur dipasang
kasa nyamuk
5 Apakah rumah anda
mempunyai jendela
kamar tidur?
a.Tidak ada
b.Ada
6 Apakah rumah anda
mempunyai ruang
keluarga ?
a.Tidak ada
b.Ada
92
7 Apakah rumah anda
mempunyai
ventilasi ?
a.Tidak ada
b.Ada, < 10% LL
c.Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa
d.Ada, 10% LL dan dipasang kassa
8 Apakah rumah anda
mempunyai lubang
asap dapur ?
a.Tidak ada
b.Ada
c.Ada dan berfungsi dengan baik
9 Apakah rumah anda
mempunyai
pencahayaan alamiah
?
a.Tidak terang, tidak dapat digunakan
untuk membaca
b.Kurang terang, bila untuk membaca
terasa sakit
c.Terang, enak untuk membaca dan
tidak silau
93
Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi
No. Sarana Sanitasi Kriteria Bobot Jumlah Persen
25
1 Apakah jenis
sarana air bersih
yang digunakan di
rumah anda?
a.Sumur gali
b.Sumur pompa tangan
c.PDAM
2 Apakah anda
memiliki Sarana
Air Bersih ?
a. Bukan milik sendiri
b. Ada, milik sendiri tapi tidak
memenuhi syarat
c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi
syarat
d. Milik sendiri dan memenuhi syarat
3 Apakah anda
mempunyai
jamban keluarga ?
a.Tidak ada
b. Ada, tidak memenuhi syarat
c. Ada dan memenuhi syarat
4 Apakah di rumah
anda terdapat
SPAL (Sarana
Pembuangan Air
Limbah) ?
a.Tidak ada
b.Ada, jarak dengan sumber air <10 m,
atau saluran terbuka
c.Ada, jarak dengan sumber air > 10 m
atau ke saluran kota
5 Apakah di rumah
anda terdapat
tempat Sampah
a. Tidak ada
b. Ada,tidak kedap air & tidak tertutup
c. Ada, kedap air & tertutup
1. Perilaku Penghuni
94
Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni
No. Perilaku
Penghuni
Kriteria Bobot Jumlah Persen
25
1 Apakah anda
sering membuka
jendela ?
1.Tidak pernah dibuka
2.Kadang-kadang
3.Setiap hari dibuka
2 Apakah anda
sering menyapu
dan mengepel
rumah
1.Seminggu
2.Tiap 3 hari
3.Setiap hari
3
Dimanakah anda
membuang tinja
1.Ke sungai/kebun/kolam
2.Ke WC/Jamban
4 Bagaimana cara
anda mengelolah
sampah ?
1.Dibuang ke sungai/kebun
2.Ke TPS/Petugas sampah
3.Dimanfaatkan/daur ulang
Rekapitulasi kuesioner kemungkinan lain
No. Komponen Kriteria Bobot Jumlah Persen
19
1 Berapa luas rumah
anda?
Berapa jumlah
anggota keluarga
anda?
a.<8 m2 per orang
b.>8 m2 per orang
2. Apakah dirumah
anda terdapat tikus
a.ada
b.tidak ada
95
3 Apakah di rumah
anda terdapat
Lalat ?
a.>5 ekor
b.>5 ekor
4 Apakah di rumah
anda terdapat
Kecoa?
a.ada
b.tidak ada
5 Apakah di rumah
anda terdapat
Nyamuk ?
a.ada
b.tidak ada
6 Apakah anda
memiliki Kandang
ternak ?
a.menyatu dengan rumah
b.terpisah dari rumah <10 m
c.terpisah dari rumah > 10
m atau tidak punya ternak
KETERANGAN
Bila skor dari
Nilai Rumah : 229-1388
a.Rumah Sehat :1008-1388
b.Kurang Sehat : 614-1007
c.Tidak Sehat : 229-613.
Kuesioner pengetahuan tentang rumah sehat
No. Pertanyaan Jawaban Nilai
1. Menurut anda apakah perlu terdapat lubang
asap dapur?
a.Iya
b.Tidak
1
0
2. Menurut anda perlukah mempunyai jamban
di dalam rumah dan alirkan ke septic tank?
a.Iya
b.Tidak
1
0
3. Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di
kamar dan di ruang keluarga?
a.Iya
b.Tidak
1
0
4. Menurut anda perlukah memiliki tempat a.Iya 1
96
sampah yang kedap air dan tertutup? b.Tidak 0
5. Menurut anda apakah penting langit-langit di
dalam rumah?
a.Iya
b.Tidak
1
0
6. Menurut anda apakah perlu lantai rumah
dibuat dari bahan yang kedap air
(Diplester/ubin/ keramik)?
a.Iya
b.Tidak
1
0
7. Menurut anda apakah perlu dibuat ruang
keluarga?
a.Iya
b.Tidak
1
0
8. Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di
rumah?
a.Iya
b.Tidak
1
0
9. Menurut anda apakah penting pencahayaan
yang terang di dalam rumah?
a.Iya
b.Tidak
1
0
Kuesioner Perilaku Hidup Sehat
No. Perilaku Penghuni Kriteria Jumlah Persen(%)
1 Membuka Jendela
kamar tidur
a. Tidak pernah dibuka
b. Kadang-kadang
c.Setiap hari dibuka
2 Menyapu dan
mengepel rumah
a.Seminggu
b.Tiap 3 hari
c.Setiap hari
3 Cara membuang tinja a.Ke sungai/kebun/kolam
b.Ke WC/Jamban
4 Pengelolaan sampah a.Dibuang ke sungai/kebun
b.Ke TPS/Petugas sampah
c.Dimanfaatkan/daur ulang
Tabel 13. Rekapitulasi kuesioner penyebab lain
No. Pertanyan Jawaban Jumlah Persen
97
1. Kenapa anda tidak
menerapkan hal tersebut
(yang terdapat dalam
kuesioner pengetahuan
tentang rumah sehat) dalam
kehidupan sehari-hari?
a.Kurang Biaya
b.Keadaan tempat tinggal/
geografi
c.Kurang mengerti tentang
rumah sehat
2. Apakah anda tahu bahwa
permasalahan di atas dapat
menimbulkan dampak yang
buruk bagi kesehatan?
a.Ya
b.Tidak
3. Apakah di dusun ini sering
dilakukan penyuluhan
tentang rumah sehat?
a.Ya
b.Tidak
4. Jika Ya, sebutkan
frekuensinya
a.<2x/tahun
b.2-3x/tahun
c.>3x/tahun
98
99
100