29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran lokasi Penelitian
4.1.1. Visi dan Misi
Visi :
“Terwujutnya Kecamatan Sukaraja Sehat ”
Misi :
1. Mengerakan pembangunan kecamatan sukaraja yang berwawasan
kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup
sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelanyanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan individu, keluaga dan
masyarakat berserta lingkungannya
4.2. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kemandirian dengan
kondisi fisik dan dukungan keluarga di Wilaya Kerja Puskesmas Cahaya
Negri KabupatenSelumaTahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada Januari
2015, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berdomisili
diwilaya kerja Puskesmas cahaya Negri Kabupaten Seluma 2014.
30
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel.
4.3. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi
dari variabel yang diteliti yang meliputi variabel independen ( Kondisi
fisik dan dukungan keluarga ) dan variabel dependen (Kemandirian Lansia)
sebagai berikut :
1. Kondisi Fisik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden
berdasarkan kondisi fisik lansia sebagai berikut :
Tabel 4.1Distribusi Responden Menurut Kondisi Fisik Diwilayah Kerja Puskesmas
Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.
No Kondisi Fisik Jumlah Persentase
1 Tidak
2 YA
Total 64 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat dari 64 responden yang berada di
wilaya kerja Puskemas Cahaya Negri Kabupaten seluma Tahun 2014 ,
terdapat .. responden (..%) dengan kategori ..., sedangkan .. responden
(..%) dengan kategori ....
31
2. Dukungan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi Dukungan keluarga
menurut responden sebagai berikut :
Tabel 4.2Distribusi Responden Menurut Dukungan keluarga di wilayah kerja Puskesmas
Cahaya Negri Kabupaten seluma tahun 2014.
No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase
1 Tidak
2 Ya
Total 64 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat dari 64 responden yang berada di
wilayah kerja Pukesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Kabupaten,
terdapat .. responden (..%) dengan kategori..., sedangkan .. responden (..
%) dengan kategori....
3. Kemandirian lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden
berdasarkan kemandirian lansia sebagai berikut :
Tabel 4.3Distribusi Responden Menurut Kemandirian lansia diwilayah kerja pukesmas
Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.
No Kemandirian lansia Jumlah Persentase
1 Ketegatungan total
2 Ketergantunga berat
3 Ketergantungan sedang
32
4 Ketergantungan ringan
5 Mandiri
Total 64 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat dari 64 lansia yang berada di wilayah
kerja puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Tahun 2014....
responden (..%) dengan kategori..., sedangkan .. responden (..%)
dengan kategori....
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yaitu Kondisi fisik, dukungan keluarga dengan kemandirian
lasia kerja Tahun 2014.
1. Hubungan Kondisi Fisik dengan Kemandirian Lansia
Dari penelitian yang dilakukan pada responden diwilaya kerja
Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4Distribusi Hubungan Kondisi fisik dengan dukungan keluarga
di wilayah kerja Pukesmas Cahaya Negri Kabupaten seluma Tahun 2014.
No Kemandirian
Kondisi FisikJumlah
p-value
Jml % Jml % Jml %
1
2
33
Total 15 100
Sumber : Hasil Olah Data 2015
Dari tabel 4.4 di atas diketahui dari 64 responden, ..(...%)
responden yang dikategorikan Kondisi fisik dengan Dukungan
keluarga, sedangkan .. (...%) responden yang dikategorikan
pengetahuan baik dengan tingkat motivasi tinggi.
Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p-value = ..... (><) a = 0,05 menunjukkan (ada /tidak ) hubungan
yang bermakna antara kondisi fisik dengan kemandirian di wilaya
kerja Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.
2. Hubungan Dukungan keluarga dengan Kemandirian Lansia
Dari penelitian yang dilakukan pada responden diwilaya kerja
Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5Distribusi Hubungan Dukungan keluarga dengan Kemandirian lansia
diwilaya kerja Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014
NoDukungan keluarga
Kemandirian lansiaJumlah
p-valueRendah Tinggi Jml % Jml % Jml %
1 Tidak Sesuai
2 Sesuai
Total 64 100
Sumber : Hasil Olah Data 2015
34
Dari tabel 4.4 di atas diketahui dari 64 responden, ..(...%)
responden yang dikategorikan dukungan keluarga tidak sesuai dengan
kemandirian lannsia, sedangkan .. (...%) responden yang
dikategorikan dukungan keluarga sesuai dengan kemandirian lansia.
Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p-value = ..... (><) a = 0,05 menunjukkan (ada /tidak ) hubungan
yang bermakna antara kondisi fisik dengan kemandirian diwilaya
kerja Puskesmas cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.
35
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Kondisi fisik
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan di wilaya kerja
Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014, terlihat dari 64
responden yang ada di Puskesmas Cahaya Negri terdapat ....responden (..%)
dengan kategori kondisi fisik kurang, sedangkan .. lansia (..%) dengan
kategori kondisi fisik....
Menurut Notoatmodjo (2003, dalam Wawan, 2010) Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Dari pengelaman dan penelitian teryata prilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang dimaksud dalam peneltian ini meliputi peran dan
fungsi perawat. Peran Perawat meliputi ( Pemberi asuhan keperawatan,
Avokat klien, Edukasi, Koordinator, Kolabolator, Konsultan, dan
Pembaharu), sedangkan fungsi perawat diantaranya ( Independen,
Dependen, dan interdependen).
5.2. Gambaran Dukungan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diwilaya kerja
Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Tahun 2014, terlihat dari 64
36
lansia yang ada di wilaya kerja Puskesmas Cahaya Negri
terdapat .. .responden (..%) dengan kategori...., sedangkan .. responden (..%)
dengan kategori......
Insentif Merupakan suatu penghargaan dari kinerja dengan
memberikan imbalan kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja.
Meskipun insentif diberikan kepada kelompok, mereka sering menghargai
prilaku individu. Insentif dirancang untuk meningkatkan motivasi dalam
bekerja (Wibowo, 2013).
Insentif yang diberikan kepada karyawan tertentu, karena
keberhasilan pertasi atas prestasinya. Menurut Pangabean ( 2002, dalam Edy
Sutrisno, 2009 ) Pemberian insentif (balas jasa) antara lain yaitu untuk
meningkatkan motivasi karyawan dalam upaya mencapai tujuan organisasi
dengan menawarkan finansial yang melebihi upah dan gaji dasar.
Insentif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan
perawat mengenai imbalan yang di terimanya baik berupa finansial ( baik
berupa bonus atau komisi ) maupun non finansial (Misalnya tersedianya
hiburan, pendidikan dan latihan, penghargaan berupa pujian atau pengakuan
atas hasil kerja yang baik, terjaminnya tempat kerja, terjaminnya
komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan).
37
5.3. Gambaran Kemandirian Lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan di wilaya kerja
Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma, terlihat dari 64 lansia yang
ada diruangan terdapat .. responden (..%) dengan kategori, sedangkan .. .. (..
%) dengan kategori ....
Kemandirian diartikan karekteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk
factor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan
tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2011).
Memotivasi seseorang menjadi suatu kekuatan,tenaga atau daya, atau
suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk
bergerak kearah tujuan tertentu, baik di sadari maupun tidak disadari.
(Hasibuan, 2010).
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dorongan yeng
berasal dari perawat untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung
jawab dan tugas perawat.
5.4. Hubungan Kondisi Fisik dengan Kemandirian Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kondisi fisik tentang peran dan fungsi dengan
kemandirian. Dimana terlihat bahwa responden mempunyai pengetahuan
yang rendah tentang fungsi perawat dalam pelayanan kesehatan, faktor yang
38
dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja dan faktor yang dapat
meningkatkan motivasi perawat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitri (2006) di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Jambi yang mendapatkan
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja perawat
dalam bekerja. Semakin tinggi pengetahuan responden maka semakin baik
kinerjanya dalam bekerja.
Hal ini juga selaras dengan teori Green (1980) dalam Notoatmodjo
(2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang tentang suatu
kegiatan dapat merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
menimbulkan perilaku untuk melakukan kegiatan tersebut.
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:127).
Motivasi seseorang akan mempengaruhi perilaku, dimana motivasi yang
rendah akan menyebabkan perilaku yang kurang baik pula. Perilaku yang
kurang baik menyebabkan kinerja seseorang menurun atau kurang baik.
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan pekerjaan. Dorongan
tersebut berasal dari diri responden untuk berperilaku dalam hal ini
39
memberikan pelayanan dengan baik. Hasil uraian kuesioner diketahui
pengetahuan responden masih rendah tentang fungsi perawat dalam
pelayanan kesehatan, faktor yang mempengaruhi motivasi dan faktor
yang dapat meningkatkan motivasi perawat.
Motivasi kerja perawat dalam melasanakan pekerjaan yang masih
rendah dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan. Karena perawat
yang kurang aktif dalam melakukan pekerjaan dapat mempengaruhi
kepuasan pasien yang datang ke Rumah Sakit seperti kurangnya
informasi yang diberikan perawat dan kurangnya pelayanan yang
diterima pasien. Motivasi kerja perawat yang rendah salah satunya
disebabkan oleh pengetahuan perawat tentang tugas dan fungsi perawat.
Untuk itu sangat diperlukan peningkatan pengetahuan perawat tentang
tugas dan fungsi perawat dalam melaksanakan pekerjaan serta faktor
yang dapat meningkatkan motivasi perawat. Peningkatan pengetahuan
dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan pada perawat yang
diadakan oleh pihak Rumah Sakit dengan tujuan agar dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan perawat mengerti mengenai tugas dan fungsi
perawat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
5.5. Hubungan dukungan keluaga dengan Kemandirian Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kompensasi dengan Dukungaan keluarga dimana
40
diketahui bahwa perawat yang menerima kompensasi dapat
meningkatkan motivasi kerja perawat.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Frederik Winslow
Taylor dalam Hasibuan (1990:187) mengemukakan bahwa manusia
mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya
adalah orang akan bekerja giat. Seseorang akan bekerja lebih semangat
jika ada imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.
Dan hasil penelitian yang dilakukan HenDra (2005) menyatakan bahwa
kader yang memperoleh kompensasi memiliki motivasi yang tinggi
dalam pekerjaannya.
Kompensasi yang diberikan bertujuan untuk memperoleh sumber
daya manusia berkualitas, mempertahankan karyawan, menjamin
keadilan, menghargai perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya-
biaya, dan memenuhi aturan legal. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa kompensasi yang diberikan dalam bentuk finansial dan
non finansial.
Reward yang diberikan dapat meningkatkan motivasi kerja
perawat, karena dengan adanya imbalan tersebut perawat merasa
termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pemberian reward dapat diberikan oleh Rumah Sakit berupa
insentif di luar gaji resmi, rumah dinas, kendaraan dinas, asuransi
kesehatan yang diberikan kepada perawat yang berprestasi. Imbalan
41
yang diberikan bertujuan untuk memperoleh sumber daya manusia
berkualitas, dan mempertahankan karyawan yang berprestasi. Dengan
adanya pemberian imbalan diharapkan dapat meningkatkan kinerja
perawat.
Pemberian imbalan akan dapat meningkatkan motivasi responden.
Karena adanya dorongan berupa pemberian imbalan dapat
meningkatkan motivasi perawat dalam bekerja. Hasil penelitian
diketahui sebagian responden dengan kompensasi rendah mempunyai
motivasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya
pemberian reward baik berupa finansial maupun non finansial
memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi perawat dalam
bekerja.
Pemberian imbalan dapat memacu peningkatan kinerja apabila
pemberian tersebut didasarkan atas prestasi kerja atau untuk kegiatan
tertentu yang jelas arah dan sasarannya dengan jumlah yang relatif
memadai sesuai dengan keadaan setempat. Pemberian imbalan dengan
cara ini akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerjanya
apabila diikuti dengan pemantauan dan bimbingan yang baik oleh
petugas kesehatan di tingkat atas. Dengan demikian untuk
meningkatkan motivasi perawat perlu adanya pemberian reward kepada
perawat yang berprestasi baik dalam bentuk finansial dan non finansial.
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di ruang Flamboyan RSUD Dr. M. Yunus bengkulu Tahun 2014 dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis univariat di ketahui bahwa responden yang di
kategori pengetahuan rendah adalah .. (...%) responden, di kategori
insentif tidak sesuai ada .. (...%) responden, dan ada .. (...%) responden
dengan motivasi rendah.
2. Dan dari hasi analisa bivariat didapatkan hasil, sebagai berikut :
a. Ada/tidak hubungan
b.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka beberapa saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Agar melakukan pelatihan secara berkala pada semua perawat
dengan tujuan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan perawat
guna meningkatkan motivasi perawat serta memberikan insentif baik
berupa finansial ( baik berupa bonus atau komisi ) maupun non
finansial (Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan latihan,
penghargaan berupa pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik,
terjaminnya tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara
43
atasan dan bawahan) untuk meningkatkan motivasi perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya .
2. Bagi Perawat
a. Agar mengikuti pelatihan-pelatihan dan agar perawat mengerti
mengenai peran dan fungsi perawat dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
b. Untuk meningkatkan motivasi perawat dapat dilakukan perubahan
sistem kerja yang dapat dilaksanakan dengan baik, besarnya
dukungan pihak manajemen RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam
pemberian insentif dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat
sehingga tingkat kepuasan perawat dan pasien diharapkan dapat
tercapai dengan maksimal.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat memberi masukan hal-hal apa saja yang telah
diteliti sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang motivasi pada perawat dengan variabel
lain selain dari variabel dalam penelitian ini.
Top Related